You are on page 1of 7

sensor cahaya (LDR)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia. Ilmu pengetahuan dan teknologi ini dimanfaatkan dan dikembangkan oleh manusia untuk dapat membantu pekerjaan mereka sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lebih mudah dan efesien. Oleh karena itu, setiap manusia terutama mahasiswa dituntut agar mampu beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Sebenarnya intansi pendidikan di Indonesia dan negara lainnya telah menerapkan perkembangan iptek tersebut, salah satunya seperti adanya pembelajaran mengenai rangkaian elektronika pada jurusan teknikal diberbagai intansi pendidikan. Pratikum membuat rangkaian sensor cahaya menggunakan LDR dengan tujuan mendapat pembelajaran mandiri mengenai rangkaian elektronika dan memenuhi tugas pertama pratik rangkaian elektronika. Pratik ini akan tetap berguna untuk pratik-praktik selanjutnya. Rangkaian sensor cahaya ini menggunakan aplikasi LDR sebagai sensornya. LDR bekerja saat keaadan gelap dan berhenti saat keadaan terang. Penggunaan berbagai macam sensor bias kita atur sesuai dengan keperluan. LDR pada rangkaian ini kan meneluarkan output lampu dan menggunakan powersupply CT. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis mengangkat judul Rangkaian Sensor Cahaya . Pratikum dan penulis mengharapkan dengan adanya alat ini bisa mempermudah pekerjaan manusia dengan memanfaatkan cahaya sebagai sensornya. 1.2 Permasalahan dan Pembatasan Masalah 1.2.1 Permasalahan Dalam praktik perancangan dan pembuatan rangkaian ini, pratikum mendapat tugas membuat rangkaian sensor cahaya menggunakan LDR. Dimana rangakaian tersebut harus dapat dipahami cara kerjanya oleh pratikum. 1.2.2 Pembatasan Masalah Dalam praktik perancangan dan pembuatan rangkaian ini, pratikum mendapat tugas membuat rangkaian sensor cahaya menggunakan LDR. Dimana rangakaian tersebut harus dapat dipahami cara kerjanya oleh pratikum. 1.3 Tujuan Dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan rangkaian ini adalah: 1. Untuk mengetahui cara kerja sensor cahaya LDR dalam sebuah rangkaian. 2. Agar bisa mengaplikasikan gambar rangkaian ke dalam bentuk layout di papan PCB dengan cara disablon. 3. Mempelajari cara pembuatan rangkaian sensor cahaya secara sederhana. 1.3.2 Manfaat Manfaat penulisan laporan akhir ini adalah: 1. Mampu membuat rangkaian sensor dengan LDR sebagai sensornya. 2. Memahami sistem kerja rangkaian yang memakai sensor khususnya sensor cahaya yang dipraktikan penulis. 3. Membantu dan mempermudah kerja manusia dalam memanfaatkan cahaya sebagai sensornya. 1.4 Metode

1.4.1 Metode Literatur Dalam penyusunan laporan ini, kelompok 5 mengumpulkan data dan referensi yang mendukung laporan ini dari berbagai sumber, baik dari perpustakaan maupun internet. 1.4.2 Metode Try and Error Percobaan yang dilakukan bertujuan untuk mempraktikan, mengecek, dan mengetahui berhasil atau tidak berhasil percobaan yang telah dibuat. 1.4.3 Metode Perencanaan dan Perancangan Rangkaian Sebelum melakukan praktikum ini, kelompok 5 terlebih dahulu melakukan perencanaan, penyediaan, serta perlengkapan peralatan-peralatan dan komponen-komponen lain yang dibutuhkan dalam pembuatan rangkaian sensor ini, kemudian praktikum baru bisa merancang rangkaian baik di pad2pad maupun layout di papan pcb. 1.4.4 Metode Pengujian Pengujian hasil rancangan rangkaian dilakukan setelah semua alat dirangkai di papan PCB yang telah ada layoutnya, setelah semuanya dirangkai dengan benar maka kelompok 5 melakukan pengujian hidup atau tidaknya alat yang dibuat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Semakin modern sebuah zaman maka semakin banyak manusia yang mengembangkan iptek untuk mempermudah pekerjaannya seperti membuat dan memakai rangkaian sensor baik cahaya maupun suhu yang telah dirancang tergantung dengan keinginan manusia itu sendiri sehingga dapat melakukan fungsi-fungsi kontrol. Dalam tugas pertama rangkaian elektronika, penulis melakukan pratikum rangkaian sensor cahaya memakai LDR sebagai sensornya serta komponen-komponen pendukungnya. 2.1.1 LDR Komponen yang dapat menerima ini merupakan komponen yang peka cahaya yang dapat berupa LDR. Komponen ini akan berjalan apabila berada ditempat akan menjadi pulsa-pulsa sinyal listrik. Semakin kecil intesitas cahaya yang diterima maka sinyal pulsa listrik akan baik jika cahaya yang diterima intensitasnya besar maka LDR sinyal pulsa yang dihasilkan akan tidak ada. Oleh karena itu sinyal yang diterima intensitasnya sangat besar harus dikurangi. Fotoresistor atau Light Dependent Resistor (LDR) yang berubah resistansinya ketika dikenai cahaya. 