You are on page 1of 13

PETUNJUK TEKNIS

PEMBUATAN TERUMBU KARANG BUATAN DAN TRANSPLANTASI KARANG

BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN DINAS PERTANIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA BALIKPAPAN 2010

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terumbu karang merupakan ekosistem laut yang sangat kaya akan keanekaragaman hayati. Ekosistem ini merupakan simbiosa berbagai organisme laut yang membentuk jaringjaring makanan yang kompleks, sebagai sistem alami, terumbu karang memiliki fungsi dan peranan penting bagi kesuburan perairan laut. Ekosistem terumbu karang merupakan komunitas unik diantara komunitas laut lainnya dimana terbentuk dari aktivitas biologi, selain merupakan ekosistem khas perairan tropik dan sebagai habitat berbagai biota laut untuk tumbuh dan berkembang biak dalam rantai yang seimbang. Sifat yang menonjol dari terumbu karang adalah produktifitas dan keanekaragamannya yang tinggi baik spesies maupun jumlahnya, serta morfologi yang sangat bervariasi. Luas terumbu karang yang ada di Kota Balikpapan 0,07 ha yang tersebar di 4 (empat) lokasi. Namun, saat ini terumbu karang mengalami degradasi disebabkan terus menerus mendapat tekanan berat akibat berbagai aktifitas manusia baik di darat maupun di laut. Cara-cara penangkapan yang tidak ramah lingkungan masih banyak dijumpai di beberapa daerah. Begitu pula halnya dengan pembangunan industri dan limbah rumah tangga serta pencemaran minyak juga mengancam kelestarian terumbu karang. Di sisi lain kesadaran masyarakat masih rendah terhadap pelestarian atau konservasi sumberdaya terumbu karang secara rasional. Faktor alami yaitu terjadi akibat sedimentasi yang cukup tinggi mengingat Kondisi Kalimantan Timur secara topografi masih dipengaruhi aliran sungai yang bermuara ke wilayah estuaria. sehingga pengaruh sedimentasi cukup tinggi mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan terumbu karang secara alami. Sedangkan pengaruh manusianya masih banyaknya melakukan pengambilan terumbu karang melalui penambangan karang dan pengrusakan melalui pembuatan bangunan di kawasan pantai. Dampak langsung dari degradasi kondisi terumbu karang ini adalah menurunnya produksi perikanan setempat, abrasi pantai yang semakin luas, dan yang lebih merisaukan adalah hilangnya salah satu gudang plasma nutfah dan sumber keanekaragaman hayati yang sangat berarti bagi dunia.

TOR Artificial R e and C o ra T ra n s p la n ta tio n ef l

Dalam upaya menanggulangi masalah tersebut khususnya dalam rangka memulihkan kembali fungsi dan peranan ekosistem terumbu karang sebagai habitat biota laut, perlu segera diambil tindakan nyata untuk menjaga kelestarian ekosistem karang melalui upaya rehabilitasi sumberdaya karang yang sudah mengalami kerusakan. Salah satu upaya tersebut dapat dilakukan melalui pembuatan terumbu karang buatan dan transplantasi karang. Teknologi transplanstasi karang (coral transplantation) adalah usaha mengembalikan terumbu karang melalui pencangkokan atau pemotongan karang hidup untuk ditanam di tempat lain atau di tempat yang karangnya telah mengalami kerusakan, bertujuan untuk pemulihan atau pembentukan terumbu karang alami. Terumbu karang buatan (artificial reef) dibuat untuk meniru terumbu karang alami untuk mengumpulkan/mendapatkan spesies target tertentu. Terumbu buatan yang dimasukkan kedalam suatu perairan secara langsung akan menambah habitat bagi biota laut ditempat tersebut. Penambahan ini berlangsung dengan bertambahnya luasan dan ruang yang disebabkan oleh adanya suatu struktur tertentu yang dimasukkan ke dalam kolam perairan. Penambahan luasan dan ruang ini akan lebih memperbesar kesempatan bagi biota laut dalam mencari tempat tinggal, baik dengan jalan menempel maupun, memanfaatkan ruang yang ada. Dalam rangka meningkatkan pengelolaan terumbu karang yang dalam kondisi memprihatinkan maka diupayakan melakukan perbanyakan koloni karang melalui teknologi transplantasi dan terumbu karang buatan. Namun demikian pelaksanaannya belum secara optimal dilaksanakan di Kalimantan Timur mengingat belum seluruhnya terfokus pada pengelolaan wilayah pesisir. B. Tujuan Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah : 1. Menjaga program rehabilitasi terumbu karang yang mengalami kerusakan. 2. Sebagai penahan abrasi pantai tempat penyediaan makanan bagi biota air baik jenis biota air yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi maupun biota yang langka. 3. Sebagai pengembangan kawasan konservasi laut daerah dan pengelolaan wilayah pesisir serta daerah perlindungan laut. 4. Tempat berpijahnya jenis ikan dan non ikan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. 5. Peningkatan perekonomian masyarakat wilayah pesisir dalam rangka menciptakan objek wisata bahari bawah laut.

