You are on page 1of 20

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Studi kasus merupakan metode untuk mempelajari keadaan dan perkembangan seseorang secara lengkap dan mendalam dengan tujuan untuk memahami individualitas siswa dengan lebih baik dan membantunya dalam perkembangan selanjutnya.Studi kasus merupakan metode yang komprehensif untuk mengumpulkan dan menyimpulkan data tentang individu. Dikatakan sebagai cara yang komprehensif karena dalam melakukan studi kasus maka konselor perlu untuk mengumpulkan data-data individu dari sumber-sumber yang relevan dan terkini. Setiap manusia yang menempuh kehidupan, ada kalanya sesuatu itu berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan namun tidak jarang pula menemui masalah dan hambatan. Masalah dan hambatan itu sendiri berbeda-beda antara satu orang dengan orang lain. Ada masalah yang dapat diselesaikan sendiri tanpa bantuan orang lain, akan tetapi ada juga masalah yang tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan dari orang lain untuk mencari pemecahan masalah tersebut. Dari hasil pengamatan penulis di SD Negeri 002 Tanjung Balai Karimun, dapat dilihat bahwa di sekolah tersebut banyak sekali siswa yang mengalami masalah.Namun dari sekian banyak siswa yang mengalami masalah tersebut, yang paling menarik perhatian dan dirasa menjadi prioritas utama dalam pemberian bantuan adalah Fitri.Dia sering terlihat menyendiri, pemalu, dan ragu serta takut

untuk bergaul sebagaimana mestinya.Selain itu nilainya semakin lama semakin menurun. Menurut pandangan RET (Rasional Emotif Terapi), manusia memiliki kemampuan inheren untuk berbuat rasional ataupun tidak rasional. Manusia seringkali menyalahkan diri sendiri, orang lain, dan dunia apabila tidak segera memperoleh apa yang diinginkannya. Akibatnya berpikir kekanak-kanakan (sebagai hal yang manusiawi), akhirnya hanya kesulitan yang luar biasa besar yang didapat. Selain itu manusia juga mempunyai kecenderungan untuk melebihlebihkan pentingnya peneerimaan orang lain yang justru menyebabkan emosinya menjadi tidak wajar dan menyalahkan dirinya sendiri. Fitri sebetulnya terlahir dengan potensi unggul, ia menjadi bermasalah karena perilakunya dikendalikan oleh pikiran/perasaan irasional. Ia telah menempatkan harga diri pada konsep/kepercayaan yang salah yaitu j ka kaya, i semua teman akan memperhatikan/mendukung, peduli dan lain-lain. Ia menjadi minder, pemalu, penakut dan akhirnya ragu-ragu terhadap

prestasi/keberhasilannya kelak yang sebetulnya tidak perlu terjadi. Sadar akan dampak buruk yang akan terjadi pada Fitri di masa yang akan datang, terutama menyangkut kondisi psikologisnya, studi kasus dan proses bantuan ini dilakukan dengan berbagai teknik konseling diantaranya konseling kognitif, konseling emotif-evolatif dan konseling behavior yang akan dijelaskan Bab II.

Bertolak dari latar belakang masalah ini, maka judul yang diangkat adalah studi kasus tentang Siswa yang minder dan kurang percaya diri bergaul dengan teman di sekolah.

1.2. Tujuan Penulisan Studi Kasus Tujuan Penulisan Studi Kasus ini adalah: 1.2.1. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh Fitri 1.2.2. Untuk mencari faktor-faktor masalah yang dialami oleh Fitri 1.2.3. Untuk memerangi pemikiran irasional yang dimiliki Fitri yang melatar belakangi masalanya 1.2.4. Untuk memberikan bantuan dan pemecahan masalah yang dihadapi

1.3. Alasan Pemilihan Studi Kasus Adapun alasan memilih Fitri sebagai kasus adalah sebagai berikut: 1.3.1. Terlihat lebih suka menyendiri dari teman-temannya (jarang keluar dari ruangan pada saat jam istirahat) 1.3.2. Siswa yang selalu terlihat murung baik di dalam pelajaran maupun di luar pelajaran 1.3.3. Prestasinya semakin lama semakin menurun 1.3.4. Fitri merasa bahwa dia adalah siswa yang paling tidak mampu jika dibandingkan dengan yang lainnya.

