Professional Documents
Culture Documents
Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di dalam tubuh, dimana tubuh
menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme.
Keseimbangan suhu tubuh diatur oleh hipotalamus
Adapun suhu tubuh normal menurut usia dapat dilihat pada tabel berikut:
Usia Suhu (derajat celcius)
3 bulan 37,5
6 bulan 37,5
1 tahun 37,7
3 tahun 37,2
5 tahun 37
7 tahun 36,8
9 tahun 36,7
11 tahun 36,7
13 tahun 36,6
Dewasa 36,4
> 70 Tahun 36,0
Tekanan Darah Manusia
Pada saat memeriksa tekanan darah, selain mencantumkan hasil, perlu juga dicatatkan posisi atau
keadaan saat pemeriksaan (tidur, duduk, berbaring, atau menangis). Posisi atau keadaan ini dapat
mempengaruhi tekanan darah.
Rangsangan saraf simpatis mempercepat laju denyut nadi, sedangkan rangsangan saraf parasimpatis
memperlambat denyut nadi. Pemeriksaan denyut nadi baik dilakukan pada posisi tidur dan istirahat.
Kita perlu mengetahui frekuensi nadi menurut umur untuk menentukan normal tidaknya denut nadi
orang tersebut. Berikut ini adalah tabel rata-rata denyut nadi menurut umur.
Umur Jumlah Nadi (n kali / Menit)
baru lahir 120-160
1-12 bulan 80-140
1-2 tahun 80-130
2-6 tahun 75-120
6-12 tahun 75-110
12-dewasa 60-100
Usia lanjut 60-70
Jika kita melakukan pemeriksaan nadi, biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan denyut jantung, untuk
mengetahui ketidak normalan denyut nadi terhadap denyut jantung. Dibawah ini adalah pola nadi
Pola nadi Deskripsi
Pulsus defisit: denyut jantung tidak adekuat untuk menimbulkan denyut nadi (denyut nadi tidak terasa)
sehingga kecepatan denyut jantung lebih tinggi daripada kecepatan denyut nadi.
Takikardia:
* Takikardia sinus
* takikardia supraventrikular paroksimal: :- frekuensi nadi meningkat, dalam keadaan takut, menangis,
aktivitas meningkat, atau demam yang menunjukkan penyakit jantung.
- denyut jantung cepat
:ditandai dengan variasi 10-15 denyutan dari menit ke menit
:denyut nadi sulit dihitung karena terlalu cepat(lebih dari 200 kali / menit) dan kecepatan nadi normal
sepanjang serangan
Bradikardia:
* brakikardia sinus dan brakikardia relatif: - frekuensi nadi lambat
- frekuensi jantung lambat
:denyutan nadi lebih sedikit dibandingkan kenaikan suhu.
Disritmia (aritmia ) sinus: denyut nadi tidak teratur, denyut nadi lebih cepat saat inspirasi dan lebih
lambat saat ekspirasi. sinus aritmia merupakan variasi normal pada anak saat tidur.
Pulsus bigeminus: nadi terasa sepasang-sepasang yang berhubungan dengan denyutan prematur
Pulsus trigeminus: nadi terasa tiga kelompok
Pulsus seler: nadi terasa sangat kuat dan turun dengan cepat akibat tekanan nadi( sistolik dan diastolik
jantung perbedaannya terlalu besar), dan apabila lemah menunjukkan adanya kegagalan dalam sirkulasi.
Pulsus parvus et tardus: amplitudo nadi lemah dan teraba lambat naik dapat terjadi pada stenosis aorta.
Pulsus alterans : denyut nadi berselang-seling kuat dan lemah dan kemungkinan menunjukkan
kemungkinan gagal jantung
Pulsus paradoksus: nadi terasa lemah saat inspirasi dan teraba normal/ kuat saar ekspirasi
Thready pulse: denyutan nadi cepat dan lemah menunjukkan adanya tanda shok, nadi sukar dipalpasi,
tampak muncul dan menghilang
Pulsus corrigan: denyut nadi kuat dan berdetak-detak disebabkan oleh variasi yang luas pada tekanan
nadi.
