You are on page 1of 37

IMIDAP-P-021-2009

BUKU 1

PEDOMAN
STUDI POTENSI ( PRA STUDI KELAYAKAN )

IMIDAP Development and Application Program Integrated Microhydro


DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

2009

IMIDAP-P-021-2009

BUKU 1
PEDOMAN STUDI POTENSI

( PRA-STUDI KELAYAKAN )

Cetakan : 1 2 3 4 5

IMIDAP Integrated Microhydro Development and Application Program


DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

2009

TIM PENYUSUN BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Abdul Kadir Damanik Adhy Kurniawan Agus Irfan Gunawan Agus Maryono Arfie Ikhsan Armi Susandi Arie Sudaryanto Chandra Adriawan Chayun Boediyono Kementerian UKM Universitas Gadjah Mada PT. Wiratman and Associates Universitas Gadjah Mada P3T KEBT Departemen ESDM Institut Teknologi Bandung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia IMIDAP DJLPE, Departemen ESDM Yayasan Bina Lingkungan Hidup P4TK BMTI TEDC, Depdiknas Direktorat Jenderal LPE, Departemen ESDM Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia CV. Cihanjuang Inti Teknik Asosiasi Hidro Bandung PT. Pro Rekayasa IMIDAP DJLPE, Departemen ESDM Politeknik Negeri Padang UNDP Environment Unit IMIDAP DJLPE, Departemen ESDM PT. Heksa Prakarsa Teknik IMIDAP DJLPE, Departemen ESDM Asosiasi Hidro Bandung Politeknik Negeri Padang Puslitbang Air Departemen PU IMIDAP DJLPE, Departemen ESDM

10. Christian Mamesah 11. Dadan Kusdiana 12. Djoko Winarno 13. Eddy Permadi 14. Faisal Rahadian 15. Ifnu Setyadi 16. Ignatius Iryanto 17. Nota Effiandi 18. Machfud 19. Mochammad Ainul Yaqin 20. Kusetiadi Rahardjo 21. Ronggo Kuncahyo 22. Sentanu 23. Suhendrik Hanwar 24. Yanto Wibowo 25. Zendra Permana Zen

iii

KATA PENGANTAR

Buku pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan panduan kepada pemerintah provinsi dan atau kabupaten/kota dalam menyusun dan menilai studi kelayakan yang dibuat inisiator dalam upaya memenuhi kaidah dan asas kelayakan dari berbagai aspek. Selanjutnya studi kelayakan tersebut diajukan untuk mendapat alokasi pembiayaan baik anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) maupun anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tingkat provinsi dan atau kabupaten/kota. Selain pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, buku pedoman ini dapat menjadi acuan bagi investor atau pihak yang berkepentingan dengan pengembangan energi listrik tenaga mikrohidro. Pedoman teknis ini bersifat dinamis sehingga secara periodik dapat ditinjau kembali dan disesuaikan dengan kemajuan teknologi yang ada. Pemerintah atau badan lainnya yang ditunjuk Pemerintah diharapkan selalu dapat meninjau kembali pedoman teknis ini, pemberlakuannya serta perubahan yang diperlukan. Selain itu pedoman teknis ini bersifat tidak mengikat, diperlukan peran aktif dari pemilik project, perencana dan pabrikan serta pelaksana. Peran paling penting adalah pada pemilik project dimana peran pengawasan langsung berada. Sifat paling penting dari pedoman teknis ini adalah tidak membatasi perkembangan mikrohidro dan menjadi eksklusif namun sebaliknya pedoman teknis ini tidak memberikan kelonggaran yang berlebihan sehingga meninggalkan kualitas yang diperlukan untuk keberlanjutan

BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

suatu pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH). Terima kasih diucapkan kepada seluruh pihak atas kerjasamanya dalam penyusunan buku pedoman ini dan tim penyusun menyampaikan permohonan maaf apabila terdapat hal yang kurang. Masukan dan saran untuk penyempurnaan buku pedoman ini masih diharapkan dari seluruh pihak.

vi

DAFTAR ISI
Tim Penyusun .................................................................. Kata Pengantar ................................................................ Daftar Isi .......................................................................... Daftar Gambar ................................................................. Daftar Tabel ..................................................................... Bab 1 Pendahuluan .............................. 1.1. Umum ............................................. 1.2. Maksud dan Tujuan .................................... 1.3. Lingkup Kegiatan Studi Potensi ................... 1.4. Kriteria Kelayakan Potensi ................... Survai Awal Studi Potensi.............................. 2.1. Pengumpulan Data Teknis ....................... 2.2. Pengumpulan Data Non Teknis ................... iii v vii ix xi 1 1 2 2 3 5 5 16

Bab 2

Bab 3 Pemilihan Prioritas Studi Kelayakan PLMTH .................................... 3.1. Formulasi Prioritas ........................... 3.2. Pemilihan Prioritas PLTMH ..................... Bab 4 Penyusunan Laporan Hasil Studi Potensi (Pra Studi Kelayakan) ................ Daftar Pustaka .................................................................