1.3.5. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan orang tua Fitri, diketahui bahwa dia termasuk anak yang baik dan menurut pada orang tuanya serta jarang bermasalah.

1.4. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data untuk memahami dan menganalisa yang sedang dihadapi Fitri adalah: 1. Observasi Yaitu penulis mengamati segala tingkah laku Fitri baik pada saat belajar maupun di luar jam pelajaran. 2. Wawancara Yaitu mengadakan Tanya jawab dengan berbagai sumber antara lain sebagai berikut: a. Dengan klien itu sendiri b. Dengan wali kelas c. Dengan guru-guru lain d. Orang tua wali murid itu sendiri e. Teman-teman Fitri di lingkungan rumahnya 3. Home Visit (Kunjungan Rumah) Teknik ini bertujuan untuk mengetahui kondisi Fitri dirumah melalui wawancara dengan orang tuanya dan saling kerja sama dalam membantu mencari solusi yang terbaik untuk pemecahan masalah, sehingga terlepas dari problema yang sedang dihadapi Fitri.

Tahap ini sangat penting sekali, karena dalam kunjungan ke rumah klien inilah kita dapat memperoleh data tentang klien, keluarga klien, lingkungan klien tinggal, kondisi ekonomi klien, serta bagaimana sikap dan tingkah laku klien ketika di luar sekolah atau di rumah.

BAB II PROSES BANTUAN

2.1. Analisa Merupakan langkah pengumpulan data dengan menggunakan berbagai teknik dan alat yang tepat dari berbagai sumber: a. Identitas Klien : Nama Klien Tempat / Tgl Lahir Jenis Kelamin Agama Alamat : Fitri Wahyuningsih : Meral Karimun, 13 Maret 1998 : Perempuan : Islam : Jalan Pendidikan No.14 RT 03 RW 01 Tg. Balai Karimun

b. Latar Belakang Keluarga 1. Data Orang Tua a. Ayah Nama Tempat / Tgl Lahir Pendidikan Pekerjaan Agama Alamat : Ruslan : Pekanbaru, 08 Januari 1960 : SD : Kuli bangunan : Islam : Jalan Pendidikan No.14 RT 03 RW 01

Tg. Balai Karimun

b. Ibu Nama Tempat / Tgl Lahir Pendidikan Pekerjaan Agama Alamat : Nurhayati : Meral, 26 Juli 1964 : SD : Ibu rumah tangga : Islam : Jalan Pendidikan No.14 RT 03 RW 01 Tg. Balai Karimun

2. Status Sosial Ekonomi Keluarga Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan orang tua Fitri, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga Fitri tergolong kurang mampu. Hal ini dapat dilihat dari pekerjaan ayah yang hanya seorang kuli bangunan sedangkan sang ibu hanya sebagai ibu rumah tangga biasa dan tidak bekerja.

3. Sikap Anggota Keluarga terhadap Fitri Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dapat tergambar bahwa orang tua Fitri menaruh harapan yang besar terhadap anaknya.Mereka berniat untuk menyekolahkan Fitri setinggi-tingginya agar kelak dapat berhasil dan menjadi orang yang sukses.Mereka ingin anaknya lebih baik dari mereka

dan selalu memberikan semangat kepada Fitri untuk terus melanjutkan sekolah.

