Professional Documents
Culture Documents
BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Diusulkan Oleh:
Mega Nurjayanti 0810920048 (2008)
Khoirun Nisyak 0810920046 (2008)
Sesotya Raka Pambuka 0810550036 (2008)
Tito Ari Santoso 0610540054 (2006)
Ardhana Galih I. A. 0610543001 (2006)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010
HALAMAN PENGESAHAN
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
C. PERUMUSAN MASALAH
Lactobacillus helveticus yang digunakan pada produk Bio-yoghurt
mengalami stres pada saat masuk ke dalam saluran pencernaan karena asam
lambung dan garam empedu sehingga viabilitasnya rendah. Berdasarkan hal
tersebut, maka perlu diketahui apakah gum arab, tapioka, protein whey hidrolisat
dan kasein dalam proses bioenkapsulasi dapat meningkatkan viabilitas L.
helveticus terhadap asam lambung dan garam empedu serta meningkatkan
aktivitasnya dalam menurunkan kolesterol?
D. TUJUAN
Tujuan penelitian ini, yaitu :
1. Mengetahui jenis bahan yang efektif digunakan sebagai bahan
mikroenkapsulat probiotik yoghurt (L. helveticus) yang dapat
meningkatkan viabilitas L. helveticus terhadap asam lambung dan garam
empedu serta meningkatkan aktivitas sebagai penurun kolesterol darah.
2. Mengetahui dosis Bio-yoghurt yang efektif digunakan sebagai terapi
hiperkolesterolemia.
F. KEGUNAAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi
tentang penggunaan bahan yang tepat digunakan sebagai bioenkapsulasi L.
Helveticus untuk meningkatkan viabilitas dan aktivitasnya dalam menurunkan
kolesterol dalam darah bila digunakan dalam produk Bio-yoghurt.
G. TINJAUAN PUSTAKA
G.1. Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia terjadi akibat adanya akumulasi kolesterol dan lipid
pada dinding pembuluh darah. Kolesterol merupakan molekul yang berperan
sangat penting dalam sintesis membran sel, prekusor sintesis hormon steroid,
hormon korteks adrenal, sintesis asam-asam empedu dan vitamin D. Kolesterol
terdiri atas high density cholesterol (HDL), low density cholesterol (LDL) dan
trigliserida. HDL berperan dalam membawa kolesterol dari aliran darah ke hati.
LDL berperan dalam membawa kolesterol kembali ke aliran darah. Kolesterol
yang terdapat dalam tubuh dapat berasal dari makanan (eksogen) atau disintesis
oleh tubuh (endogen). Hiperkolesterolemia disebabkan kadar kolesterol melebihi
239 mg/mL dalam darah (Cuchel et al, 1997).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat
melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia.
Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar
(90%) penyebab hipertensi tidak diketahui (hipertensi essential). Penyebab
tekanan darah meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut jantung,
peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah tepi dan peningkatan
volume aliran darah (Kurniawan, 2009).
G.2. Probiotik
Probiotik adalah mikroorganisme hidup baik dalam kondisi tunggal atau
campuran yang ditambahkan pada bahan pangan dengan tujuan memberikan efek
menguntungkan bagi kesehatan sistem pencernaan, karena sebagai penghambat
bakteri patogen dalam sistem pencernaan, pengendalian kadar serum kolesterol,
mengurangi resiko penyakit kanker saluran pencernaan, peningkatan kemampuan
cerna laktosa serta mengurangi tingkat resiko sakit perut dan diare. Salah satu
contoh probiotik adalah Lactobacillus helveticus (Widodo, 2003).
G.3. Aktivitas Anti-Hiperkolesterolemia
Penelitian yang dilakukan Kimoto et al., (2002) membuktikan bahwa L
helveticus yang digunakan sebagai probiotik yoghurt memiliki aktivitas
antihipertensif setelah dikonsumsi secara oral pada tikus yang terserang
hiperkolesterolemia, hal tersebut dikarenakan selama fermentasi probiotik dapat
menghasilkan peptida, yaitu Valin-Prolin-Prolin dan Isoleusin-Prolin-Prolin.
Menurut Hirata et al. (2002) adanya peptida Valin-Prolin-Prolin dan Isoleusin-
Prolin-Prolin dapat berfungsi sebagai antihiperkolesterolemia. Ikatan peptida
memiliki kemiripan dengan hormon endorphin, yaitu hormon yang dapat
merelaksasikan otot jantung, sehingga tekanan darah menjadi normal.
