You are on page 1of 6

10 Aspek Kepemimpinan Posted by Narindra on Nov 15, '07 1:15 AM for everyone Apa yang membedakan seorang manajer

yang memiliki karakter pemimpin dengan manajer biasa walaupun ia telah mengikuti berbagai macam pelatihan kepemimpinan yang sangat keras? Mengapa ada pemimpin yang seperti ditakdirkan sebagai orang besar, sedangkan ada pemimpin lainnya disalahkan atau menyalahkan diri karena memimpin secara biasa-biasa saja. Jika menurut anda perbedaan tersebut hanya terletak pada keberuntungan atau kesempatan , pendapat anda tidak sepenuhnya benar. Hanya sebagian kecil dari pemimpin sukses mencapai keberhasilan besar melalui keberuntungan dan kesempatan. Berdasarkan suatu data statistik, banyak pemimpin besar meraih keberhasilan dalam pekerjaan dan kehidupannya melalui seperangkat hukum kepemimpinan yang mendetail dan merupakan prinsip-prinsip yang telah diujicobakan. Sedangkan manajer biasa, tanpa mengecilkan usaha mereka dalam menjalankan sistem kepemimpinan lain yang cukup beragam, pada kenyataannya tidak mempunyai banyak kesempatan untuk menjadi seorang pemimpin sejati. Dengan menerima kesepuluh prinsip ini atau paling tidak sebagian besar darinya, kesuksesan berada tak jauh dari anda. Berikut adalah ringkasan dari 10 hukum kepemimpinan yang telah diterima dan dikembangkan oleh pelaku-pelaku bisnis dengan landasan yang cukup kuat sehingga memungkinkan seorang manajer biasa membuat satu lompatan besar menjadi seorang pemimpin. Hukum 1 Pemimpin memiliki visi. Visi adalah kunci untuk memahami kepemimpinan. Seorang pemimpin sejati tidak pernah kehilangan kemampuan seperti yang dimiliki anak-anak: berimajinasi/ bermimpi. Dan ini mereka ujudkan dalam bentuk visi; yaitu impian tentang masa depan; atau seperti melihat sebuah lukisan besar yang mana pemimpin itu sendiri ikut melukis suatu bagiannya. Dengan demikian, visi menjadi sebuah tantangan dunia bagi setiap pemimpin untuk membuat jejak langkah di sana, melalui kekuatan ide, kepribadian, nilai-nilai diri, dan harapan. Bagi kepemimpinan dan pengikutnya, tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan dan memotivasi orang daripada visi untuk mendapatkan sesuatu yang istimewa. Maka, kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk meraih tujuan yang diminati oleh sebagian besar kelompok tersebut. Di lain pihak, tujuan tersebut menguntungkan bagi mereka. Oleh karena itu, visi bersama haruslah menjadi perasaan yang komperehensif tentang posisi, arah, dan cara hidup untuk meraih tujuan, dan apa yang akan dilakukan ketika tujuan itu teraih. Visi seperti api ungun di perkemahan, dimana orang-orang berkumpul mengelilinginya karena cahaya, energi, kehangatan, dan kebersamaan. Meski visi adalah impian, namun visi harus fokus dan khas. Visi yang terlalu luas akan membuat pemimpin seolah-olah berada di awang-awang dan kehilangan keberanian untuk mencoba. Visi anda harus berpijak pada kenyataan sehingga tujuan bisa diraih dengan sukses dan tidak mematahkan semangat anda dan orang-orang di sekitar anda. Hukum 2 Pemimpin memiliki disiplin. Di dunia ini berlaku hukum tak tertulis, apakah kita akan mendisiplinkan diri sendiri atau yang akan didisiplinkan oleh orang lain. Keberhasilan yang berlangsung terus menerus tidak bisa diraih tanpa disiplin, ketekunan, dan usaha. Disiplin merupakan mandat bagi pemimpin untuk meraih tujuan dan visivisinya. Salah satu kesalahan besar generasi kita adalah tidak terlalu menghargai pentingnya kedisiplinan. Banyak orang terpengaruh oleh budaya superfisial yang cenderung menolak segala bentuk pengekangan, dan mengikuti dorongan alami diri kita untuk bersikap santai. Kita dengan mudah melupakan fakta bahwa segala sesuatu dalam hidup tidak mungkin diraih tanpa disiplin. Sangat sering terjadi seorang pemimpin meraih sukses pada tingkat tertentu, dan kemudian berhenti dan kehilangan semangat bertarung. Mereka harus kembali pada titik start mereka. Ini dikarenakan mereka kehilangan milik mereka yang berharga, yaitu, kedisiplinan diri. Hukum 3 Pemimpin memiliki kebijaksanaan.

