You are on page 1of 47

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Sampai saat ini tingginya angka kematian ibu di Indonesia masih merupakan masalah yang menjadi prioritas di bidang kesehatan. Disamping menunjukkan derajat kesehatan masyarakat, juga dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan kualitas pelayanan kesehatan. Penyebab langsung kematian ibu adalah trias perdarahan, infeksi, dan keracunan kehamilan. Penyebab kematian langsung terseut tidak dapat sepenuhnya dimengerti tanpa memperhatikan latar belakang (underlying factor), yang mana bersifat medik maupun non medik. Diantara faktor non medik dapat disebut keadaan kesejahteraan ekonomi keluarga, pendidikan ibu, lingkungan hidup, perilaku, budaya dan lain-lain. Status kesehatan ibu, menurut model Mc Carthy dan Maine merupakan faktor penting dalam terjadinya kematian ibu. Penyakit atau gizi buruk merupakan faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan ibu. Rao (1975) melaporkan bahwa salah satu sebab kematian obstetrik tidak langsung pada kasus kematian ibu adalah anemia. Grant menyatakan bahwa anemia merupakan salah satu sebab kematian ibu, demikian juga WHO menyatakan bahwa anemia merupakan sebab penting dari kematian ibu. Penelitian Chi, dan kawan-kawan menunjukkan bahwa angka kematian ibu adlah 75 % untuk ibu-ibu yang anemia dan 19,7% untuk mereka yang non anemia. Kematian ibu 15-20% secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan anemia. Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya angka kematian ibu dan janin. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Resiko kematian material, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat, disamping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang

anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Soeprono menyebutkan bahwa dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan pada kehamilan (abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia uteri, atonia uteri, partus lama, perdarahan), gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stres kurang, produksi ASI berkurang), dan gangguan pada janin (abortus dismaturitas, mikrosomi, , kematian perinatal, dan lain-lain). 1.2. Batasan Masalah Dalam penulisan kasus ini, penulis membatasi masalah yaitu Penerapan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny R G4P2A1H2 Usia Kehamilan 10-12 Minggu dengan Anemia Ringan di Puskesmas Ambacang kec.Kuranji 1.3. Tujuan 1.3.1.Tujuan Umum Untuk mengaplikasikan serta dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan manajemen Asuhan Kebidanan pada klien khususnya pada Ny R G4P2A1H2 Usia Kehamilan 10-12 Minggu dengan Anemia Ringan di Puskesmas Ambacang Kec. Kuranji. 1.3.2.Tujuan Khusus 1.3.2.1.Dapat melaksanakan pengkajian data dengan wawancara, observasi pada ibu hamil 1.3.2.2.Dapat menegakkan kebutuhan 1.3.2.3.Dapat mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi diagnosa, mengkaji masalah dan

1.3.2.4.Dapat menentukan tindakan segera yang akan dilakukan. 1.3.2.5.Dapat membuat rencana asuhan sebagai dasar untuk menegakkan diagnosa dan asuhan kebidanan 1.3.2.6.Dapat melakukan implementasi secara efektif dan efisien 1.3.2.7.Dapat mengevaluasi asuhan yang telah diberikan 1.4. Manfaat Penulisan 1.4.1.Bagi Penulis Dapat berperan secara profesional sehingga dapat memberikan asuhan yang berkualitas pada klien 1.4.2.Bagi Institusi Memberikan sumbangan pikiran pada institusi pendidikan mengenai manajemen kebidanan pada klien kehamilan 1.4.3.Bagi Puskesmas Memberikan pelayanan yang bermutu dan sesuai dengan standar pelayanan

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1.Pengertian Anemia Anemia diindikasikan bila hemoglobin (Hb) kurang dari 12 gr/dl pada wanita yang tidak hamil, kurang dari 10 gr/dl pada wanita hamil (Geri Morgan, 2009: 149). Anemia merupakan keaadan menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan (Arisman, 2010:173) Anemia adalah suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Pada penderita anemia, lebih sering disebut kurang darah kadar sel darah merah (Hb) dibawah nilai normal. Penyebabnya bisa karena kurangnya zat gizi pembentukan darah, misalnya zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Tetapi sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi. (http://www.bppsdmk.depkes.go.id. Faktor Resiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil) 2.2.Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan Trimester II Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (1998),adalah sebagai berikut: 2.2.1. Anemia Defisiensi Besi Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya yaitu keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi.

