You are on page 1of 15

TUGAS MANDIRI PSIKOLOGI UMUM

DOSEN PENGAJAR DRS. SYAIFUL BAHRI JAMARAH

SQ (SPIRITUAL QUOTIENT)

OLEH: M. ATHOILLAH NIM. 0701248218

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS BANJARMASIN 2008

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BAB I. PENDAHULUAN II. PENGERTIAN SQ III. FUNGSI SQ IV. SQ DAN AGAMA V. CARA MENINGKATKAN SQ VI. KESIMPULAN VII. PENUTUP DAFTAR REFERENSI 3 4 6 8 10 12 13 14 1 2

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam yang telah memberikan rahmatNya kepada kita semua sehingga kita bisa merasakan nikmatnya menjadi seorang yang Islam. Shalawat dan salam tidak lupa kita haturkan ke hadirat junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawakan ajaran islam melalui media malaikat Jibril. Beliaulah Seorang yang cerdas secara IQ, EQ dan SQ. Amma badu. Guna memenuhi persyaratan tugas mandiri mata kuliah Psikologi Umum yang diasuh oleh Bapak Dosen DRS. Syaiful Bahri Jamarah, saya merangkum bahan-bahan dan literatur-literatur dalam membuat makalah yang berjudul Spiritual Quotient atau yang sering disebut SQ. Saya berharap nantinya makalah ini bisa berguna dan bermanfaat bagi saya khususnya, dan yang lainnya pada umumnya. Dan saya hanya bisa mengucapkan kepada semua yang membaca makalah ini, Selamat membaca.

BAB I PENDAHULUAN
Pada permulaan abad 20, IQ (Intelligence Quotient) pernah dianggap untuk menentukan kecerdasan seseorang dalam menentukan kesuksesan. Berbagai macam tes untuk menguji kecerdasan IQ timbul pada saat itu. Apabila IQ seseoarng itu tinngi, maka seseorng tersebut tekah memiliki kepintaran yang mumpuni. Namun, pada pertengahan 1990 an, muncullah EQ (Emotional Quotient) yang dipopulerkan Oleh Daniel Goleman. Karena setelah diteliti, EQ juga sama pentingnya dengan IQ. Bahkan EQ adalah sebagai kecerdasan pelengkap dari IQ. Pada saat memasuki akhir abad 20, ternyata timbullah Q jenis ketiga dan terbaru. Yaitu SQ (Spiritual Quotient), yamg dianggap sebagai pelengkap dari IQ dan EQ tersebut. Dan saat ini, di Negara kita Indonesia, populerlah sebuah nama ESQ yang dikreasiakan oleh Ary Ginanjar Agustian, dengan menggunakan teori yang menghubungkan ketiga kecerdasan tersebut pada rukun iman, rukaun islam dan ihsan. Untuk lebih jelasnya, silakan anda membaca SQ Danah Zohar dan Ian Marshall pada bab Mengenalkan SQ, ESQ 165 Ary Ginanjar Agustian pada bab Prolog dan ESQ Dalam Perspektif Tasawuf Al-Ghazali karya H. Mubin pada bab Pengantar Penjelajahan. Saya di dalam makalah ini, hanya menjelaskan tentang SQ dengan sedikit pengetahuan yang saya sebenarnya tidak layak untuk dibilang pengetahuan. Namun, saya berusaha untuk mengumpulkan bahan dan literature, guna sebagai usaha dalam menyelesaikan makalah ini.

