You are on page 1of 10

Isu-isu Etika dalam Praktik Akuntansi Manajemen

Pendahuluan
Transfer pricing merupakan transaksi antar divisi atau unit usaha dalam satu perusahaan.
Bagi organisasi yang terdesentralisasi, keluaran dari sebuah divisi dipakai sebagai masukan
bagi divisi lain. Transaksi antar divisi ini menyebabkan timbulnya suatu mekanisme transIer
pricing. TransIer pricing dideIinisikan sebagai suatu harga iual khusus yang dipakai dalam
pertukaran antar divisional untuk pendapatan divisi peniual dan biaya divisi pembeli.
Transfer pricing sering disebut iuga intracompanv pricing. intercorporate pricing.
interdivisional atau internal pricing yang merupakan harga yang diperhitungkan untuk
keperluan pengendalian manaiemen atas transIer barang dan iasa antar anggota (grup
perusahaan). Transfer pricing biasanya ditetapkan untuk produk-produk antara (intermediate
product) yang merupakan barang-barang dan iasa-iasa yang dipasok okeh divisi peniual
kepada divisi pembeli. Bila dicermati secara lebih laniut. transfer pricing dapat menyimpang
secara signiIikan dari harga yang disepakati. Oleh karena itu transfer pricing iuga sering
dikaitkan dengan suatu rekayasa harga secara sistematis yang dituiukan untuk mengurangi
laba yang nantinya akan mengurangi iumlah paiak atau bea dari suatu negara.
Pihak yang berkaitan dengan teriadi proses transIer pricing adalah akuntan manaiemen.
Dalam praktiknya akuntansi manaiemen memberikan suatu analisis kepada perusahaan dalam
mengambil keputusan mengenai harga transIer. Harga transIer yang didasarkan pada
akuntansi menaiemen mempunyai banyak pertimbangan. Beberapa pertimbangan itu adalah
pertimbangan mengenai maksimalisasi keuntungan dan pertimbangan dari aspek paiak.
%ransfer Pricing (Harga %ransfer)
Peran Harga TransIer :
1. Harga TransIer Mempertegas DiversiIikasi
HT menetapkan dengan tegas hak masing-masing menaier divisi untuk mendapatkan laba.
Tiap-tiap divisi yang terlibat merundingkan unsure-unsur yang membentuk HT, karena
unsur-unsur tersebut akan berdampak terhadap laba yang pada akhirnya laba tesebut
digunakan untuk mengukur kineria divisi

. Harga TransIer Sebagai Alat Untuk Menciptakan Mekanisme Integrasi
Manaiemen puncak dapat mewaiibkan suatu divisi untuk memilih sumber pengadaan dari
divisi lain dalam perusahaan ketimbang dari luar perusahaan, hanya iika hal ini bisa
menguntungkan perusahaan secara keseluruhan. Dengan adanya kebiiakan manaiemen
puncak ini, manaier divisi yang terlibat dipaksa untuk merundingkan HT yang adil bagi divisi
yang terlibat.
%7,38107!7.3 di Dunia saat ini
Perkembangan yang signiIikan transfer pricing di dunia internasional ditandai dengan adanya
iumlah perusahaan global yang ada di seluruh dunia. Turner,1996; Wang and Connor, 1996
dan estimasi terakhir dari IMF, OECD, UNCTAD, dan WTO menyebutkan bahwa iumlah
transaksi perusahaan transnasional mencapai $ 1,6 trilion. Angka tersebut menuniukan level
yang tinggi untuk perusahaan transnasional.
Investasi langsung di luar negeri mengalami peningkatan trend. Etika dalam transfer pricing
selalu terbentur dengan masalah dalam aspek keuangan dari paiak.
erangka Analisis Etika %7,38107!7.3
Etika Bisnis adalah, antara lain, tentang kode etik perusahaan dalam mengeiar penciptaan
kekayaan. Dalam usaha untuk membingkai etika transIer pricing, empat pengamatan perlu
dibuat:
1. Kebiiakan transIer pricing perlu dibuat tersembunyi untuk menghidari pemeriksaan
dari otoritas paiak dan diketahui aspek lain selain paiaknya
. Yang dibahas dalam transfer pricing cuma dalam segi hal komersial dan kurang
memperhatikan intraIirm perdagangan dan harga.
3. Pandangan Neo-klasik perusahaan telah terkonsentrasi untuk menentukan harga aiaib
untuk transaksi transfer pricing.
4. Kesalahpahaman akuntansi umum dalam melihat transfer pricing sebagai masalah
biaya murni internal. Ini adalah pandangan sempit yang mengabaikan proses
pengambilan keputusan yang terlibat dalam intra- perusahaan perdagangan. Adanya
pihak peniual dan pembeli dalam satu organisasi akan menimbulkan siIat opportunis
kepada para manaiernya.