Untuk memeriksa denyut nadi kita dapat memeriksanya pada tempat-tempat berikut ini:
1. Arteri radalis: pada pergelangan tangan
2. Arteri temporalis: pada tulang pelipis
3. Arteri caratis: pada leher
4. Arteri femoralis: pada bagian selangkangan paha
5. Arteri dorsalis pedis: pada punggung kaki
6. Arteri politela: pada lipatan lutut
7. Arteri brachialis: pada siku bagian dalam
8. Ictus cordis: pada dinding iga 5-7
2. Moderate,sedang
3. Severe..parah
I. HIPOTERMI
a. Pengertian
Hipotermi merupakan keadaan suhu tubuh rendah dibawah batas normal yaitu 36,5oC.
Hal ini karena hilangnya panas secara cepat dari kulit yang basah. Pada bayi aterm sudah
menyimpan lemak dalam jaringan adiposa coklat dan dapat menggunakannya untuk
menghasilkan panas. Namun pada bayi preterm mempunyai jumlah lemak coklat yang lebih
sedikit sehingga dapat mengalami hipotermi.
b. Klasifikasi suhu tubuh abnormal
Anamnesis Pemeriksaan Klasifikasi
- Bayi terpapar suhu lingkungan yang rendah
- Waktu timbulnya kurang dari 2 hari - suhu tubuh 32 derajat celcius-36,4 derajat celsius
- gangguan napas
- Denyut jantung kurang dari 100 kali per menit
- Malas minum
- Letargi Hipotermia sedang
- Bayi terpapar suhu lingkungan yang rendah
- Waktu timbulnya kurang dari 2 hari - Suhu tubuh < 32 derajat celsius - Kulit teraba keras -
Napas pelan dan dalam - Tanda lain hipotermia sedang Hipotermia berat Tidak terpapar dengan
dingin atau panas yang berlebihan - suhu tubuh berfluktuasi antara 36 derajat celsius-39 derajat
celsius meskipun berada di suhu lingkungan yang stabil - Fluktuasi terjadi sesudah periode suhu
stabil Suhu tubuh tidak stabil c. Mekanisme kehilangan panas Kehilangan panas tubuh pada bayi
baru lahir dapat melalui beberapa mekanisme yaitu: 1) Konduksi Panas dihantarkan dari tubuh
bayi ke benda sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi (Pemindahan panas dari tubuh
bayi ke objek lain melalui kontak langsung). Contoh : - Menimbang bayi tanpa alas timbangan -
Tangan penolong yang dingin memegang BBL - Menggunakan stetoskop dingin untuk
pemeriksaan BBL. 2) Konveksi Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang
bergerak ( jumlah panas yang hilang tergantung kepada kecepatan dan suhu udara). Contoh : -
Membiarkan atau menempatkan BBL dekat jendela. - Membiarkan BBL di ruang yang terpasang
kipas angin. 3) Radiasi Panas dipancarkan dari BBL, keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih
dingin ( Pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda). Contoh : - BBL
dibiarkan dalam ruangan AC tanpa diberikan pemanas (Radiant Warmer). - BBL dibiarkan
dalam keadaan telanjang - BBL ditidurkan berdekatan dengan ruang yang dingin, misalnya dekat
tembok. 4) Evaporasi Panas hilang melalui proses penguapan tergantung kepada kecepatan dan
kelembaban udara (Perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadi uap). Evaporasi
dipengaruhi oleh : - Jumlah panas yang dipakai. - Tingkat kelembaban udara - Aliran udara yang
melewati c. Langkah preventif • Rawat bayi kecil di ruang yang hangat (tidak kurang 250Cdan
bebas dari aliran angin). • Jangan meletakkan bayi dekat benda yang dingin (misall dinding
dingin atau jendela) walaupun bayi dalam inkubatoratau di bawah pemancar panas • Jangan
meletakkan bayi langsung di permukaan yang dingin (mis. alasi tempat tidur atau meja periksa
dengan kain atau selimut hangat sebelum bayi diletakkan). • Pada waktu dipindahkan ke tempat
lain, jaga bayi tetap hangat dan gunakkan pemancar panas atau kontak kulit dengan perawat. •
Bayi harus tetap berpakaian atau diselimuti setiap saat, agar tetap hangat walau dalam keadaan
dilakukan tindakan. Misal bila dipasang jalur infus intravena atau selama resusitasi dengan cara :
o Memakai pakaian dengan mengenakan topi. o Bungkus bayi dengan pakaian yang kering dan
lembut dan selimuti. o Buka bagian tubuh yang diperlukan untuk pemantauan atau tindakan. •
Berikan tambahan kehangatan pada waktu dilakukan tindakan (mis. menggunakan pemancar
panas). • Ganti popok setiap kali basah. • Bila ada sesuatu yang basah ditempelkan di kulit (mis.
