You are on page 1of 16

Geologi Struktur

Geologi Strukturiavascript:void(0)

Geologi struktur adalah ilmu yang mempelaiari tentang bentuk arsitektur/ struktur kerak bumi
beserta geiala-geiala geologi yang menyebabkan teriadinya perubahan-perubahan bentuk
(deIormasi) pada batuan.
Geologi struktur pada intinya mempelaiari struktur batuan, yaitu struktur primer (misal:
perlapisan, Ioliasi, laminasi, dan sebagainya) dan struktur sekunder (misal: kekar, sesar,
lipatan). Dimana sebagian besar mempelaiari tentang struktur sekunder.
Cara mempelaiari dan menganalisa struktur geologi dapat dibagi meniadi dua tahapan, yaitu:
1. Tahap lapangan, meliputi langkah-langkah secara berurutan, yaitu observasi lapangan,
pencatatan dan perekaman data secara detail.
2. Tahap laboratorium, meliputi analisa dan sintesa geologi.
Cara penulisan simbol (notasi) struktur bidang dan struktur garis:
1. Struktur Bidang
Penulisan struktur bidang dinyatakan dengan:
a. Jurus dan Kemiringan (dip)
Sistem azimuth: N X0 E/ Y0, dimana X adalah iurus/ strike (00-3600), dan Y adalah
kemiringan/ dip (00-900).
Contoh : N 0600E/ 450
Sistem kuadran : (N/ S) A0 (E/ W)/ B0C, dimana A adalah strike (00-3600) ,B adalah dip
(00-900), dan C adalah dip direction yang menuniukkan arah dip.
Contoh : N 350W/ 300SW
b. Besar Kemiringan
Misalnya dalam sistem azimuth ditulis dengan notasi N 1450E/ 300, maka penulisan
berdasarkan sistem 'dip, dip direction dapat ditulis dengan notasi 300, N 2350E
2. Struktur Garis
Penulisan struktur garis dinyatakan dengan:
a. Sistem Azimuth: Y0, N X0E, dimana Y adalah penuniaman/ plunge (00-900) dan X adalah
arah/ bearing (00-3600).
Contoh : 780, N 0450E
b. Sistem Kuadran : tergantung pada posisi kuadran.
Contoh : 450, N 900E dapat ditulis 450, S 900E atau 450, N 900E

Gamb. Simbol Struktur Bidang dan Struktur Garis
1.1 Langkah Keria
Tugas I.1 Pendahuluan
1. Mengubah sistem azimuth meniadi sistem kuadran, atau sebaliknya.
2. Kemudian menggambarkan arah yang dimaksud kedalam simbol.
3. Menggunakan kaidah tangan kiri, dimana iari teluniuk menuniukkan arah strike dan ibu
iari menuniukkan arah dip.
Tugas 01.3 Pendahuluan
1. Memplotkan arah strike sesuai dengan data ke lembar keria.
2. Kita teteapkan arah dip dengan kaidah tangan kiri, dip selalu tegak lurus strike dalam
penggambarannya dengan perbandingan paniang strike dan dip yaitu 3 : 1.
3. Kemudian kita warnai sesuai dengan batas yang sudah dibuat.


1.3 Kesimpulan
Geologi struktur adalah ilmu yang mempelaiari tentang bentuk arsitektur/ struktur kerak bumi
beserta geiala-geiala geologi yang menyebabkan teriadinya perubahan- perubahan bentuk
(deIormasi) pada batuan.
Mempelaiari geologi struktur di laboratorium sangat penting agar dapat menggambarkan
struktur bidang dan struktur garis pada peta, selain itu iuga sangat berguna untuk mengetahui
gambaran tiga dimensi dari struktur di lapangan.


BAB II
STRUKTUR BIDANG

Beberapa unsur struktur geologi secara geometri dapat dianggap sebagai struktur bidang.
Struktur geologi tersebut diantaranya adalah: bidang perlapisan, bidang kekar, bidang sesar,
bidang belahan, bidang Ioliasi, dan seienisnya. Beberapa istilah dalam struktur bidang, antara
lain:
Jurus/ Strike
Adalah arah dari garis horizontal yang merupakan perpotongan antara bidang yang
bersangkutan dengan bidang horizontal, dimana besar sudutnya diukur dari arah utara.
Kemiringan/ Dip
Adalah sudut kemiringan terbesar yang dibentuk oleh bidang miring yang bersangkutan
dengan bidang horizontal dan diukur tegak lurus terhadap iurus/ strike.
Kemiringan Semu/ Apperent Dip
Merupakan sudut kemiringan suatu bidang yang bersangkutan dengan bidang horizontal dari
pengukuran dengan arah tidak tegak lurus iurus.
Arah Kemiringan/ Dip Direction
Adalah arah tegak lurus iurus yang sesuai dengan arah miringnya bidang yang bersangkutan
dan diukur dari arah utara.


2.1 Langkah Keria
Tugas 02.1 Struktur Bidang
1. Membuat garis lurus vertikal sebagai arah utara.
2. Menggambar proyeksi horizontal garis dengan arah N 2700E.
3. Kemudian menggambar proyeksi horizontal dip sebesar 300.
4. Hubungkan kedua garis tersebut dengan garis sepaniang 1cm, 2cm, 3cm berurutan dan
tegak lurus terhadap garis strike.
5. Kembali menggam bar proyeksi horizontal garis dengan arah N 2850E
6. Kemudian menggambar proyeksi horizontal dip sebesar 400.
7. Hubungkan iuga kedua garis itu dengan garis sepaniang 1cm, 2cm, 3cm berurutan dan
tegak lurus garis strike.
8. Membuat garis yang melewati perpotongan tegak lurus garis strike dengan garis 1cm, 2cm,
3cm tadi sebagai garis kontur struktur (KS).
9. Ukur besarnya sudut yang dibentuk garis KS dari arah utara sebagai strike.
10. Membuat garis yang tegak lurus KS sebagai Iolding line (FL).
11. Membuat titik seiauh 1cm, 2cm, 3cm scara berurutan pada KS, kemudian hubungkan
titik-titik tersebut, sehingga membentuk garis, ukur besar sudutnya yang merupakan dip.