G.4. Viabilitas Probiotik
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap viabilitas probiotik, yaitu
apabila probiotik berinteraksi dengan lingkungan yang memiliki pH rendah,
Hidrogen peroksida, konsentrasi asam yang berlebihan. Usaha untuk
meningkatkan viabilitas dari kultur dapat dilakukan dengan bioenkapsulasi,
suplementasi nutrisi dalam susu yang digunakan untuk pertumbuhan probiotik
atau biasa disebut prebiotik (Bertolini dan Grosso, 2001).
G.5. Bioenkapsulasi
Bioenkapsulasi merupakan teknik perlindungan atau pengemasan droplet
cairan atau partikel padat yang didesain untuk melindungi bahan yang
dienkapsulasi dari faktor-faktor yang dapat mengakibatkan kerusakan. Melalui
pendekatan lain, dinding enkapsulan didesain dapat mengontrol pelepasan bahan
yang dienkapsulasi pada suatu kondisi tertentu yang dinginkan. Enkapsulasi
bahan-bahan yang sensitif seperti senyawa volatil menjadi dalam bentuk kering
yang diproteksi oleh dinding enkapsulan dari kerusakan akibat penguapan,
oksidasi dan rekasi kimia (Rosenberg et al., 1990). Enkapsulat merupakan bahan
yang ditambahkan dalam proses pengolahan pangan untuk melapisi komponen
inti, meningkatkan jumlah total padatan, mempercepat proses pengeringan dan
mencegah kerusakan bahan akibat panas (Dziezak, 1988). Jenis enkapsulat yang
digunakan tergantung pada jenis metode enkapsulasi yang digunakan, antara lain
yaitu maltodekstrin, gum arab, pati termodifikasi, sukrosa, siklodekstrin, garam,
gelatin, protein susu, protein nabati, dan lemak biasanya digunakan sebagai
enkapsulat (Sultana et al., 2000).
G.6. Bahan Bioenkapsulasi
Pemilihan enkapsulan untuk setiap penerapan merupakan hal penting,
misalnya setiap jenis enkapsulan memiliki sifat pengemulsi yang unik dan
kemampuan membentuk film yang mempengaruhi kemampuannya untuk
berfungsi sebagai enkapsulat (Kim et al, 1996). Pada umumnya bahan penyalut
tidak larut air digunakan untuk mengkapsulasi bahan inti yang larut atau
sebaliknya. Bahan penyalut untuk mikroenkapsulasi dengan spray drying haruslah
memiliki flavor yang tawar, kelarutan yang tinggi dan menunjukkan kemampuan
emulsifikasi, pembentukan film, dan sifat pengeringan yang baik. Selain itu,
bahan penyalut dalam larutan berkonsentrasi tinggi haruslah memiliki viskositas
yang rendah (Young et al,. 1993).
G.6.1. Gum Arab
Gum arab merupakan hidrokoloid yang dihasilkan dengan eksudasi alami
dari pohon akasia, merupakan hidrokoloid yang sangat mudah larut dalam air
panas maupun air dingin, membentuk larutan dengan viskositas rendah, akan
tetapi tidak larut pada alkohol dan pelarut organik lainnya. Gum arab dapat
mempertahankan flavor dari makanan yang dikeringkan dengan metode spray
drying karena gum ini dapat membentuk lapisan yang dapat melindungi dari
oksidasi, absorbsi dan evaporasi (Bertolini et al., 2001). Karena sifat
viskositasnya yang rendah dan tidak adanya rasa dan warna, maka gum arab dapat
ditambahkan dalam jumlah tertentu tanpa mengganggu sifat organoleptik produk
pangan dimana gum arab ditambahkan (Mosilhey, 2003).
G.6.2. Tapioka
Tepung tapioka adalah tepung yang terbuat dari pati ketela dan tidak
berbau serta berasa. Secara umum produk susu memerlukan cita rasa yang khas.
Pati yang digunakan pada produk susu biasanya tidak berbau dan tidak berasa.
Pemanfaatan tepung tapioka digunakan sebagai bahan mikroenkapsulat menurut
Kim et al, (1996), penambanan turunan dari selulosa seperti xantan gum atau
tapioka dapat berinteraksi dengan alginate dan CaCl2 untuk memberikan kekuatan
interaksi antar enkapsulat. Jaringan granula pati akan direkatkan oleh keberadaan
gum dan diikat oleh CaCl2, sehingga meningkatkan kemampuan granula untuk
menjebak probiotik, meningkatkan solubilitas amilosa dan mencegah kristalisasi
amilosa (retrogredasi).
