Professional Documents
Culture Documents
DENGAN TB PARU
SGD 11 Respirasi 2
• Herediter
• Jenis kelamin
• Usia
• Diit yang tidak adekuat.
• Keadaan stress
• Meningkatnya sekresi steroid adrenal
• Anak yang mendapat terapi
kortikosteroid
• Nutrisi
• Infeksi berulang 4
Patofisiologi
Droplet
Penderita TB Droplet bakteri
batuk, bersin, bakteri jatuh menguap oleh
atau bicara di lantai angin
5
Klasifikasi TB Paru
Menurut Dep.Kes (2003)
1. Pemeriksaan sputum
2. Pmeriksaan Tuberculin
3. Pemeriksaan Rontgen Thoraks
4. Pemeriksaan CT Scan
5. Radiologis TB Paru Milier
6. Pemeriksaan Laboratorium
8
Pemeriksaan Rontgen Thoraks
9
Penatalaksanaan
Pencegahan TB Paru
1. Pemeriksaan Kontak
2. Mass chest X-ray
3. Vaksinasi BCG
4. Kemoprofilaksis dengan menggunakan
INH 5 mg/kgBB
5. Komunikasi, informasi, dan edukasi
(KIE)
10
Pengobatan TB Paru
Tipe Penderita TB :
1. Kategori I (2HRZE/4H3R3)
2. Kategori II ( HRZE/5H3R3E3 )
3. Kategori III ( 2HRZ/4H3R3 )
4. Kategori IV
11
Obat-obatan anti tuberkulostatik
1. Isoniazid (INH)
2. Rifampisin (R)
3. Pirazinamid (Z)
4. Streptomisin (S)
5. Etambutol (E)
12
Komplikasi
Komplikasi Dini :
Pleuritis
Efusi Pleura
Empiema
Faringitis
Komplikasi lanjut :
Obstruksi jalan nafas
Kerusakan parenkim berat
13
WOC
14
Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
b. Diagnosa
c. Intervensi Keperawatan
15
Pengkajian
1. Data Demografi
2. Riwayat Sakit dan Kesehatan :
• Keluhan Utama
• Riwayat Penyakit saat ini
• Riwayat Penyakit dahulu
•Riwayat Penyakit keluarga
•Pengkajian Psiko-sosio-spiritual
16
Pemeriksaan Fisik
(ROS : Review of System)
B1 (breathing)
17
Perkusi
• Pada klien dengan TB paru minimal tanpa
komplikasi, biasanya akan didapatkan
resonan atau sonor pada seluruh lapang
paru.
Auskultasi
• bunyi napas tambahan (ronkhi) pada sisi
yang sakit.
18
B2 (Blood)
B3 (Brain)
B4 (Bladder)
B5 (Bowel)
B6 (Bone)
19
DIAGNOSA KEPERAWATAN I
Bersihan jalan nafas tak efektif, berhubungkan dengan sekret
kental / sekret darah, kelemahan, upaya batuk buruk, edema
tracheal / faringeal dapat ditandai dengan:
Frekuensi pernafasan, irama, kedalaman tak normal.
Bunyi nafas tak normal, ( ronchi, mengi ) stridor.
Dispnoe.
Rasionalisasi
Rasionalisasi.
Menurunkan konsumsi O2 / kebutuhan selama periode penurunan pernafasan dapat
menurunkan beratnya gejala.
Membuat tahanan melawan udara luar, untuk mencegah kolaps / penyempitan jalan nafas,
sehingga membantu menyebarkan udara melalui paru dan menghilangkan / menurunkan
nafas pendek.
TB paru menyebabkan efek luas pada paru dari bagian kecil bronchopneomonia sampai
inflamasi difus luas, necrosis, effusi pleural dan fibrosis luas, efek pernafasan dapat dari
ringan sampai diespnoe berat sampai diestres pernafasan.
Akumulasi sekret / pengaruh jalan nafas dapat mengganggu oksigenisasi organ vital dan
jaringan. 23
DIAGNOSA KEPERAWATAN III
1. Anjurkan pasien untuk batuk / bersin dan mengeluarkan pada tissue & menghindari
meludah di tempat umum serta tehnik mencuci tangan yang tepat.
2. Kaji patologi / penyakit ( aktif / tak aktif diseminasi infeksi melalui bronchus untuk
membatasi jaringan atau melalui aliran darah / sistem limfatik ) dan potensial
penyebaran melalui droplet udara selama batuk, bersin, meludah,bicara, dll.
3. Identifikasi orang lain yang beresiko, contoh anggota rumah, anggota, sahabat karib /
teman.
Rasionalisasi.
1. Perilaku yng diperlukan untuk mencegah penyebaran infeksi dapat membantu menurunkan
rasa terisolir pasien & membuang stigma sosial sehubungan dengan penyakit menular.
2. Membantu pasien menyadari / menerima perlunya mematuhi program pengobatan untuk
mencegah pengaktifan berulang / komplikasi. pemahaman begaiman penyakit disebarkan &
kesadaran kemungkinan tranmisi membantu pasien / orang terdekat mengambil langkah
untuk mencegah infeksi ke orang lain.
3. Orang – orang yang terpajan ini perlu program therapy obat untuk mencegah penyebaran
infeksi. 25
TERIMA KASIH
26