Professional Documents
Culture Documents
PAKET PEKERJAAN :
SUMBER DANA :
DAFTAR ISI
DAFTAR
TABEL
DAFTAR
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
TIRTA BUANA
Management & Consulting Engineers
i
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
TIRTA BUANA ii
Management & Consulting Engineers
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
LAMPIRAN
TIRTA BUANA iv
Management & Consulting Engineers
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
DAFTAR TABEL
TIRTA BUANA v
Management & Consulting Engineers
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
DAFTAR GAMBAR
TIRTA BUANA vi
Management & Consulting Engineers
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
BAB
A
PENDAHULUAN
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
BAB A
PENDAHULUAN
TIRTA BUANA
Management & Consulting Engineers
A-1
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
Dalam melaksanakan pekerjaan Detail Desain Embung dan Jaringan Air Baku di
Kota Tembilahan diperlukan secara detail tentang lingkup pekerjaan yang
meliputi:
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Inventarisasi Data dan Evaluasinya
c. Pekerjaan Pengukuran
d. Pekerjaan Perencanaan dan Detail Desain
e. Rencana Anggaran Biaya
f. Penyusunan Laporan
A.10.3.Pemahaman KAK
Pada bab ini diuraikan tentang pemahaman konsultan terhadap proyek yang
akan dikerjakan dengan mengacu pada dokumen pengadaan jasa konsultasi
yang ada, hal-hal yang tercantum dalam bab ini yaitu mengenai latar belakang,
maksud pekerjaan dan lingkup pekerjaan jasa konsultan.
A.10.4.Tanggapan terhadap KAK
Pada bab ini diuraikan tentang tanggapan konsultan terhadap uraian kerangka
acuan kerja yang dibuat oleh Pelaksana Proyek, berkaitan dengan pekerjaan
Detail Desain Jaringan Air Baku 377 liter/detik Kota Tembilahan Kab. Indragiri
Hilir, yang tercantum dalam dokumen pengadaan jasa konsultan yang ada.
A.10.5.Apresiasi Inovasi
Pada bab ini menjelaskan tentang inovasi konsultan terhadap kerangka acuan
kerja yang ada.
A.10.6.Pendekatan Metodologi
Tahapan pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan Konsultan dan metode
yang akan diterapkan oleh Konsultan untuk kelancaran dalam pelaksanaan
pekerjaan diuraikan pada bab ini.
A.10.7.Rencana Kerja
Bab ini menguraikan pengorganisasian CV. Tirta Buana dalam pelaksanaan
pekerjaan.
A.10.8.Jadual Pelaksanaan Pekerjaan
Bab ini menyajikan jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan.
A.10.9.Tenaga Ahli dan Tanggung Jawabnya
Bab ini menyajikan nama Tenaga Ahli yang ditugaskan beserta uraian tugas dan
tanggung jawabnya.
A.10.10. Jadual Penugasan Tenaga Ahli
Bab ini menyajikan jangka waktu penugasan yang diusulkan untuk masing-
masing personil dan disajikan dalam jadwal penugasan personil.
A.10.11. Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan
Menyajikan bagan organisasi Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung lainnya, serta
penugasan personil.
A.10.12. Laporan
Bab ini menjelaskan tentang beberapa laporan-laporan yang harus dikerjakan
dan diserahkan oleh konsultan beserta jumlah dan waktu penyerahan
BAB
B
PENGALAMAN
PERUSAHAAN
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
BAB B
PENGALAMAN PERUSAHAAN
TIRTA BUANA
Management & Consulting Engineers
B-1
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
Sebagian besar tenaga ahli adalah Sarjana yang lulus secara memuaskan di
berbagai bidang ilmu dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di Indonesia,
yang memiliki keahlian khusus / spesialis di bidang-bidang kegiatan yang
dikelola oleh CV. Tirta Buana.
§ Irigasi
§ Drainasi
§ Bendungan, sungai, Rawa dan Pantai
Pengalaman pekerjaan yang dilaksanakan oleh CV. Tirta Buana selama 7 tahun
terakhir dapat dilihat pada lampiran.
TAHUN
NO JENIS INVENTARIS SAT JUMLAH MERK / BAHAN / WARNA KONDISI POSISI
PEMBELIAN
1 2 3 4 5 6 7 8
I KANTOR
1 Luas Tanah m2 218 - 2005 Baik Surabaya
2 Luas Bangunan m2 140 - 2005 Baik Surabaya
II MEUBEL
1 Almari kabinet kaca bh 3 Brother, Besi ( abu - abu ) Baik Surabaya
2 Almari kabinet bh 1 Brother, Besi ( abu - abu ) Baik Surabaya
3 Rak buku susun bh 1 kayu, coklat Baik Surabaya
4 Meja Expo bh 5 Kayu ( coklat ) 2008 Baik Surabaya
Olympic, Kayu ( abu - abu, coklat
5 Meja komputer bh 2 ) 2008 Baik Surabaya
6 Meja Komputer bh 15 Aztec 8009, kayu, coklat Baik Surabaya
7 Meja Makan bh 1 Kayu ( coklat ) 2007 Baik Surabaya
8 Meja tamu set 1 kayu + kaca 2007 Baik Surabaya
9 Meja plastik bh 1 Plastik ( biru ) Baik Surabaya
10 Meja segi4 kecil bh 2 Kayu, kaca, coklat Baik Surabaya
11 Meja Gambar bh 1 Kayu, abu - abu Baik Surabaya
Meja Kayu -
12 lonjong bh 1 Kayu, coklat Baik Surabaya
13 Meja kayu bh 1 Kayu, Abu2 Baik Surabaya
14 Meja kayu bh 2 Kayu, coklat Baik Surabaya
15 Kursi kayu 4 kaki bh 6 Kayu ( coklat ) Baik Surabaya
Kursi kerja Roda +
16 Hidrolis bh 4 Tiger , besi, hitam Baik Surabaya
Baik, 1
17 Kursi plastik bh 2 Plastik ( Biru 1. putih 1 ) rusak Surabaya
18 Kursi kerja bh 6 Chitoes, Besi ( merah ) Baik Surabaya
19 Kursi kerja bh 13 Tiger, Besi , hitam Baik Surabaya
20 Kursi tamu set 2 Kayu, busa Baik Surabaya
21 Kursi Rotan bh 1 Rotan, kayu, coklat Baik Surabaya
22 kursi bh 1 besi,busa, orange Baik Surabaya
23 Almari susun 5 bh 1 Excel, Plastik ( abu - abu ) 2007 Baik Surabaya
24 Almari susun 5 bh 1 Solid, kayu, coklat Baik Surabaya
Almari susun 3 bh 1 Kayu, biru 2009 Baik Surabaya
ELEKTRONIK /
III LISTRIK
1 Kipas Angin unit 1 Maspion MWF-301,Biru / putih Baik Surabaya
2 Kipas Angin unit 3 Maspion MWF-301,Hijau / Putih 2008 Baik Surabaya
3 Kipas Angin unit 1 Maspion F-18 DA, putih Baik Surabaya
4 Kipas angin unit 1 Maspion, putih 2009 Baik Surabaya
5 Kipas Angin unit 1 Maspion, putih 2010 Baik Surabaya
Kipas Angin unit 2 KDK WN30B, putih 2011 Baik Surabaya
Kipas Angin unit 1 MWF-41K, putih 2011 Baik Surabaya
6 Televisi unit 1 Digitec ninja Baik Surabaya
7 Antena televisi unit 1 Baik Surabaya
8 Pesawat telp / fax unit 1 Panasonic KX FT983 2010 Baik Surabaya
9 Pesawat telp unit 2 Panasonic 2010 Baik Surabaya
10 Pesawat telp unit 1 Panasonic KX-T7730 2010 Baik Surabaya
11 Pesawat telp unit 2 Sahitel 2010 Baik Surabaya
12 Kabel gulung unit 2 Hitam 2008 Baik Surabaya
Kabel paralel
13 telepun (PABX) unit 1 Panasonic KX-TEB308, putih 2010 Baru Surabaya
PERLENGKAPAN
IV KOMPUTER
1 Komputer P. IV unit 18 1 Hitam ( diablo ) Ram 192 MB Baik Surabaya
2 Hitam ram 2480MB Baik Surabaya
1 Hitam Ram 254 MB Baik Surabaya
1 Hitam Ram 512 MB Baik Surabaya
3 Dual 1.60 GHZ 478 MB Baik Surabaya
2 Dual 1.60 GHZ 480 Mb Baik Surabaya
1 Merah Baik Surabaya
Bisa
2 Komputer P. III unit 2 Hitam abu - abu 501 MHZ dipakai Surabaya
Bisa
Ram 126 MB dipakai Surabaya
Komputer Core 2
Duo unit 1 Hitam,merah, 512 M 2011 Baik Surabaya
3 Monitor LCD 15" unit 3 GTC LD500KT, Hitam 2008 Baik Surabaya
2008 Baik Surabaya
4 Monitor 17 " unit 1 Dell, Putih Gading Baik Surabaya
5 Monitor 15 " unit 5 Treq PR, Hitam - abu abu Baik Surabaya
6 Monitor 14' unit 4 Samsung ( hitam ) Baik Surabaya
7 Monitor 14" unit 5 LG ( hitam ) Baik Surabaya
8 Monitor 14' unit 1 Ion (hitam ) Baik Surabaya
9 Laptop unit 1 Tosibha, hitam 2006 Baik Surabaya
V ALAT TULIS
1 Kalkulator :
- fx 82 MS bh 1 Casio, hitam 2008 Baik Surabaya
2 Staples kecil bh 1 Max HD-10, pink Baik Surabaya
Joyco HD-10, pink 2008 Baik Surabaya
Deboss, putih tulang Baik Surabaya
Joyco HD-10, hijau muda Baik Surabaya
3 Staples sedang bh 2 Max HD -08, pink dan putih Baik Surabaya
4 Staples besar bh 1 Kenko 2008 Baik Surabaya
5 Kaca Pembesar bh 1 Hijau Baik Surabaya
6 Kotak isolasi bh 1 Merah Baik Surabaya
7 Gunting bh 2 Hitam, hijau 2008 Baik Surabaya
8 Cutter bh 1 Merah 2008 Baik Surabaya
9 White board bh 1 Baik Surabaya
10 Penggaris besi bh 1 Baik Surabaya
PERLENGKAPAN
VI SURVEY
1 Handycam unit 1 Panasonic 2005 Baik Surabaya
2 Camera digital :
1 - Brica F 810, hitam 2007 Baik Surabaya
1 - Ben Q DC C740i 2008 Baik Surabaya
1 - Nicon Lx 200 coolpix,merah 2010 Baik Surabaya
3 Camera manual : 1 - Chic motor, silver Baik Surabaya
1 - Aikon, merah putih Baik Surabaya
4 Rambu ukur 4 Baik Surabaya
5 Waterpass 1 Sokia C 410 2007 Baik Surabaya
1 Sokia C 330 D 10367 2008 Baik Surabaya
6 Theodolit 1 To 2007 Baik Surabaya
7 Tripod 2 Baik Surabaya
Kunci alat/ unting -
8 unting Baik Surabaya
9 Layar Lcd 2008 Surabaya
10 GPS map 76 CSX unit 1 Hitam /abu - abu Baik Surabaya
11 GPS Etrex Garmin unit 1 Kuning 2008 Baik Surabaya
12 Roll meter 5 M bh 2 pelat baja, plastik Baik Surabaya
13 Meteran 50 meter bh 1 Baik Surabaya
14 Kunci L set 1 Baik Surabaya
VII PERLENGKAPAN
1 Dipenser unit 1 Putih 2008 Baik, Surabaya
2 Tabung Galon air bh 3 Plastik,Aqua Baik, Surabaya
Karpet sajadah bh 1 Wool, merah 2011 Baik, Surabaya
3 Jam Dinding bh 1 Plastik,Hijau Baik, Surabaya
Bisa
4 Hitter bh 2 Plastik dipakai Surabaya
5 Sapu plastik bh 2 Baik, Surabaya
6 Tempat sampah bh 1 Plastik, merah muda Baik, Surabaya
7 Piring bh 2 Beling Baik, Surabaya
8 Keset bh 6 Baik, Surabaya
KENDARAAN
VIII OPERASIONAL
Panther Higrade/1995/biru
1 Mobil unit 1 metalik 2003 Baik Surabaya
Perlu
2 Sepeda Motor unit 1 Honda Astrea Grand/1996 1998 diperbaiki Surabaya
unit 1 Honda Legenda/ 1995 2008 Baik Surabaya
IX LAIN - LAIN
1 Meja pingpong bh 1 Fiberglas + rangka besi, butterfly 2010 Baik Surabaya
Tiang + net
2 Pingpong set 1 2010 Baik Surabaya
3 Bad Pingpong bh 4 2010 Baik Surabaya
4 Papan Informasi bh 2 papan kayu lapis steroform, Baik
merah & abu - abu Surabaya
Peta Sungai
Wilayah Jawa
5 Timur bh 1 Kertas, papn tripleks Lama Baik Surabaya
6 Peta Indonesia bh 1 Kertas, papn tripleks Lama Baik Surabaya
Peta Wilayah
7 Surabaya bh 1 Kertas, papn tripleks Lama Baik Surabaya
Kolam ikan +
8 accesoris set 2009 Baik Surabaya
9 Lukisan bh 1 Kertas, rangka pigura Lama Baik Surabaya
BAB
C
PEmAHAMAN
KAK
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
BAB C
PEMAHAMAN KAK
C.1. UMUM
Setelah Konsultan menelaah dan mempelajari materi dan uraian kegiatan yang
tercantum di dalam Pokok Acuan Tugas Pekerjaan Detail Desain Jaringan Air
Baku 377 liter/detik Kota Tembilahan Kab. Indragiri Hilir tersebut, serta
penjelasan teknis yang telah disampaikan oleh pihak pemberi tugas/pemilik
pekerjaan, maka secara umum Konsultan telah dapat memahami seluruh materi
pekerjaan yang harus dilaksanakan dan rangkaian proses kegiatannya, sehingga
Konsultan sudah dapat menyusun metodologi pendekatan dan strategi kerja
dalam rangka melaksanakan tugas tersebut agar sasaran dan hasil akhir yang
diinginkan dalam pekerjaan ini dapat dicapai dengan tingkat kedalaman studi
yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.
