You are on page 1of 33

MAKALAH ILMU BAHAN ASPAL

Disusun Oleh : Emira Rendini (071664) Wentika Sari (071704) Zuliyah Istihanah (071708)

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL CILEGON BANTEN 2008

Kata Pengantar
Segala puja dan puji tercurah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga Kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul Aspal. Kami juga tak lupa mengucapakan terima kasih atas bimbingan serta dukungan yang telah diberikan oleh dosen kami, M. Fakhururiza Pradana. Makalah Kami yang berjudul Aspal membahasa mengenai pengertian aspal, sifat-sifat aspal secara fisik, sifat-sifat secara kimia, sumber-sumber aspal, dan sebagainya. Yang semuanya membahas mengenai aspal. Kami hanya berharap agar makalaha yang Kami buat bermanfaat untuk para pembaca. Kami meminta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan, karena Kami juga masih dalam proses pembelajaran.

Cilegon, 22 Mei 2008

Penulis

Daftar Isi
Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Identifikasi Masalah BAB II Pembahasan 2.1 Pengertian Aspal 2.2 Sumber Aspal 2.3 Kalsifikasi Aspal 2.4 Sifat-Sifat Kimia Aspal 2.5 Sifat-Sifat Fisik Aspal 2.6 Macam-macam Aspal 2.7 Aplikasi Aspal BAB III Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam pembahasan ilmu bahan kita mencoba untuk membahas materi tentang aspal. Aspal merupakan pembahasan ke lima dalam mata kuliah ilmu bahan. Dalam penyusunan makalah ini kami coba mengangkat mengenai aspal hal itu disebabkan karena Indonesia merupakan salah satu penghasil aspal terbesar di dunia, namun di Indonesia sendiri belum mampu mengeksploritasi aspal secara maksimal. Hal ini di tunjukan oleh bahan pembuat aspal jalan di Indonesia masih menggunakan aspal dari luar negeri ( aspal import), padahal aspal di Indonesia masih dapat di eksploitasi dalam kurun waktu yang lama. 1.2 Tujuan Agar lebih mengetahui tentang aspal lebih jauh. Karena aspal adalah sumberdaya alam yang terdapat di Indonesia yang masih belum di eksplorasi lebih jauh karena itu kami mencoba untuk menggali lebih jauh tentang aspal yang ada di indonesia serta apa saja teknologi terbaru dalam asapl. Serta sebagai sarat untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Ilmu Bahan.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aspal Menurut Bambang Irianto (1988) dan Silvia Sukirman (1999), aspal beton adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran antara batuan (agregat kasar dan agregat halus) dengan bahan ikat aspal yang mempunyai persyaratan tertentu, dimana kedua material sebelum dicampur secara homogen, harus dipanaskan terlebih dahulu. Karena dicampur dalam keadaan panas, maka sering disebut sebagai hot mix. Semua pekerjaan pencampuran hot mix dilakukan di pabrik pencampur yang disebut sebagai Asphalt Mixing Plant (AMP). Konstruksi jalan terdiri dari beberapa lapis, antara lain: Subgrade, Sub Base Course, Base Course, dan Surface. Aspal beton yang dipergunakan untuk lapis perkerasan jalan juga terdiri dari beberapa jenis, yaitu: lapis pondasi, lapis aus satu, dan lapis aus dua. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar, di bawah ini: Untuk mendapatkan mutu aspal beton yang baik, dalam proses perencanaan campuran harus memperhatikan karakteristik campuran aspal beton, yang meliputi: 1. Stabilitas Stabilitas aspal beton dimaksudkan agar perkerasan mampu mendukung beban lalu lintas tanpa mengalami perubahan bentuk. Stabilitas campuran diperoleh dari gaya gesekan antar partikel (internal friction), gaya penguncian (interlocking), dan gaya adhesi yang baik antara batuan dan aspal. Gaya-gaya tersebut dipengaruhi oleh kekerasan permukaan batuan, ukuran gradasi, bentuk butiran, kadar aspal, dan tingkat kepadatan campuran. 2. Durabilitas

aspal beton dimaksudkan agar perkerasan mempunyai daya tahan terhadap cuaca dan beban lalu lintas yang bekerja. Faktor-faktor yang mendukung

durabilitas meliputi kadar aspal yang tinggi, gradasi yang rapat, dan tingkat kepadatan yang sempurna. 3. Fleksibilitas Fleksibilitas aspal beton dimaksudkan agar perkerasan mampu menanggulangi lendutan akibat beban lalu lintas yang berulang-ulang tanpa mengalami perubahan bentuk. Fleksibilitas perkerasan dapat dicapai dengan menggunakan gradasi yang relatif terbuka dan penambahan kadar aspal tertentu sehingga dapat menambah ketahanan terhadap pembebanan 2.2 Sumber Aspal Aspal merupakan suatu produk berbasis minyak yang merupakan turunan dari proses penyulingan minyak bumi, dan dikenal dengan nama aspal keras. Aspal juga terdapat di alam secara alamiah, aspal ini aspal alam Aspal ini dibuat dengan menambahkan bahan tambah kedalam aspal yang bertujuan untuk memperbaiki atau memodifikasi safat rheologinya sehingga menghasilkan jenis aspal baru yang disebut aspal modifikasi 1. Aspal Hasil Destilasi Minyak mentah disuling dengan cara Destilasi, yaitu proses dimana berbagai fraksi dipisahkan dari minyak mentah tersebut. Proses destilasi ini disertai oleh kenaikan temperatur pemanasan minyak mentah tersebut. Pada setiap temperatur tertentu dari proses destilasi akan dihasilkan produk-produk berbasis minyak a. Aspal Keras Pada proses Destilasi fraksi ringan yang terkandung dalam minyak bumi dipisahkan dengan destilasi sederhana hingga menyisakan suatu residu yang dikenal dengan nama aspal keras. Dalam proses destilasi ini, aspal keras baru dihasilkan melalui proses destilasii hampa pada temperatur sekitar 480 C. Temperatur ini bervariasi tergantung pada sumber minyak mentah yang disulaing atau tingkat aspal keras yang akan dihasilkan.

