You are on page 1of 6

MASALAH-MASALAH KOTA DI INDONESIA PADA UMUMNYA DAN ALTERNATIF CARA-CARA PEMECAHANNYA A.

Masalah-masalah kota di Indonesia Kondisi di tiap-tiap kota di Indonesia berlainan satu sama lain (kota-kota yang letaknya di pantai berbeda kondisinya dengan kota kota di pedalaman/pegunungan), maka jumlah dan macam-macam masalah yang dihadapinya berbeda pula, namun demikian dapat diketahui bahwa tiap-tiap kota tentu menghadapi masalah-masalah yang sama. Beberapa masalah kota yang dimaksud adalah : 1. Masalah urbanisasi Menurut pengertian popular urbanisasi itu adalah proses perpindahan penduduk dari pedesaan ke kota-kota atau dari kota-kota kecil ke kota-kota yang lebih besar, atau pertambahan penduduk yang sangat cepat yang

mengakibatkan perkembangan kota yang sangat cepat pula. Bertitik tolak pada pengertian urbanisasi itu, maka factor-faktor yang menyebabkan urbanisasi itu adalah sebagai berikut : a) Factor ekonomi Karena tekanan ekonomi di daerah/kampung asalnya sedemikian rupa, sehingga bertekad untuk mengadu nasib di kota, dimana kota dianggap sebagai kota yang banyak kegiatan ekonomi yang mempunyai banyak sumber keuangan. Ada kemungkinan pula terjadi, bahwa apa yang dicitacitakan baik itu malah gagal dan kemudian tidak mau kembali ke daerah asalnya, karena alasan psikologis, malu dan sebagainya b) Faktor Sosial Budaya Karena kota dipandang sebagai tempat untuk dapat menempuh pendidikan yang lebih tinggi, maka mereka dating untuk menempuh pendidikan, dan setelah dapat menyelesaikannya kemudian menetap dan langsung mencari pekerjaan di kota. Demikian pula yang merasa berbakat dalam suatu bidang seni pindah ke kota, karena di kota, kesenian itu mendapat pemupukan dan bantuan fasilitas sehingga memberikan

kegairahan dan kesenangan hidup.

c) Faktor keamanan Dengan adnya pemberontakan/pengacauan dari pemberontak seperti DI-TII, PRRI, Pernesta, dan G 30 S/PKI, yang menjadikan penduduk desa tidak merasa aman hidupnya, maka diantara mereka banyak yang mengungsi ke kota dan seterusnya menetap. Demikian pula dengan adanya bencana alam seperti, meletusnya gunung berapi, sungai banjir, gempa bumi, dan lain sebagainya maka demi keselamatan hidupnya banyak diantara mereka yang pindah ke kota untuk menetap seterusnya. d) Faktor Politik Kehidupan politik yang tidak sehat di masa lampau yang hanya

memperhatikan kebutuhan golongannya sendiri dan kepentingan masyarakat banyak tidak diperhatikan bahkan terancam keselamatan hdupnya oleh lawan politiknya, pindah ke kota yang dianggapnya lebih sehat/fair dan aman. Kota sebagai pusat peraturan politik lebih intensif, mendorong mereka yang ambisinya besar menjadi tsmpuk pimpinan melalui kepartaian, pindah ke kota untuk terus menetap. Berhubung dengan adanya perbedaan pendapat tentang akibat dari urbanisasi yang telah terjadi di Negara-negara yang maju dan Negara-negara sedang berkembang, maka timbul pertanyaan: apakah proses irbanisasi itu merupakan proses yang menguntungkan atau merugikan Negara? Di Negara-negara yang sudah maju, urbanisasi selalu dibarengi dengan proses indistrualisasi. Proses industrialisasi adalah hasil pemupukan modal dan keahlian di kota. Karenanya kota-kota dianggap sebagai lingkungan terbaik untuk kegiatan produksi. Sebaliknya di Negara-negara yang sedang berkembang, proses urbanisasi terjadi dalam keadaan dimana proses indidtrualisasi berjalan lambat atau tidak ada sama sekali.

Dinegara-negara sedang berkembang proses urbanisai banyak menimbulkan masalah kota yang cukup menggelisahkan, karena kemampuan ekonomis kota-kota di Negaranegara ini belum mampu menanggulanginya. Masalah-masalah kota yang di maksud antara lain: masalah tuna karya, tuna wisma, tuna susila, masalah kekurangan tanah kota, masalah perumahan liar, dan sebagainya. Urbanisasi sungguh merupakan masalah sangat sulit dan ruwet untuk diatasi. Apabila masalh-masalah urbanisasi itu mempunyai ekor-ekor masalah yang banyak dan bermacam-macam. Kota yang mengalami urbanisasi yang cepat barang tentu akan menimbulkan adanya kebutuhan tanah yang meningkat. Arus urbanisasi yang cepat dan tidak dibarengi dengan penyediaan akomodasi/perumahan yang diperlukan akan mengakibatkan tempat tinggal akan menjadi padat, berbahaya. Sebenarnya kalau dipikir agak mendalam sedikit, proses urbanisasi itu bagi Negaranegara yang sedang berkembang selain merupakan proses yang merugikan juga merupakan proses yang menguntungkan . bagi Negara-negara ini, urbanisasi mempunyai dua macam akibat terhadap tat kehidupan kota, yaitu : a) Akibat positif 1) Kota yang memerlukan tenaga kerja pada pembangunan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta maka urbanisasi

merupakan potensi yang dapat meningkatkan kondisi social dan ekonomi kota. 2) Dapat menambah investasi-investasi di berbagai bidang dan meningkatkan potensi ekonomi. Ini terutama sekali bagi mereka yang sukses memilih hidupnya di kota. 3) Menambah naiknya volume komunikasi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. b) Akibat negative 1) Dengan adanya jumlah penduduk yang cepat mengakibatkan sulitnya penyelenggaraan keseimbangan fasilitas-fasilitas didalam kota, misalnya perumahan, listrik

