You are on page 1of 22

ISI BUKU A.

ANALISIS KEBIJAKAN DALAM PROSES PEMBUATAN KEBIJAKAN

Analisis kebijakan dalam proses pembuatan kebijakan ; proses pengkajian kebijakan Proses pembuatan kebijakan proses komunikasi kebijakan

Metodologi untuk analisis kebijakan Konteks sejarah analisis kebijakan

asal muasal latar belakang Abad ke 19 Abad ke 20 Menuju ke masyarakat pasca industry

Kerangka analisis kebijakan

arti analisis kebijakan kerangka analisis kebijakan yang terintegrasi bentuk bentuk analisis kebijakan

Fungsi-fungsi argumen kebijakan pengetahuan siap pakai struktur argumen


1

bentuk-bentuk argumen nalar dan etika

Metode-metode untuk analisis kebijakan Merumuskan masalah-masalah kebijakan sipat masalah-masalah kebijakan rumusan masalah analisis kebijakan model kebijakan metode perumusan masalah

Meramal masa depan kebijakan pendekatan ramalan ramalan ekstrapolatif ramalan teoretik ramalan pendapat

Rekomendasi aksi-aksi kebijakan rekomendasi dalam analisis kebijakan pendekatan untuk rekomendasi metode rekomendasi

Pemantauan hasil-hasil kebijakan pemantauan analisis kebijakan pendekatan pemantauan


2

tehnik pemantauan

Kesimpulan mengevaluasi kinerja kebijakan evaluasi analisis kebijakan pendekatan terhadap evaluasi metode-metode evaluasi utlisasi informasi kinerja

B. PROSES PEMBUATAN KEBIJAKAN Raymond A Bouer, The Study of Policy Formation (1968) Mengatakan bahwa perumusan kebijakan adalah proses sosial, dimana proses intelektual melekat didalamnya tidak berarti bahwa efektivitas relative dari proses intelektual tidak dapat ditingkatkann atau bahwa proses sosial dapat diperbaiki. Metodologi analisis kebijakan Metodologi yang digunakan disini adalah system standar, aturan dan prosedur untuk menciptakan, menilai secara kritis dan mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan. Metodologi ini erat hubunghannya dengan aktivitas intelektual dan parktis bahkan John Dewey mengatakan sebagai logic of inquiry yaitu Kegiatan pemahaman manusia mengenai pemecahan masalah. Pemecahan masalah adalah elemen kunci dalam metodologi analisis kebijakan. Tak ada solusi, tak ada masalah ungkapan sebaliknya adalah : Masalah yang dirumuskan dengan baik adalah masalah yang setengah terpecahkan. Metodologi analisis kebijakan diambil dari berbagai ilmu: ilmu politik, sosiologi, psikologi, ekonomi, filsafat. Kebijakan bersifat deskriftif diambil dari disiplin tradisional (ilmu politik) yang mencari pengtahuan tentang sebab, akibat dari kebijakan publik. Kebijakan bersifat normatif adalah menciptakan dan melakukan kritik terhadap klain pengtahuan tentang nilai kebijakan publik untuk generasi masa lalu, masa kini dan masa mendatang. Proses pembuatan kebijakan

Ada informasi yang relevan dengan kebijakan diantaranya menjawab lima pertanyaan : Apa hakekat permasalahan, kebijakan apa yang sedang atau pernah dibuat untuk mengatasi masalah dan apa hasilnya ? Seberapa makna hasil tersebut dalam memecahkan maslah ? Alternatif apa untuk menjawab masalah ? Dan hasil apa yang dapat dihapakan ?, Jawaban tersebut membuahkan informasi tentang masalah kebijakan, masa depan kebijakan, aksi kebijakan, hasil kebijakan dan kinerja kebijakan. Proses pembuatan kebijakan adalah serangkaian aktivitas intelektual yang dilakukan pada dasarnya bersifat politis. Pendekatan prosedur analisis kebijakna dengan tipe-tipe kebijakan