kain kasa yang basah) usahakan agar bayi tetap hangat. • Jangan memandikan bayi atau
menyentuh bayi dengan tangan dingin. • Ukur suhu tubuh sesuai jadwal pada tabel (lihat
lampiran) d. Manajemen hipotermi berat - Segera hangatkan bayi di bawah pemancar panas yang
telah dinyalakan sebelumnya, bila mungkin. Gunakan inkubator atau ruangan hangat. - Ganti
baju yang dingin dan basah. Beri pakaian yang hangat, pakai topi dan selimuti dengan seliut
hangat - Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi sering dirubah - Pasang infus -
Periksa glukose darah, tangani bila terdapat hipoglikemi - Nilai tanda kegawatan bayi (misalnya
gangguan napas, kejang atau tidak sadar) setiap jam dan nilai juga kemampuan minum setiap 4
jam sampai suhu tubuh kembali dalam batas normal - Anjurkan ibu menyusui segera setelah bayi
siap : • Bila bayi tidak dapat menyusu, beri ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif
cara pemberian minum • Bila bayi tidak dapat menyusu sama sekali, pasang pipa lambung dan
beri ASI peras begitu suhu tubuh bayi mencapai 35 derajat celius - Periksa suhu tubuh bayi
setiap jam. Bila suhu naik paling tidak 0,5 derajat celsius/jam berarti upaya menghangatkan
berhasil, kemudian lanjutkan dengan memeriksa suhu bayi setiap 2 jam - Periksa juga suhu alat
yang dipakai untuk menghangatkan dan suhu ruangan setiap jam. - Setelah suhu tubuh bayi
normal : • Lakukan perawatan lanjutan untuk bayi • Pantau bayi selama 12 jam kemudian, dan
ukur suhunya setiap 3 jam - Pantau bayi selama 24 jam setelah penghentian antibiotika. Bila
suhu bayi tetap dalam batas normal dan bayi minum dengan baik dan tidak ada masalah lain
yang memerlukan perawatan di RS, bayi dapat dipulangkan dan nesehati ibu bagaimana cara
menjaga bayi tetap hangat selama di rumah - Di RS : memakai matras pemanas yang dikontrol
dengan termostat pada suhu 37-38 derajat celsius untuk mengurangi kehilangan panas. Cegah
agar tidak terjadi hipertermia. Manajemen hipotermi sedang - Ganti pakaian yang dingin dan
basah dengan pakaian yang hangat, memakai topi dan selimuti dengan selimut hangat - Bila ada
ibu/pengganti ibu, anjurkan menghangatkan bayi dengan melakukan kontak kulit dengan kulit -
Bila ibu tidak ada : • Hangatkan kembali bayi dengan menggunakan pemancar panas. Gunakan
inkubator dan ruangan hangat • Periksa suhu alat penghangat dan suhu ruangan, beri ASI peras
dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum dan sesuaikan pengatur suhu •
Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi lebih sering dirubah - Anjurkan ibu untuk
menyusui lebih sering. Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI peras menggunakan salah
satu alternatif cara pemberian minum - Mintalah ibu untuk mengamati tanda kegawatan (misal
gangguan napas, kejang, tidak sadar) dan segera mencari pertolongan - Atasi hipoglikemia, bila
ada - Tagani bila ada gangguan napas - Periksa suhu tubuh bayi setiap jam, bila suhu naik 0,5