21 21 22

25 29

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9 Gambar 10

: Rangkaian Buku Pedoman Studi Kelayakan PLTMH : Contoh Daerah Tangkapan Air : Deskripsi Pengertian Head : Alat Global Positioning System (GPS) : Sketsa geologi berdasarkan pengamatan lokasi : Skema Pembangkit Listrik Mikrohidro : Pipa penstock sejajar sungai : Middle length penstock : Skema Pembangkit Listrik Mikrohidro : Skema Pembangkit Listrik Mikrohidro

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tabel 2

: Contoh Data Primer Lokasi Potensi : Contoh Penilaian Data Primer Lokasi Potensi

xi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.

Umum

Pedoman studi kelayakan ini merupakan rangkaian terpadu lingkup kegiatan dan pemberian kriteria penilaian kualitatif dan kuantitatif suatu lokasi potensi pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) mulai dari tahap awal, studi potensi, pemilihan spesifikasi teknis komponen peralatan yang sesuai hingga penyusunan laporan studi kelayakan. Pedoman studi kelayakan ini terdiri dari beberapa buku, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Rangkaian Buku Pedoman Studi Kelayakan PLTMH

BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

1.2.

Maksud dan Tujuan

Sebagaimana dijelaskan pada Buku Pedoman Umum Penyusunan Studi Kelayakan PLTMH (Buku Utama) bahwa sebelum melakukan suatu kegiatan studi kelayakan, maka perlu dilakukan studi potensi atau pra studi kelayakan. Kegiatan studi potensi ini adalah kegiatan awal sebagai kajian umum atau penjajakan awal untuk pengumpulan atau mendapatkan data dan informasi tentang kemungkinan suatu daerah aliran sungai yang ada dan dapat dikembangkan atau dimanfaatkan menjadi suatu potensi pembangkit energi listrik dari sumber mikrohidro atau yang dikenal sebagai pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH). Kegiatan studi potensi ini dapat diperkenalkan sebagai kegiatan pra studi kelayakan. Berdasarkan hasil kegiatan studi potensi ini menjadi masukan untuk pengambilan keputusan apakah studi perlu dilanjutkan atau tidak dan bila ternyata memiliki banyak potensi yang layak dapat membantu memilih suatu prioritas.

1.3.

Lingkup Kegiatan Studi Potensi

Kegiatan studi potensi atau pra studi kelayakan ini meliputi kegiatan pengumpulan data dan informasi untuk survai awal di lapangan atau lokasi daerah aliran sungai suatu dusun/desa yang diperkirakan memiliki potensi sumber energi mikrohidro. Data yang dikumpulkan pada kegiatan studi potensi ini meliputi : a. Data dan informasi teknis tentang potensi sumberdaya air atau daerah tangkapan air untuk PLTMH dimana besaran kuantitatif dan kualitatif data dan informasinya dapat dipetakan pada standar potensi kelayakan pembangunan dan pengembangan PLTMH.

BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

b. Data dan informasi tentang tingkat elektrifikasi dan potensi pertumbuhannya, profil sumber energi lokal, pola penggunaan dan pemanfaatannya yang ada saat ini, profil kebutuhan dan ketersediaan (supply-demand) energi listrik dan potensi serta daya dukung pembangunan PLTMH. c. Data dan informasi non teknis tentang profil dan kondisi infrastruktur sosial ekonomi masyarakat, kapasitas lokal, tingkat partisipasi, dukungan dan kontribusi masyarakat lokal untuk pengembangan PLTMH sebagai energi baru terbarukan.

1.4.

Kriteria Kelayakan Potensi

Sebagai batasan atau parameter baik kuantitatif maupun kualitatif untuk menjadi tolok ukur kelayakan suatu potensi aliran sungai dan atau saluran dan untuk pertimbangan kepada studi kelayakan lanjut hingga menjadi prioritas, maka kelayakan potensi memenuhi kriteria sebagai berikut ; a. Panjang jaringan distribusi titik lokasi pembangkit terhadap penerima daya (beban) radius 5 km untuk tegangan menengah 20 kV dan radius 2 km untuk tegangan rendah. b. Adanya calon konsumen yang berada di sekitar pembangkit. c. Potensi daya listrik terbangkit mencukupi sesuai standar mikrohidro dengan daya kurang dari 1 MW. d. Ketersediaan aliran air sungai sepanjang tahun (musim hujan dan kering), maksimal 3-4 bulan kering dalam 1 tahun dan bulan-bulan lainnya dalam keadaan basah. Bulan kering yang dimaksud di sini adalah musim kemarau yang sama sekali atau sangat sedikit turun hujan. Bulan basah adalah musim penghujan yang banyak turun

BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

hujan atau terdapat hujan lebat pada bulan tersebut. Lebih jelas tentang debit dan analisisnya dapat dilihat di Pedoman Studi Kelayakan Hidrologi Pembangunan PLTMH Buku 2A. e. Jalan akses menuju lokasi dapat dijangkau atau dapat ditempuh dengan teknologi yang tidak mahal. f. Lokasi pembangkit tidak merusak lingkungan dan atau berada di kawasan cagar alam atau budaya sesuai dan dengan mengikuti ketentuan yang berlaku.

