You are on page 1of 12

MAKALAH

KECERDASAN BUATAN

NAMA :MARIA P.SERAN


NIM : 0806083255
SEMESTER : VII
JURUSAN : ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


KUPANG
2010
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih karunia dan hikmat

akal budi dari pada-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Kecerdasan Buatan tepat

pada waktunya.

Saya sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan karena kami masih

dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat di harapkan

dari dosen dan teman-teman sekalian demi kesempurnaan makalah ini.

Kupang , September 2010

penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kecerdasan Buatan (bahasa Inggris: Artificial Intelligence atau AI) didefinisikan sebagai

kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatu entitas buatan. Sistem seperti ini umumnya dianggap

komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat

melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang

menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan komputer (games), logika

fuzzy, jaringan syaraf tiruan dan robotika.

Banyak hal yang kelihatannya sulit untuk kecerdasan manusia, tetapi untuk Informatika relatif

tidak bermasalah. Seperti contoh: mentransformasikan persamaan, menyelesaikan persamaan

integral, membuat permainan catur atau Backgammon. Di sisi lain, hal yang bagi manusia

kelihatannya menuntut sedikit kecerdasan, sampai sekarang masih sulit untuk direalisasikan

dalam Informatika. Seperti contoh: Pengenalan Obyek/Muka, bermain sepak bola.

Kecerdasan buatan merupakan bagian dari ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer)

dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia (kusumadewi, 2003).

Kecerdasan buatan mengembangkan perangkat lunak dan perangkat keras untuk menirukan

tindakan manusia. Aktifitas manusia yang ditirukan seperti: penalaran, penglihatan,

pembelajaran, pemecahan masalah, pemahaman bahasa alami dan sebagainya. Teknologi

kecerdasan buatan dipelajari dalam bidang - bidang seperti:


1. Sistem pakar (expert system) : komputer sebagai sarana untuk menyimpan pengetahuan

para pakar sehingga komputer memiliki keahlian menyelesaikan permasalahan dengan

meniru keahlian yang dimiliki pakar.

2. Pengolahan bahasa alami (natural language processing) : user dapat berkomunikasi

dengan komputer menggunakan bahasa sehari-hari, misal bahasa inggris, bahasa

indonesia, bahasa jawa, dll

3. Pengenalan ucapan (speech recognition) : manusia dapat berkomunikasi dengan

komputer menggunakan suara.

4. Robotika & sistem sensor

5. Computer vision : menginterpretasikan gambar atau objek-objek tampak melalui

komputer

6. Intelligent computer-aided instruction : komputer dapat digunakan sebagai tutor yang

dapat melatih & mengajar

7. Game playing
BAB II

ISI

A. SEJARAH KECERDASAN BUATAN

Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) adalah kecerdasan yang

ditunjukkan oleh suatu entitas buatan. Sistem seperti ini umumnya dianggap

komputer.

Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer)

agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa

macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakar,

permainan komputer (games), logika fuzzy, jaringan syaraf tiruan dan robotika.

Pada tahun 1736 seorang penemu dari perancis, Jacques de Vaucanson(1709-

1782) membuat suatu mesin pemain seruling berukuran seperti seorang manusia

yang dapat memainkan 12 melodi nada. Tidak hanya itu, mekanik tersebut juga

dapat memindahkan bibir dan lidahnya secara nyata untuk mengontrol arus dari

angin ke dalam seruling.

Pada tahun 1774 seorang penemu dari perancis, Pierre Jacques Drotz

mencengangkan masyarakat Eropa dengan suatu automation berukuran sekitar

seorang anak laki-laki yang dapat duduk dan menulis suatu buku catatan.

Penemuan ini kemudian dilanjutkan dengan yang lainnya, yaitu automation yang

berupa seorang gadis manis yang dapat memainkan harpsichord. Semuanya

masih merupakan proses mekanik yang melakukan gerak dengan telah ditentukan

terlebih dahulu.
Pada tahun 1769, dataran Eropa dikejutkan dengan suatu permainan catur

yang dapat menjawab langkah langkah permainan catur yang belum ditentukan

terlebih dahulu. Mesin ini disebut dengan Maelzel Chess Automation dan dibuat

oleh Wolfgang Von Kempelan (1734-1804) dari Hungaria. Akan tetapi mesin ini

akhirnya terbakar pada tahun 1854 di Philadelphia Amerika Serikat. Banyak

orang yang tidak percaya akan kemampuan mesin tersebut. Dan seorang penulis

dari Amerika Serikat, Edgar Allan Poe (1809-1849) menulis sanggahan terhadap

mesin tersebut, dia dan kawankawannya ternyata benar, bahwa mesin tersebut

adalah tipuan, dan kenyataannya bukanlah aoutomation, tetapi merupakan

konstruksi yang sangat baik yang dikontrol oleh seorang pemain catur handal

yang bersembunyi di dalamnya.