Tugas 02.2 Struktur Bidang
1. Buat sebuah titik, tentukan arah utaranya dan anggap titik tersebut berada pada ketinggian
300mdpl.
2. Buat garis dengan arah N 1200E sepaniang 3cm, dan anggap titik akhirnya berada pada
ketinggian 200mdpl.
3. Buat garis dengan arah N 2000E sepaniang 4cm, dan anggap titik akhirnya berada pada
ketinggian 100mdpl.
4. Kemudian membuat garis KS dengan menghubungkan titik pada ketinggian 200mdpl
dengan pertengahan antara titik 100mdpl dan titik 300mdpl.
5. Seiaiarkan garis KS tersebut pada titik 300mdpl dan titik 100mdpl, ukur besar sudutnya
dari arah utara (N 600E).
6. Buat garis FL yang tegak lurus dengan garis KS, kemudian buat titik seiauh 1cm dan 2cm
pada KS secara berurutan kebawah, lalu hubungkan garis itu, sehingga didapatkan dip (210).
7. Block 6x6 area tersebut, kemudian menggambar dalam tiga dimensi.

2.3 Kesimpulan
Didalam geologi struktur terdapat dua struktur yang dipelaiari, salah satunya adalah struktur
bidang. Struktur bidang ini diantaranya adalah bidang perlapisan, bidang kekar, bidang sesar,
bidang belahan, bidang Ioliasi, dan sebagainya.


BAB III
STRUKTUR GARIS

Salah satu unsur struktur secara geometris adalah geometris garis (struktur garis, gores garis,
perpotongan 2 bidang, dan lainnya). Struktur garis dapat dibedakan meniadi 2, yaitu:
1. Struktur Garis Riil
Adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya dapat diamati langsung di lapangan,
contohnya gores garis pada bidang sesar.
2. Struktur Garis Semu
Adalah semua struktur garis yang arah atau kedudukannya ditaIsirkan dari orientasi unsur-
unsur struktur yang membentuk kelurusan atau liniasi, contohnya liniasi Iragmen breksi
sesar.
Berdasarkan saat pembentukannya, struktur garis dapat dibedakan meniadi 2 iuga, yaitu:
1. Struktur Garis Primer, meliputi liniasi atau peniaiaran mineral-mineral pada batuan beku
tertentu, dan arah liniasi struktur sedimen.
2. Struktur Garis Sekunder, meliputi gores garis, liniasi memaniang Iragmen breksi sesar,
garis poros lipatan dan kelurusan-kelurusan dari topograIi, sungai dan sebagainya.
Beberapa istilah dalam struktur garis:
Arah Penuniaman (trend)
Adalah iurus dari bidang vertikal yang melalui garis dan menuniukkan arah penuniaman garis
tersebut, dimana hanya menuniukkan 1 arah tertentu.
Arah Kelurusan (bearing)
Adalah iurus dari bidang vertikal yang melalui garis tetapi tidak menuniukkan arah
penuniaman garis tersebut, tetapi menuniukkan sudut pelurusnya.
Rake (pitch)
Adalah besar sudut antara garis dengan garis horizontal yang diukur pada bidang dimana
garis itu terdapat.

3.1 Langkah Keria
Tugas 03.1 Struktur Garis
1. Membuat garis vertikal sebagai penuniuk arah utara.
2. Menggambar strike sebesar N 0050E, dan ditulis sebagai KS 500.
3. Dari KS 500 dibuat garis yang tegak lurus sebagai Iolding line (FL).
4. Membuat garis dari perpotongan FL dengan KS 500, dengan besar sudut 450 sebagai dip.
5. Dilaniutkan kembali membuat garis KS yang memotong FL dan garis dip.
6. Membuat garis bearing N 1350E.
7. Membuat garis sepaniang 1cm melalui perpotongan bearing dengan KS 400, kemudian
buat garis dari titik pusat ke garis 1cm tadi yang kemudian diiadikan plunge.
8. Membuat KS bantu dengan cara menggunakan iangka, perpotongan FL dengan KS 500
sebagai titik pusat dan perpotongan dip dengan KS 400 sebagai iari-iari, kemudian potongkan
ke FL.
9. Membuat KS bantu melalui perpotongan garis yang dibuat dengan iangka dan FL seiaiar
KS sebelumnya.
10. Membuat garis yang tegak lurus dari perpotongan bearing dengan KS 400.
11. Membuat garis dari titik pusat melalui perpotongan antara KS bantu dengan garis tadi
sebagai rake.

