You are on page 1of 13

SABAR DAN IKHLAS Bismillaah....

setiap orang entah saya atau bahkan sahabat sekalian pasti pernah mendapatkan suatu masalah. baik masalah dengan sesama teman, masalah dengan keluarga, atau bahkan masalah dengan bos di kantor, atau seperti saya sendiri contohnya. terkadang saya pun mendapat masalah dengan majikan disini. ketika kita mendapatkan suatu masalah, pikiran kita menjadi ruwet, mudah marah, mudah tersinggung, ingin menangis (saya sendiri), dan terkadang kita berprasangka bahwa Allah tak sayang kepada kita. sebenarnya,kalau kita memahami bahwa tiap manusia hidup di dunia pun tak luput dari suatu masalah. hal utama yang harus kita lakukan ketika masalah melanda kita adalah tetap ber-husnudzon kepada-Nya, bahwa ALLAH SWT sedang menguji kita, seberapa besar batas kesabaran kita dalam menerima masalah/ujian tersebut. kalau kita bersabar ketika mendapat masalah, dengan pikiran yang positif kita mencerna dan memecahkan masalah yang kita hadapi, InsyaAllah masalah/ujian tersebut akan terlewati dan terasa ringan. sabar dan ikhlas adalah kunci utama dalam menghadapi masalah/ujian yang ditimpakan kepada kita. dengan sabar dan ikhlas pula semua ujian tersebut akan terasa ringan bila kita mampu menerapkannya. Ya Robbul Izzati...berikanlah kami kekuatan dalam menerima ujian-ujian dari-Mu, semoga kami termasuk hamba-hambaMu yang ikhlas dalam menerima ujian dari-Mu... Aminnnn

*semua hal yang menimpa kita adalah Tasbih yang menjadi pengingat-Nya*

Sabar n ikhlas
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai pemimpinmu, Sesunguhnya Allah beserta orang orangyang sabar

(QS. Al Baqarah : 153)

Sabar & Ikhlas

Pelajaran terpenting dalam film dan novel fenomenal Ayat-Ayat Cinta. Allah sedang berbicara kepadamu tentang Sabar dan Ikhlas, begitu terasa sejuk menusuk ketika diucapkan Profesor Abdul Rauf demi melihat Fahry yang sangat terpukul akibat musibah dan derita yang semakin kencang melandanya. Mengingatkan bahwa hidup bukan hanya materi, prestise dan harga diri. Peringatan itu akan segera datang kepada siapa saja yang merasa sombong, bahkan ketika kesombongan hanya berada di dalam hati saja, sebelum ia sempat menunjukkannya dengan aura tubuh. Ya Allah, jika memang kehidupan di penjara lebih berarti daripada dunia luar, maka aku lebih memilih tinggal di penjara tapi dekat dengan-Mu daripada aku hidup bersama manusia pendusta. Kutipan doa Nabi Yusuf ketika menghadapi dusta dan fitnah akibat ketampanannya. Sabar dan Ikhlas Tidak hanya diucapkan di dunia film dan tulisan saja. Tidak juga hanya sebuah penggalan peristiwa sejarah. Tetapi Sabar dan Ikhlas, harus menjadi landasan utama penciptaan jati diri. Hayati, renungkan dan pelajari makna besar di balik kedua kata tersebut, dan percayalah hidup akan terasa lebih berarti dan menyenangkan, bagi diri maupun lingkungan. Ikhlas dalam hal apa saja, materi, fisik, harta, hati dan cinta. Masing-masing telah ditentukan porsi terbaiknya. Dia selalu memberikan yang terbaik kepada manusia yang tak pernah lelah berusaha dan berdoa. I believe it..very very much

