Professional Documents
Culture Documents
PROPOSAL
Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Metodologi Pendidikan
Oleh:
Marlina (A1C408239)
Zunnamal Islamy (A1C408265)
Muhammad Muslim (A1C408255)
Berdasarkan hasil observasi penelitian di kelas guru mitra yakni kelas X-2 SMAN 2
Banjarmasin diperoleh data bahwa siswa belum terlatih untuk bertanya dan motivasi belajar
masih rendah, siswa kurang aktif cenderung pasif sehingga pembelajaran masih satu arah atau
pembelajaran berpusat pada guru. Hasil ulangan belum mencapai SKM; ini dapat dilihat dari
skor rata-rata hasil ulangan semester I pokok bahasan gerak lurus berubah beraturan yaitu 62,91.
Karena adanya hasil yang tidak sesuai dengan harapan tersebut maka peneliti merasa
perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan cara guru mengajar
dengan mengembangkan bahan ajar serta meningkatkan keaktifan siswa dengan lebih banyak
memberi tugas dan guru lebih banyak bertanya untuk menggali rasa ingin tahu serta keaktifan
siswa dalam menjawab serta dengan media-media yang mendukung pengajaran.
Menurut Arend (1997), model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar
yang di rancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaian dengan
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur terstruktur dengan baik yang
dapat di ajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Selain itu
model pembelajaran langsung ditunjukan pula untuk membantu siswa mempeljari keterampilan
dasar dan memperoleh informasi yang dapat di ajarkan selangkah demi selangkah.
Pada model derict instruction guru memotivasi siswa agar siap menerima presentasi materi
pembelajaran yang dilakukan melalui demonstrasi dengan keterampilan tertentu. Pembelajaran
diakhiri dengan pemberian kesempatan kepada siswa untuk melakukan pelatihan dan pemberian
umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Pada fase pelatihan dan pemberian umpan balik
tersebut, guru perlu selalu mencoba memberikan kesempatan pada siswa untuk menerapkan
pengtahuan atau keterampilan ang dipelajari kedalam situasi kehidupan nyata.
Menurut Kardi &Nur (2000:8-9) meskipun tujuan pembelajaran dapat direncanakan oleh
guru dan siswa, model ini terutama berpusat pada guru. Sistem pengelolaan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru harus menjamin adanya keterlibatan siswa, terutama melalui memerhatikan,
mendengarkan dua resensi (tanya jawab) yang terencana. Ini tidak berarti bahwa pembelajaran
bersifat otoriter, dingin, dan tanpa humor. Ini berarti bahwa lingkungan berotoriter pada tugas
dan memberi harapan tinggi paa siswa agar memperoleh hasil belajar yang baik.
Proses belajar mengajar dapat berjalan efektif bila seluruh komponen yang berpengaruh
saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan.misalnya ketertarikan siswa, motivasi siswa,
metode guru bervariasi, teknik guru dalam mengajar dikelas mempengaruhi proses dan hasil
belajar siswa. Apabila metode yang digunakan dalam penyampaian materi-metari tertentu siswa
antusias untuk belajar, karena siswa termotivasi. Dalam proses pembelajaran fisika hendaknya
guru melibatkan siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran.
Satu ciri dalam pembelajaran langsung adalah diterapkannya strategi modelingnya. Strategi
modeling adalah strategi yang di kembangkan bedasarkan prinsip bahwa seseoramg dapat belajar
melalui pengamatan perilaku orang lain. Strategi belajar modeling berangkat dari teori belajar
sosial, yang juga disebut belajar melalui observasi atau menurut Arends disebut juga dengan
teori pemodelan tingkah laku (Kardi dan Nur (2000:11).
Ada dua alasan yang mendasari mendasari mengapa diterapkan strategi modeling dalam
suatu pembelajaran. Alasan yang pertama adalah untuk mengubah perilaku baru peserta didik
melalui pengamatan model pembelajaran yang di latihkan adalah perlu.Dengan melalui
pengamatan guru (model) yang melakukan kegiatan semisal demonstrasi atau eksperimen, maka
peserta didik dapat meniru perilaku (langkah-langkah) yang dimodelkan atau terampil
melakukan kegiatan seperti yang di modelkan. Alasan yang kedua adalah untuk mendorong
perilaku peserta didik tentang apa yang dipelajari, memperkuat atau memperlemah hambatan.
Action/
Observation
Revised Plan
Reflective
Action/
Observation
Revised Plan
Reflective
Action/
Observation
8.1.2Action(Tindakan)
Setelah kegiatan perencanaan selesai tahap berikutnya adalah melakukan
implementasi/tindakan dikelas sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang disusun dalam
rencana pembelajaran yaitu memotivasi dan menyampaikan tujuan, menyajikan informasi yang
diperlukan untuk kerja kelompok, transisi menuju kerja kelompok, pembimbingan dalam
kelompok, presentasi hasil kelompok, pemantapan dan evaluasi (mengerjakan soal kuis), dan
akhirnya memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya baik.
8.1.3Observation (Pengamatan)
Selama melakukan tindakan kelas, maka dilakukan observasi oleh observer (guru mitra
dan teman sejawat) tentang keterlaksanaan RPP dan aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama
proses pembelajaran berlangsung, setelah proses pembelajaran dilakukan tes hasil belajar.