Perumusan Masalah

Penyusunan Agenda

Peramalan Rekomendasi Pemantauan Penilaian


Adopsi Kebijakan Formulir Kebijakan

Implementasi kebijakan Penilaian kebijakan

Proses komunikasi kebijakan digambarkan sebagi berikut :


5

PENGETAHUAN Masalah Kebijakan Masa depan kebijakan Aksi Kebijakan Hasil Kebijakan Kinerja Kebijakan Pengemban gan Materi

Analisis kebijakan

PELAKU KEBIJAKAN Penyusunan Agenda Formulasi Kebijakan Adopsi Kebijakan Implemetasi Kebijakan Penilaian Kebijakan

ANALISIS KEBIJAKAN

DOKUMEN Memorandakan Kebijakan Paperisu Kebijakan Ringkasan eksekutf Appendix Pengumuman berita

Utilisasi Pengetahua n

PRESENTASI Percakapan Koferensi Pertemuan Briefing Dengar pendapat

Komunikasi Interaktif

METODOLOGI DI SINI MENGGABUNGKAN 5 PROSEDUR DALAM PEMECAHAN MASALAH YAITU: DEFENISI PREDIKSI PRESKRIPSI DESKRIPSI EVALUASI - Perumusan masalah (defenisi) menghasilkan informasi mengenai kondisi-kondisi yang menimbulkan masalah. - Peramalan (prediksi) menyediakan informasi mengenai konsekuensi dimasa mendatang dari penerapan alternative kebijakan. - Rekomendasi (preskripsi) menydiakan informasi nilai atau kegunaan relatif dari konsekuensi dimasa depan dari suatu masalah
-

Pemantauan (deskripsi) menghasilkn informasi tentang konsekuensi sekarang dan masa lalu dari diterapkannya alternatif kebijakan.

- Evaluasi, menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan dari konsekuensi pemecahan atau pengatasa masalah dalam arti kata membuahkan hasil yang baik.

Kinerja Kebijakan

Hasil kebijakan

Masalah kebijakan

Masa depan Kebijakan

Aksi Kebijakan

C. KONTEK SEJARAH NALISIS KEBIJAKAN Agar analisis kebijakan dapt dimengerti sebagai proses menghasilkan pengetahuan tentang dan dalam proses kebijakan. Kita harus melihat dari segi sejarah, secara etimologis istilah policy (kebijakan) berasal dari bahasa yunani. Sansekerta dan latin. Dari bahasa yunani dan sansekerta policy (Negara) dan PUR (kota) dan dikembangkan dalam bahasaha latin menjadi politia (Negara) dan akhirnya dalam bahasa inngris policia yang berarti menangani masalah-masalah publik atau administrasi pemerintahan. Asal usul etimologis kata policy sama dengan dua kata penting lainnya : police dan politics. Bidang disiplin ilmu politik, administrasi Negara dan ilmu kebijakan sangt pengaruh perhatian besar pada study poltik (politics) dan kebijakan (policy). Latar belakang abad ke Sembilan belas Pada tahun 1850, Tuan Mackenzie, Sekertaris national Philsntropic association inggris Raya, menyerahakan suatu proposal penelitian kepada the London statistical society, menggambarkan masih menjauhnya proses bagi emperisme dan metode kuantitatif untuk diterima, semenjak itu merupakan pundamental untuk mengambil sikap yang lebih baik. Dalam konteks ini ilmu sosial terapan, pertama dalam bentuk statistic dan demokratif dan terakhir dalam bentuk disiplin-disiplin yang mapan seperti sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu politik, dan administrasi Negara, tumbuh sebagai tantangan terhadap masalah-masalah praktis, yaitu memahami dan mengendalikan kompleksitas masyarakat. Pengembangan penelitian yang bersifat empiris, kuantitatif dan relevan dengan kebijakan pertama kali adalah merupakan jawaban terhadap masalah peradaban industri. Latar belakang abad dua puluh.

