You are on page 1of 90

DAFTAR ISI

halaman

ABSTRAK.. i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI. DAFTAR LAMPIRAN. DAFTAR TABEL BAB I. PENDAHULUAN I
1.1. Latar Belakang Masalah 1.2 . Identifikasi Masalah. 1 2

ii iv vi

1.3. Pembatasan Masalah. 2 1.4. Rumusan Masalah.. 3 1.5. Tujuan Penelitian .. 3 1.6. Manfaat Penelitian. 3 BAB II. KAJIAN PUSTAKA........ 4 2.1. Kerangka Teoritis............... 4 2.2. Kerangka Konseptual.. 22 BAB III. METODE PENELITIAN.24 3.1. Lokasi Penelitian..24 3.2. Objek dan Subjek Penelitian25 3.3. Alat Pengumpulan Data25 3.4. Teknik Analisa Data.26 3.5. Tahap-Tahap Penelitian26

iv

BAB

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data

27 27

4.1.1. Kegiatan penelitian ..27 4.1.2. Putaran I27 4.13. Putaran II..33 4.2. Hasil Penelitian. .36 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 38 5.1.Kesimpulan38. 5.2. Saran 39 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8

Rancangan Pembelajaran dengan Remedial ..

40.

Rancangan Pembelajaran dengan Remedial (RP 2). .44 Lembar Pengamatan Kemampuan Guru MengelolPembelajaran 48. Lembar Pengamatn Aktivitas Siswa dalam Pembelajaraan 50. . Daftar Hasil Evaluasi Kelas VIII Setiap Pertemuan..51 Mencari Letak Kuartil dari Nilai Pertemuan 1 53 Mencari Letak Kuartil dari Nilai Pertemuan 2 54. Mencari Letak Kuartil dari Nilai Pertemuan 3 55

vi

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, proses belajar merupakan kegiatan yang inti. Perlu diingat belajar merupakan penemuan informasi, tidak hanya sekedar membentuk asosiasi, khususnya asosiasi dalam bentuk stimulus-respon, terlebihlebih untuk proses mental yang tinggi misalnya pemecahan masalah dan berfikir kreatif (Hudojo, 1988; 95) Masalah belajar adalah masalah yang selalu aktual dan selalu dihadapi oleh setiap orang. Menjadi harapan semua pihak agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan. Banyak diantara guru sebenarnya mengetahui perlunya cara atau metode pembalajaran khususnya matematika yang banyak tidak disukai siswa akan tetapi jarang dapat menerapkannya dalam pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan pendapat Slameto (2003;65) mengatakan bahwa: Metode mengajar guru yang kurang baik mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Agar siswa mencapai tujuan pembelajaran guru perlu mengenal berbagai kesalahan umum yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan beberapa soal matematika , misalnya sistem persamaan linear dengan dua variable yaitu : 1) Pemecahan variable x dan y ; 2 ) Menentukan model matematika ; 3) Pemecahan model matematika. Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa maka salah satu bantuan yang dapat diberikan adalah melalui pengajaran remedial, bentuk pengajaran khusus yang sifatnya memperbaiki hasil belajar. Pengajaran remedial digunakan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan

kesulitan belajar (Ahmadi dan Supriyono,2003:152 ).

Pada setiap akhir kegiatan

pembelajarn dari suatu unit pembelajaran guru hendaknya melakukan evaluasi dan setelah adanya evaluasi yang belum menguasai bahan pembelajaran diberikan pembelajaran remedial dengan membuat diskusi kelompok yang dipimpin tutor yang sudah dibimbing guru terlebih dahulu, kemudian guru akan mengevaluasi dengan tingkat kesulitan di atas evaluasi sebelumnya. Hubungan pembelajaran remedial dalam proses belajar mengajar adalah pelengkap dari proses belajar secara keseluruhan. Dalam hal ini perlu diteliti pengaruh pengajaran remedial terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear dengan dua Variabel SMP Negeri I Torgamba Tahun Ajaran 2009 / 2010. 1.2. Identifikasi Masalah Seperti yang diuraikan dalam latar belakang masalah maka beberapa masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Adanya anggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang paling sulit. 2. Masih rendahnya nilai EBTANAS matematika siswa. 3. Masih kurang mertanya kualitas pendidikan di Indonesia. 4. Rendahnya ranking mutu pendidikan di Indonesia secara keseluruhan di dunia Internasional. 5. Diduga kemampuan siswa masih rendah dalam menyelesaikan soal persamaan Linear dengan dua variabel 6. Diperlukan suatu upaya penanganan guna mencapai pendidikan yang telah di Gariskan. 1.3. Pembatasan Masalah Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa

pada pembelajaran remedial terhadap pokok bahasan sistem Persamaan Linear dengan dua Variabel yang diberikan di kelas VIII SMP Negri I Torgamba Tahun Ajaran 2009/2010. 1.4. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil belajar siswa di kelas VIII SMP Negri I Torgamba pada pokok bahasan Sistem Persamaan Dua Variabel dengan menggunakan metode pembelajaran remedial. 1.5. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Remedial terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear dengan Dua Variabel kelas VIII SMP Negri I Torgamba Tahun Ajaran 2009/2010. 2. Untuk menerapkan metode pembelajaran Remedial dalam Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di kelas VIII SMP Negri I Torgamba Tahun Ajaran 2009/ 2010.

1.6. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Membantu siswa memperbaiki kegagalan dalam mencapai hasil belajar

yang optimal 2. Guru dapat menerapkan pembelajaran Remedial sebagai salah satu cara

yang lebih baik.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis.

2.1.1 Hakekat Matematika Dalam membicarakan tentang hakekat matematika berarti kita telah menguraikan tentang matematika itu sebenarnya, apakah matematika itu ilmu induktif, ilmu deduktif, dan apa kegunaan dari matematika itu sendiri. Dengan mengetahui hakekat matematika kita dapat memilih strategi untuk pengajaran matematika dan membantu dalam metode pengajaran yang sesuai. Arti dan defenisi yang tepat dari matematika tidak dapat ditetapkan secara eksak (pasti) dan singkat dan sampai sekarang belum ada kesepakatan yang bulat diantara para matematikawan. Kline ( dalam Mulyono Abdurrahman,1999 : 252) mengemukakan

bahwa Matematika merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif. Herman Hudojo (1988 : 3 ) mengatakan Matematika sebagai ilmu mengenai struktur dan hubungan simbol-simbol yang diperlukan. Simbol-swiombol itu penting untuk memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang ditetapkan 2.1.2. Perlunya Siswa Bermatematika Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga SMU dan bahkan bahkan di Perguruan Tinggi.. Ada banyak alas an tentang perlunya siswa belajar matematika. Cornelius (dalam Mulyono Abdurrahman, 1999 : 253) Mengemukakan : Lima alasan perlunya belajar matematika : 1. Sarana berfikir yang jelas dan logis. 2. Sarana untuk memecahkan kehidupan sehari-hari. 3. Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman 4. Sarana untuk mengembangkan kreativitas dan 5. Sarana untuk meningkatkan kesadaran dalam perkembangan budaya.

Dari berbagai alasan diatas dapat diringkas bahwa perlunya sekolah mengajarkan matematika kepada siswa demi meningkatkan kemampuan berfikir logis dan ketelitian siswa dalam kehidupan sehari-hari. 2.1.3. Pembelajaran Remedial Remedial teaching berasal dari kata remedy (Inggris) yang artinya menyembuhkan. Istilah pembelajaran remedial pada mulanya adalah kegiatan mengajar untuk anak luar biasa yang mengalami hambatan (sakit). Dewasa ini pengertian itu sudah berkembang seperti uraian tersebut. Sehingga anak yang normalpun memerlukan pelayanan

pembelajaran remedial (remedial teaching). Menurut Ahmadi ( 2004: 152) mengatakan Remedial Teaching atau pengajaran remedial adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan dengan singkat pengajaran yang membuat menjadi baik. Maka pembelajaran remedial adalah bentuk khusus pembelajaran yang berfungsi untuk menyembuhkan, membetulkan atau membuat menjadi lebih baik. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam proses belajarmengajar siswa diharapkan dapat mencapai hasil sebaik-baiknya sehingga bila ternyata ada siswa yang belum sesuai dengan harapan maka diperlukan suatu proses pembelajaran yang membantu agar tercapai hasil yang diharapkan. Dalam keseluruhan proses mengajar disekolah, pembelajaran remedial memegang peranan penting terutama dalam rangka mencapai hasil belajar yang memadai. Karena itu, pembelajaran remedial ini dikuasai setidak-tidaknya dikenal oleh guru bidang studi dan petugas bimbinmgan penyuluh. Dengan demikian program remedial ini perlu ( Ahmadi 2004 : 150 ) dapat dilihat dari segi : (a) Siswa Kenyataan menunjukan dalam proses belajar mengajar selalu dijumpai adanya

anak yang berbakat, kemampuan tinggi, ada yang kurang berbakat, ada yang cepat, ada yang lambat disamping latar belakang mereka yang berupa pengalaman yang berbeda-beda. Atas dasar ini perlu ada pelayanan yang bersifat individual dalam proses belajar mengajar yang menyangkut masalah bahan, alat, evaluasi, dan sebagainya. Untuk membantu setiap pribadi dalam mencapai prestasi yang optimal digunakan pendekatan pembelajaran ( remedial teaching). (b) Guru Pada dasarnya guru bertanggung jawab atas tercapai tidaknya tujuan pembelajaran khususnya peningkatan prestasi belajar. Dalam hubungan ini pembelajaran remedial merupakan peluang yang sangat besar bagi setiap siswa dalam mencapai prestasi belajar secara optimal. (c) Proses pendidikan Dalam proses pendidikan bimbingan dan penyuluhan merupakan kelengkapan dari keseluruhan proses atau pelaksanaan program. Melalui pelayanan bimbingan dan penyuluhan diharapkan bisa mencapai perkembangan pribadi yang integral. Adapun yang menjadi pertanyaan, siapa yang perlu pembelajaran remedial ?

Menurut pengalaman guru di SMP Negeri I Torgamba yang menjadi tempat penelitian,yang perlu pembelajaran remedial sesuai dengan SKBM yaitu : Siswa yang mengalami kesulitan dalam mata pelajaran. Kesulitan dalam arti kendala-kendala atau masalah-masalah yang dihadapi seseorang dan berusaha untuk mencari pemecahan dari suatu masalah . (Poerwadarminta,1984:499) . Siswa yang nilai evaluasinya rendah menurut SKBM < 60, ini khusus untuk siswa kelas VIII SMP.

2.1.4. Tujuan Pembelajaran Remedial. Secara khusus pembelajaran remedial bertujuan agar siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan sekolah melalui proses remedial ( perbaikan ) Secara terperinci tujuan pembelajaran remedial (Ahmadi,2004:154) yaitu : Agar siswa dapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya. Dapat memperbaiki / mengubah cara belajar kearah yang lebih baik. Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat. Dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong tercapainya hasil dengan baik Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepadanya Jadi

tujuan pembelajaran yaitu memperbaiki / mengubah cara belajar siswa kearah yang lebih baik sesuai dengan kurikulum pendidikan dan membantu perkembangan kecakapan personal berpikir siswa, sehingga siswa mampu menguasai konsep-konsep materi yang diajarkan dan tidak akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal - soal yang diberikan. 2.1.5 Pembelajaran Remedial Dalam keseluruhan proses belajar mengajar , pembelajaran remedial berfungsi sebagai berikut: a. Korektif Artinya dalam fungsi ini pembelajaran remedial dapat diadakan pembetulan atau perbaikan antara lain :

- Perumusan tujuan - Penggunaan metode - Cara-cara belajar - Materi dan alat pelajaran Evaluasi Segi-segi pribadi.

b. Pemahaman Artinya dari pihak guru, atau pun siswa itu sendiri maupun pihak lain dapat memahami siswa. c.. Penyesuaian Penyesuaian pembelajaran remedial terjadi antara siswa dengan tuntutan dalam proses belajarnya. Artinya siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga peluangnya lebih besar untuk mencapai hasil lebih besar. yang lebih baik

Tuntutan disesuaikan dengan jenis, sifat dan latar belakang

kesulitan sehingga mendorong untuk lebih giat belajar. d. Pengayaan Maksudnya pembelajaran remedial ini dapat memperkaya proses belajar

mengajar. Pengayaan dapat melalui atau terletak pada segi metode yang dipergunakan dalam pembelajaran remedial sehingga hasil yang diperoleh lebih banyak, lebih dalamatau dengan singkat prestasi belajarnya lebih kaya. e. Akselerasi Maksudnya Pembelajaran remedial dapat mempercepat proses belajar baik dari segi waktu maupun materi.

f. Terapsutik Secara langsung maupun tidak langsung pembelajaran remedial dapat memperbaiki atau menyambuhkan kondisi pribadi yang menyimpang. Penyembuhan ini dapat menunjang pencapaian prestasi-prestasi belajar dan pencapaian prestasi yang baik dan dapat mempengaruhi pribadi (timbal balik) Peneliti berharap dalam fungsi pembelajaran remedial dapat mendukung kompetensi dasar dalam rencana pembelajaran, sehingga dapat tercapai prestasi belajar dan pengaruh perkembangan pribadi siswa dalam memahami materi yang diberikan kepadanya. 2.1.6 Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Remedial . Pembelajaran remedial yang merupakan salah satu bentuk bimbingan belajar dapat dilaksanakan melalui prosedur (Ahmadi, 2004:185) sebagai berikut : 1. Meneliti kasus dengan permasalahannya sebagai titik tolak kegiatan-kegiatan berikutnya. Tujuan penelitian kembali kasus ini adalah agar memperoleh gambaran yang jelas mengenai kasus tersebut, serta cara kemungkinan pemecahannya. Berdasarkan atas penelitian kausu akan dapat ditentukan siswa-siswa yang akan mendapat pembelajaran remedial. 2. Misalnya : Meneliti apa saja yang tidak diketahui siswa dalam materi SPDLV sehingga tidak tercapai tujuan pembelajaran. Biasanya siswa mengalami kesulitan dalam : Pemecahan Variabel x dan y Menetukan model matematika Pemecahan model matematika.