2.1.2 Resistor Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk memberikan hambatan terhadap aliran arus listrik. Dalam rangkaian listrik dibutuhkan resistor dengan spesifikasi tertentu, seperti besar hambatan, arus maksimum yang boleh dilewatkan dan karakteristik hambatan terhadap suhu dan panas. Resistor memberikan hambatan agar komponen yang diberi tegangan tidak dialiri dengan arus yang besar, serta dapat digunakan sebagai pembagi tegangan. Tipe resistor yang umum adalah berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut. Waktu penulis masuk pendaftaran kuliah elektro, ada satu test yang harus dipenuhi yaitu diharuskan tidak buta warna. Belakangan baru diketahui bahwa mahasiswa elektro wajib untuk bisa membaca warna gelang resistor (barangkali). Warna Nilai faktor pengali Toleransi Hitam 0 1

Coklat 1 10 1% Merah 2 100 2% Jingga 3 1.000 Kuning 4 10.000 Hijau 5 100.000 Biru 6 106 Violet 7 107 Abu-abu 8 108 Putih 9 109 Emas - 0.1 5% Perak - 0.01 10% Tanpa warna - - 20% Tabel 1 : nilai warna gelang Resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan ke arah gelang toleransi berwarna coklat, merah, emas atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada pada badan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan warna gelang yang pertama agak sedikit ke dalam. Dengan demikian pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resistor tersebut. Kalau anda telah bisa menentukan mana gelang yang pertama selanjutnya adalah membaca nilai resistansinya. Jumlah gelang yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan besar toleransinya. Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki 3 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Gelang pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang terakhir adalah faktor pengalinya. Misalnya resistor dengan gelang kuning, violet, merah dan emas. Gelang berwarna emas adalah gelang toleransi. Dengan demikian urutan warna gelang resitor ini adalah, gelang pertama berwarna kuning, gelang kedua berwana violet dan gelang ke tiga berwarna merah. Gelang ke empat tentu saja yang berwarna emas dan ini adalah gelang toleransi. Dari tabel-1 diketahui jika gelang toleransi berwarna emas, berarti resitor ini memiliki toleransi 5%. Nilai resistansisnya dihitung sesuai dengan urutan warnanya. Pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai satuan dari resistor ini. Karena resitor ini resistor 5% (yang biasanya memiliki tiga gelang selain gelang toleransi), maka nilai satuannya ditentukan oleh gelang pertama dan gelang kedua. Masih dari tabel-1 diketahui gelang kuning nilainya = 4 dan gelang violet nilainya = 7. Jadi gelang pertama dan kedua atau kuning dan violet berurutan, nilai satuannya adalah 47. Gelang ketiga adalah faktor pengali, dan jika warna gelangnya merah berarti faktor pengalinya adalah 100. Sehingga dengan ini diketahui nilai resistansi resistor tersebut adalah nilai satuan x faktor pengali atau 47 x 100 = 4.7K Ohm dan toleransinya adalah 5%. 2.1.3 Transistor Pada tulisan tentang semikonduktor telah dijelaskan bagaimana sambungan NPN maupun PNP menjadi sebuah transistor. Telah disinggung juga sedikit tentang arus bias yang memungkinkan elektron dan hole berdifusi antara kolektor dan emitor menerjang lapisan base yang tipis itu. Sebagai rangkuman, prinsip kerja transistor adalah arus bias base-emiter yang kecil mengatur besar arus kolektor-emiter. Bagian penting berikutnya adalah bagaimana caranya memberi arus bias yang tepat sehingga transistor dapat bekerja optimal. 2.1.4 Potensiometer Potensiometer merupakan resistor variable yang sering dipakai sebagai penbagi tegangan.Potensiometer terbuat dari suatu lapisan karbon tipis.Potensiometer yang digunakan pada rangkaian kelompok 5 adalah jenis potensiometer putar yang ditunjukan pada gambar diatas. Potensiometer putar memiliki jalur karbon yang berbentuk melingkar,dimana wiper akan bergeser seiring dengan diputarnya tangkai (shaff) potensiometer.PAda umumnya ,jalur karbon pada potensimeter putarmemiliki kelengkungan sudut sebesar 270o.Pot-pot putar banyak digunakan aplikasi pengaturan volume suara pada perangkat-perangkat audiom dan juga mengontrol tingkat terang-gelap atau kecerahan atau brightness lampu,kecepatan putaran motor,dan berbagai penerapan lainnya.