TOR Artificial R e and C o ra T ra n s p la n ta tio n ef l

6. sebagai tempat penelitian untuk plasma nuftah dan keanekaragaman hayati yang diperlukan bagi industri perikanan, bioteknologi dan kesehatan. C. Sasaran Sasaran kegiatan terumbu karang buatan dan transplantasi karang adalah: 1. peningkatan pemahaman semua pihak yang berkepentingan terhadap pengelolaan terumbu karang. 2. Meningkatkan peran serta pemerintah daerah dan masyarakat dalam rangka pemeliharaan dan rehabilitasi terumbu karang dengan metode terumbu karang buatan dan teknik transplantasi karang. 3. Menciptakan kondisi perairan yang optimal sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir baik produksi dan produktivitas masyarakat itu sendiri 4. tercapainya peningkatan upaya-upaya pelestarian terumbu karang di Indonesia.

D. Keluaran
Keluaran yang diharapkan pada kegiatan terumbu karang buatan dan transplantasi karang adalah: 1. Terbangunnya modul terumbu karang buatan dari konstruksi beton. 2. Terbangunnya persemaian karang dari tranplanstasi karang. 3. Adanya biota indikator dari karang buatan dan pertumbuhan transplantasi karang.

TOR Artificial R e and C o ra T ra n s p la n ta tio n ef l

II. PELAKSANAAN A. Dasar Pelaksanaan DPA SKPD Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Balikpapan Tahun Anggaran 2010. Nomor Kegiatan 2.05.2.01.01.29.01 B. Lokasi Lokasi penempatan terumbu karang buatan dan penanaman transplantasi karang dilaksanakan di perairan laut Kecamatan Balikpapan Timur Kota Balikpapan C. Waktu Pelaksanaan Waktu pelaksanaan transplantasi karang meliputi: 1. Pekerjaan persiapan pada bulan pertama 2. Pekerjaan lanjutan bulan kedua 3. Pekerjaan Akhir / Monitoring Hingga bulan ke lima
N o

1. 2. I

D. Kebutuhan Tenaga Kebutuhan tenaga dalam kegiatan ini adalah: 1. Ahli Kelautan dan Ekologi Perairan, minimal sarjana dari displin ilmu yang berkaitan, memiliki sertifikasi selam dan sebaiknya memiliki sertifikat metodologi penelitian terumbu karang. 2. Penyelam (Scuba Diver) bersertifikasi dari asosiasi penyelam (CMAS, PADI atau setara). E. Pembiayaan Untuk pelaksanaan kegiatan di danai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Balikpapan Tahun Anggaran 2010.

TOR Artificial R e and C o ra T ra n s p la n ta tio n ef l

III. METODE PELAKSANAAN A. Terumbu Karang Buatan 1. Bahan Baku Beton Bertulang

TOR Artificial R e and C o ra T ra n s p la n ta tio n ef l

Bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan terumbu karang buatan dengan beton ringan adalah kerikil, semen dan air. Kerikil sebaiknya dari batu pecah ukuran 0.5 1 cm agar mempunyai ikatan