Dalam pidato pelantikannya di tahun 1910, ketua Asosiasi Ilmu Politik Amerika, juga menjabat ketua jurusan ilmu pemerintahan di Universitas Harvard, A. Lawrence Lowell, menyerukan agar akademinya lebih banyak pedekatan empiris dan praktis pada study politik. Dihadapan para ilmuan politik yang propesional Loweell mengingatkan : Kita cenderung untuk berbuat kesalahan didalam memandang sesuatu yang kita teliti. Kita cenderung untuk menghargai perpustakaan sebagai labotarium ilmu politik, sebagai sumber yang asik dan materi pokok. Untuk tujuan utama buku tidak lagai menjadi sumber asli bagi ilmu politik bila dibandingkan dengan biologi dan astronomi. Melalui study-study inilah yang seharusnya diharapkan dapat membri sumbangan besar pada ilmu-ilmu Menuju masyarakat paska industry Hal yang paling berlawanan antara abad 19 dan 20 tidak terletak metode yang menghasilkan ilmu pengetahuan yang relevan dengan kebijakan. Selama dua ratus tahun perkembangan relatif stabil pada metode empiris dan analitis untuk menghasilkan informasi yang bernilai potensial bagi pembuat kebijakan. Perkembangan tersebut menambah perkembangan tehnik-tehnik pengumpulan data agregasi dan penyimpulan data empiris. Oleh karna itu, titik singgung utama kedua abad tersebut adalah sosial dan bukan metodologi. Hal ini dapat ditemukan pada organisasi social dan penggunaan praktisnya yang telah ditetapkan pada abad 20.

10

Masyarakat pasca industri yang merupakan perpanjangan dari pola-pola pembuatan kebijakan organisasi social masyarakat agaknya memiliki cir-ciri yang terkait langsung dengan evaluasi sejarah dan kepntingan analisisnkebijakan: 1. Pemusatan ilmu pengetahuan teoritis 2. Penciptaan tehnologi intelektual yang baru 3. Meluasnya kelas ilmu pengatahuan 4. Perubahan dari barang pelayanan 5. Instrumentalisasi ilmu 6. Produksi dan penggunaan informasi Bimbingan Teknotratis vs. Konseling Teknokratis Pertumbuhan analisis kebijakan adalah sebuah akibat bukan sebuah sebabdari perubahan stuktur pemerintah dan lingkungan mencakup permasalahan social. Menurut pandangan teknokratis merupakan pengetahuan kebijakan yang sumber daya sangat langka, bagaimanapun dapat meninghkatkan kekuatan pengaruh analisis kebijakan. Pandangan yang berlawanan yaitu konseling teknokretis, dimualin dari asumsi bahwa analisis kebijakan yang propesional bekerja, dimana pembuat konsumen pengetahuan terhadap analisis kebijakan. Pandangan ini dapat disimpulkan dalam beberapa kata kunci: 1. Alternatif kebijakan yang utama merefleksikan konflik nilai yang dianut oleh beberapa kelompok masyarakat. 2. Konflik nilai di gambarkan dengan kekuasaan politik didalam system politik 3. Pilihan terhadap alternatif kebijakan diberikan merupakan symbol kemenangan suatu kelompok terhadap lainnya.