G.6.3. Whey Protein Hidrolisat
Protein whey hidrolisat merupakan modifikasi dari proten whey yang
dihidrolisis dengan enzim protease (Britten dan Giroux, 1994). Protein whey
hidrolisat mengandung peptida bioaktif dalam jumlah tinggi dan mineral susu
yang kaya kalsium, fosfat dan mineral lainya serta berat molekul yang kecil,
sehingga protein whey hidrolisat lebih reaktif dan dapat meningkatkan sifat
fungsionalnya (Gauthier dan Pauliot, 2003). Pengaruh protein whey hidrolisat
dalam pertumbuhan bakteri probiotik dalam susu adalah sebagai penyediaan
sumber nutrien peptida dan asam amino yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
bakteri asam laktat, khususnya bakteri probiotik (Mc Comas dan Gilliland, 2003).
Protein whey berkombinasi dengan karbohidrat dapat digunakan sebagai
dinding material dalam mikroenkapsulasi melalui spray drying. Protein whey
isolat dapat digunakan sebagai dinding atau pelapis bahan enkapsulasi, untuk
memperbaiki sifat emulsifikasi dan kemampuan enkapsulasinya (Young et al.,
1993). Penambahan sistein, WPC, dan hidrolisat kasein dapat meningkatkan
viabilitas probiotik. Sumber N dalam bentuk peptida dan asam amino dapat
meningkatkan viabilitas sel – sel probiotik dalam yogurt yang dibuat dengan
kombinasi Lactobacillus acidophilus, Bifidobacterium dan S. thermophilus (Dave
and Shah, 1998).
G.6.4. Kasein
Kasein merupakan protein utama dari susu yang diekstrak dari susu
berdasarkan titik isoelektrik dan penggumpalan secara enzimatis. Asam yang
ditambahkan pada susu menurunkan pH sampai dengan 4,6 sehingga
mengakibatkan kasein mengendap dari protein whey. Kasein merupakan protein
yang tersusun dari asam – asam amino yaitu 35 – 45% adalah asam amino non
polar yaitu Val, Leu, Ile, Phe, Tyr, Pro (Fox et al., 2000). Menurut Britten dan
Giroux (1994) sifat yang paling penting yang dimiliki oleh kasein adalah
fleksibilitasnya. Sifat ini menyebabkan kasein baik sebagai bahan pengemulsi,
mampu bertindak sebagai surfaktan dan juga untuk membentuk lapisan penstabil
yang meluas di sekeliling droplet emulsi.
H. METODE PELAKSANAAN
H.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas
MIPA dan Laboratorium Mikrobiologi Teknologi Hasil Ternak Fakultas
Peternakan yang dilakukan selama 4 bulan.
H.2. Bahan dan Alat Penelitian
H.2.1. Alat-Alat
Alat-alat yang digunakan, yaitu: pasteurizer, erlenmeyer, cawan petri,
thermometer, inkubator, refrigerator, spektofotometer UV, autoclave, magnetic
stirrer, tabung reaksi, oven, kandang mencit, kuvet, seperangkat pipet dan
perlengkapan injeksi.
H.2.2. Bahan Penelitian
Susu sapi, starter L. Helveticus, MRS Broth, PCA, pepton, gum arab,
tapioka, whey protein hidrolisat, kasein, HCl, sodium alginat, akuades, mencit,
lemak kambing, telur ayam, minyak kelapa, larutan garam empedu, CaCl2. 2H2O,
kapas, dan kertas kraft.
H.3. Tahap Penelitian
Tahap kerja yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi :
1. Pembuatan biokapsul L. helveticus.
2. Pembuatan Bio-yoghurt L. helveticus.
3. Pengujian viabilitas probiotik dalam Bio-yoghurt
4. Pengujian viabilitas probiotik dalam Bio-yoghurt terhadap asam lambung.
5. Pengujian viabilitas probiotik dalam Bio-yoghurt terhadap garam empedu.
6. Percobaan aktivitas antihiperkolesterolemia Bio-yoghurt secara in vivo
terhadap mencit
7. Analisis data
H.4. Prosedur Kerja
H.4.1. Pembuatan Biokapsul Lactobacillus helveticus
L.helveticus diinokulasikan ke dalam MRS broth kemudian diinkubasikan
pada suhu 37º C selama 24 jam. Kultur L. helveticus yang didapatkan kemudian
ditambahkan 1% sodium alginat dan bahan bioenkapsulasi (gum arab, tapioka,
whey protein hidrosilat, atau kasein). Proses selanjutnya adalah homogenisasi
kemudian diteteskan ke dalam CaCl2. 2H2O. Hasil yang didaptakan dikeringkan
pada suhu 45ºC selama 3 jam (Monnet et al,. 2003).