2.5 Dioda Dioda adalah komponen semiconductor yang paling sederhana, ia terdiri atas dua elektroda yaitu katoda dan anoda. Ujung badan dioda biasanya diberi bertanda, berupa gelang atau berupa titik, yang menandakan letak katoda. Dioda hanya bisa dialiri arus DC searah saja, pada arah sebaliknya arus DC tidak akan mengalir. Apabila dioda silicon dialiri arus AC ialah arus listrik dari PLN, maka yang mangalir hanya satu arah saja sehingga arus output dioda berupa arus DC. Bila anoda diberi potensial positif dan katoda negatif, dikatakan dioda diberi forward bias dan bila sebaliknya, dikatakan dioda diberi reverse bias. Pada forward bias, perbedaan voltage antara katoda dan anoda disebut threshold voltage atau knee voltage. Besar voltage ini tergantung dari jenis diodanya, bisa 0.2V, 0.6V dan sebagainya. Bila dioda diberi reverse bias (yang beda voltagenya tergantung dari tegangan catu) tegangan tersebut disebut tegangan terbalik. Tegangan terbalik ini tidak boleh melampaui harga tertentu, harga ini disebut breakdown voltage, misalnya dioda type 1N4001 sebasar 50V. Dioda jenis germanium misalnya type 1N4148 atau 1N60 bila diberikan forward bias dapat meneruskan getaran frekuensi radio dan bila forward bias dihilangkan, akan memblok getaran frekuensi radio tersebut. Adanya sifat ini, dioda jenis tersebut digunakan untuk switch. BAB III RANCANG BANGUN RANGKAIAN Perancangan rangkaian merupakan tahapan paling penting dalam praktik kali ini. Perancangan ini meliputi spesifikasi komponen yang terdapat pada rangkaian beserta cara kerja rangkaian tersebut. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi . Tujuan dari perancangan untuk menghasilkan suatu alat yang sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan.Karena banyaknya pembahasan pada alat ini dan telah disebutkan pada pembatasan masalah di bab I maka pada bab ini kelompok 5 hanya akan membahas secara khusus mengenai penggunaan komponen LDR Sebagai sensor dalam rangkaian ini. 3.1 Perancangan Elektronik 3.1.1 Gambar Rangkaian Langkah awal dalam perancangan alat ini adalah membuat rangkaian sensornya atau bisa dicari di internet. Penganalisaan, yaitu hubungan antara komponen-komponen dalam rangkaian tersebut. 3.1.2 Komponen dan Alat yang Digunakan Dalam pembuatan setiap rangkaian elektronika, hal yang paling menentukan adalah kelengkapan suatu komponen. Selain kelengkapan komponen tata letak dari komponen pada rangkaian perlu juga diperhatikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tata letak komponen agar gamabar tidak saling tindih, mempelajari rangkaian dengan baik, mempelajari karakteristik komponen, dan menyusun semua komponen dangan teratur untuk memperoleh hasil yang maksimal. 3.1.2.1Komponen-komponen pada Rangkaian Adapun komponen-komponen yang digunakan pada rangkaian sensor fotodioda berikut : LDR 1 buah Resistor 1K 1 buah Kapasitor 2200 uF 1 buah Kapasitor 220 uF 1 buah Regulator 7806 1 buah Transistor 2N2222 1 buah Dioda N4001 1 buah

Lampu 1 buah Relay 6V 1 buah Dioda bridge 1 buah Travo 1 Ampere 1 buah 3.1.3.1 Alat yang Digunakan Selain komponen-komponen elektronika diatas, perlu juga disediakan peralatan-peralatan yang digunakan. Adapun dalam proses pengerjaannya, alat dan bahan yang harus disediakan adalah sebagai berikut : PCB Software pembuat layout (Pad2pad) Borlistrik Bubuk pelarut tembaga (Ferro Chloride FeCl3) Tempat melarut Amplas Solder Timah Tang Potong Tang Jepit Sedotan Timah Cutter Pinset Alat-alat sablon o Setrikaan o Lay out yang sudah di fotokopi xerok memakai kertas bolak-balik licin o Spidol permanen untuk menerangi jalur apabila ada jalur yang kurang jelas o Air o Feri clourin(Fecl3) 3.2 Perancangan Konstruksi Mekanik Perancangan konstruksi mekanik terdiri dari : perancangan layout di pad2pad, pembuatan jalur pada PCB atau sablon, pengeboran PCB, penempatan dan penyolderan komponen. 