Kerangka acuan kerja tersebut telah memberikan acuan kepada konsultan
mengenai kegiatan Detail Desain Jaringan Air Baku 377 liter/detik Kota
Tembilahan Kab. Indragiri Hilir yang meliputi :
TIRTA BUANA
Management & Consulting Engineers
C-1
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
Kabupaten Indragiri Hilir terletak di bagian Selatan Propinsi Riau dan bagian
Pesisir Timur Pulau Sumatera, dengan luas wilayah ± 1.160.597 Ha.
B. Topografi
Kabupaten Indragiri Hilir, mempunyai ketinggian tempat yang penentuannya
didasarkan pada jarak vertikal antara suatu tempat dengan garis permukaan air
laut berkisar 0 - 500 meter di atas permukaan laut (ada sebagian yang memiliki
ketinggian > 500 m yaitu di perbukitan TNBT di wilayah Kecamatan Kerintang).
Sedangkan untuk ketinggian 0 - 7 m mencakup areal seluas 95,88% dari seluruh
wilayah dan yang terletak pada ketinggian antara 100 - 00 m dpl mencakup
1,81% dari seluruh wilayah.
C. Morfologi
Berdasarkan aspek geomorfologi, Kabupaten Indragiri Hilir merupakan dataran
rendah yang memanjang dari barat laut ke tenggara dan selatan. Daerah ini
memiliki sarana irigasi yang bersumber pada Sungai Siak. Berdasarkan
morfologi dan litologinya, keterdapatan air tanah di daerah ini merupakan
akumulasi air tanah yang potensial.
D. Klimatologi
Karena Kabupaten Indragiri Hilir sebagain besar terletak didataran rendah atau
daerah pesisir timur, maka tentu daerah ini merupakan daerah rawa (gambut)
yang beriklim tropis basah. Jumlah curah hujan di daerah ini rata-rata perbulan
berkisar antara 132 mm - 140 mm dengan jumlah hujan per bulan berkisar
antara 11 - 14 hari dimana jumlah hari hujan terbesar terjadi pada bulan
September - Desember
E. Kondisi Hidrologi
kabupaten Indragiri Hilir merupakan daerah yang memiliki banyak sungai, baik
sungai besar maupun sungai kecil (anak sungai), penyebaran sungai tersebar
hampir ke seluruh Kecamatan. Sungai utama di daerah ini adalah Sungai
Indragiri yang berasal dari Danau Singkarak (Sumatera barat) dan bermuara di
Selat Berhala. Di samping sungai selat dan terusan, Kabupaten Indragiri Hilir
juga dibelah oleh parit yang sangat banyak dan belum terhitung jumlahnya.
Kondisi ini melengkapi spesifikasi wilayah dengan sebutan Negeri Seribu Parit.
C.7. PERSONIL
Untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih efisien dan efektif, konsultan akan
membuat rencana kerja yang optimal dengan didukung oleh tenaga ahli yang
memadai serta membagi tugas dan kewajiban tenaga ahli sesuai dengan
profesionalisme pada masing-masing tenaga ahli seperti yang disyaratkan dalam
KAK, antara lain:
1. Ketua Tim (Team Leader)
Berkemampuan memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota
tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai. Seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S1) jurusan Teknik Sipil/Sipil Hidro,
lulusan dari Universitas Negeri atau yang telah disamakan, sekurangnya 8
(delapan) tahun kerja. Atau bagi Pasca Sarjana (S2)/ Doktoral (S3) jurusan
Teknik Sipil/Sipil Hidro/ Sumber Daya Air, lulusan dari Universitas Negeri atau
yang telah disamakan, sekurangnya 4 (delapan) tahun kerja.
Berpengalaman dalam pelak sanaan pekerjaan di bidang Sipil Subbidang
Prasarana Keairan terutama pekerjaan sejenis, diutamakan pernah bertugas
melaksanakan pekerjaandi lokasi Provinsi Riau dan dilingkungan SDA.
Memiliki SKA yang sesuai dengan bidangnya dan telah teregister oleh
LPJKN sesuai sub bidang yang ditawarkan. Memiliki kemampuan berbahasa
3. Ahli Hidrologi
Berkemampuan melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam keahlian
Analisis Hidrologi sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai. Seorang
Sarjana Teknik Strata 1 (S1) jurusan Teknik Sipil / Sipil Hidro, lulusan dari
Univers itas Negeri atau yang telah disamakan, sekurangnya 6 (enam) tahun
kerja. Atau bagi Pas ca Sarjana (S2) / Doktoral (S3) jurusan Teknik Sipil / Sipil
Hidro /Sumber Daya Air, lulusan dari Universitas Negeri atau yang telah
disamakan, sekurangnya 3 (tiga) tahun kerja. Berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan di bidang Sipil Subbidang Prasarana Keairan terutama
pekerjaan sejenis, diutamakan pernah bertugas melaksanakan pekerjaan di
lokasi Provinsi Riau dan di lingkungan SDA. Memiliki SKA yang sesuai
dengan bidangnya dan telah teregister oleh LPJKN sesuai sub bidang yang
ditawarkan. Memiliki kemampuan berbahasa Inggris. Memiliki sertifikat
training sesuai fungsi dan kewajibannya.
4. Mekanika Tanah
Berkemampuan melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam keahlian
Analisis Mekanika Tanah sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
Seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S1) jurusan Teknik Sipil/ Teknik Geologi,
lulusan dari Universitas Negeri atau yang telah disamakan, sekurangnya 6
(enam) tahun kerja. Atau bagi Pasca Sarjana (S2) /Doktoral (S3) jurusan
Teknik Sipil /Teknik Geologi, lulusan dari Universitas Negeri atau yang telah
5. Ahli Geodesi
Berkemampuan melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam keahlian Ilmu
Ukur Tanah (geodesi/topografi) sampai dengan pekerjaan dinyatak an selesai.
Seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S1) jurus an Teknik Geodesi, lulusan
dari Universitas Negeri atau yang telah disamakan, sekurangnya 6 (enam)
tahun kerja. Atau bagi Pasca Sarjana (S2) /Doktoral (S3) jurusan Ilmu
Geodesi, lulusan dari Universitas Negeri atau yang telah disamakan,
sekurangnya 3 (tiga) tahun kerja. Berpengalaman dalam pelaksanaan
pekerjaan di bidang Sipil Subbidang Prasarana Keairan terutama pekerjaan
sejenis, diutamakan pernah bertugas melaksanakan pekerjaan di lokasi
Provinsi Riau dan dilingkungan SDA. Memiliki SKA yang sesuai dengan
bidangnya dan telah teregister oleh LPJKN sesuai sub bidang yang
ditawarkan. Memiliki kemampuan berbahasa Inggris. Memiliki sertifikat
training sesuai fungsi dan kewajibannya.
7. Ahli Hidrolika
Berkemampuan melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam keahlian
Teknik Hidro sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai. Seorang Sarjana
Teknik, Strata 1 (S1) jurusan Teknik Sipil Pengairan, lulusan dari Universitas
Negeri atau yang telah disamakan, sekurangnya 6 (enam) tahun kerja. Atau
bagi Pasca Sarjana (S2)/Doktoral (S3) jurusan SDA, lulusan dari Universitas
Negeri atau yang telah disamakan, sekurangnya 3 (tiga) tahun kerja.
Berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang Sipil Subbidang
Prasarana Keairan terutama pekerjaan sejenis, diutamakan pernah bertugas
melaksanakan pekerjaan di lokasi Provinsi Riau dan dilingkungan SDA.
Memiliki SKA yang sesuai dengan bidangnya dan telah teregister oleh LPJKN
sesuai sub bidang yang ditawarkan. Memiliki kemampuan berbahasa Inggris.
Memiliki sertifikat training sesuai fungsi dan kewajibannya.
8. Asisten-asisten Ahli
Personil Asisten Ahli yang dibutuhkan untuk paket pekerjaan ini, adalah :
a) Asisten Ahli Perencanaan
Berkemampuan melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam membantu
tugas/kewajiban Ahli Perencanaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai. Seorang Sarjana Muda Teknik Sipil/Sipil Hidro, atau Diploma IV
Persungaian, jurusan Sipil/Sipil Hidro/Persungaian/Sumber Daya Air, lulusan
dari Universitas Negeri atau yang telah disamakan, sekurangnya 6 (enam)
tahun kerja. Atau bagi Sarjana (S1) jurusan Sipil kelautan/Sipil
Hidro/Persungaian/Sumber Daya Air, lulusan dari Universitas Negeri atau
yang telah disamakan, sekurangnya 4 (empat) tahun kerja. Atau bagi Pasca
Sarjana (S2) jurusan Sipil/Sipil Hidro/Persungaian/Sumber Daya Air, lulus
an dari Universitas Negeri atau yang telah disamakan, sekurangnya 2 (dua)
tahun kerja. Berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang Sipil
Subbidang Prasarana Keairan terutama pekerjaan sejenis, diutamakan
pernah bertugas melaksanakan pekerjaan di lokasi Provinsi Riau dan
dilingkungan SDA. Memiliki SKA yang sesuai dengan bidangnya dan telah
teregister oleh LPJKN sesuai sub bidang yang ditawarkan. Memiliki
kemampuan berbahasa Inggris. Memiliki sertifikat training sesuai fungsi dan
kewajibannya.
Seorang Sarjana Muda Teknik Geodesi, jurusan Geodesi/ Ilmu Ukur Tanah
/Pengukuran Citra Satelit, lulusan dari Universitas Negeri atau yang telah
disamakan, sekurangnya 5 (lima) tahun kerja. Atau bagi Sarjana (S1) jurusan
Geodesi/Ilmu Ukur Tanah/Pengukuran Citra Satelit, lulusan dari Universitas
Negeri atau yang telah disamakan, sekurangnya 3 (tiga) tahun kerja. Atau
bagi Pasca Sarjana (S2) jurusan yang berhubungan dengan ilmu geodesi,
lulusan dari Universitas Negeri atau yang telah disamakan, sekurangnya 2
(dua) tahun kerja. Berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang
Sipil Subbidang Prasarana Keairan terutama pekerjaan sejenis, diutamakan
pernah bertugas melaksanakan pekerjaan di lokasi Provinsi Riau dan di
lingkungan SDA. Memiliki SKA yang sesuai dengan bidangnya dan telah
teregister oleh LPJKN sesuai sub bidang yang ditawarkan. Memiliki
kemampuan berbahasa Inggris. Memiliki sertifikat training sesuai fungsi dan
kewajibannya.
dari Universitas Negeri atau yan g telah dis amakan, sekurangnya 6 (enam)
tahun kerja. Atau bagi Seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S1) jurusan Teknik
Lingkungan, Sarjana Sosial/Ekonomi/Agronomis/Sastra Budaya/Ekonomi
Pembangunan, Strata 1 (S1) jurusan Sosial Budaya / Ekonomi / Ekonomi
Pembangunan/Ekonomi Pertanian/Sastra Budaya Daerah, lulusan dari
Universitas Negeri atau yang telah disamakan, sekurangnya 4 (empat)
tahun kerja. Atau bagi Pasca Sarjana (S2) jurusan Ilmu Lingkungan, Ilmu
Sosial Ekonomi lulusan dari Universitas Negeri atau yang telah disamakan,
sekurangnya 2 (dua) tahun kerja. Berpengalaman dalam pelaksanaan
pekerjaan di bidang Sipil Subbidang Prasarana Keairan terutama pekerjaan
sejenis, diutamakan pernah bertugas melaksanakan pekerjaan di lokasi
Provins Riau dan dilingkungan SDA. Memiliki SKA yang sesuai dengan
bidangnya dan telah teregister oleh LPJKN sesuai sub bidang yang
ditawarkan. Memiliki kemampuan berbahasa Inggris. Memiliki Sertifikat
AMDAL A dan atau AMDAL B.
b) Surveyor Hidrologi
Berkemampuan melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam melakukan
survey lapangan terutama pengumpulan data lapangan yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugas Ahli/Assisten Ahli Hidrologi sampai dengan
pekerjaan dinyatakan selesai. Seorang Lulusan SLTA/SLTP dari Sekolah Negeri
atau yang telah disamakan, sekurangnya 7 (tujuh) tahun kerja. Atau bagi
seorang Lulusan D III / D II/D I/ STM dari Pendidikan Tinggi/Sekolah Negeri
atau yang telah disamakan, sekurangnya 5 (lima) tahun. Atau bagi Sarjana
Teknik (S1) jurusan Sipil / Sipil Hidro atau Diploma IV Persungaian, lulusan
dari Universitas Negeri atau yang telah disamakan, sekurangnya 3 (tiga)
tahun kerja. Berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang Sipil
Subbidang Prasarana Keairan terutama pekerjaan sejenis, diutamakan
pernah bertugas melaksanakan pekerjaan di lokasi Provinsi Riau dan
dilingkungan SDA.
e) Administrasi
Berkemampuan melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam melakukan
kegiatan administratif perkantoran dan atau administratif kegiatan lainnya
yang setara sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai. Seorang Lulusan
SLTA/ SLTP dari Sekolah Negeri atau yang telah disamakan, sekurangnya 6
(enam) tahun kerja. Atau bagi seorang Lulusan D III/D II/D I/dari Pendidikan
Tinggi/Sekolah Negeri atau yang telah disamakan, sekurangnya 4 (empat)
tahun kerja. Atau bagi Sarjana (S1), lulusan dari Universitas Negeri atau yang
telah disamakan, sekurangnya 2 (dua) tahun kerja. Memiliki sertifikat training
sesuai fungsi dan kewajibannya.