Pengetahuan dapat diingat, sedangkan kebijaksanaan menembus batas-batas fisik. Kebijaksanaan adalah sesuatu yang memudahkan kita untuk menggunakan pengetahuan secara benar. Kita hidup di jaman ledakan pengetahuan. Berbagai studi memperlihatkan bahwa setengah dari pengetahuan manusia telah ditemukan satu dekade yang lalu dan seterusnya. Lebih lanjut, pengetahuan kita akan berlipat ganda pada dekade terakhir. Pemimpin yang efektif selalu mengembangkan pengetahuannya dengan membaca.Mereka mengumpulkan fakta yang diperlukan sehingga tidak terbatasi dirinya dalam mengambil keputusan. Dengan berpengetahuan, seorang pemimpin tidak takut, ragu-ragu, atau khawatir dalam menyelesaikan pekerjaan, dan terbatu untuk mengatasi banyak masalah, sekaligus merupakan alat untuk berproses. Kebijaksanaan adalah bagaimana menggunakan pengetahuan yang dimiliki dengan sebaik-baiknya, dan mengembangkan kemampuan untuk menyatakan pendapat. Seorang pemimpin yang efektif memiliki penglihatan kebijaksanaan bukan dari matanya, namun dari dalam dirinya. Kebijaksanaan menuntun diri seorang pemimpin untuk mengenali suatu masalah terlebih dahulu sebelum masalah itu terlanjur menjadi besar. Hukum 4 Pemimpin memiliki keberanian. Keberanian seringkali diungkapkan dengan istilah yang berbeda-beda. Ada yang menyatakannya dalam istilah: kegagahan, kepahlawanan, kecerdikan. Tetapi apapun namanya, keberanian tidak pernah dapat didefinisikan. Keberanian adalah suatu jalan untuk mengekspresikan kekuatan di dalam diri kita, inti dari pikiran kita untuk melawan semua keganjilan, peneguhan bagi kita untuk tetap bertahan pada posisi tersebut. Tingginya gunung Himalaya menantang keberanian seorang pendaki. Kesulitan pekerjaan memotivasi seorang pemimpin, dan kebutuhan akan bersaing memberikan inspirasi bagi pemimpin. Kepemimpinan sejati adalah mengatakan ya untuk hidup, tidak menghindar ketika tugas memanggil. Keberanian adalah bertindak dalam ketakutan, bukan tanpa ketakutan. Keberanian adalah melakukan hal yang ditakutkan. Jika anda melakukan sesuatu tanpa takut, itu bukan keberanian. Kepemimpinan adalah perjuangan yang memerlukan keberanian. Memiliki keberanian berarti melakukan sesuatu yang diyakini benar, dan bersedia menanggung segala resikonya. Ada beberapa alasan untuk menciptakan keberanian: pemimpin sejati ingin hidup untuk sebuah alasan yang benar dan luhur. Pemimpin sejati sadar bahwa orang memperhitungkan mereka, organisasi dan tim mereka, bahkan keluarga mereka. Pemimpin sejati selalu menjaga visinya menyala dalam dirinya. Inilah yang menumbuhkan keberanian.