Implikasi Dari %ransfer Pricing
TransIer pricing menimbulkan banyak sekali masalah:
1. Produksi barang atau iasa pada perusahaan tersebut akan meningkat tetepi untuk dapat
mencapai produksi yang diinginkan banyak perusahaan yang mencari negara dengan
upah pekeria yang kecil sehingga biaya produksinya dapat ditekan sekecil mungkin.
Hal ini merupakan kontradiksi, karena perusahaan bertuiuan memaksimalkan labanya
dengan menekan cost untuk upah pekerianya.
. Bahan baku yang digunakan dapat berupa bahan baku dengan kualitas yang rendah.
Dengan biaya bahan baku yang kecil dapat menekan biaya penyusun dari produk. Jika
hal ini berkaitan dengan produk yang dikonsumsi manusia. Maka dapat
membahayakan pihak yang mengonsumsinya.
3. Penghindaran paiak untuk maksimalisasi labanya. Dengan menggunakan transIer
pricing maka perusahan dapat merencakan paiak yang akan dikeluarkan.
Penghematan paiak selama tidak melanggar aturan yang ada dan digunakan untuk
keseiahteraan karyawan atau sumber daya manusianya mungkin tidak menimbulkan
masalah etika. Tetapi iika keuntungan yang didapat iustru dapat menyebabkan
kemrosotan kualitas lingkungan dan kemiskinan maka kegiatan seperti ini tidak dapat
dibernarkan.
4. Cara yang digunakan setiap manaier divisi peniual atau pembeli dalam menggunakan
alat yang bernama transfer pricing untuk menuniukan kineria yang bagus kepada
perusahaan. Cara yang digunakan manaier dapat dengan cara yang baik atau
menghalalkan berbagai cara.
Peran Akuntan Manajemen dalam %ransfer Pricing
Akuntan manaiemen mempunyai peran penting dalam menuniang tercapainya tuiuan
perusahaan, dimana tuiuan tersebut harus dicapai melalui cara yang legal dan etis, maka para
akuntan manaiemen dituntut untuk bertindak iuiur, terpercaya, dan etis (Anshori, ).
Dalam hubungannya dengan kesadaran etika, disebutkan bahwa masalah ini sering
mencuat sebagai salah satu persoalan yang sering menghinggapi akuntan lokal. Menurut Sri
Mulyani seperti dikutip dari Islahuddin dan Soesi () menyatakan bahwa akuntan lokal
sudah terbiasa dengan kondisi hitungan seimbang, yang dipaksa melindungi perusahan klien
dari kebobrokan keuangan. Akibatnya dengan adanya kesadaran etis yang rendah memberi
gambaran kekurangsiapan akuntan lokal menghadapi pasar global.
Untuk itu perlu lagi bagi para akuntan manaiemen maupun para lulusan iurusan
akuntansi yang kelak mengambil proIesi sebagai akuntan akuntan manaiemen untuk
meniniau standar etika bagi akuntan manaiemen yang dikeluarkan oleh nstitute of
Management Accountants, agar menampilkan karakteristik akuntan yang berkualitas dan
mampu meniaga proIesionalismenya di era globalisasi ini.
Standars of Ethical Conduct for Management Accountants

a. Competence
Management accountants have a responsibilitv to.
1) maintain an appropriate level of professional competence bv going
development of their knowledge and skills.
2) perform their professional duties in accordance with relevant laws.
regulation. and technical standars. and
3) prepare complete and clear report and recommendations after appropriate
analvsis of relevant and reliable information.
b. Confidentialitv
Management accountants have a responsibilitv to.
1) refrain from disclosing confidential information acquired in the course of
their work except when authorized. unless legallv obligated to do so.
2) inform sub ordinates as appropriate regarding the confidentialitv of
information acquired in the course of their work and monitor their
activities to ensure the maintenance of that confidentialitv. and
3) refrain from using or appearing to use confidential information acquired in
the course o their work for unethical or illegal advantage either personallv
or through a third partv.
c. ntegritv
Management accountants have a responsibilitv to.
1) avoid actual or apparent conflict of interest and advise all appropriate
parties of anv potential conflict.
2) refrain from engaging in anv activitv that would preiudice their abilities to
carrv out their duties ethicallv.
3) refuse anv gift. favor. or hospitalitv that would influence their action.
4) refrain from either activelv or passivelv subverting the attainment of the
organizations legitimate and ethical obiectives.
5) recognize and communicate professional limitation or other constraint thar
would preclude responsible iudgement or successful performance of an
activitv.
6) communicate unfavorable as well as favorable information and
professional iudgement or opinion. and
7) refrain from engaging in or supporting anv activitv that would discredit the
profesion.
d. Obiectivitv
Management accountants have a responsibilitv to.
1) communicate information fairlv and obiectivelv. and
2) disclose fullv all relevant information that could reasonablv be expected to
influence an intended users understanding of the reports. comments. and
recommendations presented.