derajat celsius/jam berarti usaha menghangatkan berhasil, lanjutkan memeriksa suhu setiap 2 jam
- Bila suhu tidak naik atau naik terlalu pelan, kurang 0,5 derajat celsius, cari tanda sepsis -
Setelah suhu tubuh normal : • Lanjutkan perawatan lanjutan • Pantau bayi selama 12 ja
berikutnya, periksa suhu setiap 3 jam - Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum
dengan baik serta tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di RS, bayi dapat
dipulangkan. Nasehatkan ibu cara menghangatkan bayi di rumah Berat badan Suhu kamar bayi 1
– 1,5 kg 34 - 35 derajat celsius 1,5 – 2 kg 32 – 34 derajat celsius 2 – 2,5 kg 30 – 32 derajat
celsius > 2,5 kg 28 – 30 derajat celsius
II. HIPERTERMI
a. Pengertian
Peningkatan suhu tubuh yang disebabkan oleh suhu lingkungan yang berlebihan, infeksi,
dehidrasi atau perubahan mekanisme pengaturan panas sentral yang berhubungan dengan trauma
lahir pada otak atau malformasi.
b. Penyebab
Suhu lingkungan yang terlalu panas dapat disebabkan oleh suhu inkubator yang terlalu tinggi,
radiasi sinar matahari pada waktu bayi berada dalam inkubator, terlalu banyak dan terlalu panas
dalam dalam tempat tidur bayi atau berada dekat radiator panas dan sebagainya.
Bayi hipotermia adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal. Suhu normal pada bayi neonatus
adalah adalah 36,5-37,5 derajat Celsius (suhu ketiak). Gejala awal hipotermi apabila suhu kurang dari 36
derajat Celsius atau kedua kaki dan tangan teraba dingin.
Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah mengalami hipotermi sedang (suhu 32–36 derajat
Celsius). Disebut hipotermi berat bila suhu < 32 derajat Celsius, diperlukan termometer ukuran rendah
(low reading thermometer) yang dapat mengukur sampai 25 derajat Celsius.
Gejala
Adapun beberapa gejala hipotermi yang biasa ditemukan pada bayi baru lahir adalah:
Luas permukaan tubuh pada bayi baru lahir (utamanya jika berat badannya rendah), relatif lebih besar
dibandingkan dengan berat badannya sehingga panas tubuhnya cepat hilang.
Nah, pada cuaca dingin, suhu tubuh bayi cenderung menurun. Hal itu lah yang memungkinkan
terjadinya hipotermia. Yang dapat Moms lakukan adalah mengenali gejala-gejalanya dan memberikan
pertolongan pertama yang tepat. Langkah sederhana yang bisa dilakukan adalah menghangatkan tubuh
si bayi dengan metoda kanguru yakni mendekap bayi di dada ibu dan keduanya diselimuti.
Kenali Sebabnya!
Berdasarkan kejadiannya, hipotermia dibagi atas:
1. Hipotermia sepintas, yaitu penurunan suhu tubuh 1–2 derajat Celsius sesudah lahir. Suhu tubuh akan
menjadi normal kembali sesudah bayi berumur 4-8 jam, bila suhu lingkungan diatur sebaik-baiknya.
Biasanya hal ini terdapat pada BBLR, hipoksia (suatu keadaan dimana suplai oksigen tidak mencukupi
untuk keperluan sel, jaringan atau organ), ruangan tempat bersalin yang dingin, bila bayi tidak segera
dibungkus setelah lahir, terlalu cepat dimandikan (kurang dari 4 jam sesudah lahir), dan pemberian
morfin pada ibu yang sedang bersalin.
