You are on page 1of 17

TUGAS PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) PENANGGULANGAN KEKERINGAN DENGAN PENDEKATAN 4 R

Disusun oleh : 1. 2. SITI HASANAH (08110008)

YOHANES MARIA D.P (07110013)

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan hidayah-NYA, Tim Penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tim penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sumiharni, S.T, M.T selaku dosen mata kuliah Pengembangan Sumber Daya Air (PSDA) yang telah memberikan banyak dukungan dan nasehat sehingga makalah ini dapat terlaksanakan dengan baik, serta kepada pihak-pihak yang telah memberikan masukan atau ide-ide sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan apa yang diinginkan. Akhir kata Tim Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang membaca makalah ini. Karena Tim Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini.

Bandar Lampunng, Mei 2011

Tim Penulis

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ................................ ................................ .............. DAFTAR ISI ................................ ................................ ............................ DAFTAR GAMBAR ................................ ................................ ................ I. PENDAHULUAN 1 2 i ii iii

1.1. Pengertian ................................ ................................ ........................ 1.2. Tujuan ................................ ................................ .............................. II. 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 PENANGGULANGAN KEKERINGAN Pengertian Kekeringan ................................ ................................ ...... Penggunaan Kembali (Reuse) ................................ ............................ Penghematan (Reduce) ................................ ................................ ...... Pengolahan Kembali (Recycle) ................................ .......................... Penyimpanan (Restore) ................................ ................................ .....

4 6 7 7 8

III. PENUTUP 4.1. Kesimpulan ................................ ................................ ....................... 4.2. Saran................................ ................................ ................................ . DAFTAR PUSTAKA 12 12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 2.2 2.3 2.4 5.1

Halaman 5 6 8 10 10

Bencana Kekeringan ................................ ................................ ......... Pemanfaatan Air ................................ ................................ ............... Pengolahan Air Limbah ................................ ................................ .... Sumur Resapan ................................ ................................ ................. Embung ................................ ................................ ...........................

I. PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Upaya penyelamatan bumi dalam bentuk konservasi tanah dan air, sangat mendesak untuk mengembalikan ekosistem tanah dan air demi keselamatan kehidupan yang menyertainya. Konservasi tanah dan air adalah dua hal yang saling berkaitan. Tindakan konservasi atau perlindungan alam terhadap tanah, berdampak pada ketersediaan kuantitas dan kualitas air yang berkelanjutan. Usaha konservasi atau perlindungan alam terhadap air akan melibatkan suatu tindakan untuk pengelolaan daerah tangkapan air secara terpadu yang berarti juga tindakan konservasi tanah. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025, pembangunan sumber daya air diarahkan untuk menjaga

keberlanjutan daya dukung sumber daya air dengan menjaga kelestarian fungsi daerah tangkapan air (catchment area) dan keberadaan air tanah, mewujudkan keseimbangan antara pasokan dan kebutuhan melalui pendekatan, antara lain : a. demand management yang ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan dan konsumsi air dan pendekatan b. supply management yang ditujukan untuk meningkatan kapasitas dan realibilitas pasokan air serta memperkokoh kelembagaan sumber daya air untuk meningkatkan keterpaduan dan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Pengelolaan sumber daya air perlu dilakukan secara terpadu untuk meningkatkan koordinasi dan sinergitas dalam upaya konservasi, pendayagunaan, dan pengendalian daya rusak air serta memberikan pelayanan prima bagi