Sabar n ikhlas
Sesungguhnya iman itu terdiri atas dua bagian: sebagian sabar dan sebagian syukur. Keduanya merupakan dua sifat dari sifat-sifat Allah Taala dan dua nama dari al-asmaa-ul-husnaa, dimana Dia menamakan DiriNya dengan nama ash-Shabuur danasy-Syakuur. Maka kebodohan terhadap hakikat sabar dan syukur, sebenarnya adalah kebodohan daripada sifat-sifat Dia Taala. Keutamaan Sabar Allah Taala sesungguhnya telah menyifatkan orang-orang yang sabar, dengan beberapa sifat. Ia menambahkan lebih banyak derajat dan kebajikan kepada sabar. Ia menjadikan derajat dan kebajikan itu sebagai hasil (buah) dari sabar. Maka Allah Azza wa Jalla berfirman: Dan Kami jadikan di antara mereka itu beberapa pemimpin yang akan memberikan pimpinan dengan perintah Kami, yaitu ketika mereka berhati teguh (sabar). (QS. As-Sajadah : 24). Dan telah sempurnalah perkataan yang baik dari Tuhan engkau untuk Bani Israil, disebabkan keteguhan hati (kesabaran) mereka. (QS Al Araf : 137). Kepada orang-orang itu diberikan pembalasan (pokok) dua kali lipat, disebabkan kesabaran mereka. (QS. Al Qashash : 54) Sesungguhnya orang-orang yang sabar itu, akan disempurnakan pahalanya dengan tiada terhitung. (QS Az-Zumar : 10).

Maka tidak ada dari pendekatan diri manusia kepada Allah (ibadah), melainkan pahalanya itu ditentukan dengan kadar dan dapat dihitung, selain sabar. Dan sesungguhnya adanya puasa itu sebagian dari sabar dan puasa itu separuh sabar, maka Allah Taala mengaitkan puasa itu bagi orang-orang yang bersabar, bahwa Ia bersama mereka. Hendaklah kamu bersabar, sesungguhnya Allah itu bersama orang-orang yang sabar. (QS. Al-Anfal : 46). Ya! Kalau kamu sabar dan memelihara diri, sedang mereka datang kepadamu (menyerang) dengan cepatnya, Tuhan akan membantu kamu dengan lima ribu malaikat yang akan membinasakan. (QS. Ali Imran : 125). Dan penelitian semua ayat-ayat tentang kedudukan sabar itu akan panjang bila diteruskan. Adapun hadits-hadits yang menyangkut dengan sabar, maka di antara lain, Nabi s.a.w. bersabda : Sabar itu separuh iman, sebagaimana nanti akan diterangkan caranya sabar itu separuh iman. Adapun haditshadits yang lain di antaranya: Dari yang sekurang-kurangnya diberikan kepada kamu, ialah: keyakinan dan kesungguhan sabar. Siapa yang diberikan keberuntungan dari keyakinan dan kesungguhan sabar itu, niscaya ia tidak peduli dengan yang luput dari padanya, dari shalat malam dan puasa siang.