Peran Sertifikasi Akuntan Manajemen Untuk Mengurangi Pelanggaran Etika Oleh
Akuntan Manajemen

Sertifikasi Akuntan Manajemen
Peran dari program-program sertiIikasi proIesional adalah menyediakan ukuran yang ielas
tentang kapabilitas akuntan manaiemen dalam hal pengalaman, pelatihan, dan kineria.
SertiIikasi merupakan salah satu cara dimana akuntan manaiemen dapat menuniukkan
pencapaian dan kelebihan proIesionalnya.
SertiIikasi bagi akuntan manaiemen di tingkat internasional maliputi, SertiIikasi Akuntan
Manaiemen / CertiIicate in Management Accounting (CMA), SertiIikasi Akuntan Publik /
CertiIicate in Public Accounting (CPA), SertiIikasi Auditor Internal / CertiIicate in Internal
Auditing (CIA), SertiIikasi Manaier Keuangan / CertiIicate in Financial Manager (CFM), dan
SertiIikasi Analis Biaya / CertiIicate in Cost Analyst (CCA). Masing-masing sertiIikasi
memiliki keunggulan khusus sesuai dengan bidang sertiIikasinya. Persyaratan untuk
mendapatkan sertiIikasi bagi pelamar dituntut adanya suatu tingkat pendidikan khusus,
pengalaman di dunia praktek, ketaatan terhadap kode etik proIesi akuntan manaiemen dan
lulus uiian sertiIikasi untuk mencapai tingkat minimum kemampuan proIessional di
bidangnya. Selain itu, sertiIikasi tersebut mewaiibkan pemegangnya melaniutkan pendidikan
proIessional untuk mempertahankan sertiIikasi tersebut. Oleh karena sertiIikasi menyatakan
suatu komitmen atas kompetensi proIessional, banyak organisasi mendorong manaier mereka
untuk mendapatkan sertiIikat tersebut.

Sertifikasi Akuntan Manajemen di Luar Negeri
Sertifikasi Akuntan Manajemen (CMA)
Pada tahun 1974, Institute oI Management Accountants (IMA) mensponsori sertiIikasi baru,
yang disebut CertiIicate in Management Accounting (CMA). SertiIikasi ini dirancang untuk
memenuhi kebutuhan spesiIik dari akuntansi manaiemen. Salah satu kunci dari persyaratan
untuk mendapatkan CMA adalah lulus uiian kualiIikasi dan memenuhi persyaratan tentang
latar belakang dan pengalaman secara memuaskan. Uiian tersebut menekankan pada empat
bidang pengetahuan yang relevan dengan praktik akuntansi yaitu:
1. Ekonomi, Keuangan dan Manaiemen
. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
3. Pelaporan Manaiemen, Analisis dan Perilaku
4. Analisis Keputusan dan Sistem InIomasi
Bagian-bagian dari uiian tersebut mencerminkan kebutuhan akuntansi manaiemen dan
menggarisbawahi observasi sebelumnya bahwa akuntansi manaiemen memerlukan
pengetahuan
antardisiplin ilmu lebih banyak iika dibandingkan bidang-bidang lain dalam akuntansi. Salah
satu tuiuan utama CMA adalah membuat akuntansi manaiemen meniadi disiplin ilmu yang
diakui dan proIessional, serta terpisah dari proIesi akuntansi keuangan publik.
Sertifikasi Akuntan publik (CPA)
CertiIicate in Public Accounting (CPA) adalah sertiIikasi yang paling tua dan paling dikenal
dalam akuntansi. Tuiuan CPA adalah untuk menyediakan kualiIikasi minimal proIessional
bagi
auditor eksternal. Tanggung iawab auditor eksternal memberikan kepastian mengenai
keandalan dan kewaiaran terhadap laporan keuangan perusahaan. Hanya akuntan publik
(CPA) yang diiiinkan (oleh hukum) untuk meniadi auditor eksternal. CPA harus lulus uiian
Negara, memenuhi persyaratan tentang latar belakang pendidikan dan pengalaman tertentu,
serta mendapat lisensi dari Negara dimana dia melakukan praktik. Walaupun CPA tidak
berorientasi kepada akuntansi manaiemen, namun CPA banyak dimiliki oleh akuntansi
manaiemen.
Sertifikasi Auditor Internal (CIA)