masyarakat dalam memenuhi semua kebutuhan air secara tepat waktu, ruang, jumlah dan mutu secara berkesinambungan. Dalam rangka pengelolaan sumber daya air, permasalahan yang sering muncul saat ini adalah terjadinya kelebihan air pada musim hujan yang berakibat terjadinya banjir dan kekurangan air (kekeringan) dimusim kemarau yang keduanya mengakibatkan terganggunya keberlangsungan kehidupan serta secara lebih luas pada kegiatan perekonomian. Dalam proses tersebut, lebih dititik beratkan pada suatu proses penanggulangan kekeringan. konsep penanggulangan kekeringan dilakukan dengan pendekatan 4 R, yaitu : a. penggunaan kembali (Reuse) b. penghematan (Reduce) c. pengolahan kembali (Recycle) d. penyimpananan (Restore) Dalam konsep diatas penanggulangan kekeringan merupakan langkah untuk mengkondisikan suatu kondisi alam yang baik, suatu sistem yang baik, menjaga sumber daya air secara terpadu untuk kelangsungan kehidupan dimasa yang akan datang. 1.2. Tujuan Dalam makalah ini, ada beberapa tujuan mengenai konsep penanggulangan kekeringan dengan pendekatan 4 R, antara lain : a. Untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat kekeringan b. Untuk menjaga fungsi dari sumber daya air yang merupakan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup c. Kegiatan perlindungan meliputi upaya penyelamatan tanah dan air, pencegahan terjadinya kekeringan dan pengendalian daya rusak air yang berakibat pada dampak kekeringan

d. Kegiatan

pengembangan

atau

pembangunan

untuk

meningkatkan

pemanfaatan air atau sumber air bagi kesejahteraan rakyat melalui pembangunan prasarana dan sarana e. Kegiatan operasi dan pemeliharaan untuk menjamin kelestarian fungsi air dan prasarana pengairan yang dapat mengikut sertakan pemanfaat, dan dengan melaksanakan berbagai aspek pembinaan,

II. PENANGGULANGAN KEKERINGAN

2.1. Pengertian Kekeringan Kekeringan merupakan kekurangan curah hujan dari biasanya atau kondisi normal bila terjadi berkepanjangan sampai mencapai satu musim atau lebih panjang akan mengakibatkan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan air yang dicanangkan. Hal ini akan menimbulkan dampak terhadap ekonomi, sosial dan lingkungan alam. Biasanya kejadian ini muncul bila suatu wilayah secara terusmenerus mengalami curah hujan di bawah rata-rata. Musim kemarau yang panjang akan menyebabkan kekeringan karena cadangan air tanah akan habis akibat penguapan (evaporasi), transpirasi atau penggunaan lain oleh manusia. Kekeringan dapat menjadi bencana alam apabila mulai menyebabkan suatu wilayah kehilangan sumber pendapatan akibat gangguan pada pertanian dan ekosistem yang ditimbulkannya. Dampak ekonomi dan ekologi kekeringan merupakan suatu proses, sehingga batasan kekeringan dalam setiap bidang dapat berbeda-beda. Namun demikian, suatu kekeringan yang singkat tetapi intensif dapat pula menyebabkan kerusakan yang signifikan. Dampak dari bencana kekeringan, antara lain : a. Kurangnya pemenuhan kualitas air bagi konsumsi manusia b. Bagi lahan pertanian, dapat mengakibatkan kualitas dan kuantitas produksi pertanian menurun bahkan dapat mengakibatkan gagal panen c. Terjangkitnya penyakit akibat dari bencana kekeringan d. Menurunkan produktifitas untuk usaha peternakan e. Kebakaran hutan f. Kelangkaan air akibat bencana kekeringan dan meningkatkan pengeluaran kebutuhan hidup

Gambar 2.1. Bencana Kekeringan Pengelolaan kekeringan bertujuan merubah manajemen krisis menjadi manajemen resiko, sehingga penanganan yang terpilih atau strategi yang dilakukan berhasil guna dan dapat diandalkan. Proses atau cara penanggulangan kekeringan dapat dilakukan dalam beberapa point, antara lain : a. Jika keadaan sudah kritis, maka dilakukan dengan cara hujan buatan b. Pemanfaatan waduk-waduk sebagai sumber mempertahankan fungsi dari sumber daya air c. Sumur resapan Konsep diatas merupakan langkah untuk mengantisipasi bencana

kekeringan, yang merupakan menjadi bahan pembicaraan yang serius guna menjaga lingkungan hidup terutama tanah dan air. Ada beberapa cara atau proses penanggulangan kekeringan melalui beberapa pendekatan, antara lain :

2.2

Penggunaan Kembali (Reuse) Proses penggunaan kembali (Reuse) air yang sudah digunakan yang

biasanya menjadi limbah terbuang, pemanfaatan ulang seperti dilakukan di

negara-negara maju itu untuk gardening (menyiram tanaman) dan flushing (mengguyur toilet). teknik pemanfaatan ulang air pada skala domestik dan komunal sebaiknya dengan cara biologis. Tanaman-tanaman yang mampu menyerap polutan dianjurkan ditanam di sekeliling penampungan air limbah domestik. Pemanfaatan ulang sumber daya air dapat dilakukan dengan cara tampungan air hujan yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Metode ini merupakan cara untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan dari bencana kekeringan.

