Professional Documents
Culture Documents
http://id.wikipedia.org/wiki/Polusi_suara
Di zaman serba maju seperti sekarang, bukan hanya polusi air dan udara saja yang menjadi
permasalahan sehari-hari. Polusi suara yang disebabkan oleh berbagai kondisi pun sangat sulit dihindari.
Suara bising kendaraan bermotor, pesawat terbang, deru mesin pabrik, hingga radio/tape recorder yang
berbunyi keras merupakan sumber-sumber polusi suara yang sangat mengganggu indera pendengaran
kita.
Ciri polusi suara adalah suara bising yang teramat mengganggu, sehingga cepat atau lambat akan
memengaruhi kondisi kejiwaan manusia. Bukan hanya itu, jika kondisi ini dialami dalam kurun waktu yang
panjang, imbasnya akan membuat telinga berkurang kepekaannya.
Manusia mempunyai batas kemampuan untuk mendengar suara mulai dari 20 hingga 20.000 hertz. Atau
setara dengan rentang hingga 140 desibel (tingkat Kebisingan). Lebih dari itu, hampir dapat dipastikan
terjadi kerusakan pada gendang telinga dan organ-organ lain dalam gendang telinga manusia.
Ambang batas maksimum yang aman bagi manusia adalah 80 desibel. Bagi mereka yang bekerja diatas
batas tersebut, dalam jangka panjang akan mengalami gangguan pendengaran. Oleh karena itu
disarankan untuk melakukan medical examination atau pemeriksaan pendengaran secara berkala
sebagai upaya mencegah Noise Induced Hearing Lose atau ketulian akibat kebisingan.
Sebetulnya, polusi suara bukan hanya menggangu indera pendengaran saja. Berada di lingkungan
dengan suara bising yang mengganggu juga dapat menyebabkan hipertensi, karena terpicu oleh emosi
yang tidak stabil. Hasil studi epidemiologis di Amerika Serikat menyebutkan, ketidakstabilan emosi akibat
terpapar suara bising akan mengakibatkan stress. Jika ditambah dengan penyempitan pembuluh darah,
maka dapat memacu jantung untuk bekerja lebih keras memompa darah keseluruh tubuh. Dalam waktu
yang lama, tekanan darah akan naik, dan terjadilah hipertensi.
Penelitian serupa juga dilakukan pada 2003 oleh Robert Koch Institute di Jerman terhadap 1.700
penduduk Kota Berlin. Hasilnya menyatakan, orang yang hidup dengan kebisingan lalu lintas cenderung
memiliki tekanan darah tinggi dibandingkan mereka yang tingal di lingkungan yang lebih tenang. Dr
Heidemarie Wende dari Federal Environment Agency, yang mengepalai studi tersebut mengatakan
bahwa studi ini menunjukkan bahwa polusi suara meningkatkan tekanan darah, dan karenanya memiliki
dampak buruk bagi kesehatan jangka panjang.
Walaupun terdengar sepele, ada baiknya kita mulai memerhatikan kesehatan indera pendengaran kita.
Karena kemampuan mendengar adalah sebuah karunia yang tak ternilai harganya.
http://www.hdindonesia.com/info-kesehatan/polusi-suara
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Macam-macam Pencemaran
Macam-macam pencemaran dapat dibedakan berdasarkan pada tempat terjadinya, macam
bahan pencemarnya, dan tingkat pencemaran.
a. Menurut tempat terjadinya
Menurut tempat terjadinya, pencemaran dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu pencemaran
udara, air, dan tanah.
1. Pencemaran udara
Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya sebagai berikut.
a. Gas HzS. Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi,
bisa juga dihasilkan dari pembakaran minyak bumi dan batu bara.
b. Gas CO dan COz. Karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak
berbau, bersifat racun, merupakan hash pembakaran yang tidak
sempurna dari bahan buangan mobil dan mesin letup. Gas COZ dalam
Pemanasan global di bumi akibat C02 disebut juga sebagai efek rumah
kaca.
c. Partikel SOZ dan NO2. Kedua partikel ini bersama dengan partikel cair
membentuk embun, membentuk awan dekat tanah yang dapat
oksigen dan sinar matahari dapat menghasilkan asam sulfur. Asam ini
membentuk kabut dan suatu saat akan jatuh sebagai hujan yang
Sumber polusi udara lain dapat berasal dari radiasi bahan radioaktif, misalnya, nuklir.