H.4.2. Pembuatan Bio-Yoghurt Lactobacillus helveticus
Enkapsulat L. helveticus yang didapatkan diinokulasikan sebanyak 5% ke
dalam susu sapi. Langkah selanjutnya adalah menginkubasinya pada suhu 42º C
selama 4 jam, kemudian dilakukan pemanenan produk Bio-yoghurt.
H.4.3. Pengujian Viabilitas Probiotik dalam Bio-Yoghurt
Pengujian viabilitas L. helveticus dalam Bio-yoghurt adalah sebagai
berikut (Menurut Fardiaz, 1993) yang dimodifikasi dalam hal jenis larutan
pengencer dan media pertumbuhan :
a. Persiapan Bahan dan Media
Larutan pepton dibuat dengan melarutkan 1 gram pepton dalam 1 liter
aquades, sehingga terbentuk larutan 0,1%, selanjutnya dimasukkan ke dalam
tabung reaksi, masing-masing sebanyak 9 ml. Tabung reaksi kemudian ditutup
dengan kapas dan dibungkus dengan kertas kraft, selanjutnya disterilisasi pada
suhu 1210C selama 15 menit. Media MRS agar dibuat dengan melarutkan 62 gram
MRS agar dalam 1 liter aquades, diaduk menggunakan magnetic stirrer dan
dipanaskan dengan hot plate hingga mendidih, selanjutnya disterilkan pada suhu
1210C selama 15 menit.
b. Pengujian viabilitas dalam Bio-yoghurt
1 ml Bio-yoghurt probiotik dimasukkan dalam 9 ml larutan pepton steril
10-1 kemudian dilakukan pengenceran hingga 10-7. Dituang dalam cawan petri
sebanyak 1 ml kemudian dituang MRS agar, diratakan dengan membentuk angka
8 (metode pour plate). Inkubasi pada suhu 370C selama 48 jam. Dilakukan
perhitungan jumlah koloni.
H.4.4. Pengujian Viabilitas Probiotik dalam Bio-Yoghurt terhadap Asam
Lambung
Pengujian viabilitas L. helveticus dalam probiotik Bio-yoghurt terhadap
asam lambung dilakukan menurut Mosilhey (2003) sebagai berikut:
a. Persiapan Bahan dan Media
Larutan asam lambung dibuat dari HCl 37% dengan pH 2, selanjutnya
dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 9 ml. Tabung reaksi kemudian
ditutup dengan kapas dan dibungkus dengan kertas kraft, selanjutnya disterilisasi
pada suhu 1210C selama 15 menit. Larutan pepton dibuat dengan melarutkan 1
gram pepton dalam 1 liter aquades, sehingga terbentuk larutan 0,1%, selanjutnya
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, masing-masing sebanyak 9 ml. Tabung
reaksi kemudian ditutup dengan kapas dan dibungkus dengan kertas kraft,
selanjutnya disterilisasi pada suhu 1210C selama 15 menit. Media MRS agar
dibuat dengan melarutkan 62 gram MRS agar dalam 1 liter aquades, diaduk
menggunakan magnetic stirrer dan dipanaskan dengan hot plate hingga mendidih,
selanjutnya disterilkan pada suhu 1210C selama 15 menit.
b. Pengujian Viabilitas terhadap Asam Lambung
1 ml Bio-yoghurt probiotik dimasukkan dalam 9 ml larutan asam lambung
steril selanjutnya diinkubasi selama 0, 1, dan 2 jam pada suhu 37 0C. Langkah
selanjutnya adalah pengenceran dengan menggunakan pepton steril hingga 10-5.
Dituang dalam cawan petri sebanyak 1 ml kemudian dituang MRS agar, diratakan
dengan membentuk angka 8 (metode pour plate) serta diinkubasi pada suhu 370C
selama 48 jam, selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah koloni.