2. Menentukan tindakan yang harus dilakukan. Dalam langkah ini sebagai kelanjutan langkah pertama diatas dilakukan usaha-usaha untuk menetukan karakteristik kasus yang ditangani tersebut. Maka tindakan guru pada siswa yang mengalami

10

3. kesulitan pemecahan variable x dan y dan model matematika yaitu dengan menyuruhnya mengerjakan soal di papan tulis sambil bimbingan agar dia berusaha memahami. 4. Memberikan layanan khusus yaitu bimbingan dan konseling. Tujuan dari pelayanan khusus bimbingan penyuluhan ini adlah mengusahakan agar siswa yang. 5. mengalami kesulitan dan hambatan mental emosional ( ketegangan batin), sehingga kemudian siap meghadapi kegiatan belajar secara wajar. 6. Langkah dalam pelaksanaan pembelajaran remedial, sasaran poko pada langkah ini adalah peningkatan prestasi maupun kemampuan menyesuaikan diri sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Bila siswa tersebut prestasi belajarnya bagus maka dia yang dipilih sebagai Tutor, disini guru akan menilai sejauh mana dia bisa menguasai materi dan menyalurkannya pada temannya, sehingga guru dapat melihat peningkatan prestasi setiap siswa. 7. Melakukan pengukuran kembali terhadap prestasi belajar. Untuk melihat perkembangan siswa dalam memahami SPDLV guru membuat diskusi

kelompok. Guru akan menilai cara kerjasama siswa dalam menyelesaikan soal sesuai dengan materi yang diberikan. 8. Melakukan re-evaluasi dan re-diagnosik. Hasil pengukuran yang dilakukan pada 9. langkah ke-5 kemudian ditafsirkan dengan membandingkan criteria seperti pada proses belajar mengajar yang sesungguhnya. Misalnya guru melakukan test untuk melihat apakah hasil evaluasi dari pembelajaran remedial dapat berhasil, maka 10. dilakukan re-evaluasi untuk menganalisis kembali pemahaman siswa dalam belajar. Jadi dengan langkah-langkah dari prosedur pelaksanaan pembalajaran

11

11. remedial, siswa diharapkan dapat menyimak penjelasan dari guru. Selanjutnya guru akan menentukan tindakan dari pelaksanaan pembelajaran dalan peningkatan prestasi yaitu mengerjakan soal-soal sebagai tugas rumah sesuai materi yang diajarkan, sehingga guru dapat melihat keberhasilan siswa dalam menguasai pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Contoh proses pembelajarn sub pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. RANCANGAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Satuan Pendidkan Kelas / Semester Materi Pokok Waktu I. Kompetisi Dasar Memecahkan masalah yang berkaitan dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. II. Indikator - Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan beberapa metode penyelesaian Sistem Persamaan Linear. - Membuat model matematika yang berhubungan dengan SPLDV - Menentukan model penyelesaian matematika dari masalah yang berhubungan dengan SPLDV III. Tujuan Pembelajaran - Mengajak siswa untuk mengingat kembali pelajaran atau materi yang telah diterima dalam SPLDV : Matematika : SMP : VIII / Genap : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ( SPLDV) : 2 x 45 menit

12

- Memberik kesempatan bagi siswa untuk melatih kemampuan dalam menyelesaikan soal. IV Materi Pelajaran. Pengertian dan metode Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Penerapan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dalam Kehidupan.

V Pengelolaan Pembelajaran. Metode Pembelajaran Remedial.

VI Sumber Belajar. a. Sartono Wirodikromo,Matematika SMP kelas VIII penerbit Erlangga. b. Alat tulis dan penggaris. VII Langkah langkah Pembelajaran. 1. Kegiatan Awal Fase I : Menyajikan (10 menit) - Guru menyampaikan indikator,tujuan pembelajaran yang dicapai oleh guru - Guru memotivasi siswa dengan menanyakan kepada siswa Apa yang diketahui tentang Persamaan Linear Dua Variabel. 2. Kegiatan Inti. Fase II : Menyajikan pelajaran ( 35 menit ) - Guru menyajikan materi pelajaran yang telah disusun rapi dan sistematis - Guru contoh-contoh dan penyelesaian soal. - Guru meneliti permasalahan siswa sebagai titik tolak kegiatan berikutnya. - Guru menentukan tindakan yang dilakukan sesuai karateristik kesulitan siswa dalam belajar. rencana, tujuan pembelajaran dan motivasi siswa

13

Fase III : Memberikan soal-soal latihan (15 menit ) - Guru memberikan soal-soal latihan. - Siswa menyelesaikan soal-soal tersebut secara individual atau bekerjasama dengan teman sebangkunya. - Guru mempercayakan tutor untuk membimbing siswa yang kurang mampu. - Guru menyuruh beberapa siswa untuk menyelesaikan soal tersebut di papan tulis dan meminta siswa lain untu melihat benar atau salah dari pekerjaan temannya. Fase IV : Evaluasi (15 menit ) 1) Dari persamaan persamaan berikut, manakah yang termasuk Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel. a. x+y=1 x + 2y = 3 2) Dalam satu kelas ada laki-laki dan perempuan yang jumlahnya 44 b x

orang. Sedangkan selisih laki-laki dan perempuan ada 24. Berapa jumlah laki-laki dan perempuan ? 3) Penutup. Fase V : Penutup (5 menit ) - Guru memberi tugas pekerjaan rumah yang diambil dari buku pegangan siswa - Guru menutup pelajaran. 2.1.7. Metode Pembelajaran Remedial. Metode yang digunakan pembelajaran remedial yaitu yang dilaksanakan dalam keseluruhan kegiatan bimbingan belajar mulai dari tingkat identifikasi kasus, sampai

14

dengan tindak lanjut. Metode yang digunakan peneliti dalam pembelajaran remedial ini yaitu : 1. Diskusi Metode ini digunakan dalam memanfaatkan interaksi antara individu dalam kelompok untuk memperbaiki kesulitan belajar yang dialami kelompok siswa. Karena setiap individu dalam kelompok dapat mengenal diri dan kesulitannya serta dapat menemukan jalan pemecahannya. 2. Tutor Tutor adalah siswa yang sebaya yang ditunjuk / ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan antara teman umumnya lebih dekat bila dibandingkan hubungan guru dengan siswa. Dengan petunjuk dari guru, tutor akan membantu temannya yang mengalami kesulitan. Pemilihan tutor ini berdasarkan atas prestasinya ,punya hubungan social yang baik dan cukup disenangi oleh teman-temannya tutor berperan sebagi pemimpin dalam kegiatan sebagi pengganti guru. Peneliti menggunakan metode diskusi dan tutor karena dapat mengembangkan kerjasama antara pribadi, apalagi tutor yang dipilih peneliti untuk siswa yang mengalami kesulitan dalm pembelajaran dapat menumbuhkan kepercayaan diri teman-temannya karena mempunyai hubungan yang akrab dan dekat dan bagi tutor sendiri dapat meningkatkan tanggung jawab dan memotivasi diri untuk lebih giat lagi belajar. 2.1.8. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. a. Pengertian Sistem Persamaan Linear Dua variable. Persamaan Linear Dua Variabel x dan y dapat ditulisakan dalam bentuk : Ax + by = c, dengan a, b dan c bilangan real. Persamaan tersebut mempunyai tak

15

berhingga banyak penyelesaian dalam bentuk pasangan bilangan berturut-turut (x ,y ) Sedangkan yang dimaksud dengan Sistem Persamaan Linear dengan Dua Variabel yang sering disebut dengan sistem persamaan adalah pasangan persamaan linear : ax + by = c px + qy = r atau a1x + b2y = c a1x + b2y = c

dengan a1,b1,c1,a2,b2,c2 dalam R Grafik dari dua persamaan linear ax + by =c dan px + qy = r berupa dua buah garis lurus Titik potong dari kedua garis lurus itu mrupakan penyelesaian dari dua persamaan linear tersebut. Tetapi perlu di ingat bahwa dua garis lurus

tidak selalu berpotongan, bisa sejajar bahkan berimpit. Oleh karena itu, ada 3 kemungkinan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear yaitu sebagai berikut : a1 b1 a.) jika ------- # ------- maka hanya mempunyai satu titik potong yang a2 b2 merupakan himpunan penyelesaian.

a1 b1 c1 b ) Jika ------ = ------ # -------- maka kedua garis tersebut sejajar atau tidak a2 b2 c2 mempunyai himpunan penyelesaian. a1 b1 c1 c) Jika ------ = ----- = ------ maka kedua garis berimpit atau mempunyai a2 b2 c2 titik persekutuan yang tak terhingga banyaknya sehingga anggota himpunan penyelesaiannya tak terhingga banyaknya. b. Metode Penyelesaian sistem persamaan. Metode grafik.

16

Langkah-langkah untuk menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dua variable dengan memakai metode grafik adalah sebagai berikut : Langkah 1 : Gambarkan grafik dari masing-masing persamaan pada sebuah bidang kartesisus. Langkah 2 : a) Jika kedua garis berpotongan pada satu titik , maka himpunan

penyelesaiannya tepat memiliki satu anggota. b) Jika kedua garis sejajar, maka himpunan penyelesaiannya tidak

memiliki anggota. Dikatakan himpunan penyelesaiannya adalah himpunan . c) Jika kedua garis itu berimpit, maka himpunan penyelesaiannya memiliki anggota. Contoh 1. Selesaikan sistem persamaan dengan metode grafik x +y=2 2x y = 5 Jawab : Kita tentukan titik potong masing-masing garis tersebut dengan sumbu x dan y seperti berikut ini : Dari gambar diatas, terlihat bahwa ( -1,3 ) merupakan titik potong kedua garis tersebut. Untuk menyakinkan bahwa pasangan bilangan berurutan tersebut merupakan penyelesaian sistem persamaan tersebut, kita cek ke masing-masing persamaan. i) x + y = 2 -1 + 3 = 2 2=2 ii) 2x y = 5 2 (-1) 3 = -5 -5 = -5

17

Jadi jelas bahwa penyelesaian sistem penyelesaian persamaaan tersebut adalah : ( -1,3 ) Metode Substitusi Langkah 1 : Pilihlah salah satu persamaan ( jika ada pilihan sederhana ),kemudian nyatakan x sebagai fungsi y atau y sebagai fungsi x. Langkah 2 : Substansikan x dan y pada langkah 1 ke persamaan yang lain. Contoh : Carilah himpunan penyelesaian dari setiap sistem persamaan linear dua variable berikut ini : 2x 3y = 7 3x 2y = 4 Jawab : Dari persamaan 2x 3y = 7 2x = 7 + 3y 7 + 3y x = ---------2. Substansikan ke persamaan 3x + 2y = 4, diperoleh : 7+3y 3 ----------- 2y = 4 , masing-masing ruas dikalikan 2 2 3( 7 + 3y ) + 4y = 8 21 + 9y + 4y = 8 13y = -13 Y = -1

18

7 + 3y Substitusikan nilai y = -1 ke persamaan x = --------- di peroleh 2 7 + 3 (-1) x = -------------2 x=2