11

4. Pembuat kebijakan perlu petimbangan ilmiah yang dihasilkan oleh kebijakan untuk

menekan konflik dan mengesahkan pilihan setelah mereka buat dasar politik. 5. Pengguaan pertimbangan ilmiah dan tehnis hendaknya efektif agar terpelihara sebuah analisis kebijakan sebagai nilai yang netral, tidak memihak dan tehnik-tehnik yang apolitik. 6. Analisis kebijakan yang propesional sebagai sumber legitimasi ilmiah dan tehnis dapat diperjual belikan dan melayani sebagai kambing hitam yang empuk dari kebijakan yang handal

D. KERANGKA ANALISIS KEBIJAKAN ARTI ANALISIS KEBIJAKAN Analisis kebijakan disajikan oleh E.S Quade (Alm), mantan kepala departemen matematika mendefinisikan kebijakan. Analisis kebijakan adalah suatu bentuk analisis yang menghsilkan dan menyajikan informasi, sehingga dapat memberikan landasan kebijakan dalam menbuat

keputusan. Kata analisis pengertian yang paling umum dalam penggunaan intuisi dan pengungkapan pendapat serta mencakup pengujian kebijakan dengan memilah-milahkannya kedalam sejumlah komponen tetapi juga perancangan yang sistesis alternatif-alternatif baru. Kegiatan yang tercakup dapat direntangkan mulai penelitian untuk menjelaskan atau memberikan pandangan terhadap isu atau masalah yang terantisipasi sampai mengevaluasi program yang lengkap. Analisis kebijakan bersifat informal meliputi prosess berpikir yang keras, memerlukan pengumpulan data, dan penghitungan yang teliti dengan menggunakan matematis yang canggih.

12

Definisi analisis kebijakan Jika disiplin tradisional sekedar menjelaskan keteraturan empiris, analisis kebijakan yang mengkombinasikan dan mentransportasikan bebeprapa disiplin ilmu dan menghasilkan iniformasi yang relevan dengan kebijakan, oleh karna itu analisis kebijakan juga meliputi evaluasi kebijakan dan rekomendasi kebijakan Analisis kebijakan dapat diharapkan untuk menghasilkan informasi dan argument yang masuk akal. Ada tiga macam pertanyaan :
1. Nilai yang pencampaiannya tolak ukur utama untuk melihat apakah masalah telah teratasi 2. Fakta yang keberadaannya dapat membatasi atau meningkatkan pencapaian nila-nilai 3. Tindakan yang penerapannya dapat menghasilkan pencapaian nilai-nilai.

Pendekatan analisis yaitu empiris, valuatif, dan normatif. Pendekatan empiris ditekankan terutama pada penjelasan berbagai sebab dan akibat dari suatu kebijakan tertentu. Bentuk pertanyaan utama bersifat actual (apakah sesuatu ada?). pendeketan valuatif terutama ditekankan pada penentuan bobot atau nilai beberapa kebijakan. Pertanyaan disini berkenaan dengan nilai (berapa nilainya?). Pendeketan normatif terutama ditekankan pada rekomendasi serangkaian tindakan yang akan datang yang dapat menyelesaikan maslah-masalah publik. Pertanyaannya (apa yang harus dilakukan ?)

13

E. ARGUMENTASI KEBIJAKAN Argument kebijakan merupakan sarana untuk melakukan perdebatan mengenai isu-isu publik. Ada enam elemen atau unsur argument kebijakan, yaitu ;
1. Informasi yang relevan dengan kebijakan (policy-relevan information) 2. Klaim Kebijakan (policy claim), merupakan kesimpulan suatu argumen kebijakan. 3. Pembenaran (Warrant), merupakan suatu asumsidalam argument kebijakan 4. Dukungan (backing), merupakan asumsi tambahan yang dapat mendukung pembenaran

yang tidak diterima pada nilai yang tampak.


5. Bantahan (Rebuttal), merupakan kesimpulan asumsi yang menyatakan tidak di terima

atau hanya dapt diterima pada derajat tertentu.


