You are on page 1of 3

SILATURRAHIM ATAU SILATURRAHMI?

Pertanyaan Dari:
Muhammad, KTAM: 1107-3698-838483, Jl. Sugriwo X/1 Semarang
(Disidangkan pada hari Jum'at, 4 Zulhijjah 1428 H / 14 Desember 2007 M)

Pertanyaan:

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Melalui surat ini saya informasikan, bahwa banyak di antara para anggota
Muhammadiyah maupun Aisyiah di kota Semarang tidak berseragam dalam
mengucapkan kata "silaturrahim" atau "silaturrahmi". Jadi antara rahim dan rahmi.
Saya atau kami para anggota Muhammadiyah di Semarang menanti penjelasan dari
Majlis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, manakah yang benar; rahim atau rahmi?
(Pertanyaan diringkas karena terlalu panjang)

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Jawaban:

Wa'alaikumussalam Wr. Wb.


Berikut ini jawaban atas pertanyaan bapak:
Kata-kata "silaturrahim" atau "silaturrahmi" itu berasal dari bahasa Arab yang
terdiri dari dua kata; silat dan ar-rahim atau ar-rahmi.
(‫)صلة الرحم‬
Silat itu huruf-hurufnya adalah : shaad, laam dan taa' marbuthah,
(‫)صلة‬
Taa' marbuthah tersebut tetap diucapkan taa' apabila kata ini diidhofahkan
(disambungkan) dengan kata lain, tapi kalau disebut secara terpisah diucapkan "silah"
memakai haa'. Transliterasi (penyalinan huruf abjad ke huruf abjad lain) silat atau
silah itu sebenarnya kurang tepat, karena huruf pertama adalah shaad, bukan siin.
Yang lebih tepat jika ditulis shilat/h atau silat/h dengan titik di bawah huruf s. Silat
atau silah artinya sambungan atau menyambung atau menjalin atau menghubungkan.
Sedang ar-rahim atau ar-rahmi dari satu akar kata yang sama yaitu rahima –
yarhamu. Transliterasinya ada yang menulis seperti di atas, dan ada pula yang
menulis seperti berikut: al-rahim atau al-rahm. Dari kata-kata rahima – yarhamu bisa
menghasilkan dua bentuk masdar (kata infinitif) yang berbeda dan mempunyai arti
yang berbeda pula; Pertama: rahima – yarhamu – ruhman – wa ruhuman – wa
rahmatan – wa rahamatan – marhamatan yang artinya kasih sayang. Kedua: rahima
– yarhamu – rahman – wa rahaman – wa rahamatan yang mempunyai arti rasa sakit
pada rahim wanita setelah melahirkan.
Dari penjelasan ini tampak bahwa bahasa Arab itu mempunyai makna yang luas,
sehingga dengan demikian tidak salah jika kita mengatakan silaturruhmi,
silaturruhumi, silaturrahmati, silaturrahamati, silatulmarhamati. Namun yang paling
tepat adalah "silaturrahim", karena ini disebut dalam banyak hadis, antara lain seperti
berikut:
‫ل‬َ ‫سسسو‬ َ ‫ه َقا‬ َ َ‫ع‬
ُ ‫ت َر‬ ُ ْ‫مع‬ ِ ‫س‬َ :‫ل‬ ُ ْ ‫ه ع َن‬ ُ ‫ي الل‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ك َر‬ ٍ ِ ‫مال‬
َ ‫ن‬ ِ ْ‫س ب‬
ِ َ ‫ن أن‬ْ
َ‫سسسط‬ َ ُ ‫م ي َُقو‬ ّ َ ّ
َ ْ ‫ن ي ُب‬ْ ‫سّره ُ أ‬ َ ‫ن‬ْ ‫م‬ َ " :‫ل‬ َ ‫سل‬ َ َ‫ه ع َلي ْهِ و‬ ُ ‫صلى الل‬ َ ِ‫الله‬
َ َ ‫ل َه في رزقه أ َو ين‬
‫ ]رواه‬."‫ه‬ ُ ‫مس‬ َ ‫ح‬
ِ ‫ل َر‬ْ ‫ص‬ِ َ ‫ه ِفي أث َرِهِ فَل ْي‬ ُ َ ‫سأ ل‬
َ ُْ ْ ِ ِ ِْ ِ ُ
[‫البخاري ومسلم واللفظ للبخاري‬
Artinya: “Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, ia berkata: Saya mendengar
Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa yang suka dilapangkan rezekinya atau
ditambahkan umurnya maka hendaklah ia menyambung kekerabatannya".” [HR. al-
Bukhari dan Muslim]
َ َ‫ع‬
‫ه‬ ُ ‫صسّلى اللس‬ َ ‫ي‬ ّ ‫ن الن ّب ِس‬
ِ ‫ه ع َس‬ ُ ‫ه ع َن ْس‬ ُ ‫ي اللس‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ن أِبي هَُري َْرة َ َر‬ ْ
‫ر‬
ِ ‫خس‬ ْ ْ
