You are on page 1of 19

8

Rajib Wahyu N. Beta Viva Marga K. Maizar Rizki B. Lutfi Maulana Erlangga Rosi H. Riko Agisdihan Afifi

L2H L2H L2H L2H L2H L2H

009 009 009 009 009 009

048 054 056 134 138 140

Moral atau kegairahan kerja adalah: kesepakatan batiniah yang muncul dari dalam diri seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan. Demi menciptakan situasi yang kondusif dan mendukung pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan maksimal. Moral Kerja mampu meningkatkan produktivitas pekerja dengan peningkatan pendekatan moral antara pekerja dapat meningkatkan hubungan baik antar pekerja. Namun hal tersebut juga dapat menjadi suatu hal yang menakutkan apabila terjadi kesalahpahaman dalam manajemen moral tersebut.

Dalam pengaplikasiannya kita dapat memulai dengan pemunculan rasa kekeluargaan antara karyawan,dan mungkin bisa lebih meningkat,sehingga membuat karywan juga merasa memiliki perusahaan yang membuat mereka menjadi lebih peduli dan menjaga perusahaan tersebut tetap hidup dan berproduksi maksimal. Menurut Keith Davis, berbicara mengenai moral kerja, kita selalu mengartikan moral sebagai sikap perorangan dan kelompok terhadap lingkungan kerjanya dan sikap untuk bekerja sebaik-baiknya dengan mengerahkan kemampuan yang dimiliki secara sukarela.

Dalam hal ini lebih menekankan pada dorongan untuk bekerja dengan sebaikbaiknya daripada sekedar kesenangan saja. Lebih lanjut William B. & Keith Davis (1993:541-549) menghubungakan moral kerja dengan quality of work life effort. Menurutnya, moral kerja bermanfaat dan dapat digunakan untuk berbagai kepentingan yang erat kaitannya dengan usaha membina relasi antar karyawan, komunikasi informal dan formal, pembentukan disiplin serta konseling.

Didalam moral kerja, kita dapat melihatnya dalam dua dimensi yang berbeda, yaitu moral kerja tinggi (high morale) dan moral kerja rendah (low morale).
Moral Kerja Tinggi (High Morale) Senang Bersemangat Menyelesaikan Bekerja menyamping Mendorong Terpanggil Partisipasi Percaya diri Rasa sejawat Inovatif Moral Kerja Rendah (Low Morale) Tidak senang Loyo Menunda Bekerja vertikal Menghambat Ikatan ambil muka Partisipasi seadanya Menunggu perintah Lepas-lepas Meniru

Dalam pengembangan sebuah perusahaan atau organisasi, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya moral kerja, yaitu : Kesadaran akan tujuan organisasi Hubungan antar-manusia dalam organisasi berjalan harmonis Kepemimpinan yang menyenangkan Tingkatan organisasi Upah dan gaji Kesempatan untuk meningkat atau promosi Pembagian tugas dan tanggung jawab Perasaan diterima dalam kelompok Dinamika lingkungan Kepribadian

Moral kerja sangatlah penting dalam suatu perusahaan/organisasi sehingga perlu di jaga betul karena hal ini dapat mempengaruhi aktifitas di suatu organisasi/perusahaan karena jika moral kerja tinggi maka perusahaan tersebut akn mendapatkan hasil yang maksimal begitu pula sebaliknya jika moral kerja rendah maka perusahaan tersebut dapat mengalami kehancuran. Untuk mengetahui moral kerja pada suatu perusahaan /organisasi ada beberapa cara antara lain:

Observasi Pengamatan merupakan cara sederhana. Dianjurkan pengamat berada pada kondisi yang sesungguhnya. Aspek yang diobservasi antara lain adalah perilaku manusia dalam bekerja. aktivitas yang dilakukan makhluk cerdas, terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasiinformasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. Sejarah Kehidupan Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk lebih mengetahui jiwa orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas mungkin diketahui bahwa dia bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil memang dibidang musik sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya.

Wawancara (Interview) Cukup efektif, namun teknis pelaksanaannya perlu perhatian khusus. Prosedurnya pun harus jelas, agar alat ukurnya menjadi relevan. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai. Angket Dalam ilmu Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya. Semua pertanyaan telah di susun secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang diwawancarai tinggal membaca pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya secara tertulis pula. Jawaban-jawabannya akan dianalisis untuk mengetahui hal-hal yang diselidiki.

Pemeriksaan Psikologi Dalam bahasa populernya pemeriksaan psikologi disebut juga dengan psikotes Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih. alat-alat itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui taraf kecerdasan seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu. Tes kepribadian Tes kepribadian sangat berguna dalam membuat keputusan perekrutan. Nilai dalam tes kepribadian membantu manajer meramalkan calon terbaik untuk suatu pekerjaan. Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) adalah tes kepribadian menggunakan empat karakteristik dan mengklasifikasikan individu ke dalam salah satu dari 16 tipe kepribadian. Berdasarkan jawaban yang diberikan dalam tes tersebut, individu diklasifikasikan ke dalam karakteristik ekstraver atau introver, sensitif atau intuitif, pemikir atau perasa, dan memahami atau menilai Seperangkat pertanyaan tertulis yang harus diisi oleh sekelompok subjek guna mengumpulkan data tertentu.