2.2.1.1.Terapi Oral Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Na-bisirat. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asal folat untuk profilaksis anemia (Saifudin, 2002). 2.2.1.2.Terapi Parenteral Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral. Dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parental dengan feru dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr % (Manuaba, 2001). Untuk menegakkan diagnosa Anemia difisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual, muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimaster I dan II. Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Hb. 11 gr% : tidak anemia 2. Hb 9-10 gr % : Anemia ringan 3. Hb 7-8 gr%: Anemia sedang 4. Hb < 7 gr%: Anemia berat Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yang rata-rata mendekati 800 mg. kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan masa hemoglobin maternal. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8-10 zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan

2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg, sehingga kebutuhan zat besi masih kurang untuk wanita hamil (Manuaba, 2001). 2.2.2. Anemia Megaloblastik Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folat, jarang sekali karena kekurangan vitamin B12. Pengobatannya: a. Asam folat 15-30 mg per hari b. Vitamin B12 3 x 1 tablet per hari c. Sulfas ferosus 3 x 1 tablet per hari d. Pada kasus berat dan peengobatan per oral hasilnya lamban sehinga dapat diberikan transfusi darah. 2.2.3. Anemia Hipoplastik Adalah anemia yang disebabkan oleh hopofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan fungsi eksternal dan pemeriksaan fungsi retikulosi. 2.2.4. Anemia Hemolitik Adalah anemia yang disebabkan pengancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital. Pengobatnya tergantung pada jenis anemia serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga transfusi darah berulang dapat membantu penderita ini.

2.3.Pengertian Anemia Defisiensi Zat Besi Anemia adalah suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Pada penderita anemia, sebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah (hemoglobin atau Hb) di bawah nilai normal. Penyebabnya bisa karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, misalnya zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Tetapi yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron=SI) dan jenuh transferin menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbsi di usus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit. 2.4.Anemia Defisiensi Zat Besi pada Kehamilan Anemia defisiensi besi pada wanita hamil merupakan problema kesehatan yang dialami oleh wanita diseluruh dunia terutama di negara berkembang. Badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75% serta semakin meningkat seiring dengan bertambah usia kehamilan. Menurut WHO 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling beriteraksi

2.5.Patofisiologi Anemia Zat Besi pada Kehamilan Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimaster ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron. 2.6.Etiologi Anemia Defisiensi Zat Besi pada Kehamilan Etiologi anemia defisiensi pada kehamilan, yaitu: a. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah b. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma c. Kurangnya zat besi dalam makanan d. Kebutuhan zat besi meningkat e. Gangguan pencernaan dan absorbsi 2.7.Gejala Klinis pada Anemia Defisiensi Zat Besi pada Kehamilan Wintrobe mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi sangat bervariasi, bisa hampir gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnya yang menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan gejala penyakit dasarnya. Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskuler, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa. Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar hemoglobin < 7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda tanda anemia akan jelas. Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil, didasarkan pada kriteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3

kategori, yaitu normal (> 11 gr/dl), anemia ringan (8-11 gr/dl), dan anemia berat (kurang dari 8 gr/dl) Berdasarkan hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemglobin ibu hamil adalah sebesar 11, 28 mg/dl, kadar hemoglobin terendah 7,63 mg/dl dan tertinggi 14.00 mg/dl. 2.8.Dampak Anemia Defisiensi Zat Besi pada Ibu Hamil Anemia pada ibu hamil bukan tanpa resiko. Menurut penelitian, tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karen sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Resiko kematian meternal, angka premturitas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Disamping itu, perdarahan anterpartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Soeprono menyebutkan bahwa dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inetia, atonia, partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada saat nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stres kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikromsomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain). 2.9.Diagnosis Anemia Untuk menegakkan diagnosis anemia pada kehamilan, dapat dilakukan anamnesis. Pada anamnesis, akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah yang lebih hebat pada kehamilan muda. Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli. Dari hasil pemeriksaan Hb dengan alat sahli, kondisi Hb dapat 9

digolongkan sebagai berikut : a. Hb 11 gr % b. Hb 9 - 10 gr % c. Hb 7 8 gr % d. Hb < 7 gr % tidak anemia anemia ringan anemia sedang anemia berat

Namun, ada juga klasifikasi anemia berdasarkan WHO yang dikutip dalam buku Handayani W, dan Haribowo A S, (2008) :