H.4.5. Pengujian Viabilitas Probiotik dalam Bio-Yoghurt terhadap Garam
Empedu
Pengujian viabilitas L. helveticus dalam probiotik Bio-yoghurt terhadap
garam empedu dilakukan menurut Mosilhey (2003) sebagai berikut:
a. Persiapan bahan dan media :
Larutan garam empedu dibuat dengan melarutkan 0,05 gram garam
empedu dalam 10 ml aquades sehingga terbentuk larutan garam empedu 0,5%,
selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 9 ml. Tabung reaksi
kemudian ditutup dengan kapas dan dibungkus dengan kertas kraft, selanjutnya
disterilisasi pada suhu 1210C selama 15 menit. Larutan pepton dibuat dengan
melarutkan 1 gram pepton dalam 1 liter aquades, sehingga terbentuk larutan 0,1%.
Selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung reaksi, masing–masing sebanyak 9 ml.
Tabung reaksi kemudian ditutup dengan kapas dan dibungkus dengan kertas kraft,
selanjutnya disterilisasi pada suhu 1210C selama 15 menit. Media MRS agar
dibuat dengan melarutkan 62 gram MRS agar dalam 1 liter aquades, diaduk
menggunakan magnetic stirrer dan dipanaskan dengan hot plate hingga mendidih,
selanjutnya disterilkan pada suhu 1210C selama 15 menit.
b. Pengujian viabilitas terhadap garam empedu
1 ml probiotik Bio-yoghurt dimasukkan dalam 9 ml larutan garam empedu
steril selanjutnya diinkubasi selama 0, 1, dan 2 jam pada suhu 37 0C. Langkah
selanjutnya dilakukan pengenceran dengan menggunakan pepton steril hingga 10-
5
. Dituang dalam cawan petri sebanyak 1 ml kemudian dituang MRS agar,
diratakan dengan membentuk angka 8 (metode pour plate) dan diinkubasi pada
suhu 370C selama 48 jam, selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah koloni.
H.4.6. Percobaan Aktivitas Antihiperkolesterolemia Bio-Yoghurt Secara In
Vivo Terhadap Mencit
40 ekor mencit jantan yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasikan
selama satu hari terhadap lingkungannya. Upaya meningkatkan kadar kolesterol
darah mencit dibuat pakan hiperkolesterolemia yang mengandung kolesterol 1,5%
dari kuning telur ayam, lemak kambing 10%, dan minyak kelapa 1%. Pakan
kolesterol 1,5% artinya dalam setiap 100 g pakan terkandung 1,5 g kolesterol
(Hardiningsih dan Nurhidayat, 2006). Pemberian pakan hiperkolesterolemia
dilakukan selama satu minggu, kemudian di uji kadar serum kolesterol, HDL dan
HDL. 40 ekor mencit kemudian dikelompokkan menjadi lima kelompok
berdasarkan perlakuan yaitu :
1. Kelompok I (kontrol) : 10 ekor diberi pakan hiperkolesterolemia 1,5% selama
1 minggu kemudian pakan standart selama 2 minggu.
2. Kelompok II : 10 ekor diberi pakan hiperkolesterolemia 1,5% selama 1 minggu
kemudian Bio-yoghurt secara oral dengan dosis 0,1 ml (single dose) selama 2
minggu.
3. Kelompok III : 10 ekor diberi pakan hiperkolesterolemia 1,5% selama 1
minggu kemudian Bio-yoghurt secara oral dengan dosis 0,2 ml (double dose)
selama 2 minggu.
4. Kelompok IV : 10 ekor diberi pakan hiperkolesterolemia 1,5% selama 1
minggu kemudian Bio-yoghurt secara oral dengan dosis 0,3 ml (triple dose)
selama 2 minggu.
* keterangan : penentuan besarnya dosis yang akan diberikan pada mencit
dilakukan anologi dengan dosis terhadap manusia (Young, 1993).
