You are on page 1of 7

pengertian pembelajaran

 
Pembelajaran adalah
membangun pengalaman belajar siswa dengan berbagai keterampilan proses sehingga
mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru. Sedangkan kreatif dimaksudkan agar guru
mampu menciptakan kegiatan belajar yang beragam
sehingga memenuhi dan mampu memberikan pelayanan pada berbagai tingkat
kemampuan dan gaya belajar siswa. Di sisi lain menyenangkan dimaksudkan agar guru mampu
menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatian secara penuh.
Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan merupakan usaha membangun pengalaman belajar
siswa dengan berbagai
keterampilan proses untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru, melalui
penciptaan kegiatan belajar yang beragam dan mengkondisikan suasana belajar
sehingga mampu memberikan pelayanan pada
berbagai tingkat kemampuan dan gaya belajar siswa, serta siswa lebih terpusat perhatiannya
secara penuh.

Pembelajaran kreatif dan menyenangkan dalam pelaksanaannya hendaknya memperhatikan


hal-hal berikut.

a. Memahami sifat yang dimiliki


anak

Pada dasarnya anak memiliki


sifat: rasa ingin tahu dan kebebasan berimajinasi. Anak desa, anak
kota, anak orang kaya,anak orang miskin, anak Indonesia, atau bukan anak
Indonesia yang terlahir tidak mengalami gangguan jiwa
memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi
berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran
merupakan wahana yang perlu dikelola secara baik demi berkembangnya kedua sifat
anugerah Tuhan YME tersebut. Suasana pembelajaran abad 21 mengisyaratkan guru
memuji anak atas hasil karyanya, mengajukan pertanyaan yang menantang, dan
mendorong anak untuk melakukan percobaan.

b. Mengenal anak secara


perorangan

Para siswa berasal dari lingkungan


keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam
pembelajaran kreatif dan menyenangkan perbedaan individual perlu diperhatikan
dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak
selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan
kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat
dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal
kemampuan anak, kita dapat
membantunya bila mendapat kesulitan sehingga anak tersebut belajar secara
optimal.

Pengertian Pembelajaran

Monday, August 6th, 2007 | Education Resources

Menurut Gagne dan Briggs (1979:3)


Instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar
siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.

Menurut Eggen & Kauchak (1998)


Menjelaskan bahwa ada enam ciri pembelajaran yang efektif, yaitu: (1) siswa menjadi pengkaji
yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan
kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi
berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan, (2) guru menyediakan materi sebagai fokus
berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran, (3) aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan
pada pengkajian, (4) guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada
siswa dalam menganalisis informasi, (5) orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan
pengembangan keterampilan berpikir, serta (6) guru menggunakan teknik mengajar yang
bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru.

Pengertian Pembelajaran
Minggu, Januari 16, 2011  Eko Susanto  

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Pembelajaran adalah, proses, cara, perbuatan,
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar”.[1]

Menurut Dr. Oemar Hamalik Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk
mencapai tujuan pembelajara.  Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru
dan tenaga lainnya.  Material meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur.  Fasilitas dan
perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, komputer.  Prosedur meliputi
jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek, belajar ujian dan sebagainya.[2]

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran terbatas dalam ruang dan
dapat dilaksanakan dengan cara membaca buku, belajar di kelas.
Menurut Robert F Manger “Tujuan pembelajaran sebagai perilaku dicapai atau yang dapat
dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu.[3]

Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa. 
Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan,
mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan.[4]

Menurut Hasan Langgulung “Pengajaran adalah pemindahan pengetahuan dari seseorang yang
mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum mengetahuinya.[5]

Mengajar pada hakikatnya merupakan upaya guru dalam menciptakan situasi belajar.  Metode
yang digunakan guru diharapkan mampu menumbuhkan berbagai kegiatan belajar mengajar. 
Oleh karena itu metode mengajar yang baik merupakan upaya mempertinggi mutu pengajaran
atau pendidikan yang menjadi tanggung jawab guru.