Tugas 03.2 Struktur Garis
1. Buat titik (titik pertama) dan arah utaranya, kemudian buat bearing N 2280E (KS 800),
buat FL tegak lurus dengan bearing kemudian ukur sudut 300.
2. Buat garis 1cm, 2cm, secara berurutan tegak lurus dengan FL dan perpaniang garis itu
sepaniang bearing.
3. Membuat KS bantu menggunakan iangka dengan titik pusat perpotongan FL dengan KS
800 dan iari-iari perpotongan dip dengan KS 700.
4. Dari titik pertama ukur N 1300E kemudian tarik garis sepaniang 7 cm, dan iadikan sebagai
titik kedua (KS 800).
5. Buat bearing N 3350E kemudian buat FL tegak lurus bearing, ukur sudut 500 dari FL
sebagai dip.
6. Membuat garis sepaniang 1cm,2 cm secara berurutan tegak lurus FL, perpaniang garis itu
seiaiar dengan bearing.
7. Membuat KS bantu menggunakan iangka dengan titik pusat perpotongan FL dengan KS
800 dan iari-iarinya adalah perpotongan dip dengan KS 700.
8. Perpotongan KS 800 gamping dengan KS 800 dike sebagai titik utama.
9. Menghubungkan titik perpotongan kedelapan KS dengan garis sebagai bearing (N 3570E).
10. Tarik garis sepaniang 1 cm dari titik perpotongan KS 700, kemudian tarik garis dari titik
utama menuiu garis 1 cm tadi sebagai plunge (240).
11. Tarik garis tegak lurus dengan KS 700 dititik perpotongan KS 700 menuiu KS bantu dike,
kemudian tarik garis dari titik utama menuiu garis tegak lurus tadi sebagai rake dike (330).
12. Tarik garis tegak lurus dengan KS 700 dititik perpotongan KS 700 menuiu KS bantu
gamping, kemudian tarik garis dari titik utama menuiu garis tegak lurus tadi sebagai rake
gamping (550).
13. Block 8x8 area perpotongan tadi dan gambar 3 dimensinya di block orthogonal.


3.3 Kesimpulan
1. Metode graIis dapat diaplikasiakan dalam pemecahan permasalahan struktur garis dengan
menggunakan metode graIis satu antara lain :
a. Menentukan pluge dan rake sebuah garis pada bidang tertentu
b. Menentukan kedudukan struktur garis dari perpotongan pada bidang tertentu.
2. Struktur garis dapat dibedakan meniadi dua yaitu struktur garis riil dan struktur garis semu.
3. Berdasarkan alat pembentukannya struktur garis dapat dibedakan meniadi struktur primer
dan struktur sekunder.


BAB IV
TEBAL DAN KEDALAMAN

Ketebalan adalah iarak tegak lurus antara bidang (2 bidang) seiaiar yang merupakan lapisan
batuan. Kedalaman adalah iarak vertikal dari ketinggian tertentu (umumnya permukaan
bumi) ke arah bawah terhadap suatu titik garis bidang.
1. KETEBALAN
Ketebalan lapisan dapat ditentukan dengan beberapa cara, baik secara langsung maupun tak
langsung. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan pada suatu keadaan tertentu, misalnya
lapisan horizontal yang tersingkap pada tebing vertikal, lapisan vertikal yang tersingkap pada
topograIi datar. Apabila keadaan medan, struktur yang rumit, atau keterbatasan alat yang
dipakai tidak memungkinkan dilakukannya pengukuran secara langsung, maka diadakan
pengukuran secara tidak langsung, tetapi sebaiknya diusahakan pengukuran mendekati secara
langsung. Pengukuran tidak langsung yang paling sederhana adalah pada lapisan miring
tersingkap pada permukaan horizontal, dimana lebar singkapan diukur tegak lurus iurus, yaitu
w. Dengan mengetahui kemiringan lapisan (o), maka ketebalannya adalah T w sin o.
Pendekatan lain untuk mengukur ketebalan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
mengukur iarak antara titik yang merupakan batas lapisan sepaniang lintasan tegak lurus
iurus. Untuk mencari kemiringan lereng yang tegak lurus iurus lapisan, dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu dengan menggunakan 'Aligment Nomograph dengan
menganggap kemiringan lereng sbagai kemiringan semu dan kemiringan lereng tegak lurus
iurus sebagai kemiringan sebenarnya.

Gamb. Pengukuran tebal dengan lebar singkapan tidak tegak lurus strike
2. KEDALAMAN
Menghitung kedalaman lapisan ada beberapa cara, antara lain:
Menghitung secara matematis.
Dengan 'Aligment Diagram.
Secara graIis.
Rumus umum kedalaman: D m (sin o cos o tan o)
4.1 Langkah Keria
Tugas 04.1 Tebal dan Kedalaman
1. Buat garis bantu untuk menentukan arah utara.
2. Buat sudut yang telah ditentukan soal sebesar N 500E.
3. Buat sudut dari arah utara yang telah ditentukan soal N1650E, kemudian tarik garis
sepaniang 3 cm.
4. Membuat garis FL tegak lurus dengan bearing, ukur sudut sebesar 400 dari FL sebagai dip.
5. Tarik garis dititik 3 cm N 1650E seiaiarN 500E sampai berpotongan dengan garis FL untuk
penentuan ketebalan dan kedalaman.
6. Tarik garis seiaiar arah utara diperpotongan garis yang telah dibuat tadi dengan FL dan
diperpotongan garis N 500E dangan FL.
7. Ketebalan dan kedalaman didapatkan secara graIis yaitu 180 m dan 230 m, sedangkan
secara perhitungan matematis didapatkan ketebalan 174,77 m dan kedalaman 228,14 m
Tugas 04.2 Tebal dan Kedalaman
1. Buat garis bantu untuk menentukan arah utara.
2. Buat sudut yang telah ditentukan soal sebesar N 350E .
3. Buat kembali sudut yang telah ditentukan soal sebesar N 750E.
4. Tarik garis dengan paniang 2,5 cm, 3 cm, dan 2 cm dengan sudut 330 dari arah N 750E
sebagai sudut dari slope.
5. kemudian tarik garis tegak lurus N 750E kearah slope dititik-titik 2,5 cm, 3cm, dan 2 cm.
6. Buat garis tegak lurus N 350E sebagai garis FL.
7. Kemudian tarik garis dengan sudut 450 dari FL sebagai garis true slope dan sudut 650 dari
FL sebagai garis kemiringan dipnya.
8. Tarik garis seiaiar N 350E ditik-titik 2,3 cm, 3cm, dan 2 cm diarah perpotongan dengan N
750E sampai berpotongan dengan true slope.
9. Kemudian tarik garis seiaiar arah dip diperpotongan garis tadi sengan true slope untuk
menentukan ketebalan dan kedalaman dari napal, batupasir, dan batugamping.
10. Didapatkan ketebalan dari napal, batupasir, dan batugamping secara graIis yaitu 65 m, 75
m, dan 60 m. Sedangkan kedalaman top batu pasir dibor dari top batugamping sebesar 150 m.
11. Kemudian dibuat gambar tiga dimensinya.