ِ ‫ن ب ِسساللهِ وَالي َسوْم ِ ال‬ ُ ‫م‬ ِ ْ ‫ن ي ُسؤ‬ َ ‫ن ك َسسا‬ ْ ‫م‬َ " :‫ل‬ َ ‫م َقا‬ َ ‫سل‬ّ َ َ‫ع َل َي ْهِ و‬
‫ر‬
ِ ‫خس‬ ِ ‫ن ب ِسساللهِ وَْالي َسوْم ِ ْال‬ ُ ‫م‬ ِ ْ ‫ن ي ُسؤ‬ َ ‫ن ك َسسا‬ْ ‫مس‬ َ َ‫ و‬،‫ه‬ ُ ‫ض سي َْف‬َ ‫م‬ ْ ِ‫فَل ْي ُك ْسر‬
‫ل‬ ْ ‫خرِ فَل ْي َُق‬
ِ ‫ن ِباللهِ وَْالي َوْم ِ ْال‬ ُ ‫م‬ ِ ْ ‫ن ي ُؤ‬ َ ‫ن‬
َ ‫كا‬ ْ ‫م‬َ َ‫ و‬،‫ه‬ ُ ‫م‬َ ‫ح‬ ِ ‫ل َر‬ ْ ‫ص‬ ِ َ ‫فَل ْي‬
[‫ ]رواه البخاري‬."‫ت‬ َ
ْ ‫م‬ ُ ‫ص‬ْ َ ‫خي ًْرا أوْ ل ِي‬ َ
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, diriwayatkan dari Nabi saw, beliau
bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia
menghormati tamunya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah
ia menyambung kekerabatannya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir
hendaklah ia berbicara yang baik atau hendaklah ia diam". [HR. al-Bukhari].
َ َ‫ع‬
‫ن‬
ّ ِ ‫ "إ‬:‫ل‬ َ ‫م قَسسا‬ َ ّ ‫س سل‬َ َ‫ه ع َل َي ْسهِ و‬ ُ ‫صسّلى اللس‬ َ ‫ي‬ ّ ِ ‫ن الن ّب‬ ِ َ‫س ع‬ ٍ َ ‫ن أن‬ ْ
ّ َ ْ َ
:‫ق‬ ٍ ‫ن ذ َل ِس‬ ٍ ‫سسسا‬َ ِ ‫م ب ِل‬ َ ‫ش ت َكل س‬ ِ ‫ة ب ِسالعَْر‬ ٌ ‫س سك‬ ّ ‫م‬ َ َ ‫مت‬ُ ‫ة‬ ٌ َ ‫جن‬
ْ ‫شس‬ ِ ‫م‬ َ ‫حس‬ ِ ‫الّر‬
‫ل‬ُ ‫ فَي َُقسسو‬."‫ن قَط َعَن ِسسي‬ َ ْ‫صل َِني َواقْط َسع‬
ْ ‫مس‬ َ َ‫ن و‬ ْ ‫م‬ َ ‫ل‬ ْ ‫ص‬ ِ ‫م‬ ّ ُ‫"َالل ّه‬
َ
‫ت‬ ُ ‫شسسَقْق‬ َ ‫ وَإ ِّنسسي‬،‫م‬ ُ ‫حي‬ ِ ‫ن الّر‬ُ ‫م‬ َ ‫ح‬ ْ ‫ "أَنا الّر‬:‫ك وَت ََعاَلى‬ َ ‫ه ت ََباَر‬ ُ ‫الل‬
‫ن ن َك َث َهَسسا‬ ْ ‫مس‬ َ َ‫ و‬،‫ه‬ ُ ُ ‫صسل ْت‬ َ َ‫ص سل ََها و‬
َ َ‫ن و‬ ْ ‫مس‬ َ َ‫ ف‬،‫مي‬ ِ ‫سس‬ْ ‫نا‬ َ ‫مس‬ ِ ِ ‫حم‬ ِ ‫ِللّر‬
[‫ ]أخرجه الهيثمي‬."‫ه‬ ُ ُ ‫ن َك َث ْت‬
Artinya: “Diriwayatkan dari Anas, diriwayatkan dari Nabi saw, beliau bersabda:
"Sesungguhnya rahim (kekerabatan) itu adalah cabang kuat di 'Arsy berdoa dengan
lisan yang tajam: "Ya Allah sambunglah orang yang menyambungku dan putuslah
orang yang memutusku". Maka Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman: "Aku adalah
ar-Rahman ar-Rahim. Sungguh Aku pecahkan dari namaKu untuk rahim
(kekerabatan), maka barangsiapa menyambungnya niscaya Aku menyambung orang
itu, dan barangsiapa memutuskannya pasti Aku memutuskan orang itu".”
[Diriwayatkan oleh al-Haitsami].
Boleh juga kita mengatakan "silaturrihmi" karena arti "ar-rihmi" sama dengan
"ar-rahim" yang mempunyai tiga arti; rahim wanita, kekerabatan dan kerabat itu
sendiri. Kerabat itu adalah mereka yang antara orang itu dengan lainnya ada ikatan
nasab atau keturunan, baik ia mewarisinya atau tidak.
Kata-kata silaturrahim atau silaturrahmi ini sangat populer bagi penduduk
Indonesia dan masuk ke dalam bahasa Indonesia tanpa perlu diterjemahkan lagi. Ini
seperti istilah-istilah Islam lainnya seumpama shalat, haji, amar ma'ruf nahi munkar
dan lainnya. Namun supaya lebih jelas dan tegas berikut ini dipaparkan arti
silaturrahim yaitu menyambung atau menjalin kasih sayang kita dengan kerabat dan
kenalan kita dengan cara memberinya sedekah atau salam atau pertolongan atau
mengunjunginya atau lainnya sesuai dengan keadaan kita dan mereka.
Jadi meskipun dalam hal ini yang paling tepat adalah "silaturrahim" atau
"silaturrihmi", kami berpendapat, jika kata-kata Arab itu telah menjadi bahasa kita,
maka tidak mengapa menuliskan atau mengucapkannya sesuai dengan yang mudah
bagi lisan kita. Tambahan pula, bahasa itu berkembang dan senantiasa mengalami
modifikasi, apalagi ketika ditransliterasikan (disalin) atau diterjemahkan ke dalam
bahasa lain. Dan bukan suatu kesalahan menurut syara' jika kita melakukan hal itu.

Wallahu a'lam. (*mi)

You might also like