Dan engkau bersabar di atas apa yang menimpa atas diri engkau, adalah lebih aku sukai, daripada disempurnakan oleh setiap orang daripada kamu, kepadaku, dengan seperti amalan semua kamu. Akan tetapi aku takut, bahwa dibukakan kepadamu dunia sesudahku. Lalu sebagian kamu menetang sebagian yang lain. Dan akan ditantang kamu oleh penduduk langit (para malaikat) ketika itu. Maka siapa yang sabar dan memperhitungkan diri, niscaya memperoleh kesempurnaan pahalanya. Kemudian Nabi s.a.w. membaca firman Allah Taala: Apa yang di sisi kamu itu akan hilang dan apa yang di sisi Allah itu yang kekal. Dan akan Kami berikan kepada orang-oang yang sabar itu pembalasan, menurut yang telah mereka kerjakan dengan sebaik-baiknya (An-Nahl:96). Diriwayatkan Jabir, bahwa Nabi s.a.w ditanyakan tentang iman, maka Beliau menjawab: Sabar dan suka memaafkan. Dikatakan bahwa Allah Taala menurunkan wahyu kepada nabi Daud a.s.: Berakhlaklah dengan akhlak-Ku! Sesungguhnya sebagian dari akhlak-Ku, ialah, bahwa Aku Maha Sabar. Pada hadits yang diriwayatkan Atha dari Ibnu Abbas, bahwa ketika Rasulullah s.a.w. masuk ke tempat orang-orang Anshar, lalu beliau bertanya: Apakah kamu ini semua orang beriman?. Semua mereka diam. Maka menjawab Umar r.a.: Ya, wahai Rasulullah!. Nabi s.a.w. lalu bertanya: Apakah tandanya keimanan kamu itu? Mereka menjawab: Kami bersyukur atas kelapangan. Kami bersabar atas percobaan. Dan kami rela dengan ketetapan Tuhan (qadha Allah Taala). Lalu Nabi s.a.w. menjawab: Demi Tuhan pemilik Kabah! Benar kamu itu orang beriman!. Nabi s.a.w. bersabda: Pada kesabaran atas yang tidak engkau sukai itu banyak kebajikan. Isa Al-Masih a.s. berkata: Engkau sesungguhnya tiada akan memperoleh apa yang engkau sukai, selain dengan kesabaranmu atas apa yang tiada engkau sukai. Adapun atsar, maka di antaranya ialah terdapat pada surat khalifah Umar bin al-Khatab r.a. kepada Abu Musa Al-Asyari r.a., yang bunyinya di antara lain: Haruslah engkau bersabar! Dan ketahuilah, bahwa sabar itu dua. Yang satu lebih utama dari yang lain: sabar pada waktu musibah itu baik. Dan yang lebih baik daripadanya lagi, ialah sabar (menahan diri) dari

yang diharamkan Allah Taala. Dan ketahuilah, bahwa sabar itu yang memiliki iman. Yang demikian itu, adalah bahwa takwa itu kebajikan yang utama. Dan takwa itu dengan sabar. Ali r.a. berkata pula: Sabar itu dari iman, adalah seperti kedudukan kepala dari tubuh. Tidak ada tubuh bagi orang yang tidak mempunyai kepala. Dan tidak ada iman, bagi orang yang tiada mempunyai kesabaran. Adalah Habib bin Abi Habib Al Bashari, apabila membaca ayat: Sesungguhnya dia (Ayub) kami dapati, seorang yang sabar. Seorang hamba yang amat baik. Sesungguhnya dia tetap kembali (kepada Tuhan) (QS. Shad : 44), lalu beliau menangis dan berkata: Alangkah menakjubkan! Ia yang memberi dan Ia yang memujinya. Penjelasan Hakikat Sabar Ketahuilah kiranya, bahwa sabar itu suatu maqam (tingkat) dari tingkat-tingkat agama. Dan suatu kedudukan dari kedudukan orang yang berjalan menuju kepada Allah (saalikiin). Dan semua maqam agama itu hanya dapat tersusun baik dari tiga hal: marifah, ahwal dan amal. Maka marifah itu adalah pokok, dialah yang mewariskan ahwal; dan ahwal itu yang membuahkan amal. Marifah itu adalah seperti pohon kayu, ahwal adalah seperti ranting, dan amal seperti buah. Dan ini terdapat pada semua kedudukan para saalikiin. Seperti demikian pula sabar. Tiada akan sempurna sabar itu selain dengan marifah yang mendahuluinya dan dengan ahwal yang tegak berdiri. Adapun insan itu, maka sesungguhnya ia diciptakan pada permulaan masa kecilnya tanpa keinginan selain keinginan makan. Kemudian lahirlah keinginan bermain dan berhias, kemudian nafsu keinginan kawin. Dan tak ada sekali-kali pada insan pada masa kecil tersebut kekuatan sabar. Pada anak kecil itu yang ada hanyalah tentara hawa nafsu, seperti yang ada pada hewan. Akan tetapi, Allah Taala dengan kurnia-Nya dan keluasan kepemurahan-Nya, memuliakan anak Adam dan meninggikan derajat mereka dari derajat hewan-hewan. Maka Allah Taala mewakilkan kepada manusia itu ketika sempurna dirinya dengan mendekati kedewasaan, dua malaikat. Yang satu memberinya petunjuk dan yang satu lagi menguatkannya. Maka berbedalah manusia itu dengan pertolongan dua malaikat tadi dari hewan-hewan. Maka jadilah insan itu dengan sinar petunjuk, mengetahui bahwa mengikuti nafsu syahwat itu tidak disukai pada akibatnya. Akan tetapi, petunjuk itu tidaklah memadai, selama tidak ada baginya kemampuan untuk meninggalkan yang mendatangkan melarat. Lalu ia memerlukan kepada kemampuan dan kekuatan yang dapat menolakkannya kepada menyembelih nafsu syahwatnya itu. Lalu ia melawan nafsu syahwat tersebut dengan kekuatan itu. Sehingga diputuskannya permusuhan nafsu syahwat tadi darinya. Maka Allah Taala mewakilkan seorang malaikat lain padanya yang membetulkannya, meneguhkannya dan menguatkannya dengan tentara yang tiada engkau dapat melihatnya. IA memerintahkan tentara ini, untuk memerangi tentara nafsu syahwat. Maka sekali tentara ini yang lemah dan sekali ia yang kuat. Hendaklah dipahami, bahwa peperangan itu, terjadi antara penggerak agama dan penggerak hawa nafsu. Dan peperangan antara yang dua tadi, berlaku terus menerus. Dan medan peperangan ini ialah qalb hamba. Sumber bantuan kepada penggerak agama itu datangnya dari para malaikat, yang menolong barisan (tentara) Allah Taala. Dan sumber bantuan penggerak nafsu syahwat itu, datangnya dari syaitan-syaitan yang membantu musuh-musuh Allah Taala.