8.1.4Reflection (Refleksi)
Setelah semua data terkumpul meliputi keterlaksanaan RPP, aktivitas siswa, dan tes hasil
belajar, selanjutnya dilakukan analisis dan refleksi antara guru/peneliti dan observer. Analisis
data dilakukan melalui reduksi data, paparan, dan kesimpulan. Selanjutnya refleksi untuk
mengkaji tindakan terhadap keberhasilan pencapaian berbagai tujuan dan perlu tidaknya
ditindaklanjuti dalam rangka mencapai tujuan akhir. Berdasarkan hasil refleksi, maka kesalahan-
kesalahan yang terjadi selama pembelajaran dijadikan pertimbangan untuk memperbaiki
kesalahan pada siklus berikutnya.
Pada siklus terakhir, siswa diminta mengisi angket respon siswa berkaitan dengan proses
pembelajaran, aktivitas siswa, suasana kelas, dan cara guru mengajar.
I.2 Subyek dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X-2 SMAN 2 Banjarmasin pada Pokok Bahasan
Gerak Lurus Berubah Beraturan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2011 sampai dengan Mei 2011.
a. Ketuntasan belajar hanya dilihat dari aspek kognitif
b. Aspek afektif yang di nilai adalah kerja keras, respect, tanggung jawab disiplin, rasa
ingin tahu, dan terbuka menerima pendapat
c. Aspek psikomotor yang di nilai adalah kemampuan menganalisis suatu grafik.
Keterangan
rxy = koefisien korelasi
X = skor tes pada butir soal yang dicari validitas
Y = skor soal yang dicapai tes
N = jumlah peserta tes
∑ X = jumlah skor butir tes yang diukur validitasnya
∑ Y = jumlah skor total
Keterangan :
r1/21/2 = koefisien korelasi belahan tes
r11 = koefisien korelasi reliabilitas
c. Taraf kesukaran
Taraf kesukaran soal adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu
soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Analisis
tingkat kesukaran item tes digunakan rumus sebagai berikut:(Suharsimi, 2001: 208)
B
P= ................................................................................... (8.3)
Js
BA BB
D= − = PA− PB. ……………………….…………… (8.4)
JA JB
D = daya pembeda
BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA = Jumlah peserta kelompok atas
JB = Jumlah peserta kelompok bawah
B
PA = A = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar
JA
BB Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
PA = =
JB
…………………………………… (8.5)
Keterangan:
A = Besarnya jumlah frekuensi aktivitas siswa yang muncul.
B = Jumlah total seluruh frekuensi aktivitas siswa yang muncul.
……………………………………………. (8.8)
Keterangan P = Persentase
∑R = Jumlah respon
∑N = Jumlah keseluruhan respon
I.7 Jadwal Penelitian
Jadwal pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8.4 Jadwal Penelitian
N Kegiatan Bulan ke …/Minggu …
o Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan X
Observasi awal X
Penyusunan proposal X X X
Seminar Proposal X X
Penyusunan Perangkat X X x
Penyusunan instrumen X X
Validasi perangkat X X
dan instrumen
Perbaikan instrumen X X
2 Uji coba istrumen X
Perbaikan istrumen X
3 Validasi perangkat X X
dan instrumen
Perbaikan instrumen X X
4 Uji coba istrumen X
Perbaikan istrumen X
5 Pelaksanaan PTK X X X X
Analisis data X X X X
Pembuatan skipsi X X X X X X
6 Ujian Skripsi X
7 Perbaikan skripsi X X X
8 Pengumpulan skripsi X
Direktorat Pendidikan Menengah Umum. 2003. Kurikulum 2004 SMA Pedoman Khusus
Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Fisika. Jakarta: Depdiknas.
Hasan, M. 2005. Penerapan Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Tingkat
Ketuntasan Belajar Siswa Kelas I-1 SMA Negeri 2 Pamekasan Pada Pokok Bahasan
Dinamika Gerak Lurus. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Surabaya: Unesa.
Itho’ah, Z. 2005. Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Dalam
Upaya Meningkatkan Ketuntasan Belajar Fisika Siswa Kelas II E SMP Negeri 1
Bungah-Gresik Pada Pokok Bahasan Suhu Dan Pemuaian. Skripsi. Tidak
dipublikasikan. Surabaya: Unesa.
Tipler, P.A. 1998. Fisika Untuk Sains Dan Teknik Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Tim. 2005. Panduan Penulisan Skripsi dan Penilaian Skripsi. Surabaya: University Press.
Koreksi :
1. Kata2 yg d stabile warna kuning harap d cek kembali dr segi ejaan atau
pemisahannya.
2. Utk dafus spasinya 1,15, before 0, after 0
3. Latar belakang perbaiki sistematika urutannya, yg mana yg perlu d
dahulukan antara : harapan, kenyataan, masalah, solusi, dan kajian
empirik.
4. Kalau mengutip dari modul PTK bapak, harusnya diberi tambahan kutipan
contoh: Suharsimi (dalam Suyidno & Arifuddin, 2011: 34)
5. Dafus sesuaikan dengan referensi yg kalian punya, jgn copas punya bapak