c. Fisiologi / Keadaan Fisik Mental 1. Kebersihan seseorang dalam belajar sangat dipengaruhi oleh kesehatan fisik. Anak yang tidak sehat tidak akan mampu untuk belajar secara optimal, oleh karena itu dalam kasus ini mengkaji tentang kesehatan fisik yang dialami oleh Fitri. 2. Dari hasil wawancara dengan Fitri, diperoleh keterangan bahwa Fitri tidak pernah menderita sakit yang berat, hanya pernah menderita penyakit ringan saja seperti sakit perut, demam, pilek, dan pusing. Hal ini juga diperkuat dengan keterangan dari orang tua Fitri yang menyatakan hal yang sama bahwa Fitri tidak pernah menderita penyakit yang berat, hanya sakit perut, demam, pilek dan pusing saja. 3. Dilihat dari kondisi dan bentuk tubuhnya tidak terlalu kurus dan seperti anak lain kebanyakan, jelas bahwa pola makannya cukup teratur dan tidak kekurangan. 4. Dari hasil pengamatan di sekolah, Fitri sering terlihat murung dan menyendiri. Dia terlihat seperti tidak mempunyai gairah untuk belajar.

d. Riwayat Pendidikan a. Nilai dan prestasi Fitri pada saat awal pertama masuk masuk cukup baik. Dia bahkan masuk ke dalam peringkat sepuluh besar, sesuai dengan

apayang diharapkan oleh orang tua Fitri dan gurunya. Namun di semester II ini nilai dan prestasi belajarnya semakin lama semakin menurun. b. Perkembangan Sosial Berdasarkan pengamatan guru pembimbing, guru mata pelajaran, wali kelas maupun teman-temannya di sekolah, dapat diketahui bahwa Fitri kurang dapat bersosialisasi dengan lingkungan di sekolahnya.Dia kurang bergaul dengan teman-temannya.Dia lebih memilih menyendiri di dalam kelas daripada bermain dengan teman-temannya. c. Perkembangan Emosional Berdasarkan hasil pengamatan guru pembimbing Fitri mengalamai perkembangan emasional yang tidak stabil. Hal ini dapat dilihat pada Fitri yang selalu terlihat murung, menyendiri, tidak percaya diri saat disuruh untuk meju ke depan kelas oleh gurunya, serta kurang aktif dalam proses belajar. d. Minat Fitri sebenarnya mempunyai minat yang cukup besar terhadap seni melukis. Hal ini dapat dilihat pada saat dia menyendiri, dia mengisi waktunya dengan menggambar apa saja di kertas atau di buku pelajarannya. Hal ini diperkuat juga oleh pernyataan dari orang tua Fitri yang menyatakan bahwa dirumah Fitri suka menggambar.Namun Fitri lebih suka melakukan itu semua sendirian dan tidak mau mengajak dan diajak teman-temannya.

2.2. Sintesa Sintesa adalah langkah pengelolaan data dari pengumpulan data sehingga dapat diperoleh gambaran yang lengkap tentang kasus permasalahan yang dialami oleh Fitri. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya guru pembimbing, guru mata pelajaran serta wali kelasnya, kesimpulan sebagai berikut: a. Nilai dan prestasi belajarnya semakin lama semakin menurun. b. Semua nilai pada semua mata pelajaran mengalami penurunan c. Kurang bergaul dengan teman-temannya. d. Lebih suka bermain sendiri dan malakukan apa yang dia sukai sendiri e. Kurang aktif pada saat proses pembelajaran f. Tidak pernah menunjukkan raut wajah yang ceria g. Tidak mempunyai rasa percaya diri dapat ditarik

2.3. Diagnosa Langkah ini untuk menentukan jenis masalah dan kesulitan yang dialami oleh Fitri serta faktor-faktor yang menjadi penyebabnya. Berdasarkan dari pengamatan dan data-data yang telah diperoleh tentang Fitri, dapat dinyatakan bahwa masalah yang dialami oleh Fitri adalah tidak adanya rasa percaya diri yang tertanam dalam dirinya, sehingga dia merasa ragu dan takut untuk bergaul dengan teman-temannya. Demikian juga pada saat jam pejaran berlangsung. Dia merasa malu jika diminta oleh guru untuk maju kedepan kelas.

