You are on page 1of 6

Melakukan Uji Protein Urin

1. Tujuan :
1. Mengetahui uji protein pada urin dengan asam asetat
2. Mengetahui besarnya kandungan protein yang terdapat pada urin

2. Pendahuluan :
Penetapam kadar protein dalam urin biasanya dinyatakan berdasarkan
timbulnya kekeruhan pada urin. Karena padatnya atau kasarnya kekeruhan itu
menjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang ada, maka menggunakan urin
yang jernih menjadi syarat yang penting.
Salah satu uji protein urin yang cukup peka adalah dengan melalui
pemanasan urin dengan asam asetat. Pemberian asam asetat dilakukan untuk
mencapai atau mendekati titik iso-elektrik protein, sedangkan pemanasan
bertujuan untuk denaturasi sehingga terjadilah presipitasi. Proses presipitasi
dibantu oleh adanya garam-garam yang telah ada dalam urin atau yang sengaja
ditambahkan ke dalam urin. Asam asetat yang dipakai tidak penting
konsentrasinya, konsentrasi antara 3-6% boleh dipakai, yang penting ialah pH
yang dicapai melalui pemberian asam asetat. Urin encer yang mempunyai berat
jenis rendah tidak baik digunakan untuk percobaan ini. Hasil terbail pada
percobaan ini diperoleh dengan penggunaan urin asam.

3. Dasar Teori :
Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian
akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin
diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring
oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh
(http://wikipediaindonesia.com). Dalam mempertahankan homeostasis tubuh
peranan urin sangat penting, karena sebagian pembuangan cairan oleh tubuh
adalah melalui sekresi urin. Selain urin juga terdapat mekanisme berkeringat dan
juga rasa haus yang kesemuanya bekerja sama dalam mempertahankan
homeostasis ini.
Urine dihasilkan daalam proses penyaringan darah dan ginjal. Kandungan
urine bergantung keadaan kesehatan daan makanan sehari-hari yang
dikonsumsi oleh masing-masing individu. Individu normal meempunyai pH antara
5 sampai 7. Banyak faktor yang memperngaruhi pH urine seseorang adalah
makanan sehari-hari dan ketidakseimbangan hormonal. Warna urine dalah
kuning keemasan yang dianggap berasal dari emas.
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau
obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat
yang “kotor”. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari
ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnyapun akan
mengandung bakteri.
Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan
berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang
keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui
urinalisis, yaitu suatu metode analisis zat-zat yang dimungkinkan terkandung di
dalam urin.
Analisis urin secara fisik meliputi pengamatan warna urin, berat jenis
cairan urin dan pH serta suhu urin. Sedangkan analisis kimiawi dapat meliputi
analisis glukosa, analisis protein dan analisis pigmen empedu. Untuk analisis
kandungan protein ada banyak sekali metode yang ditawarkan, mulai dari
metode uji millon sampai kuprisulfa dan sodium basa. Yang terakhir adalah
analisis secara mikroskopik, sampel urin secara langsung diamati dibawah
mikroskop sehingga akan diketahui zat-zat apa saja yang terkandung di dalam
urin tersebut, misalnya kalsium phospat, serat tanaman, bahkan bakteri.
Reavsorpsi asam amino terutama terjadi di bagian awal tubulus kontortus
proksimal yang menyerupai proses absorpsi di usus halus. Karier utama di
membrane luminal merupakan kotransport Na+ sedangkan karier di basolateral
tidak bergantung pada Na+. Na+ di pompa keluar sel oleh Na+, K+, ATP ase dan
kemudian asam amino keluar sel melalui proses difusi fasilitasi menuju cairan
intertisium. Untuk menguji adanya kekeruhan , periksalah tabung dengan cahaya
berpantul dan dengan latar belakang yang hitam. Cara penilaian uji protein
adalah sebagai berikut :

NILAI SIMBOL DESKRIPSI


Negatif - Tidak ada kekeruhan sedikitpun
Positif + 1+ Kekeruhan ringan tanpa butir-butir; kadar protein rata-rata 0,01-0,05%
Positif ++ 2+ Kekeruhan mudah dilihat dan nampak butir-butir dalam kekeruhan
tersebut; kadar protein kira-kira 0,05-0,2%
Positif+++ 3+ Jelas keruh dengan kepingan-kepingan; kadar protein kira-kira 0,02-
0,5%
Positif +++ 4+ Sangat keruh dengan kepingan –kepingan besar atau bergumpal-
+ gumpal atau memadat; kadar protein kira-kira lebih dari 0,5%. Jika
terdapat lebih dari 3% protein akan membeku.