Maka sabar itu adalah ibarat dari tetapnya penggerak agama menghadapi penggerak nafsu syahwat. Kalau penggerak agama itu tetap, sehingga dapat memaksakan penggerak nafsu syahwat dan terus-menerus menantangnya, maka penggerak agama itu telah menolong tentara Allah. Dan berhubung dengan orangorang yang sabar. Dan kalau ia tinggalkan dan lemah, sehingga ia dikalahkan oleh nafsu syahwat dan ia tidak sabar pada menolaknya, niscaya ia berhubungan dengan mengikuti syaitan-syaitan. Jadi, meninggalkan perbuatan-perbuatan yang penuh dengan nafsu syahwat itu adalah amal perbuatan yang dihasilkan oleh suatu ahwal, yang dinamakan sabar, yaitu tetapnya penggerak agama yang berhadapan dengan penggerak nafsu syahwat. Tetapnya penggerak agama itu adalah suatu hal yang dihasilkan oleh iman, dengan memusuhi nafsu syahwat dan melawannya, karena sebab-sebab kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sesungguhnya semua yang tersebut itu, adalah isyarat yang mengisyaratkan kepada hal-hal yang lebih tinggi dari ilmu muamalah. Maka kami terangkan, bahwa telah jelas sabar itu adalah ibarat dari tetapnya penggerak agama pada melawan penggerak hawa nafsu. Dan perlawanan ini adalah termasuk ciri khas anak-anak Adam, karena diwakilkan kepada mereka, malaikat-malaikat yang mulia yang menuliskan amal perbuatan mereka. Sabar itu Setengah Iman Ketahuilah kiranya, bahwa iman itu pada suatu kali, disandarkan secara mutlak kepada tasdiq dengan pokok-pokok agama, dan pada suatu kali lainnya dengan amal shalih yang datang dari tasdiq itu, dan pada suatu kali lainnya lagi keduanya sekaligus: iman dan amal shalih. Adapun sabar itu setengah iman berdasarkan dua pandangan dan atas kehendak dua pemakaian kata. Pandangan pertama, iman itu dikatakan secara mutlak kepada semua tasdiq dan amalan. Lalu iman itu mempunyai dua sendi (rukun). Yang satu yakin dan yang lain sabar. Yang dimaksudkan dengan yakin ialah marifah-marifah yang diyakini kepada pokok-pokok agama. Dan yang dimaksudkan dengan sabar ialah amal (berbuat) menurut yang dikehendaki oleh keyakinan. Keyakinan tersebut, misalnya, mengajarkan bahwa maksiat itu mendatangkan melarat dan thaat itu mendatangkan manfaat. Dan tidak mungkin meninggalkan perbuatan maksiat dan rajin kepada taat, selain dengan sabar. Maka adalah sabar itu separuh iman dengan pandangan ini. Dan karena itulah, rasulullah s.a.w. mengumpulkan di antara keduanya, dengan sabdanya: Di antara yang paling sedikit yang diberikan kepada kamu ialah yakin dan keras kesabaran. Pandangan kedua, iman itu dikatakan secara mutlak kepada ahwal yang membuahkan amal, dan bukan marifah-marifah. Dan ketika itu, terbagilah semua yang ditemui oleh hamba dalam hidupnya, kepada yang bermanfaat kepadanya di dunia dan di akhirat atau yang mendatangkan melarat kepadanya di dunia dan akhirat. Dan hamba itu dengan dikaitkan kepada yang mendatangkan melarat kepadanya mempunyai hal (sifat) syukur. Maka syukur itu dengan pandangan ini adalah salah satu dari dua bagian iman, sebagaimana yakin adalah salah satu dari dua bagian itu, menurut pandangan pertama di atas. Dengan pandangan tersebut, Ibnu Masud r.a. berkata: Iman itu dua paruh (nishfu), separuh sabar dan separuh syukur. Hal-Hal tentang Sabar

