You are on page 1of 6

MUHAMMAD ‘AUNUL HAQ

09.23.332

Real Time Gross Settlement (RTGS)

A. Pengertian

System BI-RTGS adalah penyelesaian akhir transaksi pembayaran yang dilakukan


per transaksi dan bersifat real time (electonicallly processed), dimana rekening peserta
dapat didebit/dikredit berkali-kali dalam sehari sesuai dengan perintah pembayaran dan
penerimaan pembayaran.

Dengan sistem BI-RTGS, pesrta pengirim melalui terminal RTGS


ditempatnyamentransmisikan transaksi pembayaran ke pusat pengolahan sistem RTGS
(RTGS Central Computer) di BI untuk proses settlement. Jika proses settlement berhasil,
transaksi pembayaran diteruskan secara otomatis dan elektronis kepada peserta
penerima. Keberhasilan proses settlement tergantung dari kecukupan saldo peserta
pengirim karena dalam sisitem BI-RTGS peserta hanya diperbolehkan untuk mengkredit
peserta lain. Dengan kata lain, peserta BI-RTGS harus meyakinkan bahwa saldo
rekeningnya di BI cukup sebelum peserta tersebut melaksanakan transfer ke peserta
BIRTGS lainnya.

B. Tujuan BI-RTGS

1. Menyediakan sarana transfer dana antar peserta yang lebih cepat, efisien,
andal dan aman
2. Kepastian settlement dapat diperoleh dengan lebih segera (irrevocable dan
unconditional)
3. Menyediakan informasi rekening peserta secara realtime dan menyeluruh
4. Meningkatkan disiplin dan profesionalisme peserta dalam mengelola
likuiditasnya
5. Mengurangi risiko-risiko settlement
C. Mekanisme Settlement Saat Ini

Saat ini terdapat 2 macam mekanisme penyelesaian antar bank, yaitu melalui kliring
atau sistem BI-RTGS. berbeda dengan sistem BI-RTGS yang mengunakan metode gross
settlement dimana setiap transaksi diperhutangkan secara individual, maka kliring
menggunakan metode net settlement dalam rangka penyelesaian akhir. Net settlement
adalah proses penyelesaian akhir transaksi-transaksi pembayaran kewajiban pembayaran
dengan hak-hak penerimaan sehingga hanya ada 1 net hak atau kewajiban yang akan di
setlle untuk masing-masing rekening bank.

D. Karakteristik Sistem BI-RTGS

Sistem BI-RTGS merupakan sistem RTGS yang kedelapan yang digunakan oleh
negara-negara dilingkungan EMEAP countries (Executives Meeting of East Asia Pacific
Central Bankers) setelah tujuh Negara lain yakni Tailand, Hongkong, Singpore, Malaysia,
Korea Selatan, Australia Dan New Zealand telah terlebih dahulu memberlakukan sistem
RTGS.

Implementasi sistem BI-RTGS dilakukan secara bertahap. Untuk tahap pertama, BI


mewajibkan bank-bank yang beroperasi di Jakarta untuk menjadi peserta sistem BI-
RTGS. Sedangkan tahap berikutnya, sistem BI-RTGS diimplementasikan di wilayah KBI
(kantor Bank Indonesia). Sampai saat ini, sistem BI-RTGS telah diimplementaskan
diseluruh Indonesia dengan jumlah seluruh peserta sebanyak kurang lebih 150 (non BI)

Berikut adalah karakteristik-karakteristik sistem BI-RTGS :

a) V-SHAPED STRUCTURE

Sebagaimana digunakan oleh sebagian besar sistem RTGS di dunia, BI-RTGS juga
menggunakan V-shaped structure dalam pengiriman message dari peserta pengirim
kepada peserta penerima melalui Bank Indonesia sebagai penyelenggara BI-RTGS
dibawah ini.