Setelah peledakan nuklir, materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan jatuh di bumi.
materi radioaktif ini akan terakumulusi di tanah, air, hewan, tumbuhan, dan juga pada
manusia. Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup, dalam taraf tertentu, dapat
menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan bahkan kematian.
Pencemaran udara dinyatakan dengan ppm (part per million) yang artinya jumlah cm3
polutan per m3 udara.
2. Pencemaran air
Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut.
a. Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan
sampah domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan
industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat
racun.
Salah satu bahan pencemar di laut ada lah tumpahan minyak bumi, akibat kecelakaan kapal
tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme akuatik yang mati atau keracunan
karenanya. (Untuk membersihkan kawasan tercemar diperlukan koordinasi dari berbagai
pihak dan dibutuhkan biaya yang mahal. Bila terlambat penanggulangan-nya, kerugian
manusia semakin banyak. Secara ekologis, dapat mengganggu ekosistem laut.
Bila terjadi pencemaran di air, maka terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh organisme
air. Akumulasi pencemar ini semakin meningkat pada organisme pemangsa yang lebih
besar.
3. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran berikut ini :
a. sampah-sampah pla.stik yang sukar hancur, botol, karet sintesis,
pecahan kaca, dan kaleng
4. Polusi suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru mesin
pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran.
b. Menurut macam bahan pencemar
Macam bahan pencemar adalah sebagai berikut.
1. Kimiawi; berupa zat radio aktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi),
pupuk anorganik, pestisida, detergen dan minyak.
2. Biologi; berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba
coli, dan Salmonella thyposa.
cacat.
2. Parameter Pencemaran
Dengan mengetahui beberapa parameter yang ads pads daerah/kawasan penelitian akan
dapat diketahui tingkat pencemaran atau apakah lingkungan itu sudah terkena pencemaran
atau belum. Paramaterparameter yang merupakan indikator terjadinya pencemaran adalah
sebagai berikut :
a. Parameter kimia
Parameter kimia meliputi C02, pH, alkalinitas, fosfor, dan logam-logam
berat.
b. Parameter biokimia
Parameter biokimia meliputi BOD (Biochemical Oxygen Demand), yaitu
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=1&ved=0CCAQFjAA&url=http
%3A%2F%2Fwww.epa.gov%2Flab21gov%2Fpdf%2Frevised
%2520form.pdf&rct=j&q=inventory%2Blaboratory
%2Bequipment&ei=oIqvTZbbFZDwvwOGsMmGBw&usg=AFQjCNF49BEmMDwRa4jpI
_mDmTsBXN0Igg&cad=rja
TEKLAB
http://lindawati-strukturatom.blogspot.com/2010/04/strategi-inventarisasi-alat-dan-
bahan.html
Top of Form
id
Bahasa Indonesia
PortugisJermanSpanyol
en
Inggris
Terjemahkan
n _t id UTF-8 2 1
Batal
Simak
Strategi Inventarisasi Alat dan Bahan Laboratorium untuk dapat Memudahkan Pemyimpanan dan Peminjaman
Pendahuluan
Pengelolaan laboratorium kimia berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan
laboratorium, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya. Pada dasarnya
pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang
yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja.
Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya.
Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan. Para pengelola laboratorium hendaknya memiliki
pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan.
Salah satu aktivitas yang dilakukan di laboratorium adalah inventarisasi peralatan dan bahan laboratorium . Inventarisasi peralatan
laboratorium dan bahan kimia sangat penting karena merupakan asset pendidikan yang sangat berharga sehingga harus dilakukan
secara ketat. Disamping itu peralatan laboratorium juga sangat mahal sehingga harus benar-benar harus aman, baik dari
kehilangan ,kerusakan fatal dan penyalahgunaan, pencurian dan kebakaran.
