You are on page 1of 9

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2

HUKUM MELDE

Oleh : Nama NPM : MUHAMMAD RAMLI : 10220074

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) HAMZANWADI SELONG


JURUSAN MIPA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI TAHUN 2011

A. PELAKSANAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Percobaan a. Mempelajari proses pembuatan bola bekel b. Bagaimana sifat-difat dari polimer dan kandungan zat dalampolimer alam 2. Tanggal praktikum /05/2011 3. Tempat praktikum Pusat Laboratorium Biologi STKIP Hamzanwadi Selong B. LANDASAN TEORI Gelombang adalah getaran yang merambat. Di dalam perambatannya tidak diikuti oleh berpindahnya partikel-partikel perantaranya. Pada hakekatnya gelombang merupakan rambatan energi (energi getaran). Periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan oleh gelombang untuk menempuh satu panjang gelombang penuh. Panjang gelombang () adalah jarak yang ditempuh dalam waktu satu periode. Frekuensi gelombang adalah banyaknya gelombang yang terjadi tiap satuan waktu. Cepat rambat gelombang (v) adalah jarak yang ditempuh gelombang tiap satuan waktu. Jadi dapat dirumuskan bahwa: Dimana: v = laju rambat gelombang [m/s] = panjang gelombang [m] f = frekuensi [Hz] Bila seutas tali dengan tegangan tertentu digetarkan secara terus menerus maka akan terlihat. Suatu bentuk gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambat gelombang, gelombang ini dinamakan gelombang transversal. Jika kedua ujungnya tertutup, gelombang pada tali itu akan terpantul-pantul dan dapat menghasilkan gelombang stasioner yang tampak berupa simpul dan perut. Sesuai dengan Percobaan Melde, maka Melde merumuskan bahwa:

dimana : v = laju perambatan gelombang tali [m/s] F = tegangan tali [N]

rapat massa linier tali (massa tali/panjang tali) [kg/m] = Macam-macam gelombang Berdasarkan arah getar: 1) Gelombang transversal arah getarnya tegak lurus arah rambatnya. 2) Gelombang longitudinal arah getarnya searah dengan arah rambatnya. Berdasarkan cara rambat dan medium yang dilalui : 1) Gelombang mekanik yang dirambatkan adalah gelombang mekanik dan untuk perambatannya diperlukan medium. 2) Celombang elektromagnetik yang dirambatkan adalah medan listrik magnet, dan tidak diperlukan medium. Berdasarkan amplitudonya: 1) Gelombang berjalan gelombang yang amplitudonya tetap pada titik yang dilewatinya. 2) Gelombang stasioner gelombang yang amplitudonya tidak tetap pada titik yang dilewatinya, yang terbentuk dari interferensi dua buah gelombang datang dan pantul yang masing-masing memiliki frekuensi dan amplitudo sama tetapi fasenya berlawanan. Apa yang terjadi jika ada dua gelombang berjalan dengan frekuensi dan amplitudo sama tetapi arah berbeda bergabung menjadi satu? Hasil gabungan itulah yang dapat membentuk gelombang baru. Gelombang baru ini akan memiliki amplitudo yang berubah-ubah tergantung pada posisinya dan dinamakan gelombang stasioner. Bentuk gelombangnya dapat Anda lihat seperti Gambar 1.10a dan 1.11. Pada proses pantulan gelombang, terjadi gelombang pantul yang mempunyai amplitudo dan frekuensi yang sama dengan gelombang datangnya, hanya saja arah rambatannya yang berlawanan. Hasil interferensi (perpaduan) dari kedua gelombang tersebut disebut Gelombang Stasioner Atau Gelombang Diam. Gelombang stasioner dapat dibentuk dari pemantulan suatu gelombang. Contohnya pada gelombang tali. Tali dapat digetarkan di salah satu ujungnya dan ujung lain diletakkan pada pemantul. Berdasarkan ujung pemantulnya dapat dibagi dua yaitu ujung terikat dan ujung bebas. Gelombang stasioner adalah gelombang hasil superposisi dua gelombang berjalan yang : amplitudo sama, frekuensi sama dan arah berlawanan.