Jadi, himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel Metode Eliminasi Penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode eliminasi dapat ditentukan sebagai berikut : Nilai x dicari dengan cara mengeliminasi perubah y, sedangkan nilai y dicari dengan cara mengeliminasi perubah x. Penyelesaian persamaan linear dua perubah dapat juga menggunakan metode substansi dan eliminasi secara bersamaan. Contoh : Carilah himpunan penyelesaian sistem persamaan. x + 4y = 14 3x + y = 20 Jawab : Nilai x dicari dengan mengelimnasi perubah y, sebagai berikut : x + 4y = 14 3x + y = 20 x3 x1 3x + 12y = 42 3x + y = 20 ------------------- 11y = 22 Y=2

Substansikan nilai y =2 ke persamaan x = 14 4y, diperoleh : x = 14 4.2 x=6 Jadi himpunan penyelesaian sistem persamaan itu adalah : ( 6,2 )

19

Metode determinan Metode sistem persamaan linear dua perubah dengan meggunakan notasi determinan dapat dituliskan menjadi : ax + by = c dx + ey = f

c b a c f e ce-bf d f af - cd x = ----- = ---------- dan y = --------- = ---------a b ae- bd a b ae - bd d e d e D D Dan juga dapat ditentukan dengan rumus : x = -- atau y = --- untuk D # 0 D D dengan : a b ------- merupakan determinan dari koefisien perubah x dan y d e

D=

c b D = ------- merupakan determinan D dengan bagian kolom pertamanya diganti f e oleh konstanta-konstanta c dan f a D= d f diganti dengan konstanta-konstanta c dan f. Contoh 1. Carilah himpunan penyelesaian dari sistem persamaan dibawah ini dengan menggunakan metode determinan. 4x + 3y = 13 x +y =4 c merupakan determinan D dengan bagian kolom keduanya

20

Jawab : 4 3 D = --- ----- = ( 4)(1) (1)(3) =1 1 1 13 3 D = ----- --- = (13)(1) (4)(3) =1 4 1 4 13 D = ---- --- = ( 4)(4) (1)(13) = 3 1 4 D 1 x = --- = ----- = 1 D 1 dan D 3 y = ---- = ---- = 3 D 1 ( 1,3 )

Jadi himpunan penyelesaian sistem persamaan linear itu adalah

2.1.9. Penerapan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dalam Kehidupan Beberapa persoalan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari,sering kali dapat diselesaikan dengan memaaki model matematika yang linear berbentuk sistem persamaan

dua perubah. Untuk menyelesaikan soal-soal kehidupan sehari-hari. Berbentuk soal cerita, maka diperhatikan langkah-langkah berikut : a. Menentukan variabel yang sesuai, misalkan x dan y atau variabel yang lain. b c Membentuk sistem persamaaan menjadi model matematika Menyelesaikan sistem persamaaan,sehingga yang dimisalkan dapat dicari penyelesaiannya d Menyelesaikan soal yang diminta Sebagai ilustrasi, simaklah persoalan berikut ini : Mas Shandy berbelanja ke took buku, ia membeli 5 buah buku tulis dan 2 buah

21

pensil Untuk itu ma Shandy harus membayar sejumlah Rp. 2.700,00. Di toko yang sama Aseng membeli 3 buah buku tulis dan 4 buah pensil.Jumlah uang yang harus dibayar Aseng adalah sejumlah Rp.2.600,00. Masalahnya adalah berapakah harga untuk sebuah buku tulis dan sebuah pensil. Untuk menentukan harga sebuah buku tulis dan harga sebuah pensil, persoalan diatas dapat diselesaikan sebagai berikut : Diketahui : - Harga 5 buah buku tulis dan 2 buah pensil adalah Rp.2.700,00 - Harga 3 buah buku tulis dan 4 buah pensil adalah Rp.2.600,00 Ditanya : - Harga sebuah buku tulis - Harga sebuah pensil Penyelesaian : Misalkan - Harga 1 buku tulis = x - Harga 1 pensil Maka Persamaannya : 5x + 2y = 2700 3x = 4y = 2600 Selanjutnya sistem persmaan linear itu dapat ditentukan dengan memakai gabungan metode eliminasi dan substitusi. Langkah penyelesaiannya : 5x + 2y = 2700 x3 3x + 4y = 2600 x5 15x + 6y = 8100 =y

15x + 20y = 13000

------------------------- -14y = - 4900 - 4900 y -----------14

y = 350

22

Substitusi nilai y = 350 ke persamaan 5x + 2y = 2.700 maka diperoleh : 5x + 2 (350) = 2700 5x + 700 = 2700 5x = 2000 2000 x ------- x = 4 5 Ternyata penyelesaiannya adalah harga x = 400 dan y = 350, jadi harga untuk sebuah pensil adalah Rp.350,00 dan harga untuk sebuah buku tulis adalah Rp.400,000 2.2. Kerangka Konseptual. Kerangka konseptual adalah rangkain-rangkaian pengertian logis yang dicapai untuk mengarahkan jalan dalam penelitian agar diperoleh letak masalah yang tepat. Adapun yang menjadi konsep pada masalah ini adalah pengaruh pembelajaran remedial terhadap hasil belajar matematika pada poko bahasan sistem persamaan linear dua perubah. Pembelajaran remedial merupakan bentuk khusus pembelajaran yang berfungsi untuk menyembuhkan, membetulkan atau membuat menhajdi baik. Seperti yang diketahui bahwa dalam proses belajar mengajar siswa diharapkan dapat mencapai hasil sebaikbaiknya sehingga bila ternyata ada siswa yang belum berhasil sesuai dengan harapan maka diperlukan suatu proses pembelajaran yang membantu tercapainya hasil yang diharapkan. Maka hasil belajar matematika adalah penguasaan hubungan-hubungan konsep matematika yang dipelajari dan kegiatan belajar berupa pengetahuan,keterampilan dan penguasaan bahan pelajaran yang dipelajari.

23

Dengan demikian, prestasi belajar yang dimaksud dalam hal ini adalah hasil belajar yang dicapai siswa melalui kegiatan belajar. Bagi siswa yang telah menerima pembelajaran remedial maka akan memiliki pemahaman dan penguasaan materi Sistem Persamaan Linear dengan Dua Variabel.

BAB III

METODE PENELITIAN Dari sifat permasalahan, penelitian termasuk jenis penelitiam deskripsi.Menurut J. sitorus ( 1990 : 7 ): Penelitian deskripsi adalah penelitian yang berusaha memberikan (memaparkan ) dengan sistematis dan cermat, fakta-fakta aktual dan sifat-sifat populasi Tertentu. Ciri-ciri penelitian deskripsi adalah : Bertujuan untuk memcahakan masalah-masalah aktual yang dihadapi Sekarang. Bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, Dijelaskan dan dianalisis. Penelitian ini biasanya tidak diuji menurut analisis statistik. 3.1. Lokasi Penelitian. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yaitu untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran remedial. Penelitian tindakan ini bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan baru untuk mengatasi atau meningkatkan kemampuan siswa dalam pemahaman dalam materi yang diberikan khususnya Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Adapun cirri-ciri dari penelitian tindakan kelas ini adalah : 1 siswa Dalam menyelesaikan permasalahan pemahaman materi. 2. .Memberikan kemudahan bagi peneliti untuk mengumpulkan data dengan Baik karena peneliti sendiri adalah guru bidang studi matematika 3. Sepengetahuan peneliti, hal serupa belum pernah diteliti oleh orang lain Disekolah tersebut. .Dipersiapkan untuk kebutuhan praktis yang bergayut dengan kesulitan

25

3.2. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Yang menjadi objek penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam mencapai prestasi belajar yang diharapkan melalui proses remedial. 2 Subjek Penelitian Didalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas viii yang berjumlah 42 orang yang terdiri atas satu kelas 3.3. Alat Pengumpulan Data 1. Tes Jenis data dalam penelitian ini diproleh dari hasil tes. Pertama diberikan tes untuk melihat kemampuan siswa tersebut, stidaknya dikelas tersebut pasti ada yang bisa mengerjakan soal yang diberikan. Dari hasil evaluasi test awal peneliti akan menentukan siswa yang diberi pembelajaran remedial.Jika ternyata sebagian siswa yang nilainya rendah maka dikenakan pembelajaran remedial dan peneliti akan membentuk diskusi untuk mendiskusikan konsep-konsep yang belum dimengerti untuk menyelesaikan Sistem Persamaan Linear (SPL) dan akan dibantu oleh tutor ( siswa yang nilainya tinggi dan memahami materi pelajaran) yang sudah dibiimbing peneliti. Materi pokok yang akan dibahas tentang Sistem Persamaaan Linear Dua Variabel ( SPLDV) 1. Wawancara Wawancara adalah suatu metode atau suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara bebas yaitu siswa mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya tanpa dibatasi patokan-patokan yang telah dibuat oleh penulis. Wawancara ini digunakan untuk mengetahui secara tuntas pengetahuan konsepyual dan penalaran siswa secara mendalam.

26

3.4. Tekhnik Analisa Data Tekhnik Analisa data dalam penelitian ini adalah diawali dengan menoreksi lembar jawaban tes diagnostic siswa, sehingga diproleh tingkat ketuntasan belajar siswa secara individual. Selanjutnya dilakukan identifikasi dan klasifikasi terhadap jenis

kesalahan yang dilakukan siswa dan kemudian dirancang bahan remedial berdasarakan jenis- jenis kesalahan siswa tersebut. Setelah diremedial, kembali diberikan tes hasil

belajar. Hasil ini kemudian dikoreksi untuk melihat tingkat kemampuan siswa setelah remedial. 3.5. Tahap Tahap Penelitian Tahap- tahap penelitian yaitu langkah- langkah yang dilakukan dalam memproleh data yang diperlukan. Secara garis besar tahap-tahap penelitian digambarkan dalam bagan sebagiu berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Analisa Data Pada penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dengan 2 (dua) putaran yang memuat perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Setiap putaran terdiri dari satu kali pertemuan dan memuat 1 topik. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIII, sebelum melaksanakan putaran 1, terlebih dahulu peneliti memberi penjelasan kepada kepala sekolah dan guru matematika tentang cara pelaksanaan pembelajaran remedial pada pokok bahasan ini. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ( SPLDV ) dan peneliti harus melakasanakan penjajagan untuk melihat hasil belajar matematika siswa dengan memulai pembelajaran biasa kemudian peneliti membuat evaluasi. Apabila hasil evaluasi siswa rendah maka akan dilakukan pembelajaran remedial. A. Putaran 1 - Pertemuan 1 1. Perencanaan Untuk rencana pelaksanaan pertemuan 1 adalah sebagai berikut : 1. Peneliti membuat rancangan pembelajaran biasa topik 1 ( Metode penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan model matematikanya) yang memuat kompetensi dasar ,indicator, materi pelajarn dan evaluasi pada pembelajaran biasa. 2. Peneliti menyampaikan tujuan pembalajaran dengan menyampaikan informasi kepada siswa tentang materi yang ternyta sudah pernah dipelajari sebelumnya. Peneliti menanyakan Apa itu Persamaan Linear Dua variabel dan metodenya apa saja.

28

3. Peneliti menuliskan soal yang berkaitan dengan materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya dan menyuruh siswa untuk menuliskan jawabannya di papan tulis 4. Peneliti memriksa pekerjaan siswa dengan menanyaknkepasiswa yang lain apakah jawaban temannya benar, peneliti mencoba memancing reaksi antar siswa untuk berkomentar. 5. Peneliti memberikan beberapa soal yang berhubungan dengan materi yang pembelajaran yang telah dipelajari. 6. Peneliti akan melakukan remedial jika hasil evaluasi siswa tersebut rendah atau memenuhi SKBM (Standar Kompetensi Belajar Mandiri ) 2. Pelaksanaan Pertemuan satu membahas metode penyelesaian SPLDV dan menerapkan dalam model matematika sehari-hari, urutan pelaksanannya adalah sebagai berikut 1. Siswa membaca pelajaran yang telah ditentukan peneliti. 2. Peneliti menuliskan soal yang berhubungan dengan materi pelajaran yang dibaca siswa dan menyuruh siswa untuk mengejakannya dipapan tulis. 3. Peneliti memeriksa pekerjaan siswa dan memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dengan cara menanyakan bagaimana dari materi pelajaran 4. Peneliti memberikan beberapa soal latihan yang berhubunmgan dengan materi pelajaran dan menyuruh siswa menyelesaikan soal-soal latihan tersebut dan menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakannya dipapan tulis 5. Peneliti memberikan kesempatan untuk Tanya jawab dalam menyelesaikan soal-soal tersebut.