4.3 Kesimpulan
1. Perhitungan tebal dapat dilakukan dengan dua cara yaitu perhitungan dengan pengukuran
secara langsung dan perhitungan berdasarkan perhitungan tidak langsung.
2. Perhitungan kedalaman dapat menggunakan dua metode yaitu perhitungan berdasarkan
pengukuran tegak lurus iurus lapisan dan perhitungan berdasarkan tidak tegak lurus dengan
iurus.
3. Jika tebal dan kedalaman berlawanan dengan arah kemiringan maka akan teriadi penipisan
dan sebaliknya akan menambah ketebalan.



BAB V
PROYEKSI STEREOGRAFIS DAN PROYEKSI KUTUB

DeIinisi Proyeksi StereograIis
Merupakan proyeksi yang didasarkan pada perpotongan bidang dengan suatu permukaan
bola.Yang di pakai sebagai gambaran posisi struktur di bawah permukaan adalah belahan
bola bagian bawah. Adapun macammacam proyeksi strereograIi adalah :
1. Equal angle proiection net atau wulInet.
2. Equal area net atau schmidt net.
3. Orthographic net.
Struktur garis
Strereogram akan berupa suatu garis lurus dari pusat lingkaran, besarnya plunge di hitung 0
pada lingkaran primitiI dan 90 di pusat lingkaran. Dan di ukur pada kedudukan bearing
berimpitan dengan N S atau E W iaring.
Struktur bidang
Stereogram akan berupa lingkaran besar sehingga besar sudut kemiringan selalu di ukur pada
arah E W iaring yaitu : 0 pada lingkaran primitiI dan 90 di pusat lingkaran.

DeIinisi Proyeksi Kutub
Dasarnya sama dengan proyeksi strereograIi di man unsur struktur bumi di gambar pada
permukaan bola bagian bawah.
Proyeksi kutub suatu bidang atau garis di gambar dengan suatu titik. Proyeksi kutub bidang
merupakan hasil proyeksi titik tembus garis normal bidang bola terhadap permukaan bola.
Sedang proyksi kutub garis merupakan suatu titik tembus suatu garis terhadap permukaan
bola pada bidang horisontal.
Catatan :
Pengeplotan proyeksi kutub struktur bidang , 0 di mulai dari pusat lingkaran sedang 90 di
mulai atau terletak pada lingkaran primitiI.
Pengeplotan proyeksi kutub struktur garis, 0 di mulai dari lingkaran primitiI sedangkan
90 terletak pada pusat lingkaran.
Perbedaan Utama antara WulI net dan Schmidt net :
1. WulI net : lingkaran besar dan lingkaran kecil di dapat dari proyeksi permukaan bola
kearah titik zenit.
2. Schmidt net : lingkaran besar dan kecil dibuat berdasarkan luas yang mendekkati kesamaan
dari iaring yang dihasilkan oleh perpotongannya, sehingga interval tiap lingkaran akan merata
pada setiap kedudukan.


5.1 Langkah Keria
Tugas 05.1 Proyeksi StereograIis dan Proyeksi Kutub
Soal no. 1
1. Letakkan kertas kalkir I pada schmidt net untuk pengeplotan proyeksi bidang.
2. Masukkan data yang sudah ada.
3. Strike diukur dari arah utara pada schmidt net, sedangkan dip diukur dari lingkaran luar
(00) menuiu titik pusat lingkaran (900).
4. Letakkan kertas kalkir II pada polar equal area net untuk pengeplotan proyeksi kutub.
5. Masukkan data yang sudah ada.
6. Arah utara strike diukur dari arah barat pada polar equal area net, sedangkan dip diukur
dari titik pusat lingkaran (00) menuiu lingkaran luar (900).
Soal no. 2
1. Letakkan kertas kalkir III pada schmidt net untuk pengeplotan proyeksi stereograIis.
2. Masukkan data-data struktur garis yang sudah ada.
3. Bearing diukur dari arah utara pada schmidt net, sedangkan plunge diukur dari lingkaran
luar (00) menuiu titik pusat lingkaran (900).
4. Letakkan kertas kalkir IV pada polar equal area net untuk pengeplotan proyeksi kutub.
5. Masukkan data yang sudah ada.
6. Bearing diukur dari arah utara pada polar equal area net, sedangkan plunge diukur dari
lingkaran luar (00) menuiu titik pusat lingkaran (900).
Soal no. 3
1. Letakkan kertas kalkir yang kosong pada wulI net untuk pengeplotan proyeksi stereograIis.
2. Masukkan data-data struktur garis yang ada.
3. Kemudian hubungkan dua titik yang terbentuk dengan garis lengkung setelah itu ukur
kedudukan bidang-bidangnya.