C.8. LAPORAN
Laporan-laporan yang harus diserahkan oleh konsultan, dan dalam
pembuatannya untuk senantiasa dikonsultasikan kepada direksi telah
sepenuhnya dipahami, seperti yang tercantum dalam KAK, laporan–laporan
yang harus dibuat dan diserahkan konsultan adalah sebagai berikut :
1. Rencana Mutu Kontrak (RMK)
2. Laporan Laporan Bulanan
3. Laporan Pendahuluan / Inception Report
4. Laporan Sisipan / Interim Report
5. Laporan Akhir Sementara
6. Laporan Akhir
a. Laporan Utama
b. Laporan Penunjang masing-masing terdiri dari:
1) Laporan Topografi
2) Laporan Hidrologi - Hidrometri
3) Laporan Mekanika Tanah/Soil
4) Laporan Sedimentasi (Sediment Transport)
5) Nota Desain, Ekonomi Teknik
6) Spesifikasi Teknik, RAB, dan Dokumen Tender
7) Dokumen Lingkungan
c. Gambar-gambar rencana yang terdiri dari:
1) Gambar Kalkir A1
2) Gambar Blue Print A1
3) Gambar Ukuran A3 (Copy)
d. Laporan Ringkasan (Executive Summary Report)
7. Mastercopy Laporan dan Gambar Detail Desain
8. Foto Dokumentasi
C.9. DISKUSI
Konsultan dapat memahami tahapan diskusi yang harus dilaksanakan, meliputi:
• Diskusi Laporan Pendahuluan
• Diskusi Laporan Antara
• Diskusi Draft Laporan Akhir
BAB
D
TANGGAPAN
TERHADAP
KAK
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
BAB D
TANGGAPAN TERHADAP KAK
§ Kerangka acuan kerja yang telah disusun oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera III
pada umumnya sudah jelas.
§ Penjelasan pekerjaan survey dalam KAK hanya mencantumkan pekerjaan
pengukuran saja, sedangkan survey geologi dan mekanika tanah maupun survey
hidrologi dan hidrometri tidak disebutkan secara rinci item pekerjaan yang harus
dilakukan dalam survey tersebut. Hal ini dapat menimbulkan interpretasi yang
berbeda tiap Konsultan, sehingga diperlukan koordinasi lebih lanjut antara pihak
Pengguna Jasa dan Konsultan.
§ Waktu pengerjaan selama 210 (Dua ratus sepuluh) hari atau 7 (tujuh) bulan
kalender dirasa sudah cukup memadai, untuk itu CV. Tirta Buana akan menyusun
jadwal pelaksanaan pekerjaan demi kelancaran penyelesaian pelaksanaan
pekerjaan dalam waktu yang telah ditentukan.
§ Lingkup dan materi untuk laporan-laporan seperti cukup jelas dan sudah biasa
dikerjakan oleh team CV. Tirta Buana.
TIRTA BUANA
Management & Consulting Engineers
D-1
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
BAB
E
APRESIASI
INOVASI
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
BAB E
APRESIASI INOVASI
• menganalisis sistem jaringan distribusi air pada satu kondisi waktu (kondisi
permanen)
TIRTA BUANA
Management & Consulting Engineers
E-1
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
BAB
F
PENDEKATAN &
METODOLOGI
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
BAB F
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
F.1. UMUM
Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, maka semakin meningkat pula
kebutuhan air minum bagi masyarakat. Pendistribusian air yang tidak merata
seringkali menjadi penyebab kecemburuan atau resahnya masyarakat yang tidak
mendapatkan alokasi air, kondisi ini juga dialami oleh masyarakat di Kota
Banjarmasin yang mengalami kekurangan air, terutama pada musim kemarau.
Setelah memahami permasalahan pasokan air minum yang terjadi di wilayah
studi, konsultan bertekad untuk dapat membantu Pemberi Kerja dalam
merumuskan solusi yang aplikatif dan terarah.
Pendekatan dan metodologi kerja yang akan dilakukan oleh pihak Konsultan
mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya:
i) aspek teknis sesuai dengan lingkup KAK dan kriteria perencanaan
ii) aspek waktu pelaksanaan
iii) aspek tenaga kerja.
Aspek teknis merupakan prioritas utama yang akan dicapai. Disamping tetap
mengacu pada KAK, konsultan juga akan bekerja berdasarkan standar/ketetapan
yang berlaku, diantaranya adalah:
a. Undang – undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 Tahun 2005 Tentang
Pengembangan Sistem Peyediaan Air Minum.
c. Pedoman Teknis Penyediaan Air Bersih Perkotaan
d. Buku Utama Sistem Jaringan Pipa
e. Serta beberapa literatur yang berhubungan dengan Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM).
Penyimpangan terhadap standar/ketetapan yang sedang berlaku akan didasari
dengan penjelasan teknis dan alasan yang memadai serta menunjuk pada suatu
referensi, serta disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Aspek Waktu Pelaksanaan, merupakan pembatas yang harus disikapi oleh
konsultan dengan menyusun Rencana Kerja secara sistematis tanpa mengurangi
batasan teknis yang berlaku dan berdasarkan keterlibatan personil dalam
melaksanakan masing-masing tugasnya.
Aspek Tenaga Kerja, dipilih sesuai dengan kualifikasi serta jumlah yang memadai
agar dapat menyelesaikan pekerjaan secara tepat mutu dan tepat waktu.
TIRTA BUANA
Management & Consulting Engineers
F -1
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
Secara singkat konsep dasar pelaksanaan pekerjaan “Detail Desain Jaringan Air
Baku 377 liter/detik Kota Tembilahan Kab. Indragiri Hilir” sebagai berikut :
Perumusan Pendekatan
Kerangka & Metodologi Hasil Yang
Acuan Kerja Pelaksana Pekerjaan Diinginkan
Batasan-batasan:
Alokasi Dana Pelaksanaan Pekerjaan
Alokasi Waktu Pelaksanaan
Lokasi Daerah Studi
F.2.6. Referensi
Referensi yang dipilih dan cukup relevan dengan kegiatan Detail Desain Jaringan
Air Baku 377 liter/detik Kota Tembilahan Kab. Indragiri Hilir, diantaranya adalah:
• Pedoman Teknis Penyediaan Air Bersih Perkotaan, Direktorat Air Bersih-
Departemen Pekerjaan Umum.
• Buku Utama Sistem Jaringan Pipa, Direktorat Air Bersih-Departemen
Pekerjaan Umum.
• Proyeksi Penduduk dan Kebutuhan Air Untuk Rumah Tangga, Perkotaan dan
Industri, Pedoman Penunjang Buku 3, Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah-Direktorat Sumber Daya Air, 2001.
• Kualitas Air, Pedoman Penunjang Buku 4, Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah-Direktorat Sumber Daya Air, 2001.
• Biaya dan Evaluasi Ekonomi, Buku Penunjang 7, Departemen Permukiman
dan Prasarana Wilayah-Direktorat Sumber Daya Air, 2001.
• Dll
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Survey dan Investigasi
3. Tahap Analisa dan Formulasi
4. Tahap Perencanaan Detail
5. Tahap Pelaporan
6. Tahap Diskusi
Dengan bekal hasil analisa awal, rencana kerja untuk survey dan analisa akan
dapat dilaksanakan secara cepat. Rencana kerja yang disusun merupakan
review dan pendetailan dari rencana kerja serta metode yang telah dibuat
dalam Dokumen Penawaran Teknis, meliputi :
• Struktur organisasi & tenaga pelaksana
• Jangka waktu pelaksanaan dan jumlah man month personil yang terlibat
• Rencana penanganan proyek (definitif)
• Rencana daftar dan schedule peralatan yang akan digunakan
• Rencana dan metode untuk kegiatan survey lapangan
• Metode dan pendekatan masalah dalam pengembangan jaringan air baku
F.4.3.Pengumpulan Data Sekunder Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air
Minum dan Studi Terkait
• Fotocopy atau cetakan peta topografi dengan skala besar, yang mencakup
daerah/lokasi yang akan disurvey.
• Peta geologi dan hidrogeologi untuk daerah proyek.
Analisa awal dilakukan dengan menggunakan data dan laporan yang berhasil
dikumpulkan. Fokus analisa awal ini adalah konsultan akan melakukan seleksi,
tabulasi, evaluasi dan analisa data tersebut yang nantinya akan dapat digunakan
untuk menyusun program kerja.
Untuk dapat memahami dan mengevaluasi kondisi aktual, konsultan akan
melakukan kajian yang cukup mendalam berkaitan dengan sejarah (historis)
konsep awal Detail Desain Jaringan Air Baku 377 liter/detik Kota Tembilahan Kab.
Indragiri Hilir, meliputi aspek :
• Latar belakang proyek
• Pengembangan wilayah
F.4.5.Survey Pendahuluan
ð Tujuan
§ Untuk menyiapkan peta daerah pelayanan secara teliti.
§ Untuk mengetahui batas daerah pelayanan, lokasi dan jumlah rumah.
§ Untuk memperkirakan kapasitas sistem.
ð Menyiapkan Peta Daerah pelayanan
§ Peta Desa skala 1:2500.
§ Menyiapkan peta daerah pelayanan dengan peta desa/daerah dari
camat/desa.
§ Melengkapi peta dengan :
− Jalan-jalan yang ada (jalan utama desa dan jalan setapak).
− Tipe jalan (aspal, beton batu atau tanah)
− Elevasi/ketinggian muka tanah pada persimpangan jalan yaitu
setiap 500 meter di daerah datar dan 100 meter di daerah
perbukitan.
− Lokasi bangunan-bangunan utama (kantor, sekolah, tempat ibadah
dll)
− Sungai dan Jembatan
− Jalan Kereta Api (bila ada)
− Jaringan listrik
− Patok-patok utama (bila ada).
§ Menyamakan peta layanan dengan peta desa
§ Menggambar batas daerah pelayanan didalam peta
§ Penentuan titik simpul/node dan menyantumkan pada :
− Setiap persilangan jalan
− Setiap jarak 500 meter jalan lurus
− batas daerah pelayanan
§ Cara Pengukuran :
§ Air tanah :
− Mata air dengan batasan :
ü debit minimal 5 l/dt
ü jarak maksimum 10 km untuk sistem gravitasi.
ü jarak maksimum 5 km untuk sistem pompa.
− Air tanah dangkal, dengan batasan:
ü debit minimal 2,5 l/dt.
ü ada didalam desa/sekitarnya.
− Air tanah dalam, dengan batasan :
ü debit minimal 2,5 l/dt.
ü ada di dalam desa/sekitarnya.
§ Air Permukaan
− Danau, dengan batasan :
ü debit minimal 5 l/dt.
ü ada di dalam/sekitar desa (maksimal 3 km).
− Sungai dan saluran irigasi dengan batasan :
ü debit minimal 5 l/dt.
ü ada di dalam/sekitar desa (maksimal 3 km).
ü saluran irigasi boleh dimanfaatkan sebagai air baku bila
mendapat izin dari instasi yang berwenang.
ð Peta-peta Sumber Air
§ Menyiapkan peta-peta sumber air dengan skala 1:50.000.
§ Dengan peta topografi menentukan :
− Perkiraaan batas-batas daerah yang akan dilayani air bersih
pedesaan.
− Letak sumber-sumber air dengan ketinggiannya.
50
20 30
10
10
40
50 Beton Bertulang
1:2:3
20 20
c. Pembuatan Diskripsi BM
♦ Bentuk formulir dan cara pengisian dibuat sesuai format yang telah
ditentukan dalam buku Standar Perencanaan Irigasi (KP-07).
♦ Bentuk formulir dan cara pengisian dibuat sesuai format yang telah
ditentukan dalam buku Standar Perencanaan Irigasi (KP-07).
♦ Sketsa lokasi dan keterangan letak BM/CP, dibuat sejelas mungkin untuk
memudahkan dalam pencarian BM dikemudian hari.
♦ Foto BM/CP dibuat dalam posisi close-up dan posisi penampakan daerah
sekitarnya. Pemotretan diusahakan dibuat sedemikian rupa, agar nomor
BM/CP dan keterangan yang diperlukan tampak jelas pada foto.
♦ Foto, sketsa data koordinat (X,Y), data elevasi (z) dan keterangan lokasi
BM/CP dicantumkan pula dalam format standar tersebut.
♦ Bentuk dan Ukuran Patok Beton/Control Point (CP)
15 20
10
30
10
40
15
Pengukuran dimulai dan diakhiri dari patok kayu yang telah diketahui
koordinat dan elevasinya (x, y, z) hasil pengukuran poligon dan leveling,
sehingga dapat dilakukan kontrol terhadap hasil ukurnya.
Pengukuran dilakukan secara poligon ray dan kombinasikan dengan
system radial setiap kali berdiri alat dan poligon ray satu dengan lainnya
dibuat sejajar dengan jarak 25 meter.
Poligon ray dimulai dari patok kayu dan diakhiri ke patok kayu pada batas
pemetaan. Titik-titik poligon ray dibuat tidak lebih dari 50 meter dilandasi
dengan patok kayu.
b. Pekerjaan Perhitungan
Pekerjaan perhitungan dilakukan dalam dua tahap, yaitu:
Perhitungan Sementara dan Perhitungan Final.
