You are on page 1of 28

BY : ISKANDAR.

SKM,MARS
- Sosiologi merupakan sebuah
istilah yang berasal dari kata latin
SOCIUS yang artinya TEMAN.

- LOGOS dari kata Yunani yang


berarti CERITA
 Sosiologi adalah pengetahuan atau
ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku
masyarakat, dan perkembangan
masyarakat.

 Sosiologimerupakan cabang Ilmu


Sosial yang mempelajari masyarakat
dan pengaruhnya terhadap kehidupan
manusia.
 Sejakawal masehi hingga abad 19,
Eropa dapat dikatakan menjadi pusat
tumbuhnya peradaban dunia, para
ilmuwan ketika itu mulai menyadari
perlunya secara khusus mempelajari
kondisi dan perubahan sosial. Para
ilmuwan itu kemudian berupaya
membangun suatu teori sosial
berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat
pada tiap tahap peradaban manusia.
 Politik adalah proses pembentukan dan
pembagian kekuasaan dalam masyarakat
yang antara lain berwujud proses
pembuatan keputusan, khususnya dalam
negara. Pengertian ini merupakan upaya
penggabungan antara berbagai definisi
yang berbeda mengenai hakikat politik
yang dikenal dalam ilmu politik
 Teori politik merupakan kajian mengenai
konsep penentuan tujuan politik,
bagaimana mencapai tujuan tersebut
serta segala konsekuensinya. Bahasan
dalam Teori Politik antara lain adalah
filsafat politik, konsep tentang
sistem politik, negara, masyarakat,
kedaulatan, kekuasaan, legitimasi,
lembaga negara, perubahan sosial,
pembangunan politik,
perbandingan politik, dsb.
 Terdapat banyak sekali sistem politik
yang dikembangkan oleh negara negara
di dunia antara lain: anarkisme,
autoritarian, demokrasi, diktatorisme,
fasisme, federalisme, feminisme,
fundamentalisme keagamaan,
globalisme, imperialisme, kapitalisme,
komunisme, liberalisme, libertarianisme,
marxisme, meritokrasi, monarki,
nasionalisme, rasisme, sosialisme,
theokrasi, totaliterisme, oligarki dsb.
Birokrasi, dunia usaha, dan masyarakat
merupakan tiga pilar utama dalam
upaya mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik (good
Governance).
Birokrasi memiliki peran yang strategis
untuk menjalankan roda pemerintahan
dan pembangunan
Permasalahannya :
Pemerintah belum menunjukan kinerja yang di
harapkan.
Masyarakat menilai :
• bahwa kinerja birokrasi masih buruk
• tidak profesional
• sarat dengan tindakan penyalahgunaan
kewenangan
• belum menjadi pelayanan masyarakat melainkan
pihak yang dilayani,
Namun ada juga yang menyatakan birokrasi itu
sudah kebablasan
Lain lagi pada penanganan masalah
kesehatan yang terjadi di
masyarakat. Kualitas pelayanan
masih jauh dari harapan masyarakat.
Realitas birokrasi tenaga kesehatan,
belum mampu menampilkan sebuah
pelayanan publik yang memadai.
Berkaitan dengan hal tersebut, ternyata
masalah tata kelola pemerintah good
governace dan birokrasi harus dipelajari
secara konprehensif.
Pemerintah wajib melakukan reformasi
birokrasi. Namun birokrasi yang diharapkan
adalah lebih berpihak kepada masyarakat
luas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, birokrasi didefinisikan
sebagai
1)sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah
karena telah berpegang pada hierarki dan jenjang jabatan
2)Cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba lamban, serta
menurut tata aturan (adat dan sebagainya) yang banyak liku-
likunya dan sebagainya.

Definisi birokrasi ini mengalami revisi, dimana birokrasi


selanjutnya didefinisikan sebagai
1)sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai bayaran
yang tidak dipilih oleh rakyat,
2)Cara pemerintahan yang sangat dikuasai oleh pegawai.

Berdasarkan definisi tersebut, pegawai atau karyawan dari


birokrasi diperoleh dari penunjukan atau ditunjuk (appointed)
dan bukan dipilih (elected).
 Fred W.Riggs, 1985. ” Birokrasi, secara
politis di anggap netral : tidak ikut
menentukan kebijakan, tidak memiliki
kepentingan sendiri, tidak
menjalankan kekuasaan yang penting-
penting. Dengan kata lain, ia adalah
pegawai pemerintah yang patuh, yang
berarti juga pelayanan masyarakat
yang dimiliki suatu rezim”.
Tuntutan:
- Globalisasi
- Reformasi di segala bidang
- pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia
semakin meningkat tajam.