Menurut Kenneth D Moore “Mengajar adalah sebuah tindakan dari seseorang yang mencoba
untuk membantu orang lain mencapai kemajuan dalam berbagai aspek seoptimal mungkin sesuai
dengan potDari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
pengajaran adalah suatu proses penyampaian bahan pelajaran/pengetahuan dari seorang guru
kepada siswa-siswanya secara sistematis dan terencana dengan baik agar bahan/materi pelajaran
yang disampaikan dapat diterima dan dikuasai siswa sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai
dengan baik dan efektif.

Pengajaran hakikatnya adalah pemindahan pengetahuan yang dilakukan melalu proses belajar
mengajar di mana terjadi interaksi guru dan siswa secara terus menerus untuk menyempurnakan
kemampuan.

Dengan menggunakan metode yang baik haruslah mampu memberikan jaminan ke arah
tercapainya tujuan mengajar, yaitu untuk mendorong para siswa agar dapat berpikir dan
bertindak secara mandiri, kreatif dan mampu beradaptasi, dengan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menumpahkan semua bakat dan kemampuan, baik jasmani maupun rohani. 
Maka tanpa adanya metode pembelajaran yang mengatarkan siswa untuk mencapai tujuan
mengajar  tersebut maka sulit di capai tujuan yang maksimal.[7]
Seorang guru yang mampu mengendalikan suasana belajar akan mampu meningkatkan gairah
belajar siswa di kelas.  Dengan melakukan upaya yang sungguh-sungguh agar potensi dasar yang
dimiliki siswa yang berbeda-beda dapat digeneralisir melalui pendekatan yang bervaraitif.

Setelah suasana belajar yang bergairah diperoleh maka langkah selanjutnya yang perlu ditempuh
seorang guru adalah memberdayakan suasana belajar dengan memfokuskan metode
pembelajaran tersebut kepada siswa, artinya seorang guru harus memilih metode atau juga
pendekatan apa dan bagaimana yang lebih tepat dan lebih cocok dengan kondisi pembelajaran.

Di era globalisasi ini telah berlembang suatu metode pembelajaran baik metode mengajar atau
metode belajar yang didasarkan bagaimana menyampaikan pesan pembelajaran atau materi
kepada siswa dengan melakukan pada prinsip dan azas utama belajar dengan cara yang
menyenangkan melalui teknik-teknik khusus yang menciptakan kondisi belajar yang efektif dan
efisien.[8]

Sekolah harus menjadi ajang kegiatan yang paling menyenangkan.  Siswa akan cepat belajar jika
mereka dibimbing untuk menemukan sendiri prinsip-prinsip belajar. Belajar akan sangat efektif
apabila siswa berada dalam keadaan yang menyenangkan.

Menurut Dave Meir menyenangkan atau membuat suasana belajar dalam keadaan gembira bukan
berarti menciptakan ribut dan hura-hura.  Ini tidak ada hubungannya dengan kesenangan yang
sembrono dan kemeriahan yang dangkal.  Kegembiraan disini berarti bangkitnya minat, ada
keterlibatan penuh serta terciptanya makna, pemahaman (penguasaan atas materi yang dipelajari)
dan nilai yang membahagiakan pada diri si pelajar (siswa).[9]

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa komponen pembangun suasana menyenangkan adalah:

