You are on page 1of 18

Hubungan IPS dengan ilmu Sosial Lain June 9th, 2008 Ilmu IPS dengan ilmu sosial yang

lain mempunyai hubungan sebagai berikut : 1. IPS mengambil bahan-bahan dari ilmu sosial. 2. Tidak ada keharusan bahwa semua ilmu sosial perlu diturunkan dalam setiap pokok bahasan IPS, tapi disesuaikan dengan tujuan pengajaran dan perkembangan pesrerta didik. - Jenjang pendidikan juga ikut menentukan jumlah dan bagian isi ilmu sosial yang akan diramu menjadi program IPS. - Kesamaannya IPS dapat disusun dengan mengaitkan atau menggabungkan berbagai unsur ilmu sosial sehingga menjadi menarik. Contoh : - Keterkaitan IPS dengan Sosiologi ilmu sosial dinamakan demikian karena ilmu tersebut mengambil masyarakat atau kehidupan bersama sebagai objek yang dipelajarinya. ilmu sosial belum mempunyai kaedah-kaedah dan dalil-dalil tetap yang diterima oleh bagian terbesar masyarakat karena ilmu tersebut belum lama berkembang, sedangkan yang menjadi objeknya adalah masyarakat manusia yang selalu berubah-ubah. Karena sifat masyarakat yang selalu berubah-ubah karena hingga kini belum dapat diselidiki dan dianalisis secara tuntas hubungan antara unsur-unsur di dalam masyarakat secara lebih mendalam. IPS di sini banyak mengambil sumber atau dalil-dalil dari Sosiologi. - Keterkaitan IPS dengan Politik Ilmu politik merupakan salah satu dari kelompok besar ilmu sosial dan erat sekali hubungannya dengan disiplin ilmu sosial lainnya seperti sosiologi, antropologi, ilmu hukum, ekonomi, dan geografi. Semua ilmu sosial mempunyai objek yang sama, yaitu manusia sebagai individu maupun anggota kelompok (group). Dengan hal tersebut sangat membuktikan bahwa politik juga mempunyai hubungan erat dengan IPS yang sasaran yang diselidiki manusia dalam kehidupan masyarakat. * Perbedaan IPS dengan ilmu sosial: Terletak pada tujuannya yakni : IPS ini tujuannya lebih cenderung mengarah ke pendidikan (bersifat pendidikan) dan IPS di sini bukan untuk mencari sebuah teori namun mengambil teori dari ilmu sosial dan IPS ini juga merupakangeneralisasi dari ilmu sosial yang lain * Persamaan IPS dengan ilmu sosial: Persamaannya yakni mengenai objek yang dikaji, yakni manusia didalam lingkungan sosialnya.

Tinjauan Mata Kuliah Mata kuliah Pendidikan IPS bertujuan untuk menganalisis konsep dasar pendidikan IPS dan menerapkan konsep-konsep dasar tersebut dalam proses pembelajaran IPS di sekolah menengah secara integrated. Mata kuliah ini membahas konsep dan rasional pendidikan IPS dalam kurikulum sekolah menengah, tujuan dan fungsi pembelajaran IPS di sekolah menengah, prinsip-prinsip pengorganisasian dan pembelajaran IPS, dan isi pembelajaran IPS. Pembahasan selanjutnya tentang kedudukan dan peran siswa dalam proses pembelajaran IPS serta pembelajaran konsep sejarah, geografi, ekonomi, politik, sosiologi, dan diakhiri dengan model pembelajaran konsep ilmu, teknologi, dan masyarakat (ITM) dalam pembelajaran IPS di sekolah menengah. Secara umum, melalui pembahasan tersebut diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan profesional yang baik. Setelah Anda mempelajari materi mata kuliah ini, Anda diharapkan dapat: 1. menjelaskan konsep dan rasional pendidikan IPS dalam kurikulum sekolah; 2. menjelaskan tujuan dan fungsi pendidikan IPS di sekolah menengah; 3. menjelaskan prinsip-prinsip pengorganisasian pembelajaran IPS; 4. menjelaskan prinsip-prinsip pembelajaran IPS; 5. menganalisis isi pembelajaran IPS; 6. menjelaskan kedudukan dan peran siswa dalam pembelajaran IPS; 7. menganalisis pembelajaran konsep waktu, perubahan, dan kebudayaan; 8. menganalisis pembelajaran konsep manusia, tempat, dan lingkungan; 9. menganalisis pembelajaran konsep produksi, distribusi, dan konsumsi; 10. menganalisis pembelajaran konsep kekuasaan dan kewenangan dalam negara; 11. menganalisis pembelajaran konsep individu, kelompok, dan kelembagaan; 12. menganalisis model pembelajaran konsep ilmu, teknologi, dan masyarakat dalam pembelajaran IPS di sekolah menengah.

1. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, mata kuliah ini diorganisasikan menjadi modul, yaitu sebagai berikut. 2. Konsep dan rasional pendidikan IPS dalam kurikulum sekolah. 3. Tujuan dan fungsi pendidikan IPS di sekolah menengah. 4. Prinsip-prinsip pengorganisasian pembelajaran IPS. 5. Prinsip-prinsip pembelajaran IPS. 6. Isi pembelajaran IPS. 7. Kedudukan dan peran siswa dalam pembelajaran IPS. 8. Pembelajaran konsep waktu, perubahan, dan kebudayaan. 9. Pembelajaran konsep manusia, tempat, dan lingkungan. 10. Pembelajaran konsep produksi, distribusi, dan konsumsi. 11. Pembelajaran konsep kekuasaan dan kewenangan dalam negara. 12. Pembelajaran konsep individu, kelompok, dan kelembagaan.

13. Pembelajaran konsep ilmu, teknologi, dan masyarakat dalam pembelajaran IPS di sekolah menengah.

LANDASAN FILOSOFIS KURIKULUM PENDIDIKAN IPS DI SEKOLAH DASAR


By jaenal abidin

LANDASAN FILOSOFIS KURIKULUM PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR 1. Definisi Pendidikan. Bahasa arab memiliki istilah yang bisa dipergunakan dalam pengertian pendidikan antara lain Tarbiyah, Talim, dan Tadib. Senada dengan definisi tersebut bahwa secara bahasa, Tarbiyah berarti mengembangkan, menumbuhkan, memberikan penjagaan, memelihara, memimpin, menjadikan sebagai pemilik, menyempurnakan, memperbaiki, memberikan penjagaan dan pengurusan yang baik dan memberikan pengetahuan dan petunjuk. Dari urayian-uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa at-tarbiyah adalah proses pembinaan dan pengembangan potensi anusia melalui bimbingan dab arahan yang dijiwai oleh wahyu illahi, sehingga potensi yang dimiliki manusia dapat tumbuh dengan produktif dan kreatif tanpa menghilangka etika illahi, yang telah ditetapan dalam wahyunya. Pendidikan dalam konteks islam dapat diidentikan dengan At Talim, Al-Abrasy (1996 : 21) mendefinisikan at-talim merupakan proses transmisi menyiapkan individu dengan mengacu pada aspek-aspek tertentu saja yaitu aspek kognitif. Dengan kata lain merupakan proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dari ketentuan tertentu. Karenanya talim diperuntukan dalam pengembangan kurikulum dan system intruksional. Adapun At-Tadib adalah pengenalan dan pengekuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat didalam suatu tatanan penciptaan sedemikian rupa sehingga dapat membimbing kea rah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan tuhan didalam tatanan wujud dan keberadaannya. (Muhaimin, 1993 : 133). Berdasarkan uraian tersebut nampaklah dengan jelas perbedaan ketiga istilah tersebut, At-talib lebih tepat ditunjukan untuk istilah pendidikan ahlak, jadi sasarannya hanyalah pada hati dan tingkah laku,At-talim lebih tepat dipergunakan untuk istilah pengajaran yang berbatas pada kegiatan penyampaian dan pemasukan ilmu pengetahuan. Sedangkan At-tabiyah mepunyai pengertian yang lebih luar dari pada at-talim dan at-tadib. Menurut buku landasan pendidikan karangan Tatang Syaripudin adapun fungsi pendidikan yaitu untuk memanusiakan manusia, bersifat normative, dank arena itu mesti dapat dipertanggung jawabkan. Sehubungan dengan hal itu, pendidikan tidak boleh dilaksanakan secara sembarangan, sebaiknya dilaksanakan dengan disadari dan terencana. Artinya, praktek pendidikan harus mempunyai landasan yang kokoh agar benar dan jelas konsepnya, tepat tujuan dan sasarannya, relevan isi kurikulumnya, serta efisien dan efektif cara pelaksanaannya.