BAB II PENGERTIAN SQ
Spiritual quotient (SQ), kalau ditinjau artinya dari bahasa inggris, yang saya ambil dari kamus inggris-indonesia John M. Echols dan Hassan Shadily, berarti:
-

Spiritual: -ks. 1 bathin, rohani. 2 keagamaan.1 Quotient: kb. Hasil bagi.2

Menurut Salah Satu artikel yang saya baca pada situs wikipedia, Spiritual Quotient (SQ) is described as a measure that looks at a person's spiritual intelligence in the same way as intelligence quotient (IQ) looks at cognitive intelligence. 3 Dari keterangan tersebut, bisa diartikan bahwa, SQ adalah gambaran sebuah ukuran yang terlihat pada kecerdasan bathin seseorang pada hal yang sama sebagaimana kecerdasan otak yang terlihat pada kecerdasan sadar. Sedangkan Spiritual Quotient (SQ) yang dimaksud oleh Danah Zohar dan Ian Marshall ialah: kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.4

John M. Echols and Hassan Shadily, An English-Indonesian Dictionary, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1976, h. 546.
2

Ibid., h. 462. http://en.wikipedia.org/wiki/Spiritual_quotient yang direkam pada 17 Mei 2008 12:18:15 GMT.

Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berpikir Integralistik dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan, Penerbit Mizan, Bandung, 2001, h. 4. Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Spiritual ESQ: Emotional Spiritual Quotient Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, Penerbit Arga, Jakarta, 2001, h. 46.

Menurut Imam Ghazali, SQ adalah kecerdasan mengembangkan fungsi rohaniah yang integrative untuk memperoleh kebermaknaan hidup dan kebahagiaan hidup yang hakiki di atas tuntunan agama.5

H. Mubin, ESQ Dalam Perspektif Tasawuf Al-Ghazali, Penerbit Antasari Press, Banjarmasin, 2005, h. 124.

BAB III FUNGSI SQ


Pada bagian ini, saya mencoba mengumpulkan dan merangkumkan fungsi SQ. SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi kita. Itu menurut Danah Zohar dan Ian Marshall.6 Sedangkan menurut Ary Ginanjar Agustian, di dalam ESQ, SQ adalah kemampuan untuk memberi makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku dan kegiatan, serta mampu menyinergikan IQ, EQ dan SQ secara komprehensif.7 Dan juga, kita perlu SQ sebagai inspirasi dan pendorong untuk menemukan sumber kebahagiaan sejati. SQ bukan hanya diperlukan untuk mengenali nilai-nilai yang telah ada dalam diri. SQ juga diperlukan untuk memaknai setiap aktivitas yang kita lakukan.8 Sedangkan menurut Imam Al-Ghazali, tujuan akhir dari SQ adalah kebahagiaan hidup di dunia (dekat dengan Tuhan) dan kebahagiaan hidup yang kekal di akhirat.9 SQ adalah kecerdasan jiwa. Ia adalah kecerdasan yang dapat membantu kita menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh.10

Danah Zohar dan Ian Marshall, loc. Cit. Ary Ginanjar Agustian, op. cit., h. 47.

Ary Ginanjar Agustian dan Ridwan Mukri, ESQ For Teens, Penerbit PT. Arga Publishing, Jakarta, 2007, h. 42.
9

H. Mubin, op. cit., h. 136. Danah Zohar dan Ian Marshall, h. 8

10

Kalau saya baca buku ESQ For Teens, yang saya pahami adalah dalam buku tersebut, penulis telah menyimpulkan bahwa SQ menjawab pertanyaan paling mendasar siapa saya?, di mana saya dan mau kemana saya menuju?11 Itulah pencarian makna dan nilai hidup. Untuk menelusuri kebenaran hakikat hidup ini, SQ lah yang dianggap sebagai alat yang tepat membantu aktivitas tersebut.

11

Ary Ginanjar Agustian dan Ridwan Mukri, op. cit., h. 46.