• Perhitungan Sementara
Perhitungan sementara dilakukan tiap hari terhadap hasil ukur, misalnya
sudut rata-rata hasil ukur 2 (dua) seri ganda, jarak rata-rata hasil ukur
pulang pergi dan pemasukan data sudut dan jarak ke dalam formulir
hitungan koordinat.
Perhitungan sementara untuk leveling dilakukan dengan menghitung beda
tinggi stand I dan stand II dan beda tinggi rata-rata stand I dan stand II,
jarak muka dan jarak belakang dan memasukkan data-data tersebut ke
dalam formulir hitungan leveling.
Perhitungan sementara untuk situasi detail dilakukan dengan menghitung
jarak datar dan beda tinggi titik-titik detail pada formulir situasi detail.
• Perhitungan Final
Perhitungan final dilakukan setelah semua pekerjaan pengukuran selesai
dilakukan. Hitungan poligon dan sifat datar dilakukan dengan cara Least
square.
Ketelitian pengukuran yang harus dipenuhi adalah:
Poligon :
Hasil perhitungan final adalah berupa tabel koordinat (x,y) dan elevasi (z)
dari titik poligon dan titik situasi detail.
c. Pekerjaan Penggambaran
Pekerjaan penggambaran dilakukan dalam dua tahap, yaitu: Penggambaran
Sementara dan Penggambaran Final.
• Penggambaran Sementara
Penggambaran sementara (draft) akan dilakukan pada kertas milimeter.
Semua yang ada dilapangan seperti jalan, bangunan, kunuran, batas
vegetasi, sungai dan sebagainya akan digambarkan pada draft.
• Penggambaran Final
Penggambaran final akan dilakukan pada kertas kalkir A1 dengan ukuran
luas peta 80 x 60 cm.
c b a 1 2 3 4 5 As 6 7 8 9 10 11 12
• Penggambaran Final
Penggambaran final akan dilakukan pada kertas kalkir A1 dengan ukuran luas
peta 80 x 60 cm.
Poligon
Leveling
keterangan:
Hasil perhitungan final adalah berupa table koordinat (x, y) dan elevasi (z) dari
semua titik poligon dan titik situasi detail.
GPS, singkatan dari Global Positioning System (Sistem Pencari Posisi Global),
adalah suatu jaringan satelit yang secara terus menerus memancarkan sinyal
radio dengan frekuensi yang sangat rendah. Alat penerima GPS secara pasif
menerima sinyal ini, dengan syarat bahwa pandangan ke langit tidak boleh
terhalang, sehingga biasanya alat ini hanya bekerja di ruang terbuka. Satelit
GPS bekerja pada referensi waktu yang sangat teliti dan memancarkan data
yang menunjukkan lokasi dan waktu pada saat itu. Operasi dari seluruh satelit
GPS yang ada disinkronisasi sehingga memancarkan sinyal yang sama. Alat
penerima GPS akan bekerja jika ia menerima sinyal dari sedikitnya 4 buah
satelit GPS, sehingga posisinya dalam tiga dimensi bisa dihitung. Pada saat ini
sedikitnya ada 24 satelit GPS yang beroperasi setiap waktu dan dilengkapi
dengan beberapa cadangan. Satelit tersebut dioperasikan oleh Departemen
Pertahanan Amerika Serikat, mengorbit selama 12 jam (dua orbit per hari) pada
ketinggian sekitar 11.500 mile dan bergerak dengan kecepatan 2000 mil per
jam. Ada stasiun penerima di bumi yang menghitung lintasan orbit setiap satelit
dengan teliti.
Data pengukuran debit dapat juga diperoleh melalui pengamatan langsung atau
lengkung debit (Stage Discharge relation Curve) yang dibuat dari hasil sejumlah
pengamatan dari bangunan yang telah dibuat secara permanent.
Data pengukuran debit dapat juga diperoleh melalui pengamatan langsung atau
lengkung debit (Stage Discharge relation Curve) yang dibuat dari hasil sejumlah
pengamatan dari bangunan yang telah dibuat secara permanent.
Guna keperluan pekerjaan DED Air Baku ini maka dilakukan uji kualitas air dari
sumber air yang akan dipakai, untuk itu dilakukan pengambilan contoh (sample)
air. Selanjutnya ke dua contoh air tersebut di uji di laboratorium. Prosedur dan
acuan pengujian mutu air mengacu pada Standard Methods For Examination of
Water and Wastewater 20th Edition 1998 (SMEWW) and Standard National
Indonesia tahun 1991 (SNI).
KIMIA
a. Kimia In -organik
1. Mercury (mg/l) 0.001 0.001 0.002 0.005
2. Alumunium (mg/l) 0.2 - - -
3. Free Ammoniac (mg/l) - 0.5 0.02 -
4. Arsenic (mg/l) 0.05 0.05 1 1
5. Baron (mg/l) - - - 1
6. Barium (mg/l) 1.0 1.0 - -
7. Iron (mg/l) 0.3 5 - -
8. Fluoride (mg/l) 0.5 1.5 1.5 -
9. Cadmium (mg/l) 0.005 0.018 0.01 0.01
10. Cobalt (mg/l) - - - 1
11. Free Colorine (mg/l) - - 0.003 -
12. CaCO2 (mg/l) 500 - - -
13. Chloride (mg/l) 250 600 - -
14. Chromium (Hexalen) (mg/l) 0.05 0.05 0.05 0.003
15. Manganese (mg/l) 0.1 0.5 - 60
16. Na (alkali salt) (mg/l) - - - 10
17. Nicel (mg/l) - - - 0.5
18. Sodium (mg/l) 200 - - -
19. Nitrate, as N (mg/l) 10 10 - -
20. Nitrite, as N (mg/l) 1.0 1.0 0.06 -
21. Silver (mg/l) 0.05 - - -
22. Oksigen terlarut/Dissolved - Air permukaan Diisyaratkan -
Oxygen (mg/l) direkomendasikan lebih tinggi
untuk lebih tinggi daripada 3
atau paling tidak
6
23. Ph 6.5-8.5 5-9 6-9 6-9 Batas minimum dan
maksimum
24. Selenium (mg/l) 0.01 0.01 0.05 0.05
25. Seng (mg/l) 5 5 0.02 2
26. Sodium Absortion Ratio - - - 0.2
(SAR) (mg/l)
27. Cyanide (mg/l) 0.1 0.1 0.02 -
28. Sulfide (mg/l) 400 400 - -
29. Sulfide as H2S (mg/l) 0.05 0.1 0.002 -
30. Tembaga (mg/l) 10 10 0.02 0.2
31. Residual Sodium Carbonate - - - 1.25 - 2.50
(RSC) (mg/l)
32. Timah (mg/l) 0.05 0.1 0.03 1
Mata air adalah air yang berada diantara dua lapisan kedap air yang muncul
kepermukaan secara alami. Debit minimum harus lebih besar dari debit yang
akan diproduksi.
Petunjuk Survey:
Air tanah dangkal disebut juga air tanah bebas yaitu dari permukaan air sampai
permukaan tanah tidak dibatasi oleh lapisan kedap air.
Bila diperlukan perkiraan dari debit air bias diukur dengan uji pemompaan
secara sederhana dari sumur-sumur yang ada atau dengan analisa saringan dari
material-material lapisan tanah.
Petunjuk Survey
Air tanah dalam adalah air tanah yang berada di dalam dua lapisan kedap air.
Disebut sumur positif bila muka air statisnya bisa melampaui muka permukaan
tanah.
Disebut sumur negatif bila muka air statisnya bisa melampaui permukaan
tanah, diperlukan bantuan pompa untuk menaikkan air ke permukaan tanah.
Petunjuk Survey
− Menanyakan pada penduduk setempat bila ada sumur dalam pada jarak
kira-kira 3 km dari desa.
− Menanyakan pada BPAM/instansi terkait bila ada sumur dalam mengenai
tahun pembuatan, kedalam sumur, kualitas air dan konstruksinya serta
pernah tidaknya terjadi kering.
− Menghitung perkiraan spesifik yield.
− Mengambil contoh air dan melakukan uji kualitas air.
Danau
Walaupun pada umumnya air danau cukup baik, tetapi bila terlalu dekat
pemukiman, sering terjadi pencemaran.
Sungai
Baik debit aliran maupun kualitas air sungai umumnya berfluktuatif sepanjang
tahun.
Debit minimum biasanya terjadi pada akhir musim kemarau. Debit maksimum
(banjir) dan kualitas air yang buruk terjadi setelah musim hujan.
Data-data debit dan muka air sungai minimum dan maksimum biasanya untuk
sungai yang besar ada pada proyek irigasi.
Penempatan lokasi bangunan sadap harus jauh dari pemukiman dan industri
(bila ada) dan diusahan pada jalur lurus.
Petunjuk survey
Danau
− Penentuan kedalaman danau diukur pada saat muka air dalam posisi
terendah.
− Apabila kedalaman air lebih dari 2 meter maka akan dilanjutkan dengan
penelitian sebagai berikut:
ü Memperkirakan luas danau pada saat muka air minimum, dan apabila
lebih dari 250.000 m2 maka danau dapat dipakai.
ü Menentukan lokasi untuk bangunan sadap minimum 500 m di luar
desa dan lebih baik tidak berdekatan dengan muara sungai.
ü Meneliti kualitas air.
ü Membuat foto lokasi bangunan sadap dan daerah sekitar dilengkapi
dengan keterangan likasi, tanggal, dan tanggapan.
Sungai
§ Air Hujan
Karakteristik umum
Air hujan berasal dari air permukaan yang menguap kemudian jatuh kembali ke
bumi, media yang dilaluinya berupa udara, karenanya air hujan tidak
mengandung garam-garaman, lebih banyak mengandung gas-gas, seperti CO2
dan O2.
Petunjuk survey
- Bor Tangan
- Sondir
1. Pengoboran dangkal (hand auger boring)
§ Pada saat dilakukan pengambilan contoh tanah terlebih dahulu pipa lindung
diturunkan sampai dasar lubang bor dengan cara diputar atau ditekan
dengan mesin bor. Setelah pipa lindung sampai pada dasar lubang bor,
kemudian lubang bor tersebut dibersihkan dari kotoran serta sisa tanah
melewati slang air bertekanan tinggi. Selama pencucian lobang bor, warna
air yang keluar melalui pipa lindung diamati, hal ini dimaksudkan untuk
melihat perubahan warna air yang keluar yaitu, bilamana warna air yang
keluar masih keruh berarti lubang bor belum bersih, tetapi bila warna air
sudah jernih berarti lubang bor sudah bersih dan pencucian dihentikan.
§ Tabung tersebut sample dihubungkan dengan kepala tabung lalu dikunci
dengan baut pengunci, dan disambungkan dengan stang bor. Kemudian
dengan bantuan tekanan hidrolis mesin bor, tabung contoh tersebut
ditekan kedalam tanah dengan kecepatan yang tetap dan diusahakan
sekecil mungkin
§ Hal ini dimaksudkan agar air tanah yang ada didalam tabung, akibat adanya
desakan tanah yang masuk kedalam tabung air tersebut dapat keluar
melewati klep yang ada pada kepala tabung (stick aparat) kemudian
melewati bagian dalam dari lubang bor, yang ada diatasnya.
§ Setelah tabung contoh tanah masuk seluruhnya kedalam lapisan tanah,
dibiarkan dulu selama beberapa menit, dengan maksud untuk memberikan
kesempatan untuk terjadinya pelekatan antara tanah dengan permukaan
dinding tabung bagian dalam. Kemudian tabung contoh inti diputar kira-kira
180o untuk memotong tanah antara tanah yang berada pada tabung
dengan tanah pada dasar lubang bor, lalu tabung tersebut dicabut kembali
keluar.
§ Untuk mencegah terjadinya pengeringan contoh tanah yang berada
didalam tabung contoh, kedua ujung tabung tersebut masing-masing
dibuang kira-kira setebal 3 cm, dan diganti dengan parafin, yaitu dengan
cara menuangkan parafin panas dan dibiarkan sampai membeku.
§ Guna mempermudah pengenalan kembali di laboratorium, pada tabung
contoh bagian luar diberi etiket seperti berikut :
BH.1
2.00 - 2.50
Untuk Tanah
B. Penyelidikan Laboratoriun
Untuk mendapatkan ketelitian yang lebih akurat maka diperlukan penelitian
Laboratorium guan mendapatkan data tentang jenis dan sifat tanah, baik dalam
keadaan asli maupun akibat adanya pembebanan.
Sehubungan dengan hal tersebut, jenis percobaan laboratorium dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu :
1). Sifat fisik tanah (Index properties): yaitu sifat fisik tanah dalam keadaan asli
yang dipergunakan untuk menentukan jenis tanah.
2). Sifat Mekanis tanah: (Engineering Properties) yaitu sifat tanah jika
memperoleh pembebanan dan digunakan sebagai parameter dalam
perencanaan pondasi.
Standar percobaan :
Percobaan yang dilakukan di laboratorium dilaksanakan dengan mengikuti
standar yang berlaku secara Internasional antara lain ASTM (American Standard
Test Metod), demikian pula halnya penelitian Laboratorium Mekanika Tanah
pada pekerjaan ini mengikuti prosedur standard yang berlaku antara lain:
Index Properties
1 Kadar Air D 2216 – 80
Engineering Properties
Triaxial Compression test
1 - CU D 4767 – 88
- UU D 2850 – 87
3 Compaction D 689 – 79
4 Permeability test
a) Metode Survey
1. Penyiapan Kuisioner
Dalam rangka memperoleh data primer, maka dilakukan penyebaran
kuisioner kepada warga di lokasi proyek dimana akan dikembangkan sarana
penyediaan air bersih. Materi kuisioner yang disebarkan bukan saja yang
bersifat sosial ekonomi dan budaya masyarakat di daerah rencana layanan
tetapi juga menyangkut hal yang bersifat teknis, antara lain tentang
kebutuhan air bersih bagi setiap jiwa serta system penyediaan air bersih bagi
setiap jiwa.