Untuk menghasilkan aspal keras dengan sifat-sifat yang diinginkan, proses penyulingan harus ditangani sedemikian rupa sehingga dapat mengontrol sifatsifat aspal keras yang dihasilkan. Hal ini sering dilakukan dengan mencampur berbagai variasi minyak mentah bersama-sama sebelum proses destilasi dilakukan. Pencampuran ini nantinya agar dihasilkan aspal keras dengan sifat-sifat yang bervariasi, sesuai dengan sifat-sifat yang diinginkan. Cara lainnya yang sering dilakukan untuk mendapatkan aspal keras adalah dengan viskositas menengah, yaitu dengan mencampur berbagai jenis aspal keras dengan proporsi tertentu dimana aspal keras yang sangat encer dicampur dengan aspal lainnya yang kurang encer sehingga menghasilkan aspal dengna viskositas menengah. Selain melalui proses destilasi hampa dimana aspal dihasilkan dari minyak mentah dengan pemanasan dan penghampaan, aspal keras juga dapat dihasilkan melalui proses ekstraksi zat pelarut. Dalam proses ini fraksi minyak ( bensin, solar, dan minyak tanah) yang terkandung dalam minyak mentah, dikeluarkan sehingga meninggalkan aspal sebagai residu. b. Aspal Cair Aspal cair dihasilkan dengan melarutkan aspal keras dengan bahan pelarut berbasis minyak. Aspal ini dapet juga dihasilkan secara langsung dari proses destilasi, dimana dalam proses ini raksi minyak ringan terkandung dalam minyak mentah tidak seluruhnya dikeluarkan. Kecepatana menguap dari minyak yang digunakan sebagai pelarut atau minyak yang sengaja ditinggalkan dalam residu pada proses destilasi akan menentukan jenis aspal cair yang dihasilkan. Aspal cair dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu: Aspal Cair Cepat Mantap (RC = Rapid Curing), yaitu aspal cair yang bahan pelarutnya cepat menguap. Pelarut yang digunakan pada aspal jenis ini biasanya adalah bensin Aspal Cair Mantap Sedang (MC = Medium Curing), yaituaspal cair yang bahan pelarutnya tidak begitu cepat menguap. Pelarut yang digunakan pada aspal jenis ini biasanya adalah minyak tanah solar. Aspal Cair Lambar Mantap (SC = Slow Curing), yaitu aspal cair yang bahan pelarutnya lambat menguap. Pelarut yang digunakan pada aspal jenis ini adalah

Tingkat kekentalan aspal cair sanagat ditentukan oleh proporsi atau rasio bahan pelarut yang digunakan terhadap aspal keras atau yang terkandung pada aspal cair tersebut. Aspal cair jenis MC-800 memiliki nilai kekentalan yang lebih tinggi dari MC-200. c. Aspal Emulsi Aspal emulsi dihasilkan melalui proses pengemulsian aspal keras. Pada proses ini partikel-partikel aspal keras dipisahkan dan didispersikan dalam airyang mengandung emulsifer (emulgator). Partikel aspal yang terdispersi ini berukuran sangat kecil bahkan sebagian besar berukuran sangat kecil bahkansebagian besar berukuran koloid. Jenis emulsifer yang digunakan sangat mempengaruhi jenis dan kecepatan pengikatan aspal emulsi yang dihasilkan. Berdasarkan muatan listrik zat pengemulsi yang digunakan, Aspal emulsi yang dihasilkan dapat dibedakan menjadi : Aspal emulsi Anionik, yaitu aspal emulsi yang berion negatif. Aspal emulsi Kationik, yaitu aspal emulsi yang berion positif Aspal emulsi non-Ionik, yaitu aspal emulsi yang tidsk berion (netral) 2. Aspal Alam Aspal Alam adalah aspal yang secara alamiah terjadi di alam. Berdasarkan depositnya aspal alam ini dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu: Aspal Danau ( Lake Asphalt) Aspal ini secara alamiah terdapat di danau Trinidad, Venezuella dan lewele. Aspal ini terdiri dari bitumen, mineral, dan bahan organik lainnya. Angka penetrasi dari aspal ini sangat rendah dan titik lembek sangat tinggi. Karena aspal ini dicampur dengan aspal keras yang mempunyai angka penetrasi yang tinggi dengan perbandingan tertentu sehingga dihasilkan aspal dengan angka penetrasi yang diinginkan. Aspal Batu ( Rock Asphalt)

Aspal batu Kentucky dan buton adalah aspal yang secara alamiah terdeposit di daerah Kentucky, USA dan di pulau buton, Indonesia. Aspal dari deposit ini terbentuk dalam celah-calah batuan kapur dan batuan pasir. Aspal yang terkandung dalam batuan ini berkisar antara 12 35 % dari masa batu tersebut dan memiliki persentasi antara 0 40. Untuk pemakaiannya, deposit ini harus ditimbang terlebih dahulu, lalu aspalnya diekstrasi dan dicampur dengan minyak pelunak atau aspal keras dengan angka penetrasi sesuai dengan yang diinginkan. Pada saat ini aspal batu telah dikembangkan lebih lanjut, sehingga menghasilkan aspal batu dalam bentuk butiran partikel yang berukuran lebih kecil dari 1 mm dan dalam bentuk mastik. 3. Aspal Modifikasi Aspal modifikasi dibuat dengan mencampur aspal keras dengan suatu bahan tambah. Polymer hdala jenis bahan tambah yang sering di gunakan saat ini, sehinga aspal modifikasi sering disebut juga aspal polymer. Antara lain berdasarkan sifatnya, ada dua jenis bahan polymer yang biasanya digunakan untuk tujuan ini, yaitu: Aspal Polymer Elastomer dan karet hdala jenis jenis polyer elastomer yang SBS (Styrene Butadine Sterene), SBR (Styrene Butadine Rubber), SIS (Styrene Isoprene Styrene), dan karet hdala jenis polymer elastoner yang biasanya digunakan sebagai bahan pencampur aspal keras. Penambahanpolymer jenis ini dimaksudkan untuk memperbaiki sifat rheologi aspal, antara lain penetrasi, kekentalan, titik lembek dan elastisitas aspal keras. Campuran beraspal yang dibuat dengan aspal polymer elastomer akan memiliki tingkat elastisitas yang lebih tinggi dari campuran beraspal yang dibuat dengan aspal keras. Presentase penambahan bahan tambah ( additive) pada pembuatan aspal polymer harus ditentukan berdasarkan pengujian labolatorium, karena penambahan bahan tambah sampai dengan batas tertentu memang dapat memperbaiki sifat-sifat rheologi aspal dan campuran tetapi penambahan yang berlebiha justru akan memberikan pengaruh yang negatif. Aspal Polymer Plastomer

