Professional Documents
Culture Documents
1. M. SOFYAN SM ( 200911068)
3. WASIS (200911086)
2010
1. Pengertian KB
2. Tujuan KB
3. Jenis KB
3.1 Pil KB
Efek samping : mual, muntah, pusing, bercak di wajah, kenaikan atau penurunan berat badan,
payudara terasa kencang, depresi. Wanita dengan tekanan darah tinggi dan penyakit jantung
dianjurkan tidak menggunakan pil KB ini.
Pil ini tidak berisi pil KB, tetapi glukosa atau pati/amilum. Penggunaan pil harus
tiap hari.
3.3 Suntikan
IUD berbentuk spiral, huruf T atau angka 7. Terbuat dari bahan plastik, logam,
logam anti karat, dan kombinasi plastik dengan logam. Dimasukkan kedalam rahim pada saat
wanita sedang mengalami menstruasi agar saat penebalan dinding rahim IUD tidak goyah.
Setiap 3 bulan sekali kedudukan IUD di cek agar tidak goyah. IUD tidak mengganggu
produksi ASI.
3.5 Kondom
Berfungsi menghalangi pertemuan sperma dan sel telur sehingga tidak terjadi
pembuahan.Penggunaannya akan lebih efektif jika digunakan bersama dengan spermasida.
3.6 Spermisida
Senyawa kimia terdapat dalam bentuk tablet, krim, jelly, dan busa berfungsi
membunuh sperma.
3.7 Tissue KB
3.8 Implan/susuk
Implan mempunyai cara kerja seperti pil KB. Disusupkan di bawah kulit lengan atas
sebelah dalam
Efek samping: perdarahan yang tak lama, rambut rontok, tidak haid,dan peningkatan berat
badan.Proses memasukkan tabung ini 1 X dan untuk 2-5 tahun. Bila ingin hamil kembali
hanya melepas implant ini.
Kontrasepsi alami
- Memberikan ASI secara eksklusif tanpa cairan/makanan apa pun kepada bayi, terutama
pada 6 bulan pertama, dapat mencegah terjadinya kehamilan. Selama memberikan ASI
prolactin akan menghambat estrogen untuk mematangkan ovum.
- Coitus Interruptus.
- Terapi hormone. Bisa untuk wanita dan pria dengan memakan bahan makanan yang
menghasilkan enzim yang dapat mencegah kehamilan sehingga bersifat KB. Contohnya dari
family Solanaceae, biji papaya (Carica papaya), lidah buaya (Aloe vera), dan nenas (Ananas
spp.)
Sistem BOR
Digunakan pada pria dan baru beberapa negara yang mempopulerkan diantaranya RRC,
INDIA,KOREA. Dilakukan dengan cara di bor dengan bor mata intan mulai bagian bawah
penis dekat pangkal skrotum sampai tembus saluran urethra dan dipasang penutup (prop dari
karet steril).
Sterilisasi
Pada wanita diikat/dipotong tuba falopii, sterilisasi ini dinamakan Tubektomi.
Sedangkan pada pria diikat/dipotong vas deferens, sterilisasi ini dinamakan
Vasektomi.
Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa Keluarga Berencana (KB) yang
dibolehkan syari`at adalah suatu usaha pengaturan/penjarangan kelahiran atau usaha
pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami-isteri karena situasi dan kondisi
tertentu untuk kepentingan (maslahat) keluarga. Dengan demikian KB disini mempunyai arti
sama dengan tanzim al nasl (pengaturan keturunan). Sejauh pengertiannya adalah tanzim al
nasl (pengaturan keturunan), bukan tahdid al nasl (pembatasan keturunan). dalam arti
pemandulan (taqim) dan aborsi (isqot al-haml), maka KB tidak dilarang. Pemandulan dan
aborsi yang dilarang oleh Islam disini adalah tindakan pemandulan atau aborsi yang tidak
didasari medis yang syari`i. Adapun aborsi yang dilakukan atas dasar indikasi medis, seperti
aborsi untuk menyelamatkan jiwa ibu atau karena analisa medis melihat kelainan dalam
kehamilan, dibolehkan bahkan diharuskan. Begitu pula dengan pemandulan, jika dilakukan
dalam keadaan darurat karena alasan medis, seperti pemandulan pada wanita yang terancam
jiwanya jika ia hamil atau melahirkan maka hukumnya mubah.
Dalil kebolehannya antara lain hadits dari sahabat Jabir RA yang berkata:
"Dahulu kami melakukan ¶azl [senggama terputus] pada masa Rasulullah SAWsementara Al-
Qur`an pada saat itu masih turun." (HR Bukhari)Hukum ¶Azl ini dapat diterapkan pada
penggunaan obat KB untuk mencegah kehamilan. Hadits ini menunjukkan kebolehan
mencegah kehamilan.Penggunaan alatkontrasepsi ini adalah salah satu cara untuk mencegah
kehamilan. Namun kebolehan ini agar tidak menimbulkan bahaya (dharar).
Kaidah fiqih menyebutkan :Adhdhararu yuzaal (Segala bentuk bahaya haruslah dihilangkan).
Ada lima 5 persoalan yang terkait dengan penggunaan alat kontrasepsi, yaitu :
Alat kontrasepsi yang dibenarkan menurut Islam adalah yang cara kerjanya mencegah
kehamilan (man’u al-haml), bersifat sementara (tidak permanen) dan dapat dipasang
sendiri orang yang bersangkutan atau oleh orang lain yang tidak haram memandang
auratnya atau oleh orang lain yang pada dasarnya tidak boleh memandang auratnya
tetapi dalam keadaan darurat ia dibolehkan. Selain itu bahan pembuatan yang
digunakan harus berasal dari bahan yang halal, serta tidak menimbulkan implikasi
yang membahayakan (mudlarat) bagi kesehatan.