Pada tahun 1914, didemonstrasikan untuk pertama kalinya sebuah mesin

permainan catur. Penemu mesin ini adalah Leonardo Torres Y Quevedo, direktur

dari Laboratorio de Automatica di Madrid, Spanyol. Beberapa tahun kemudian,

ide permainan catur dikembangkan dan diterapkan di komputer oleh Arthur L.

Samuel dari IBM dan dikembangkan lebih lanjut oleh Claude Shannon.

Pada abad ke 20, Automation sudah banyak dikembangkan dan

diterapkan terutama pada Angkatan bersenjata Amerika Serikat, berupa program-

program sudah mencapai pada tahap yang dapat dikatakan fantastis, terutama di

bidang-bidang berikut:

a. - Game Playing
b. - General Problem Solving

c. - Natural Language Recognition

d. - Speech Recognition

e. - Visual Recognition

f. - Robotics

g. - Sistem Pakar

B. PERKEMBANGAN KECERDASAN BUATAN DI INDONESIA

Sampai saat ini, belum ada data yang dapat memberikan kepastian mengenai kapan

kecerdasan buatan mulai dikembangkan di Indonesia. Namun mulai tahun 80-an,

kebijakan nasional dalam pengembangan riset teknologi telah memberikan dukungan

pada litbang permesinan otomatis dalam rangka mencermati dan menunjang Sumber

Daya Manusia Indonesia yang memiliki minat dan kemampuan untuk menguasai

teknologi robot. Salah satu wujud konkretnya adalah dikembangkannya sejumlah

laboratorium, seperti MEPPO (Mesin Perkakas Teknik Produksi dan Otomatis) yang

diprakarsai oleh BPPT bekerjasama dengan ITB, Industri strategis, serta LET

(Laboratorium Elektronika Terapan) di LIPI. Sejak dikembangkannya sejumlah

laboratorium tersebut, beraneka macam permesinan otomatis / robot telah berhasil

dikembangkan, diproduksi, serta dikomersilkan oleh berbagai industri, baik industri

strategis maupun industri lainnya di Indonesia. Bahkan dalam pengembangan robot


terbaru saat ini, telah dikembangkan jenis robot yang memiliki kemampuan untuk

mengontrol seluruh sistem operasi suatu pabrik. Sejak tahun 80an, pendayagunaan dan

pemanfaatan permesinan otomatis telah dilakukan terutama melalui sejumlah industri

strategis, diantaranya: PT PINDAD (sistem, peralatan, dll.), PT LEN Industri (IT,

perangkat lunak, komputasi), dll.

Kontes Robot Indonesia pertama kali diselenggarakan oleh Depdiknas tahun

1990. Sebelas tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 2001, salah satu perwakilan dari

Indonesia, yaitu tim B-Cak dari PENS-ITS telah berhasil mencapai prestasi yang

spektakuler, yakni dengan keluar sebagai Juara Pertama pada Asia Pasific Broadcasting

(ABU) Robocon yang diselenggarakan di Tokyo. Pada tahun 2001 juga, Kementerian

Ristek bersama dengan Depdiknas telah mempromosikan juara Kontes Robot Indonesia

dalam pameran Ristek tahunan yaitu RITECH EXPO (Research, Inovation, Technology

Expo) yang diselenggarakan di Balai Sidang Jakarta. Dalam pameran tersebut terlihat

respon positif dan antusiasme dari masyarakat.

Menjelang Kontes Robot Indonesia 2004, Kementerian Ristek bekerjasama

dengan Departemen Pendidikan Nasional - Fakultas Teknik Universitas Indonesia telah

menyelenggarakan semiloka (seminar dan lokakarya) dengan tema "Peluang dan

Tantangan Teknologi Robot di Indonesia". Semiloka ini diselenggarakan dengan tujuan

mempertemukan pihak - pihak yang berkepentingan dalam rangka pengembangan

teknologi robot, agar para stakeholders tersebut dapat saling berbagi informasi terbaru

dan berbagi pemahaman mengenai isu-isu teknologi robot yang sedang berkembang saat

itu. Sasaran yang ingin di capai dengan semiloka ini adalah terdifusinya teknologi robot

ke kalangan mahasiswa agar dapat memperoleh informasi mengenai kebijakan-

kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah serta kebutuhan industri dalam pemanfaatan
dan pendayagunaan robot. Disisi lain, pihak industri bisa mendapatkan informasi dan

gambaran mengenai pemanfaatan dan pendayagunaan robot untuk keperluan dan

kepentingan industry, serta prospek dan kemampuan para mahasiswa dalam

mengembangkan teknologi robot.