Ketahuilah kiranya bahwa sabar itu dua bagian: Pertama, bagian badaniah, seperti menanggung kesukaran dengan badan dan tetap bertahan atas yang demikian. Dan ini adakalanya dengan perbuatan, seperti mengerjakan perbuatan-perbuatan yang sukar. Adakalanya dari perbuatan-perbuatan ibadan dan bukan ibadah. Adakalanya dengan penanggungan seperti sabar dari pukulan keras, sakit parah dan luka-luka besar. Kemudian bagian kedua, kalau adalah sabar dari nafsu syahwat perut dan kemaluan, maka dinamakan iffah (pemeliharaan diri). Kalau sabar itu pada musibah, maka disingkatkan saja atas nama sabar, lawannya adalah gelisah dan keluh kesah. Kalau sabar itu pada membawakan kekayaan dinamakan mengekang diri, lawannya dinamakan sombong dengan kesenangan (al-bathar). Kalau sabar pada peperangan dinamakan berani, lawannya pengecut. Kalau sabar itu dalam menahan amarah dinamakan lemah lembut, lawannya ialah at-tadzammur (pengutukan diri kepada yang sudah hilang). Kalau sabar itu pada suatu pergantian masa yang membosankan maka dinamakan lapang dada, lawannya mangkal hati dan sempit dada. Kalau sabar itu pada menahan diri dari kehidupan dunia maka dinamakan zuhud, lawannya lahap. Maka yang terbanyak dari akhlak iman itu masuk dalam sabar. Karena itulah, pada suatu kali Nabi s.a.w. ditanyakan tentang iman, lalu beliau menjawab: Ialah sabar. Karena sabar itu yang terbanyak dari amalperbuatan iman dan yang termulia dari amal perbuatan itu. Allah Taala mengumpulkan bagian-bagian itu dan semuanya dinamakan sabar, dengan firman-Nya: Mereka yang sabar dalam musibah, kemiskinan dan ketika peperangan. Merekalah orang-orang yang benar dan merekalah orang-orang yang bertakwa - memelihara dirinya dari kejahatan. (QS Al Baqarah : 177). Jadi, inilah bagian-bagian sabar, dengan perbedaan hubungan-hubungannya. Dan siapa yang mengambil arti (maksud) dari nama, niscaya ia menyangka bahwa hal keadaan itu berbeda pada zatnya dan hakikatnya, dari segi ia melihat nama-nama itu berbeda. Maka arti itu pokok dan kata-kata itu adalah pengikut. Siapa yang mencari arti dari pengikut, niscaya tidak boleh tidak, ia akan tergelincir. Dan kepada dua golongan itulah, diisyaratkan dengan firman Allah Taala: Adakah orang yang berjalan menelungkup di atas mukanya lebih mendapat petunjuk ataukah orang yang berjalan dengan lurus di atas jalan yang benar? (QS. Al Mulk : 22). Ketahuilah kiranya, bahwa penggerak agama, dikaitkan kepada penggerak hawa nafsu itu mempunyai tiga hal/keadaan: Bahwa ia memaksakan penggerak hawa nafsu. Lalu penggerak hawa nafsu itu tidak mempunyai lagi kekuatan untuk melawan. Dan sampai kepada yang demikian itu, dengan berkekalan sabar. Yang sampai kepada tingkat ini adalah sedikit. Yakni, ash-shiddiqun, dan al-muqarrabun. Mereka itulah orang-orang yang akan dipanggil: Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridla, yang diridlai. Bahwa menanglah pengajak-pengajak hawa nafsu secara mutlak, jatuhlah perlawanan penggerak agama. Lalu ia menyerahkan dirinya kepada tentara setan dan ia tidak berjuang (bermujahadah) karena berputusasa. Merekalah orang-orang yang lalai, dan ini adalah golongan yang terbanyak. Kepada merekalah diisyaratkan dengan firman Allah Taala: Dan kalau Kami kehendaki, niscaya Kami berikan petunjuk kepada setiap diri. Tetapi perkataan dari-Ku, sebenarnya akan terjadi, sesungguhnya Aku akan memenuhkan neraka Jahanam dengan jin dan manusia semuanya (QS. As- Sajadah : 13).