29

6. Melakukan tes awal. 7. Waktu diusahakan sesuai dengan jam pelajaran. 3. Observasi. Dari hasil pengamtan tampak bahwa sebagian rencana belum terlaksana dengan baik. Karena siswa kebanyakan menjadi pasif dalam mengikuti pembelajaran. Partisipasi siswa kurang serius mengikuti pembelajaran dilihat dari sebagian siswa yang enggan atau tidak mau bertanya walaupun belum mengerti. Padahal materi sudah dipelajari sebelumnya, seharusnya siswa lebih aktif untuk menanyakannya pada peneliti dan diharapkan ada interaksi siswa dengan peneliti. Sehubungan dengan tujuan tindakan untuk meningkatkan hasil belajar Siswa, maka pencapaian indikator pembelajar tiap topik bahasan diukur dengan tes yang pada renca pempelajar biasa yaitu bangian evaluasi. Siswa, maka pencapaian indikator pembelajar tiap topik bahasan diukur dengan tes yang pada renca pempelajar biasa yaitu bangian evaluasi. hasil evaluasi yang sudah diperiksa peniliti ternyata rendah, untuk peneliti menggunakan pembelajar remedial untuk pertemuan kedua. Hasil tes pada pertemuan pertama adalah merupakan nilai

awal yang akan dibandingkan dengan hasil tes pertemuan kedua untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. b. Pertemuan 2 1. Perencanaan. Urutan perencanaan pelaksanaan pertemuan 2 adalah sebagai barikut : 1. Peneliti rancangan pembelajaran dengan remedial topic 2 ( merancang model matematika SPLDV) yang memuat kompetensi dasar, indicator materi pelajara dan evaluasi pada RP 1 ( lampiran 1 ) 2. Peneliti mengetahui dari siswa bahwa materi SPLDV bagian model matematika

30

3. belum dipelajari untuk itu peneliti menjelaskan dengan membuat soal cerita. 4. Peneliti menuliskan soal yang berhubungan dengan materi yang telah dibahas dan menyuruh siswa untuk mmengerjakannya dipapan tulis. 5. Peneliti memeriksa pekerjaan siswa dan memberikan bimbingan kepada siswa yang kurang mengerti. 6. Peneliti membuat 5 kelompok diskusi yang dipimpin oleh tiap tutor yang telah ditunjuk oleh peneliti sesuai dengan hasil tes pertemuan 1. 7. Peneliti memberikan soal untuk didiskusikan masing-masing kelompok. 8. Peneliti mengawasi proses diskusi 9. Hasil diskusi dikumpulkan berdasarkan tiap kelompok. 10. Peneliti melakukan evaluasi berdasarkan Rp ( lampiran 1) 11. Peneliti memberikan tugas rumah. 2. Pelaksanaan. Pertemuan 2 membahas topik 2 , urutan pelaksanaannya adalah sebagai berikut : 1. Siswa membaca materi pelajaran yang sudah ditentukan peneliti. 2. Siswa memberitahu kepada penaliti materi yang merancang model matematika belumpernah disinggung oleh guru matematika . Untuk itu peneliti menjelaskan dengan memberikancontoh soal cerita dan mengubahnya ke dalam model Peneliti menuliskan soal yang berhubungan dengan materi pelajaran dan menyuruh siswa untuk mendiskusikannya. 3. Kelompok yang sudah dibentuk oleh peneliti dibantu oleh tutor untuk 4. mendiskusikan soal yang diberikan oleh peneliti.

31

5. Hasil diskusi kelompok diberikan kepada peneliti 6. Peneliti memberikan kesempatan yanya jawab untuk menyelesiaikan soal yang telah didiskusikan. 7. Pneliti melakukan evaluasi berdasarkan RP 1 (lampiran 1) 8. Peneliti memberikan beberapa soal untuk dikerjakan di rumah. 9. Waktu diusahakan sesuai dengan jam pelajaran. 3. Observasi Dari hasil pengamatan dari pertemuan 2 menunjukkan kemajuan dibandingkan dengan putaran sebelumnya. Pada putaran ini siswa mulai termotivasi sebagai penemu karena siswa ikut secara aktif dalam kegiatan belajarnya, sebab ia berpikir dan tidak sekedar mendengarkan informasi yang menyebabkan siswa ingin menemukan lebih lanjut. Maka yang menjadi perhatian adalah kemajuan hasil belajar siswa dan penggunaan waktu belajar. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pertemuan 2 dibandingkan dengan pertemuan 1 maka dapat diketahui dengan melihat hasil tes (lampiran ), jika dibuat diagram dahan daun sebagai berikut :

32

Tabel 1. Diagram Dahan daun membandingkan nilai pertemuan 1 dengan nilai pertemuan 2

Pertemuan 1

Dahan

Pertemuan 2

f 6 11 11 8 3 2 1

d 6 17 28 (8) 6 3 1 1

Daun 000055 00055555555 00000005555 00000000 055 00 0

3 4 5 6 7 8 9 10

Daun 5 00000000555 00000000 000000005555 00055 0000 0

f 1 11 8 12 5 4 1

d 1 12 20 (12) 9 5 1 1

Jika di buat Box plot hasil tes yaitu nilai pertemuan 1 dengan nilai pertemuan 2 digambarkan sebagai berikut : Tabel 3. Box plot membandingkan nilai pertemuan 1 dengan nilai pertemuan Perubahan nilai rendah ( BB ) pada pertemuan 2 semakin menurun, sedangkan K1 tidak ada perubahan sedankan K2, K3 dan nilai tertinggi ( BA) mengalami peningkatan. Diduga karena bimbingan yang diberikan peneliti tidak sesuai dengan kemampuan siswa, sehingga pembalajaran akan diperbaiki pada pertemuan berikutnya, 4. Refleksi Dengan pertemuan kedua selesai maka putaran pertama selesai. Dari hasil observasi peneliti melakukan revisi pelaksanaan yaitu :

33

1. Siswa masih terbatas keaktifannya, untuk mengatasi keengganan siswa dalam bertanya, peneliti manyuruh beberapa siswa untuk mengerjakan soal dan bertanya pada siswa diaman letak kesulitan yang dialaminya. 2. Untuk memotivasi kemauan siswa belajar, dilakukan diskusi kelompok lagi dengan bantuan tutor

B. Putaran II 1. Perencanaan Pada putaran 2 ini dilaksanakan setelah menganalisis putaran 1. Putaran ini bertujuan untuk memantapkan dan melakukan perbaikan dalam pelaksanaan metode pembelajaran remedial. Urutan rencana pelaksanaan pertemuan 3 adalah sebagai berikut : 1. Peneliti membuat rancangan pembelajarn sesuai dengan topik 2 2. Peneliti memberikan kesempatan tanya jawab tentang materi yang sebalumnya belum dimengerti. 3. Peneliti menuliskan soal yang berhubungan dengan materi pelajarn yang sebelumnya dan menyuruh siswa untuk mengerjakannya dipapan tulis 4. Peneliti memeriksa pekerjaan siswa dan memberikan bimbingan kepada siswa yang kurang mengerti atau peneliti bertanya pada siswa apakah yang kerjakan temannya benar 5. Peneliti membentuk diskusi kelompok lagi dengan bantuan tutor. 6. Peneliti memberikan soal untuk didiskusikan. 7. Hasil diskusi dikumpulkan pada peneliti. 8. Peneliti melakukan evaluasi berdasarka RP 2 (lampiran 2 ) 9. Peneliti lebih memperhatikan penggunaan waktu pelaksanaan pembelajaran.

34

2. Pelaksanaan Pertemuan 3 membahs topik 2, urutan pelaksanaannya adalah sebagi berikut 1. Peneliti menanyakan tugas yang diberikanpada pertemuan yang lalu dan membahasnya terutama soal yang tidak bisa dikerjakan siswa.

2.

Siswa menanyakan materi yang sudah dipelajari sebelumnya yang belum dimengerti.

3.

Peneliti menuliskan soal cerita yang berhubungan dengan materi pelajaran yang sudah dipelajari dan menyuruh siswa mengubahnya dalam model

matematika SPDLV. 4. Peneliti memeriksa pekerjaan siswa dan menanyakan bagian mana yang mengalami kesulitan. 5. Peneliti membentuk diskusi kelompok yang dibantu oleh tutor yang sudah dibimbing oleh peneliti. 6. Peneliti memberikan soal untuk didiskusikan dan memberikian waktu diskusi. 7. Hasil diskusi dikumpulkan pada peneliti 8. Peneliti melakukan evaluasi berdasarkan RP 2 ( lampiran 2)

3. Observasi Pembelajaranberjalan dengan baik dan ada kemajuan jika dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya dan kualitas keaktifan siswa meningkat. Untuk mengetahui

peningkatan prestasi hasil belajar siswa pada putaran II dibandinkan dengan putaran I maka dapat diketahui dengan melihat data hasil tes ((lampiran 3) jika dibuat diagram Dahan daun sebagai berikut :

35

Tabel 2. Diagram Dahan daun membandingkan nilai pertemuan 1 dengan nilai pertemuan 2 Pertemuan 1 d Daun Dahan Pertemuan 2 Daun f

1 11 8 12 5 4 1

1 12 20 (12) 10 5 1 1

5 00000000555 00000000 000000000555 5 0055 0000 0

3 4 5 6 7 8 9 10 0 00000000555 5 00055 0000 0 1 6 15 9 9 2 1 7 (15) 20 11 2

Jika dibuat Box plot hasil tes yaitu nilai pertemuan 1 dengan nilai pertemuan 2 digambarkan sebagai berikut : Hasil nilai evaluasi dari putaran II menunjukkan peningkatan dari putaran I . Nilai terendah ( BB) ,K1,K2 dan K3 mengalami kenajuan,Frekuensi nilai rendah mulai berkurang sedangkan frekuensi nilai tertnggi mulai bertambah. 4.. Refleksi Dari pengamatan terakhir dapat diambil beberapa kesimpulan : 1. Metode pembelajaran remedial dapat dilaksanakan guru apabila masih ada beberapa siswa yang nilainya rendah tetapi jika lebih banyak ( hampir semua ) siswa yang nilainya tinggi disbanding yang nialinya rendah tidak perlu dilakukan remedial. 2. Ada peningkatan keaktifan dan kemandirian siswa

36

3. Siswa termotivasi bila tutor memberikan argument saat diskusi kelompok berlangsung. Hasil Penelitian. Telah diketahui bahwa pelaksanaan setipa putaran merupakan perbaikan atau penyempurnaan dari pelaksanaan pembelajaran dari putaran sebelumnya, sehingga nilai

4.1

yang diproleh dapat dikatakan merupakan hasil dari perubahan pelaksanaan pembelajaran tersebut. Ada dua cara yang digunakan untuk melihat perkembangan hasil yaitu menggunakan hasil terakhir dari tiap putaran dan hasil rataan dari tiap putaran. Perangkat untuk ini sudah ada pada tiap pembelajaran putaran diatas. Untuk membandingkan hasil nilai tiap putaran digunakan Blox-Plot. Hasil akhir tiap putaran

37

Putaran terakhir jelas menunjukan peningkatan dari putaran sebelumnya, ini dapat dilihat dalam nilai terendah pada putaran I dan II yang berbeda mengalami peningkatan. Dengan menganggap nilai > 60 lulus maka pada putaran I lebih dari 33% berhasil dan putaran II > 85% berhasil. Kondisi awal sudah jelas makin tampak jauh dibawah kondisikondisi akhir putaran. Box-Plot menjukan bahwa ada peningkatan rataan skor siswa,

sejalan dengan tingkat kesempurnaan pelaksanaan metode pembelajaran remedial. Diperlihatkan mulai dari kondisi awal seolah-olah ada suatu gerak pergesran secara teratur meningkat. Selanjutnya rataan skor tiap putaran diproleh sebagai berikut : Rataan putaran I = 57.38 Rataan putaran II =76.43 Ternyata secara umum ada perubahan yaitu rataan meningkat, hal ini mendukung pada analisis dahan daun dan Box-Plot Dari uraian di atas dapat diterima bahwa dengan metode pembelajaran remedial hasil belajar dapat meningkat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas VIII SMP Negri I Torgamba diproleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa dengan pembelajaran remedial pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua variabel di kelas VIII SMP Negeri I Torgamba meningkat dengan rataan 76,43. 2. Untuk menerapkan pembelajaran remedial yang efektif yang dapat memaksimalkan hasil pembelajaran yaitu : 3. Mengarahkan atau memberikan petunjuk pada siswa tentang materi yang akan dipelajari. 4. Memberi kesempatan pada siswa untuk menanyakan materi yang belum dimengerti. 5. Memberi contoh soal yang berhubungan dengan materi yang telah dibahas. 6. Siswa dilatih untuk bisa mengerjakan soal secara mandiri dan memeriksa pekerjaan temannya apakah benar atau tidak. 7. Memberikan soal-soal latihan,kemudian membentuk diskusi kelompok jika diperlukan tutor sangat membantu kerjasama antar kelompok. 8. Melakukan evaluasi. 9. Pemberian tugas rumah 10. .Metode pembelajaran remedial dapat digunakan mengubah perilaku belajar siswa yang pasif menjadi aktif.