Gambar 2.2. Pemanfaatan air

2.3.

Penghematan (Reduce) Peningkatan jumlah penduduk, ekonomi kesejahteraan dan laju

perkembangan industri serta pertanian, menyebabkan berkurangnya ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pada dasarnya konsep hemat air dan

pembudayaannya kepada masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain : a. Entitas hemat air merupakan nilai upaya menghindari kemubaziran dalam memanfaatkan sumber daya air secara berkesinambungan dan

berkelanjutan serta melestarikan kefungsian sumber air b. Kelengkapan pengenal kebijakan hemat air berupa rangkaian kegiatan untuk mewujudkan :  Penyamaan pemahaman tentang gerakan hemat air antar sektor (industri, pertanian, rumah tangga, dan lain-lain)  Memasyarakatan gerakan hemat air dengan mengkomunikasikan, motivasi dan mendinamisasi masyarakat secara rapi, terorganisasi, terarah, berkesinambungan dan berkelanjutan  Menyediakan fasilitas kepada masyarakat untuk menumbuh

kembangkan peran serta mereka dalam gerakan hemat air secara swakarsa dan swadana sebagai bagian dari budayanya  Memantapkan gerakan hemat air dimasyarakat dan mendorongnya untuk menjadi budaya arif air 2.4. Pengolahan Kembali (Recycle) Maraknya berbagai kegiatan industri di Indonesia mengakibatkan cadangan air tanah di beberapa daerah mengalami kekeringan. Eksploitasi air tanah yang berlebihan di beberapa kota besar seperti Jakarta, Semarang dan Surabaya, mengakibatkan terjadinya intrusi air laut dan penurunan permukaan tanah akibat kosongnya sungai-sungai air di bawah tanah. Beberapa cara mengatasi krisis air seperti reboisasi hutan gundul dan penyuntikan air pada sungai-sungai kering di bawah tanah pada musim hujan telah dilakukan. Namun, hal ini belum dapat menyelesaikan masalah karena cadangan air tanah tetap tidak akan dapat terpenuhi selama eksploitasi air tanah yang dilakukan pihak industri tetap berlangsung. Agar kegiatan industri tetap berlangsung dan kebutuhan masyarakat akan air bersih dapat terpenuhi metode daur ulang air limbah merupakan langkah konkret yang harus dilakukan. Dewasa ini teknologi ozon muncul sebagai teknologi tepat guna dalam proses daur ulang air limbah industri dan domestik.

Proses ini dilakukan untuk memperoleh pemanfaatan dari konsep pengolahan kembali (Recycle) menjadi sesuatu yang berguna dan layak untuk digunakan.

Gambar 2.3. Pengolahan Air Limbah 2.5. Penyimpanan (Restore) Air bersih menjadi sumber daya yang mulai langka di banyak daerah di Indonesia akibat konversi hutan di hulu dan perubahan areal vegetasi menjadi hutan beton di hilir. Berbagai cara ditempuh untuk menghadapi krisis air, di antaranya dengan menggali air tanah dalam, tetapi air itu harus ditampung kembali agar suplainya berkelanjutan. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke bumi merupakan sumber air yang dapat dipakai untuk keperluan mahluk hidup. Dalam siklus tersebut, secara alamiah air hujan yang jatuh ke bumi sebagian akan masuk ke perut bumi dan sebagian lagi akan menjadi aliran permukaan yang sebagian besar masuk ke sungai dan akhirnya terbuang percuma masuk ke laut. Dengan kondisi daerah tangkapan air yang semakin kritis, maka kesempatan air hujan masuk ke perut bumi menjadi semakin sedikit. Sementara itu pemakaian air tanah melalui pompanisasi semakin hari semakin meningkat. Akibatnya terjadi defisit air tanah, yang ditandai dengan makin dalamnya muka air tanah. Hujan berkurang sedikit saja beberapa waktu maka air tanah cepat sekali turun.