I. JADWAL KEGIATAN
No Nama Kegiatan Bulan Bulan Bulan Bulan
I II III IV
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pembelian alat dan bahan
2. Pembuatan biokapsul L
helveticus
3. Pembuatan Bio-yoghurt L
helveticus
4. Pengujian Viabilitas Probiotik
dalam Bio-yoghurt
5. Pengujian Viabilitas Probiotik
dalam Bio-yoghurt terhadap
Asam Lambung
6. Pengujian Viabilitas Probiotik
dalam Bio-yoghurt terhadap
Garam Empedu
7 Pengujian Aktivitas Penurunan
Kolesterol secara in vivo
9 Analisis Data
10 Penulisan Laporan Akhir
J. RANCANGAN BIAYA
1. Biaya Alat
No Jenis Peralatan Harga
1. Sewa Spektrofotometer UV Rp. 240.000
2. Sewa Laboratorium Tek. Hasil Ternak UB Rp. 150.000
3. Sewa Laboratorium Biokimia UB Rp. 250.000
4. Sewa Laboratorium Kedokteran UB Rp. 500.000
TOTAL Rp. 1.140.000
2. Biaya Bahan Habis Pakai
No Jenis Bahan Jumlah Harga Satuan Harga (Rp)
. Kebutuhan (Rp)
1. Susu Sapi 50 liter 7000 Rp 350.000
2. Gum Arab 500 g 54.000/100 g Rp 270.000
3. Tapioka 500 g 10.000/ Kg Rp 5.000
4. Kasein 500 g 75.000/ 100 g Rp 375.000
5. Whey Protein Hidrosilat 500 g 100.000/ 100 g Rp 500.000
5. Pepton 50 g 5.000/ 1 g Rp 250.000
6. Starter L.helveticus 1 paket 350.000 Rp 350.000
7. Kertas Kraft 20 lembar 3.000 Rp 60.000
8. Kapas 10 bungkus 5.000 Rp 50.000
10. HCl 500 ml 35.000/ 100 ml Rp 175.000
11. Akuades 50 liter 1.500 Rp 75.000
12. CaCl2 500 g 4000/ g Rp 200.000
13. Larutan garam empedu 500 ml 35.000/ 100 ml Rp 175.000
14. Sodium alginate 50 g 3.000/ g Rp 150.000
15. PCA 175 g 5.000/ g Rp 875.000
16. MRS Broth 50 g 5.000/ g Rp 125.000
17. Mencit 50 ekor 20.000 Rp 1.000.000
18. Benang Wool 10 gulung 2.000 Rp 20.000
19. Minyak Kelapa 2 liter 10.000/ L Rp 20.000
20. Lemak Kambing 5 Kg 15.000/ Kg Rp 75.000
21. Telur Ayam 10 Kg 11.000/ Kg Rp 110.000
TOTAL Rp. 5.210.000
3. Biaya Transportasi
No Jenis Kegiatan Biaya Satuan Harga
.
1. Pembelian Alat dan Bahan 10 x 5.000 Rp. 50.000
2. Pengujian 10 x 5.000 Rp 50.000
TOTAL Rp. 100.000
4. Biaya Lain-Lain
No Nama Harga
.
1. Fotokopi dan Penjilidan Rp. 150.000
2. Penelusuran Pustaka Rp. 100.000
3. Pembuatan Laporan Akhir Rp. 100.000
4. Dokumentasi Kegiatan Rp. 200.000
TOTAL Rp. 550.000
REKAPITULASI DANA
No Jenis Biaya Harga
1. Biaya Peralatan Rp. 1.140.000
2. Biaya Bahan Rp. 5.210.000
3. Biaya Transportasi Rp. 100.000
4. Biaya Lain-Lain Rp. 550.000
JUMLAH Rp. 7.000.000
K. DAFTAR PUSTAKA
Bertolini A.C., A.C. Siani dan C.R.F. Grosso. 2001. Stability of Monoterpenes
Encapsulated in Gum Arabic by Spray Drying. J. Agr. Food. Chem.
49:780–785.
Britten. M and H.J. Giroux. 1994. Effect of pH During Heat Processing of
Partislly Hydrolyzed Whey Protein. J. Dairy Sci. 77: 676-684.
Burke V, Hodgson JM, Beilin LJ, Giangiulioi N, Rogers P, Puddey IB. 2001.
Dietary Protein And Soluble Fiber Reduce Ambulatory Blood Pressure In
Treated Hypertensives. Hypertension. 2001; 38: 821-6.
Cuchel, Marina., et al. 1997. Lovastatin Decreases De Novo Cholesterol Synthesis
and LDL Apo B-100 Production Rates in Combined-Hyperlipidemic
Males. Journal of Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology.
American Heart Association. 1910-1917.
Dave R.I and N.P Shah. 1998. Ingredient Supplementation Effect on Viability of
Probiotic Bacteria in Yoghurt. J. Dairy Sci. 81(11): 2804-2816.
Dziezak. 1988. Microencapsulation in Food Addititives in Jackson, L and Lee,
K.1991. Microencapsulation and food industry. Lebenson – Wiss – U
Technol 24:289 – 287.