Contoh dari perilaku yang buruk di tempat kerja : Pembakaran, Memeras, Suap, Menggertak, Menipu, Diskriminasi, Ketidakjujuran, Spionase, Kecurangan/penipuan, Tidak beradab, Intimidasi, Reaksi negatif, Berbohong, Informasi yang salah, Pelanggaran privasi, Balas Dendam, Sabotase, Pelecehan Seksual, Penganiayaan, Pencurian, Ancaman, Menyebar gossip dan fitnah, Menyimpan Informasi. Ada 4 jenis penyebab perilaku buruk : individu, pekerjaan, kelompok, dan organisasi.

Beberapa pembahasan mengenai perilaku buruk : Pelecehan seksual Merupakan bentuk agresi dan periaku yang tidak etis. Perilaku ini mengambil bentuk godaan seksual yang tidak diinginkan , permintaan untuk pelayanan seksual, dan tindakan fisik atau verbal lain yang bersifat seksual. Agresi Dalam lingkungan kerja, hal ini merupakan perilaku yang menimbulkan bahaya bagi orang lain yang bekerja atau pernah bekerja dengan orang yang melakukan agresi. Bullying Tindakan berulang, yang tidak diinginkan, yang diarahkan kepada pekerja lain, baik sengaja atau secara tidak sadar dan menyebabkan rasa malu.

Ketidaksopanan Perilaku di tempat kerja yang dianggap sebagai kasar, tidak sopan, atau merendahkan orang lain. Penipuan Suatu tindakan yang disengaja untuk mengalihkan dan menyalahartikan informasi dengan tujuan menghasilkan tindakan yang lain. Cyberslacking Penggunaan internet untuk kepentingan pribadi Sabotase Suatu bentuk ekstrem kejahatan tempat kerja yang dilakukan untuk mengganggu, menghancurkan, atau merusak peralatan, data atau tempat kerja Pencurian Pengambilan, konsumsi, atau transfer uang atau barang yang dimiliki oleh organisasi tanpa izin.

Perilaku buruk tersebut jika dibiarkan akan menyebabkan hillangnya produktivitas, biaya yang lebih tinggi, dan semangat kerja yang lebih rendah.

Analisis Kasus
Pada hari kamis tanggal (22/4/2010) terjadi kerusuhan di PT Drydock,Kecamatan Tanjung Uncang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) mengakibatkan sedikitnya 25 mobil terbakar.Selain itu sejumlah orang yang termasuk karyawan perusahaan tersebut mengalami luka-luka. Menurut warga Batam, kerusuhaan dipicu karena seorang pekerja WNA melakukan penghinaan kepada pekerja Indonesia.Melihat hal itu beberapa warga langsung menyerang WNA tersebut dan menghajarnya hingga babak belur, kerusuhan itupun terus berlanjut, massa pun menyisir dan mengejar sejumlah WNA yang semua berasal dari India. Setelah itu ratusan orang yang tidak terkendali itu melakukan aksi membakar mobil perusahaan. Sedikitnya ada 25 mobil perusahaan dibakar massa. Hingga saat ini situasi di sekitar perusahaan masih mencekam. Sementara sejumlah warga yang luka dilarikan ke rumah sakit Awal Bros Batam. Sementara ratusan orang masih berjaga-jaga. Ratusan polisi dari Polda Kepri dan Poltabes Batam kini mengamankan situasi.

Dari Kasus ini kita dapat melihat bahwa kerusuhan yang terjadi diakibatkan oleh moral kerja yang buruk dari para pekerja terutama dari para pekerja asing. Pada kejadian itu para pekerja asing melakukan penghinaan terhadap pakerja lokal dengan kata-kata yang buruk. Dalam kasus ini disebabkan oleh hubungan antar manusia dalam suatu organisasi yang tidak berjalan harmonis. Ini merupakan salah satu faktor yang mempengarui Moral Kerja. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Moral Kerja antara lain: Kesadaran akan tujuan organisasi Kepemimpinan yang menyenangkan Tingkatan organisasi Upah dan gaji Kesempatan untuk meningkat atau promosi Pembagian tugas dan tanggung jawab Perasaan diterima dalam kelompok Dinamika lingkungan Kepribadian

Hal yang harus dicermati adalah kelakuan para pekerja asing yang semena-mena terhadap pekerja lokal padahal seharusnya mereka tahu bahwa mereka itu mencari nafkah di indonesia dan mau tidak mau dia harus belajar budaya dan etnik lokal disana, mungkin mereka yang menghina berpikir bahwa perkataan tersebut sudah biasa dilakukan di negaranya, tetapi lain negara lain sifatnya juga, jadi seharusnya mereka harus menghormati budaya suatu negara.Sebagai langkah antisipasif, Depnaker akan menerbitkan Surat Edaran kepada seluruh perusahaan yang mempekerjakan Tenaga Kerja Asing agar melakukan sosialisasi tentang tata cara dan budaya kerja di Indonesia.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

You might also like