Pada zaman kerajaan islam tujuan pendidika diarahkan agar manusia bertaqwa kepada Allah SWT. Sehingga mencapai keselamatan dunia dan akhirat melalui iman, ilmu, dan amal. 1. Manusi sebagai mahluk pedagogic Maksudnya, mahluk yang sejak lahir telah membawa potensi dapat dididik sekaligus mendidik. Agama menyebut hal ini dalam fitrah (Qs. 30.30). juga Rasulullah bersabda, Tidaklah seorangpun dilahirkan kecuali mempunyai sifat fitrah, maka kedua orang tuanya yang menjadikannya yahudi, nasrani dan majusi (HR. Muslim dan Abu Hurairah). Oleh karena itu,pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang bertujuan memanusiakan manusia. Manusia yang mengetahui jati dirinya dan mengenal tuhannya. Pendidikan yang dibutuhkan oleh manusia hanya dibatasi oleh kematian. Karena Islam senantiasa memotivasi umat-umatnya untuk mencari ilm. Allah Taala Berfirman, Artinya, Maka tanyakanlah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. Rasulullah bersabda Menuntut ilmu duwajibkan bagi setiap muslim (HR. Thabrani) 1. Urgensi Pendidikan Islam Diantara urgensi pendidikan islam dalam kehidupan muslim menurut miqdad yajin (1986:27-38) adalah 1. Sarana penetapan system islam 2. Pendidikan islam merupakan keniscayaan setiap umat muslim guna menguasai ilmu pengetahuan dan teknonolgi 3. Sarana membentuk masyarakat yang ideal dan peradaban manusia yang baik, dan 4. Sarana peningkatan ekonomi masyarakat 5. Landasan Paradigma yang dianut dalam pendidikan islam dalah paradigm tauhid dan yang menjadi landasan pendidikan islam adalah Al-Quran dan Sunah. Adapun fungsi pendidikan menurut buku landasan pendidikan karangan Tatang Syarifudin (2007:7) yaitu setiap titik tolak atau acuan bagi para pendidik (guru) dalam rangka melaksanakan praktek pendidikan dan study pendidikan. Disamping itu, landasan pendidikan mempunyai kegunaan untuk menghindari terjadinya berbagai kesalahan, baik dalam rangka praktek pendidikan maupun dalam membangun wawasan kependidikan. 1. Tujuan

Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki kemampuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta bertanggung jawab ke masyarakat dan bangsa. Sedangkan tujuan akhir pendidikan islam adalah membentuk muslim yang selamanya berakidah tauhid. Karena pendidikan islam berlangsung sepanjang hayat. Hal ini dapat dipahami dari QS 31 : 102 Artinya, Hai orang-orang yang beriman,bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepadanya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. 1. Pendidik Pendidik yang baik senantiasa memberikan teladan yang baik bagi peserta didiknya. Al-Abrasy sebagaimana dikutip Ahmad Tafsir dalam Baharudin dan Makin (2006:182) terdapat syarat dan sifat guru : 1. Guru harus selalu mengetahui karakter murid 2. Guru harus selalu meningkatkan keahliannya baik dealam bidang yang diajarkan maupun dalam cara mengajarkannya. 3. Guru harus mengamalkan ilmunya dan jangan berbuat yang berlawanan dengan ilmu. Sementara itu Zakias Derajat (2006:41-44), memaparkan bahwa guru harus mempunyai sifat sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Taqwa kepada Allah SWT Berilmu Sehat Jasmani Berkelakuan baik Peserta Didik