TOR Artificial R e and C o ra T ra n s p la n ta tio n ef l

yang lebih kuat. Semen yang digunakan yakni portland cement tipe II atau lebih tinggi karena akan dipakai untuk lingkungan laut. Terumbu karang buatan yang dibuat terdiri dari 4 kepingan/elemen beton yang digabung membentuk piramida terpotong. Kepingan/elemen beton penyusun modular terumbu karang buatan dengan tinggi 60 cm, lebar bawah 60 cm, lebar atas 30 cm dan ketebalan 5 cm. Tulangan yang dipergunakan dalam membentuk kepingan/elemen modular terumbu karang karang minimal berdiameter 6 mm yang dibentuk sesuai dengan pola kepingan/elemen. 2. Alat Peralatan pokok yang digunakan adalah cetakan dan pengaduk beton. Cetakan dibuat dari bahan kayu atau plat besi yang dibuat sesuai dimensi kepingan/elemen modular terumbu karang yakni 60x60x5 cm. Untuk kepentingan praktis cetakan sebaiknya dibuat beberapa unit sekaligus sehingga mempercepat proses pencetakan. Penggunaan plastik cor pada cetakan juga akan membantu mempermudah ketika cetakan/bekisting dilepaskan. 3. Cara Pembuatan Cetakan disiapkan diatas plastik cor, siapkan tulangan dari besi berdiameter 6 mm atau lebih sesuai bentuk cetakan. Jumlah tulangan disesuaikan dengan dimensi beton. Karena pembuatan modular beton terdiri dari 4 kepingan/elemen yang dirakit menjadi satu maka perlu disiapkan lubang dan pen sehingga mempermudah dalam perakitan modular dan tentunya dengan memperhatikan ketahanan hasil perakitan modular terumbu karang buatan. Selain itu perlu disiapkan pegangan pada tiap kepingan sebelum pelaksanaan pengecoran. Campuran beton digunakan 1:2:3 setelah melakukan pengecoran pada cetakan dilakukan perawatan coran dengan menutupi coran dengan karung goni basah atau dilakukan penyiraman setiap hari. Pelepasan beton dari cetakan dilakukan setelah mencapai umur coran 7 hari, kemudian disimpan ditempat yang teduh dan pada umur 21 hari dapat dilakukan pengangkutan ke lokasi. 4. Peluncuran Ke Laut Terumbu karang buatan yang telah disiapkan di lokasi, terlebih dahulu lembaran/kepingan terumbu karang dirakit terlebih dahulu menjadi modular terumbu karang. Pengangkutan ke lokasi area penempatan terumbu karang harus memperhatikan kemampuan kapasistas kapal yang digunakan dan penempatan terumbu karang buatan selama pengangkutan untuk menghindari kerusakan yang dapat terjadi.

TOR Artificial R e and C o ra T ra n s p la n ta tio n ef l

Ketepatan lokasi penempatan terumbu karang di dasar laut ditentukan terlebih dahulu menggunakan alat bantu kompas atau GPS dan echosounder. Peluncuran modular terumbu karang diikat dengan seutas tali dan diturun secara perlahan dan hati-hati hingga mencapai dasar perairan. B. Transplantasi Karang 1. Pembuatan Meja Persemaian Transplantasi Karang Metode jaring rangka dan substrat yang dipergunakan dalam transplantasi karang ini. Meja persemaian (nursery ground) berukuran 100 x 150 cm yang rangka dibuat dari besi siku dan dicat anti karat. Diatasnya ditempat jaring mesh size 2 inci. Nursery ground yang dibuat sebanyak 12 unit.

Metode jaring rangka dan substrat memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode lainnya, yaitu : (1) Lebih kokoh dan kuat dan memiliki nilai estetika, (2) Cocok untuk obyek penelitian, (3) Cocok untuk soft coral dan karang bercabang dan (4) Bernilai ekonomis. 2. Media Transplantasi Karang Substrat transplantasi karang adalah media untuk penempelan dan penumbuhan fragmen koloni karang. Pada prinsipnya karang dapat tumbuh pada jenis media atau substrat keras. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan substrat transplantasi karang antara lain bahannya mudah didapat, murah, mudah dibentuk, tahan dalam air, dan mudah dalam pemeliharaan/penanganannya. Media transplantasi untuk penempelan dan penumbuhan koloni karang antara lain terbuat dari

TOR Artificial R e and C o ra T ra n s p la n ta tio n ef l

campuran pasir, semen, bubuk kapur (mill) dan kerikil berdiameter 0.5 1.0 cm. Bentuk dari substrat transplantasi karang disesuaikan persemaian yang digunakan. Untuk persemaian menggunakan dengan media

meja jaring atau meja anyaman besi, maka bentuk substrat transplantasi paling baik adalah mahkota bertangkai. Media berfungsi sebagai tempat penempelan bibit karang. Substrat yang digunakan, yaitu : Konkrit, terbuat dari semen cor berbentuk bulat dengan ukuran diameter 10 cm dan tebal 3 cm. Pada bagian tengahnya dibuat patok tiang setinggi 10 cm. Pada bagian tepinya dibuat 4 lubang diarah yang berbeda, untuk tempat mengikat substrat pada media penempelan. Substrat dibuat sebanyak 240 buah dengan penempatan substrat sebanyak 20 buah per nursery ground (tempat persemaian). 3. Induk atau Bibit Karang dan Jenis Karang Sumber induk atau bibit karang yang dijadikan transplantasi merupakan salah satu permasalahan paling Pengambilan karang donor secara sembarangan dan tidak transplantasi justru akan menimbulkan dampak negatif yang karang donor dalam kegiatan krusial yang perlu diperhatikan. terkendali dialam untuk kegiatan tidak diharapkan.