2. Penyebaran Kuisioner
Untuk pekerjaan Detail Desain Jaringan Air Baku 377 liter/detik Kota
Tembilahan Kab. Indragiri Hilir ini diperlukan data primer yang berbentuk
interview/wawancara langsung (Quistionnair) dengan penduduk, tokoh
masyarakat, aparat dan pemerintah yang dianggap tokoh dilokasi studi.
Sumber data primer digali dari seluruh potensi yang didapat langsung
dilokasi studi. Penyebaran kuisioner dilakukan oleh petugas yang telah
mendapat petunjuk/pembekalan cara pengisian kuisioner dari team ketua
(Team Leader) dan tenaga ahli yang berkompeten. Mengingat latar belakang
pendidikan yang tidak sama, sehingga ada kemungkinan penduduk yang
kurang mengerti atas pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuisioner.
Untuk menghindari kekeliruan atau kesalahan pengisian maka dalam
pengisian kuisioner, petugas akan mendampingi penduduk selama pengisian
kuisioner bila dipandang perlu.
Seluruh kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran yang jelas
mengenai jumlah penduduk yang memerlukan air bersih serta daya beli
penduduk terutama untuk memenuhi kebutuhan air.
Selain hal tersebut juga dapat diketahui pola konsumsi air oleh penduduk
serta sumber air yang dipergunakan masyarakat saat ini sehingga dapat
diketahui beberapa faktor teknis yang dapat terjadi oleh karena
ketidakbenaran perencanaan pemanfaatan air (water management)
maupun kondisi potensi air baku selama ini telah ada dan belum
dikembangakan secara optimal.
b) Materi Kuisioner
Adapun materi yang dijadikan obyek pertanyaan kepada penduduk antara lain:
1. Jumlah anggota keluarga
2. Pekerjaan utama
3. Penghasilan setiap bulan/minggu/hari
4. Sumber air yang dipakai sekarang
5. Pola pemakaian/konsumsi air bersih dan jumlah air yang diperlukan
6. Prakiraan kemampuan masing-masing orang untuk membeli air bersih
7. Dan lain sebagainya
Survey Lingkungan
a) Standar Kualitas Air, Kuantitas Air, BOD dan Oksigen
Berdasar pada hasil analisa asal air hitungan kasar dapat dibuat dengan mudah
untuk menghubungkan hasil dengan kemungkinan konsentrasi dan juga dengan
standar kualitas air. Sebagai contoh konsentrssi BOD yang memasuki sistem
melalui air larian, alami sekitar 3-5 mg/lt, Konsentrasi BOD dari aliran balik
perkotaan sekitar 200 mg/lt. Pada jalannya ke sistem sungai secara kasar 50 %
konsentrasi dapat dikurangi yang mengahasilkan konsentrasi sekitar 100 mg/lt
ketika air ini mencapai sistem sungai. Diasumsikan bahwa beberapa lokasi di
bagian hilir dari air perkotaan adalah 20 % dan bagian dari air limpasan alami
adalah sekitar 80 %, konsentrasi BOD yang di hasilkan dapat dihitung dengan
mudah ketika waktu tinggalnya tidak lama.
Pemukiman
- Setelah dapat digambarkan dalam peta (dari hasil survey) daerah mana yang
pemukimannya mengelompok dan daerah pelayanan air dengan sistem
perpipaan, yaitu daerah pemukiman mengelompok.
- Daerah pemukiman yang jauh dari pusat (menyebar), dilayani dengan sistem
non perpipaan.
Fasilitas Sosial Ekonomi
Prasarana Desa
- Jenis jalan yang ada dicantumkan pada peta desa atau pelayanan untuk
membantu menentukan jalur pipa
- Ada tidaknya prasarana listrik ikut menentukan perlu tidaknya pompa listrik
atau pompa diesel.
Kesimpulan
A. Analisa Hujan
1). Pengisian Data Hujan yang Hilang
a. Metode Rasio Normal
dengan :
b. Reciprocal Method
Px =
dengan :
dengan :
Model Tank
Dasar metode Model Tangki adalah untuk meniru (simulate) daerah aliran
sungai dengan mengganti sejumlah tampungan yang digambarkan dengan
sederet tangki. Model ini dikembangkan oleh Dr. Sugawara. Sebagai contoh
kita tinjau model dibawah ini:
Inter flow
Base Flow
Curah Hujan yang jatuh pada suatu waktu R (t) akan mengisi tangki paling
atas V1. Air yang tertampung pada tangki V1 mengalir lewat lubang di
dinding kanan atau merembes lewat lubang di dasar tangki dan masuk
mengisi tangki V2 dalam tahap kedua.
H2
H1
αH2
αH1
Selanjutnya tangki tersebut tidak akan mengalirkan air sebelum tinggi air
melewati h1. Oleh karena itu H1 merupakan kehilangan permulaan atau
kekurangan retensi kelengasan (moisture). Hubungan antara q(t) dengan
h(t) dan i (t) dapat dinyatakan sebagai berikut :
I (t) = h (t) . λo
qtotxAx10 −3 x10 6
Q (m3/detik) =
24 x3600
qtotxA
Q (m3/detik) =
86,4
dimana :
Q = debit (m3/detik)
Metode F.J.Mock
Data yang diperlukan dalam menentukan debit andalan pada perhitungan ini
adalah:
– Hujan bulanan rata-rata ( P ), mm
– Evapotranspirasi Potensial Bulanan ( ET0 ), mm
– Hari hujan bulanan rata-rata ( n ), hari
berakibat infiltrasi yang lebih kecil ke aquifer dan menjadi bagian yang
lebih besar untuk aliran dasar. Penyesuaian yang hati-hati untuk faktor K
dan faktor infiltrasi diperlukan dalam kalibrasi.
Adapun debit andalan metoda FJ MOCK dirumuskan sebagai berikut:
Q = ( BF + DR ) . A
Dimana ;
Q = debit andalan, m3/det
BF = base flow / aliran dasar
DR = direct run off / aliran langsung
A = catchment area / daerah tangkapan hujan, km2
Adapun :
m
E = ET0 . . ( 18 – n ) =Evapotranspirasi pada bidang terbuka,mm
20
EL = ET0 – E = Limit Evapotranspirasi,mm
EP =P – EL = Hujan Efektif, mm
SMS = Soil Mois Storage / Kapasitas Kelengasan Tanah
= 200 mm/m, untuk tanah tekstur berat ( pasir lempungan dan
beberapa jenis lempung ), sebagai nilai tampungan awal.
Contoh : SMSJAN = jika 200 + EPJAN ≥ 200, tulis 200
= jika 200 + EPJAN<200, tulis jumlah sebenarnya
SMSPEB = jika SMSJAN + EPPEB ≥ 200, tulis 200
= jika SMSJAN + EPPEB < 200, tulis jumlah sebenarnya
dan seterusnya
WS = Water Surplus / Kelebihan Air, mm
= hitungan didapat dari hubungan antara nilai :
SMS bulan tinjauan ↔ SMS bulan sebelum ↔ EP bulan tinjauan
( lihat tabel hitungan ).
I = 0,4 . WS
= Infiltrasi, mm
Aquifer = I . ( 1 + K ) / 2 : K = 0,6
= I . 0,8
Vn = Aquifer + ( K . Vn-1 ) = Aquifer + ( 0,6 . Vn-1 )
= Volume Tampungan (Vn-1 = volume tampungan sebelum )
= hitungan berhenti apabila nilai ( K . Vn-1 ) dan (Vn) telah stabil
(lihat tabel hitungan)
Vn’ = Vn – Vn-1
= Tampungan Bulanan, mm
BF = I – Vn’
= aliran dasar, mm
DR = WS – I
= aliran langsung, mm
TR = BF + DR
= aliran total, mm
Q = TR . A
= ( mm × km )× 1000
12
× 10 × 6 1
( jumlah hari dalam bulan) × 24 × 60 × 60
xA
Pertambahan
Penduduk
dan Proyeksi
Total Penduduk
Terlayani
Kebutuhan Air
Kehilangan Air
Kebutuhan Produksi
(∑ r )
r= i
Dimana :
ri = Jumlah r1+r2+ra
1. Metode Geometrik
Metode ini merupakan salah satu yang paling banyak digunakan dalam
perhitungan pertumbuhan penduduk. Dengan menggunakan metode
geometrik, maka perkembangan penduduk suatu daerah dapat dihitung
dengan formula sebagai berikut (Rubin, 2001 : 640) :
Pn = P0 (1 + r) n
dengan :
2. Metode Aritmatik
Dalam metode ini, pertumbuhan rata-rata penduduk berkisar pada persentase
r yang konstan setiap tahun (Mc. Flee, 2001 : 7). Metode ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Pn = P0 + K.t
dengan :
3. Metode Eksponensial
Perkiraan jumlah penduduk berdasarkan metode Eksponensial dapat didekati
dengan persamaan berikut (Rubin, 2001 : 643) :
Pn = P0.e r . n
dengan :
satu set data tersebut maka rencana Sistem Penyediaan Air Minum tidak akan
ada artinya atau nilainya.
s=
∑ (Y - Y) 2
n −1
dengan :
s = standar deviasi
n = jumlah data
2. Koefisien korelasi
n ∑ XY − ∑ X ∑ Y
r=
(nX 2
)(
− (∑ X ) . n ∑ Y 2 − (∑ Y )
2 2
)
dengan :
r = koefisien korelasi
X = tahun proyeksi
1. Iklim
Kebutuhan air bagi masyarakat untuk berbagai aktifitas akan lebih besar
pada iklim hangat dan kering daripada iklim yang lembab. Sedangkan
pada iklim yang sangat dingin, air mungkin diboroskan di keran-keran
untuk mencegah bekunya pipa-pipa.
Ciri-ciri penduduk
Pemakaian dipengaruhi oleh status ekonomi masyarakat. Pemakaian air
di daerah-daerah miskin jauh lebih rendah daripada di daerah-daerah
kaya.
Ukuran kota
Kebutuhan konservasi air
Di beberapa tempat dengan kondisi kekeringan, telah memaksa
penghuninya untuk mengurangi pemakaian air hingga 10 – 40 % tanpa
menimbulkan masalah berat bagi penghuninya. Kenyataan penggunaan
ini dapat dicapai melalui program-program pendidikan masalah
penggunaan air.
Kebutuhan air tidak selalu sama pada setiap saat tetapi akan
berfluktuasi dari waktu ke waktu. Kebutuhan air dipengaruhi oleh :
Besarnya pemakaian air bersih oleh masyarakat pada suatu daerah tidaklah
konstan, namun terjadi fluktuasi pada jam-jam tertentu bergantung aktifitas
keseharian masyarakatnya. Hal tersebut berlangsung setiap hari dan
membentuk suatu pola penggunaan air yang relatif sama. Pada saat-saat
B. Non Domestik
Kebutuhan Non Domestik Kota-kota Kategori I,II,III,IV,V
Sekolah = 10 liter/murid/hari
Rumah Sakit = 200 liter/tempat tidur/hari
Puskesmas = 2 m3/hari
Mesjid = sampai 2 m3/hari
Kantor = 10 liter/pegawai/hari
Pasar = 12 m3/hektar/hari
Hotel = 150 liter/tempat tidur/hari
Rumah Makan = 100 liter/tempat tidur/hari
Komplek Militer = 60 liter/orang/hari
Kawasan Industri = 0.2 - 0.8 liter/detik/ha
Kawasan Pariwisata = 0.1 - 0.3 liter/detik/ha
Tabel F. 5 Faktor Pengali (Load Factor) Kebutuhan Air Bersih Dalam Satu Hari
Jam Faktor Jam Faktor Jam Faktor Jam Faktor
Ke- Pengali Ke- Pengali Ke- Pengali Ke- Pengali
1. Penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga, adalah jumlah air yang
digunakan untuk makan, minum, cuci dan lain-lain dalam memenuhi
kebutuhan rumah tangga. Bagian-bagian pelayanananya terdiri dari:
Sambungan langsung
Berdasarkan standar internasional no. 1172 tahun 1957 konsumsi
air menunjukkan nilai 135 liter/hari. Untuk Indonesia pada tahun
1974 ditetapkan sebesar 86,4 liter/hr. Sedang pada tahun 1980
angka tersebut diharapkan di atas 100 liter/hari.
5. Kehilangan-kehilangan air
Kehilangan-kehilangan air dapat disebabkan oleh kebocoran dalam pipa,
sambungan illegal, kerusakkan atau tidak ketetapan pembacaan rineter
air dan kesalahan administrasi.
Faktor kebutuhan air pada hari maksimum adalah antara 1,15 – 1,120
dari total kebutuhan air.
Faktor kebutuhan air pada hari maksimum adalah antara 1,50 – 1,75
dari total kebutuhan air.
Air limpasan alami dan air waduk dapat dianggap sebagai air yang mudah
mencapai standard kualitas air yang baik. Air yang berasal dari sumber-sumber
persedian air umum, perkotaan, industri dan pertanian seringkali tercemar, berat
ada sumbernya. Sumber-sumber merupakan penyebab utama dari masalah
kualitas air. Disamping beban polutan, kualitas air yang di hasilkan sangat
tergantung pada waktu yang telah waktu sejak dilepaskan dari sumbernya
(waktu diam) dan upaya penjagaan yang ada diantaranya.
a. Air Tanah
• Mata Air
Secara normal mata air adalah sumber air bersih. Kadang-kadang
airnya bersifat agresif, sehingga pengaturan kondisi dalam hal ini
degasasi CO2 (aerasi) atau penambahan basa seperti kapur, abu soda
atau soda “caustic” dilaksanakan sebelum air didistribusikan.
b. Air Permukaan
Sering air permukaan mengandung kekeruhan yang tidak diharapkan dan
terpolusi oleh microorganisme patogen. Dua contoh pengolahan air
permukaan diberikan disni.