1. Ringan sekali Hb 10,00 gr% -13,00 gr% 2. Ringan Hb 8,00 gr% -9,90 gr% 3. Sedang Hb 6,00 gr% -7,90 gr% 4. Berat Hb < 6,00 gr%

Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa setiap ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil di puskesmas. (Manuaba,2007) 2.10.Pengaruh Anemia Pada Kehamilan a. Bahaya selama kehamilan 1) pada Trisemester I a) Persalinan premature b) Dapat menyebabkan abortus c) Hiperemesis gravidarum

2) Pada Trisemester II a) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim b) Mudah terjadi infeksi c) Ancaman decompensasi cordis (Hb < 6gr%) d) Mola hidatidosa 3) Pada Trisemeter III a) Perdarahan antepartum b) Ketuban pecah dini b. Bahaya saat persalinan

1) Gangguan his mempengaruhi kekuatan mengejan 2) Kala I berlangsung lama dan terjadi partus terlantar 3) Kala II berlangsung lama 4) Kala III dan IV dapat terjadi perdarahan post partum c. Bahaya pada saat nifas 1) Terjadi sub involusi uteri menimbulkan perdarahan Postpartum 2) Memudahkan infeksi puerperium 3) Pengeluaran ASI berkurang 4) Anemia kala nifas d. Bahaya terhadap janin 1) Abortus 2) Terjadi kematian intrauteri 3) Persalinan prematur tinggi 4) Berat badan lahir rendah 11

5) Kelahiran dengan anemia 6) Dapat terjadi cacat bawaan 7) Bayi mudah terkena infeks 8) Intelegensia rendah (Manuaba,2007)

2.11.Penatalaksanaan a. Terapi obat Ibu hamil sebagian besar menderita karena defisiensi zat besi (Fe). Terapi anemia defisiensi besi ialah dengan preparat besi oral atau parenteral. Terapi peroral ialah dengan preparat besi contohnya fero sulfat, fero glukonat atau Na fero bisitrat sebanyak 600-1000mg/hari. Pemberian frefarat 60 mg/hari dapat menaikkan Hb sebanyak 1 gr/bulan. Jadi bila 600mg/hari dapat menaikan Hb sebanyak 10g/100ml. namun, pemberian tablet Fe dengan cara oral dapat menyebabkan penyakit saluran cerna. Efek samping terakhir gastro intestinal relatif kecil pada pemberian fero bisitrat. Kini program nasional menganjurkan kombinasi untuk profilaksis anemia. Dalam SF (fero sulfat) terdapat komposis didalamya 60 mg besi dan 0,25 mg asam folat untuk 1 tablet SF. (Saifuddin, 2002) Pemberian preparat parenteral mempunya indikasi: 1)Intoleransi besi pada waktu gastro intestinal 2)Anemia yang berat 3)Kepatuhan yang buruk 4)Efek samping utama adalah reaksi alergi

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian suplemen Fe dosis rendah 30 mg pada trimester ketiga ibu hamil non anemik (Hb lebih/=11g/dl), sedangkan untuk ibu hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemen

Fe sulfat 325 mg 60-65 mg, 1-2 kali sehari. Untuk yang disebabkan oleh defisiensi asam folat dapat diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberi vitamin B12 100-200 mcg/hari

Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya.

Pemberian tablet Fe pada ibu hamil Table 2.2 tabel pemberian Tablet Fe

Jenis Anemia Tidak anemia Anemia ringan Anemia sedang/berat

Pemberian tablet Fe 1x1 2x1 3x1

b. Terapi makanan Untuk memenuhi asupan zat besi, tingkatkan konsumsi bahan makanan tinggi zat besi (Fe) dapat dengan makan makanan yang mengandung zat besi dan makanan yang dapat meningkatkan protein dalam tubuh ibu dengan makan makanan berprotein misalnya makanan hewani, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau tua juga banyak memakan makanan yang mengandung vitamin C, 13

asam folat dan Vitamin B (Andaners,2010). Protein bagi ibu hamil sangat dibutuhkan karena protein dapat membentuk sel darah merah dan memacu terjadinya peningkatan produksi sel darah merah(Fitri,2010). Memakan makanan yang banyak mengandung bahan pembentuk protein sel darah merah seperti : 1) Telur 2) Susu a) Ibu hamil 0-3 bulan = 1 gelas ukuran sedang b) Ibu hamil 4-7 bulan = 1 gelas ukuran sedang c) Ibu hamil 7-9 bulan = 1 gelas ukuran sedang