Inventarisasi peralatan laboratorium dan bahan kimia sangat penting dan merupakan aset pendididkan yang sangat berharga,
sehingga harus dilakukan secara ketat.Peralatan sangat mahal sehingga harus diamankan dari kehilangan, kerusakan fatal dan
penyalahgunaan, pencurian dan kebakaran.Demikian juga bahan kimia sangat mahal , jadi penggunaannya juga jangan sampai
berlebihan, penyimpanannya harus tepat.
Untuk itu perlu pengaturan penggunaan , penyimpanan, pendataan , dan pengamanan peralatan dan bahan/zat kimia di
laboratorium.
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium :
1. Aman
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop
watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga
fungsinya berkurang.
2. Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada
setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
3. Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan
dengan luas ruangan yang tersedia.
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan, golongan percobaan dan bahan pembuat alat : .
1. Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti : logam, kaca, porselen, plastik dan karet
2. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang.
3. Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan beaker glass.
4. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak melebihi tinggi bahu.
5. Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat. Apabila alat itu sering dipakai maka alat tersebut disimpan
pada tempat yang mudah diambil.
2. Bobot alat
2. Konsentrasi Zat : Konsentrasi yang pekat disimpat terpisah dan khusus , misalnya HCl pekat
3. Bahaya dari zat : Zat yang berbahaya tidak disimpan diatas ( lebih tinggi dari badan)
4. Label : Semua wadah yang berisi bahan / zat kimia harus diberi label
5. Kepekaan Zat terhadap cahaya : zat yang peka terhadap cahaya disimpan dalam botol cokelat
6. Kemudahan Menguap : zat yang mudah menguap disimpan ditempat yang dingin dan sejuk serta hindarkan dari cahaya
langsung
7. Larutan Indikator disimpan dalan botol tetes (botol kecil yang dilengkapi dengan pipet tetes pada sumbatnya.)
Didasarkan pada :
-Bahan yang sering dipakai
Cara menyimpan bahan laboratorium kimia dengan memperhatikan kaidah penyimpanan, seperti halnya pada penyimpanan alat
laboratorium. Sifat masing-masing bahan harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan, seperti :
1. Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastik.
2. Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam botol kaca.
3. Bahan yang dapat berubah ketika terkenan matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam botol gelap dan diletakkan dalam
lemari tertutup. Sedangkan bahan yang tidak mudah rusak oleh cahaya matahari secara langsung dalam disimpan dalam botol
berwarna bening.
4. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan lainnya.
5. Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang berukuran besar dan dapat pula menggunakan botol berkran.
Pengambilan bahan kimia dari botol sebaiknya secukupnya saja sesuai kebutuhan praktikum pada saat itu. Sisa bahan praktikum
disimpam dalam botol kecil, jangan dikembalikan pada botol induk. Hal ini untuk menghindari rusaknya bahan dalam botol induk
karena bahan sisa praktikum mungkin sudah rusak atau tidak murni lagi.
6. Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik masing-masing bahan.
Penyimpanan dan pemeliharaan alat / bahan harus memperhitungkan sumber kerusakan alat dan bahan. Sumber kerusakan alat
dan bahan akibat lingkungan meliputi hal – hal berikut :
1. Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air (memilki kelembaban). Kandungan ini memungkinkan alat dari besi menjadi berkarat dan
membuat kusam logam lainnya seperti tembaga dan kuningan. Usaha untuk menghindarkan barang tersebut terkena udara bebas
seprti dengan cara mengecat, memoles, memvernis serta melapisi dengan khrom atau nikel. Kontak dengan udara bebas dapat
menyebabkan bahan kimia bereaksi. Akibat reaksi bahan kimia dengan udara bebas seperti timbulnya zat baru, terjadinya endapan,
gas dan panas. Dampaknya bahan kimia tersebut tidak berfungsi lagi serta dapat menimbulkan kecelakaan dan keracunan.