6. Kesimpulan (Qualifier), merupakan ekspresi yakin teerhadap suatu kalim kebijakan.

14

[I] Informasi yang relevan dengan kebijakan

[Q] karena itu Kesimpulan

[C] Klaim Kebijakan

Tenaga nuklir adalah dua sampai tiga kali lebih efesien dibandingkan sumber tenaga konvensional

Pemerintah harus investasi dalam pengembangan pusat tenaga nuklir (Barangkali)

Sebab [W] Pembenaran

Kecuali [R] Bantahan

Produksi tenaga nuklir adalah salah satu-satunya cara yang tersedia untuk menjaga pertumbuhan ekonomi

Energi solar dapat dibangun dalam skala besar

Karena [B] Dukungan

Karena [B] Dukungan

Inilah kesimpulan para panel ahli

Negara-negara Arab dapat terus mengembargo minyak. Sumber energi lain terbatas

15

Masalah kebijakan (policy problem), adalah nilai kebutuhan atau kesempatan yang belum terpenuhi, yang dapat diidentifikasikan, untuk dikemudian di perbaiki atau dicapai melalui tindakan publik. Kinerja kebijakan (policy performance) merupakan derajat kebijakan yang ada, memberikan kontribusi terhadap pencapaian nilai-nilai

Sistem kebijakan Suatu system kebijakan (policy system) atau seluruh pola institusional dimana didalamnya kebijakan dibuat, mencakup hubungan timbal balik diantara tiga unsure, yaitu: kebijakan public, pelaku kebijakan, dan lingkungan kebijakan.kebijakan public (public policies) merupakan rangkaian pilihan yang kurang lebih saling berhubungan (termasuk keputusan-keputusan untuk tidak bertindak) yang dibuatoleh badan dan pejabat pemerintah.

Kerangka analisis yang terintegrasi Dibawah ini gambaran yang meliputi lima komponen imformasi kebijakan (policy-informational components) yang ditrasformasikan dari satu ke lainnya

16

Kinerja Kebijakan Evaluas i Perama lan

Perumus an masalah Per um usa n ma sal ah

Hasil kebijakan

Pemanta uan

Seluruh proses diatur melalui perumusan masalah yang diletakkan pada pusat kerangka kerja. Komponen informasi kebijakan seperti masalah kebijakan,masa depan kebijakan,aksi kebijakan, hasil kebijakan,kinerja kebijakan ditransformasikan dari satu ke yang lainnya mengguanakan prosedur analisis kebijakan.

Per um usa n mas alah

Masalah kebijakan

Masa depan Kebijakan

Perumus an masalah

rekomen dasi

Aksi Kebijakan

17

F. BENTUK-BENTUK ANALISIS KEBIJAKAN Ada tiga bentuk utama analisis kebijakan: Analisis prospektif,retrospektif danterintegrasi. Analisis kebijakan prospektif yang berupa produksi dan transformasi imformasi sebelum aksi kebijakan dimulai dan diimplementasikan. Analisis kebijakan retrospektif mencakup tiga kelompok analisis : 1. Analisis yang berorientasi pada disiplin 2. Analisis yang berorientasi pada masalah
3. Analisis yang berorienasi pada aplikasi

Analisis Kebijakan Yang Terintegrasi. Analisis kebijakan yang terintegrasi mengkombinasikan gaya operasi para praktisi yang perhatiannya pada pencitaan dan transformasi imformasi sebelum dan sesudah tindakan kebijakan diambil.Analisis kebijakan yang terintegrasi mengkaitkan tahap penyelidikan retrospektif, secara terus menerus menghasilkan dan menstransformasikan informasi, akhirnya pemecahan masalah kebijakan yang memuaskan ditemukan. Analisis yang terintegrasi bersipat terus menerus, berulang-ulang, tanpa ujung. Hubungan antara dua tahap, antara perumusan masalah dan peramalan dapat dipandang sebagai titik dialektis, dimana tidak mungkin menyatakan dengan pasti, dan dimana penggunaan metode analisis kebijakan dimulai dan berakhir. Analisis yang terintegrasi dapat digambarkan dengan mempertentangkan antara evaluasievaluasi retrospektif terhadap kebijakan public dan ekperimen-ekperimen program kebijakan. Ada dua keputusuan teori diskriptif dan normatif : Teori keputusan diskriptif (Descriptive decesion theory), didevinisikan sebagai seperangkat preposisi yang secara logis, konsisten yang menerangkan tidakan. Sebaliknya, teori
18

keputusan normative (normative decision theory), merupakan seperangkat proposisi yang secara logika, konsisten yang menyediakan landasan untuk memperbaiki konsekuensi dari aksi.