10

Dari hasil pengamatan, ternyata penyebab tidak adanya rasa percaya diri yang tertanam dalam diri Fitri adalah dikarenakan dia merasa bahwa dialah murid yang paling miskin di sekolahnya. Jika dibandingkan dengan anak-anak yang lain yang setiap hari diantar kesekolah oleh orang tuanya menggunakan motor atau mobil, tetapi Fitri diantar ke sekolah oleh orang tuanya menggunakan sepeda butut. Seragam yang ia pakai juga Cuma satu sehingga semakin lama makin terlihat kusut. Hal inilah yang menyebabkan Fitri menjadi anak minder yang tidak mempunyai rasa percaya diri.

2.4. Prognosa Langkah ini untuk menetapkan jenis atau teknik bantuan yang dapat diberikan kepada Fitri berdasarkan keterangan diatas, maka bantuan yang diberikan kepada Fitri adalah sebagai berikut: 1. Konseling Kognitif 2. Konseling emotif-evolatif 3. Konseling Behavior 4. Bimbingan Individual 5. Bimbingan Sosial 6. Bimbingan belajar 7. Bimbingan Kelompok 8. Remedial Teaching 9. Bimbingan melalui guru mata pelajaran, wali kelas, dan orang tua

11

2.5. Treatment Treatment merupakan langkah pelaksanaan pemberian bantuan kepada klien dalam memecahkan masalahnya sesuai dengan masalah yang sedang dialami oleh Fitri. Adapun pelaksanaan bantuan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Konseling Kognitif Yaitu menunjukkan bahwa Fitri harus membongkar pola piker

irasionalnya tentang konsep harga diri yang salah, sikap terhadap sesama teman yang salah jika ingin bahagia dan sukses. Hal ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
y y y y

Memberikan nasehat Konfrontasi langsung dengan peta pikir rasional-irasional Memberikan sugesti yang positif Asertif training dengan simulasi diri menerapkan konsep diri yang benar dan sikap/ketergantungan pada orang lain yang benar/rasional dilanjutkan sebagai PR melatih, mengobservasi dan evaluasi diri. Contoh: Seseorang berharga bukan karena kekayaan atau jumlah dan status teman yang mendukung, tetapi pada kasih Tuhan. Terhadap dirri saya sendiri suatu saat saya senang, puas dan bangga, tetapi kadang-kadang acuh tak acuh, bahkan adakalanya saya benci, memaki-maki diri sendiri, sehingga wajar dan realistis jika sejumlah 40 orang teman dalam satu kelas misalnya ada 40% yang baik, 50 % netral, hanya 10% saja yang membenci saya. Adalah tidak mungkin menuntut semua orang untuk baik kepada saya

12

2. Konseling Emotif Evolatif Yaitu untuk mengubah sistem nilai Fitri dengan menggunakan teknik penyadaran antara yang benar dan salah seperti pemberian contoh, bermain peran dan pelepasan beban agar Fitri melepaskan pikiran dan perasaannya yang tidak rasional dan menggantinya dengan yang rasional sebagai kelanjutan teknik kognitif diatas.

3. Konseling Behavior Yaitu digunakan untuk mengubah perilaku yang negative dengan merubah akar-akar keyakinan Fitri yang irasional/tidak logis melalui kontrak, reinforcement, sosial modeling dan relaksasi/meditasi.

4. Bimbingan Individual
y y y y

Memahami diri (Self Understanding) Menerima diri (Self Acceptance) Mengarahkan diri (Self Directing) Merealisasikannya (Self Realization) Hal ini dapat dilakukan melalui beberapa hal berikut ini:
y

Memberikan motivasi atau dorongan kepada Fitri untuk belajar lebih baik lagi dan memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik baiknya.

Memberikan

bimbingan

kepada

Fitri

untuk

meninggalkan

kebiasaan-kebiasaan buruknya yang suka menyendiri dan minder

13

dengan teman-temannya dan mulai membiasakan untuk bersikap wajar seperti anak-anak yang lain baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
y

Memberikan dorongan kepada Fitri agar lebih aktif dan tidak malu lagi jika diminta untuk maju kedepan kelas.