Fardiaz, S. 1993. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Fox, P.F., T.P. Guinee, T.M., Cogan, L.H. Paul and M. Sweeney. 2000.
Fundamentals of Cheese Science. New York : Aspen Publishers, Inc.
Gauthier, S.F and Y. Pouliot. 2003. Functional And Biological Properties Of
Peptides Obtained By Enzymatic Hydrolysis Of Whey Proteins. J. Dairy
Sci. 86: E78-E87.
Gibson, G. and Fuller, F. 1998. The Role Of Probiotics And Prebiotics In
Functional Food Concept. British Nutrition Foundation. 3 – 13.
Hardiningsih dan Nurhidayat. 2006. Pengaruh Pemberian Pakan
Hiperkolesterolemia Terhadap Bobot Badan Tikus Putih Wistar yang
Diberi Bakteri Asam Laktat. Biodiversitas. Vol.7. 127-130.
Hirata, Nakamura Y, Yada H, Moriguchi S, Kajimoto O, Takahashi T. 2002.
Clinical Effects Of New Sour Milk Drink In Mild Or Moderate
Hypertensive Subjects. J. New Rem. & Clin., 51, 60-6, 2002.
Kim, Y.D. and C.V Morr. 1996. Microencapsulations Properties Of Gum Arabics
And Several Food Proteins : Spray – Dried Oranges Emulsions Particles.
J. Agric. Food Chemistry. 44 : 1308 – 1313.
Kimoto, H., S. Ohmomo, T. Okamoto. 2002. Cholesterol removal from media by
Lactococci. Journal Dairy Science 85:3182-3188.
Kurniawan, A., 2009, Gizi Seimbang Untuk Mencegah Hipertensi,
http://www.bahanpang.sumutprov.go.id. Diakses tanggal 29 Juli 2010.
Mancia G, De Backer G, Dominiczak A, Cifkova R, Fagard R, Germano G et al.
2007. Guidelines For The Management of Arterial Hypertension: The
Task Force for The Management of Arterial Hypertension of The
European Society of Hypertension (Esh) and of The European Society of
Cardiology (Esc). J Hypertens. 2007;25:110587.
McComas, K.A, Jr, and S.E, Gilliland. 2003. Growth of Probiotic and Traditional
Yoghurt Cultures in Milk Supplemented with Whey Protein Hydrolysate.
J. Food Sci. Vol. 68, No. 6.
Misbach, J dan Kalim, H. 2009. Kaitan Penyakit Kardiovaskular,
Hiperkolesterolemia dan Pola Hidup.
Http://medicastore.com/cardiovascular/art193.html. diakses 4 Oktober
2010.
Monnet, C., C. Beal and G. Corrie. 2003. Improvement of The Resistance of
Lactobacillus delbrueckii ssp. bulgaricus to Freezing by Natural Selection.
Journal Dairy Science. 86 : 3048-3053.
Mosilhey, S.H. 2003. Influence of Different Capsule Materials on The
Physiological Properties of Microencapsulated Lactobacillus acidophilus.
Institute of Food Technology. Faculty of Agriculture University of Bonn.
153 pages.
Rosenberg, M., I.J. Kopelman and Y. Talmon, 1990. Factors Affecting Retention
in Spray Drying Microencapsulation of Volatile Materials. J. Agric.
Foodchem. 38:1288-1294.
Ruidavets JB, Bongard V, Simon C, Dallongeville J, Ducimetiere P, Arveiler D.
2006. Independent Contribution of Dairy Products and Calcium Intake to
Blood Pressure Variations at a Population Level. J Hypertens .2006; 24:
671-81.
Sultana K, G. Godward, N. Reynolds, R.Arumugaswamy, P. Peiris and K.
Kailasapathy. 2000. Encapsulation of Probiotic Bacteria Withalginate-
Starch and Evaluation of Survival in Simulated Gastro Intestinal Condition
and in Yoghurt. J. Food Microbiol. 62:47–55.
Sothornvit, S. and J.M. Krochta. 2000. Water Vapor Permeability and Solubility
of Film from Hydrolyzed Whey Protein. J. Food Sci. Vol. 65, No. 4.
Widodo. 2003. Bioenkapsulasi Probiotik (Lactobacillus cassei) dengan Pollard
dan Tepung Terigu Serta Pengaruhnya Terhadap Viabilitas dan Laju
Pengasaman.
Yitnosumarto, S. 1993. Percobaan Rancangan, Analisis dan Interpretasinya.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama..
