kehamilan dan persalinan • Kehamilan normal Kompartemen dari cairan amnion menyediakan ruang bagi janin untuk tumbuh bergerak dan berkembang. • Tanpa cairan amnion rahim akan mengerut dan menekan janin • Kebocoran cairan amnion pada awal trimester pertama janin dapat mengalami kelainan struktur termasuk distrorsi muka , reduksi tungkai dan cacat dinding perut akibat kompresi rahim • Pertengahan kehamilan cairan amnion semakin penting untuk perkembangan dan pertumbuhan janin: – antara lain perkembangan paru-parunya , bila tidak ada cairan amnion yang memadai selama pertengahan kehamilan janin akan sering disertai hipoplasia paru dan berlanjut pada kematian • Cairan amnion juga mempunyai peran protektif pada janin mengandung agen-agen anti bakteria bekerja menghambat pertumbuhan bakteri • Pada persalinan dan kelahiran cairan amnion medium protektif pada janin membantu dilatasi servik. • Berperan sebagai sarana komunikasi anatara janin dan ibu. Pematangan dan kesiapan janin untuk lahir dapat diketahui dari hormon urin janin yang diekskresikan ke dalam cairan amnion. • Dapat digunakan sebagai alat diagnostik untuk melihat adanya kelainan-kelainan pada proses pertumbuhan dan perkembangan janin dengan melakukan kultur sel atau melakukan spektrometer Jadi Cairan amnion memegang peranan yang cukup penting dalam proses kehamilan dan persalinan Pembentukan Cairan Amnion • Dua belas hari setelah ovum dibuahi , terbentuk suatu celah yang dikelilingi amnion primitif yang terbentuk dekat embryonic plate. Celah tersebut melebar dan amnion disekelilingnya menyatu dengan mula-mula dengan body stalk kemudian dengan korion yang akhirnya menbentuk kantung amnion yang berisi cairan amnion Faal Cairan Amnion • Cairan amnion: – Berwarna putih – Agak keruh – Bau khas agak amis dan manis – Berat jenis 1,008 akan menurun menjadi 1,010 • Asal dari cairan amnion belum diketahui dengan pasti masih dalam penelitian Diduga cairan ini berasal dari lapisan amnion sementara teori lain menyebutkan berasal dari plasenta • Dalam satu jam didapatkan perputaran cairan lebih kurang 500 ml Sistem Komunikasi Fetal - Maternal • Cairan Amnion merupakan salah satu sistem komunikasi antara janin dan ibu sistem komunikasi langsung antara janin dan ibu • Essensial dalam proses: – Pengenalan ibu terhadap kehamilan – Penerimaan imunologi hasil konsepsi – Menjaga kehamilan – Adaptasi ibu terhadap kehamilan – Nutrisi janin – Pematangan janin • Sistem komunikasi antara janin dan ibu melalui unsur utama dari cairan amnion seperti urin janin dan sekresi paru-paru janin, produk desidua yang terdapat dalam unsur utama darah ibu memasuki cairan amnion masuk ke janin melalui pernafasan janin dan penelanan cairan amnion Proses Menelan • Proses menelan janin dimulai dari minggu ke 10 sampai minggu 12 • Kemampuan usus untuk melakukan peristaltik dan transpor glukosa aktif sebagian cairan amnion yang ditelan diabsorbsi dan yang tidak diabsorbsi dikeluarkan melalui kolon bawah • Proses ini diduga saraf janin yang analog dengan rasa haus , lambung yang kosong dan perubahan pada komposisi cairan amnion • Pada permulaan kehamilan proses menelan pada janin mempunyai efek yang sedikit terhadap volume cairan amnion, karena volume cairan amnion yang ditelan sedikit jumlahnya jika dibandingkan dengan volume keseluruhan dari cairan amnion. • Pada kehamilan lanjut volume cairan amnion secara substansial diatur oleh proses menelan oleh janin ini, berdasarkan penelitian jika proses menelan terhenti maka kemungkinan terjadinya polihidramnion • Pada janin yang aterm proses menelan berjumlah 200 – 760 ml per hari sebanding dengan jumlah yang diminum oleh neonatus • Cairan amnion yang ditelan oleh janin memberikan kontribusi kalori pada janin , juga kebutuhan nutrisi essensial. Pada kehamilan lanjut sekitar 0,8 g protein , setengah dari albumin dikonstribusikan pada janin • Pergerakan cairan amnion melalui traktus digestivus mefasilitasi pertumbuhan dan perkembangan traktus tersebut Volume Cairan Amnion • Volume cairan amnion pada setiap minggu usia kehamilan bervariasi, secara umum volume bertambah 10 ml per minggu sampai minggu