Tugas 05.2 Proyeksi StereograIis dan Proyeksi Kutub
1. Letakkan kertas kalkir pada schmidt net.
2. Gambar kedudukan struktur bidang lapisan batupasir N 2600E/ 500.
3. Gambar kedudukan struktur garis 400, N 1500E dan 500, N 950E.
4. Kemudian hubungkan dua titik yang terbentuk dengan garis lengkung sebagai kubah
garam (saltdome) dan ukur kedudukannya (N 0150E/ 500).
5. Hubungkan titik perpotongan struktur bidang lapisan batupasir dan saltdome dengan titik
pusat lingkaran sebagai plunge (330).
6. Ukur kedudukan bearing dari arah utara sampai ke plunge didapatkan N 470E
7. Ukur kedudukan rake lapisan batupasir dan rake saltdome dari perpotongan kedua struktur
bidang dengan plunge, didapatkan 460 dan 450.
Tugas 05.3 Proyeksi StereograIis dan Proyeksi Kutub
1. Letakkan kertas kalkir pada schmidt net.
2. Gambar kedudukan struktur garis urat kalsit 460, N 2650E, kemudian hubungkan dengan
garis lengkung dengan arah iurus ke selatan, sehingga didapatkan kedudukan struktur bidang
urat kalsit N 1800E/ 460.
3. Gambar kedudukan struktur garis batupasir 520, N 3480E, kemudian hubungkan dengan
garis lengkung dengan arah iurus ke timur, sehingga didapatkan kedudukan struktur bidang
lapisan batupasir N 2700E/ 530.
4. Hubungkan titik perpotongan struktur bidang lapisan batupasir dan urat kalsit dengan titik
pusat lingkaran sebagai plunge (400).
5. Ukur kedudukan bearing dari arah utara sampai ke plunge didapatkan N 3080E.
6. Ukur kedudukan rake lapisan batupasir dan rake urat kalsit dari perpotongan kedua struktur
bidang dengan plunge, didapatkan 530 dan 620.

5.3 Kesimpulan
Proyeksi StereograIi
A. WulI net
1. Struktur bidang
Strike : 0 dimulai dari arah utara pada WulI net.
Dip : 0 dimulai dari lingkaran primitiI dan 90 berada di pusat wulI net.
2. Struktur garis
Bearing : 0 di mulai dari arah utera pada WulI net.
Plunge : 0 di mulai dari lingkaran primitiI dan 90 berada pada pusat wulI net.
B. Schmidt net
1. Struktur bidang
Strike : 0 dimulai dari arah utara pada Schmidt net.
Dip : 0 dimulai dari lingkaran primitiI dan 90 berada di pusat Schmidt net.
2. Struktur garis
Bearing : 0 dimulai dari arah utara pada Schmidt net.
Plunge : 0 di mulai dari lingkaran primitiI dan 90 berada pada pusat Schmidt net.
Proyeksi Kutub
1. Struktur bidang
Strike : 0 dimulai dari arah West pada polar equal area.
Dip : 0 dimulai dari pusat dan 90 berada di lingkaran primitiI.
2. Struktur garis
Bearing : 0 dimulai dari utara.
Plunge : 0 dari lingkaran tepi dan 90 berada di pusat.


BAB VI
METODE STATISTIK DAN KEKAR

Metode statistik adalah metode yang di terapkan untuk mendapatkan kisaran harga ratarata
atau harga maksimum dari seiumlah data acak atau satu ienis struktur, dari metode ini maka
dapat diketahui kesenderungankecenderungan, bentuk pola maupun kedudukan umum dari
ienis struktur yang sedang di analisa.
Parameter yang di gunakan ada 2 macam yaitu :
1. Metode statistik dengan satu parameter
a. Metode stratistik dengan dua parameter.
b. Metode statistik dengan satu parameter
Yang dimaksud adalah datadata yang akan dibuat diagramnya hanya terdiri dari satu unsur
pengukuran, misalkan data dari kekar vertikal, arah liniasi struktur sedimen, arah liniasi
Irakmen breksi sesar, arah kelurusan gawir.
Jenis diagram ini adalah :
Diagram kipas
Diagram roset
Histogram
Keterangan :
Diagram Kipas
Tuiuan dari diagram ini adalah untuk mengetahui arah kelurusan umum dari usur-unsur
struktur yang datanya hanya satu unsur pengukuran saia.
Tabulasi data : data pengukuran di masukkan dalam suatu tabel sehingga mempermudah
proses pembuatan diagram.

Gamb. Diagram Kipas

Diagram Roset
Tuiuan dari diagram ini adalah untuk mengetahui arah kelurusan umum dari data dengan satu
parameter, misalkan bearing.
Tabulasi data : data yang ada di masukkan dalam tabel dengan tuiuan untuk mempermudah
akan tetapi tabelnya berbeda dengan tabel diagram kipas.

Gamb. Diagram Roset

Histogram
Tuiuan diagram ini adalah untuk mengetahui kelurusan umum dari unsur struktur.
Tabulasi data : sama dengan diagram kipas yaitu di masukkan dalam suatu tabel seperti
diagram kipas.