Kesemuanya bermuara pada tata kelola


pemerintahan sebagai penyelenggara
ketatanegaraan, dimana birokrasi
memegang peranan penting dalam
menjalankan roda ketata negaraan
Dalam hal ini birokrasi berperan sebagai
fasilitator untuk menciptakan iklim :
keadilan, kesetaraan, dan
mempertahankan standar mutu
pelayanan baik jasa maupun barang
yang di produksi oleh dunia usaha dan di
konsumsi oleh masyarakat.
Setiono mencatat bahwa dalam hal birokrasi terdapat
dua arus utama pemikiran yang menyebabkan lahirnya
birokrasi, yaitu:
Arus utama 1 : Birokrasi Lahir Sebagai Alat
Kekuasaan.
“....penguasa yang kuat harus dilayani oleh para
pembantu (aparat) yang cerdas, dan dapat dipercaya
(loyal). Konsep pemikiran ini banyak diilhami oleh
pemikiran politik Nicollo Machiavelli yang menyarankan
bahwa apabila penguasa ingin berjalan efektif, maka ia
harus memiliki organ aparatur yang solid, kuat,
profesional dan kokoh. Dengan demikian, birokrasi
dibentuk sebagai sarana bagi penguasa untuk
mengimplementasikan kekuasaan (power) dan
kepentingan (interes) mereka dalam mengatur
kehidupan negara”
Arus utama 2 : Birokrasi Lahir Dan Dibentuk
Karena Kebutuhan Masyarakat untuk
Dilayani
“.... birokrasi itu ada karena memang rakyat
menghendaki eksistensi mereka untuk
membantu masyarakat mencapai tujuan-tujuan
tertentu yang telah ditetapkan bersama. ..Yang
menentukan ada tidaknya birokrasi dalam
kehidupan masyarakat adalah kebutuhan
mereka akan lembaga yang bertugas
menyelenggarakan pelayanan publik”.
Kebijakan perizinan usaha merupakan salah satu
bentuk birokrasi dalam bidang ekonomi. Hampir
pada semua tahapan usaha tidak lepas dari
administrasi, pengendalian dan pengakuan.
Beberapa bentuk izin usaha seperti Tanda Daftar
Perusahaan (TDP), Tanda Daftar Industri (TDI),
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Surat Izin
Tempat Usaha (SITU) dan lain sebagainya
diterbitkan oleh pemerintah dalam rangka birokrasi.
 Politik
 Pemerintahan
 Dunia usaha
 Masyarakat
NEGARA

BIROKRASI KEBIJAKAN POLITIK


UU, APBN

Kontak sosial : masyarakat,


pemeriantah
dan dunia usaha

PEMERINTAHAN
(KEBIJAKAN PEMERINTAH)
Kebutuhan masyarakat akan
pengaturan dan legitimasi