Rencana
Pengembangan Kota
P erencanaan Ko ta:
* Fungsi Ko ta
* Rencana P enggunaan Lahan
* Ko ndisi Fisik
* Kebijakan P engembangan
* Pertumbuhan Penduduk
Pengadaan
Infrastruktur Pola
Pengadaan Pemekaran
Air Bersih Spasial Kota
Perencanaan
Infrastrukstur
Air Bersih
kota (urbanisasi) sehingga akan meningkatkan kebutuhan air akan air bersih
yang harus diantisipasi agar mampu memenuhi ketersediaannya dalam
jumlah dan kualitas di masa mendatang.
Pipa transmisi ini pada umumnya hanya merupakan satu atau beberapa jalur
pipa saja. Jaringan pipa transmisi ini harus mampu mengalirkan air dengan
debit aliran rata-rata pada hari maksimum.
Sumber Air
Pipa Transmisi
Bangunan
Pengolahan Air
Daerah Distribusi
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa transmisi adalah pipa DCIP dan
HDPE dan sebagainya. Pipa transmisi ini umumnya dilengkapi dengan:
Dengan adanya alat pengukur tekanan air ini maka bila tekanan-
tekanan air pada jaringan pipa transmisi terlalu rendah atau terlalu
tinggi, diharapkan dapat segera diketahui.
Jarak antara gate valve maksimum 3.000 meter untuk pipa transmisi
dan antara 500 meter sampai 1.000 meter untuk distribusi.
Lokasi gate valve adalah pada titik awal, pipa outlet pompa,
persimpangan antara pipa eksisting pada pipa baru, persimpangan
antara diameter berbeda, bagian hilir dari perunitan, antara pipa
primer dan sekunder, antara sistem loop dan unit dan bagian hulu
dan hilir dari bangunan penting (jembatan, siphon, penyebrangan
jalan dan lain-lain).
Dimensi sesuai dengan dimensi pipa.
4. Check Valve
Untuk pipa transmisi yang menggunakan pompa, biasanya digunakan
katup pencegah aliran/tekanan balik (check valve). Katup ini dipasang
pada pipa outlet pompa dan tempat-tempat lain dimana diharapkan
tidak terjadi aliran balik. Dengan adanya katup ini diharapkan
aliran/tekanan balik tersebut tidak mengenai pompa.
5. Katup Udara
Udara di dalam pipa akan menghambat aliran di dalam pipa. Udara
dapat masuk ke dalam pipa melalui bak penampung air baku atau
melalui perpipaan pompa yang kurang baik. Untuk membuang udara
di dalam pipa, dipasang katup udara pada tempat-tempat yang relatif
tinggi dan jembatan pipa dengan perletakan ¼ L (L adalah panjang
bentang jembatan), dari arah aliran.
- Pada saat pipa diisi air, maka pelampung akan naik ke atas secara
perlahan-lahan dan udara dalam pipa akan keluar melalui lubang
katup
- Pada saat pipa penuh dengan air, maka lubang akan tertutup
pelampung akibat adanya gaya tekan ke atas dari pelampung
- Pada saat air di dalam pipa tidak penuh atau kosong, maka
pelampung akan turun sehingga lubang udara pada katup udara
akan terbuka dan udara masuk ke dalam jaringan perpipaan
melalui lubang udara tersebut.
Tetapi dalam keadaan tertentu kita juga perlu memasukkan udara,
yaitu pada saat sebagian dari jalur pipa kosong air, maka akan
terjadi tekanan negatif yang dapat mengakibatkan aliran balik
(back siphonage). Dalam hal ini kita perlu memasukkan udara ke
dalam pipa agar aliran balik tersebut dapat dihindarkan.
wash out berkisar antara 1/4 sampai 1/2 dari diameter pipa. Wash
out ditempatkan pada:
Socket
Fungsi socket adalah untuk menghubungkan pipa yang berbeda
ukuran dan jenisnya.
Flens
Penyambungan dengan flens dilakukan untuk pipa yang
kedudukannya diatas permukaan tanah dengan diameter lebih
besar dari 50 mm.
C. Bangunan Penunjang
a. Booster Station
Berfungsi untuk menambah tekanan air dalam pipa dengan
menggunakan pemompaan. Cara penerapan penambahan tekanan
dengan langsung dipasang pompa pada pipa atau menggunakan
reservoir penampungan. Ditempatkan pada tempat-tempat dimana
air dalam pipa kurang dari tekanan air minimum.
b. Jembatan Pipa
Pemasangan pipa dengan bentang lebih besar dari 6 (enam) meter
menggunakan jembatan, sedangkan untuk bentang dibawah 6 meter
menggunakan crossing Merupakan bagian dari pipa transmisi yang
menyeberang sungai/saluran di atas permukaan tanah. Pipa yang
digunakan disarankan pipa baja atau DCIP. Sebelum bagian pipa
masuk dilengkapi gate valve dan wash out. Dilengkapi dengan air
valve yang diletakkan pada jarak ¼ bentang dari titik masuk jembatan
pipa.
d. Tandon
Tandon merupakan komponen dari sistem jaringan distribusi air
bersih yang memiliki fungsi untuk menampung dan menyimpan air
untuk digunakan pada kondisi tertentu. Pengisian tampungan tandon
dilakukan apabila kebutuhan air bersih tidak mencapai puncak atau
dibagi antara keduanya apabila kapasitas debitnya mencukupi.
Perencanaan suatu tandon perlu memperhatikan aspek kuantitas dan
kontinuitas. Kapasitas tampungan dari sebuah tandon nantinya harus
mampu untuk melayani areal pelayanan dan mampu beroperasi
sesuai rencana pengembangan seiring dengan meningkatnya
kebutuhan air bersih setiap tahunnya (Anonim, 1999 : 6-26).
V = 0,13.Q.T
dengan :
= 86.400 det
D. Pompa
Tipe pompa sangat beraneka ragam, antara lain didasarkan pada posisi
sumbu dan konstruksinya. Untuk menciptakan suatu pompa yang khusus
kadang-kadang diadakan penggabungan diantara berbagai tipe pompa.
Jenis aliran semi aksial lebih mudah digunakan pada kondisi tinggi
tekanan yang mudah berubah-ubah. Pada pompa jenis aliran aksial daya
sumbunya sangat berubah dan efisiensinya sangat menurun apabila tinggi
tekanan menyimpang dari tinggi tekanan rencana. Pemakaian pompa
jenis ini paling efisien untuk tinggi tekanan antara 3,5 – 4,0 m tetapi akan
timbul suara apabila pompa ini bekerja pada tekanan yang melampaui
139% dari tinggi tekanan rencana dan terjadilah peningkatan daya sumbu
yang sangat menyolok.
1. Efisiensi pompa
Kapasitas dan total head pompa mampu beroperasi dengan efisiensi tinggi
dan bekerja pada titik optimum sistem.
2. Tipe pompa
a) Bila ada kekhawatiran terendam air, gunakan pompa tipe vertikal.
b) Bila total head kurang dari 6 m ukuran pompa (bore size), lebih dari 200
mm gunakan tipe mixed flow atau axial flow.
c) Bila total head lebih dari 20 m, atau ukuran pompa lebih kecil dari 200
mm, digunakan tipe centrifugal.
d) Bila head hisap lebih dari 6 m atau pompa tipe mixed-flow atau axial
flow yang lubang pompanya (bore size) lebih besar dari 1500 mm,
gunakan pompa tipe vertikal.
3. Kombinasi pemasangan pompa
Kombinasi pemasangan pompa harus memenuhi syarat titik optimum kerja
pompa yang terletak pada titik potong antara kurva pompa dan kurva
sistem. Penggunaan beberapa pompa kecil lebih ekonomis dari pada satu
pompa besar.
4. Pompa cadangan
Pompa cadangan diperlukan untuk mengatasi sulai air saat terjadi
perawatan dan perbaikan pompa. Pemasangan beberapa pompa sangat
ekonomis, dimana pada saat jam puncak semua pompa bekerja dan apabila
salah satu pompa tidak dapat berfungsi, maka kekurangan suplai ke daerah
pelayanan tidak terlalu banyak.
karena
fluktuasi 2. Shourded - Serat panjang
muka air
tinggi channel
3. Open
Impeller - Serat sangat panjang
- Viskosilitas tinggi
- Sampah
Deep well
Dalam pump Impeller - Viskosilitas rendah
6. Aliran
Deep well campur - Bebas benda padat
(dalam < 40
m) Impeller)
4Q
Φ=
πv
dimana :
Tabel F.9.Ukuran Bentuk dari Komponen Prioritas Kebutuhan Sarana Sistem PAM
1. Komponen sosial
ekonomi :
F. Alternatif Pengembangan
Alternatif sistem transmisi tergantung pada letak lokasi dan elevasi
ketinggian dari unit pengolahan atau bangunan sadap dan reservoir,
yaitu:
Pipa distribusi ini pada umumnya merupakan beberapa jalur pipa. Jaringan
pipa distrubusi ini harus mampu mengalirkan air dengan debit aliran rata-rata
pada hari maksimum.
Distribusi :
Transmisi :
Pengolahan : Chlorinasi
Distribusi :
Pengolahan :
Distribusi :
Q = A.V
dimana:
= 1 .π.d2
4
C = koefiesien Chezy
A
= P
= π.D
Dalam sistem distribusi air bersih, kecepatan air yang mengalir dalam pipa
biasanya berkisar 0,8 - 10 m/dt. Sedang tekanan air dalam pipa berkisar antara
10 - 40 m tinggi air
• Prinsip kontinuitas
• Kekelan energi
• Kehilangan energi pada aliran air di dalam pipa
Q masuk = Q keluar
Q1 Q2
1 2
Jumlah aliran air yang masuk melalui 1-1 (Q1) harus sama dengan jumlah
aliran air yang melalui 2-2 (Q2).
Atau:
Q1 = Q2
A1.V1 = A2.V2
Dimana
A1 = A2
Sehingga
V1 = V2
Q1 Q2
2
1
Jumlah aliran air yang masuk melalui 1-1 (Q1) harus sama dengan jumlah
aliran air yang melalui 2-2 (Q2).
Atau:
Q1 = Q2
A1.V1 = A2.V2
Dimana
A1 > A2
Sehingga
V1 < V2
2
.V
Q
A1.V1
A2
2
Q1
1 3
A
3.
V
3
Q
3
Jumlah aliran air yang masuk melalui 1-1 (Q1) harus sama dengan jumlah
aliran air yang melalui 2-2 (Q2) dan 3-3 (Q3).
Atau:
Q1 = Q2 + Q3
dimana:
P = tekanan (N/m2)
dimana:
= 10 m/dt2
Pada dasarnya suatu energi tidak dapat hilang, tapi hanya dapat
berubah bentuk menjadi energi yang lain. Hukum kekekalan energi dari
Bernoulli menyebutkan bahwa jika tidak ada energi yang lolos atau
diterima antara dua titik di dalam suatu sistem tertutup, maka energi
totalnya tetap konstan. Ilustrasi mengenai garis energi antara dua titik
pada saluran tertutup dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
V1
2.g hf
V2
2.g
P1
W A1.V1
A2.V2 P2
W
Q1
E1 1 Q2
E2
2
h1
h2
DATUM
V1 P1 V P
+ + h1 = 2 + 2 + h 2 + h f
2.g W 2.g W
dimana:
ð Persamaan Darcy
L.V 2
h f = f.
D.2.g
dimana:
temperatur air maka makin kecil nilai koefisien gesekan pipa dan
berarti makin kecil pula kehilangan tekanan yang terjadi.
dimana:
V2
hL = K L .
2g
dimana:
V2 fb .fb
h bh = fb1 .fb2 . atau hbh = 1 22 .Q 2
2.g 2.g.A
dimana:
V2 fb .fb
h bv = fb1 .fb2 . atau hbv = 1 22 .Q 2
2.g 2.g.A
dimana:
dimana:
f = ketebalan minimum
F.7.4. Mekanisme Pengaliran Dalam Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih Pipa
Dengan Bantuan Pompa
Pemakaian pompa dimaksudkan untuk lebih memperbesar tekanan pada suatu
titik agar dapat melayani area tertentu yang cukup luas. Jika pompa digunakan
ntuk menaikkan air dari suatu tandon A ke tandon B, maka akan dibutuhkan
suatu daya pompa untuk mengalirkannya seperti yang ditunjukkan pada gambar
berikut :
HB = ZA + HP – ZB + HL
dengan :
HB = tekanan di titik B
ZA = tinggi elevasi titik A (m)
ZB = tinggi elevasi titik B (m)
HP = tinggi tekan pompa (m)
HL = kehilangan tinggi tekan (m)
Sistem Perpipaan
Sistem pemipaan dalam jaringan distribusi air bersih dapat dibagi menjadi
dua yaitu hubungan seri dan hubungan paralel. Penggunaan dua sistem
pemipaan ini bergantung pada kondisi lapangan dan melihat tingkat
kebutuhan airnya.