19

PEMBAHASAN A. Analisis Isi Kebijakan Dalama memanatau hasil kebikakan kita harus membedakan dua jenis akibat, keluar outpits dan dampak impacts keluaran kebijakan adalah barang, layanan atuau sumberdaya yang diterima oleh kelompok penerima beneficiaries. Kberhasilan kita dalam memperoleh, menganalisis dan menafsirkandata hasil tentang kebijakan tergantung pada kepastian kita dalam membangun ukuran-ukuran yang reliabel dan valid. Etzioni yang telah di bahas sebelumnya misalnya berusaha dan (berhasil) mempengaruhi proses pembuatan kebijakan melalui riset dan argumen yang bukan hanya mendukung anlisis problem tetapi juga analisis tentang apa opsi kebijakan atau solusi yang harus diambil. Kta bisa menganggap jenis analisis kebijakan ini sebagai terdiri dari rangkaian aktivitas pada sepktrum pada pengetahuan dalam proses kebijakan pengetahuan untuk proses kebijakan, dan pengetahuan tentang proses kebijakan. Anlisis ini mencakup: 1. Determinasi kebijakan Analisis yang berkaitan dengan cara pembuatan kebijakan, mengapa, kapan, dan untuk siapa kebijakan dibuat. 2. Isi kebijakan Mencakup deskripsi tentang kebijakan tertentu dan bagaimana ia berkembang dalam hubungan dengan kebijakan. Berdasarkan ketentuan di atas hasil kebijakan dapat ditentukan dari bagaimana isi kebijakan tersebut mencakup manfaat yang dihasilkan dari kebijakan tersebut yang pada akhirnya bagaimana penerimaan publik terhadap kebijakan tersebut sehingga kebijakan tersebut bisa dilaksanakan atau dijalankan.
20

KESIMPULAN 1. Kesimpulan mengevaluasi kinerja kebijakan


21

a. evaluasi analisis kebijakan b. pendekatan terhadap evaluasi c. metode-metode evaluasi d. utlisasi informasi kinerja
2. Metodologi yang digunakan dalam analisis kebijakan disini adalah system standar, aturan

dan prosedur untuk menciptakan, menilai secara kritis dan mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan. Metodologi ini erat hubunghannya dengan aktivitas intelektual dan parktis bahkan John Dewey mengatakan sebagai logic of inquiry yaitu Kegiatan pemahaman manusia mengenai pemecahan masalah. Pemecahan masalah adalah elemen kunci dalam metodologi analisis kebijakan. Tak ada solusi, tak ada masalah ungkapan sebaliknya adalah : Masalah yang dirumuskan dengan baik adalah masalah yang setengah terpecahkan.
3. 5 Proses pemecahan masalah kebijakan.

- Perumusan masalah (defenisi) menghasilkan informasi mengenai kondisi-kondisi yang menimbulkan masalah. - Peramalan (prediksi) menyediakan informasi mengenai konsekuensi dimasa mendatang dari penerapan alternative kebijakan. - Rekomendasi (preskripsi) menydiakan informasi nilai atau kegunaan relatif dari konsekuensi dimasa depan dari suatu masalah - Pemantauan (deskripsi) menghasilkn informasi tentang konsekuensi sekarang dan masa lalu dari diterapkannya alternatif kebijakan. - Evaluasi, menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan dari konsekuensi pemecahan atau pengatasa masalah dalam arti kata membuahkan hasil yang baik.

22

You might also like