1. Soal bangkitnya anak, dalam kamus bahasa Indonesia: “Minat diartikan sebagai
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”.[10]  Dan bisa diartikan gairah atau
keinginan yang menggebu-gebu.  Jadi apabila kegembiraan yang komponen yang
pertama ini ditumbuhkan maka jelas bahwa seorang pengajar dan siswa menjadi gembira
lantaran dalam dirinya ada keinginan mengajarkan atau mempelajari suatu materi
pelajaran.  Apabila di dalam diri seseorang tidak muncul gairah untuk mengajar atau
belajar, maka dalam lingkungan belajar itu sulit ada kegembiraan.
2. Adanya keterlibatan penuh si pembelajar dalam mempelajari sesuatu.  Hal ini sangat
berkaitan pada komponen pertama yaitu keinginan atau gairah yang dapat
mengonsentrasikan dirinya untuk fokus pada apa yang dipelajarinya. Keterlibatan
memerlukan hubungan timbal balik.  Apa yang dipelajari dan siapa yang ingin
mempelajari harus ada jalinan yang akrab dan saling memahami. 
3. Ihwal terciptanya makna.  Yiatu terbitnya sesuatu yang menang mengesankan.  Apabila
suatu pelajaran tidak bisa menimbulkan kesan yang mendalam terhadap murid, maka
mustahil ada makna.
4. Ihwal pemahaman atas materi yang  dipelajari.  Apabila minat siswa dapat ditimbulkan
ketika mempelajari sesuatu lantas dia dapat terlibat secara aktif dan penuh dalam
membahas materi yang dipelajari, kemudian dia terkesan dengan sebuah pelajaran yang
diikutinya tentu pemahaman akan materi yang dipelajarinya dapat muncul secara sangat
kuat, sehingga materi yang dipelajarinya dapat menyatu dan selaras dengan dirinya.

Pengertian belajar menurut beberapa ahli :

1. Menurut james O. Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; RinekaCipta; 1999)
Belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubahmelalui latihan atau
pengalaman.
2.  Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksiaktif
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalampengetahuan,
pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap
3. . Cronchbach (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)Belajar adalah
suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagaihasil dari pengalaman
4. . Howard L. Kingskey (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta;1999)
Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melaluipraktek atau
latihan
5. Drs. Slameto (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)Belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatuperubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanindividu itu sendiri di
dalam interaksi dengan lingkungannya.
6. . (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)Belajar adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahantingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman individu dalam interaksi denganlingkungannya yang menyangkut kognitif,
afektif dan psikomotor
7. R. Gagne (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) hal 22.Belajar
adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,ketrampilan, kebiasaan
dan tingkah laku
8. Herbart (swiss) Belajar adalah suatu proses pengisian jiwa dengan pengetahuan
danpengalamn yang sebanyak-banyaknya dengan melalui hafaln
9. Robert M. Gagne dalam buku: the conditioning of learning mengemukakan bahwa:Learning
is change in human disposition or capacity, wich persists over a periodtime, and which is not
simply ascribable to process a groeth. Belajar adalahperubahan yang terjadi dalam
kemampuan manusia setelah belajar secara terusmenerus, bukan hanya disebabkan karena
proses pertumbuhan saja. Gagneberkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari
luar diri dan faktor dalmdiri dan keduanya saling berinteraksi
10. Lester D. Crow and Alice Crow (WWW. Google.com) Belajar adalah acuquisitionof habits,
knowledge and attitudes. Belajar adalah upaya-upaya untuk memperolehkebiasaan-
kebiasaan, pengetahuan dan sikap.
11. . Ngalim Purwanto (1992) (WWW. Google.com) Belajar adalah setiap perubahanyang relatif
menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagi hasil dari suatu latihanatau pengalaman.
[1] W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : PN Balai
Pustaka,1984), h.17
[2] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) h.57
[3] Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 35
[4] Ibid, h. 2
[5] Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 1990), h. 72
[6] Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Prenata Media, Cet 9,
2004), h. 91
[7] Mukhtar, Rusmini Samen, Sekolah Berprestasi, (Jakarta: Nimas Multima, 2004), h.91
[8] Ibid, h. 93
[9] Harnowo, Menjadi Guru Yang mau dan Mampu Mengajar Secara Menyenangkan,
(Bandung: MLC, 2007), h. 17
[10] W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : PN Balai
Pustaka,1984), h.744
ensinya.”[6]
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2073898-pengertian-pembelajaran-yang-
aktif-dan/

You might also like