1. Metode statistik dengan dua parameter
Metode ini diterapkan untuk data struktur yang memiliki dua unsur pengukuran seperti pada
struktur garis atau struktur bidang.
Macam dari parameter ienis ini adalah :
Diagram kontur
Tuiuan dari diagram ini adalah untuk analisa struktur geologi yang dimaksudkan untuk
mendapatkan harga kerapatan maksimum dari data yang di analisa, sehingga dari sini dapat di
ketahui orientasi atau kedudukan umum struktur yang di analisa.
Cara pembuatan diagram kontur :
Tahap 1 : tahap pengeplotan data
Tahap 2 : tahap penghitungan kerapatan data
Tahap 3 : tahap 'countering titik titk kerapatan
6.1 Langkah Keria
Tugas 06.1 Metode Statistik dan Kekar
Membuat Tabel
1. Membuat tabel dengan kolom arah, turus, iumlah dan presentase.
2. Tulis arah (N.0E) dengan interval 5, sampai 3600.
3. Masukkan data menggunakan turus, kemudian hitung iumlahnya.
4. Presentase hasil hitungannya.
Membuat Diagram Kipas
1. Buat diagram kipas.
2. Masukkan data dari tabel sesuai dengan iumlahnya dengan cara mengarsir daerah yang
dimaksud.
3. Arsiran terpaniang merupakan arah umum iuga merupakan shear ioint.
4. Mencari o1 dari pertengahan deraiat 290-295 dengan 255-260, sehingga didapatkan 2750
5. Pusat dari diagram kipas merupakan o2.
6. o3 didapatkan dari 1 900 50.
Membuat Histogram
1. Buat sumbu x dan sumbu y.
2. Sumbu x sebagai besarnya sudut dan sumbu y sebagai iumlah.
3. Masukkan data dari tabel.
4. Jumlah tertinggi menuniukkan arah umum (shear ioint).
5. 00 sebagai o2, sesuai dengan diagram kipas.
6. o1 2750, o3 50, sesuai dengan diagram kipas.

Tugas 06.2 Metode Statistik dan Kekar
Membuat Diagram kontur
1. Letakkan kertas kalkir pada polar equal area net.
2. Gambarkan titik-titik yang dimaksud dari soal.
3. Pindahkan kertas kalkir ke kalsbeek counting net.
4. Bei angka pada titik pusat segienam sesuai dengan iumlah titik yang masuk dalam tiap
segienam.
5. Hubungkan dengan garis, titik-titik yang telah diberi angka tadi sesuai dengan iumlahnya.
6. Beri warna bidang-bidang kontur yang terbentuk.
7. Hubungkan titik pusat kontur dengan titik pusat lingkaran sebagai arah umum dan shear
ioint.
Membuat Analisa
1. Masukkan/ letakkan kertas kalkir pada schimdt net.
2. Gambar garis shear ioint sesuai dengan kedudukannya pada diagram kontur tadi.
3. Tarik garis lurus dari pusat lingkaran melalui perpotongan shear ioint.
4. Perpotongan shear ioint sebagai o2.
5. Membuat bidang bantu diukur 900 dari perpotongan shear ioint.
6. Cari tengah-tengah/ titik tengah antara kedua shear ioint, kemudian hubungkan dengan
pusat lingkaran.
7. Perpotongan antara garis pertengahan shear ioint dengan bidang bantu sebagai o3.
8. Membuat garis lengkung dengan cara mencari garis yang kira-kira cocok untuk
menghubungkan titik o3 dengan titik o2.
9. Garis lengkung tersebut sebagai release ioint.
10. Membuat o1, 900 dari o3 ke arah barat dan akan berpotongan dengan bidang bantu pada
1 titik.
11. Titik tadi sebagai o1.
12. Hubungkan o1 dan o2, dengan garis lengkung sebagai extension ioint.

LEMBAR TUGAS
6.3 Kesimpulan
1. Arah semua tegasan dari suatu kekar dapat ditulis atau iuga dapat digambarkan dengan
metode statistika ataupun dengan stereonet.
2. Dari data dilapangan dapat dianalisis untuk kemudian diketahui arah umum kekar dan iuga
arah tegasan.


BAB VII
SESAR

Sesar adalah suatu rekahan yang memperlihatkan pergeseran cukup besar dan seiaiar dengan
bidang rekahan yang terbentuk. Pergeseran yang teriadi sepaniang garis lurus atau
perputaran.
1. Anatomi Sesar
Bidang sesar : suatu bidang yang sepaniang rekahan daam batuan yang tergeserkan.
Jurus sesar : arah dari suatu garis horisontal yang merupakan perpotongan antara bidang
sesar dengan bidang horisontal.
Kemiringan sesar : sudut antara bidang sesar dengan bidang horisontal dan di ukur tegak
lurus iurus sesar.
Atap sesar : blok yang terletak diatas bidang sesar apabila bidang sesarnya tidak vertikal.
Foot wall : blok yang terletak dibawah bidang sesar.
Hade : sudut antara garis vetikal dengan bidang sesar dan merupakan penyiku dari dip
sesar.
Heave : komponen horisontal dari slip di ukur pada bidang vertikal yang tegak lurus iurus
sesar.
Throw : komponen vertikal dari slip di ukur pada bidang vertikal yang tegak lurus iurus
sesar.
Strikeslip Iault : sesar yang mempunyai pergerakan seiaiar terhadap arah iurus bidang
sesar kadang kadang disebut Wrench Ioult, tear Ioult.
Dipslip Iault : sesar yang mempunyai pergerakan naik dan turun seiaiar terhadap arah
kemiringan sesar.


Gambar. Oblique Slip Fault

SiIat pergerakan sesar :
1. Pergerakan semu
Jarak tegak lurus antara bidang yang terpisah oleh geiala sesar dan diukur pda bidang sesar.
2. Pergerakan relatiI
Diukur dari blok satu dengan blok yang lain pada bidang sesar dan merupakan pergeseran
titik yang sebelumnya berimpitan. Total pergeseran disebut : Net Slip.
2. KlasiIikasi sesar
1. Berdasarkan siIat pergeseran semu
Dibagi meniadi :
i. Strike sparation
LeIt separation Iault
Right separation Iault
ii. Dip separation
Normal separation Iault
Reserve separation Iault
2) Berdasarkan siIat pergeseran relatiI
i. Strike slip
LeIt slip Iault
Right slip Iault
ii. Dip slip
Normal slip Iault
Reserve slip Iault
iii. Oblique slip
Normal leIt slip Iault
Normel right slip Iault
Reserve leIt slip Iault
Reserve right slip Iault
Vertikal oblique slip Iault
iv. Sesar rotasi
Clock wise rotational Iault
Anticlock wise rotational Iault