Datum
dengan :
Q1 = Q2 = Q3 = debit pada tiap pipa (m3/det)
= ∑i =1 hf
n
dengan :
hftot = total kehilangan tekanan pada pipa terpasang seri (m)
hf1 = hf2 = hf3 = kehilangan tekanan pada tiap pipa (m)
Sehingga persamaan Bernoulli menjadi (Triatmodjo, 1993 : 61) :
2 2
v1 p v p
Z1 + + 1 = Z2 + 2 + 2 + hf tot
2g γ 2g γ
dengan :
hf1 = hf2 = hf3 = kehilangan tekanan pada tiap pipa (m3/det)
Sedangkan debit pada pipa dengan kondisi ini dapat dituliskan sebagai
berikut (Triatmodjo, 1993 : 61) :
Q tot = Q1 + Q 2 + Q3
= ∑i =1 Q
n
dengan :
Qtot = total debit pada pipa terpasang paralel (m3/det)
Q1 = Q2 =Q3 = debit pada tiap pipa (m3/det)
Datum
• menganalisis sistem jaringan distribusi air pada satu kondisi waktu (kondisi
permanen)
Setelah penamaan file maka tampilan berikutnya adalah pemilihan formula dari
Darcy-Weisbach, Hazen-Williams dan Manning seperti pada gambar di bawah.
Rumus yang dipilih itulah yang nantinya digunakan sebagai dasar dalam
perhitungan WaterCAD.
Bagian terakhir dari project setup wizard adalah pengisian data-data teknis dan
pemodelan komponen-komponen sistem jaringan distribusi air bersih yang
akan dipakai dalam penggambaran yang memudahkan untuk pengecekan.
Komponen tersebut terdiri dari 6 macam yaitu pipa, titik simpul, tandon, katup,
tandon dan pompa.
Data fixed demand atau yang disebut pula baseline flow kurang akurat bila
digunakan untuk perancangan kebutuhan air bersih. Umumnya data ini
hanya digunakan untuk mengetahui besar kebutuhan tiap jam atau harian
secara rata-rata. Data variable demand inilah yang digunakan untuk
mendekati kondisi nyata di lapangan. Situasi pada saat kebutuhan air
seperti ini disebut dengan Extended Period Simulation (EPS).
Saat kebutuhan air diatur pada baseline flow, kondisi aliran di dalam pipa
berupa aliran tetap (steady flow). Maka secara otomatis WaterCAD akan
mengatur skenario menjadi Steady State Simulation. Sedangkan bila
tersedia data kebutuhan air yang berfluktuatif (variable demand) maka
skenario WaterCAD dapat diatur menjadi Extended Period Simulation (EPS)
dan aliran yang terjadi adalah aliran berubah beraturan menurut waktu.
3. Pemodelan Pipa
Pipa adalah suatu komponen yang menghubungkan katup (valve), titik
simpul, pompa dan tandon. Untuk memodelkan pipa, memerlukan
beberapa data teknis seperti jenis bahan, diameter dan panjang pipa,
kekasaran (roughness) dan status pipa (buka-tutup). Jenis bahan pipa oleh
WaterCAD telah disediakan sehingga dapat dipilih secara langsung sesuai
dengan jenis bahan pipa yang digunakan di lapangan. Sedangkan
diameter dan panjang pipa dapat dirancang sesuai dengan kondisi di
lapangan melalui prototypes tools. Apabila diatur secara skalatis, maka
Untuk pemodelan katup diperlukan beberapa data yaitu elevasi katup, dan
karakteristik katup seperti jenis, diameter dan status katup.
Pompa dapat dipasang secara paralel dan secara seri. Pada pemasangan
secara paralel, pompa dipasang sejajar pada dua pipa yang ujung-ujungnya
disatukan. Debit yang dihasilkan pada pompa paralel menjadi dua kali lipat,
namun tinggi tekannya sama dengan satu unit pompa saja. Sedangkan
pada pemasangan seri, pompa yang satu diletakkan di hilir pompa yang
lain. Pada pemasangan seperti ini, debit yang dihasilkan sama dengan satu
unit pompa saja, namun tinggi tekannya menjadi dua kali lipat.
Head (m)
Q(lt/det)
Gambar F.17.Kurva Sistem Operasi Pompa
(Sumber : Haestad, 2001 : 275)
Head (m)
Q(lt/det)
Gambar F.18.Kurva Operasional Pompa Pada Pemasangan Seri Dan Paralel
( Sumber : Haestad, 2001 : 257)
Warna hijau berarti bahwa sistem jaringan distribusi air bersih benar-benar
baik tanpa ada masalah. Warna kuning berarti sistem jaringan dapat bekerja,
namun ada beberapa bagian komponen yang tidak bekerja normal. Sedangkan
warna merah berarti sistem tersebut tidak dapat bekerja seperti yang
diharapkan karena ada kesalahan dalam perencanaan maupun pada
penggambaran.
Pada setiap tanda warna kuning dan merah, selalu ada catatan-catatan dari
hasil analisis. Catatan-catatan tersebut dapat dilihat pada bagian report yang
akan selalu diberikan setelah proses analisis selesai dilakukan. Sedangkan hasil
analisis pada setiap komponen sistem jaringan dapat ditampilkan dengan
meng-klik komponen sistem jaringan tersebut, apabila diinginkan tampilan
secara keseluruhan dari komponen tersebut maka dapat meng-klik tabular
report dan memilih report komponen yang akan akan ditampilkan.
Model Korporasi
Korporasi adalah bentuk kerjasama antara pihak pemerintah dan swasta.
Model korporasi yang dapat diusulkan, yakni :
• Model Swastanisasi (Privatisasi)
Dalam model swastanisasi atau sering disebut privatisasi merupakan
model korporasi ini cenderung mengarah untuk menjual asset kepemilikan
pemerintah. Dalam korporasi ini, Badan Usaha Swasta bertindak dan
memiliki wewenang yang jauh lebih besar disbanding pihak pemerintah
dalam proses alih kelola asset pemerintah ke Badan 19.Usaha Milik
Swasta. Di samping itu, korporasi juga dapat merujuk pada divestasi asset
pemerintah atau komersialisasi perusahaan pemerintah yang kesemuanya
akan mengurangi kepemilikan pemearintah kepada swasta. Diagram
model swastanisasi dapat dilihat pada tabel berikut ini
OPERATOR
PELANGGAN
SWASTA
PDAB
TARIF
INVESTASI
PELANGGAN
BADAN USAHA
SWASTA
INVESTASI
MEMBANGUN
OPERASI
PDAB PUBLIC CORPORATE
GOVERNANCE PEMASOK AIR BAKU
PDAM
TARIF
AHLI KELOLA
PELANGGAN
BADAN USAHA
SWASTA
PEMBANGUNAN
OPERASI
PDAB
PUBLIC
INVESTASI CORPORATE PEMELIHARAAN
PDAM GOVERNANCE
PEMASOK AIR
PELANGGAN
PEMERINTAH PUSAT
TARIF
PEMERINTAH PROPINSI
PEMERINTAH KOTA
PEMERINTAH KABUPATEN
Gambar F. 25 Model Public-Public and Private Partnership melalui BOT atau Konsesi
Analisis ekonomi dititik beratkan kepada nilai manfaat dan proyek, dengan
membandingkan kondisi sebelum dan sesudah ada proyek.
Secara sederhana dapat dinyatakan dalam besaran Benefit Cost Ratio (BCR),
Internal Rate of Return (IRR) dan Economic Internal Rate of Return (EIRR) dari
proyek.
Proyek dinilai layak jika nilai BCR pada suku bunga tertentu lebih besar
daripada 1.
BCR = B/C
Adapun IRR dihitung dengan asumsi sampai pada tingkat suku berapa, nilai BCR
= 1, atau dengan kata lain berapa tingkat suku bunga yang masih dapat
diterima jika nilai BCR = 1 atau impas dalam kurun waktu tertentu.
1) Gambar Kalkir A1
2) Gambar Blue Print A1
3) Gambar Ukuran A3 (Copy)
4) Peta Situasi Skala 1 2.000
5) Peta lkhtisar Skala 1 10.000
d. Laporan Ringkasan (Executive Summary Report)
7. Mastercopy Laporan dan Gambar Detail Desain
8. Foto Dokumentasi
1. Konsultansi/Asistensi Rutin
Asistensi rutin merupakan diskusi yang dilakukan konsultan terhadap
direksi pekerjaan, asistensi ini diusahakan dilakukan sesering mungkin.
Asistensi rutin akan memudahkan Direksi Pekerjaan dalam mengontrol
tahap pekerjaan yang telah dicapai Konsultan guna mendapatkan saran dan
masukan.
TAHAP I MULAI
PERSIAPAN
PENYUSUNAN
MOBILISASI PERALATAN PERSIAPAN
RENCANA MUTU
PERSONIL ADMINISTRASI
KONTRAK
SURVEY PENDAHULUAN
PENGUMPULAN DATA
& INVENTARISASI SUMBER
SEKUNDER & STUDI TERKAIT
AIR BAKU
PENYUSUNAN LAPORAN
PENDAHULUAN
Tidak
DISKUSI
LAPORAN
PENDAHULUAN
Ya
LAPORAN
PENDAHULUAN
TAHAP II SURVEY
DAN IDENTIFIKASI SURVEY SURVEY
SURVEY SURVEY
SOSEK & GEOLOGI DAN
TOPOGRAFI HIDROMETRI
LINGKUNGAN MEKTAN
Tidak
ASISTENSI DENGAN
DIREKSI
PEKERJAAN
Ya
PENYUSUNAN LAPORAN
SISIPAN
Tidak
ASISTENSI
Ya
LAPORAN SISIPAN
ANALISIS PENGEMBANGAN
AIR BAKU
ANALISIS PENGEMBANGAN
KOMPONEN SISTEM
Tidak
DISETUJUI
DIREKSI
Ya
PENYEMPURNAAN KONSEP
SKENARIO PENGEMBANGAN
SISTEM
PENYUSUNAN TAHAPAN
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
Gambar F.28 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan (Tahap III Analisis dan Formulasi)
TAHAP IV PENYELESAIAN
PEKERJAAN
PENYUSUNAN
PENYUSUNAN KONSEP
KONSEP
LAPORAN AKHIR
Ya
1. LAPORAN AKHIR
2. SOFT COPY LAPORAN
SELESAI
BAB
G
RENCANA
KERJA
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
BAB G
RENCANA KERJA
G.1. UMUM
TIRTA BUANA
Management & Consulting Engineers
G-1
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
Koordinasi dengan Pengguna Jasa perlu dilakukan secara rutin dan dengan
frekuensi yang cukup.
BAB
H
JADUAL
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
BAB H
JADUAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
Waktu pelaksanaan pekerjaan Detail Desain Jaringan Air Baku 377 liter/detik Kota
Tembilahan Kab. Indragiri Hilir adalah 7 (tujuh) bulan. Jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan tersebut sudah cukup memadai, namun perlu dibuat schedule pekerjaan
agar dapat dimonitoring progres pekerjaan secara periodik sehingga target pekerjaan
dapat tercapai dengan memuaskan dengan kualifikasi perencanaan yang memenuhi
standar teknis.
BULAN KE
NO. KEGIATAN KETERANGAN
I II III IV V VI VII
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
I. Tahap Persiapan
a. Mobilisasi
b. Penyusunan Rencana Kerja
c. Pengumpulan Data Sekunder
d. Kajian Data Sekunder
e. Survey Pendahuluan dan Indentifikasi Sumber Air Baku
f. Penyusunan Laporan Pendahuluan
V. Tahap Pelaporan
a. Rencana Mutu Kontrak
b. Laporan Pendahuluan
c. Laporan Bulanan
d. Laporan Sisipan
e. Laporan Penunjang
- Laporan Pengukuran & Deskripsi BM
- Hidrologi-Hidrometri
- Mekanika Tanah/Soil
- Sedimen Transport
- Nota Desain, Ekonomi Teknik
- Spesifikasi Teknik, RAB & Dok. Tender
- Dokumen UKL/UPL
f. Laporan Akhir Sementara
g. Laporan Akhir
h. Laporan Ringkasan
i. Mastercopy Laporan & Gambar Desain Detail Desain
j Foto Dokumentasi
BAB
I
BAB I
TENAGA AHLI & TANGGUNG JAWABNYA
Lama
No. Posisi Nama Personil
Penugasan
3. Ahli Hidrologi
Berkemampuan melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam keahlian
Analisis Hidrologi sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai. Seorang
Sarjana Teknik Strata 1 (S1) jurusan Teknik Sipil / Sipil Hidro, lulusan dari
Univers itas Negeri atau yang telah disamakan, sekurangnya 6 (enam) tahun
kerja. Atau bagi Pas ca Sarjana (S2) / Doktoral (S3) jurusan Teknik Sipil / Sipil
Hidro /Sumber Daya Air, lulusan dari Universitas Negeri atau yang telah
4. Ahli Hidrolika
Berkemampuan melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam keahlian
Teknik Hidro sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai. Seorang Sarjana
Teknik, Strata 1 (S1) jurusan Teknik Sipil Pengairan, lulusan dari Universitas
Negeri atau yang telah disamakan, sekurangnya 6 (enam) tahun kerja. Atau
bagi Pasca Sarjana (S2)/Doktoral (S3) jurusan SDA, lulusan dari Universitas
Negeri atau yang telah disamakan, sekurangnya 3 (tiga) tahun kerja.
Berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang Sipil Subbidang
Prasarana Keairan terutama pekerjaan sejenis, diutamakan pernah bertugas
melaksanakan pekerjaan di lokasi Provinsi Riau dan dilingkungan SDA.
Memiliki SKA yang sesuai dengan bidangnya dan telah teregister oleh LPJKN
sesuai sub bidang yang ditawarkan. Memiliki kemampuan berbahasa Inggris.
Memiliki sertifikat training sesuai fungsi dan kewajibannya.
Sedangkan tugas dan tanggung jawab Ahli Hidrolika akan mencakup, tapi
tidak terbatas hal-hal sebagai berikut :
Menganalisis kondisi hidrolika intake air baku, jaringan pipa distribusi
dan transmisi yang telah ditetapkan
Bersama dengan team leader dan Ahli Perencanaa dalam merumuskan
dimensi pipa dan fasilitasnya
Penyusunan model sistem jaringan distribusi rencana pengembangan.