C. ALAT DAN BAHAN a. Sebuah Amplifier untuk menguatkan daya yang dihasilkan. b. Sebuah Audio Frequency Generator (AFG) untuk menghasilkan gelombang pada tali. c. Sebuah Vibrator/Penggetar untuk menggetarkan tali. d. Sebuah Katrol untuk mengaitkan tali. e. Sebuah Meja sebagai tempat alat alat diletakkan. f. Beberapa Beban yang berbeda massanya untuk dikaitkan pada tali. g. Seutas Tali yang digunakan untuk dilihat gelombangnya. D. CARA KERJA 1) Mengukur panjang dan massa tali. 2) Mencatat frekuensi yang dipakai. 3) Merangkai alat

4) Menghidupkan amply 5) Mengukur panjang gelombang yang terjadi dan mencatat massa beban yang dipakai. 6) Mengulangi langkah 4 5 dengan mengganti massa beban yang dipakai. E. HASIL PENGAMATAN No m beban f l (kg) (m) (Hz) tali(m) 0.05 0,72 0.10 1,10 0.15 1,20 50 2 0.20 1,34 0.25 1,52 Rata-rata Vumum = Vumum/5 = 58,8 m tali(kg) 8 x10-3 (kg/m) m/l 4 x10-3 Vumum(m/s) xf 36 55 60 67 76 vMelde(m/s) f/

F. ANALISIS DATA

G. PEMBAHASAN

Dari tabel data di atas, pada percobaan I, kita dapat melihat bahwa setiap kali massa beban ditambah, maka panjang gelombangnya pun bertambah. Hal ini membuktikan bahwa semakin berat beban yang dipakai, maka semakin panjang pula gelombang yang terbentuk. Bila panjang gelombangnya semakin besar, maka akan menyebabkan cepat rambat gelombangnya bertambah (secara teori). Hal yang pertama adalah perhitungan cepat rambat secara teorinya kurang tepat, dimana dalam perhitungan ini frekuensi yang dipakai adalah frekuensi yang langsung dari PLN (50Hz) tanpa memperhitungkan berapa sebenarnya besar frekuensi yang tercipta. Hal lain yang mungkin menyebabkan adanya perbedaan yang cukup besar itu adalah ketidaktelitian kami dalam mengukur panjang gelombang yang terbentuk. Karena gelombang yang terbentuk pada tali terus bergetar, maka kami mengalami kesulitan untuk mengukur panjang gelombang secara tepat. Selain itu, jika ada sedikit saja sentuhan atau getaran yang mengenai papan seluncur atau meja akan mengakibatkan getaran bergoyang dan gelombang yang terbentuk akan hilang sesaat Adapun kesesatan dalam pengamatan ini sekitar 0,8% karena cepat rambat dengan perhitungan melde dengan perhitungan secara umum memiliki nilai yang tidak jauh beda perbedaannya sekitar 2 m/s

KESIMPULAN Dalam percobaan Melde, dapat disimpulkan bahwa : 1. Jika seutas tali digetarkan secara terus menerus, maka akan menimbulkan gelombang transversal pada tali. Jika kedua ujung tali tertutup, maka gelombang transversal itu akan bersifat stasioner atau diam.
2. Semakin besar gaya ketegangan tali (F), maka semakin besar pula cepat

rambat gelombang (v). Cepat rambat gelombang (v) berbanding lurus dengan akar kuadrat gaya ketegangan tali (F). 3. Cepat rambat gelombang secara sinusoidal dapat ditentukan dengan persamaan v=f 4. Cepat rambat gelombang secara sinusoidal dapat ditentukan dengan persamaan Melde yaitu : H. SARAN Dalam percobaan ini, kami menyarankan: a. Dalam melakukan pengukuran panjang gelombang yang tepat, harus dilakukan dengan keadaan yang tenang sehingga gelombang yang terbentuk tidak hilang sesaat. b. Untuk mendapatkan hasil perbandingan cepat rambat secara teori dan secara hukum Melde yang lebih tepat, sebaiknya frekuensi yang dihasilkan diukur terlebih dahulu. c. Untuk mendapatkan data yang lebih tepat sebaiknya, pengukuran dilakukan lebih dari satu orang untuk memastikan hasil pengukuran.

DAFTAR PUSTAKA fisikasmk2kendal.blogspot.com/2008/03/getaran-gelombang-dan-bunyi.html geocities.com/dmipa/dictate/melde.PDF id.wikipedia.org/wiki/Amplifier Millardo, Albert dkk. 2008. Laporan Fisika Percobaan Melde. Jakarta : SMA Kasinius.

You might also like