Diagram Sesar Translasi
Keterangan:
1. Thrust Slip Fault 12. Lag Slip Fault
2. Reverse Slip Fault 13. Normal Slip Fault
3. Right Thrust Slip Fault 14. LeIt Lag Slip Fault
4. Thrust Right Slip Fault 15. Lag LeIt Slip Fault
5. Reverse Right Slip Fault 16. Normal LeIt Slip Fault
6. Right Reverse Slip Fault 17. LeIt Normal Slip Fault
7. Right Slip Fault 18. LeIt Slip Fault
8. Lag Right Slip Fault 19. Thrust LeIt Slip Fault
9. Right Lag Slip Fault 20. LeIt Thrust Slip Fault
10. Right Normal Slip Fault 21. LeIt Reverse Slip Fault
11. Lag Slip Fault 22. Reverse LeIt Slip Fault

3. Sesar translasi
Pada sesar translasi kedudukan unsurunsur tidak berubah pada hanging wall dan Ioot wall
karena pergeseran sepaniang bidang sesar adalah sama.

7.1 Langkah Keria
Tugas 07.1 Sesar
Menentukan Arah Kekar Gerus dan Kekar Tarik
1. Menggunakan polar equal area net, menggambar titik dari data kekar gerus dan kekar tarik.
2. Pindahkan kertas kalkir ke kalsbeek counting net.
3. Hubungkan titik-titik yang bersesuaian sehingga membentuk garis komtur.
4. Hubungkan titik pusat dari kontur dengan titik pusat lingkaran, sehingga didapatkan arah
kekar gerus (shear Iracture) N 150E/ 730 dan arah kekar tarik (gash Iracture) N 1050E/ 740.
Menentukan Arah Sesar dan Nama Sesar
1. Masukkan data kelurusan ialur sesar berupa breksisasi pada tabel, kemudian dibuat
diagram kipasnya, didapatkan arahnya 370.
2. Dari semua data yang didapatkan, digambar pada schmidt net.
3. Gambar garis N 150E/ 730 dan N 1050E/ 740.
4. Pertemuan antara keduanya adalah o2, dan turunannya o2` .
5. Mengukur 900 dari o2 dan buat bidang bantu.
6. Perpotongan antara bidang bantu dengan kekar tarik (gash Iracture) adalah o1`, kemudian
ukur 900 dari sebagai o3`.
7. Gambar bidang sesar sebasar 370.
8. Perpotongan antara bidang sesar dengan bidang bantu tarik garis membentuk net slip.
9. Ukur 300 dari perpotongan bidang sesar dengan bidang bantu sebagai o1, kemudian dari
o1 diukur 900 sebagai o3.
10. Kemudian analisis arah sesar dan didapatkan nama Right Reverse Slip Fault.
Tugas 07.2 Sesar
1. Gambar bidang sesar 600 ke arah barat.
2. Didapatkan bearing N 2250E.
3. Tarik garis dari bearing ke titik pusat, perpotongan garis tersebut dengan bidang sesar
adalah plunge (500), rake (640).
4. Garis yang ditarik dari bearing tadi sebagai gores garis dengan pergerakan sesar ke kiri.
5. Analisis arah sesar (Rickard, 1972) dan didapatkan nama Normal LeIt Slip Fault.


7.3 Kesimpulan
Terdapat dua cara analisis sesar yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Secara
langsung apabila ditemukan atau didapatkan unsur-unsur sesar beserta penyertanya dan
secara tidak langsung bila hanya didapatkan unsur penyertanya saia.


BAB VIII
LIPATAN

Lipatan merupakan hasil perubahan bentuk dari suatu bahan yang dituniukkan sebagai
lengkungan atau kumpuilan dari lengkungan pada unsur garis atau bidang di dalam bahan
tersebut. Pada umumnya unsur yang ada pada lipatan adalah : bidang perlipatan, Ioliasi, dan
liniasi.
Berdasarkan proses perlipatan dan ienis batuan yang terlipatkan dapat dibedakan :
a. Flexture / competent Iolding .
b. Flow / incomptent Iolding.
c. Shear Iolding .
d. Flexture and Ilow Iolding
Mekanisme gaya di bagi meniadi :
a. Buckling (melipat) disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya seiaiar dengan permukaan
lempeng.
b. Bending ( pelengkungan) disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya tegak lurus permukaan
lempeng.
1. Jenis ienis lipatan
a. Antiklin e. AntiIorm sinklin
b. Sinklin I. SinIorm antiklin
c. AntiIorm g. Dome
d. SinIorm
2. Unsur unsur lipatan
a. Hinge : titik pelengkungan maksimum dari lipatan .
b. Crest : titik tertinggi dari lipatan.
c. Trough : titk dasar dari terendah dari lipatan.
d. Plunge : sudut penuniaman dari hinge line terhadap bidang horisontal dan diukur pada
bidang vertikal.
e. Bearing : sudut horisontal yang dihitung terhadap arah tertentu dan ini merupakan arah
penuniaman suatu hanging line.
I. Rake : sudut antara hinge line dengan bidang horisontal yang diukur pada axial surIace.
3. Rekonstruksi lipatan
Dengan menggunakan beberapa metode antara lain :
Metode busur lingkar.
Free hand metode.
Kombinasi metode busur kingkar dengan Iree hand metode.
KlasiIikasi lipatan berdasarkan dip dari sumbu lipatan dan plunge dari Hinge Line