Young, S.L., X. Sarda and M. Rosenberg. 1993. Microencapsulating Properties of
Whey Proteins, Microencapsulation of Anhydrous Milk Fat. Journal
Dairy Science. 76 : 2868-2877.
L. LAMPIRAN
Ketua Pelaksana Kegiatan
1. Nama Lengkap : Mega Nurjayanti
2. NIM : 0810920048
3. Fakultas/jurusan : MIPA/ Kimia
4. Tempat/Tanggal Lahir : Balikpapan, 30 September 1990
5. Alamat di Malang : Jalan Watugong 40, Ketawanggede
6. Waktu untuk kegiatan PKM : 24 jam/minggu
7. Riwayat pendidikan :
SDN Rembang 2
SLTPN 1 Blitar
SMAN 1 Blitar
Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Brawijaya
8. Pengalaman Organisasi :
Anggota Himpunan Mahasiswa Kimia (HMK) UB
9. Pengalaman Ilmiah :-
Mega Nurjayanti
0810920048
Anggota Pelaksana 1
1. Nama Lengkap : Tito Ari Santoso
2. NIM : 0610540054
3. Fakultas/jurusan : Peternakan/THT
4. Tempat/Tanggal Lahir : Batu, 20 November 1987
5. Alamat di Malang : Jl Abdul Gani 06 Batu
6. Waktu untuk kegiatan PKM : 24 jam/minggu
7. Riwayat pendidikan
SDN Ngaglik 02 Batu
SMPN 01 Batu
SMAN 01 Batu
Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
8. Pengalaman Organisasi : Ketua Umum HIMATENA Fakultas
Peternakan UB
9. Pengalaman Ilmiah : Penggunan Litesse dan Simplesse pada Pembuatan Es
Krim Strawberry Rendah Lemak
Malang, 20 Oktober 2010
Tito Ari Santoso
0610540054
Anggota Pelaksana 2
1. Nama Lengkap : Ardhana Galih Indera. A
2. NIM : 0610543001
3. Fakultas/jurusan : Peternakan/Teknologi Hasil Ternak
4. Tempat/Tanggal Lahir : Jombang, 16 Oktober 1987
5. Alamat di Malang : Jalan Tirtosari No. 6 Landungsari Malang
6. Waktu untuk kegiatan PKM : 24 jam/minggu
7. Riwayat pendidikan :
SDN Tanggung Kramat Ploso Jombang
SMP N 2 Jombang
SMA N 2 Jombang
Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya
8. Pengalaman Organisasi :
UAKI bidang Syi’ar tahun 2008
9. Pengalaman Ilmiah :
Finalis PKM-T dalam PIMNAS XXII dengan judul “Rancang Bangun
Mikrowave Ekstraktor Sebagai Pengekstraksi Essensial Oil Jahe Untuk
Pengawet Bakso”
Malang, 20 Oktober 2010
Anggota Pelaksana 4
1. Nama Lengkap : Sesotya Raka P
2. NIM : 0810550036
3. Fakultas/jurusan : Peternakan/Ilmu Peternakan
4. Tempat/Tanggal Lahir : Nganjuk, 6 Desember 1989
5. Alamat di Malang : Jalan Kertowaluyo No 10 Malang
6. Waktu untuk kegiatan PKM : 24 jam/minggu
7. Riwayat pendidikan
SDN 1 Banaran
SMPN 1 Kertosono
SMAN 1 Kertosono
Ilmu Peternakan Fakutas Peternakan Universitas Brawijaya
8. Pengalaman Organisasi :
9. Pengalaman Ilmiah :
Finalis PKM-GT pada PIMNAS XXIII dengan judul ” Bank Biogas
Sebagai Solusi Kreatif Pengurangan Emisi Karbon Dan Krisis Energi”
tahun 2010
Malang, 20 Oktober 2010
Sesotya Raka. P.
0810550036
Daftar Riwayat Hidup Dosen Pembimbing
Nama : Dr. Sasangka Prasetyawan, MS.
Pangkat/Jabatan /Gol : Lektor Kepala
NIP : 19630404 197001 1 001
Tempat & Tanggal lahir : Malang, 4 April 1963
Unit kerja : Jurusan Kimia-Fakultas MIPA Universitas
Brawijaya
Jl. Veteran Malang. Telpon/Fax : (0341) 575838
Alamat rumah : Jalan Hamid Rusdi No. 109 Malang
Email : sasangka_463@yahoo.com