4. Alat dan Bahan :


 Tabung reaksi
 Alat pembakar (Bunsen)
 Penjepit tabung
 Pipet
 Senter
 Karton Hitam
 Urin
 Asam asetat 3-6%
 Paraffin

5. Cara Kerja :
1. Masukkan urin ke dalam tabung reaksi hingga mengisi 2/3 tabung
2. Jepit tabung pada bagian bawah, miringkan tabung sekitar 45 derajat
sehingga bagian atas tabung dapat dipanasi di atas nyala api sampai
mendidih selama 30 detik.
3. Berikan penyinaran pada tabung sehingga sinar berpantul dari bagian
berlatar karton berwarna hitam
4. Perhatikan teerjadinya kekeruhan di lapisan atas urin tersebut. Bandingkan
kejernihannya dengan urin yang tidak dipanasi pada bagian bawah tabung.
Jika terjadi kekeruhan, mungkin disebabkan oleh protein, tetapi mungkin juga
karena Kalsium Fosfat atau Kalsium Karbonat.
5. Untuk menentukan apakah kekeruhan yang terjadi akibat Kalsium Fosfat
maka bila ke dalam urin yang masih panas tersebut di teteskan 3-5 tetes
larutan asam asetat 3-6% maka kekeruhan akan hilang, tetapi dengan
disertai pembentukan gas. Jika kekeruhan tetap ada atau menjadi bertambah
keruh berarti uji protein tersebut positif.
6. Panaskanlah sekali lagi nagian atas tebung tersebut sampai mendidih dan
kemudian berikan penilaian terhadap pemeriksaan protein urin tersebut.
7. Catat Hasil Pengamatan

6. Hasil Pengamatan :

No Prespitasi Protein
Nama OP Usia
. Nilai Simbol Deskripsi
1 Gati 20 Negatif - Awalnya mengalami kekeruhan namun
jernih kembali
2 Shanti 20 Negatif - Tak ada kekeruhan
3 Kilat 20 Negatif - Tak ada kekeruhan

7. Pembahasan :
Pada praktikum uji protein melalui pencampuran asam asetat pada urin
bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan protein yang terkandung pada
urin. Pengamatan ini dilakukan dengan cara memasukkan urin ke dalam tabung
reaksi hingga 2/3 tabung kemudian tabung reaksi dimiringkan hingga 45 derajat
agar bagian atas tabung dapat dipanaskan sampai mendidih selama 30 detik.
Pemanasan ini bertunjuan untuk proses denaturasi pada urin agar terjadi
prespitasi pada urin. Selanjutnya berikan penyinaran dan berikan latar belakang
karton hitam agar dengan mudah mengamati ada tidaknya kekeruhan pada urin
setelah itu bandingkan dengan bagian bawah tabung yang tidak dipanasi.
Apabila terjadi kekeruhan, mungkin disebabkan oleh protein, tetapi mungkin
juga karena Kalsium Fosfat atau Kalsium Karbonat. Lalu untuk menentukan
kekeruhan terjadi akibat kalsium fosfat atau tidak maka teteskan 3-5 tetes larutan
asam asetat atau 3-6% maka kekeruhan akan hilang. Jika kekeruhan tetap ada
atau menjadi bertambah keruh berarti uji protein tersebut positif. Kemudian
Panaskanlah sekali lagi nagian atas tebung tersebut sampai mendidih dan
kemudian berikan penilaian terhadap pemeriksaan protein urin tersebut dan catat
hasil pengamatannya.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil pengamatan
sebagai berikut :
a) Pada OP Gati Nilai negative dengan deskripsi awalnya mengalami
kekeruhan namun menjadi jernih kembali
b) Pada OP Shanti Nilai negative dengan deskripsi urin tetap ernih (tidak
keruh)
c) Pada OP Kilat Nilai negative dengan deskripsi urin tetap ernih (tidak
keruh)

Berdasarkan hasil pengamatan di atas diperoleh bahwa pada Semua OP


bernilai negatif dengan keadaan urin yang jernih walaupun pada awalnya pada
OP Gati mengalami kekeruhan namun tetap berakhir dengan keadaan jernih
pada urinnya. Kekeruhan ini mungkin dikarenakan akibat adanya kalsium fosfat
pada kandungan urin tersebut. Dapat disimpulkan bahwa kandungan protein
pada urin semua OP hanya sedikit atau bahkan tidak ada kandungan protein di
dalam urinnya. Hal ini dapat dikarenakan protein yang dikonsumsi oleh OP telah
diserap seluruh oleh sel-sel yang ada di dalam tubuh OP sehingga tidak ada
yang dikeluarkan atau mungkin karena OP megkonsumsi sedikit protein
sehingga tidak dikeluarkan melalui urin.

8. Kesimpulan :
1. Salah satu cara untuk mengetahui besarnya uji protein pada urin dapat
dilakukan dengan pemanasan urin yang kemudian ditetesi oleh larutan asam
asetat dengan besar konsentrasi 3-6%.
2. Untuk mengetahui besarnya kandungan protain pada urin dapat dilihat
melalui warna kekeruhan pada urin semakin keruh menandakan bahwa
kandungan protein di dalam urinnya semakin banyak.

You might also like