Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
08 3522 086
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Manusia dan Penderitaan”. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi
Besar kita yakni Nabi Muhammad SAW. Kepda keluarganya, sahabatnya, tabi’in
tabi’atnya, dan umat yang senantiasa taat kepadanya hingga akhir zaman. Amin.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Budaya
Dasar. Dalam makalah ini akan dibahas tentang hakikat manusia serta tanggung jawab
yang diembannya.
“Tak ada gading yang tak retak”. Penulis sadar masih banyak kekurangan dan
kesalahan dalam penyusunan makalah ini dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar penulis
dapat memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah
selanjutnya.Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya
bagi penulis.
Tasikmalaya, Januari 2010
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk cipataan Tuhan yang paling mulia. Kemuliaan itu
dikarenakan manusia dianugerahi akal dan pikiran untuk membedakan mana yang baik
dan mana yang buruk untuk kehidupannya. Walaupun dalam kenyataannya banyak
manusia yang tidak menggunakan akal pikirannya sehingga ia salah arah yang akhirnya
merusak dirinya sendiri.
Adapun masalah – masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, antara lain :
Dari rumusan masalah yang telah dirumuskan oleh penulis diatas, makalah ini
disususn dengan tujuan untuk mengetahui dan mendiskripsikan :
1. Hakikat manusia.
2. Definisi penderitaan.
3. Sumber penderitaan.
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis
maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengetahuan agar
biasa menyikapi positif dalam penderitaan yang dialami dalam hidup ini. Secara praktis
makalah ini diharapkan bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
Firman Allah itu iyalah dalam Qur’an Surat Nuh, 71 ayat 17-18 :
Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudian Dia
mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada
hari kiamat) dengan sebenar-benarnya. (QS. Nuh, 71 : 17-18)
Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-
macam unsure kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses
selanjutnya, al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Manusia yang sekarang ini,
prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan pengamatan yang
mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses
penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara permatozoa dengan ovum.
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah,
alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang
memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia
yang telah diberikan Allah Swt.
2.2. Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita, kata derita berasal dari bahasa Sanskerta “dhara”
artinya menahan, menanggung. Derita berarti menanggung atau merasakan sesuatu yang
tidak menyenangkan. Penderitaan itu ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan,
kekenyangan, kepanasan, dan lain-lain.
Lain lagi dengan filsuf Rusia yang bernama Berdijev (1874-1948). Sebelum dia
menjadi filsuf, ibunya sakit-sakitan. Ia menjadi filsuf juga akibat menyaksikan
masyarakatnya yang sangat menderita dan mengalami ketidakadilan.
Sama halnya dengan filsuf Sartre (1905-1980) yang lahir di Paris, Perancis. Sejak
kecil fisiknya lemah, sensitif, sehingga dia menjadi cemoohan teman-teman sekolahnya.
Penderitaanlah yang menyebabkan ia belajar keras sehingga menjadi filsuf yang besar.
1. Nafsu
Nafsu adalah semua dorongan yang ditimbulkan oleh segala macam kebutuhan termasuk
pula instink sehingga menimbulkan keinginan. Batas antara nafsu dan keinginan tidak
terlalu jelas. Poedjawiyatna (1984) menyamakan antara keinginan dan nafsu. Nafsu dapat
menimbulkan gairah hidup pada manusia.
Nafsu atau keinginan itu bisa menjadi suatu penderitaan / kehancuran jika kita
tidak bisa mengendalikannya tetapi jika manusia itu bisa mengendalikan nafsu atau
keinginannya maka manusia itu akan sukses di dunia maupun di alam akhirat.
2. Perasaan
3. Pikiran
Pikiran disebut juga akal, budi. Dimilikinya budi atau akal ini pula
memungkinkan manusia tahu atau mempunyai pengetahuan tentang sesuatu. Tahu dalam
hal ini berarti menghubungkan secara mental sesuatu dengan sesuatu.
4. Kemauan
Kemauan disebut juga kehandak. Dimilikinya kemauan atau kehendak dalam diri
manusia memungkinkan manusia memilih. Oleh karena itu kemauan atau kehendak ini
dapat dikatakan sebagai pelaksana mengenai apa-apa yang telah di pertimbangkan oleh
akal budi dan perasaan.
BAB III
Simpulan
Manusia akan merasa menderita jika anda rasakan itu sebuah penderitaan tetapi
jika manuisa itu menjadikan penderitaan sebagai hikmah dan pelajaran maka manuisa itu
tidak akan merasakan suatu penderitaan
Saran
Sejalan dengan simpulan diatas penderitaan tidak bisa hilang selama manusia itu
masih hidup tetapi panderitaan itu bisa dikurangi bahkan bisa sampai tak terasa.
Daftar Pustaka
Tonik Rinaldy. (2009) Sumber Penderitaan. [Online]. Tersedia : http : // 4ld1 .nge bl
ogs.com/2009/11/13/sebab-penderitaan/. [13 November 2009].
VanPeursen,Prof. DR.C. A., Tubuh Jiwa dan Roh, Sebuah pengantar dalam filsafat
manusia, PT BPK. Gn. Mulia, Jakarta, 1988.