BAB IV SQ DAN AGAMA


Saya kutip lagi, dari Danah Zohar dan Ian Marshall, tentang relasi antara SQ dengan agama/keagamaan, bahwa SQ tidak mesti berhubungan dengan agama. Bagi sebagian orang, SQ mungkin menemukan cara pengungkapan melalui agama formal, tetapi beragama tidak menjamin SQ tinggi. Banyak orang humanis dan ateis memiliki SQ sangat tinggi; sebaliknya, banyak orang yang aktif beragama memiliki SQ rendah.12 Dan juga, menurut mereka SQ membuat agama menjadi mungkin (bahkan mungkin perlu), tetapi SQ tidak bergantung pada agama.13 Sedangkan Al-Ghazali, selalu menghubungkan antara SQ dengan keagamaan. Kalau kita baca buku ESQ Dalam Perspektif Tasawuf Al-Ghazali yang ditulis oleh H. Mubin, di sana terlihat bahwa Imam Al-Ghazali selalu memakai dasar Al-Quran dan As-sunnah dalam menteorikan SQ. Begitu juga dalam memakai istilah-istilah kejiwaan, seperti kata taubah, syukur, dan lainnya.14 Begitu juga setelah saya membaca buku yang ditulis oleh Ary Ginanjar Agustian tentang ESQ, jelas-jelas sudah bahwa beliau menghubungkan ketiga kecerdasan tersebut melalui pengaplikasiannya dengan menggunakan rukun iman dan islam. Hal ini menerangkan bahwa tidak menutup kemungkinan SQ dan keagamaan saling berhubungan. Bahkan kalau dihubungkan dengan agama islam, agama yang dibawa oleh seoarang yang ummiy, yaitu Nabi Muhammad SAW yang bergelar AlAmin/jujur, maka akan lebih baguslah hasil aplikasi ESQ tersebut.
12

Danah Zohar dan Ian Marshall, op. cit., h. 8. Ibid., h. 9. H. Mubin, op. cit., h. 136

13

14

10

BAB V CARA MENINGKATKAN SQ


Secara umum, kita dapat meningkatkan SQ kita dengan meningkatkan penggunaan proses tresier psikologis-yaitu kecendrungan kita untuk bertanya mengapa, untuk mencari keterkaitan antara segala sesuatu, untuk membawa ke permukaan asumsi-asumsi mengenai makna di balik atau di dalam sesuatu, menjadi lebih suka merenung, sedikit menjangkau di luar diri kita, bertanggung jawab, lebih sadar diri, lebih jujur terhadap diri sendiri, dan lebih pemberani.15 Sedangkan upaya peningkatan SQ dalam perspektif Al-Ghazali, dikenal metode tahaqquq( pengisian atau realisasi) dan takhalluq (perubahan perilaku) yang dalam istilah lain disebut psiko-spiritual. Tahaqquq dan takhalluq sebenarnya tidak dapat dipisahkan dengan tathahhur, keduanya belum bisa dilakukan bila tathahhur belum dilakukan. Jadi, tahaqquq dan takhalluq merupakan lanjutan dari tathahhur.16 Kalau menurut Danah Zohar, ada istilah mendapatkan kecerdasan spiritual, dalam istilah yang dipakai al-Ghazali adalah menjadikan hati bersinar. Ada 10 macam cara agar hati bersinar menurut al-Ghazali, yang diistilahkan oleh danah Zohar dengan kecerdasan spiritual. Yaitu: 1 Tobat 2 sabar dan syukur 3 harapan dan rasa takut 4 kemiskinan dan zuhud 5 tauhid dan tawakkal 6 kecintaan, kerinduan, sayang dan kerelaan
15

Danah Zohar dan Ian Marshall, op. cit., h. 14. H. Mubin, op. cit., h. 137.