39

5.2. Saran 1. Model pembelajaran remedial ini bisa menjadi strategi guru untuk menerapkannya pada sisw a dalam mengausai materi pelajaran.

Bagi guru matematika hendaknya dapat menggunakan model pembelajaran remedial pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

45

3.4.2.

Model Sistem. a. Rancangan. Kegiatan direncanakan dalam dua putaran. Apabila bahwa dibutuhkan suatu

putaran terdiri fari sub putaran kedua maka ditentukan untuk maksimal terdiri dari satu pertemuan atau sub putaran masing-masing satu atau dua topik, dan ini dapat terjadi tergantung pada kemajuan yang dicapai pada tiap pertemuan. Dalam rencana pembelajarannya berikut perkiraan matriks bahan ajar yang akan dilaksanakan. Tabel I Materi Bahan Ajar No 1 2 3 Topik Bentuk umum SPLDV dan penyelesaian SPLDV dengan metode gfrafik Penyelesaian SPLDV dengan metode substitusi dan metode eliminasi Merancang model matematika yang berbentuk soal cerita dengan SPLDV

Persiapan pembelajaran terdiri dari satuan acara pembelajaran media dan evaluasi. Pada pembelajaran yang pertama guru merancang sendiri pembelajaran sesuia dengan program semester. Untuk pembelajaran berikutnya pembelajaran dirancang dengan melihat kemajuan dan kelemahan pembelajaran yang telah dilakukan sesuai dengan hasil yang diperoleh pada tahap evaluasi, demikian seterusnya hingga diperoleh pembelajaran yang efektif dan memberikan hasil yang maksimal.

b. Pemaknaan dan Pengembangan. Setiap kegiatan harus dievaluasi, karena makna hasil setiap evaluasi akan menjadi dasar ke program yang berikutnya. Dalam penelitian ada dua kali pertemuan dengan dua rencana pembalajaran yang berarti ada dua kali evaluasi.

46

Data yang diperoleh

akan bermakna

jika pengujian

dilakukan

dengan perbandingan dari hasil akhir putaran pertama, kemudian dari hasil putaran pertama ke putaran kedua. Sasaran yang diharapkan adalah perubahan semakin cocok kepada pencapaian tujuan yang berarti pelaksanaan semakin mantap dan hasil belajar yang semakin meningkat. c. Revisi Rancangan Sebagaiman dijelaskan sebelumnya dari evalusai yang dilaksanakan, hasilnya akan menetukan rancangan pembalajran berikutnya. Metode tetap dipertahankan tetapi variasi pengelolaan yang harus dikondisikan hingga diperoleh hasil yang semaksimalnya. Jadi kelemahan rancangan atau pelaksanaan direvisi bila perlu, revisi tidak dapat diformula dari awal tetapi sifatnya berkembang dari pengalaman lapangan atau temanteman lapangan, namun prinsipnya harus tetap memaksimalkan kondisi untuk mencapai optimalisasi hasil atau efektitas pembelajaran. Dasar revisi adalah hasil pengamatandan evaluasi siswa sebagaimana di jelaskan sebelumnya. d. Diagram Batang dan Daun. ( Steam anf Leaf ) Box-Plot. Kedua diagram ini akan digunakan dalam penelitian untuk pengelolaan data. Diagram batang terdiri dari petunjuk utama sebagai bahan dan petunjuk minor yang disebut sebagai dan diatur bergamdengan dengan bersesuaian. Dari suatu ruas pada batang

dapat mengandung beberapa daun, sehingga apabila ia adalah angka atau bilangan akan tersusun berurut, disamping itu banyaknya daun merupakan frekuensi. Selanjutnya

frekuensi ditulis dengan cara komulatif dari kedua yang sebaran hingga kedudukan median, sedangkan kedudukan median ditulisakan frekuensi pada dahan bersangkutan, sekaligus memudahkan mencari median yang diperlukan pada Box Plot.

47

Penulisan frekuensi

diletakkan

pada suatau

lajur yang dinamakan

kedalaman, dengan diagram dahan dan daun data disajikan seperti diagram batang atau histogram. Dengan membaca diagram akan lebih mudah menyajikan interprestasi dua diagram padap diperbandingkan. Box-plot merupakan diagram yang terdiri dari suatu empat segi yang dinamakan Box, garis sejajar dua sisi berada pada kotak, garis yang terletak menyambung di dua sisi yang sejajar segi empat, Ukuran ( kedudukan ) kotak garis ditentukan oleh ringkasan data median ( Me) , kurtil ( K1 ,K2,K3 ) skor maksimum dan minimum. Batas garis sejauh 1 ( K3 K1 ) dari Kuartil, dan titik di luar batas terakhir dinamakan pencilan. Sama halnya dengan Steam and Leaf, dua Box- plot dapat diperbandingkan dan menyajikan interprestasi. Untuk lebih jelas sketsa diagram disajikan sebagai berilkut : Tabel 2. Steam and Leaf Dahan XBB XMd XBA Keterangan : BB = Batas Bawah BA = Batas Atas Md = Median Daun YBB YMd YBA Kedalaman FkB (fMd) Tempat median fkA

FkB FkA

= Frekuensi batas bawah = Frekuensi batas atas

( Simbolon, 2005:17 )

Gambar Box-plot 48

Selanjutnya untuk lebih jelasnya dilakukan langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut : a. Menentukan letak kuartil ( K1, K2, K3 ) dengan rumus 1 Letak K1 = ----- ( n + 1) 4 dengan n = banyak data ( Simbolon, 2006 : 16 ) a. Menghitung rataan dengan rumus: _ n x1 x = ---(n) n dimana : xi = nilai ke i n = banyak data ( Simbolon,2003:19 ).

41

Peneliti memriksa pekerjaan siswa dengan menanyakan kepada siswa yang lain apakah jawaban temannya benar, peneliti mencoba memancing reaksi antar siswa untuk berkomentar. Peneliti memberikan beberapa soal yang berhubungan dengan materi yang pembelajaran yang telah dipelajari. vi. Peneliti melakukan evaluasi vii. Peneliti akan melakukan remedial jika hasil evaluasi siswa tersebut rendah atau memenuhi SKBM (Standar Kompetensi Belajar Mandiri ) A.2 Pelaksanaan Pertemuan satu membahas metode penyelesaian SPLDV dan menerapkan alam model matematika sehari-hari, urutan pelaksanannya adalah sebagai berikut 8. Siswa membaca pelajaran yang telah ditentukan peneliti. 9. Peneliti menuliskan soal yang berhubungan dengan materi pelajaran yang dibaca siswa dan menyuruh siswa untuk mengejakannya dipapan tulis.

10. Peneliti memeriksa pekerjaan siswa dan memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dengan cara menanyakan bagaimana dari materi pelajaran 11. Peneliti memberikan beberapa soal latihan yang berhubunmgan dengan materi pelajaran dan menyuruh siswa menyelesaikan soal-soal latihan tersebut dan menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakannya dipapan tulis.

42

12. Peneliti memberikan kesempatan untuk Tanya jawab dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. 13. Melakukan tes awal. 14. Waktu diusahakan sesuai dengan jam pelajaran. A.3 Observasi. Dari hasil pengamtan tampak bahwa sebagian rencana belum terlaksana dengan baik. Karena siswa kebanyakan menjadi pasif dalam mengikuti pembelajaran. Partisipasi siswa kurang serius mengikuti pembelajaran dilihat dari sebagian siswa yang enggan atau tidak mau bertanya walaupun belum mengerti. Padahal materi sudah dipelajari sebelumnya, seharusnya siswa lebih aktif untuk menanyakannya pada peneliti dan diharapkan ada interaksi siswa dengan peneliti. Sehubungan dengan tujuan tindakan untuk meningkatkan hasil belajar Siswa, maka pencapaian indikator pembelajar tiap topik bahasan diukur dengan tes yang pada renca pempelajar biasa yaitu bangian evaluasi. hasil evaluasi yang sudah diperiksa peniliti ternyata rendah, untuk peneliti menggunakan pembelajar remedial untuk pertemuan kedua.

Hasil tes pada pertemuan pertama adalah merupakan nilai awal yang akan dibandingkan dengan hasil tes pertemuan kedua untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. B. Pertemuan 2 B.1. Perencanaan. Urutan perencanaan pelaksanaan pertemuan 2 adalah sebagai barikut : 1. Peneliti rancangan pembelajaran dengan remedial topic 2 ( merancang model matematika SPLDV) yang memuat kompetensi dasar, indicator materi

pelajaran dan evaluasi pada RP 1 ( lampiran 1 )

43

2. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dengan manyajikan informasi pada siswa tentang materi yang sudah dipelajari. Peneliti mengetahui dari siswa bahwa materi SPLDV bagian model matematika belum dipelajari untuk itu peneliti menjelaskan dengan membuat soal cerita. Peneliti menuliskan soal yang berhubungan dengan materi yang telah dibahas dan menyuruh siswa untuk mmengerjakannya dipapan tulis. Peneliti memeriksa pekerjaan siswa dan memberikan bimbingan kepada siswa yang kurang mengerti. Peneliti membuat 5 kelompok diskusi yang dipimpin oleh tiap tutor yang telah ditunjuk oleh peneliti sesuai dengan hasil tes pertemuan 1. Peneliti memberikan soal untuk didiskusikan masing-masing kelompok. Peneliti mengawasi proses diskusi Hasil diskusi dikumpulkan berdasarkan tiap kelompok. Peneliti melakukan evaluasi berdasarkan Rp ( lampiran 1) Peneliti memberikan tugas rumah. B.2 Pelaksanaan.

Pertemuan 2 membahas topik 2 , urutan pelaksanaannya adalah sebagai berikut : 1. Siswa membaca materi pelajaran yang sudah ditentukan peneliti. 2. Siswa memberitahu kepada penaliti materi yang merancang model matematika belum pernah disinggung oleh guru matematika . Untuk itu peneliti menjelaskan dengan memberikancontoh soal cerita dan mengubahnya ke dalam model matematika SPLDV

44

1. Peneliti menuliskan soal yang berhubungan dengan materi pelajaran dan menyuruh siswa untuk mendiskusikannya. 2. Kelompok yang sudah dibentuk oleh peneliti dibantu oleh tutor untuk mendiskusikan soal yang diberikan oleh peneliti. 3. Hasil diskusi kelompok diberikan kepada peneliti 4. Peneliti memberikan kesempatan yanya jawab untuk menyelesiaikan soal yang telah didiskusikan. 5. Pneliti melakukan evaluasi berdasarkan RP 1 (lampiran 1) 6. Peneliti memberikan beberapa soal untuk dikerjakan di rumah. 7. Waktu diusahakan sesuai dengan jam pelajaran. B.3. Observasi Dari hasil pengamatan dari pertemuan 2 menunjukkan kemajuan dibandingkan dengan putaran sebelumnya. Pada putaran ini siswa mulai termotivasi sebagai penemu karena siswa ikut secara aktif dalam kegiatan belajarnya, sebab ia berpikir dan tidak sekedar mendengarkan informasi yang menyebabkan siswa ingin menemukan lebih lanjut. Maka yang menjadi perhatian adalah kemajuan hasil belajar siswa dan penggunaan waktu belajar.

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pertemuan 2 dibandingkan dengan pertemuan 1 maka dapat diketahui dengan melihat hasil tes (lampiran ), jika dibuat diagram dahan daun sebagai berikut :

45

Tabel 3. Diagram Dahan daun membandingkan nilai pertemuan 1 dengan nilai pertemuan 2 f 6 11 11 8 3 2 1 Pertemuan 1 d Daun 6 000055 17 28 (8) 6 3 1 1 00055555555 00000005555 00000000 055 00 0 Dahan 3 4 5 6 7 8 9 10 Pertemuan 2 Daun f 5 1 00000000555 00000000 000000005555 00055 0000 0 11 8 12 5 4 1 d 1 12 20 (12) 9 5 1 1

Jika di buat Box plot hasil tes yaitu nilai pertemuan 1 dengan nilai pertemuan 2 digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3. Box plot membandingkan nilai pertemuan 1 dengan nilai pertemuan 2 Perubahan nilai rendah ( BB ) pada pertemuan 2 semakin menurun, sedangkan K1 tidak ada perubahan sedankan K2, K3 dan nilai tertinggi ( BA) mengalami

46

peningkatan. Diduga karena bimbingan yang diberikan peneliti tidak sesuai dengan kemapuansiswa, sehingga pembalajaran akan diperbaiki pada pertemuan berikutnya, B.4 Refleksi Dengan pertemuan kedua selesai maka putaran pertama selesai. Dari hasil observasi peneliti melakukan revisi pelaksanaan yaitu : Siswa masih terbatas keaktifannya, untuk mengatasi keengganan siswa dalam

bertanya, peneliti manyuruh beberapa siswa untuk mengerjakan soal dan bertanya pada siswa diaman letak kesulitan yang dialaminya. Untuk memotivasi kemauan siswa belajar, dilakukan diskusi kelompok lagi dengan bantuan tutor. 4.1.2 A. Putaran II Perencanaan Pada putaran 2 ini dilaksanakan setelah menganalisis putaran 1. Putaran ini bertujuan untuk memantapkan dan melakukan perbaikan dalam pelaksanaan metode pembelajaran remedial. Urutan rencana pelaksanaan pertemuan 3 adalah sebagai berikut : Peneliti membuat rancangan pembelajarn sesuai dengan topik 2 Peneliti memberikan kesempatan tanya jawab tentang materi yang sebalumnya belum dimengerti.