Menurut Ghazali sebagaimana dikutip Baharudin dan Makin (2006:191) tugas peserta didik antara lain : 1. Belajar sebagai sarana ibadah 2. Semampu mungkin sebaiknya murid menjauhkan diri dari urusan dunia dan mengurangi ketergantunga dirinya 3. Bersifat tawadu 4. Harus mempelajari ilmu pengetahuan yang baik dan terpuju baik agama maupun duniawi 5. Belajar sesuai dengan tingkat perkembangan 6. Murid perlu mengetahua nilai pengetahuan dari segi manfaat yang iya peroleh Dahlan D (TT:05) mengungkapkan empat prinsip dalam memperoleh efisiensi hasil pembelajaran, yakni :

1. 2. 3. 4.

Law of effect Law of exersice Law of readness atau prinsip kesiapan Law of intensity atau prinsip intensitas

Al-Tarnuzi (TT:15) mengungkapkan sebuah syair yang berhubungan erat dengan prinsip-prinsip pembelajaran. Syair tersebut berbunya : Ingatlah wahai pencari ilmu! Tidaklah akan berhasil ilmu itu kecuali dengan enam syarat utama, dan aku akan jelaskan secara berurutan. Cerdik, rakus, sabar, ada bekalnya, ada gurunya, dan seyogianya cukup waktu. Apabila seorang pelajar tidak mempunyai bekal yang cukup, dunia menyibukan diri untuk mencari bekal atau nafkah, akan relative kecil mempunyai kekhususan dalam belajar. Allah SWT Berfirman: Allah tidak menjadikan dua hati dalam rongga tubuh manusia (QS. Al-Ahzab / 33:04). Al-Ghazali (TT:53) mengungkapkan delapanan tugas yang harus dipenuhi dalam setiap pelajar 1. Pelajar seyogianya mendahulukan kesucian batin dari berbagai sifat tercela 2. Pelajar sejatinya mengurangi hubungannya dengan urusan dunia 3. Pelajar tidak dibenarkan untuk menyombongkan diri dengan ilmu pengetahuan yang telah dimilikinya. 4. Pelajuar yang ada pada tingkat pemula hendaknya menjauhka diri dari perbedaan pendapat orang yang lebih tinggi tingkatnya. 5. Pelajar seyogianya tidak memasuki suatu bidang ilmu secara serentak 6. Pelajar seyogianya tidak mempelajari suatu bidang ilmu yang lebih tinggi, sebelum menyempurnakan bidang ilmu pengetahuan 7. Pelajar seyogianya mengetahui sebab akibat kegunaan ilmu pengetahuan yang dipelajarinya 8. Pelajar seyogianya mengetahui hubungan ilmu pengetahuan dengan tujuan ilmu itu sendiri. 9. Materi dan Kurikulum Teklim merupakan konsep dasar pengembangan kurikulum dan system intruksional. Ada tiga prinsip yang dikembangkan daripadanya untuk kepentingan tersebut, yaitu wahdiyah, syumuliyah dan tawazuniayah. Pertama, wahdiyah (integral), yakni bahwa pengembangan kurikulum dan seluruh bagian yang diturunkan dari padanya merupakan suatu kesatuan yang padu, terutama dengan system nilai. Tujuan, materi, metode, evaluasi buku teks dan situasi pembelajaran tidak netral dari nilai. Semuanya bermuatan nilai. Kedua, syumuliyah(komprehensif), yakni bahwa perkembangan