Merekalah orang-orang yang membeli kehidupan duniawi dengan akhirat sehingga rugilah perniagaan mereka, dan dikatakan kepada orang yang bermaksud menunjuki jalan kepada mereka: Berpalinglah engkau dari orang yang tiada memperdulikan pengajaran Kami dan hanya menginginkan kehidupan duniawi semata! Pengetahuan mereka hanya sehingga itu. (QS. An-Najm : 29-30). Keadaan ini, tandanya ialah: putus asa, hilang harapan dan tertipu dengan angan-angan. Itulah yang paling bodoh, sebagaimana Nabi s.a.w. bersabda: Orang yang pintar itu meng-agamakan dirinya dan berbuat amal untuk sesudah mati. Dan orang yang bodoh ialah orang yang mengikutkan dirinya kepada hawa nafsunya dan ia berangan-angan atas Allah. Orang yang berkeadaan begini, apabila diberi pengajaran, niscaya menjawab: Aku ingin bertobat. Akan tetapi, sukar tobat itu atas diriku. Lalu aku tidak mengharap padanya, atau ia tidak ingin bertobat akan tetapi membalas: Sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun, Maha Pengasih, lagi Maha Pemurah. Maka Dia tidak memerlukan kepada tobatku. Bahwa peperangan itu adalah menjadi hal yang biasa di antara dua tentara. Sekali ia memperoleh kemenangan atas peperangan itu, dan sebaliknya. Inilah yang termasuk golongan al-mujahiduun. Orangorang yang berkeadaan dengan keadaan ini ialah mereka yang mencampuradukkan amal perbuatan yang baik dan yang lain yang jahat, seperti firman Allah Taala: Mereka telah mencampur-adukkan pekerjaan yang baik dengan yang buruk. Kiranya Allah Taala menerima taubat mereka! Penutup Berkata sebagian orang arifin: ahlush-shabri itu adalah atas tiga maqam. Pertama, orang-orang yang meninggalkan nafsu syahwat, dan ini adalah derajat orang-orang yang taubat (mutawwabiin). Kedua, orang-orang yang ridla dengan yang ditakdirkan Tuhan, dan ini adalah derajat orang-orang zahid. Ketiga, orang-orang yang suka kepada apa yang diperbuat Tuhannya, dan ini adalah derajat orangorang shiddiq (ash-shiddiqin). Semoga Allah yang Maha Pengasih menganugrahkan kepada kita kesabaran. Amin. (Dari Kajian Forum Ihya, PICTS)