3) Hati, Ikan dan Daging a) Ibu hamil 0-3 bulan = 1 potong ukuran sedang b) Ibu hamil 4-7 bulan = 2 potong ukuran sedang c) Ibu hamil 7-9 bulan = 3 potong ukuran sedang 4) Tempe a) Ibu hamil 0-3 bulan = 3 potong ukuran sedang b) Ibu hamil 4-7 bulan = 4 potong ukuran sedang c) Ibu hamil 7-9 bulan = 5 potong ukuran sedang

6) Sayuran yang berwarna hijau tua (kangkung, bayam, daun katuk, daun singkong) a) Ibu hamil 0-3 bulan = mangkok ukuran sedang b) Ibu hamil 4-7 bulan = 3 mangkok ukuran sedang c) Ibu hamil 7-9 bulan = 3 mangkok ukuran sedang

7) Buah-buahan (jeruk, jambu biji, pisang, tomat) a) Ibu hamil 0-3 bulan = 2 buah b) Ibu hamil 4-7 bulan = 2 buah c) Ibu hamil 7-9 bulan = 2 buah

Contoh menu makanan ibu hamil (menurut ukuran rumah tangga) a) Nasi 4 x 200 gr (200 gr = 1 piring ukuran sedang) b) Lauk 2 x 50 gr (50 gr = 1 potong sebesar kotak korek api) c) Tempe 4 x 250 gr ( 100 gr = 2 potong sebesar kotak korek api) d) Sayur 3 x 100 gr ( 100 gr = 1 mangkok sedang) e) Susu 1 x 250 cc ( 250 cc = 1 gelas ukuran sedang) f) Buahan 2 x 100 gr ( 100 gr = 1 potong pepaya ukuran sedang)

2.12.Konsep manajemen asuhan kebidanan Manajemen asuhan kebidanan menurut Varney,1997 adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode utuk mengorganisasi pikiran serta tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian tahapan untuk mengambil keputusan yang berfokus pada klien(Tim Pusat Pengembangan Perawatan Carolus,2002). Manajemen asuhan pada kebidanan antenatal terdiri dari 7 langkah yang berurutan di mulai dengan pengumpulan data hingga evaluasi (Varney,1997 dikutip dari Tim Pusat Pengembangan Perawatan Carolus,2002).

15

2.13.Langkah Pengumpulan data Langkah ini merupakan pengumpulan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan pasien secara keseluruhan a. Anamnesa/ Data Subjektif 1) Identitas istri dan suami yang perlu di kaji adalah nama,umur, agama, suku, pendidikan, pekerjaan, no.telp dan alamat. Bertujuan untuk menetapkan identitas pasien karena mungkin beberapa pasien memiliki nama yang sama dengan alamat dan no.telp yang berbeda dan umur juga untuk mengetahui factor resiko, jika umur ibu <20 th, atau >35 tahun ini merupakan umur yang berisiko bagi ibu hamil. 2) Keluhan utama Merupakan alasan utama klien untuk datang ke pelayanan kesehatan. Bisa saja seorang pasien datang tanpa keluhan tapi hanya ingin memeriksakan kehamilan saja, seperti : a) Pucat b) Cepat lelah, letih, lemah, lesu, lunglai bisa diakibatkan oleh asupan nutrisi yang kurang/kurang istirahat/bekerja berat. c) Sering pusing d) Kurang nafsu makan e) Mata berkunang-kunang f) Sulit konsentrasi g) Muka-bibir-kelopak mata tampak pucat, telapak tangan tidak merah h) Nafas terasa pendek Dimana ditanyakan bagaimana rasanya (keluhan), sudah berapa lama ibu rasakan, kapan saja keluhan itu timbul.