Analisis lipatan

Angle Term Dip oI H. SurIace Plunge oI H. Line
00 Horizontal Recumbent Iold Horizontal Iold
10-100 Subhorizontal Recumbent Iold Horizontal Iold
100-300 Gentle Gentle inclined Iold Gentle Plunging Iold
300-600 Moderate Moderately inclined Iold Moderately plunging Iold
600-800 Steep Steeply inclined Iold Steeply plunging Iold
800-890 Subvertical Upright Iold Vertical Iold
900 Vertical Upright Iold Vertical Iold


8.1 Langkah Keria

Tugas 08.1 Lipatan
1. Letakkan kertas kalkir pada polar equal area net.
2. Masukkan kedudukan struktur bidang yang ada.
3. Pindahkan kertas kalkir pada kaalsbek counting net.
4. Tentukan titik pusat pada segienam yang didalamnya terdapat titik data, beri angka.
5. Angka-angka yang sama dihubungkan dengan garis kontur.
6. Ukur kedudukan titik tengah kontur, didapatkan N 3280E/ 620 dan N 1400E/ 270.
7. Beri warna dan presentase bidang konturnya.
8. Masukkan kertas kalkir yang baru pada schmidt net, gambar struktur bidang yang
didapatkan tadi.
9. Perpotongan antara kedua struktur bidang adalah o2, kemudian ukur 900 dari o2 dan buat
bidang bantu yang melewatinya.
10. Cari titik tengah perpotongan bidang bantu dengan kedua struktur bidang, sehingga
didapatkan titik o3.
11. Hubungkan o3 dengan perpotongan kedua struktur bidang, sebagai Hinge SurIace (N
1450E/ 730).
12. Hubungkan titik pusat lingkaran dengan perpotongan struktur bidang, sebagai Hinge Line
(20, N 1460E).
13. Ukur 900 dari o3 sebagai o1.
Rekonstruksi Lipatan
1. Menggunakan metode Higgins (1962).
2. Setelah terbentuk lengkung/ busur yang pertama, kemudian menggunakan metode Free
Hand untuk lapisan berikutnya.
3. Memberi warna sesuai litologinya.

8.3 Kesimpulan
1. Untuk analisis lipatan tidak harus lebih kecil dari 90 ( tetapi tergantung dari sudut yang
terbentuk antara perpotongan kedua kedudukan umum dengan bidang bantu ).
2. Rekonstruksi suatu lipatan dapat menggunakan beberapa cara tergantung dari macam data
yang tersedia dilapangan.

KESIMPULAN UMUM

Geologi struktur merupakan ilmu yang mempelaiari tentang arsitektur, geometri batuan hasil
deIormasi, termasuk gaya dan pergerakan yang mengakibatkan terbentuknya struktur,
pergerakan magma, deIormasi benda angkasa luar.
Tahapan didalam mempelaiari struktur geologi secara sistematis dapat dilakukan dengan cara
mengenal ienis-ienis struktur batuan yang umumnya dilakukan di lapangan (pencatatan data),
penyaiian data (diagram, peta, penampang), analisis.
Di laboratorium, dapat dipelaiari mengenai kekar, sesar, dan iuga lipatan, dimana terdapat
unsur geologi yang akan lebih mudah dan cepat penyelesaiannya bila digambarkan dalam
bentuk proyeksi stereograIi. Adapun macam-macam proyeksi stereograIi:
1. Equal angle proiection net/ wulI net.
2. Equal area proiection net/ schimdt net.
3. Orthographic net.
Sedangkan dalam tahap analisis dapat menggunakan metode statistik untuk mengoptimalkan
hasil yang dicapai dalam analisis struktur-struktur geologi.
Pengetahuan tentang struktur geologi dapat diaplikasikan dalam kehidupan, seperti halnya
kekar yang mempunyai hubungan dengan mesalah geologi tektonik, geohidrologi, geologi
minyak, geologi pertambangan, geothermal, dan lain sebagainya. Rekahan merupakan suatu
zona yang lemah sehingga perlu kita waspadai dalam pertambangan dapat dilakukan dengan
baik karena adanya system rekahan yang ada dalam batuan tersebut.beberapa Iungsi rekahan:
1. Sebagai ialan untuk proses pelarutan.
2. Sebagai tempat dimulainya proses replacement mineral.
3. Sebagai ialan migrasi minyak.
4. Sebagai reservoir minyak.
KRITIK dan SARAN

1. Penielasan materi saat praktikum masih kurang ielas, sehingga terkadang agak
membingungkan praktikan. Mohon dalam menielaskan materi dapat menggunakan bahasa
yang lebih mudah dipahami.
2. pada saat praktikum berialan, mohon asisten yang lain agar tidak memanggil praktikan
kebelakang, karena dapat mengganggu konsentrasi
3. Praktikan berharap agar laboratorium dapat lebih memperkenalkan para praktikan ke
keadaan di lapangan sesungguhnya, tidak hanya sebatas mengeriakan soal..!!!
4. Adanya perbedaan persepsi antar asisten yang satu dengan asisten yang lain dan praktikan
berharap supaya ada pengkoordiniran yang lebih baik kepada seluruh asisten.
5. Praktikan berharap laboratorium Geologi Struktur ini dapat dilengkapi dengan alat alat
yang dapat digunakan untuk membantu praktikan dalam pembelaiaran.


DAFTAR PUSTAKA

Hadisurya, Dading. 2004. 'Buku Catatan Geologi Struktur. Jurusan Teknik Pertambangan,
UPN 'V Yogyakarta.
Hendaryono, DR., Ir. 2004. 'Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur. Jurusan Teknik
Geologi, UPN 'V Yogyakarta.
Maynard, Christopher. 1974. 'Planet Earth. Grisewood& Dempsey Ltd: London

You might also like