BAB 2 SURVAI AWAL STUDI POTENSI

2.1.

Pengumpulan Data Teknis

a. Pengumpulan Bahan Referensi Dasar Setelah mengidentifikasi dan memfokuskan lokasi potensi, maka langkah selanjutnya mengumpulkan bahan referensi dasar yang dibutuhkan adalah antara lain ; - Peta Lokasi Merupakan peta tentang wilayah dusun/desa lokasi potensi, relatif terhadap lokasi pusat pemerintahan desa, kecamatan, kota fasilitas umum, tanah pertanian, lokasi desa-desa, kemiringan sungai, daerah tangkapan air dari lokasi yang diusulkan, jalan menuju lokasi dan sebagainya. Peta ini dapat menggambarkan tingkat aksesibilitas lokasi PLTMH untuk mendapatkan alternatif jalan akses untuk memperkirakan kebutuhan jalan akses yang harus dibuat apabila PLTMH dibangun. Peta ini bisa didapatkan di Badan Koordinasi Survai dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal). Peta lokasi ini tersedia dengan skala 1:50.000 dan 1:25.000. - Peta Geologi Pengamatan geologi permukaan yang meliputi struktur tanah dan jenis tanah dilakukan untuk mengetahui kondisi awal geologi di lokasi bendung, kolam penenang dan bangunan pembangkit. Hasil pengamatan ini dapat merupakan catatan kondisi geologi yang dapat berakibat kurang menguntungkan apabila tidak

BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

dianalisis terlebih dahulu sebelum pembangunan yang direncanakan. Peta geologi skala dimaksud dapat diperoleh dari Direktorat Geologi dan Tata Lingkungan dengan skala 1:250.000 atau 1:100.000. - Ketersediaan Material Konstruksi Melakukan pengamatan dan identifikasi ketersediaan material konstruksi, hal ini penting dilakukan untuk menghitung nilai ekonomis pembangunan PLTMH. - Data Debit Aliran Data debit aliran diupayakan berupa catatan aliran bulanan dengan rentang waktu setidaknya 10 tahun terakhir. Data ini bisa didapatkan di Dinas Pekerjaan Umum/Pengairan/Pengelolaan Sumber Daya Air tingkat kabupaten dan atau provinsi setempat. Apabila data debit tidak tersedia maka dapat dihitung dengan menggunakan data curah hujan stasiun pengamat terdekat. Data curah hujan yang dimaksud berupa data curah hujan harian, baik berupa hasil pencatatan manual maupun otomatis berbentuk time series. Rentang pencatatan minimal 10 tahun terakhir, dimulai dari tahun perencanaan hingga 10 tahun runtut ke belakang. Data ini didapatkan di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) atau stasiun hujan setempat yang bersifat independen milik Departemen Perhubungan, Departemen Pertanian, Departemen Pekerjaan Umum atau instansi/badan lain yang berkompeten. b. Pemilihan Lokasi Potensial

BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

Pemilihan lokasi potensi sumber energi mikrohidro dapat dilakukan secara desk study atau survai awal sebagai pendekatan, yakni sebagai berikut ; - Pemilihan menggunakan Peta Topografi Perkiraan ketinggian, yang ditaksir melalui peta adalah kurang lebih 10 m untuk peta dengan skala 1:25.000 dan 25 m untuk peta dengan skala 1:50.000. Berdasarkan peta topografi ini juga dapat digambarkan daerah tangkapan air sebagaimana contoh pada Gambar 2. - Pemilihan dengan Pertimbangan Kemiringan Sungai/Saluran dan Debit Sungai/Saluran Pemilihan lokasi potensial ini dengan mempertimbangkan profil tinggi head dan saluran air serta debit air aliran yang ada. Jenis informasi, yang diambil dari peta topografi adalah kemiringan sungai atau saluran meliputi perbedaan ketinggian dan panjang sungai atau saluran dan debit. Pengertian head dapat dilihat pada Gambar 3. c. Pengumpulan Data dan Informasi Kelayakan Teknis Lokasi Pengumpulan data dan informasi kelayakan teknis ini adalah melengkapi bahan-bahan referensi dasar yang akan digunakan untuk analisis kelayakan lokasi dari segi teknis. Data yang terkumpul dalam formulir ini akan menjadi dasar persiapan perancangan teknis, dan menilai kelayakan teknis pembangunan PLTMH (lihat Buku Pedoman 2 dan 3). Kegiatan pengumpulan data primer di lapangan meliputi Wawancara dengan pemangku kepentingan (stakeholders),

BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

Gambar 2. Contoh Daerah Tangkapan Air

Gambar 3. Deskripsi Pengertian Head


Sumber : CANMET Energy Tecnology Center, Natural Resources Canada (NRCan), 2004

BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

khususnya dengan penduduk lokal. - Pengukuran head, survai proyek di lokasi dimulai dari intake sampai dengan tailrace. Pengertian tentang head, intake dan tailrace dapat dilihat di Pedoman Studi Kelayakan Sipil Pembangunan PLTMH Buku 2B. - Pengukuran aliran dengan metode hidrometri. - Pengukuran dengan menggunakan peralatan global positioning system (GPS) untuk jaringan transmisi sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Alat Global Positioning System (GPS)

Data sekunder yang dibutuhkan untuk kegiatan ini antara lain - Peta topografi skala 1:50.000 atau lebih kecil untuk menggambarkan daerah tangkapan air. - Hasil analisis data hidrologi berupa analisis debit andalan. Debit andalan adalah debit minimum sungai dengan kemungkinan debit terpenuhi 80% sehingga dapat dipakai untuk dasar analisis

BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

besar daya yang dapat dihasilkan mikrohidro. Debit andalan pada umumnya dianalisis sebagai debit rata-rata untuk periode sepuluh harian, setengah bulanan atau bulanan. Kemungkinan tak terpenuhi ditetapkan 20% untuk menilai tersedianya air berkenaan dengan kebutuhan pengambilan (diversion requirement). Secara garis besar kelompok data dan informasi yang dihasilkan dari kegiatan pengumpulan data dan informasi kelayakan teknis lokasi adalah : - Deskripsi umum potensi. - Deskripsi lokasi potensi. - Layout umum. - Jaringan dan transmisi lokal. - Faktor-faktor lingkungan. - Penggunaan lahan sekitar lokasi potensi saat ini. Hal yang perlu diklarifikasi selain dari kelompok informasi di atas antara lain adalah : - Profil potensi sumber alam mikrohidro di desa/dusun wilayah yang telah diindikasikan dengan aliran sungai atau saluran. - Profil potensi sosial ekonomi desa/dusun yang diidentifikasi membutuhkan listrik. - Apakah benar bahwa memungkinkan untuk membangun pembangkit listrik tenaga air skala kecil yang dekat dengan daerah yang membutuhkan daya. - Berapa kapasitas daya yang diperkirakan dapat dihasilkan berdasarkan profil topografi (representasi head) dan debit/deras

10

BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

aliran sungai yang ada. - Alternatif lokasi potensial lain di sepanjang aliran sungai dusun/desa tersebut. d. Kajian Pencarian Lokasi Dalam kajian lokasi pembangkit diupayakan sedekat mungkin dengan lokasi-lokasi konsumen yang membutuhkan daya. Apabila lokasi permintaan daya tersebar pada daerah yang luas, maka disarankan menyebarkan pembangkit skala kecil (picohydro) daripada memasok daya ke seluruh kelompok penduduk dengan menggunakan sebuah pembangkit tunggal. Syarat yang perlu diperhatikan adalah biaya jaringan lebih rendah, lebih mudah pengoperasian dan perawatan dan dampak penghentian tak terduga dari pembangkit dapat diperkecil. Selanjutnya perlu juga diperhitungkan adalah daya yang dihasilkan, tingkat permintaan, topografi, kondisi jalan masuk, tegangan jaringan dan perhitungan ekonomi jaringan. Perkiraan jarak maksimum jaringan sampai dengan konsumen adalah + radius 5 km untuk tegangan menengah 20 kV dan radius 2 km untuk tegangan rendah. Jarak ini berdasarkan pada asumsi bahwa tegangan pada akhir jaringan distribusi harus terjaga diatas 205 Volt, 15V sebagai kerugian tegangan yang diijinkan pada aturan tegangan 220V, tanpa trafo (transformer). Apabila lokasi potensial tidak ditemukan karena terlalu jauh pelayanan konsumen maka trafo harus dipasang. e. Kajian Kondisi Stabilitas dan Struktur Tanah (Kondisi Geologis) Rencana Bangunan Sipil PLTMH.

11

BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

Kajian ini dilakukan dari desk study data/informasi kondisi struktur tanah atau kondisi geologi, atau dengan survai awal stabilitas tanah, terutama permukaan tanah, diperlukan untuk pembangunan dari sebuah pembangkit tenaga air skala kecil disebabkan ; - Bangunan mikrohidro sebagian besar adalah bangunan sipil. - Rute saluran air umumnya berada di kemiringan sisi bukit. Penelitian harus dihasilkan dalam bentuk sketsa sebagaimana Gambar 5, untuk tujuan referensi untuk menentukan bangunan dasar dari setiap bangunan sipil.

Gambar 5. Sketsa geologi berdasarkan pengamatan lokasi


Sumber : Tokyo Electric Power Services Co, Ltd Nippon Koei Co, Ltd, 2003

f.

Pembuatan Layout Awal Sistem PLTMH Saat dilakukan tahap pra studi kelayakan dapat dibuat layout awal sistem PLTMH untuk memudahkan studi kelayakan lanjut yang merepresentasikan posisi/lokasi komponen sistem PLTMH sebagaimana Gambar 6.