Memberikan motivasi untuk mengembangkan bakat dan minatnya menggambar agar lebih terarah dan bermanfaat.

5. Bimbingan Sosial Yaitu bantuan yang diberikan kepada klien mengenai hubungan sosial. Misalnya:
y

Memberikan bimbingan kepada klien agar tidak minder dan mau untuk bergaul dengan teman sekelas atau di sekolahnya, supaya dia tidak merasa sendiri dalam mengahadapi segala masalah dan dapat dibantu oleh teman yang lain

Membantu Fitri untuk menghilangkan prasangka buruk terhadap teman lain serta tidak memilih-milih teman

Membantu Fitri agar mendapatkan rasa percaya dirinya dan menumbuhkan keyakinan bahwa dia juga dapat berguna bagi kehidupan kelompok atau masyarakat.

Mengajarkan Fitri untuk menjadi anak yang terbuka jika ada masala yang sedang dihadapi agar masalah tersebut dapat segera dicari

14

pemecahannya serta tidak berlarut-larut sehingga semakin bertambah masalahnya.


y

Menyadarkannya bahwa manusia itu hidup tidak bisa lepas dari orang lain. Karena itulah manusia disebut sebagai makhluk sosial karena saling membutuhkan satu sama lain.

6. Bimbingan Belajar Yaitu memberikan bantuan kapada klien tentang kesulitan -kesulitan dan cara-cara belajar yang baik Misalnya :
y y y y y y y

Menjelaskan cara belajar yang baik di dalam kelas Cara duduk yang baik dalam kelas pada waktu belajar Menjelaskan cara mengatur waktu belajar Menjelaskan cara membuat ringkasan pelajaran Menjelaskan cara mengatur jam belajar di rumah Menyusun rencana belajar Cara mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian

7. Remedial Teaching Dalam remedial teaching ini pembimbing dapat bekerja sama dengan guru mata pelajaran, wali kelaas, terutama pada mata pelajaran yang sulit dipahami oleh Fitri sehingga ia bisa mengulang kembali baik secara sendiri maupun berkelompok.

15

Misalnya :
y y

Mengulang kembali pelajaran yang sulit bagi Fitri Memberikan ujian ulang jika nilai hasil ujiannya masih jauh dari apa yang diharapkan

Mengadakan belajar tambahan bagi Fitri di luar jam sekolah seperti les private di rumah.

8. Bimbingan melalui guru mata pelajaran, wali kelas dan wali murid
y

Kepada guru mata pelajaran diharapkan dapat memberikan remedial teaching jika dirasa dia masih belum memahami materi pelajaran yang disampaikan

Kepada wali kelas agar selalu memberikan bimbingan belajar secara bertahap kepada Fitri

Kepada orang tua atau wali murid agar meningkatkan perhatiannya terhadap perkembangan belajar dan tingkah laku Fitri pada saat berada di rumah.

Setelah diberikan bimbingan, diharapkan Fitri dapat memperkaya pengetahuan, merubah sikap, serta dapat merubah pola pikirnya yang semula bersifat irasional menjadi rasional dan menjadi anak yang penuh dengan rasa percaya diri.

16

2.6. Follow Up (Tindak Lanjut)


y

Laporan studi yang dilakukan oleh pembimbing sesuai dengan langkahlangkah dan petunjuk dalam penulisan studi kasus.

Hambatan dalam pelaksanaan studi kasus ini karena minimnya pengetahuan, pengalaman, keterampilan pembimbing dalam menangani kasus serta menerapkan teori dan teknik konseling yang sesuai.

Dalam penulisan studi kasus ini pembimbing mengalami sedikit kesulitan dalam menentukan diagnosa yang tepat, karena dalam menentukan diagnosa diperlukan data-data yang lengkap dan menyeluruh.

Respon klien terhadap guru terutama pembimbing sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari mulai berubahnya sikap dan tingkah laku yang semakin lama berangsur lebih baik jika dibandingkan sebelumnya.