2. Hipotermia akut terjadi bila bayi berada di lingkungan yang dingin selama 6-12 jam. Umumnya
terdapat pada bayi dengan BBLR di ruang tempat bersalin yang dingin, inkubator yang tidak cukup
panas, kelalaian terhadap bayi yang akan lahir, yaitu diduga mati dalam kandungan tetapi ternyata
hidup dan sebagainya. Gejalanya adalah lemah, gelisah, pernapasan dan bunyi jantung lambat serta
kedua kaki dingin.
Terapi yang dilakukan adalah dengan segera memasukkan bayi ke dalam inkubator yang suhunya telah
diatur menurut kebutuhan bayi dan dalam keadaan telanjang supaya dapat diawasi dengan teliti.
3. Hipotermia sekunder. Penurunan suhu tubuh yang tidak disebabkan oleh suhu lingkungan yang
dingin, tetapi oleh sebab lain seperti sepsis, sindrom gangguan pernapasan dengan hipoksia atau
hipoglikemia, perdarahan intra-kranial tranfusi tukar, penyakit jantung bawaan yang berat, dan bayi
dengan BBLR serta hipoglikemia. Pengobatannya ialah dengan mengobati penyebabnya, misalnya
dengan pemberian antibiotik, larutan glukosa, oksigen, dan sebagainya.
Pemeriksaan suhu tubuh pada bayi yang sedang mendapat tranfusi tukar harus dilakukan beberapa kali
karena hipotermia harus diketahui secepatnya. Bila suhu tubuh bayi sekitar 32 derajat Celsius, tranfusi
tukar harus dihentikan untuk sementara waktu sampai suhu tubuh menjadi normal kembali.
4. Cold injury, yaitu hipotermia yang timbul karena terlalu lama dalam ruangan dingin (lebih dari 12
jam). Gejalanya ialah lemah, tidak mau minum, badan dingin, suhu berkisar antara 29,5–35 derajat
Celsius, tak banyak bergerak, edema, serta kemerahan pada tangan, kaki, dan muka seolah-olah bayi
dalam keadaan sehat; pengerasan jaringan subkutis.
Bayi seperti ini sering mengalami komplikasi infeksi, hipoglikemia, dan perdarahan. Pengobatannya ialah
dengan memanaskan secara perlahan-lahan, antibiotik, pemberian larutan glukosa 10 persen, dan
kortikosteroid. (Sumber: Tabloid Mom/Kiddie)
Bayi hipotermia adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal. Suhu normal pada bayi neonatus
adalah adalah 36,5-37,5 derajat Celsius (suhu ketiak). Gejala awal hipotermi apabila suhu kurang dari 36
derajat Celsius atau kedua kaki dan tangan teraba dingin.
Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah mengalami hipotermi sedang (suhu 32–36 derajat
Celsius). Disebut hipotermi berat bila suhu < 32 derajat Celsius, diperlukan termometer ukuran rendah
(low reading thermometer) yang dapat mengukur sampai 25 derajat Celsius.
HIPOTERMIA
Suhu normal pada neonatus berkisar antara 360C – 37,50C pada suhu ketiak. Gejala awal hipotermia
apabila suhu < 360C atau kedua kaki dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi teraba
dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 32 0C – <360C). Disebut hipotermia
berat bila suhu tubuh < 320C. Untuk mengukur suhu tubuh pada hipotermia diperlukan termometer
ukuran rendah (low reading termometer) sampai 250C. Disamping sebagai suatu gejala, hipotermia
dapat merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian.
Yang menjadi prinsip kesulitan sebagai akibat hipotermia adalah meningkatnya konsumsi
oksigen (terjadi hipoksia), terjadinya metabolik asidosis sebagai konsekuensi glikolisis
anaerobik, dan menurunnya simpanan glikogen dengan akibat hipoglikemia. Hilangnya kalori
tampak dengan turunnya berat badan yang dapat ditanggulangi dengan meningkatkan intake
kalori.