12

BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

Berdasarkan dari layout dasar sistem PLTMH tersebut akan dapat menggambarkan alternatif sistem PLTMH. - Air dari intake dialirkan melalui saluran pembawa dan pipa pesat (penstock tunnel) sampai ke turbin. Jalur pipa pesat direncanakan sedemikian rupa sehingga mengikuti aliran air sejajar dengan sungai sebagaimana Gambar 7. Metoda ini dapat dipilih seandainya pada medan yang ada tidak memungkinkan untuk dibuat kanal. Perlu diperhatikan bahwa penstock pipe harus aman terhadap banjir.

Gambar 6. Skema Pembangkit Listrik Mikrohidro

13

BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

Gambar 7. Pipa penstock sejajar sungai


Sumber : British Hydropower Association, 2005

- Jalur pipa pesat dapat dibuat langsung dari intake ke turbin tanpa mengikuti bentuk sungai (short penstock). Penstock tunnel yang digunakan lebih pendek dibandingkan cara pertama. Cara ini menuntut adanya kemiringan tanah yang memadai pada jalur penstock tunnel yang dipilih.

14

BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

Gambar 8. Middle length penstock


Sumber : Asosiasi Hidro Bandung, 2009

- Seandainya memungkinkan, pembuatan saluran terbuka (kanal) dapat dibuat sampai lokasi tertentu, selanjutnya digunakan penstock tunnel sampai ke turbin (middle length penstock), dengan demikian jalur penstock tunnel menjadi lebih pendek. Panjang saluran terbuka serta kondisi tanah perlu diperhitungkan. Saluran yang panjang akan cepat rusak bila kurang mendapat perawatan. Kondisi tanah yang labil dan miring akan menyulitkan dalam konstruksinya serta mahal. Sedapat mungkin pada tingkat studi potensi, selain layout di atas, dapat menggambarkan juga ; - Sketsa layout lokasi,

15

BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

- Jarak yang diukur menggunakan pita ukur (rollmeter), - Ketinggian berdasarkan pada data altimeter atau peralatan lain yang memadai.

2.2.

Pengumpulan Data Non Teknis

a. Data dan Informasi Profil Sosial Ekonomi Data dan informasinya dapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif yang dapat dilakukan melalui pengumpulan data

sekunder maupun data primer yang didapat dari isian kuesioner maupun dari hasil wawancara pada penduduk lokal di lokasi potensi. Data non teknis tersebut meliputi : - Profil dusun/desa lokasi potensi yang menggambarkan tentang : i. Tingkat populasi penduduk berdasarkan jumlah orang per kepala keluarga, jenis kelamin, usia/umur, latar belakang pendidikan, komposisi agama yang dianut. ii. iii. Tingkat heterogenitas masyarakat. Tingkat aksesibilitas lokasi dusun/desa dari pusat administrasi desa, kecamatan, kota/kabupaten, dan ibu kota provinsi, kondisi jalan, moda transportasi yang ada dan jarak lokasi. iv. Profil ketersediaan sumber energi dan pola penggunaan dan pemanfaatannya. v. Tingkat dan pola konsumsi peralatan listrik.

- Tingkat standar hidup dan sumber pendapatan masyarakat. - Kondisi dan kesadaran serta partisipasi gender. - Tingkat kesadaran (willingness) masyarakat untuk :

16

BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

i.

Kontribusi pada pembangunan pembangkit listrik tenaga mikrohidro dan sarana kelistrikan.

ii.

Kesadaran dan kemampuan untuk membayar pelayanan penyediaan listrik.

- Profil usaha dan sumber ekonomi produktif berbasis sumber daya lokal. - Kecepatan akses, kemampuan mengusahakan akses kepada pasar. - Kapasitas lokal dan kemampuan berkembang dengan pemanfaatan potensi sumber daya lokal. - Kondisi dan profil infrastruktur pelayanan publik yang ada. - Tingkat respon dan dukungan pemerintah daerah setempat. b. Analisis Finansial PLTMH Setelah dilakukan desk study didapatkan perkiraan analisis finansial berdasarkan dukungan data harga dan biaya. Analisis finansial ini berupa perhitungan secara sederhana tentang total biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan PLTMH di lokasi potensi. Perhitungan biaya meliputi komponen mikrohidro dan biaya lain sebagaimana berikut : - Harga pengadaan peralatan mekanik elektrik. - Biaya transportasi/pengiriman peralatan dari pabrik ke lokasi. - Total harga pembangunan seluruh bangunan sipil sistem PLTMH, yang meliputi biaya material dan tenaga kerja pembangunan bangunan sipil. - Biaya pemasangan/instalasi. - Biaya pengadaan jaringan dan transmisi.