SertiIikasi lainnya yang tersedia untuk akuntan internal adalah CertiIicate in Internal
Auditing (CIA). (CIA) merupakan sertiIikasi yang diberikan untuk kualiIikasi yang berkaitan
dengan pengendalian perusahaan termasuk pengevaluasian kegiatan operasional perusahaan.
Seorang auditor internal independen memberikan laporan kepada manaiemen puncak. Hal
yang menyebabkan adanya sertiIikasi ini adalah sama dengan yang menyebabkan munculnya
CMA. Pemeriksaan internal berbeda dengan pemeriksaan eksternal dan akuntansi
manaiemen, dan banyak auditor internal merasa membutuhkan suatu sertiIikasi khusus.
Seorang pemegang CertiIicate in Internal Auditor (CIA) berarti telah lulus uiian
komprehensiI yang dirancang untuk meniamin kemampuan teknis, dan telah memiliki dua
tahun pengalaman keria.
Sertifikasi Manajer euangan (CFM)
CertiIicate in Financial Manager merupakan salah satu program IMA yang relevan untuk
akuntan manaiemen. Program ini dimaksudkan untuk memperluas pertanggung iawaban
akuntan dalam bidang manaiemen keuangan, seperti halnya manaier dan direktur keuangan.
Uiian untuk sertiIikasi ini meliputi topik-topik yang berhubungan dengan manaiemen
keuangan perusahaan sebagai tambahan dari topik yang dicakup dalam uiian CMA.
Sertifikasi Analis Biaya (CCA)
CertiIicate in Cost Analyst di prakarsai oleh Institute oI Cost Analysis. Seperti sertiIikasi
lainnya, persaratan untuk mendapatkan sertiIikasi ini meliputi uiian kualiIikasi, dan
pengalaman minimal delapan tahun dalam hal analisis biaya. Orientasi uiian dan sertiIikasi
ini dikhususkan pada akuntansi untuk kontraktor Iederal, khususnya kontraktor untuk
departemen pertahahan.

Sertifikasi Akuntan Manajemen di Indonesia
Certified Professional Management Accountant(CPMA)
Uiian CPMA diadakan oleh Institut Akuntan Manaiemen Indonesia (IAMI). SertiIikat akan
dikeluarkan oleh Institut Akuntan Manaiemen Indonesia d/h Ikatan Akuntan Indonesia
Kompartemen Akuntan Manaiemen dan akan mendapatkan akreditasi dari BNSP. Peserta
yang sudah lulus CPMA memperoleh pengakuan atas kompetensinya dalam bidang akuntansi
manaiemen, manaiemen keuangan, dan manaiemen inIormasi sehingga mempunyai
kualiIikasi baik sebagai Akuntan Manaiemen dalam melaksanakan Iungsi dan tugas yang
terkait.
Uiian CPMA meliputi 4 (empat) mata uiian yang telah ditetapkan, yaitu :
1. Analisis Lingkungan Usaha
. Konsep dan Keahlian Akuntansi Manaiemen
3. Manaiemen Strategik
4. Good Corporate Governance & Etika Bisnis
Peserta UJIAN CPMA dinyatakan lulus dari Uiian CPMA apabila telah mendapatkan nilai
minimal C untuk masing-masing mata uiian.

Uiian hanya dapat diikuti oleh mereka yang memperoleh
1. Sariana Ekonomi Jurusan Akuntansi / D4 Akuntansi pengalaman 1 tahun di bidang
akuntansi dan / atau keuangan.
. Sariana non-akuntansi pengalaman tahun di bidang akuntansi dan / atau
keuangan Cat : Bagi peserta yang belum mempunyai pengalaman keria diperbolehkan
untuk mengikuti Uiian CPMA, namun sertiIikat CPMA baru akan diberikan setelah
lulus Uiian CPMA dan memenuhi persyaratan pengalaman keria.













Daftar Pustaka

Hansen and Mowen, Akuntansi Manaiemen. dialihbasakan oleh Ancella A.
Hermawan, Jakarta : Erlangga, 1999

Henry Simamora, 1999. Akuntansi Manaiemen, Jakarta: Salemba Empat.

http://www.akuntanmanaiemen.web.id

http://www.imanet.org

You might also like