Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Kriteria Penilaian Dalam Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan
OLEH :
NIM : 0910611047
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya sehingga
penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Adapun judul dari makalah ini adalah
”Geosrategi Indonesia Dengan Studi Kasus Impor Kacang Kedelai Terhadap
Ketahanan Pangan Nasional”. Penulisan makalah ini ditujukan intuk memenuhi salah
satu kriteria penilaian dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan semester genap
di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jakarta.
Makalah ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya
dukungan moril dan materiil dari berbagai pihak. Karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua, yang telah memberi dukungan dan membantu dalam
pembuatan makalah ini.
2. Dra. Aniek Irawatie, M.Si, selaku dosen Kewarganegaraan.
3. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan makalah
ini, yang namanya tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca. Namun, makalah ini mungkin memiliki kekurangan. Karena itu, sangat
diperlukannya kritik dan saran yang dapat membangun makalah ini sehingga menjadi
lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya atas
segala kesalahan yang mungkin ada didalam makalah ini.
Jakarta,Juli 2010
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Daftar Pustaka................................................................................................................ 22
BAB I
PENDAHULUAN
Konsep ketahanan pangan dapat dilihat dari segi individu dan nasional.
Konsep ketahanan pangan di tingkat individu mengacu pada suatu keadaan
yang dapat menjamin setiap individu dimanapun, kapanpun untuk memperoleh
pangan agar dapat mempertahankan hidup sehat. Sedangkan konsep ketahanan
pangan nasional berarti adanya jaminan kecukupan pangan dan gizi di tingkat
nasional dari waktu ke waktu. Untuk menjamin ketahanan pangan nasional
sampai tingkat individu, ketersediaan pangan dan keterjangkauan aksesnya oleh
semua orang merupakan dua syarat penting. Ketidakseimbangan antara
ketersediaan akses dapat menyebabkan ancaman ketahanan pangan (food
insecurity). Bukti empiris menunjukkan bahwa rapuhnya ketahanan pangan
nasional suatu negara dapat memicu timbulnya goncangan ekonomi dan
meningkatnya kriminalitas.
Metode dan teknik penulisan yang digunakan dalam penulisan karya tulis
ini adalah metode studi pustaka. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan
data dan informasi yang bersifat teoritis yang kemudian data tersebut akan
dijadikan dasar atau pedoman untuk melihat adanya ketidaksesuaian antara teori
dengan kenyataan sebagai penyebab dari permasalahan yang dibahas dalam
karya tulis ini. Sumber – sumber yang dijadikan sebagai rujukan untuk studi
pustaka diperoleh dari berbagai sumber bacaan. Baik itu buku maupun situs –
situs yang ada di internet.
BAB II
PEMBAHASAN
- Terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial (Yuridical Justice and Social
Justice)
- Tersedianya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri (Freedom of the
Act)
• Mawas ke dalam
• Mawas ke luar
Bangsa Indonesia terdiri atas segala macam etnis, suku bangsa. Indonesia
sangat kaya dengan adat istiadatnya termasuk adat istiadat makan dan cara
membuat makanan. Jenis makanan mulai dari Sabang hingga Marauke
sangatlah beragam. Setiap daerah mempunyai keunikan resep memasaknya
sehingga jenis masakan dari daerah ke daerah di seluruh nusantara ini sangat
bervariasi. Jika kita berkeinginan agar kearifan masyarakat lokal tentang
makanan khas dan asli Indonesia dengan segala jenis resep dan tata cara
mengolah, memasak termasuk cara menyajikannya tidak terlindas lebih jauh
oleh makanan asing, bangsa ini masih harus bekerja keras. Salah satu upaya
adalah dengan cara mengawinkan budaya dan kearifan leluhur bangsa ini
dengan ilmu pengetahuan modern.
Dalam hal ini adalah wajar jika pemerintah berpihak kepada petani dan
pelaku produksi pertanian pangan karena merupakan golongan terbesar dari
masyarakat Indonesia, penyerap 45% lapangan kerja di Indonesia.
Impor yang sangat menonjol sebagai solusi termudah untuk mengatasi
kekurangan produksi pangan, justru membuat petani semakin terpuruk dalam
produksi pangan dan tidak berdaya atas sistem pembangunan ketahanan
pangan yang tidak tegas. Akibat kelebihan cadangan pangan dari impor
seringkali memaksa harga jual hasil panen petani menjadi rendah tidak
sebanding dengan biaya produksinya sehingga petani terus menanggung
kerugian. Oleh karena itu dalam kurun waktu satu dasa warsa ke depan
Indonesia harus mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan bagi
masyarakatnya.
Hanya dengan regulasi dan kebijakan yang tegas dan berani dari
pemerintah dalam mengatur dorongan budidaya dan tataniaga kedelai,
Indonesia dapat kecukupan pangan dan tidak perlu lagi Impor mengingat
teknologi produktivitas yang tepat telah ada, ketersediaan lahan pengembangan
dan pasar di dalam negeri berpotensi mendukung.
BAB III
PENUTUP
• Hambatan
Pembenihan pangan kurang di kembangkan sebagai industri benih
Nasional yang utama dan berkelanjutan. Para produsen benih baik swasta
maupun petani penangkar kurang mampu menghasilkan benih yang unggul
dan berdaya hasil tinggi dalam jumlah yang cukup. Serta lemahnya
permodalan petani untuk menanam dalam lahan yang lebih luas.
• Gangguan
http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/03/02/pemerintah-impor-1-juta-ton-kedelai
http://www.kabarbisnis.com/aneka-bisnis/perdagangan/289769
Pemerintah_Impor_kedelai_1_juta_ton_.html
Sumarmo.s,dkk.2008.PENDIDIKANKEWARGANEGARAAN.Gramedia.Jakarta.
Pemerintah Impor 1 Juta Ton Kedelai
JAKARTA (Pos Kota) -Tingginya tingkat konsumsi rakyat Indonesia terhadap kedelai
seperti untuk pembuatan tahu dan tempe membuat produksi dalam negeri tidak
mencukupi. Karenanya, pemerintah pada 2010 berencana mengimpor sekitar satu juta
ton kedelai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
“Sampai saat ini petani kita baru mampu memproduksi kedelai sekitar 1 juta ton.
Padahal kebutuhan rata-rata per tahun sekitar 2 juta ton,” kata Dirjen Tanaman Pangan
Kementerian Pertanian Soetarto Alimoeso, kemarin.
Diakui untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang cukup besar pemerintah tidak
bisa menghindari impor kedelai. Hal ini diperlukan agar keseimbangan harga tetap
terjaga dan kebutuhan rakyat tetap terpenuhi.
Impor juga tidak akan dilakukan secara berlebihan sehingga harga kedelai dalam negeri
tidak jatuh. Dengan cara ini diharapkan stabilitas harga terjaga dan petani tetap
bergairah menanam komoditas ini.
Negara yang menjadi asal impor kedelai selama ini antara lain China dan Amerika
Serikat. Namun jumlah terbanyak tetap berasal dari Amerika Serikat.
Ke depan pemerintah akan terus mendorong petani agar lebih tertarik menanam
kedelai. Dengan cara ini diharapkan Indonesia tidak akan lagi tergantung dari kedelai
impor. (faisal/B)
http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/03/02/pemerintah-impor-1-juta-ton-kedelai