3.2.1 Tata Letak Komponen Tata letak komponen harus dirancang terlebih dahulu agar komponen yang dipasang dapat tepat, tidak saling bertindihan jalur dan komponennya, dan rapi. 3.2.2 Perancangan Lay Out Pada tahap ini jalur jalur PCB dibuat di pad2pad dan di print pada kertas bening agar pada penyablonan ke PCB hasilnya bagus, rapi dan tidak terbalik kaki icnya. Jalur jalur dibuat sesingkat mungkin dan harus dihindari pemakaian jumper terlalu banyak karena pemakaian jumper yang terlalu banyak akan menyebabkan rangkaian menjadi rumit dan resiko kesalahan dalam menghubungkan rangkaian akan banyak. 3.2.3 Pembuatan dan Pencetakan PCB Proses pembuatan dan pencetakan layout PCB sebagai berikut: Proses pembuatan dan pencetakan layout PCB sebagai berikut: 1. Pertama kita membuat sket atau pola layout rangkaian yang kita inginkan menggunakan software pembuat layout. Kelompok 5 memakai Pad2pad dalam pembuatannya. 2. Kemudian layout yang kita buat dan telah kita print pada kertas. Kemudian layout kita fotokopi xerok pada kertas bolak-balik licin. Lalu, layout yang difotolopi tadi diletakkan di atas papan PCB kemudian digosok

dengan waktu yang lumayan lama agar hasilnya bagus. 3. Hasil gosokan tadi ditaruh ke dalam air biasa, lalu lepaskan perlahan kertas dari papan PCB. 4. Berikutnya yaitu merendam PCB yang telah ada layoutnya ke dalam larutan yang telah bercampur antara air dan bubuk pelarut tembaga (ferro chloride) hingga semua tembaga pada PCB hilang dan tersisa hanya layout yang telah dibuat. 5. PCB yang telah direndam kemudian dibilas dengan air bersih lalu dikeringkan. Setelah kering kemudian diamplas untuk membuang tinta sablon yang menempel pada tembaga. 6. Kemudian papan PCB di lubangi menggunakan bor listrik untuk memasukkan kaki-kaki komponen. 7. Terakhir, papan PCB diamplas lalu kita baru dapat memasang komponen pada PCB kemudian komponen kita solder dengan timah 60-40 sebagai perekat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tugas pertama pratikum rangkaian elektronika ini hanya terdiri dari perangkat keras (Hardware) yang terdiri dari rangkaian power supply CT dan rangkaian sensor LDR. 4.1 Hasil Berdasarkan perancangan perangkat keras pada Bab III maka dihasilkan suatu alat berupa rangkaian sensor yang berbasis LDR. 4.2 Cara Kerja Rangkaian Rangkaian ini menggunakan power supply yang outputnya 6 Vdc. Pada saat power supply dihidupkan maka arus yang ada akan mengalir pada rangkaian. Rangkaian ini menggunakan LDR sebagai sensornya maka rangkaian ini sangat berpengaruh pada cahaya. Pratikum mengatur rangkaian sedemikian rupa sehingga rangkaian ini akan bekerja pada keadaan cahaya gelap yang mengakibatkan rangkaian ON dimana tahanan LDR akan mengecil yang menyebabkan aktifnya berbagai komponen pada rangkaian sehingga lampu sebagai indikator akan menyala, sedangkan pada keadaan ada cahaya maka rangkaian dalam keadaan OFF atau tidak memberikan respon apapun karena LDR dalam keadaan ini memiliki tahanan besar sehingga arus tertahan oleh LDR dan tegangan keluaran menjadi 0,7 V sehingga lampu tidak hidup. 