Pada prinsipnya hampir semua jenis karang batu (stony coral) dari ordo Scleractinia kecuali karang karang free living dapat ditransplantasikan. Akan tetapi ditinjau dari aspek konservasi, karang yang ditransplantaikan diprioritaskan pada jenis karang yang mempunyai

TOR Artificial R e and C o ra T ra n s p la n ta tio n ef l

10

laju pertumbuhan yag relatif cepat dan kelangsungan hidup tinggi serta secara tehnis mudah ditranplantasikan. Jenis-jenis karang yang memenuhi kriteria tersebut adalah karang dengan bentuk pertumbuhan bercabang (branching), karang sub masif, karang tabulate, karang foliose, dan karang digitate. Beberapa jenis karang yang layak ditransplantasikan untuk menunjang program konservasi terumbu karang antara lain dari genus: Acropora, Pocillpora, Caulestrea, Heliopora, Montipora, Hydnophora, Merulina, Pecinia, Seriatopora dan Stylophora. 4. Teknik Transplantasi Karang Fragmentasi Koloni Karang Induk atau Karang Donor Koloni karang induk yang sehat dipotong-potong dengan tang potong menjadi fragmenfragmen berukuran 5-10 cm dan ditempatkan pada wadah (Keranjang dan Ember ) yang berisi air laut segar. Pemotongan koloni karang induk dilakukan dengan hati-hati agar permukaan polip karang tidak rusak. Agar karang induk dan fragmennya tidak mengalami stress dalam waktu lama maka kegiatan transplantasi sebaiknya dilakukan langsung dilokasi transplantasi. Fragmen

bertahan kurang lebih 4 jam di darat. Pengikatan Karang

TOR Artificial R e and C o ra T ra n s p la n ta tio n ef l

11

Fragmen -fragmen karang (bibit) hasil pemotongan koloni karang induk sesegera mungkin ditempelkan (ditransplantasikan) pada substrat buatan yang telah disiapkan. Penempelan fragmen karang (bibit) pada substrat buatan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan bahan perekat atau dengan pengikat kawat tali. Jika menggunakan bahan perekat perlu ditambahkan bahan pengering pada bahan tersebut agar dalam 1 0 - 1 5 menit sudah bisa ditempatkan pada media persemaian untuk menghindari stress pada bibit kawat tali juga dapat digunakan untuk menempelkan bibit karang pada substrat buatan khususnya untuk transplantasi karang-karang yang bercabang. C. Pemeliharaan dan Pemantauan Karang transplantasi yang sedang disemaikan pada meja persemaian di dasar laut membutuhkan pemeliharaan yang intensif untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan yang baik. Kegiatan pemeliharaan karang yang utama adalah pembersihan terhadap substrat transplantasi dan meja persemaian. Sedimen yang menempel pada substrat perlu secara rutin dibersihkan agar proses pembentukan basal karang pada substrat dapat berlangsung dengan baik. pembersihan karang berumur dibawah 2 (dua) bulan dilakukan setiap 2 (dua) minggu sekali dan setelah berumur 2 (dua) bulan keatas dilakukan sebulan sekali. Kegiatan pemeliharaan lainnya adalah menata tegakan karang transplantasi jika terdapat karang yang terlepas dari kedudukannya pada meja persemaian yang disebabkan oleh pengaruh gelombang. Pemeliharaan terumbu karang buatan tidak ada yang khusus, tetapi hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan pemeliharaan pada karang transplanstasi juga melakukan pengecekan pada terumbu karang buatan terhadap kondisi posisi bangunan/terumbu yang dibuat apakah mengalami kerusakan akibat pengaruh alam atau manusia. Pemantauan terhadap karang yang ditransplantasikan meliputi pengukuran pertumbuhan dan perhitungan karang yang mati. Pengukuran pertumbuhan dilakukan setiap bulan sekali. Perhitungan kematian karang yang disemaikan dilakukan dengan cara mengumpulkan (menarik kembali) karang yang telah mengalami kematian. Tandatanda karang yang telah mengalami kematian antara lain seluruh koloni diselimuti alga, koloni berwarna pucat memutih atau berubah warna menjadi gelap jika sudah mengalami kematian yang cukup lama.

TOR Artificial R e and C o ra T ra n s p la n ta tio n ef l

12

IV. PENUTUP Demikian petunjuk teknik penbuatan transplantasi karang dibuat untuk memberi gambaran maksud dari pekerjaan ini dan akan menjadi acuan dalam proses pekerjaan selanjutnya sehingga diharapkan output dari kegiatan ini akan sejalan dengan apa yang telah direncanakan. Balikpapan, Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Maret 2010

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Selaku

Ir. Titi Hasanah NIP. 19640101 199203 2 017

Tarliansyah, S.PKP NIP. 19660224 198709 1 001

Mengetahui, Kepala Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Balikpapan

Ir. H. Chaidar Chairulsyah NIP. 19581015 198303 1 013

TOR Artificial R e and C o ra T ra n s p la n ta tio n ef l

13

You might also like