17

BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

- Biaya konsultansi detil perancangan dan komisioning. - Biaya administrasi dan kontingensi. Analisis finansial ini dapat dilanjutkan dengan memetakan perkiraan jumlah pendapatan (revenue) penjualan listrik berdasarkan jumlah optimal daya terbangkit potensi PLTMH, potensi keuntungan yang dapat diproyeksikan dari jumlah perkiraan pendapatan dikurangi jumlah biaya pengeluaran untuk gaji operator, biaya perawatan peralatan PLTMH, pembayaran kewajiban lain seperti iuran air dan sebagainya. Berdasarkan analisis finansial ini dapat diperhitungkan biaya per kW untuk setiap lokasi potensi PLTMH. Sebagai catatan, untuk perhitungan perkiraan jumlah pendapatan (revenue) penjualan listrik per kW dapat menggunakan harga tarif yang ditetapkan setiap wilayah lokasi potensi sesuai Kepmen ESDM No. 1122/K/30/MEM/2002. c. Inventarisasi Potensi Kebutuhan Listrik - Survai Tingkat Pelayanan dan Potensi Kebutuhan Listrik Tingkat pelayanan dan potensi kebutuhan daya listrik (demand) masyarakat perlu diteliti awal, apakah benar tingkat permintaan daya sedikit lebih tinggi dari kemampuan produksi dan layanan listrik PT. PLN yang ada. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan berkaitan dengan efisiensi . Survai awal ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara jumlah kepala keluarga atau unit rumah yang telah teraliri listrik PT PLN dengan yang belum teraliri sebagai rasio elektrifikasi. Berdasarkan profil jumlah kepala keluarga atau unit

18

BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

rumah yang teraliri dapat dianalisis profil beban puncak per kepala keluarga atau unit rumah dengan daya rata-rata 150-200 W yang dihubungkan dengan tingkat kemakmuran dan pertumbuhan usaha/ekonomi masyarakat. Berdasarkan data awal di atas, dapat diperbandingkan dengan perkiraan tingkat layanan penyediaan listrik PLTMH berdasarkan data kebutuhan listrik masyarakat. - Jaringan Transmisi dan Distribusi Listrik PT. PLN Maksud dari inventarisasi jaringan transmisi dan distribusi listrik PT. PLN adalah untuk mengetahui awal profil jaringan PT. PLN yang ada di lokasi potensi dan rencana pengembangan di masa depan. Hal ini perlu diketahui sejak awal untuk mencegah kejadian dimana pascapembangunan PLTMH, tidak dilakukan pengembangan, karena PLTMH tersebut tidak dioperasikan lagi disebabkan sudah dibangun jaringan transmisi distribusi listrik PT. PLN. Untuk melengkapi kajian profil jaringan transmisi dan distribusi listrik PT. PLN tersebut dapat dilakukan dengan pengumpulan data sebagai berikut. i. Data Rencana Pengembangan Jaringan Pelayanan PT. PLN Banyak unit PLTMH tidak beroperasi lagi disebabkan sudah terpasang jaringan transmisi dan distribusi penyediaan listrik oleh PT. PLN, sehingga perlu diupayakan untuk mendapatkan gambaran rencana penyediaan listrik di desa/dusun calon lokasi PLTMH. Selain itu juga perlu didapat data rencana pengembangan jaringan pelayanan PT. PLN dari rencana pemasangan jaringan

19

BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

kelistrikan. Data ini sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk rencana penyambungan (on-grid) pada jaringan PT. PLN sebagaimana skema power purchasing agreement. ii. Data Pelanggan PT. PLN di Lokasi Potensi PLTMH Sebenarnya data pelanggan PT. PLN adalah salah satu profil data sosial ekonomi sebagaimana telah dikumpulkan sebagai data non teknis, tetapi data ini dapat difokuskan menjadi data profil pelanggan PT. PLN. Data ini dapat diperoleh dari PT PLN dan dengan data ini dapat menganalisis potensi pertumbuhan kebutuhan (demand) listrik di wilayah lokasi PLTMH.

20

BAB 3 PEMILIHAN PRIORITAS STUDI KELAYAKAN PLTMH

3.1.

Formulasi Prioritas

Berdasarkan pengalaman, beberapa daerah memiliki beberapa atau bahkan banyak potensi pembangkit energi mikrohidro yang layak. Akan tetapi untuk memilih atau menetapkan prioritas pembangunan dan pengembangannya berdasarkan tingkat/level kelayakannya relatif berdasarkan data dan informasi teknis dan non teknis hasil studi potensi tersebut perlu dibuat suatu formulasi. Formulasi ini hanyalah suatu pendekatan kuantifikasi untuk menggambarkan tingkat kelayakan dan membantu pengambilan keputusan prioritas pembangunan dan pengembangannya. Sebagai pendekatan, formula tingkat kelayakan dan prioritas dapat dikuantifikasi berdasarkan pendekatan kriteria-kriteria sebagai berikut ; a. Jumlah kepala keluarga atau unit rumah yang akan dialiri listrik. b. Tingkat keseimbangan sosial ekonomi. c. Tingkat homogenitas situasi desa.

d. Sumber pendapatan dan profil pekerjaan penduduk. e. Tingkat kesadaran dan partisipasi gender. f. Tingkat kesadaran (willingness) untuk berkontribusi dalam pembangunan dan membayar listrik g. Tingkat kebutuhan penggunaan peralatan listrik per kepala keluarga atau unit rumah. h. Tingkat potensi usaha produktif menggunakan energi/listrik PLTMH.