kurikulum dan system intruksional tidak bersifat parsal. Alam dan kehidupan ini merupkan system yang utuh, dibawah satu tatanan aturan yang padu. Maka pengembangan dan pembelajaran suatu bidang study tidakakan selesai pada bidang kajian itu sendiri dengan menyekatnya dari bidang yang lain. Pengembangan dan interdisiplines ilmu atau bidang kajian merupakan suatu keniscayaan dari suatu system alam. Ketiga, tawazuniyah (keseimbangan), yakni bahwa pengembangan kurikulum dan berbagai komponen serta aspek dalam pembelajaran terjadi secara seimbang dan diarahkan untuk mengembangkan berbagai unsure esensial manusia secara seimbang. Konsep dan prinsip-prinsip di atas tercakup dalam konsep talim dalam Al-Quran surah ArRahman 55. 1. Pengetahuan Dasar 2. Jenjang Al-Ghazali (1986:200) mengungkapkan bahwa seorang pelajar agar tidak memasuki suatu bidang ilmu pengetahuan secara serentak akan tetapi harus melihat tata tertib dan memulainya dengan yang lebih penting.

HUBUNGAN IPS DAN ILMU SOSIAL


Uraian Materi 5.2
Menurut Mukminan dkk (2002: 38), hubungan IPS dan ilmu-ilmu sosial adalah sebagai berikut

Hubungan IPS dan ilmu-ilmu sosial dapat dipahami dengan lebih jelas berdasarkan konsep dasar dan generalisasi IPS yang dikembangkan oleh Mulyono T.J. yang telah dimodifikasi dan diperluas dalam Mukminan dkk. (2002: 62-77) sebagai berikut.

Rangkuman
1. IPS merupakan subsistem dan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan kajian/bidang studi yang mengambil fakta, konsep, prinsip dan generalisasi dari ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan dan dikemas secara menarik untuk keperluan pendidikan. 2. IPS berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial, yang meliputi geografi, ekonomi, politik, sejarah, antropologi, sosiologi, psikologi sosial dan hukum. Hubungan IPS dan geografi IPS mengambil materi dari geografi yang terkait dengan ruang bumi,garis lintang, bujur, arah, jarak, lokasi ruang, kondisi alam, tata lingkungan, sumber daya alam, serta interaksi antar bangsa dan manusia dengan lingkungan. Hubungan IPS dan ilmu ekonomi IPS mengambil materi ilmu yang ekonomi terkait dengan usaha manusia untuk mencapai kemakmuran, dan gejala-gejala serta hubungan yang timbul dari usaha tersebut. Hubungan IPS dan ilmu politik IPS mengambil materi ilmu politik yang membahas usaha manusia mengorganisasikan kekuasaan dalam mengatur manusia dalam mengatur dan menyelenggarakan kepentingan rakyat dan bangsa. Hubungan IPS dan ilmu sejarah IPS mengambil materi sejarah yang terkait dengan cara hidup manusia dilihat dari kurun waktu masa lalu. Hubungan IPS dan antropologi IPS mengambil materi antropologi yang terkait dengan kajian hasil budidaya manusia dalam menjaga eksistensinya dan usaha meningkatkan kehidupan, baik aspek lahiriah maupun batiniah. Hubungan IPS dan sosiologi IPS mengambil materi sosiologi yang mempelajari masyarakat secara keseluruhan dan hubungan antara individu dan masyarakat tersebut. Hubungan IPS dan psikologi sosial IPS mengambil materi dari psikologi sosial yang mempelajari perilaku individu, kelompok, dan masyarakat yang dipengaruhi oleh situasi sosial, pengetahuan, pemikiran, tanggapan, dan spekulasi. Hubungan IPS dan ilmu hukum IPS mengambil materi ilmu hukum yang berkaitan dengan peraturan tingkah laku yang ditetapkan oleh pemerintah.

You might also like