3) Riwayat menstruasi Yang dikaji adalah menarche, siklus haid, lamanya haid, banyaknya,dan adanya dismenorrhoe saat haid. 4) Riwayat kehamilan kini Yang dikaji yaitu: a) HPHT untuk menentukan perkiraan persalinan menurut Naegle dan juga untuk menentukan tuanya kehamilan saat ibu datang apakah preterm ( jika usia kehamilan kurang dari 28-39 minggu), aterm (jika usia kehamilan 38-42 minggu), postterm (jika usia kehamilan 42 minggu) b) Keluhankeluhan umum yang terjadi pada TM I,TM II dan TM III c) Pergerakan janin Pada primipara biasanya sudah terasa dalam kehamilan 20 minggu dan pada multipara pada usia kehamilan 16 minggu. Pada kehamilan TM III gerak janin normal dalam 24 jam sebanyak 20-24 kali d) Keluhan-keluhan dirasakan Pengkajian ini bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan adanya tanda tanda bahaya pada ibu hamil, seperti rasa 5L (lesu, lemah, lelah, letih, lunglai) yang menunjukkan gejala anemia, mual dan muntah yang lama, nyeri perut, sakit kepala berat dan penglihatan kabur kemungkinan gejala empending eklampsia. Pengeluaran cairan pervaginam terutama darah kemungkinan bisa terjadi perdarahan yang pernah

17

antepartum atau terjadi abortus bisa terjadi solusio plasenta pada kehamilan trimester III atau. Rasa nyeri/panas waktu BAK, rasa gatal pada vulva, vagian dan sekitarnya kemungkinan PMS, tegang pada tungkai dan oedema (tromboplebitis). e) Imunisasi Jika ibu tidak pernah mendapatkan imunisasi TT, maka ia harus mendapatkan imunisasi TT paling sedikit 2 kali selama kehamilan di mulai TM II dan TM III. adapun tujuan imunisasi tersebut adalah untuk menghindari terjadinya tetanus neonaturum.

5) Pola makan Tujuan untuk menentukan AKG pada ibu hamil Contoh: menu ibu hamil (menurut ukuran rumah tangga) g) Nasi 4 x 200 gr (200 gr = 1 piring ukuran sedang) h) Lauk 2 x 50 gr (50 gr = 1 potong sebesar kotak korek api) i) Tempe 4 x 250 gr ( 100 gr = 2 potong sebesar kotak korek api) j) Sayur 3 x 100 gr ( 100 gr = 1 mangkok sedang) k) Susu 1 x 250 cc ( 250 cc = 1 gelas ukuran sedang) l) Buahan 2 x 100 gr ( 100 gr = 1 potong pepaya ukuran sedang) Perubahan pola makan yang dialami (termasuk ngidam, nafsu makan dan lain-lain). Pada TM III biasanya ibu mengalami peningkatan kebutuhan asupan nutrisi yang berguna untuk kesehatan ibu dan bayi. (Fitri,2010)

6) Pola eliminasi

Hal ini diperlukan untuk mengetahui bagaiman pola eliminais, apakah mengalami keluhan dan masalah atau tidak.

7) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu a) Jenis persalinan bertujuan untuk menentukan ukuran panggul dan adanya riwayat persalinan dengan tindakan, sehingga menunjukkan bahwa 3P telah bekerja sama dengan baik b) Komplikasi ibu dan bayi bertujuan untuk menentukan komplikasi yang mungkin terjadi pada persalinan berikutnya c) Nifas yang lalu untuk melihat gambaran tentang nifas ibu sebelumnya. d) Keadaan anak apakah masih hidup sampai sekarang

8) Riwayat kontrasepsi Kemungkinan klien pernah menggunakan kontrasepsi atau tidak.

9) Riwayat kesehatan ibu Hal ini perlu ditanyakan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya masalah atau komplikasi.

10) Riwayat kesehatan keluarga Untuk mendeteksi kemungkinan adanya penyakit keturunan, penyakit menular seksual dan riwayat kehamilan kembar, karena hamil kembar sering bersifat menurun. 19

11) Keadaan social, ekonomi dan spiritual Keadaan social, ekonomi dan spiritual penting ditanyakan untuk mengetahui psikologis ibu yang mungkin akan mengganggu keadaan umum ibu ataupun kehamilan saat ini.