21

BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

i. j.

Tingkat potensi pengembangan kapasitas lokal. Tingkat kapasitas kemampuan pengelolaan PLTMH.

k. Tingkat kemudahan dan pengembangan akses ke pasar.

3.2.

Pemilihan Prioritas PLTMH

Pemilihan ini dilakukan kepada lokasi potensi yang sudah memenuhi standar minimal sebagaimana di atas. Untuk memilih dan menetapkan prioritas lokasi potensi untuk kegiatan lebih lanjut, dapat dilihat dari tingkat/level kelayakan dan prioritasnya. Penetapan ini berdasarkan pendekatan pemberian nilai kuantifikasi yang dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : a. Identifikasi data dan informasi kriteria-kriteria setiap lokasi potensi. b. Tetapkan skala pendekatan penilaian kuantifikasi setiap kriteria untuk setiap lokasi potensi, misalnya dengan skala angka 1-10. c. Setiap penilaian kuantifikasi yang tertinggi, terbaik atau paling baik diberikan nilai 10 dan terendah, terjelek atau paling jelek diberikan nilai 1. d. Kemudian dengan perbandingan penilaian terhadap penilaian kuantifikasi dari terendah, terjelek (nilai 1) sampai tertinggi, terbaik (nilai 10) berikan penilaian kuantifikasi setiap kriteria untuk setiap lokasi potensi. e. Jumlahkan nilai total dari nilai kuantifikasi seluruh kriteria untuk setiap lokasi potensi. f. Bandingkan nilai total setiap lokasi potensi. Perbandingan ini dapat diinterpretasikan sebagai tingkat kelayakan dan prioritas lokasi potensi. Sebagai gambaran hal ini dapat diberikan contoh seperti

22

BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

Tabel 1 untuk data primer dan Tabel 2 sebagai hasil kuantifikasi data sehingga pada matrik tersebut tergambar tingkat/level kelayakan dan prioritas masing-masing lokasi potensi PLTMH.
Tabel 1. Contoh Data Primer Lokasi Potensi
LOKASI PLTMH Kriteria PLTMH A Jumlah KK Tingkat keseimbangan sosial Tingkat homogenitas situasi desa Sumber pendapatan dan profil pekerjaan Kesadaran dan partisipasi gender Kesadaran untuk berkontribusi Kesadaran untuk membayar listrik Kebutuhan penggunaan peralatan listrik Potensi usaha produktif Pengembangan kapasitas lokal Kapasitas kemampuan pengelolaan PLTMH Kemudahan akses pasar 120 Islam = 100 Kristen = 10 Hindu = 10 Tidak ada konflik,desa dikelola baik PNS= 80% Dagang (15%) Pengusaha 3% Lain2 (2%) Banyak ormas, aktif Tidak potensi, Tidak tertarik swadaya Tinggi; teratur Banyak punya TV, kulkas, R/T, komputer Beberapa home industry makanan Bagus, banyak turis 150 PLTMH B 260 Kristen = 200 Islam = 25 Katolik = 15 Tidak ada konflik,desa dikelola baik Petani (20%) Pekerja/Buruh/ PNS (50%) Lain2 (30%) Tidak ada ormas Tidak potensi dan tidak tertarik Sedang, Teratur Beberapa TV, R/T, kulkas, ricecooker PLTMH C PLTMH D 200

Islam = 150 Tidak ada konflik,desa dikelola baik Petani (70%) Dagang (20%) Pengusaha 10%, Lain2 Sedikit org masyarakat Potensi,tertarik bersedia swadaya Tidak teratur Banyak hanya radio, beberapa TV Ada penggilingan padi Bagus

Islam = 200 Tidak ada konflik,desa dikelola baik Petani (75%) Dagang (20%) Pegawai (3%) Lain2(2%) Sedikit org masyarakat Potensi dan Tertarik Tidak teratur

Beberapa radio, TV Tidak ada industri Bagus

Tidak ada industri

Bagus

Sedang

Tinggi

Sedang

Rendah

Bagus

Bagus

Bagus

Bagus

23

BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

Tabel 2. Contoh Penilaian Data Primer Lokasi Potensi


LOKASI PLTMH Kriteria PLTMH A Jumlah KK Tingkat keseimbangan sosial Tingkat homogenitas situasi desa Sumber pendapatan dan profil pekerjaan Kesadaran dan partisipasi gender Kesadaran untuk berkontribusi Kesadaran untuk membayar listrik Kebutuhan penggunaan peralatan listrik Potensi usaha produktif Pengembangan kapasitas lokal Kapasitas kemampuan pengelolaan PLTMH Kemudahan akses pasar Total 5 PLTMH B 6 PLTMH C 10 PLTMH D 8

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

8 96

8 92

8 75

8 72

24

BAB 4 PENYUSUNAN LAPORAN HASIL STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