SABAR DAN IKHLAS Sabar artinya tabah, tahan menghadapi cobaan. Orang yang sabar tahan menerima hal-hal yang tidak disenangi atau tidak mengenakkan dengan ridha dan menyerahkan diri kepada Allah. Sabar adalah salah satu akhlak terpuji. Sabar juga merupakan salah satu kunci untuk meraih kebahagiaan dan ketenangan hidup. Hidup di dunia ini penuh dengan tantangan dan cobaan. Manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini tidak luput dari ujian dan cobaan, ketika mengalami ujian dan cobaan kita harus menhadapinya dengan sabar. Sifat sabar bagaikan cahaya yang terang benderang dalam suasana yang gelap gulita. Rasulullah bersabda :

Artinya : Bersabar adalah cahaya yang gilang-gemilang Seseorang yang sedang dirundung duka, karena baru saja ditinggalkan orang yang sangat disayanginya akan merasa tenang karena musibah itu dihadapinya dengan sabar. Orang yang dihina dan difitnah, walaupun ia merasa sakit hati atau bersedih, karena ia tahu bahwa itu adalah cobaan maka diterimanya dengan sabar pula. Sebagai seorang muslim kita wajib bersabar terhadap ujian dan cobaan yang menimpa kita. Kita diperintahkan untuk senantiasa bersabar. Sebab, apapun yang diberikan Allah kepada kita pasti ada hikmahnya. Kita hendaknya dapat mengambil pelajaran dari setiap kejadian yang kita alami. Pengalaman yang baik hendaknya kita syukuri. Pengalaman yang buruk, yang tidak menyenangkan hendaknya kita hadapi dengan sabar dan mengambil hikmahnya. Sabar sangat erat kaitannya dengan kadar keimanan seseorang. Musibah atau bencana yang diturunkan kepada seseorang atau suatu kaum, jika ditinjau dari segi akidah Islam ada dua kemungkinan. Pertama, bahwa musibah atau bencana itu diturunkan Allah untuk menguji iman seseorang. Apakah orang atau mereka yang terkena musibah itu sabar atau tidak, berkurang imannya atau tidak. Untuk mengetahui apakah musibah itu merupakan ujian atau bukan, dapat dilihat dari keadaan orang atau masyarakat sekelilingnya. Misalnya di suatu desa terjadi gempa bumi yang memporak-porandakan rumah-rumah penduduk, padahal masyarakat di desa tersebut taat beribadah kepada Allah. Musibah tersebut berarti ujian keimanan. Jika kita bersabar menerima musibah, maka Allah akan meridhai kita. Kedua, bahwa musibah atau bencana itu merupakan peringatan Allah kepada manusia. Jika seseorang atau masyarakat sudah banyak berbuat dosa atau maksiat, korupsi sudah merajalela, perjudian dan minum-minuman keras sudah merupakan hal yang biasa, sesuatu yang diperintahkan Allah dilupakan, yang dilarang malah dikerjakan, maka peringatan Allah pasti datang. Allah menurunkan bencana agar manusia sadar akan dosa-dosanya. Kita masih ingat cerita tentang banjir besar yang terjadi pada zaman Nabi Nuh. Bencana itu merupakan peringatan bagi orang-orang yang durhaka agar mereka sadar bahwa Allah-lah Tuhan mereka satu-satunya, Tuhan Yang Maha Kuasa. Begitu pula bencana berupa gempa bumi dahsyat dan hujan batu yang terjadi pada zaman Nabi Luth. Mereka yang durhaka dan membangkang terhadap seruan Nabi Luth diazab oleh Allah. Dalam kehidupan sehari-hari ada tiga hal yang harus kita hadapi dengan sabar : a. Sabar dalam berbuat

Artinya sabar menghadapi rintangan dan kesulitan. Sabar di sini mengandung pengertian tekun, gigih, dan bekerja keras. b. Sabar dalam menderita Artinya sabar menerima musibah atau cobaan. Jika ditimpa musibah janganlah mengeluh, tapi terimalah dengan penuh kesabaran. c. Sabar menahan marah Artinya bersikap sabar jika dihadapkan kepada situasi yang dapat menimbulkan kemarahan. Persoalan yang dihadapi dengan marah, tidak akan menyelesaikan masalah. Sabar menahan marah perlu dipupuk dan dilatih. Allah sayang kepada orang yang sabar menahan marahnya. Rasulullah bersabda : Artinya : Barangsiapa yang menahan marahnya, Allah akan menahan siksa terhadapnya.