Seperti halnya dengan aspal polymer elastomer, penambahan bahan polymer plastomer pada aspal keras juga dimaksudkan untuk meningkatkan sifat rheologi baik pada aspal keras dan sifat sifik campuran beraspal. Jenis polymer plastomer yang telah banyak digunakan antara lain adalah EVA ( Ethylene Vinyle Acetate), Polypropilene, dan Polyethilene. Presentase penambahan polymer ini kedalam aspal keras juga harus ditentukan berdasarkan pengujian labolatorium, karena penambahan bahan tambah sampai dengan batas tertentu penambahan ini dapat memperbaiki sifat-sifat rheologi aspal dan campuran tetapi penambahan yang berlebiha justru akan memberikan pengaruh yang negatif. 2.3 Klasifikasi Aspal Aspal keras dapat di klasifikasikan kedalam tingkatan ( grade ) atau kelas berdasarkan tiga sisten yang berbeda, yaitu: Viskositas, viskositas setelah penuaan dan penetrasi. Masing-masing sistem mengelompokan aspal dalam tingkatan atau kelas yang berbeda pula. Dalam pengklasifikasian aspal yang ada, yang paling banyak digunakan adalah sistem pengklasifikasin berdasarkan viskositas dan penetrasi. Dalam sistem viskositas, satuan poise adalah estndar pengukuran viskositas absolut. Makin tinggi nilai poise statu aspal makin kental aspal tesebut. AC-25 ( aspal keras dengan viskositasn250 pose pada temperature 60C) adalah jenis aspal keras yang bersifat lunak, AC-40 (aspal keras dengan 400 poise pada temperature 60C) adalah jenis aspal keras yang bersifat keras. Beberapa Negara mengelompokan aspal berdasarkan viskositas estela penuaan. Ide ini untuk mengidentifikasikan viskositas aspal estela penghamparan di lapangan. Untuk mensimulasikan penuaan aspal selama pencampuran, aspal segar yang akan digunakan dituangkan terlebihdahulu dalam oven melalui pengujian Thin Film Oven Test (TFOT) dan Rolling Film Oven Test (RTFOT). Sisa aspal yang tertinggal (residu) kemudian ditentukan tingkatannya (grade) berdasarkan fiskositasnya dalam satuan poise.

Uji Penetrasi, Pada uji ini, sebuah jarum standar dengna beban 10 gram ( termasuk berat jarum) ditusukan keatas permukaan aspal, panjang jarum yang masuk kedalam contoh aspal dalam waktu lima detik diukur dalam satuan persepuluh mili meter (0,1 mm) dan dinyatakan sebagai nilai penetrasi aspal. Semakin kecil nilai penetrasi aspal, semakin keras aspal tersebut.

2.4 Sifat-Sifat Kimia Aspal Aspal keras dihasilkan melalui proses destilasi minyak bumi. Minyak bumi yang digunakan terbentuk secara alami dari senyawa-senyawa organik yang telah berumur ribuan tahun dibawah tekanan dan variasi temperatur yang tinggi.Susunan struktur internal aspal sangat ditentukan oleh susunan kimia molekul-molekul yang terdapat dalam aspal tersebut. Susunan molekul aspal sangat kompleks dan dominasi ( 90 -95% dari berat aspal)oleh unsur karbon dan hidrogen. Oleh sebab itu, senyawa aspal seringkali disebut sebagai senyawa hidrokarbon. Sebagian kecil, sisanya (510%), dari dua jenis atom, yaitu: heteroatom dan logam. Unsur-unsur heteroatom seperti Nitrogen, Oksigen dan Sulfur. Dapat menggantikan kedudukan atom karbon yang terdapat di dalam stuktur molekul aspal. Hal inilah yang menyebabkan aspal memiliki rantai kimia yang unik dan interaksi antar atom tom ini dapat menyebabkan perubahan pada sifat fisik aspal. Jenis dan jumlah heteroatom yang terkandung didalam aspal sangat ditentukan oleh sumber minyak tanah mentah yang digunakan dan tingkat penuaannya. Heteroatom, terutama sulfur lebih reaktif daripada karbon dan hidrogen untuk mengikat oksigen. Oleh sebab itu, aspal degna kandungan sulfur yang tinggi akan mengalami penuaan yang lebih cepat dari pada aspal yang mengandung sedikit sulfur. Atom logam seperti vanadium, nikel, besi, magnasium dan kalsium hanya terkandung di dalam aspal dalam jumlah yang sangat kecil, umumnya aspal hanya mengandung satu persen atom logam dalam bentuk garam organik dan hidroksidanya. Karena susunan kimia aspal yang sangat kompleks, maka analisa kimia aspal sangat sulit dilakukan dan memerlukan peralatan labolatorium yang canggih, dan data yang dihasilkan pun belum tentu memiliki hubung an dengan sifat rheologi

aspal.Analisa kimia yang dihasilkan biasanya hanya dapat memisahkan molekul aspal dalam dua grup, yaitu aspalten dan malten. Selanjutnya malten dapat dibagi menjadi saturated, aromatik dan resin. Walaupun begitu pembagian ini tidak dapat didefinisikan secara jelas karena adanya sifat saling tumpang tindih antara kelompokkelompok tersebut. Aspalten Aspalten adalah unsur kimia aspla yng padat yang tidak larut dalam n- penten. Aspalten berwarna cokelat sampai hitam yang mengandung karbon dan hidrogen dengan perbandungan 1 : 1, dan kadang-kadang juga mengandung nitrogen, sulfur, dan oksigen. Aspalten biasanya deanggap sebagai material yang bersifat polar danmemiliki bau yang khas dengan berat molekul yang cukup berat. Molekul aspalten ini memiliki ukuran antara 5-30 nano meter. Besar kecilnya kandungan aspalten dalam aspal sangat mempengaruhi sifat rheologi aspal tersebut. Peningkatan kandungan aspalten dalam aspal menghasilkan aspal yang lebih keras dengan nilai penetrasi yang rendah, titik lembek yang tinggi dan tingkat kekentalan aspal yang tinggi pula. Malten Malten adalah unsur kimia lainnya yang terdapat di dalam aspal selain aspalten. Unsur malten ini dapat dibagi lagi menjadi : a) Resin Resin secara dominan terdiri dari hidrogen dan karbon, dan sedikit mengandung oksigen, sulfur dan nitrogen. Rasio kandungan unsur hidrogen terhadap karbn di dalam resin berkisar antara 1,3 1,4. Resin ini memiliki ukuran antara 1-5 nanometer, berwarna cokelat, berbentuk semi padat, bersifar sangat polar dan memberikan sifat adesif pada aspal. Didalam aspal, resin berperan sebagai zat pendispersi aspaltene. Sifat aspal, SOL ( larutan ) atau GEL ( jeli) sangat ditentukan oleh proporsi kandungan resin terhadap kandungan aspalten yang terdapat pada aspal tersebut. b) Aromatik Aromatik adalah unsur pelaryt aspalten yang paling dominan di dalam aspal. Aromatik berbentuk cairan kental yang berwarna cokelat tua dan kandungan di

dalam aspal bersifat antara 40% - 60% terhadap berat aspal. Aromatik terdiri dari rantai karbon yang bersifat non polar yang didominasi oleh unsur tak jenuh ( un saturated) dan memiliki daya larut yang tinggi terhadap molekul hidrokarbon. c) Saturated