Hukum 5 Pemimpin memiliki Kebersahajaan. Kebersahajaan adalah karakter yang penting dalam kehidupan seorang pemimpin. Kebanyakan orang hanya memikirkan dirinya sendiri dan mengingkari bahwa keberhasilan yang mereka raih tak terlepas dari usaha orang lain. Kebersahajaan menghargai usaha-usaha orang lain. Itu pula mengapa kebersahajaan selalu dihargai orang lain pula. Kebersajahaan adalah sikap untuk tidak berpusat pada diri sendiri. Banyak frustasi, penderitaan, dan ketidakbahagiaan melanda seseorang karena mereka menjadikan diri mereka sebagai pusat kehidupan mereka. Mereka menuntut orang lain menghargai mereka dan menjadikannya sebagai motivasi hidup. Itu membuat hidup mereka sendiri di luar fokus. Salah satu bukti kebesaran seorang pemimpin adalah semangat rendah hati. Seseorang yang rendah hati tidak dapat dijatuhkan atau dipuji setinggi langit. Mereka tidak akan mengambil sikap yang berbeda untuk menghadapi situasi-situasi yang berbeda seperti itu. Mereka mengerti apa yang harusdilakukan dan menjalankan pekerjaannya dengan baik, namun mereka tidak mengharapkan penghargaan untuk setiap perolehan yang mereka capai. Pemimpin yang bersahaja tidak memperdulikan siapa yang menghargai mereka. Bahkan mereka akan memberikan penghargaan mereka pada siapa pun tak peduli siapa yang melakukan pekerjaan baik itu. Sedangkan pemimpin yang tidak bersahaja, tidak bersikap rendah hati, menginginkan lebih banyak penghargaan. Bagi orang semacam ini penghargaan merupakan jaminan bagi nilai diri mereka. Memang secara alami, pemimpin cenderung bersikap arogan. Namun percayalah setiap orang selalu menilai diri kita. Kita selalu berada di dalam perubahan yang berlangsung terus-menerus, oleh karena itu pemimpin perlu menilai diri mereka secara terus-menerus pula. Hukum 6 Pemimpin adalah pembuat keputusan.

Seorang pemimpin adalah orang yang melakukan tindakan. Dan, untuk itu ia harus menguasai seni membuat keputusan. Pemimpin yang efektif bekerja secara konstan untuk mempermudah pengambilan keputusan. Ada beberapa pedoman yang mereka pegang dalam mengambil keputusan.

Pertama, mereka menjernihkan masalahnya terlebih dahulu. Mereka mengupas masalah hingga menjadi sederhana. Kedua, mereka mengumpulkan fakta. Mereka tidak terburu-buru mengambil keputusan sebelum mengumpulkan cukup fakta. Pemimpin yang baik membuat keputusan dengan cepat, oleh karena itu mereka harus memiliki fakta sebanyak mungkin. Mereka tidak mengandalkan asumsi. Bila masalah telah jernih dan fakta terkumpulkan, maka keputusan akan datang dengan sendirinya. Ketiga, mereka menghindari situasi yang menekan. Mereka tidak suka mengambil keputusan yang singkat. Cepat bukan berarti singkat. Oleh karena itu sekali membuat keputusan mereka tidak mudah untuk mengubah-ubahnya. Keempat, mereka memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi. Bagi mereka resiko bukan hanya sesuatu yang buruk, namun mungkin juga sesuatu yang baik. Oleh karena itumereka memperhitungkan nilai sebuah resiko. Kelima, mereka mempertimbangkan bagaimana keputusan yang mereka buat bisa mempengaruhi semua orang yang terlibat. Itu berarti mereka harus mengusahakan pemikiran dari anggota tim mereka. Keenam, mereka memikirkan dampak dari keputusan mereka hingga lima tahun ke muka, atau bahkan sepuluh tahun ke depan. Terakhir, mereka mempertanyakan apakah keputusan mereka legal atau tidak, bermoral atau tidak, etis atau tidak. Apakah keputusan itumembuat hati menjadi damai atau tidak.

Hukum 7 Pemimpin mengembangkan persahabatan. Pemimpin sejati tahu bahwa hidup ini selalu tergantung pada semangat dan bantuan orang lain. Tak ada seorang pun mampu melakukan semuanya sendiri. Mereka berupaya dengan sungguh-sungguh membangun persahabatan. Mereka menghargai teman. Bagi mereka, teman adalah pulau dimana mereka menemukan rasa aman, dan komunikasi dapat dilakukan tanpa suara. Namun demikian, pemimpin sejati tidak memanfaatkan teman demi kepentingan mereka sendiri. Persahabatan selalu dibangun di atas penghargaan yang setara. Untuk mendapatkan teman, pemimpin tidak berusaha membuat orang lain tertarik pada mereka, namun mereka menumbuhkan minat pada orang lain. Mereka memilih teman bukan dari apa yang dimiliki, melainkan dari siapa teman-teman mereka. Mereka pun mampu menghargai keberhasilan teman tanpa ada rasa iri dan cemburu.