ke 8 usia kehamilan • Meningkat menjadi 60 ml per minggu sampai usia kehamilan 21 minggu • Kemudian akan menurun secara bertahap sampai volume yang tetap setelah usia kehamilan 33 minggu • Normal volume cairan amnion bertambah dari 50 ml pada saat usia kehamilan 12 minggu sampai 400 ml pada pertengahan gestasi dan 1000 – 1500 ml pada saat aterm • Pada kehamilan postterm jumlah cairan amnion hanya 100 sampai 200 ml atau kurang • Keadaan dimana jumlah cairan amnion tersebut kurang dari normal disebut olygohidoamnion • Pada keadaan – keadaan tertentu jumlah cairan amnion dapat mencapai 2000 ml hal ini disebut dengan hydramnion Fungsi Cairan Amnion • Melindungi janin dari trauma • Tempat perkembangan musculoskeletal janin • Menjaga suhu tubuh janin • Meratakan tekanan uterus pada partus • Membersihkan jalan lahir sehingga bayi kurang mengalami infeksi • Menjaga perkembangan dan pertumbuhan normal dari paru-paru dan traktus gastro intestinalis Kandungan Cairan Amnion • Prolactin • Alpha feto protein • Lesitin dan sphingomyelin • Sitokinin • Prostaglandin • Platelet activing factor • Protein Tes Cairan Amnion • Amniosintesa • Shake test • Lumadex – FSI tes • Mikroviscometri • DPPC tes Pengukuran Cairan Amnion • Pengukuran volume cairan amnion penting • Untuk melihat adanya resiko kematian janin • Penurunan perfusi uteroplasenta dapat mengakibatkan gangguan aliran darah ginjal dari janin , menurunkan volume miksi dan menyebabkan terjadinya oligohidroamnion • Pengukuran dengan: – USG – Indeks Cairan Amnion (AFI) Oligohidramnion • Definisi – Keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc – Amniotic fluid index <5 • Etiologi – Belum jelas – Hipotesa renal agenosis janin – Amnion kurang baik pertumbuhannya – Etiologi sekunder ketuban pecah dini • Patofisiologi – Sindroma Potter dan Fenotip Potter keadaan kompleks yang berhubungan dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion cairan ketuban yang sedikit – Fenotip Potter keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada – Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding rahim – Tekanan dari dinding rahim menyebabkan gambaran wajah yang khas (wajah Potter) – Karena ruang di dalam rahim sempit maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal • Patofisiologi: – Oligohidramnion menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru paru-paru hipoplastik saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya – Sindroma Potter kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan • Kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) • Penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi • Patofisiologi: • Dalam keadaan normal ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter • Gejala Sindroma Potter berupa : – Wajah Potter (kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung yang lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang). – Tidak terbentuk air kemih – Gawat pernafasan Insiden • Insiden oligohidramnion meningkat: – Anomali kongenital agenosis ginjal, sindrom patter – Retardasi pertumbuhan intra uterin – Ketuban pecah dini (24-26 minggu) – Sindrom pasca maturitas. Gambaran Klinis • Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen/lemah • Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak. • Sering berakhir dengan partus prematurus • Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas • Persalinan lebih lama dari biasanya • Sewaktu his terasa sakit sekali • Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar Pemeriksaan Penunjang • USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang abnormal) • Rontgen perut bayi • Rontgen paru-paru bayi • Analisa gas darah Akibat Oligohidramnion • Pada permulaan kehamilan: – Janin menderita cacat bawaan – Pertumbuhan janin terganggu – Partus prematurus • Pada kehamilan lanjut: – Cacat bawaan club-foot, karena tekanan atau kulit jadi kering (lethery appereance). Tindakan Konservatif • Tirah baring. • Hidrasi. • Perbaikan nutrisi. • Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, Djj) • Amnion infusion • Induksi dan kelahiran bila keadaan mengharuskan Terima Kasih