2) Timbulnya gubug dan bangunan liar yang tersebar hamper di seluruh pelosok kota, mengganggu palnologi kota. 3) Timbul perkampungan-perkampungan penduduk yang tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan, norma-norma etik dan keamanan. 4) Spekulasi tanah semakin menjadi-jadi, sehingga menyulitkan pelaksanaan perencanaan dan pembangunan kota. 5) Timbul dan meningkatnya jumlah tuna karya, tuna wisma, tuna susila, kejahatan dan lain sebagainya. 6) Lalu lintas dan perhubungan bertambah meningkat, sehingga sirkulasi kota menjadi kurang lancar. 7) Keamana dan ketertiban umum bertambah sulit dikendalikan.

2. Masalah Kepadatan Penduduk Apabila pertambahan penduduk yang senantiasa meningkat tidak dibarengi/ tidak diimbangi dengan perluasan area tempat tingal maka timbullah masalh kepadatan penduduk. Semakin bertambahnya jumlah penduduk, semakin bertambah pula jumlah kebutuhan hidup, baik yang bersifat fisik, social, ekonomi maupun psikologis. Apabila kebutuhan-kebutuhan yang dimaksud tidak terpenuhi, maka timbullah masalahmasalah yang sulit diatasi, seperti meningkatnya kejahatan, demokralisasi, perkelahian, kecelakaan, dan sebagainya. Kepadatan penduudk pada pokoknya disebabkan karena bertambah jumlah penduduk dan adanya pemusatan-pemusatan penduduk diberbagai tempat. Hal ini disebabkan oleh berbagai factor social ekonomi, atas pertimbangan bahwa penduduk memilih : a. Tempat tingal yang lebih dekat dengan pekerjaan dan pusat-pusat kota yang ramai dan dalam frequensi kegiatan-kegiatan sehari-hari tidak menempuh jarak yang jauh b. Biaya hidup yang lebih murah dan mudah mendapatkan fasilitas-fasilitas umum, antara lain transportasi, air, listrik, hiburan dan lain sebagainya. Akibat dari kepadatan penduduk:

a. Keadaan kota akan menjadi kotor dan jorok, karena banyak sampah, saluran air kotor tidak dipelihara, banyak genangan-genagan air, tidak ada/kurangnya WC yang memenuhi syarat kesehatan/kebersihan, dan lain sebagainya. b. Keadaan kota menjadi suram alias tidak indah, karena banyak penjual-penjual liar di pinggir jalan, banyak kios-kios tidak teratur dan sebagainya. c. Karena munculnya perumahan yang berjubel dan bobrok mengakibatkan mudahnya kebakatan. d. Timbulnya demoralisasi e. Lalu lintas menjadi tidak/kurang lancar. berjangkit penyakit-penyakit menular, terjadinya kebakaran-

3. Masalah Perluasan Kota Sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa kota adalah merupakan pusat perkembangandan pembangunan bagi seluruh penduduk kota dan sekitarnya. Hal ini berarti bahwa apabila suatu kota mengalami kemajuan maka daerah sekitarnya akan turut pula merasakannya. Kota yang telah maju dan berkembang, dimana penduduknya telah berkembang banyak maka kebutuhan hidupnya bertambah dan menuntut dapat terpenuhi antara lain: kebutuhan akan tempat tinggal. Dengan demikian perlu adanya perluasan area kota/pemekaran wilayah kota sebagai tambahan ruang hidup didalam kota. Kalau kita lihat dari dekat, area dari sebagian kota-kota di Indonesai relative sangat sempit, ada yang hanya terdiri dari suatu kecamatan saja, contoh: Kotamadya Salatiga, Bengkulu, Ambon dan pada umumnya kotamadya yang semula merupakan kota kecil sebelum keluarnya UU No. 1/1957 yang kemudian UU No. 18/1965 tentang pokokpokok Pemerintahan Daerah, terdiri hanya satu kecamatan saja . Mengadakan perluasan area kota/pemekaran kota berarti memasukkan

sebagian wilayah kabupaten ( yang berbatasan dengan kotamadya) kedalam area kota itu. Kalau dilihat sepintas lalu tentu akan terjadi suatu kesan seolah-olah itu akan merugikan kabupaten yang bersangkutan, karena kabupaten yang bersangkutan akan

kehilangan beberapa sumber yang ada didalam dan diatas tanah dari daerah yang menjadi wilayah daerah kota itu.

4. Masalah pembangunan dan keuangan kota Pembangunan kota pada waktu ini pada hakekatnya merupakan peremajaan saja mengingat bahwa kota-kota di Indonesia pada waktu dulunya kurang mendapat perhatian. Didalam usaha meremajakan kota

You might also like