Langkah follow up atau tindak lanjut ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perubahan yang dialami Fitri setelah mendapatkan bantuan dan bimbingan. Dari hasil yang ditunjukkan oleh Fitri, dapat diketahui bahwa dia mulai menunjukkan perubahan-perubahan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pembimbing yaitu perubahan yang sifatnya positif, diantaranya adalah :
y y y

Fitri mulai semangat mengikuti pelajaran Fitri sudah mulai aktif dalam proses pembelajaran. Fitri sudah mulai berani untuk maju kedepan mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru

17

Fitri mulai melakukan komunikasi dan bergaul dengan teman-teman sekelasnya

Fitri mulai bertanya kepada guru tentang materi pelajaran yang belum ia pahami

y y

Fitri sudah mulai terlihat ceria dan jarang terlihat sendiri Fitri sudah mau keluar dan bersama temannya saat jam istirahat

Bantuan dan bimbingan kepada Fitri tidak cukup sampai disitu saja, melainkan perlu tindak lanjut. Adapun tindak lanjut tersebut adalah sebagai berikut : 1. Diharapkan kepada orang tua klien untuk lebih memperhatikan anaknya dalam hal belajar dirumah 2. Selain itu orang tua juga dapat memberikan perhatian khusus. Misalnya memberi private 3. Memberi konsep yang mendasar tentang percaya diri bahwa setiap manusia pasti memiliki potensi yang dapat dikembangkan 4. Terus memberi perngertian bahwa dia masih beruntung karena masih banyak anak yang tidak dapat bersekolah dan belajar untuk mensyukuri atas apa yang diberikan oleh Allah kepadanya. 5. Diharapkan kepada guru mata pelajaran kesenian untuk mengarahkan Fitri dalam mengembangkan bakatnya menggambar.

18

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

3.1. Kesimpulan Dalam rangkaian pelaksanaan Studi Kasus ini, maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang tidak mempunyai rasa percaya diri maka dapat menimbulkan masalah dalam pergaulan serta akan mengalami kesulitan dalam belajar yang mengakibatkan manurunnya nilai dan prestasi. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa : 3.1.1. Rasa minder dan kurangnya rasa percaya diri dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : kondisi ekonomi yang kurang, kondisi lingkungan yang dinilai tidak sesuai dengan dirinya, serta dari individu itu sendiri. 3.1.2. Kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran bisa disebabkan karena tidak adanya rasa percaya diri terhadap kemampuan yang dimilikinya. 3.1.3. Kurangnya semangat belajar dapat disebabkan karena siswa terlalu banyak memikirkan masalah. 3.1.4 Tidak adanya rasa percaya diri juga dapat menyebabkan takut untuk bergaul dengan teman-temannya yang dia nilai lebih tinggi derajatnya. 3.1.5. Semua masalah yang dialami oleh klien diatas dapat terjadi karena dia kurang mensyukuri atas apa yang ia miliki.

19

3.2. Rekomendasi/Saran Melihat dari hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa masih banyak anak-anak yang mengalami masalah seperti Fitri, maka dengan ini penulis menyarankan beberapa hal antara lain sebagai berikut : 3.2.1. Kepada orang tua untuk lebih memperhatikan perkembangan anaknya. Jika anak sudah mulai menunjukkan perilaku-perilaku yang negative maka sebaiknya segera mengkonsultasikannya dengan guru

pembimbing di sekolah atau kepada yang ahli. 3.2.2. Kepada guru pembimbing, guru mata pelajaran serta wali kelas agar tidak lengah dalam memperhatikan sikap dan perilaku siswanya serta cepat tanggap dalam mencari pemecahan masalah anak yang bermasalah 3.2.1. Kepada pihak sekolah diharapkan dapat menjalin kerja sama yang baik dengan orang tua atau wali murid sehingga proses bimbingan ini dapat berjalan dengan lancer.

20

You might also like