Saturated adalah bagian dalam molekul malten yang berupa minyak kental yang berwarna putih atau kekuning-kuningan dan bersifat non polar. Saturated terdiri dari parafin ( wax) dan non parafin, kandungannya di dalam aspal berkisar antara 5% - 20% terhadap berat aspal. 2.5 Sifat Sifat Fisik Aspal Sifat-sifat aspal yang sangat mempengaruhi perencanaan, produksi dan kinerja campuran beraspal antara lain adalah: Durabilitas Kinerja aspal sangat dipengaruhi oleh sifat aspal tersebut setelah diguakan sebagai bahan pengikat dalam campuran beraspal dan dihampar dilapangan. Hal ini di sebabakan karena sifat-saifat aspat akan berubah secara signifikan akibat oksidasi dan pengelupasan yang terjadi pada saat pencampuran, pengankutan dan penghamparan campuran beraspal di lapangan. Perubahan sifat ini akan menyebabkan aspal menjadi berdakhtilitas rendah atau dengna kata lain aspal telah mngalami penuan. Kemampuan aspal untuk menghambat laju penuaan ini disebut durabilitas aspal. Pengujian bertujuan untuk mengetahui seberapa baik aspal untuk mempertahankan sifat sifat awalnya akibat proses penuaan. Walaupun banyak faktor lain yang menentukan, aspal dengna durabilitas yang baik akan menghasilkan campuran dengna kinerja baik pula. Pengujian kuantitatif yang biasanya dilakukan untuk mengetahui durabilitas aspal adalah pengujian penetrasi, titik lembek, kehilangan berat dan daktilitas. Pengujian ini dlakukan pada benda uji yang telah mengalami Presure Aging Vassel ( PAV), Thin Film Oven Test ( TFOT) dan Rolling Thin Film Oven Test ( RTFOT). Dua proses penuaan terakhir merupakan proses penuaan yang paling banyak di gunakan untuk mengetahui durabilitas aspal. Sifat aspal terutama Viskositas dan penetrasi

akan berubah bila aspal tesebut mengalami pemanasan atau penuaan. Aspal dengan durabilitas yang baik hanya mengalami perubahan.

Adesi dan Kohesi

Adesi adalah kemampuan partikel aspal untuk melekat satu sama lainnya, dan kohesi adalah kemampuan aspal untuk melekat dan mengikat agregat. Sifat adesi dan kohesi aspal sangat penting diketahui dalam pembuatan campuran beraspal Karena sifat ini mempengaruhi kinerja dan durabilitas campuran. Uji daktilitas aspal adalah suatu ujian kualitatif yang secara tidak langsung dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat adesifnes atau daktalitas aspal keras. Aspal keras dengna nilai daktilitas yang rendah adalah aspal yang memiliki daya adesi yang kurang baik dibandingkan dengan aspal yang memiliki nilai daktalitas yang tinggi. Uji penyelimutan aspal terhadap batuan merupakan uji kuantitatif lainnya yang digunakan untuk mengetahui daya lekat ( kohesi) aspal terhadap batuan. Pada pengujian ini, agregat yang telah diselimuti oleh film aspal direndam dalam air dan dibiarkan selama 24 jam dengan atau tanpa pengadukan. Akibat air atau kombinasi air dengan gaya mekanik yang diberikan, aspal yang menyilimuti pemukaan agregat akan terkelupas kembali. Aspal dengan gaya kohesi yang kuat akan melekat erat pada permukaan agregat, oleh sebab itu pengelupasan yang tejadi sebagai akibat dari pengaruh air atau kombinasi air dengan gaya mekanik sangat kecil atau bahkan tidak terjadi sama sekali Kepekaan aspal terhadap temperatur

Seluruh aspal bersifat termoplastik yaitu menjadi lebih keras bila temperatur menurun dan melunak bila temperature meningkat. Kepekaan aspal untuk berubah sifat akibat perubahan tempertur ini di kenal sebagai kepekaan aspal terhadap temperatur. Pengerasan dan penuaan aspal

Penuaan aspal adalah suatu parameter yang baik untuk mengetahui durabilitas campuran beraspal. Penuaan ini disebabkan oleh dua factor utama, yaitu: penguapan fraksi minyak yang terkandung dalam aspal dan oksidasi penuaan

jangka pendek dan oksidasi yang progresif atau penuaan jangka panjang. Oksidasi merupakan factor yang paling penting yang menentukan kecepatan penuaan. 2.6 Macam macam Aspal Aspal Makadam (macadam penetrasi) Aspal yang digunakan untuk menambal tebal kontruksi pondasi dan untuk memperbaharui permukaan. Terdiri dari lapisan batuan dengan butir yang lebih besar diletakan diatas permukaan jalan, dengan tebal kurang lebih 1,5 x ukuran batuan terbesar, kemudian dipadatkan sehingga menjadi kompak dan stabil, selanjutnya dipenetrasi agar saling mengikat. Kesalahan aspal macadam : Beton Aspal Batuan kering yang dipanaskan dicampur dengan aspal panas dengan aspal panas dalam pabrik pencampur dan diangkut ketempat pekerjaan. kepadatan tinggi dengan ruang kosong yang rendah (3-8 %) kadar aspal rendah (4-6%) permukaan lapisan lebih tahan lama mampu menahan gesekan permukaannya rata pencampurannya saggat merata kekuatan dan stabilitasnya yang tinggi gradasi batuan tidak benar terlalu banyak aspal pencampuran aspal terlalu sedikit batuan tidak cukup kering kesalahan pelaksanaan penghamparan kesalahan membuat sambungan penggunaan batuan yang tidak benar penyebaran aspal yang tidak benar

kesalahan pada aspal beton :

Butas (Buton aspal)

Aspal yang tergolong aspal batu / rock aspal, banyak di temui di pulau buton, sulawesi tenggara. Bentuknya seperti batu cadas berwarna hitam Kesalahan pada butas : waktu pengeraman terlalu singkat / lama pengadukan tidak homogen terjadi segregasi komposisi campuran tidak benar.

2.7 Aplikasi Aspal Program Aspal Buton Tahun 2008 Direktorat Jenderal Bina Marga baru selesai

mengadakan kegiatan evaluasi sekaligus sosialisasi Program Aspal Buton untuk Tahun 2007 dan 2008. Pada kegiatan tersebut hadir para Satker dari berbagai daerdi Indonesia untuk mendengarkan pemaparan dari para pejabat Departemen PU serta para pakar Aspal Buton dari Pusjatan Departemen PU. Evaluasi dilakukan untuk menilai sejauh mana hasil pelaksanaan dari program pemanfaatan Aspal Buton di Tahun 2007 ini termasuk berbagai masalah yang dihadapi baik oleh produsesn, satker, maupun para kontraktor pemenang tender. Sosialisasi dilakukan untuk memberikan informasi dan pemahaman lebih mendalam tentang produk aspal buton, persyaratan yang ditetapkan serta berbagai aplikasi yang dapat dipergunakan dalam program pembangunan dan pemeliharaan jalan. Direktorat Jenderal Bina Marga selaku lembaga yang bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan jalan di Indonesia pada berbagai kesempatan menyatakan kesungguhannya dalam mendorong pemanfaatan Aspal Buton secara maksimal. Hal itu tentunya harus didukung para produsen aspal buton yang memiliki peran dan tanggung jawab untuk menhasilkan produk-produk aspal buton sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

Kenaikan anggaran dari Dirjend Bina Marga untuk Tahun 2008 hingga 2 kali lipat dari Tahun 2007 menjadi 19 Trilyun merupakan komitmen pemerintah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur jalan di Indonesia. Hal itu merupakan peluang bagi produsen Aspal Buton untuk turut mendukung program percepatan pembangunan dan pemeliharaan jalan dengan menggunakan material aspal Buton.