3. Peneliti menuliskan soal yang berhubungan dengan materi pelajarn yang sebelumnya dan menyuruh siswa untuk mengerjakannya dipapan tulis 4. Peneliti memeriksa pekerjaan siswa dan memberikan bimbingan kepada siswa yang kurang mengerti atau peneliti bertanya pada siswa apakah yang kerjakan temannya benar.

47

5. Peneliti membentuk diskusi kelompok lagi dengan bantuan tutor. 6. Peneliti memberikan soal untuk didiskusikan. 7. Hasil diskusi dikumpulkan pada peneliti. 8. Peneliti melakukan evaluasi berdasarka RP 2 (lampiran 2 ) 9. Peneliti lebih memperhatikan penggunaan waktu pelaksanaan pembelajaran. B. Pelaksanaan Pertemuan 3 membahs topik 2, urutan pelaksanaannya adalah sebagi berikut 1. Peneliti menanyakan tugas yang diberikanpada pertemuan yang lalu dan membahasnya terutama soal yang tidak bisa dikerjakan siswa. 2. Siswa menanyakan materi yang sudah dipelajari sebelumnya yang belum dimengerti. Peneliti menuliskan soal cerita yang berhubungan dengan materi pelajaran yang sudah dipelajari dan menyuruh siswa mengubahnya dalam model matematika SPDLV. Peneliti memeriksa pekerjaan siswa dan menanyakan bagian mana yang mengalami kesulitan Peneliti membentuk diskusi kelompok yang dibantu oleh tutor yang sudah dibimbing oleh peneliti. Peneliti memberikan soal untuk didiskusikan dan memberikian waktu diskusi. Hasil diskusi dikumpulkan pada peneliti

Peneliti melakukan evaluasi berdasarkan RP 2 ( lampiran 2) C. Observasi Pembelajaran berjalan dengan baik dan ada kemajuan jika dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya dan kualitas keaktifan siswa meningkat.

48

Untuk mengetahui peningkatan prestasi hasil belajar siswa pada putaran II dibandinkan dengan putaran I maka dapat diketahui dengan melihat data hasil tes ((lampiran 3) jika dibuat diagram Dahan daun sebagai berikut : Tabel 4. Diagram Dahan daun membandingkan nilai pertemuan 1 dengan nilai pertemuan 2 Pertemuan 1 d Daun 1 5 12 20 (12) 10 5 1 1 00000000555 00000000 000000000555 5 0055 0000 0 Dahan 3 4 5 6 7 8 9 10 0 00000000555 5 00055 0000 0 1 6 15 9 9 2 1 7 (15) 20 11 2 Pertemuan 2 Daun f

f 1 11 8 12 5 4 1

Jika dibuat Box plot hasil tes yaitu nilai pertemuan 1 dengan nilai pertemuan 2 digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4. Box- Plot membandingkan nilai pertemuan 1 dengan pertemuan 2 digambarkan sebagai berikut:

49

Hasil nilai evaluasi dari putaran II menunjukkan peningkatan dari putaran I . Nilai terendah ( BB) ,K1,K2 dan K3 mengalami kenajuan,Frekuensi nilai rendah mulai berkurang sedangkan frekuensi nilai tertnggi mulai bertambah. D. Refleksi Dari pengamatan terakhir dapat diambil beberapa kesimpulan : 4. Metode pembelajaran remedial dapat dilaksanakan guru apabila masih ada beberapa siswa yang nilainya rendah tetapi jika lebih banyak ( hampir semua ) siswa yang nilainya tinggi disbanding yang nialinya rendah tidak perlu dilakukan remedial. 5. Ada peningkatan keaktifan dan kemandirian siswa 6. Siswa termotivasi bila tutor memberikan argument saat diskusi kelompok berlangsung. Hasil Penelitian. Telah diketahui bahwa pelaksanaan setipa putaran merupakan perbaikan atau penyempurnaan dari pelaksanaan pembebelajaran dari putaran sebelumnya. Perubahan nilai rendah ( BB ) pada pertemuan 2 semakin menurun, sedangkan K1 tidak ada perubahan sedankan K2, K3 dan nilai tertinggi ( BA) mengalami peningkatan. Diduga karena bimbingan yang diberikan peneliti tidak sesuai dengan kemapuansiswa, sehingga pembalajaran akan diperbaiki pada pertemuan berikutnya, B.4 Refleksi

4.2

Dengan pertemuan kedua selesai maka putaran pertama selesai. Dari hasil observasi peneliti melakukan revisi pelaksanaan yaitu :

50

Siswa masih terbatas keaktifannya, untuk mengatasi keengganan siswa dalam bertanya, peneliti manyuruh beberapa siswa untuk mengerjakan soal dan bertanya pada siswa diaman letak kesulitan yang dialaminya. Untuk memotivasi kemauan siswa belajar, dilakukan diskusi kelompok lagi dengan bantuan tutor. 4.2.2 A. Putaran II Perencanaan Pada putaran 2 ini dilaksanakan setelah menganalisis putaran 1. Putaran ini bertujuan untuk memantapkan dan melakukan perbaikan dalam pelaksanaan metode pembelajaran remedial. berikut : Peneliti membuat rancangan pembelajarn sesuai dengan topik 2 Peneliti memberikan kesempatan tanya jawab tentang materi yang sebalumnya belum dimengerti. 3. Peneliti menuliskan soal yang berhubungan dengan materi pelajarn yang sebelumnya dan menyuruh siswa untuk mengerjakannya dipapan tulis 4. Peneliti memeriksa pekerjaan siswa dan memberikan bimbingan kepada siswa yang kurang mengerti atau peneliti bertanya pada siswa apakah yang kerjakan temannya benar 5. Peneliti membentuk diskusi kelompok lagi dengan bantuan tutor. 6. Peneliti memberikan soal untuk didiskusikan. Urutan rencana pelaksanaan pertemuan 3 adalah sebagai

7. Hasil diskusi dikumpulkan pada peneliti. 8. Peneliti melakukan evaluasi berdasarka RP 2 (lampiran 2 ) 9. Peneliti lebih memperhatikan penggunaan waktu pelaksanaan pembelajaran.

51

b.

Pelaksanaan Pertemuan 3 membahas topik 2, urutan pelaksanaannya adalah sebagi berikut : 1. Peneliti menanyakan tugas yang diberikanpada pertemuan yang lalu dan membahasnya terutama soal yang tidak bisa dikerjakan siswa. 2. Siswa menanyakan materi yang sudah dipelajari sebelumnya yang belum dimengerti. 3. Peneliti menuliskan soal cerita yang berhubungan dengan materi pelajaran yang sudah dipelajari dan menyuruh siswa mengubahnya dalam model matematika SPDLV. Peneliti memeriksa pekerjaan siswa dan menanyakan bagian mana yang mengalami kesulitan peneliti membentuk diskusi kelompok yang dibantu oleh tutor yang sudah dibimbing oleh peneliti. Peneliti memberikan soal untuk didiskusikan dan memberikian waktu diskusi. Hasil diskusi dikumpulkan pada peneliti dan melakukan evaluasi berdasarkan RP 2 ( lampiran 2) c. Observasi Pembelajaran berjalan dengan baik dan ada kemajuan jika dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya dan kualitas keaktifan siswa meningkat. Untuk

mengetahui peningkatan prestasi hasil belajar siswa pada putaran II dibandingkan dengan putaran I maka dapat diketahui dengan melihat data hasil tes ((lampiran 3) jika dibuat diagram Dahan daun sebagai berikut :

47

Tabel 5. Diagram Dahan daun membandingkan nilai pertemuan 1 dengan nilai pertemuan 2 Pertemuan 1 d Daun 1 5 12 20 (12) 10 5 1 1 00000000555 00000000 000000000555 5 0055 0000 0 Dahan 3 4 5 6 7 8 9 10 0 00000000555 5 00055 0000 0 1 6 15 9 9 2 1 7 (15) 20 11 2 Pertemuan 2 Daun f

f 1 11 8 12 5 4 1

Jika dibuat Box plot hasil tes yaitu nilai pertemuan 1 dengan nilai pertemuan 2 digambarkan sebagai berikut :

Gambar 5. Box Plot membandingkan nilai tes awal dengan putaran 1 dan putaran 2

48

Hasil

nilai evaluasi dari putaran II menunjukkan

peningkatan dari putaran I

Nilai terendah ( BB) ,K1,K2 dan K3 mengalami kenajuan,Frekuensi nilai rendah mulai berkurang sedangkan frekuensi nilai tertnggi mulai bertambah. D. Refleksi Dari pengamatan terakhir dapat diambil beberapa kesimpulan : 1. Metode pembelajaran remedial dapat dilaksanakan guru apabila masih ada beberapa siswa yang nilainya rendah tetapi jika lebih banyak ( hampir semua ) siswa yang nilainya tinggi disbanding yang nialinya rendah tidak perlu dilakukan remedial. 2. 3. Ada peningkatan keaktifan dan kemandirian siswa Siswa termotivasi bila tutor memberikan argument saat diskusi kelompok berlangsung.

4.3

Hasil Penelitian. Telah diketahui bahwa pelaksanaan setipa putaran merupakan perbaikan atau penyempurnaan dari pelaksanaan pembebelajaran dari putaran sebelumnya, sehingga nilai yang diperoleh dapat dikatakan merupakan hasil dari pelaksanaan pembelajaran tersebut. Ada dua cara yang digunakan untuk melihat perkembangan hasil yaitu menggunakan hasil terakhir dan hasil rataan pada tiap putaran. Perangkat untuk ini sudah ada pada tiap pembelajaran putaran di atas. Untuk membandingkan hasil nilai tiap putaran digunakan Box-plot.

49

Hasil akhir tiap putaran

Gambar 5. Box-Plot Membandingkan nilai tes awal dengan putaran I dan putaran II Putaran terakhir jelas menunjukkan peningkatan dari putaran sebelumnya. Ini dapat dilihat dalam putaran terendah pada putaran I dan II yang berbeda yang mengalami peningkatan. Dengan menganggap nilai > 60 lulus maka pada putaran I lebih dari 33% berhasil dan putaran II lebih dari 85% berhasil. Kondisi awal sudah jelas makin tampak jauh dibawah kondisi-kondisi akhir putaran. Box-Plot menunjukkan bahwa ada peningkatan rataan sor siswa, sejalan dengan tingkat kesempurnaan pelaksanaan metode pembelajaran remedial.

50

Diperlihatkan muali dari kondisi awal seolah-olah ada suatu gerak pergeseran secara teratur meningkat. Selanjutnya rataan skor tiap putaran diperoleh sebagai barikut : Rataan putaran I Rataan putaran II = 57,38 = 76,43

Ternyata secara umum ada perubahan yaitu rataan meningkat, hal ini mendukung pada analisis dahan daun dan Box-Plot. Dari uraian di atas dapat diterima bahwa dengan metode pembelajaran remedial hasil belajar dapat meningkat.

BAB V KESIMPULAN DAN DASAR 5.1 Kesimpulan.

0. Hasil belajar siswa dengan pembelajaran remedial pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua variabel di kelas VIII SMP Negeri I Torgamba meningkat dengan rataan 76,43. 1. Untuk menerapkan pembelajaran remedial yang efektif yang dapat

memaksimalkan hasil pembelajaran yaitu : a. Mengarahkan atau memberikan petunjuk pada siswa tentang materi yang akan dipelajari. b. Memberi kesempatan pada siswa untuk menanyakan materi yang belum dimengerti. c. Memberi contoh soal yang berhubungan dengan materi yang telah dibahas. d. Siswa dilatih untuk bisa mengerjakan soal secara mandiri dan memeriksa pekerjaan temannya apakah benar atau tidak. e. Memberikan soal-soal latihan,kemudian membentuk diskusi kelompok jika diperlukan tutor sangat membantu kerjasama antar kelompok. f. Melakukan evaluasi. g. Pemberian tugas rumah 2. Metode pembelajaran remedial dapat digunakan mengubah perilaku belajar siswa yang pasif menjadi aktif.