16

11

7 niat, keikhlasan dan jujur 8 pengawasan diri dan pemeriksaannya 9 berfikir mendalam 10 mengingat kematian serta kehidupan setelah mati.17 Sedangkan dari literatur lain yang pernah saya baca, tentang meningkatkan SQ, yaitu buku Meledakkan IESQ Dengan Langkah Takwa dan Tawakkal, karya Mas Udik Abdullah, terlihat di sana cara meningkatkan SQ dengan langkah taqwa dan tawakkal. Jadi, ada beberapa hal menurut beliau yang insya Allah bermanfaat untuk memperbesar rasa taqwa dan menyempurnakan rasa tawakal serta memurnikan pengabdian pada-Nya. Yaitu: 1 meluruskan niat 2 berdoa sebelum melangkah 3 menjaga keimanan dan kebersihan hati 4 banyak tafakkur 5 menyandarkan pilihan pada pilihan Allah.18 Dilihat dari metode yang diteorikan oleh Mas Udik Abdullah dan Al-Ghazali, ada beberapa/sedikit kesamaan. Karena, menurut persepsi yang saya tanggap dari hal tersebut, mereka memadukan SQ dengan agama. (baca : Meledakkan IESQ Dengan Langkah Takwa dan Tawakkal karya Mas Udik Abdullah pada bab Menguatkan Sandaran Vertikal Untuk Membangkitkan Kecerdasan Spiritual.)

17

Ibid., loc. Cit.

18

Mas Udik Abdullah, Meledakkan IESQ Dengan Langkah Takwa dan Tawakkal, Penerbit Zikrul Hakim, Jakarta, 2005, h. 182-220.

12

BAB VI KESIMPULAN
Dari pemahaman yang saya temukan setelah membaca literatut-literatur tentang SQ, saya menyimpulkan bahwa SQ adalah suatu alat kecerdasan yang ada pada manusia guna mencari makna dan memahami segala sesuatu di dalam hidup. Kalau kita hanya memakai IQ dan EQ saja, belum tentu kita bisa mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan hidup. IQ, EQ dan SQ harus seimbang. Tidak boleh ada ketimpangan kalau benar-benar ingin menjadi manusia yang minimal bisa dibilang sempurna kecerdasannya. Kalau Danah Zohar mengatakan SQ tidak berhubungan dengan agama, sedangkan para pemikir muslim seperti Al-Ghazali malah menggunakan agama islam Islam sebagai media untuk mencapai kecerdasan spiritual tersebut. Kedua pendapat tersebut memang tidak bisa disalahkan. Karena, sama-sama bersifat empirik. Akan tetapi, penelitian-penelitian terus dilakukan guna mencari kebenaran tersebut, yang pada akhirnya nanti terbuktilah siapa yang memang benar

13

BAB VII PENUTUP


Akhirnya rangkumlah sudah makalah tentang SQ ini. Saya telah berusaha mengumpulkan bahan-bahan yang berhubungan dengan itu. Semoga makalah ini bisa berguna dan berkenan bagi para penikmatnya. Terima kasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu terbuatnya makalah ini. Tidak ada yang sempurna, tiada gading yang tak retak, manusia tempat salah dan kekhilafan. Kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan guna melengkapi makalah ini, dan memperbaiki pengetahuan saya yang sangat dangkal ini.

14

DAFTAR REFERENSI
Zohar, Danah dan Marshall, Ian. SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan. Penerbit Mizan. Bandung. 2001. Agustian, Ary Ginanjar. Rahasia Sukses membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ: Emotional Spiritual Quotient Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Penerbit Arga. Jakarta. 2001. Abdullah, Mas Udik. Meledakkan IESQ Dengan Langkah Takwa dan tawakkal. Penerbit Zikrul Hakim. Jakarta. 2005. Agustian, Ary Ginanjar dan Mukri, Ridwan. ESQ For Teens. Penerbit PT. Arga Publishing. Jakarta. 2007. Mubin, H. ESQ Dalam Perspektif Tasawuf Al-Ghazali. Penerbit Antasari Press. Banjarmasin. 2005. Echols, John M. and Shadily, Hasan. An English-Indonesian Dictionary. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 1976. http://en.wikipedia.org/wiki/Spiritual_quotient yang direkam pada 17 Mei 2008 12:18:15 GMT.

15

You might also like