Dalam struktur ini, seluruh informasi yang terkandung dalam suatu transaksi akan
dikirimkan oleh peserta pengirim kepada RTGS Central Computer (RCC) dan akan
diteruskan kepada peserta penerima apabila transfer sudah di-settle oleh Bank Indonesia.
b) PESERTA BI-RTGS

Jumlah keseluruhan peserta langsung Sistem BI-RTGS saat ini berjumlah 150 yang
terdiri 149 bank dan 1 non bank. Sedangkan jumlah peserta tidak langsung terdiri dari 3
bank. Jumlah peserta Sistem BI-RTGS tersebut akan terus berkembang. Peserta dalam
penyelenggaraan sistem BI-RTGS dibedakan menjadi 2, yaitu peserta langsung dan
peserta tidak langsung.

E. Mekanisme Transfer Dana BI-RTGS

Secara umum dapat digambarkan bahwa mekanisme transfer dana antar peserta BI-
RTGS adalah sebagai berikut:

1. Peserta pengirim menginput credit transfer ke dalam terminal RTGS (RT) untuk
selanjutnya ditransmisikan ke RCC di Bank Indonesia.
2. Selanjutnya, RCC memproses credit transfer dengan mekanisme sebagai berikut :
 Mengecek kecukupan saldo apakah saldo rekening giro peserta pengirim lebih
besar dari atau sama dengan nilai nominal credit transfer.
 Jika saldo rekening giro peserta pengirim mencukupi akan dilakukan posting
secara simultan pada rekening giro peserta pengirim dan rekening giro peserta
penerima.
 Jika saldo rekening giro peserta pengirim tidak mencukupi, credit transfer
tersebut akan ditempatkan dalam antrian (queue) sistem BI-RTGS.
3. Informasi credit transfer yang telah diselesaikan (settled) akan ditransmisikan secara
otomatis oleh RCC ke RT peserta pengirim dan RT peserta penerima.

F. Risiko-risiko Pembayaran

Secara umum terdapat dua jenis risiko dalam sistem pembayaran yakni risiko kredit
dan risiko likuiditas. Risiko kredit adalah risiko dimana counterparty tidak dapat memenuhi
kewajibannya untuk membayar secara penuh baik pada saat jatuh tempo maupun pada
saat sesudahnya. Termasuk dalam kategori risiko ini adalah unrealized gains atas
kontrak-kontrak yang gagal dilaksanakan (replacement cost risk) dan yang lebih parah lagi
adalah risiko tidak terbayarnya suatu transaksi secara keseluruhan (principal risk).
Sedangkan risiko likuiditas adalah risiko dimana counterparty tidak mampu
membayar secara keseluruhan pada saat jatuh tempo melainkan membayar sesudah
jatuh tempo. Hal ini tentu akan dapat menimbulkan kesulitas likuiditas bagi peserta
penerima yang pada gilirannya nanti mungkin akan meningkatkan cost of fund dari peserta
karena harus mencari dari money market dengan cepat.

Selain risiko-risiko di atas, Bank Indonesia sebagai pengawas sistem pembayaran di


Indonesia juga sangat concern terhadap systemic risk yang mungkin dapat timbul pada
sistem pembayaran di Indonesia. Systemic risk adalah risiko kegagalan salah satu peserta
dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo sehingga menyebabkan peserta lain
juga mengalami kesulitan likuiditas yang pada gilirannya menjadi tidak mampu memenuhi
kewajiban-kewajibannya. Kegagalan tersebut, dalam kondisi yang sangat ekstrem,
mungkin akan dapat memicu kesulitan finansial yang lebih luas yang dapat mengancam
stabilitas sistem pembayaran atau bahkan stabilitas suatu perekonomian secara
keseluruhan.

Berkaitan dengan risiko-risiko sistem pembayaran tersebut di atas, dengan


diimplementasikannya sistem BI-RTGS diharapkan akan dapat memperkecil kemungkinan
terjadinya risiko-risiko dimaksud. Dengan kemampuannya untuk melakukan transfer
secara real time dan terus menerus selama window time, BI-RTGS akan mampu
mengurangi bahkan mengeliminir risiko-risiko dalam proses settlement karena transaksi
akan dijalankan apabila saldo rekening peserta di BI mencukupi. Dengan sistem BI-RTGS,
apabila saldo peserta mencukupi maka peserta dapat segera melakukan settlement saat
itu juga kepada peserta lain yang selanjutnya akan mengkredit rekening nasabah
sehingga dananya dapat segera langsung digunakan oleh nasabah yang bersangkutan.