Bentuk penyusunan laporan hasil studi potensi pembangunan PLTMH yang disajikan dalam Buku Pedoman Studi Potensi (Pra Studi Kelayakan) ini bukan merupakan standar baku. Pemangku kepentingan (stakeholders) dapat menyusun sesuai versi masing-masing. Format penyusunan laporan dalam buku pedoman ini disusun sebagai petunjuk praktis membantu memudahkan penulisan laporan hasil studi potensi yang memudahkan kegiatan studi kelayakan lanjut berdasarkan referensi laporan ini. Laporan Hasil Studi Potensi (Pra Studi Kelayakan) dapat disusun sebagai berikut ; a. Halaman sampul laporan b. Ringkasan Eksekutif c. Daftar Isi

d. Daftar Gambar e. Daftar Tabel f. g. Daftar Lampiran Pendahuluan Bab ini berisi tentang project statement, latar belakang, maksud dan tujuan serta lingkup kegiatan studi potensi yang telah dilakukan dan boleh dijelaskan dengan jadual waktu dan gambaran hasil yang dicapai. Kegiatan studi potensi ini dapat dilakukan masyarakat baik

25

BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

perorangan dan atau lembaga, maka

pada bab ini dapat

dicantumkan identitas maupun profil lembaga yang diuraikan identitas, status dan alamat jelas. h. Pengumpulan Data dan Survai Awal Lapangan Pada bab ini dijelaskan tentang pengumpulan data primer yang telah dilakukan dan didapatkan seperti peta topografi dengan penjelasan skala, data debit aliran, data curah hujan atau meteorologi selama periode tertentu, peta geologi. Menjelaskan pengumpulan data dan informasi primer berdasarkan survai awal hasil wawancara dengan penduduk. i. Profil Lokasi Potensi Bab ini menjelaskan profil teknis dan non teknis yang mendukung analisis pra studi kelayakan yang sudah didapat. Boleh juga pada bab ini digambarkan matrik profil potensi lokasi dengan kriteria dengan penilaian kuantitatif dan kualitatifnya. Setiap penjelasan dan uraian dapat ditampilkan gambar dan dokumentasi foto. Hal yang paling substansi pada bab ini adalah sketsa layout rencana sistem PLTMH, dan perkiraan potensi daya (kW) yang dapat dihasilkan. j. Analisis Finansial Bab ini menggambarkan profil dari aspek finansial yang terdiri dari profil besar investasi yang dibutuhkan yang terdiri dari biaya

pengadaan peralatan, biaya pengiriman peralatan ke lokasi, biaya pembangunan bangunan sipil, perkiraan biaya operasi, perkiraan profil pendapatan berdasarkan asumsi model usaha (penjualan) dan profil keuntungan. Apabila data yang dikumpulkan

26

BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

memungkinkan, dapat pula disajikan ukuran-ukuran kelayakan secara aspek finansial seperti benefit cost ratio (BCR), internal rate return (IRR), net present value (NPV) dan sebagainya. Bab ini juga dapat juga dijelaskan skema pembiayaan atau kontribusi kepemilikan investasi. Pengertian BCR, IRR dan NPV dapat dilihat di Pedoman Studi Kelayakan Ekonomi/Finansial Pembangunan PLTMH Buku 2D. k. Rekomendasi Studi Kelayakan Bab ini memuat tentang saran dan rekomendasi langkah kegiatan pengujian lokasi (site assessment) dan pengumpulan data lebih lanjut atau lebih detil yang perlu dilakukan untuk lebih mendefinisikan kelayakan potensi dan membantu perencanaan detil pembangunan sistem PLTMH. l. Lampiran data, dokumentasi foto dan referensi.

27

BUKU 1 PEDOMAN STUDI POTENSI (PRA STUDI KELAYAKAN)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, A Guide UK Mini-Hydro Developments, The British Hydropower Association, 2005 Anonim, Handbook for Developing MICRO HYDRO in British Columbia, BC Hydro Engineering, 2004 Anonim, Manual Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan, 2005 Anonim, Micro Hydro Power : A Guide to Small-Scale Water Power Systems, ABS Alaskan, 2002 Harvey, Adam, Micro-Hydro Design Manual : A Guide to Small-Scale Water Power Schemes, Intermediate Technology Publications, 1993 Khennas, Smail dan Barnett, Andrew, Best Practices for Sustainable Development of Microhydro Power in Developing Countries, The Department for International Development, UK and The World Bank, 2000 Penche, Celso, How to Develop A Small Hydro Site, Directorate General for Energy (DG VII), European Commision, 1998 Tokyo Electric Power Services Co. dan Nippon Koel Co., Panduan untuk Pembangunan Pembangkit Listrik Mikro-Hidro, Japan International Cooperation Agency, 2003 Wibowo, Catoer, Langkah Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), Ford Foundation, Mini Hydro Power Project (MHPP) dan Yayasan Bina Usaha Lingkungan (YBUL), 2005 Zainuddin, Rapiali, Cara Penentuan Lokasi Bendung, Yayasan Penerbit Pekerjaan Umum, 1999

29

DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Jalan H.R. Rasuna Said Blok X2 Kav. 7 & 8 Kuningan, Jakarta 12950

You might also like