52

5.2.

Saran.

1. Model pembelajaran remedial ini bisa menjadi strategi guru untuk menerapkannya pada sisw a dalam mengausai materi pelajaran. 2 Bagi guru matematika hendaknya dapat menggunakan model pembelajaran remedial pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono 2003 : 152, .Psikologi Belajar .Jakarta PT.Rineka Cipta.

Djamarah, syaiful Bahri dkk 2003. Strategi Belajar Mengajar ( Edisi revisi ) Jakarta : PR.Rineka Cipta.

Hudojo, Herman.

Bab 1 1988, Mengajar Belajar Matematika. Jakarta :

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sartono Wirodikromo,2006. Matematika kelas VIII SMP Jakarta : Erlangga Simbolon , H 2006. Statistika Dasar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sujono 1988, Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

53

40

Lampiran I Rancangan Pembelajaran dengan Remedial ( RP I ) Mata Pelajaran Satuan Pendidkan Kelas / Semester Materi Pokok Waktu I. Kompetisi Dasar Membantu siswa dalam memahami pembahasan SPLDV dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan SPLDV. II. Indikator Menidentifikasikan masalah yang berhubungan dengan SPLDV. Membuat model matematika yang berhubungan dengan SPLDV. Menentukan model penyelesaian matematika dari masalah yang berhubungan dengan SPLDV Menafsirkan hasil penyelesaian masalah yang berkaitan dengan SPLDV. : Matematika : SMP : VIII / Genap : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ( SPLDV) : 2 x 45 menit

III. Tujuan Pembelajaran Mengajak siswa untuk mengingat kembali pelajaran atau materi yang telah diterima dalam SPLDV Memberi kesempatan bagi siswa untuk melatih kemampuan dalam

menyelesaikan soal. IV. Materi . A. Cara penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.

B.

Penerapan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dalam Kehidupan.

41

V. Pengelolaan Pembelajaran dengan metode : Ceramah Tanya jawab Diskusi Tutor

VI. Sumber Belajar. Sartono Wirodikromo, Matematika SMP kelas VIII penerbit Erlangga Alat tulis dan penggaris. VII. Langkah langkah Pembelajaran. Kegiatan Awal Fase I : Menyajikan rencana,tujuan pembelajaran dan motivasi siswa ( 10 menit ) - Guru menanyakan PR yang diberikan kepada siswa pada pertemuan yang lalu dan membahasnya, terutama beberapa soal yang tidak dikerjakan siswa. - Guru menanyakan siswa pelajaran yang lalu. 2. Kegiatan Inti. Fase II : Menyajikan pelajaran ( 10 menit ) Guru mengingatkan kembali kepada siswa materi pelajaran SPLDV.

Fase III : Memberikan soal-soal latihan (15 menit ) Guru menyajikan materi penerapan SPLDV dalam kehidupan

sehari-hari.

Guru memberikan contoh soal dengan memisalkan nama siswa

dalam kelas, kemudian meminta siswa mengerjakannnya dipapan tulis. Selisih umur Rina dan Rini adalah 2 tahun. Dua kali usia Rina ditambah

42

usia Rini sama dengan 16 tahun. Berapakan usia mereka sekarang. Buat dalam model matematika. Siswa mengerjakan soal tersebut dengan memisalkan umur Rina = x dan umur Rini = y berarti selisih umur Rina dan Rini adalah 2, akan menjadi x y = 2. Sedangkan dua kali usia Rina ditambah usia Rini adalah 16 akan menjadi 2x + y = 16 xy=2 2x + y = 16 + 3x = 18 x =6 Maka siswa tersebut mensubstitusikan ke persamaan x- y menjadi 6 y = 2 tanda apa ya = 2akan

y = 4, sehingga x yang dimisalkan

umur Rian adalah 6 tahun dan y dimisalkan umur Rini adalah 4 Guru meminta pendapat dari beberapa siswa dan guru menyimpulkan penadapat siswa tersebut. Guru membuat soal dan menyuruh siswa untuk mengerjakannya yaitu menentukan penyelesaian dari x + 2y = 4 2x + y = 2 Guru meminta siswa untuk mengeliminasikan kedua persamaan tersebut dan menyuruh siswa mendiskusikan dengan teman-temannya.

Guru mempercayakan tutor untuk membimbing siswa yang kurang mampu.

Guru memperhatikan pekerjaan siswa dan berusaha membimbing siswa hingga pekerjaan yang dilakukannya benar.

43

Fase IV : Evaluasi (10 menit ) 1) Dua buah bilangan mempunyai julah 13. Dua kali bilangan pertama dikurangi tiga kali bilangan kedua sama dengan 11. Tentukan kedua bilangan tersebut. 2) Diketahui dua bilangan x dan y .Jika jumlah dari dua kali bilangan pertama dengan tuga kali bilangan kedua sama dengan 44 dan selisih lima kali bilangan pertama dengan dua kali bilangan kedua sama dengan 77. Tentukan bilangan- bilangan tersebut. 1. Penutup. Fase V : Penutup (5 menit ) Guru memberi tugas pekerjaan rumah yang diambil dari buku pegangan siswa Guru menutup pelajaran.

44

Lampiran 2 Rancangan Pembelajaran dengan Remedial ( RP 2 ) Mata Pelajaran Satuan Pendidkan Kelas / Semester Materi Pokok Waktu I. Kompetisi Dasar Memecahkan masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan melatih siswa agar lebih teliti dlam menyelesaikan permasalahan dengan cara mengecek jawaban. II. Indikator Mengidentifikasikan masalah yang berhubungan dengan SPLDV. Membuat model matematika yang berhubungan dengan SPLDV. Menentukan model penyelesaian matematika dari masalah yang berhubungan dengan SPLDV Menafsirkan hasil penyelesaian masalah yang berkaitan dengan SPLDV. : Matematika : SMP : VIII / Genap : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ( SPLDV) : 2 x 45 menit

III. Tujuan Pembelajaran Mengajak siswa untuk mengingat kembali pelajaran atau materi yang telah diterima dalam SPLDV Memberi kesempatan bagi siswa untuk melatih kemampuan dalam menyelesaikan soal.

IV.

Materi . Cara penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Penerapan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dalam Kehidupan.

45

V.

Pengelolaan Pembelajaran. Dengan metode. Ceramah Tanya jawab Diskusi Tutor

Sumber Belajar. Sartono Wirodikromo,Matematika SMP kelas VIII penerbit Erlangga. Alat tulis dan penggaris. 1. Langkah langkah Pembelajaran. Kegiatan Awal Fase I : Menyajikan rencana,tujuan pembelajaran dan motivasi siswa ( 10 menit ) - Guru menanyakan PR yang diberikan kepada siswa pada pertemuan yang lalu dan membahasnya, terutama beberapa soal yang tidak dikerjakan siswa. 2. Guru menanyakan siswa pelajaran yang lalu.

Kegiatan Inti. Fase II : Menyajikan pelajaran ( 10 menit ) Guru mengingatkan kembali kepada siswa materi pelajaran SPLDV.

Fase III : Menyajikan materi pelajaran.

Guru menyajikan kembali materi pelajaran SPLDV . Guru memberikan contoh soal dengan memisalkan nama siswa

dalam kelas, kemudian meminta siswa mengerjakannnya dipapan tulis.

46

Selisih umur Rizal dan Doni adalah 10 tahun. Dua kali usia Rina ditambah usia Rini sama dengan 17 tahun. Berapakan usia mereka sekarang. Buat dalam model matematika. Siswa mengerjakan soal tersebut dengan memisalkan umur Rizal = x dan umur Doni = y berarti selisih umur Rina dan Rini adalah 10 tahun, akan menjadi x y = 10. Sedangkan dua kali usia Rina ditambah usia Rini adalah 17 akan menjadi x y = 10 2x + y = 17 + 3x = 27 x =9 Maka siswa tersebut mensubstitusikan ke persamaan x- y = 10 akan menjadi 9 y = 10 tanda apa ya y = 1, sehingga x yang dimisalkan 2x + y = 17

umur Rian adalah 9 tahun dan y dimisalkan umur Rini adalah 1 Guru meminta pendapat dari beberapa siswa dan guru menyimpulkan penadapat siswa tersebut. Guru membuat soal dan menyuruh siswa untuk mengerjakannya yaitu menentukan penyelesaian persamaan dari 3x + 2y = 5 x +5y = 6

Guru meminta siswa untuk mengeliminasikan kedua persamaan tersebut dan menyuruh siswa mendiskusikan dengan teman-temannya. - Guru mempercayakan tutor untuk membimbing siswa yang kurang mampu.

47

Guru memperhatikan pekerjaan siswa dan berusaha membimbing siswa hingga pekerjaan yang dilakukannya benar.

Fase IV : Evaluasi (35 menit ) 1) Di dalam dompet Rina terdapat 25 lembar uang R.p 5000,00 dan

Rp.10.00.00 jumlah uang itu adalah Rp.20.000,00. Beraa jumlah uang itu masing-masing. 2) Suatu pabrik memproduksi dua jenis barang yaitu barang A dan barang B. Jumlah penerimaan penjualan dari 100 unit barang A dan 150 unit barang B sebesar Rp.3000.000,00. Jumlah yang sama akan diterima apabila pabrik itu menjual 150 unit barang A dan 75 unit barang B. Berapa harga per satuan untuk barang A dan Per satuan untuk barang B ? Berapa jumlah penerimaan, jika dijual 200 unit barang A dan 200 unit barang B ? 3. Penutup.

Fase V : Penutup (5 menit ) Guru memberi tugas pekerjaan rumah yang diambil dari buku pegangan siswa Guru menutup pelajaran.

48

Lampiran 3. LEMBAR PENGAMATAN KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN Hari / tanggal observasi Nama Guru Nama Sekolah Kelas / Semester Topik Subtopik Petunjuk Berilah tanda ( V ) dalam kolom penilaian sesuai menurut pendapat Bapak / Ibu. 1 berarti 2 berarti 3 berarti 4 berarti 5 berarti No 1 sangat kurang baik kurang baik cukup baik baik sekali Nilai 3 4 V V V : . : . : . : . : .. : ..

Aspek yang diamati 1 Pendahuluan a. Kemampuan memotivasi siswa / mengkomunikasikan tujuan pembelajaran b. Kemampuan menghubungkan pelajaran saat itu dengan pelajaran sbelumnya atau membahas PR Nilai rata-rata 2

Kegiatan Inti : a. Kemampuan dalam menjelaskan soal cerita b. Kemampuan mengarahkan siswa untuk menemukan jawaban dan cara menjawab soal,dengan memberikan bantuan terbatas c. Kemampuan mengamati cara siswa menyelesaikan soal / masalah d. Kemampuan dalam mengoptimalkan interaksi siswa dalam diskusi kelompok. e. Kemampuan mendorong siswa untuk membandingkan jawaban dengan jawaban temannya

V V V V V

49

No f.

Aspek yang diamati 1 Kemampuan memimpin diskusi / mengasai kelas g. Kemampuan menghargai berbagai pendapat siswa h Kemampuan mendorong siswa untuk mau bertanya ,mengeluarkan penadapat atau menjawab pertanyaan. Nilai rata-rata Penutup : a. Kemampuan menegaskan hal-hal penting / inti sari berkaitan dengan pembelajaran. b. Kemampuan menyampaikan judul sub materi berikutnya / memberikan PR kepada siswa / menutup pelajarn. Nilai rata- rata

Nilai 2 3 4 5 V V V

V V

4 5

Kemampuan Mengelola Waktu Nilai rata - rata Suasana kelas : a. Antusias siswa b. Antusias guru Nilai rata- rata Nilai rata-rata keseluruhan

V V V V

Saran dan komenter :

.. .............................................................................................................................. .. .. .. .. Torgamba, Pengamat, ..

63

LEMBAR PENGAMATAN KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN Hari / tanggal observasi Nama Guru Nama Sekolah Kelas / Semester Topik Subtopik Petunjuk Berilah tanda ( V ) dalam kolom penilaian sesuai menurut pendapat Bapak / Ibu. 1 berarti 2 berarti 3 berarti 4 berarti 5 berarti No 1 sangat kurang baik kurang baik cukup baik baik sekali Nilai 3 4 V V V : : : : : :

Aspek yang diamati 1 Pendahuluan a. Kemampuan memotivasi siswa / mengkomunikasikan tujuan pembelajaran b. Kemampuan menghubungkan pelajaran saat itu dengan pelajaran sbelumnya atau membahas PR Nilai rata-rata 2

Kegiatan Inti : a. Kemampuan dalam menjelaskan soal / masalah kontekstual b. Kemampuan mengarahkan siswa untuk menemukan jawaban dan cara menjawab soal,dengan memberikan bantuan terbatas c. Kemampuan mengamati cara siswa menyelesaikan soal / masalah d. Kemampuan dalam mengoptimalkan interaksi siswa dalam bekerja. e. Kemampuan mendorong siswa untuk membandingkan jawaban dengan jawaban temannya

V V V V V V

64

No f.