4.3.1 Pengujian Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah semua komponen bekerja dengan baik atau tidak rusak. Kemudian menguji rangkaian power supply terlebih dahulu, baru kemudian menguji rangkaian utama. Hal itu dikarenakan bila terjadi kesalahan maka kita dapat mengetahui bagian mana yang rusak tanpa harus menebaknebak kesalahan yang ada. Pengujian kelompok 5 menggunakan trafo ct. Perhitungan: IB=V/R=6/10000=0,006 IC=(VCC-VCE)/RC=6-0,7=5,3 VCE=VCC=5,3 1 Tujuan Pengujian : Adapun tujuan dari pengujian ini adalah : 1. Mengetahui kerja LDR dan relay yang digunakan dalam rangkaian. 2. Mempelajari prinsip kerja atau cara kerja rangkaian LDR. 3. Untuk membandingkan antara data-data yang telah dikumpulkan baik secara teori maupun dengan pratik. 2 Peralatan : 1. Rangkaian sensor cahaya LDR 2. Trafo

3. Multimeter 4. Jumper dan timah 60-40 seperlunya 3 Persiapan pengujian: 1. Siapkan rangkaian sensor LDR dan rangkaian power supplynya 2. Hubungkan rangkaian sensor dan lampu ke trafo 4.3.2 Hasil pengujian : Setelah dilakukan pengukuran tegangan pada rangkaian catu daya dengan IC regulator 7809 yang berarti outputnya adalah 9 V. Ketika rangkaian pendeteksi cahaya dengan tegangan masukkan 9 V maka pada kondisi sensor tidak menerima cahaya maka tahanan pada LDR mengecil sehinngga arus mengalir dan lampu akan hidup 4.4 Analisa 4.4.1 Analisa Rangkaian Sensor LDR Arus sumber 220V AC akan masuk ke dalam trafo. Di dalam trafo arus 220V AC tadi melalui lilitan sekunder akan menginduksi lilitan primer trafo sehingga akan menghasilkan tegangan AC 6V. Dari arus 6 AC tersebut masuk ke diode bridge untuk di searahkan arusnya menjadi 6V DC. Arus 6V DC kemudian masuk ke kapasitor yang berfungsi sebagai penampung arus sementara. Selanjutnya akan masuk ke regulator 7806, IC ini berfungsi sebagai penstabil tegangan sehingga tegangan yang keluar dari IC tersebut stabil atau tetap 6V. Kemudian diteruskan ke kapasitor 2200uf dan 220uf yang berfungsi untuk menghindari terjadinya loncatan listrik pada rangkaian-rangkaian yang mengandung kumparan bila tiba-tiba diputuskan arusnya. Lalu arus menghidupkan relay lima kaki 6 v, ketika relay hidup, relaypun menghidupkan lampu.. arus juga menuju dioda, transistor lalu ke ground ke LDR. Sedangkan yang positif ke pontensio dan resistor kemudian ke LDR. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan membahas mengenai hasil dan kelemahan dari rangkaian alat yang telah dibuat. Setelah melakukan perencanaan, pembuatan, pengujian dan menganalisa maka dapat diambil kesimpulan dan saransaran sebagai berikut : 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa, data pengukuran, dan pembahasan dari seluruh rangkaian sensor dengan LDR maka dapat menyimpulkan beberapa hal diantaranya: 1. Tahanan LDR akan mengecil jika tidak terkena cahaya terang dan sebaliknya, tahanan LDR akan membesar jika terkena cahaya. 2. IC regulator merupakan IC yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan keluaran dari traffo. 3. Kapasitor merupakan komponen elektronika yang pada rangkaian ini berfungsi untuk menghindari terjadinya loncatan listrik pada rangkaian- rangkaian yang mengandung kumparan bila tiba-tiba diputuskan arusnya. 4. Rangkaian pendeteksi cahaya akan bekerja apabila sensor cahaya LDR tidak terkena cahaya atau ditempat gelap. 5.2 Saran 1. Saat membuat layout PCB sebaiknya kita teliti dalam menentukan jarak kaki-kaki komponenn dan jalur jalur komponen. Hal ini bertujuan agar tata letak komponen pada PCB agar terlihat lebih rapi. 2. Sebelum memasang transistor sebaiknya kita memperhatikan kakinya karena jika terjadi kesalahan pada penentuan kaki transistor dapat membuat rangkaian tidak bekerja. 3. Gunakanlah solder dengan mata solder yang masih baru agar hasil solderan bagus. 4. Gunakanlah timah RH 60 40 sebagai perekat solderan.

You might also like