Kondisi semakin turunnya muka air tanah kalau dibiarkan terus, maka akan berakibat sulitnya memperoleh air tanah untuk keperluan pengairan pertanian dan keperluan mahluk hidup lainnya. Disamping itu dapat menyebabkan intrusi air laut semakin dalam ke arah daratan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu konservasi air sebagai upaya untuk penambahan air tanah melalui pembangunan sumur-sumur resapan. Prinsip dasar konservasi air ini adalah mencegah atau meminimalkan air yang hilang sebagai aliran permukaan dan menyimpannya semaksimal mungkin ke dalam tubuh bumi. Atas dasar prinsip ini maka curah hujan yang berlebihan pada musim hujan tidak dibiarkan mengalir percuma ke laut tetapi ditampung dalam suatu wadah yang memungkinkan air kembali meresap ke dalam tanah (groundwater recharge). Dengan muka air tanah yang tetap terjaga atau bahkan menjadi lebih dangkal, air tanah tersebut dapat dimanfaatkan pada saat terjadi kekurangan air d musim kemarau dengan jalan i memompanya kembali ditempat yang lain ke permukaan. Beberapa langkah yang dilakukan untuk mengatasi dampak kekeringan untuk proses penyimpanan (Restore), antara lain : a. Waduk b. Sumur cekok c. Sumur dalam (irigasi) d. Sumur resapan e. Dan lain-lain

Gambar 2.4. Sumur Resapan

Gambar 2.5. Embung Dalam berbagai pemanfaatan untuk proses penanggulangan kekeringan merupakan langkah dan peran untuk mengurangi atau bahkan meniadakan bencana kekeringan. Proses pendekatan tersebut merupakan langkah yang baik untuk selalu menjaga sumber daya air guna kehidupan sekarang dan dimasa yang akan datang. Memberikan rasa kenyamanan dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari serta memperhatikan kelanjutan suatu sistem yang sekarang ini

semakin rawan dan membahayakan. Semua ini harus kita jaga bersama, kita rawat bersama, karena semua ini akibat yang ditimbulkan kita sendiri yang merasakan.

III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan Dalam beberapa penjelasan mengenai penganggulangan kekeringan dengan pendekatan 4 R, ada beberapa kesimpulan, antara lain : a. Proses penanggulangan kekeringan dengan pendekatan 4 R merupakan langkah yang baik, untuk mengkondisikan sumber daya air dan pemanfaatannya b. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air yang baik, berarti sedikit banyak memperpanjang dari suatu tatanan kehidupan, karena semuanya menjadi satu kesatuan yang utuh dan saling berkaitan 3.2. Saran a. Dalam mengatasi masalah diatas, peran serta masyarakat dan pemerintah yang sebagai pengacu dan pembuat kebijakan harus berperan aktif dalam mengelola sumber daya air dan tidak mengabaikan, dalam hal ini peran serta bersama sebagai langkah untuk menuju suatu sistem yang baik

DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar Fakultas Teknik Sipil., Pengembangan Sumber Daya Air (PSDA)., Universitas Malahayati, Lampung. Departemen Pemukiman Dan Prasarana Wilayah Badan Penelitian dan Pengembangan Bagpro Pengkajian Pengelolaan dan Pembiayaan Ps Kimpraswil, Pengembangan Teknologi Konservasi Dalam Rangka Penanggulangan Kekeringan dan Penyebab Banjir, Jakarta Selatan. Departemen Pemukiman Dan Prasarana Wilayah Badan Penelitian dan Pengembangan Pemukiman dan Prasarana Wilayah Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.,2003, Permasalahan Kekeringan dan Cara Mengatasinya, Bandung. Susilawati.,2006, Konservasi Tanah Dan Air Di Daerah Semi Kering Propinsi Nusa Tenggara Timur, Teknik Sipil, Universitas Katolik Widya Mandira. Wahyudi Imam.S.,2009, Konsep-Konsep Penanganan Dan Upaya Penanggulangan Kekeringan Di Jawa Tengah , Teknik Sipil, Unissula, Semarang. www.google.com., Sumber Daya Air.

You might also like