Kebutuhan Negara akan


Masyarakat dan administrasi dan pengendalia
Dunia Usaha
Pada sektor kesehatan, peran pemerintah ada
tiga, yaitu sebagai :
 Regulator
 pemberi biaya, dan
 pelaksana kegiatan.
Pemerintah pusat berperan sebagai regulator dengan
berbagai fungsi antara lain: penerapan standar nilai gizi dan
pedoman sertifikasi tehnologi kesehatan dan gizi; penetapan
pedoman pembiayaan pelayanan kesehatan ; penetapan
standar akreditasi sarana dan prasarana kesehatan ;
penetapan pedoman standar pendidikan dan pendayagunaan
tenaga kesehatan ; penetapan pedoman penggunaan,
konservasi, pengembangan dan pengawasan tanaman obat ;
penetapan pedoman penapisan ; pengembangan dan
penerapan tehnologi kesehatan, dan standar etika penelitian
kesehatan ; pemberian ijin dan pengawasan peredaran obat
serta pengawawan industri farmasi ; penetapan persyaratan
penggunaan bahan tambahan (zat aditif ) tertentu untuk
makanan dan penetapan pedoman pengawasan peredaran
makanan ; penetapan kebijakan sistem jaminan
pemeliharaan kesehatan masyarakat.
Fungsi Kewenangan
Dekonsentrasi Desentrasi
Sistem 1.penetapan sistem kesehatan provinsi 1.penetapan pedoman penyuluhan dan
2.penyelenggaraan sistem kewaspadaa pangan dan gizi skala kompanye kesehatan
provinsi
3.penyelenggaraan sistem informasi kesehatan skala
provinsi
Perencanaan 1.perencanaan pembangunan kesehatan wilayah provinsi
2.perencanaan dan pengadaan obat pelayanan kesehatan
dasar sangat esensial
Pembinaan dan 1.pengawasan aspek dan dampak perencanaan tata ruang
pengawasan dan pembangunan terhadap kesehatan
2.pembinaan dan pengawasan penerapan kebijakan, standar,
pedoman, dan pengaturan bidang kesehatan.
Upaya kesehatan 1.penyelenggaraan upaya dan sarana kesehatan tertentu 1.Surveilens epidemiolgi serta
skala provensi dan yang belum dapat di selenggarakan penanggulangan wabah dan kejadian luar
kabupaten / kota biasa (KLB)
2.penyelenggaraan upaya kesehatan lingkungan termasuk
kesehatan pelabuhan domestik
Perijinan dan penilaian 1.perijinan dan akreditasi upaya/ sarana kesehatan serta 1.pengelolaan dan perijinan sarana dan
sistem pembiayaan kesehatan skala provinsi prasarana kesehatan khusus
2.melaksanakan registrasi dan uji dalam rangka sertifikasi 2.sertifikasi tehnologi kesehatan dan gizi
tenaga kesehatan.
Pengelolaan SDM 1.memfasilitasi pendayagunaan tenaga kesehatan 5. penempatan tenaga kesehatan strategis,
pemindahan tenaga kesehtatan tertentu antar
kabupaten / kota, pendidikan tenaga
kesehatan dan penelitian kesehatan.
Lainnya 1.kewenangan lain yang ditetapkan oleh menteri kesehatan.
tolok ukur kualitas pelayanan publik dapat dilihat dari sepuluh dimensi antara
lain :
 a) tangible (terjamah) terdiri atas fasilitas fisik, peralatan, personil dan
komunikasi;
 b) realibale (handal), kemampuan unit pelayanan dalam menciptakan
pelayanan yang dijanjikan dengan tepat waktu;
 c) responsiveness (pertanggungjawaban), kemauan untuk membantu
konsumen bertanggung jawab terhadap mutu pelayanan yang diberikan;
 d) competence, tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan keterampilan yang
baik oleh aparatur dalam memberikan layanan;
 e) courtesey, sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap
keinginan konsumen serta mau melakukan kontak atau hubungan pribadi;
 f) credibility, sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan
masyarakat;
 g) security, jasa pelayanan yang diberikan harus dijamin bebas dari berbagai
bahaya dan resiko;
 h) access, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan pendekatan;
 i) communication, kemauan pemberi layanan untuk mendengarkan suara,
keinginan atau aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk selalu
menyampaikan informasi baru kepada masyarakat;
 j) understanding the customer (memahami pelanggan), melakukan segala
usaha untuk mengetahui kebutuhan pelanggan.
KETIDAKRAPIAN BIROKRASI GOVERNANCE DAN BIROKRASI
DALAM PELAYANAN KESEHATAN

Dalam bidang kesehatan, pelayanan yang di


berikana masih terkesan amburadul. Tingkat
kepuasan pasien menerima layanan masih jauh
dari harapan. Lambannya para tenaga medis
dalam menangani pasien masih sering dikeluhkan.
Biaya kesehatan yang cukup tinggi tidak
sebanding dengan pelayanan yang didapatkan.
Kesan perawat yang kurang sabar, dokter tidak
berada di tempat, penangan yang lambat dan dan
berbelitnya urusan di rumah sakit selalu menjadi
keluhan yang seakan sulit di hilangkan.
Lain lagi pada penanganan masalah kesehatan yang
terjadi di masyarakat. Realitas birokrasi tenaga
kesehatan, belum mampu menampilkan sebuah
pelayanan publik yang memadai. Dalam konteks ini
kasus penangan busung lapar, penanganan penyakit
menular yang semestinya sudah hilang kini muncul
kembali. Seperti TBC, polio dan lain-lain. Selain itu
munculnya kasus baru seperti Plu burung dan SARS,
merupakan suatu tantangan yang harus di selesaikan
dengan aturan main yang semestinya dengan jalur
birokrasi yang berkualitas. Namun kenyataannya
penangan busung lapar dan kasus Plu burung yang
terkesan lambat dapat dipakai sebagai indikator masih
lemahnya keordinasi lintas program maupun lintas
sektor dalam bidang kesehatan.
 Ribuan Dokter, Fakta:
perawat, bidan Masalah Kesehatan praktis
bekerja keras setiap belum berubah
hari
 Ribuan Rumah
- Flu burung
sakit, puskesmas,
Balai kesehatan, - Polio
melakukan
pelayanan setiap - TBC
hari - Gizi buruk
 Setiap tahun: Jutaan
pil dibagikan, -SARS
jutaan anak -AIDS/HIV
diimunisasi -DLL

Fenomena semacam ini mencerminkan bahwa birokrasi kesehatan masih


memakai paradikma lama, dimana isu pelayanan terhadap masyarakat,
belum menyentuh substansi sebagaimana yang di harapkan
 THANK U VERY MUCH

You might also like