Sedangkan tugas dan tanggung jawab Ahli Mekanika Tanah akan mencakup,
tapi tidak terbatas hal-hal sebagai berikut :
Bertanggung jawab atas pekerjaan geoteknik / mekanika tanah di
lapangan dan laboratorium serta analisanya
Bertanggung jawab atas penyajian parameter desain mekanika tanah
(soil/engineering properties)
Melakukan survey geologi
Bertanggung jawab atas pekerjaan geologi di lapangan serta analisanya
Membuat gambaran struktur geologi dan keadaan struktur tanah,
terutama pada daerah-daerah yang akan ditempati struktur jaringan air
baku.
Berkoordinasi dengan Tenaga Ahli yang lain.
Membuat laporan hasil pekerjaan
6. Ahli Lingkungan
Berkemampuan melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam keahlian Ilmu
Lingkungan Hidup (Dampak Lingkungan sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai. Seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S1) jurusan Teknik Lingkungan,
lulusan dari Universitas Negeri atau yang telah disamakan, sekurangnya 6
(enam) tahun kerja. Atau bagi Pasca Sarjana (S2) /Doktoral (S3) jurusan Ilmu
Lingkungan lulusan dari Universitas Negeri atau yang telah disamakan,
sekurangnya 3 (tiga) tahun kerja. Berpengalaman dalam pelaksanaan
pekerjaan di bidang Sipil Subbidang Prasarana Keairan terutama pekerjaan
sejenis, diutamakan pernah bertugas melaksanakan pekerjaan di lokasi
Provinsi Riau dan dilingkungan SDA. Memiliki SKA yang sesuai dengan
bidangnya dan telah teregister oleh LPJKN sesuai sub bidang yang
ditawarkan. Memiliki kemampuan berbahasa Inggris. Memiliki Sertifikat
AMDAL A dan atau AMDAL B.
Sedangkan tugas dan tanggung jawab Ahli Lingkungan akan mencakup, tapi
tidak terbatas hal-hal sebagai berikut :
Melakukan pengambilan sampel air di rencana lokasi sumber air baku
Analisis AMDAL yang diakibatkan diadakannya proyek
Membuat dokumen UKL/UPL
Melakukan uji kualitas air serta menganalisa kelayakan air tersebut
untuk dimanfaatkan masyarakat
Bersama dengan tenaga ahli merencanakan bangunan pengolahan air
baku dan fasilitasnya
7. Ahli Geodesi
Berkemampuan melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam keahlian Ilmu
Ukur Tanah (geodesi/topografi) sampai dengan pekerjaan dinyatak an selesai.
Seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S1) jurus an Teknik Geodesi, lulusan
dari Universitas Negeri atau yang telah disamakan, sekurangnya 6 (enam)
tahun kerja. Atau bagi Pasca Sarjana (S2) /Doktoral (S3) jurusan Ilmu
Geodesi, lulusan dari Universitas Negeri atau yang telah disamakan,
sekurangnya 3 (tiga) tahun kerja. Berpengalaman dalam pelaksanaan
pekerjaan di bidang Sipil Subbidang Prasarana Keairan terutama pekerjaan
sejenis, diutamakan pernah bertugas melaksanakan pekerjaan di lokasi
Provinsi Riau dan dilingkungan SDA. Memiliki SKA yang sesuai dengan
bidangnya dan telah teregister oleh LPJKN sesuai sub bidang yang
ditawarkan. Memiliki kemampuan berbahasa Inggris. Memiliki sertifikat
training sesuai fungsi dan kewajibannya.
Sedangkan tugas dan tanggung jawab Ahli Geodesi akan mencakup, tapi
tidak terbatas hal-hal sebagai berikut :
Mengkoordinir kegiatan pengukuran topografi di lapangan
Bersama dengan team leader menetapkan lokasi titik-titip tetap
(BM/CP)
Mengevaluasi hasil pengukuran dan penggambaran pemetaan
Membuat laporan hasil pengukuran
Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan pengukuran topografi
Sedangkan tugas dan tanggung jawab Ahli Sosial Ekonomi akan mencakup,
tapi tidak terbatas hal-hal sebagai berikut :
Sedangkan tugas dan tanggung jawab Asisten Ahli Hidrolika akan mencakup,
tapi tidak terbatas hal-hal sebagai berikut :
Menganalisis kondisi hidrolika jaringan pipa distribusi dan transmisi yang
telah ditetapkan
Membantu Ahli Hidrolika dalam menetapkan desain bangunan
pelengkap
Membantu Ahli Hidrolika dalam merumuskan model sistem jaringan
perpipaan
Membantu Ahli Hidrolika membuat Laporan
8. Surveyor Topografi
Berkemampuan melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam melakukan
survey lapangan terutama pengumpulan data lapangan yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugas pengukuran /topografi menyangkut data fisik
dan non fisik yang mesti dilakuk an sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai. Seorang Lulusan SLTA/SLTP dari Sekolah Negeri atau yang telah
disamakan, sekurangnya 7 (tujuh) tahun kerja. Atau bagi s eorang Lulus an
D III / D II / D I / STM dari Pendidikan Tinggi /Sekolah Negeri atau yang
telah disamakan, sekurangnya 5 (lima) tahun kerja. Atau bagi Sarjana (S1)
jurusan Geodesi /Ilmu Ukur Tanah, lulusan dari Universitas Negeri atau yang
telah disamakan, sekurangnya 3 (tiga) tahun kerja. Berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan di bidang Sipil Subbidang Prasarana Keairan terutama
pekerjaan sejenis, diutamakan pernah bertugas melaksanakan pekerjaan di
lokasi Provinsi Riau dan dilingkungan SDA.
Membuat dan memasang patok BM/CP dan patok kayu pada lokasi-
lokasi yang telah ditentukan Team Leader dan Direksi pekerjaan
Membuat dokumentasi pelaksanaan pengukuran
Melakukan pemetaan situasi di lokasi rencana sumber air baku
Membuat buku ukur
9. Surveyor Hidrologi
Berkemampuan melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam melakukan
survey lapangan terutama pengumpulan data lapangan yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugas Ahli/Assisten Ahli Hidrologi sampai dengan
pekerjaan dinyatakan selesai. Seorang Lulusan SLTA/SLTP dari Sekolah Negeri
atau yang telah disamakan, sekurangnya 7 (tujuh) tahun kerja. Atau bagi
seorang Lulusan D III / D II/D I/ STM dari Pendidikan Tinggi/Sekolah Negeri
atau yang telah disamakan, sekurangnya 5 (lima) tahun. Atau bagi Sarjana
Teknik (S1) jurusan Sipil / Sipil Hidro atau Diploma IV Persungaian, lulusan
dari Universitas Negeri atau yang telah disamakan, sekurangnya 3 (tiga)
tahun kerja. Berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang Sipil
Subbidang Prasarana Keairan terutama pekerjaan sejenis, diutamakan
pernah bertugas melaksanakan pekerjaan di lokasi Provinsi Riau dan
dilingkungan SDA.
BAB
J
JADUAL
PENUGASAN
TENAGA AHLI
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
BAB J
JADUAL PENUGASAN TENAGA AHLI
J.1. UMUM
Pengaturan tenaga ahli dalam melaksanakan kegiatan adalah salah satu dari
kunci keberhasilan dari kelancaran pelaksanaan pekerjaan, sehingga konsultan
memandang perlu untuk menyusun jadual penggunaan tenaga ahli sangat hati-
hati mengingat terbatasnya waktu pelaksanaan pekerjaan. Tenaga ahli yang
diusulkan sudah berpengelaman sesuai dengan bidangnya dan dapat bekerja
secara profesional. Efisiensi waktu penugasan akan sangat dicermati agar
efektif dalam penggunaan tenaga ahli.
Untuk itu tenaga ahli akan dipilih yang mempunyai reputasi baik dibidangnya
sesuai dengan pengalaman profesional dibidangnya.
TIRTA BUANA
Management & Consulting Engineers
J-1
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
TEKNIS
J-2
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
BAB
K
ORGANISASI
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
BAB K
ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
K.3. KOMUNIKASI
Konsultan akan berhubungan langsung dengan pihak pemberi kerja melalui Team
Leader. Sesuai dengan jadwal yang telah disusun, Team Leader akan senantiasa
memantau pelaksanaan pekerjaan dan melakukan komunikasi atau koordinasi
dengan Pihak Proyek atau Instansi lain yang terkait. Untuk menunjang pekerjaan
tersebut Konsultan akan menyediakan base camp di lokasi proyek.
TIRTA BUANA
Management & Consulting Engineers
K-1
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
TEKNIS
Administrasi
Pesuruh
Asisten Ahli Asisten Ahli Asisten Ahli Asisten Ahli Asisten Ahli Assisten Ahli Asisten Ahli
Lingkungan Perencanaan Mekanika Tanah Geodesi Hidrolika Hidrologi Sosial Ekonomi
Tenaga Lokal
Tenaga Lokal Tenaga Lokal Hidrologi
Juru Gambar
Mektan Pengukuran Hidrometri
TIRTA BUANA
Management & Consulting Engineers
K-2
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
BAB
L
LAPORAN
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
BAB L
LAPORAN
TIRTA BUANA
Management & Consulting Engineers
L-1
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
2. Laporan Pendahuluan
Laporan ini berisikan tentang:
Hasil survey awal
Pekerjaan persiapan
Jadwal penugasan dan rencana mobilisasi personil
Rencana kerja
mobilisasi tenaga
identifikasi permasalahan
metode pelaksanaan
rencana pemecahan masalah yang ada dalarn program kerja
hasil pengumpulan data
Laporan ini harus diserahkan kepada Tim Direksi paling lambat 1 (satu)
bulan sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan.
3. Laporan Bulanan
Dibuat setiap akhir bulan berisi tentang uraian pekerjaan pada bulan yang
bersangkutan meliputi:
progress pekerjaan baik secara keseluruhan maupun per daerah irigasi
akfivitas-akfivitas yang telah dilaksanakan serta permasalahan yang
dihadapi
rencana kerja bulan berikutnya
notulen rapat termasuk keputusan yang diambil
nama dan tugas tum
4. Laporan Sisipan
Laporan berisikan rincian-rincian kemajuan pekerjaan setelah masa
berlangsung setengah dari masa pekerjaan. Laporan ini memuat hasil-hasil
sebagai berikut :
Kondisi Hidrologi dan hidrometri
Hasil pengukuran topografi
Peta layout bangunan intake dan jaringan air baku
Analisa neraca air dan potensi sumber air
notulen rapat sebelumnya
6. Laporan Topografi
Laporan ini berisi tentang:
Metode pelaksanaan pekerjaan
Buku ukur dan hasil perhitungan
Deskripsi BM dan CP
Foto BM dan CP
Foto dokumentasi kegiatan
Keterangan lokasi BM, CP beserta koordinat baik local maupun GPS
Sebelum dibukukan harus dilaporkan dan dikonsultasikan kepada pihak
pemberi pekerjaan, direksi dan pengawas.
7. Laporan Hidrologi-Hidrometri
Laporan ini mencakup data-data lapangan (primer dan sekunder) dari kondisi
hidrologi dan hidrometri daerah survey, meliputi :
Data iklim dan curah hujan
Analisa debit andalan/potensi sumber air
Analisa kebutuhan air baku sampai jangka waktu perencanaan
Analisa neraca air
L.4. DISKUSI
Tahapan diskusi yang harus dilaksanakan Konsultan, meliputi:
• Diskusi Laporan Laporan Pendahuluan
• Diskusi Laporan Antara
• Diskusi Draft Laporan Akhir
BAB
M
STAF
PENDUKUNG
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
BAB M
STAF PENDUKUNG
Staf Pendukung yang terlibat dalam pekerjaan Detail Desain Jaringan Air Baku 377
liter/detik Kota Tembilahan Kab. Indragiri Hilir dapat dilihat pada Tabel M.
Tugas dan tanggung jawab staf pendukung, meliputi (tetapi tidak terbatas) hal-hal
berikut :
1. Administrasi
Berkemampuan melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam melakukan kegiatan
administratif perkantoran dan atau administratif kegiatan lainnya yang setara
sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai. Seorang Lulusan SLTA/ SLTP dari
Sekolah Negeri atau yang telah disamakan, sekurangnya 6 (enam) tahun kerja.
Atau bagi seorang Lulusan D III/D II/D I/dari Pendidikan Tinggi/Sekolah Negeri
atau yang telah disamakan, sekurangnya 4 (empat) tahun kerja. Atau bagi Sarjana
(S1), lulusan dari Universitas Negeri atau yang telah disamakan, sekurangnya 2
(dua) tahun kerja. Memiliki sertifikat training sesuai fungsi dan kewajibannya.
TIRTA BUANA
Management & Consulting Engineers
M-1
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
BAB
N
FASILITAS
PENDUKUNG
USULAN SURVEY INVESTIGASI DI KAYAN (72.000 HA) KABUPATEN BULUNGAN
TEKNIS
BAB N
FASILITAS PENDUKUNG
Pekerjaan : Detail Desain Jaringan Air Baku 377 liter/detik Kota Tembilahan Kab. Indragiri Hilir
Nama Perusahaan : CV. TIRTA BUANA
Waktu Pelaksanaan : 210 (dua ratus sepuluh) hari atau 7 (tujuh) bulan kalender
BAB
O
PENUTUP
USULAN DETAIL DESAIN JARINGAN AIR BAKU 377 LITER/DETIK
TEKNIS KOTA TEMBILAHAN KAB. INDRAGIRI HILIR
LAMPIRAN