Selain itu, dengan implementasi sistem BI-RTGS diharapkan akan mampu


memenuhi kebutuhan berbagai pihak terhadap tersedianya mekanisme pembayaran yang
sangat cepat yang dibutuhkan oleh transaksi yang mensyaratkan DVP seperti transaksi
jual beli saham dan securities paper lainnya. Dalam transaksi ini, transfer dana melalui BI-
RTGS (the payment leg) akan dapat dikoordinasikan dengan final transfer of assets
(delivery leg) sehingga terjadi match antara penyerahan aset dengan pembayaran. Hal ini
sangat penting untuk menurunkan risiko dalam pasar-pasar sekuritas tersebut.
Dapat ditambahkan bahwa dengan implementasi sistem BI-RTGS ini maka
diharapkan systemic risk akan dapat dikurangi melalui tiga cara. Pertama, penurunan
secara signifikan intraday interbank exposure akan dapat mengurangi kemungkinan
ketidakmampuan suatu peserta dalam menutup kerugian atau menutup kekurangan
likuiditas karena peserta lain tidak mampu memenuhi kewajibannya. Kedua, sistem BI-
RTGS akan dapat mencegah kemungkinan terjadinya unwinding payment yang dapat
merupakan penyebab terjadinya systemic risk dalam net settlement. Ketiga, karena
peserta dapat melakukan settlement setiap saat selama window time, maka waktu
settlement tidak lagi hanya terfokus pada suatu waktu tertentu saja. Hal ini akan
memberikan waktu yang cukup bagi peserta untuk menyelesaikan kesulitan likuiditasnya
dengan cara meminjam dari peserta lain atau menunggu incoming transfer dari peserta
lain.

G. Window Time

Waktu transfer antar peserta untuk kepentingan nasabah saat ini dibatasi mulai
pk.06.30 - 16.30 WIB. Window time tersebut diharapkan akan dapat memberikan
keleluasaan kepada pelaku ekonomi di seluruh Indonesia yang terdiri dari 3 zona waktu
untuk bertransaksi dengan lebih lancar.
Meskipun demikian, apabila dalam kasus-kasus tertentu diperlukan window time
yang lebih lama, Bank Indonesia dapat melakukan perpanjangan untuk mengakomodasi
kebutuhan perpanjangan tersebut

H. Implementasi Sistem BI-RTGS di KBI

Setelah implementasi sistem BI-RTGS tahap-I di wilayah KPBI berjalan dengan baik,
pada tahun 2001 secara bertahap sistem BI-RTGS diimplementasikan di wilayah KBI.
Pengintegrasian sistem BI-RTGS di KP dan KBI ini akan menghapus rekening giro peserta
yang ada di KBI sehingga hanya ada 1 rekening giro peserta di KP Bank Indonesia.
Manfaat pemberlakuan CSA bagi peserta sistem BI-RTGS antara lain:

1. Memudahkan peserta dalam melakukan kontrol terhadap posisi likuiditasnya.


2. Money in transit yang mungkin terjadi pada saat peserta melakukan transfer ke
cabang-cabang akan dapat dihilangkan sehingga cost of fund peserta akan dapat
diturunkan.
3. Membantu peserta dalam mengelola dananya secara efektif dan efisien. Sedangkan
bagi Bank Indonesia, pemberlakuan CSA akan memberikan manfaat dalam hal:

 Memudahkan Bank Indonesia untuk memantau ketaatan peserta dalam


memenuhi kebutuhan Giro Wajib Minimum (GWM).
 Bank Indonesia juga akan lebih mudah dalam memantau likuiditas peserta
karena posisi rekening giro peserta sudah bersifat nasionall (consolidated) dan
dapat dimonitor recara real-time.
 Memberikan informasi yang lebih akurat untuk early warning system terhadap
peserta yang mengalami kesulitan likuiditas

You might also like