Read more: http://erosandi.blogspot.com/2011/04/sabar.html#ixzz1MUnTRJfE

SaBAR N IKHLAS
Pernahkah kita merasa bahwa Tuhan sedang menguji kita? Kita cenderung mengatakan kalau kita ditimpa kesusahan maka kita sedang mendapat cobaan dan ujian dari Tuhan. Jarang sekali kalau kita dapat rahmat melimpah dan kebahagiaan kita teringat bahwa itu pun merupakan ujian dan cobaan dari Tuhan. Ada di antara kita yang tak sanggup menghadapi ujian itu dan boleh jadi ada pula di antara kita yang tegar menghadapinya. Bukankah Tuhan tidak pernah memberikan beban yang melampui kemampuan manusia? Jadi jika kita menghadapi suatu masalah hadapilah masalah tersebut dengan penuh kepasrahan kepada-NYA. Hanya karena Dia-lah segala sesuatu ada dan tidak ada. Setiap derap kehidupan kita merupakan cobaan dari Tuhan. Kita tak mampu menghindar dari ujian dan cobaan tersebut, yang bisa kita pinta adalah agar cobaan tersebut sanggup kita jalani. Cobaan yang datang ke dalam hidup kita bisa berupa rasa takut, rasa lapar, kurang harta dan lainnya. Bukankah karena alasan takut lapar saudara kita bersedia mulai dari membunuh hanya karena persoalan uang seratus rupiah sampai dengan berani memalsu kuitansi atau menerima komisi tak sah jutaan rupiah? Bukankah karena rasa takut akan kehilangan jabatan membuat sebagian saudara kita pergi ke orang pintar agar bertahan pada posisinya atau supaya malah meningkat ke kursi yang lebih empuk? Bukankah karena takut kehabisan harta kita jadi enggan berbagi rejeki kepada sesama? Bersabarlah. Karena orang sabar akan selalu mendapat rahmat dan karunia Tuhan. Memang tidak mudah menjadi orang sabar, biasanya kita akan cepat-cepat berdalih, Yah.. Sabar kan ada batasnya. Atau lidah kita berseru, Sabar sih sabar.. Saya sih kuat tidak makan enak, tapi anak dan isteri saya? Memang, manusia selalu dipenuhi dengan pembenaranpembenaran yang ia ciptakan sendiri. Karena kita semua adalah adalah milik Tuhan dan kepadaNya-lah kita akan kembali. Setiap musibah, cobaan dan ujian itu tidaklah berarti apa-apa, kita berasal dari-Nya, dan baik suka maupun duka, diuji atau tidak, kita pasti akan kembali kepada-Nya. Ujian apapun itu datangnya dari Tuhan, dan hasil ujian itu akan kembali kepada Tuhan. Apakah kita rela bila mobil yang kita beli dengan susah payah hasil keringat sendiri tiba-tiba hilang? Apakah kita rela bila proyek yang sudah di depan mata, tiba-tiba tidak jadi diberikan kepada kita, dan diberikan kepada saingan kita?

Apakah kita menjadi iri dan dengki kita bila melihat tetangga kita sudah membeli TV baru, mobil baru atau malah rumah baru? Bisakah kita mengucap pelan-pelan dengan penuh kesadaran, bahwa semuanya dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan? Kita ini tercipta dari tanah dan akan kembali menjadi tanah. Bila kita mampu mengingat dan mengerti arti kalimat tersebut, di tengah ujian dan cobaan yang menerpa kehidupan kita, maka Tuhan akan memberikan hadiah yang setimpal di hari penghakiman nanti. Sudah siapkah kita menerima hadiah yang akan di berikan oleh Tuhan di hari penghakiman nanti?

You might also like