Hukum 8 Pemimpin itu melatih dan berdiplomasi. Pemimpin yang sukses berusaha membantu orang lain sukses dalam pekerjaannya. Mereka senantiasa melatih bawahannya untuk bisa melakukan pekerjaannya dengan baik. Mereka mendorong orang lain mampu meraih tujuannya. Ini membuat orang-orang merasa nyaman dengan diri dan pekerjaan mereka. Kepemimpinan itu bukan sekedar mengetahui arah perjalanan pemimpin, melainkan juga bagaimana bisa bekerja dengan orang lain secara efektif. Dalam bekerja dengan orang lain, seorang pemimpin membutuhkan kehangatan, antusiasme, dan sesitivitas. Ini semua akan menumbuhkan loyalitas dari orangorang. Membangun loyalitas semacam ini membutuhkan waktu yang lama. Loyalitas hanya diberikan oleh orang-orang pada pemimpinnya hanya bila mereka berpikir bahwa pemimpin itu cukup bernilai untuk mendapatkannya. Seorang bijak mengatakan, apa yang kita lakukan untuk diri kita sendiri akan mati bersama kita. Sedangkan apa yang kita lakukan untuk orang lain akan diingat oleh dunia dan abadi. Hukum 9 Pemimpin mengembangkan kemampuan eksekutif.

Para pemimpin yang sukses tahu bahwa mengembangkan ketrampilan kepemimpinan adalah usaha sepanjang hidup. Sebuah studi membuktikan bahwa hal yang membedakan seorang pemimpin dengan pengikutnya adalah bahwa para pemimpin mempunyai kapasitas untuk mengembangkan dan meningkatkan ketrampilan mereka. Studi itu menemukan bahwa seorang pemimpin adalah juga seorang pelajar. Orang yang sukses adalah mereka yang punya disiplin untuk mengembangkan diri mereka. Mereka tidak statis. Mereka memiliki keberanian untuk menemukan hasil-hasil dalam jangka pendek. Bahkan mereka menyadari bahwa menjadi pemimpin adalah sesuatu dan proses yang harus terus-menerus dipelajari. Namun demikian, pemimpin mengembangkan gayanya sendiri. Ini dikarenakan mereka mempunyai visi dan tujuannya sendiri. Ada beberapa saran untuk mengembangkan kemampuan eksekutif.

Pertama, pelajarilah tehnik-tehnik pemimpin yang sukses. Perhatikan bagaimana mereka mengartikulasikan visi dan memberikan inspirasi bagi orang lain. Kedua, capailah keseimbangan hidup. Segala sesuatu ini adalah bagian dari hidup, karenanya lalui dengan penuh keseimbangan. Ketiga, jagalah kepercayaan diri.Ada saat-saat dimana seorang pemimpin meragukan diri mereka sendiri, namun pemimpin yang berhasil selalu menjaga kepercayaan diri mereka. Keempat, asahlah kreativitas. Selalulah bertanya pada diri sendiri, bagaimana kita bisa melakukan hal yang lebih baik. Terakhir, motivasilah diri sendiri. Ini adalah kunci keberhasilan. Pemimpin selalu memotivasi diri untuk membuat tindakan positif dan berorientasi pada tujuan.