Mastic Asbuton
Adalah jenis aspal buton yang memiliki kandungan bitumen kualitas tinggi dengan kadar 30-40% dan telah keluar di permukaan butiran batuan. Selain itu Mastic Asbuton juga mengandung filler batu kapur (limestone) yang juga dipergunakan dalam proses pencampuran aspal untuk jalan-jalan kelas tinggi. Pengunaan Mastic asbuton juga dapat dikerjakan dengan cara yang mudah serta menggunakan banyak tenaga kerja (padat karya). Harga mastic asbuton relatif lebih murah dibandingkan harga aspal minyak sehingga pemanfaatannya dapat menghemat anggaran. Aplikasi Mastic Asbuton untuk beberapa jenis pembangunan jalan dapat menggantikan sebagian besar pemakaian aspal minyak (substitusi) sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap aspal minyak. Keuntungan dari penggunaan Mastic Asbuton antara lain: 1. Penggunaan Mastic Aspal dalam campuran meningkatkan Stabilitas Dinamis dari kontruksi jalan 2. Campuran bahan jalan dengan Mastic Aspal lebih kuat, tahan lentur, tahan aus dan cuaca. 3. Mastic Aspal secara ekonomis lebih murah sehingga dapat mengurangi konsumsi aspal minyak dan filler 4. Campuran Mastic Aspal telah berhasil diaplikasikan di wilayah jabotabek dengan hasil memuaskan dan kendala teknis cukup kecil. 5. Dengan potensi cadangan yang cukup besar, proyeksi kedepan penggunaan Mastic Aspal akan meningkat sehingga menghemat biaya konstruksi jalan

Buton Granular Asphalt


Adalah aspal Buton jenis berbutir yang

digunakan sebagai additive dalam campuran aspal. Pemakaian aspal buton jenis ini dapat dipergunakan dalam campuran panas, campuran hangat dan campuran dingin. Jenisnya yang kering dan sudah terselimuti oleh bitumen dengan ukuran maksimal 1,2 mm. Aspal Buton Granular dapat dipergunakan sebagai bahan pengikat bersama-sama dengan aspal minyak sehingga bersinergi membentuk suatu bahan pengikat yang lebih baik dan handal. Fungsi dari aspal Buton jenis granular ini adalah untuk meningkatkan kualitas campuran sehingga campuran akan memiliki sifat sebagai berikut: 1. Lebih tahan terhadap deformasi 2. Nilai modulus resilient lebih tinggi 3. Tahan terhadap temperatur tinggi 4. Lebih tahan lama (durable) 5. Sangat baik untuk digunakan pada Konstruksi Jalan kelas I, Highway, Jalan Tol, dll

Prospek Harga Aspal Minyak Tahun 2008 Kenaikan harga minyak dunia yang telah menyentuh 97 US$ per barel akan memberikan dampak negatif pada berbagai sektor di Indonesia. Dengan asumsi harga minyak sebesar 60 US$ di APBN Tahun 2007 maka kenaikan harga minyak di pasar dunia pasti akan meningkatkan subsidi terhadap BBM. Walaupun terdapat potensi meningkatnya pendapatan dari ekspor minyak mentah ke luar negeri, namun Indonesia juga harus mengimpor minyak dalam jumlah yang lebih besar. Sehingga selisihnya dapat menimbulkan defisit yang akan menekan APBN terutama dari komponen subsidi BBM. Walaupun

berkali-kali pemerintah mengatakan tidak akan menaikan harga BBM hingga tahun 2009 namun kebijakan tersebut merupakan solusi paling realistis untuk mengatasi defisit anggaran. Sebagaimana yang terjadi pada tahun 2005 lalu ketika pemerintah melakukan kenaikan harga BBM maka dunia usaha melakukan penyesuaian dengan menaikkan harga jual produk terutama yang menggunakan komponen minyak tinggi. Salah satu sektor yang berhubungan langsung dengan minyak bumi adalah industri aspal minyak. Sebagai bahan residu dari pengolahan minyak bumi, aspal minyak merupakan komponen utama dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan. Kenaikan harga minyak dunia secara otomatis akan menaikan harga aspal minyak termasuk berbagai jenis aplikasi pembangunan dan pemeliharaan jalan. Kenaikan harga BBM pada pertengahan dunia tahun 2005 lalu baru berdampak pada kenaikan harga aspal minyak di awal tahun 2006. Melihat pola yang sama maka dampak kenaikan minyak dunia di ahir tahun 2007 ini baru akan berdampak pada tahun 2008 mendatang. Hal tersebut terlihat dari masih stabilnya harga aspal minyak di tahun 2007 dikarenakan harga yang masih dipergunakan adalah harga lama dengan stok yang masih tidak terganggu pasokannya. Perhitungan sederhananya adalah: dengan asumsi harga minyak dunia sebesar 60 US$ harga aspal minyak pertamina berkisar antara Rp. 4.500 s/d Rp. 5.000 per Kg tergantung lokasi dan ongkos transportasi. Sehingga kenaikan harga minyak dunia hingga mencapai 90 US$ sebagaimana yang terjadi saat ini akan menciptakan harga aspal minyak berkisar antara Rp 6.750 s/d Rp. 7.500 per Kg. Terjadi kenaikan sebesar 50% dari harga semula.

Evaluasi Program Aspal Buton 2007


Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia Tahun 2007 telah memprogramkan pemakaian Aspal Buton Berbutir untuk dipergunakan dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan di 14 Provinsi. Adapun jenis perkerasan jalan yang dipergunakan adalah jenis campuran panas (hotmix) dan campuran hangat (warm mix). Jenis aspal buton berbutir yang dipakai antara lain tipe 5/25, 10/25, 15/25. Sebagai bahan campuran aspal buton dipergunakan sebagai additive yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas campuran. Campuran aspal dan Aspal Buton Berbutir akan lebih tahan terhadap deformasi dan nilai modulus resilient lebih tinggi. Selain itu campuran Aspal Buton Berbutir memiliki ketahanan terhadap temperatur tinggi serta lebih tahan lama (durable). Evaluasi yang dilakukan Direktorat Jenderal Bina Marga menyatakan bahwa Program Aspal Buton 2007 kurang berhasil. Bahkan hampir sebagian besar produsen mengalami kegagalan sehingga target kuantitas sebesar 80.000 tidak dapat terpenuhi baik secara kuantitas, kualitas maupun time delivery. Berbagai faktor dikemukakan oleh para produsen antara lain material Lawele yang memiliki karakteristik berbeda dengan material Kabungka yang selama ini biasa digunakan oleh para produsen. Secara jujur dan terbuka produsen juga mengungkapkan kesulitan yang dihadapi terkait dengan waktu persiapan yang sangat singkat untuk mempersiapkan peralatan produksi dengan kapasitas skala penuh.