C. PERTIMBANGAN KECERDASAN BUATAN DI MASA MENDATANG

Perkembangan kecerdasan buatan atau inteligensi artifisial (IA) memberi arah

bahwa supaya komputer masa depan yamg dijalankan dengan program IA mampu

menirukan kemampuan otak manusia seperti menalar, mengenali pola, melakukan

generalisasi, swatata (selforganized), memori asosiatf ,dll. Untuk mencapai tujuan itu

ilmuwan meneliti cara kerja otak dan arsitektur otak manusia.

Berdasarkan hasil penelitian itu dibangun model matematik neuron serta susunan

neuron (arsitekturnya) yang dapat melakukan fungsi pengenalan pola, generalisasi,

memori asosiatif, swatata, dll. Fungsi otak itu dapat disimulasikan dan dikenal sebagai

Jaringan Neural Artifisial (JNA) atau Jaringan Sel Saraf Tiruan (JST). Selain itu dapat

juga dibangun perangkat keras yang disebut neural chip yang menirukan fungsi neuron

dan dapat disusun menjadi neural card yang dapat dipasang dalam komputer sehingga

berlaku sebagai ko-prosesor untuk menangani masalah IA. Proses penalaran dapat ditiru

dengan membangun motor inferensi (search engine) serta basis kaidah atau kaidah samar

yang dapat mencari solusi suatu permasalahan melalui penerapan kaidah dan proses

pencarian solusi. Perkembangan selanjutnya menyatakan bahwa kaidah dapat dipetakan

ke jaringan neural.

Perkembangan itu memungkinkan terbentuknya komputer yang berlandaskan

jaringan neural. Untuk dapat menirukan otak manusia diperkirakan diperlukan jumlah

neuron yang sangat banyak yaitu sekitar 1011 dan jumlah sinapsis sekitar 1015 sehingga
teknologi mikroprosesor yang sekarang belum mampu melaksanakannya, diperkirakan

kita harus beralih ke teknologi fotonik dan komputer optik untuk melaksanakannya.

Perkembangan lain yang menarik perhatian ilmuwan ialah berkembangnya komputer

kuantum yang diperkirakan mempunyai kemampuan lebih besar dalam mensimulasikan

proses alam dan dalam komputer kuantum. Logika samar yang biasa dipakai oleh

manusia dapat diproses secara alamiah karena qubit (quantum bit) dapat disuperposisikan

untuk merepresentasikan keadaan samar atau pernyataan samar.

Di masa depan tentu komputer seperti itu akan tersambung dengan sensor dan

aktuator atau dibangun sebagai robot yang manusiawi. Robot tsb. dapat berkomunikasi,

berpikir dan berprilaku seperti manusia.


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

 Kecerdasan Buatan adalah teknologi yang mensimulasikan kecerdasan manusia, yaitu

bagaimana mendefinisikan dan mencoba menyelesaikan persoalan menggunakan

komputer dengan meniru bagaimana manusia dengan cepat.

 Tujuan dari sisi teknologi dari kecerdasan buatan adalah untuk menyelesaikan

permasalahan nyata dan dari sisi ilmiah kecerdasan buatan adalah untuk menjelaskan

variasi kecerdasan.

 Kecerdasan Buatan merupakan gudang untuk menjawab pertanyaan tradisional yang

biasa ditanyakan oleh ahli bahasa,filosofi, dokter,dsb.Sehingga dengan demikian dapat

membantu kita menjadi lebih pintar.

 Perkembangan kecerdasan buatan atau inteligensi artifisial (IA) memberi arah bahwa

supaya komputer masa depan yamg dijalankan dengan program IA mampu menirukan

kemampuan otak manusia seperti menalar, mengenali pola, melakukan generalisasi,

swatata (selforganized), memori asosiatf ,dll. Untuk mencapai tujuan itu ilmuwan

meneliti cara kerja otak dan arsitektur otak manusia.

Daftar Pustaka

 Makalah IF2091 Struktur Diskrit, Ni Made Satvika Iswari 2009

 Kontribusi Fisika Indonesia, The Houw Liong FMIPA ITB, 2002

You might also like