Hukum 10 Pemimpin memiliki kekuatan inspiratif. Beda seorang pemimpin yang sukses dengan pemimpin lainnya, adalah kemampuan untuk membangkitkan inspirasi bagi anak buahnya. Kunci menumbuhkan inspirasi adalah dengan bersikap antusias. Antusiasme selalu menarik perhatian orang lain dan menjaring pengikut, serta menciptakan kesenangan. Karenanya, pemimpin selalu adalah orang-orang yang antusias. Antusiasme ditunjukkan melalui usaha keras, tidak menyerah sampai meraih sukses, dan menikmati setiap pekerjaan yang dilakukan. Dalam upaya menumbuhkan inspirasi bagi pengikut, pemimpin bertidak sebagai figur yang diteladani. Namun, jangan campuradukkan kepemimpinan dengan keinginan untuk dihormati. Kepemimpinan justru menarik orang untuk membuat komitmen yang paling tinggi dan memungkinkan mereka untuk bersaing. 10 Ciri Orang yang Berfikir Positif 10 Ciri Orang yang Berfikir Positif Semua orang yang berusaha meningkatkan diri dan ilmu pengetahuannya pasti tahu bahwa hidup akan lebih mudah dijalani bila kita selalu berpikir positif. Tapi, bagaimana melatih diri supaya pikiran positiflah yang 'beredar' di kepala kita, tak banyak yang tahu. Oleh karena itu, sebaiknya kita kenali saja dulu ciri-ciri orang yang berpikir positif dan mulai mencoba meniru jalan pikirannya. 1. Melihat masalah sebagai tantangan Bandingkan dengan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat dan bikin hidupnya jadi paling sengsara sedunia. 2. Menikmati hidupnya Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati, meski tak berarti ia tak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik. 3. Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide Karena dengan begitu, boleh jadi ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu lebih baik. 4. Mengenyahkan pikiran negatif segera setelah pikiran itu terlintas di benak 'Memelihara' pikiran negatif lama-lama bisa diibaratkan membangunkan singa tidur. Sebetulnya tidak apa-apa, ternyata malah bisa menimbulkan masalah. 5. Mensyukuri apa yang dimilikinya Dan bukannya berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak dipunyainya 6. Tidak mendengarkan gosip yang tak menentu Sudah pasti, gosip berkawan baik dengan pikiran negatif. Karena itu, mendengarkan omongan yang tak ada juntrungnya adalah perilaku yang dijauhi si pemikir positif. 7. Tidak bikin alasan, tapi langsung bikin tindakan Pernah dengar pelesetan NATO (No Action, Talk Only), kan? Nah, mereka ini jelas bukan penganutnya. 8. Menggunakan bahasa positif Maksudnya, kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme, seperti "Masalah itu pasti akan terselesaikan," dan "Dia memang berbakat." 9. Menggunakan bahasa tubuh yang positif Di antaranya adalah senyum, berjalan dengan langkah tegap, dan gerakan tangan yang ekspresif, atau anggukan. Mereka juga berbicara dengan intonasi yang bersahabat, antusias, dan 'hidup'. 10. Peduli pada citra diri Itu sebabnya, mereka berusaha tampil baik. Bukan hanya di luar, tapi juga di dalam. (hannie k.wardhanie)

Pernahkah Anda berpikir, apa sebenarnya yang harus Anda lakukan sebagai seorang manajer, atasan, alias bos? Berikut sejumlah keterampilan yang diperlukan untuk membantu Anda dalam soal mengelola pekerjaan sehingga semuanya berjalan lancar dan Anda pun akan dinilai sebagai atasan teladan. 1. Komunikasi Jelas & Hati-hati Komunikasi memegang peranan penting pada setiap kegiatan pengelolaan, dan merupakan komponen dasar dari keberhasilan Anda. Jarang ada seorang manajer sukses tanpa memiliki cara berkomunikasi yang baik. 2. Informasi Lewat Saluran Tepat * Bila Anda memberi informasi pada tim kerja tentang pedoman perusahaan atau informasi industri, Anda bisa membantu memotivasi mereka untuk mencapai sasaran, sekaligus membantu mereka saat membuat keputusan sesuai dengan informasi yang Anda berikan. * Bila Anda melaporkan tim kerja pada pimpinan perusahaan tentang kontribusi dan kebutuhan mereka, berarti Anda mempromosikan nilai tim kerja dan memberitahukan sumber-sumber yang diperlukan untuk kelancaran pekerjaan mereka. * Bila Anda menyampaikan berita tentang keberhasilan dan kebutuhan tim kerja kepada departemen lain di perusahaan, Anda mempromosikan visi dan penghargaan tim kerja di dalam perusahaan. Menyebarkan informasi merupakan keahlian tersendiri yang harus Anda miliki. 3. Siapkan Sasaran Karena berada di depan, Anda harus memiliki pandangan yang terbaik mengenai sasaran yang akan dicapai. Andalah yang menentukan kemana akan mengarahkan tim kerja dalam mencapai tujuan perusahaan. Dengan misi dan tujuan perusahaan, Anda harus dapat memilah-milah dan mengatur pembagian kerja di dalam tim kerja. 4. Motivasi Tim Kerja Tim kerja yang dimotivasi akan berusaha bekerja untuk mencapai sasaran. Motivasi bukan hanya mengenai uang atau kompensasi, walaupun hal ini juga memegang peranan penting. Walaupun memerlukan orang yang memiliki motivasi, Anda harus ingat bahwa motivasi dari pimpinan dapat membentuk inspirasi. 5. Prioritaskan Kegiatan Anda bertanggung jawab untuk mengawasi tim kerja. Perhatikan siapa yang perlu didorong dan siapa yang sedang stres karena dikejar tenggat waktu. Setiap orang merasa pekerjaannyalah yang terpenting dan terberat. Manajer yang baik dapat melatih kedisiplinan dalam pengelolaan waktu baik untuk diri mereka sendiri ataupun untuk bawahannya. Anda dapat memulainya dengan mengatur waktu Anda sendiri dan memprioritaskan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Pernahkah Anda berpikir, apa sebenarnya yang harus Anda lakukan sebagai seorang manajer, atasan, alias bos? Berikut sejumlah keterampilan yang diperlukan untuk membantu Anda dalam soal mengelola pekerjaan sehingga semuanya berjalan lancar dan Anda pun akan dinilai sebagai atasan teladan. 6. Memonitor Ingat, tugas Anda bukan hanya membagi tugas, menjelaskan tujuan, memotivasi setiap orang lalu duduk santai di meja kerja dan menunggu laporan akhir. Anda tetap harus memonitor sampai di mana bawahan mengerjakan tugas yang dibebankan kepada mereka, memeriksa apakah mereka menghadapi kendala atau tidak. Dengan demikian, Anda telah mengantisipasi dari awal kendala-kendala yang dihadapi dan dengan begitu pekerjaan akan dapat diselesaikan tepat waktu. 7. Mengevaluasi Setiap tahun selalu ada penilaian terhadap prestasi setiap pegawai dan nilai prestasi bawahan Anda akan dievaluasi oleh perusahaan sesudah mendapat nilai evaluasi dari Anda. Nilai prestasi tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan oleh pegawai dan bila hal ini terjadi, pegawai yang bersangkutan akan kecewa, stres, serta tidak bersemangat. Cara penyampaian dan pendekatan kepada tim dapat mengubah