AMP mini
Tahun Direktorat 2007 Pemerintah Bina Pusat melalui

Jenderal

Marga

Departemen

Pekerjaan Umum Republik Indonesia mengadakan program bantuan alat pengolah aspal. Alat tersebut dikenal juga dengan AMP mini yang sekilas bentuknya sama dengan Pan Mixer. Beberapa provinsi seperti di Kalimantan Timur mendapatkan bantuan alat tersebut untuk selanjutnya di distribusikan ke seluruh sub dinas bina marga Pekerjaan Umum di Kabupaten dan Kota. Fungsi alat tersebut adalah untuk mengolah campuran material batu dan pasir dengan aspal. Hasil campuran tersebut dapat langsung dipergunakan di lapangan dengan cara digelar baik untuk campuran hangat, campuran dingin, atau jenis latasir/ sandsheet. Keunggulan alat ini dapat dipindahkan (movable) menuju lokasi pengerjaan jalan sehingga menghemat biaya pengangkutan produk jadi dari AMP (base camp) ke lokasi tersebut. Kepraktisan alat ini juga memungkinkan pembangunan jalan dapat dilakukan dilokasi-lokasi yang terpencil dan jauh dari tempat AMP. Sebagaimana diketahui bahwa ada jarak maksimal yang harus dipenuhi antara lokasi AMP dengan lokasi pembangunan jalan. Maksudnya adalah agar kualitas campuran panas yang digelar tidak berkurang karena jaraknya terlalu jauh dan menyebabkan suhu campuran sudah tidak memenuhi persyaratan pada saat digelar di lapangan. Sebagai alat pembakarnya mengunakan kompor tekan dengan bahan bakar minyak tanah.

Latasir Asbuton

Salah satu jenis pekerjaan jalan adalah Latasir singkatan dari lapisan atas pasir. Jenis ini dikenal juga dengan pekerjaan jenis sandsheet. Biasanya kedua jenis pekerjaan ini dilaksanakan dengan menggunakan komponen aspal minyak sebagai bahan pengikat material pasir atau juga dikenal dengan abu batu. Pola pengerjaan jenis ini dapat dilakukan di lokasi pekerjaan atau secara manual yakni dengan menggunakan kayu bakar sebagai sumber energi untuk mencampur material abu batu dengan aspal minyak. Atau dilaksanakan di Asphalt Mixing Plant (AMP) sehingga produk akhirnya akan menjadi seperti campuran hotmix. Latasir atau sand sheet termasuk dalam jenis lapis tipis yang bertujuan memberikan lapisan tipis diatas permukaan jalan yang telah mengalami segregasi sehingga bentuknya menjadi kasar dan tidak nyaman untuk dilewati. Umur perencanaan dari lapisan tipis ini biasanya direncanakan satu sampai dengan dua tahun. Perkembangan teknologi pengolahan aspal buton menghasilkan temuan bahwa aspal buton dapat dipergunakan sebagai material pengganti aspal minyak dalam jenis pekerjaan Latasir. Bahkan kualitasnya lebih baik dari segi performance dan daya tahan serta harga yang jauh kompetitif apabila dibandingkan aspal minyak.

Tantangan Pemerintah Daerah


Meningkatnya sebagai pra syarat kebutuhan pertumbuhan infrastruktur ekonomi &

masuknya investasi ke daerah. Infrastruktur jalan berperan penting dalam distribusi barang dan orang antar daerah. Ketiadaan infrastruktur jalan berpengaruh langsung terhadap keterisolasian daerah, tingginya biaya produksi akibat mahalnya biaya angkutan. Masyarakat di daerah semakin menuntut ketersediaan pelayanan fasilitas publik seperti: jalan, jembatan, listrik, air bersih, dll. Pra sarana tersebut diperlukan oleh masyarakat untuk mendapatkan akses dan pelayanan kebutuhan dasar hidupnya seperti, pendidikan, kesehatan, dll. Oleh karena itu ketersediaan pra sarana publik merupakan indikator utama kesejahteraan masyarakat.

Namun akibat keterbatasan anggaran pemerintah yang disertai dengan kenaikan biaya material telah menghambat laju pembangunan & pemeliharaan jalan. Akibatnya kerusakan jalan semakin parah yang berdampak langsung pada perekonomian daerah.

Dampak Kenaikan Minyak Bumi


Kenaikan minyak dunia hingga melebihi 90 US$ per barrel telah mendorong kenaikan berbagai produk industri. Salah satunya adalah aspal minyak yang dihasilkan dari proses produksi minyak bumi. Sebagaimana yang terjadi dipenghujung taun 2006 kenaikan harga minyak telah mendorong kenaikan aspal minyak hingga 200% dari periode Januari s/d Desember 2006. Kondisi tersebut bertolakbelakang dengan kenyataan proyek-proyek pembangunan dan pemeliharaan jalan terutama yang didanai oleh APBD masih belum banyak yang belum berjalan. Pengerjaan proyek sebagaimana waktu-waktu terdahulu akan terkonsentrasi di akhir tahun yang berarti akan ada permintaan aspal dalam jumlah besar. Sesuai dengan hukum pasar manakala permintaan tinggi dan suplai terbatas maka harga akan meningkat

Bantuan Aspal Pedesaan


Pembangunan pra sarana infrastruktur jalan di seluruh daerah memerlukan material aspal untuk menghasilkan jalan yang berkualitas. Namun meningkatnya harga minyak bumi hingga lebih dari 90 US$ per barrel telah mendorong kenaikan harga aspal minyak yang berpotensi menghambat program pembangunan dan pemeliharaan jalan oleh pemerintah daerah. Kondisi tersebut perlu dicarikan solusinya dengan mengunakan produk alternatif yang dapat menggantikan aspal minyak. Salah satu produk alternatif pengganti aspal

minyak adalah Aspal Buton yang harganya relatif lebih murah namun kualitasnya sudah setara dengan aspal minyak. Untuk mendukung program pembangunan dan pemeliharaan jalan tingkat kecamatan dan desa/kelurahan di seluruh daerah perlu dirancang sebuah program Bantuan Aspal Buton bagi kabupaten dan kota untuk pembangunan serta pemeliharaan jalan kecamatan dan jalan desa/kelurahan . Program tersebut pernah dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2005 lalu dengan menggunakan pola Lapis Penentrasi Macadam Asbuton (LPMA). Pemanfaatan Aspal Buton dengan menggunakan metode tersebut telah berhasil dilaksanakan di beberapa kabupaten/kota di Indonesia seperti: Kuningan, Subang, Ciamis, Cirebon, Pacitan, dan terbukti dapat menghemat anggaran biaya pembangunan dan pemeliharaan jalan antara 20 s/d 30 persen.