Aspek yang diamati 1 Kemampuan memimpin diskusi / menguasai kelas g. Kemampuan menghargai berbagai pendapat siswa h Kemampuan mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri dan menarik kesimpulan tentang konsep/ prinsip/defenisi/teorema/ rumus/ prosedur matematika. i. Kemampuan mendorong siswa untuk mau bertanya,mengeluarkan penadapat atau menjawab pertanyaan. Nilai rata-rata Penutup : a. Kemampuan menegaskan hal-hal penting / inti sari berkaitan dengan pembelajaran. b. Kemampuan menyampaikan judul sub materi berikutnya / memberikan PR kepada siswa / menutup pelajarn. Nilai rata- rata

Nilai 2 3 4 5 V V V

V V

4 5

Kemampuan Mengelola Waktu Nilai rata - rata Suasana kelas : a. Antusias siswa b. Antusias guru Nilai rata- rata

V V V

Nilai rata-rata keseluruhan Saran dan komenter :

.. .............................................................................................................................. .. .. Torgamba, Pengamat, ..

65

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN


Sekolah : .. .. Topik Kelas / Semester : .. Pengamat Waktu : .. : Tanggal : :

Sub Topik : .. Petunjuk Pengamatan ! Amatilah aktivitas siswa ( dalam kelompok sample) selama kegiatan pembelajaran. Hasil pengamatan ini pada lembar pengamatan dengan prosedur sebagai berikut : a. b. Setiap 3 menit pengamat melakukan pengmatan terhadap aktivitas siswa, kemudian Pengamatan ditujukan pada kelompok sampel yang telah dipilih sebelumnya yaitu 1 orang dari kelompok atas, 2orang dari kelompok tengah, dan 1 orang dari kelompok bawah. c. d. Nomor kategori pengamatan ditulis berurut sesuai kejadian pada baris yang tersedia. Pengamatan dilakukan mulai dari guru memulai pembelajaran sampai guru menutup 1 menit berikutnya pengamat menuliskan nomor kategori pengamatan.

pembelajaran. Kategori Aktivitas Siswa 1. Memperhatikan / mendengarkan penjelasan guru / teman. 2. Membaca / memahami masalah / konstektual dalam buku siswa / LKS

3. Menyelesaikan masalah / menemukan cara dan jawaban masalah. 4. Berdiskusi / bertanya kepada teman dan guru. 5. Menarik kesimpulan suatu prosedur / konsep 6. Perilaku yang tidak relevan selama kegiatan belajar mengajar * Yang tidak relevan seperti percakapan diluar pembelajaran, berjalan-jalan diluar kelompoknya, mengerjakan sesutau diluar topik pembelajaran dll.

Kelom No 1 2 3 4 Catatan Tambahan : Nama Siswa pok Atas Tengah Bawah


4 8 12 16 20 24 28 32 36

Pengamatan pad
40 44 48

Torgamba Pengamat,

----------------------------------------

Lampiran 8 Mencari letak kuartil dari nilai pertemuan 1 i Letak K 1 = ------ ( n + 1 ) 4 1 Sehingga K1 = ----- (n + 1) 4 1 43 3 K1 = ---- (42 + 1) = ----- = 10 -----4 4 4 Jadi letak K1 pada data ke 10,75 = 70 2 K2 = ---- = ( n + 1) = ---- ( n + 1 ) 4 1 43 1 K2 = ---- ( 42 + 1 ) = ---- = 21 ---2 2 2 Jadi letak K2 ( median ) pada data ke 21,5 = 75

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

Nilai 50 60 60 60 60 60 65 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 75 75 75 80 80 80 80 80 80 80 80 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 100 100

3 K3 = ---- ( n + 1 ) 4 3 129 1 K3 = --- ( 42 + 1 ) = ------- = 32 --4 4 4 Jadi letak K3 pada data ke 32,25 = 90 d = K3 K1 = 90 70 = 20 Batas Bawah ( BB ) = K1 1 d = 70 1 ( 20 ) = 40 Batas Atas ( BA ) = K3 + 1 d = 60 + 1 ( 20 ) = 120

Lampiran 5 Daftar Evaluasi kelas X - VIII Setiap Pertemuan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Nama Siswa Albimon Alex Desy Edy Kurniawan Erna Elsinta Endang Esty Fransiska Gendo Hasudungan Hendra Hengky Hery Yuanita Irma Iriana Jefri Pertemuan 1 40 40 45 55 45 75 45 60 45 70 50 60 55 80 50 60 30 60 Pertemuan 2 50 50 50 60 45 75 40 60 50 35 70 40 70 65 80 50 80 40 Pertemuan 3 70 60 80 70 60 75 60 90 90 70 70 50 70 90 80 65 80 60

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

Judyanto Julius Irianto Supendy Rusli Syahrizal Hamzah Affan Rahmat Ahmad Surya Arisman Syamsul Bahri Dedy Rusdianto Hendrik Ardy Sofyan Sudirman Yukiman Zainal Arifin Kurnia Ahmad Murni Neneng Rukina Sakinah

60 50 60 60 45 45 45 50 45 30 30 45 75 100 55 50 60 35 55 35 50 30 80 60

70 50 80 60 65 40 50 60 60 45 45 40 75 100 60 60 60 40 65 40 50 40 80 65

70 80 80 70 90 80 80 75 90 70 70 100 75 100 70 90 60 80 70 90 90 90 80 70

KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan fuji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi berjudul Cara meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal dengan langkah-langklah pemecahan masalah dan tehnik remedial pada sub pokok bahasan Sistem Persamaan Linear dengan Dua Variabel kelas VIII SPM Negeri I Torgamba.

Penulisan ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan dengan program studi matematika. Untuk itu dalam kesempatan ini peneliti tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1. Dosen Pembimbing I : Bapak DR.H.Amarullah Nasution SE, MBA sealaku ketua

STKIP

Labuhan batu sekaligus sebagai dosen pembimbing I yang memberikan

bimbingan dan motivasi dan saran-saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 2. Dosen Pembimbing II : Bapak Sabaedi Zalukhu S. Pd. Yang telah banyak

memberikan masukan kepada penulis bimbingan motivasi dan saran-saran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 3. Kepala Sekolah SMPN I Torgamba : Ibu Dra .Rosita Tambunan yang telah

banyak membantu penulis sehingga terselesainya skripsi ini. 4. Guru Pembimbing : Rosnaida S. Pd. Yang telah banyak memberikan ilmu

pengetahuan dan bimbingan kepada penulis. 5. Teman-teman mahasiswa STKIP Labuhanbatu yang mendukung dalam penyelesaian

ii

skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Terimakasih dari hati yang terdalam kepada Ayahanda dan Ibunda juga saudara-saudaraku dan tak lupa terimakasih teristimewa kepada suami tercinta, ananda Desta dan Dea . Akhirnya peneliti berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua khususnya para guru dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan di masa akan datang.

Rantauprapat,2009.. Peneliti

SITI SYAMSIDAR YANTI

iii

CARA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAl DENGAN LANGKAH-LANGKAH PEMECAHAN MASALAH DAN TEHNIK REMEDIAL PADA SUB POKOK BAHASAN PERSAMAAN LINEAR DENGAN DUA VARIABEL KELAS VIII SMP NEGERI I TORGAMBA TAHUN AJARAN 2009 / 2010

SKRIPSI
Diajukan untuk menempuh ujian Sarjana Strata Satu (S I) Pada Sekolah Tinggi Kejuruan dan Ilmu Pendidikan ( STKIP ) Labuhanbatu

Oleh :

SITI SYAMSIDAR YANTI


NPM Jurusan : 2007.04.00.781 : Pendidikan Matematika Disetujui oleh : Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

DR. AMARULLAH NST, SE, MBA

SABAEDI ZALUKHU S. Pd

Diketahui oleh : KETUA STKIP LABUHANBATU

DR.AMARULLAH NST, SE, MBA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP ) LABUHANBATU RANTAUPRAP a2009

ABSTRAK
Siti Syamsidar Yanti , NIM 2007.04.00.781, Cara meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal dengan langkah langkah pemecahan masalah dan tehnik remedial pada sub pokok bahasan Sistem Persamaan Linear dengan Dua Variabel Kelas VIII SMP Negeri I Torgamba pada Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Skripsi. Torgamba . Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Labuhanbatu.

Di dalam pembelajaran Matematika kenyataan menunjukkan bahwa siswa menganggap pelajaran matematika merupakan suatu mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari, sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk itu perlu diterapkan metode pembelajaran remedial yang inti kegiatannya adalah siswa yang aktif dalam pembelajaran. Peneliti akan memeperlakukan sebagai tindakan dan berusaha menemukan pola pembelajaran yang baik dalam metode pembalajaran remedial yang lebih baik. Populasi dalam ini adalah siswa kelas VIII SMP NEGRI I Torgamba tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 42 orang dan sample dari penelitian ini adalah seluruh dari populasi yaitu 42 siswa. Alat pengumpul data yang digunakan adalah tes dalam bentuk uraian, serta wawancara yang dilakukan terhadap siswa berdasarkan hasil pekerjaan tersebut. Berdasarkan kriteria penskoran, secara klasikal diproleh tingkat penguasaan remedial pada putaran I yang mendapat nilai > 60 lebih dari 33%. Dan pada putaran II remedial mendapat lebih dari 85%..Kondisi ini menunjukan bahwa ada kemajuan pelaksanaan metode pembelajaran remedial. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa upaya pembelajaran dengan metode remedial pada sub pokok SPLDV dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan siswa.

Hasil pembelajaran remedial kedua pada putaran II diperoleh Batas Bawah (BB) = 40 sedangkan Batas Atas (BA) =120. Putaran Terakhir jelas menunjukkan peningkatan dari putaran sebelumnya, ini dapat dilihat dalam nilai terendah pada putaran I dan putaran II berbeda dan mengalami peningkatan. Dengan menganggap nilai > 60 lulus maka pada putaran pertama lebih dari 33 % berhasil dan Putaran kedua lebih dari 85 % berhasil. Selanjutnya rataan nilai tiap putaran diperoleh yaitu putaran pertama = 57,38 sedangkan rataan putaran

kedua = 76,43. Ternyata secara umum ada peningkatan yaitu rataan meningkat, hal ini mendukung pada analisis Dahan Daun dan Box Plot. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran remedial dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri I Torgamba.

CARA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAl DENGAN LANGKAH-LANGKAH PEMECAHAN MASALAH DAN TEHNIK REMEDIAL PADA SUB POKOK BAHASAN PERSAMAAN LINEAR DENGAN DUA VARIABEL KELAS VIII SMP NEGERI I TORGAMBA TAHUN AJARAN 2009 / 2010

SKRIPSI
Diajukan untuk menempuh ujian Sarjana Strata Satu (S I) Pada Sekolah Tinggi Kejuruan dan Ilmu Pendidikan ( STKIP ) Labuhanbatu

Oleh :

SITI SYAMSIDAR YANTI NPM : 2007.04.00.781 PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN : MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP ) LABUHANBATU RANTAUPRAPAT


2009

DAFTAR TABEL Tabel 1. Diagram Dahan-daun membandingkan nilai pertemuan 1 dengan nilai pertemuan 232 Tabel 2. Diagram Dahan daun membandingkan nilai pertemuan 2 Dengan nilai pertemuan 3..35

Vii

DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono 2003 Psikologi Belajar, Jakarta PT. Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri, dkk 2003. Strategi Belajar Mengajar (Edisi revisi ) Jakarta, PT. Rineka Cipta.

Hudojo, Herman 1988, Mengajar Belajar Matematika Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sartono Wirodikromo 2006. Matematika SMA kelas X . Jakarta : Erlangga Sujono 1988. Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebuidayaan. Slameto 2003, Metode Mengajar.. Abdurrahman, Mulyono 1999 Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar Rineka Cipta, Jakarta. Simbolon, H 2006 Statistika Dasar, Depdikbud HEDS Project Poerwadarminta 1984 ,. Suwito 1991, Pendidikan Matematika III,Tarsito, Bandung Siswanto, 2004, Matematika Inovatif 1-a Konsep dan Aplikasi, PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo. Mulyasa, 2004, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Remaja Rosdakarya, Bandung Nasution, Andi Hakim, 1982. Landasan Matematika, Bratama Karya Aksara, Jakarta.

You might also like