Alat laboratorium sebaiknya disimpan dalam keadaan kering dan bersih, jauh dari air, asam dan basa. Senyawa air, asam dan basa
dapat
menyebabkan kerusakan alat seperti berkarat, korosif dan berubah fungsinya. Bahan kimia yang bereaksi dengan zat kimia lainnya
menyebabkan bahan tersebut tidak berfungsi lagi dan menimbulkan zat baru, gas, endapan, panas serta kemungkinan terjadinya
ledakan.
3. Suhu
Suhu yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan :alat memuai atau mengkerut, memacu terjadinya oksidasi, merusak cat serta
mengganggu fungsi alat elektronika.
4. Mekanis
Sebaiknya hindarkan alat dan bahan dari benturan, tarikan dan tekanan yang besar. Gangguan mekanis dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan alat / bahan.
5. Cahaya
Secara umum alat dan bahan kimia sebaiknya dihindarkan dari sengatan matahari secara langsung. Penyimpanan bagi alat dan
bahan yang dapat rusak jika terkena cahaya matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam lemari tertutup. Bahan kimianya
sebaiknya disimpan dalam botol yang berwarna gelap.
6. Api
Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga, disebut sebagai segitiga api. Komponen tersebut yaitu adanya bahan
bakar, adanya panas yang cukup tinggi, dan adanya oksigen. Oleh karenanya penyimpanan alat dan bahan laboratorium harus
memperhatikan komponen yang dapat menimbulkan kebakaran tersebut.
3. Kelompokkan alat dan bahan yang ada berdasarkan pada keadaan alat dan bahan di atas
4. Penyimpanan dan penataan alat dan bahan disesuaikan dengan fasilitas Laboratorium, keadaan alat dan bahan diatas
Untuk memudahkan dalam penyimpanan dan pengambilan kembali alat di laboratorium, maka sebaiknya dibuatkan daftar inventaris
alat yang lengkap dengan kode dan jumlah masing-masing. Alat yang rusak atau pecah sebaiknya ditempatkan pada tempat
tersendiri, dan dituliskan dalam buku kasus dan buku inventaris laboratorium kimia.
Laboratory equipment refers to the various tools and equipment used by scientists working in a
laboratory. These include tools such as Bunsen burners, and microscopes as well as speciality
equipment such as operant conditioning chambers, spectrophotometers and calorimeters.
Another important type of laboratory equipment is Laboratory glassware such as the beaker or
reagent bottle.
Laboratory equipment is generally used to either perform an experiment or to take measurements
and gather data. Larger or more sophisticated equipment is generally called a scientific
instrument.
[edit]
http://en.wikipedia.org/wiki/Laboratory_equipment
Peralatan laboratorium mengacu pada berbagai alat dan peralatan yang digunakan oleh ilmuwan yang bekerja di laboratorium. Ini
termasuk alat seperti pembakar Bunsen, dan mikroskop serta peralatan khusus seperti instrumental penyejuk ruang,
spektrofotometer dan kalorimeter. Jenis lain yang penting alat laboratorium adalah Laboratorium pecah belah seperti gelas atau
botol reagen.
Peralatan laboratorium umumnya digunakan baik untuk melakukan percobaan atau untuk melakukan pengukuran dan
mengumpulkan data. Lebih besar atau lebih canggih peralatan umumnya disebut instrumen ilmiah.
Peralatan laboratorium mengacu pada berbagai alat dan peralatan yang digunakan oleh ilmuwan yang bekerja di laboratorium. Ini
termasuk alat seperti pembakar Bunsen, dan mikroskop serta peralatan khusus seperti instrumental penyejuk ruang,
spektrofotometer dan kalorimeter. Jenis lain yang penting alat laboratorium adalah Laboratorium pecah belah seperti gelas atau
botol reagen.
Peralatan laboratorium umumnya digunakan baik untuk melakukan percobaan atau untuk melakukan pengukuran dan
mengumpulkan data. Lebih besar atau lebih canggih peralatan umumnya disebut instrumen ilmiah.
Bottom of Form