Lapis Penetrasi Macadam Asbuton

Perkerasan jalan tanpa menggunakan AMP (Asphalt Mixing Plant); Proses pengerjaannya dilakukan dengan cara manual di lokasi penghamparan dan tidak bisa dilaksanakan pada permukaan yang basah / hujan; Lapisannya hanya terdiri dari lapisan agregat pokok dan pengunci bergradasi seragam yang diikat oleh Mastik Aspal Buton; Aspal hanya berfungsi untuk bahan pengikat / binder dan dilakukan dengan cara dihampar diatas agregat pokok; Pemadatan pada saat pengerjaan dilakukan lapis demi lapis; Perkerasan yang hanya dapat diukur kinerjanya dengan banyaknya lalu lintas yang melewatinya;

Program Bantuan Aspal Buton untuk Pedesaan

Pembangunan pra sarana infrastruktur jalan di berbagai daerah memerlukan material aspal untuk menghasilkan jalan yang berkualitas. Namun meningkatnya harga minyak bumi telah mendorong kenaikan harga aspal minyak. Hal itu berpotensi menghambat program pembangunan dan pemeliharaan jalan oleh pemerintah daerah. Kondisi tersebut perlu dicarikan solusinya dengan memgunakan produk alternatif yang dapat menggantikan aspal minyak. Salah satu produk alternatif pengganti aspal minyak adalah Aspal Buton yang harganya relatif lebih murah namun kualitasnya sudah setara dengan aspal minyak. Untuk mendorong terlaksananya program pembangunan dan pemeliharaan jalan tingkat kecamatan dan desa/kelurahan di daerah perlu di laksanakan Program Bantuan Aspal Buton bagi kabupaten dan kota di daerah untuk pembangunan serta pemeliharaan jalan kecamatan dan jalan desa/kelurahan. Program tersebut pernah dilaksanakan secara sukses di Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2005 lalu dengan menggunakan pola Lapis Penentrasi Macadam Asbuton (LPMA). Pemanfaatan Aspal Buton dengan menggunakan metode tersebut telah berhasil dilaksanakan di beberapa kabupaten/kota di Indonesia seperti: Kuningan, Subang, Ciamis, Cirebon, Pacitan, dan terbukti dapat menghemat anggaran biaya pembangunan dan pemeliharaan jalan antara 20 s/d 30 persen.

Aplikasi Aspal Buton


Aspal Buton sudah dapat dipergunakan untuk berbagai jenis pembangunan dan pemeliharaan jalan, seperti: 1. Warmmix (Campuran Hangat) 2. Coldmix (Campuran Dingin) 3. LPMA (Lapis Penetrasi Macadam Asbuton) Hotmix (Campuran Panas)

Aspal Buton

Aspal Buton adalah aspal alam yang terdapat di Pulau Buton Provinsi Sulawesi Tenggara. Aspal Buton memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan aspal minyak yang saat ini harganya terus meningkat seiring dengan kenaikan harga minyak dunia. Harga yang kompetitif, kualitas yang setara dengan aspal minyak, aplikasi yang mudah, hanyalah sebagian keunggulan yang dimiliki oleh aspal buton. Kenaikan harga aspal minyak akibat meningkatnya harga minyak dunia merupakan momentum yang tepat untuk memakai produk alternatif yang merupakan produk dalam negeri Indonesia. Sehingga ketergantungan kita terhadap impor aspal minyak akan semakin berkurang. Artinya, devisa negara yang dihabiskan untuk mengimpor aspal minyak dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan lainnya seperti sektor pendidikan, kesehatan, dll. Derivasi dari produk aspal buton sedemikian lengkapnya dan dapat dipergunakan untuk berbagai aplikasi pembangunan dan pemeliharaan jalan di Indonesia. Sudah saatnya bangsa Indonesia menghargai dan menggunakan produk dalam negeri yang terbukti memiliki berbagai keunggulan bila dibandingkan dengan produk serupa yang diimpor dari negara lain. SIFAT-SIFAT ASPAL YANG DIGUNAKAN UNTUK JALAN DI INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH DIPROSES DENGAN KAPUR, Enung Sudjana, 1992, Program Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya, Program Pasc asar jana Institut Teknologi Bandung. Retak yang terjadi pada permukaan lapis aspal dari suatu perkerasan jalan adalah suatu problem yang luas yang terjadi pada daerah bertemperatur tinggi dan berhubungan erat dengan pengerasan aspal (bitumen hardening) yang terutama disebabkan oleh oksidasi dan volatilisasi dari fraksi-fraksi ringan yang ada didalam aspal. Sebagai konsekwensi dari terjadinya pengerasan, material aspal menjadi lebih peka terhadap lalu lintas dan non lalu lintas yang digabungkan dengan adanya retak. Di Indonesia, aspal yang digunakan untuk konstruksi jalan dipasok dari sejumlah sumber dan diimport untuk rnembantu produksi dalam negeri. Bitumen yang mempunyai tingkat penetrasi yang sama tetapi diambil dari sumber yang berbeda, dapat mempunyai sifat yang bervariasi eukuplebar, jadi rriisalnya aspal dari pemasok yang berbeda, akan merapunyai tingkat penetrasi yang sama tetapi akan memperlihatkan penyebaran yang lebar, misalnya untuk

kepekaan terhadap temperatur dan/atau untuk ketahanan terhadap pengerasan selama 'handling' dan selama pelayanan mempunyai perbedaan yang cukup besar. Additive kadang-kadang diberikan terhadap campuran aspal untuk memperbaiki beberapa aspek dari kinerja dan study-study memperlihatkan bahwa kapur hidrat dapat mengurangi besarnya pengerasan dari aspal sebagai konsekwensi dari oksidasi. Dilakukan penyelidikan terhadap sifat-sifat dari contoh aspal dengan tingkat penetrasi 80 dari sumber yang berbeda yang dipasok untuk industri konstruksi di Indonesia. Dua contoh aspal yang mempunyai kepekaan terhadap pengerasan yang paling besar dan paling kecil dipilih untuk dicampur dengan kapur hidrat dan benzene sebagai pelarut yang dilakukan sesuai dengan cara/prosedur dari Plancher dan kawan-kawan. Didapat bahwa aspal yang diproses dengan kapur hidrat rrfengindikasikan suatu perbaikan pads ketahanan terhadap pengerasan sebagaimaria diukur melalui percobaan-percobaan penetrasi, titik lembek, daktiliti, berat jenis, kelarutan, titik nyala, hubungan kekentalan dengan temperature. Sisa bahan dari TFOT dipanaskan kembali dan perkembangan pengerasanriya dimonitor pada periode waktu yang berbeda. Hal ini memperlihatkan bahwa terdapat suatu kecenderungan kapur hidrat dapat memperlambat proses pengerasan aspal selama pelayanan, dari lebih besar dari 25 jam untuk aspal asli menjadi lebih besar dari 50 jam untuk aspal setelah diproses. Artinya aspal setelah diproses dengan kapur akan menjadi lebih tahan terhadap pengerasan selama pelayanan

Kesimpulan
Aspal beton adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran antara batuan (agregat kasar dan agregat halus) dengan bahan ikat aspal yang mempunyai persyaratan tertentu, dimana kedua material sebelum dicampur secara homogen, harus dipanaskan terlebih dahulu.