pandangan mereka terhadap penilaian yang diberikan. Hindari sikap menghakimi dan lakukan pendekatan yang mendukung. 8. Mengatasi Konflik Konflik membuat orang menjadi stres dan konflik dapat terjadi di tempat kerja di mana pun juga. Sebagai atasan yang baik, Anda harus memahami prinsip-prinsip dan cara-cara mengatasi konflik yang terjadi. Praktekkan keterampilan Anda dan latih bawahan. Bila Anda berhasil mengurangi friksi yang tidak produktif, berarti Anda melancarkan kerja sama yang memperbaiki mutu kehidupan setiap orang di lingkungan kerja. 9. Mengembangkan Keterampilan Tim Tuntutan saat ini terhadap tim Anda belum tentu menjadi tuntutan masa depan. Anda harus dapat mengantisipasi konteks masa depan dan mengembangkan keterampilan yang sesuai. Hal ini termasuk keterampilan pribadi Anda dan keterampilan pribadi tim kerja. Agar tim kerja mencapai keberhasilan, Anda harus jeli melihat kekurangan dari tim kerja dan mengatasinya. Misalnya dengan memberi pelatihan yang sesuai dengan sasaran yang dituju. 10. Pandai Menempatkan Diri Ada saatnya Anda harus turun tangan bila anak buah memerlukan bantuan dan Anda harus mau serta bisa melakukannya. Tentu tidak selalu karena Anda sendiri juga dituntut untuk memusatkan perhatian pada tugas dan tanggung jawab yang Anda pikul dalam memberikan panduan pada anak buah. Bimbing mereka menuju tangga sukses.
Kendala #2: Salah Menentukan Prioritas Kendala #3: Kalian tidak melakukan set up pikiran untuk bekerja Kendala #4: Mudah mengalihkan perhatian Kendala #5: Terlalu banyak time-break Kendala #6: Gaya hidup tidak sehat Kendala #7: Tidak pernah (mau) belajar PROGRAM-PROGRAM PENGEMBANGAN POTENSI DIRI Menciptakan Hidup Berkelimpahan Menjadi Magnet Uang Pengembangan Karakter Mengatasi Amarah Mengatasi Kecemasan Datang Tepat Waktu Menjadi Pribadi Yg Tegas Mengatasi Keterikatan Pada Mantan Pasangan Mengatasi Rasa Cemas Menghilangkan Kebiasaan-Kebiasaan Buruk Mempersingkat Kurva Belajar Meningkatkan Kreatifitas Meningkatka Percaya Diri Meningkatkan Daya Ingat Meningkatkan Daya Konsentrasi Super Learning English Mengatasi Depresi Berani Berbicara Didepan Publik Meningkatkan Daya Ingat Meningkatkan Daya Konsentrasi Menghilangkan Berbagai Rasa Takut ( Phobia ) Berinvestasi di Forex / Bursa Efek Yg Eefktif

You might also like