Proses perencanaan campuran harus memperhatikan karakteristik campuran aspal beton, yang meliputi: 1. Stabilitas 2. Durabilitas 3. Fleksibilitas Sumber Aspal 1. Aspal Hasil Destilasi a. Aspal Keras b. Aspal Cair c. Aspal Emulsi 2. Aspal Alam a. Aspal Danau ( Lake Asphalt) b. a. b. Sifat-sifat kimia aspal 1. Aspalten 2. Malten a. Resin b. Aromatik c. Saturated Aspal Batu ( Rock Asphalt) Aspal Polymer Elastomer Aspal Polymer Plastomer 3. Aspal Modifikasi

Sifat-sifat fisik aspal 1. Durabilitas 2. Adesi dan Kohesi 3. Kepekaan aspal terhadap temperatur Kelemahan Jalan beraspal:

Umurnya pendek dan air dapat meresap dari permukaan karena tidak ada lapisan penutupnya. Mengakibatkan stabilitas jalan cepat berkurang dan biaya yang tinggi.

Aspal Esso dan Shell Masuk Lampung


BANDAR LAMPUNG (Lampost): Aspal merek dunia Esso dan Shell memasuki pasar Lampung melalui PT Perdana Jaya. Aspal Esso dan Shell menjadi standar bagi pembangunan landasan bandar udara dan jalan tol dalam dan luar negeri.

"Aspal ini tidak hanya di Amerika Serikat dan Eropa, tetapi di seluruh dunia. Kami berkomitmen untuk berpartisipasi membangun infrastruktur jalan di Lampung dengan mendistribusikan aspal bermutu tinggi," kata Pimpinan PT Perdana Jaya Eddy Mulyawan, Rabu (3-10). Aspal berkualitas sebagai bahan baku konstruksi dan perbaikan jalan, kata Eddy, sangat penting terutama di wilayah yang sangat strategis seperti Lampung. "Peranan Lampung atas pertumbuhan perekonomian Sumatera dan Jawa, sangat besar karena letak geografisnya sebagai pintu gerbang Sumatera dan Jaw a. Hampir semua arus lalu lintas bahan baku, hasil bumi dan barang melalui Lampung," kata dia. Oleh karena itu, kondisi infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan pelabuhan laut di Lampung seharusnya lebih baik dari provinsi lain. "Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan tidak bisa dicapai jika kondisi infrastruktur tidak mendukung. Kerusakan infrastruktur akan menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan tidak kompetitif," kata Eddy. Perusahaan ini memasarkan aspal Esso dan Shell dalam kemasan drum yang dilengkapi dengan SGS Report dengan berat bersih 160 kilogram (Esso) dan 154 kilogram (Shell). Selain itu, standar kualitas konsisten dari waktu ke waktu. Ciri lainnya, logo Esso timbul dan logo Shell pada setiap tutup drum. "Ciri-ciri aspal yang asli yakni saat proses pembakaran. Aspal yang asli akan memuai hingga 50% lebih banyak dari volume awal sebelum dibakar, yang akan berdampak pada penghematan penggunaan aspal.konsumen tidak banyak yang bisa mengetahui keaslian produk, jika hanya melihat fisiknya. Biasanya aspal asli baru bisa diketahui setelah diaplikasikan. Jadi, konsumen bisa menghubungi kami jika ingin berkonsultasi tentang produk Esso dan Shell yang asli dan tekhnik aplikasinya di lapangan," kata Eddy.

Tekonogi aspal

Burner AMP Batubara (Coal Burner)

Tergerak untuk ikut aktif berperan serta menyukseskan program yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam GERAKAN PENGHEMATAN BBM dan juga PEMBERDAYAAN SUMBER ALTERNATIF, kami atas nama CV. GRAHA MANDIRI memperkenalkan PRODUK INOVATIF SOLUSI PENGGANTI BBM berupa BURNER AMP BATUBARA. BURNER ini berfungsi sebagai PENGGANTI SUMBER PANAS untuk mengeringkan material (DRYER) pada Plant Pencampur Aspal (AMP) konvensional yang telah dimiliki oleh Bapak/Ibu dan telah kita kenal selama ini mempergunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) Solar, Minyak Bakar atau Kerosene yang semakin hari HARGANYA KIAN MELAMBUNG dan hampir TIDAK TERJANGKAU. Dengan mempergunakan PRODUK INOVASI ini, diharapkan Perusahaanperusahaan Konstruksi yang memiliki AMP akan semakin Kompetitif dalam menghadapi persaingan usaha menuju ERA GLOBALISASI dan yang PASTI akan semakin MENGHEMAT BIAYA PELAKSANAAN.

ASPAL - NEXTBASE ROAD SYSTEM

NEXTBASE ROAD SYSTEM adalah Teknologi Baru Peningkatan Jalan Serupa Aspal dengan tanpa menggunakan batu; Dengan NEXTBASE ROAD SYSTEM ini maka akan diperoleh hasil jalan sebagai berikut : 1. Biaya Peningkatan Lebih Murah, karena hanya tanah di lokasi peningkatan jalan yang digunakan, dan tidak perlu membawa tanah dari luar lokasi seperti pembuatan jalan cara konvensional. 2. Aplikasi Cepat dan Mudah. 3. Jalan Bebas dari Debu dan Lumpur. 4. Jalan Bebas Hambatan di Segala Musim. 5. Kemampuan Menahan Beban Besar sampai Puluhan Ton {sampai +/- Truk 25 Ton (Tipe Truk 1.22)}, dan bergantung kepada dasar tanah asli. 6. Aman bagi Lingkungan, Tidak Berbahaya, Tidak Beracun dan Tidak Mudah Terbakar. NEXTBASE ROAD SYSTEM ini dikhususkan untuk Peningkatan Jalan Pedesaan dan Perkebunan yang menghubungkan Perumahan, Pedesaan, Propinsi yang saat ini jalannya masih menggunakan Jalan Tanah atau Kerikil.

DAFTAR PUSTAKA

www. Wikipedia.com www. Google.com www. dep.pu.co.id

www.diligib.itb.ac.id www.mstt.ugm.ac.id www. diligib.its.ac.id www.iptekitb.ac.id www.mediaindonesia.com www.replubika.com www.detik.com

You might also like