12) Aktivitas sehari-hari a) Pekerjaan Ketidaknyamanan fisik yang di alami oleh ibu hamil TM III berhubungan dengan pengaruh pengaruh hormon kehamilan sehingga ibu dianjurkan mengurangi aktifitas kerjanya. b) Seksualitas Koitus di anjurkan untuk di hentikan pada 3-4 minggu menjelang persalinan, karena mengingat usia kehamilan ibu yang semakin tua dan mulai memasuki tahap proses persiapan persalinan c) Pola istirahat Pada ibu hamil minimal pola istirahat / tidur adalah 8 jam / hari dimana pada siang hari (1-2 jam) dan pada malam hari (6-7 jam) 2. Data Objektif Melakukan pengumpulan data melalui pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus serta pemeriksaan penunjang atau laboratorium

1) Pemeriksaan umum Secara umum kemungkinan ditemukan gambaran kesadarn umum. Dimana kesadaran klien sangat penting dinilai denagn melakukan anamnesa. Kesadaran di nilai baik jika klien dapat menjawab semua

pertanyaan. Selain itu, klien yang sadar akan menunjukkan tidak ada kelainan psikologis. Selain kesadran umum juga mencakup tandatanda vital yaitu: tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu serta TB, BB dan keadaan umum.

2) Pemeriksaan khusus a) Inspeksi Periksa pandang yang dimulai dari kepala sampai kaki. Yang perlu diniali adalah kemungkinan bentuk tubuh yang normal, rambut, mata, muka, bibir, mulut, gigi dan lidah. Untuk mulut apakah ada karies dentis, stomatitis. Untuk leher apakah terdapat pembesaran kelenjar , sedangkan untuk payudara apakah simetris kiri dan kanan, keadaan putting susu, aerola serta ada tidaknya colostrums. Selain itu juga dapat di lihat bagaimana pembesaran perut yang sesuai dengan usia kehamilan , adanya bekas operasi, inspeksi alat genitalia seperti ada tidaknya oedema, varices dan pengeluaran pervaginam, dan untuk ekstremitas atas dan bawah apakah ada kelainan. b) Palpasi Dengan menggunakan cara Leopold , kemungkinan yang di temukan adalah: i.Leopold I : untuk

menentukan TFU dan apa yang terdapat pada fundus TFU dalam cm, pada fundus kemungkinan teraba bagian kepala atau bokong atau lainnya. Pada kehamilan normal pada fundus teraba kurang bundar, lunak, Dan kurang melenting yang kemungkinan adalah bokong janin. Normal TFU pada TM III yaitu:

21

Usia kehamilan 28 minggu = 3 jari diatas pusat Usia kehamilan 32 minggu = pertengahan px dan pusat Usia kehamilan 36 minggu = 3 jari di bawah px Usia kehamilan 40 minggu = pertengahan px dan pusat ii.Leopold II : untuk

menentukan dimana letaknya punggung janin dan dimana letak bagian-bagian kecilnya Pada dinding perut klien bagian kanan dan kiri kemungkinan teraba punggung, anggota gerak, bokong atau kepala. iii.Leopold III : untuk

menetukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah janin sudah atau belum terpegang oleh PAP Pada bagian terbawah kemungkinan teraba kepala , bokong atau anggota lainnya iv.Leopold IV : menentukan janin janin panggul Kemungkinan bagian terbawah janin telah masuk PAP dan di lakukan perlimaan untuk menentukan seberapa masukknya ke PAP. c) Auskultasi dan ke apa seberapa dalam untuk yang jauh rongga

menjadi bagian bawah dari masuknya bagian terbawah

Untuk mendengar denyut jantung janin dengan frekuensi normal 120-160 kali per menit, teratur atau tidak, intensitasnya kuat atau lemah dan punctum maximumnya. d) Perkusi Pemeriksaan reflek patella kanan dan kiri, yang berkaitan denagn kekurangan vitamin B, atau penyakit saraf , intoksikasi magnesium sulfat. e) Penghitungan TBBJ Dengan menggunakan rumus ( TFU dalam cm 13) x 155, yang bertujuan untuk mengetahui taksiran berat badan janin f) Pemeriksaan panggul luar Untuk menentukan kemungkinan normal pada panggul luar denagn menggunakan jangka panggul dan pita ukur. (Manuaba,2007)

3) Pemeriksaan penunjang a) Darah Yaitu kadar Hb, dimana Hb normal pada ibu hamil adalah 11 gr% Hb 11 gr% :tidak anemia

Hb 9-10 gr% :anemia ringan Hb 7-8 gr% Hb 7 gr% (Manuaba,2007) :anemia sedang :anemia berat

Namun, ada juga klasifikasi anemia berdasarkan WHO

23

yang dikutip dalam buku Handayani W, dan Haribowo A S, (2008) : 1. Ringan sekali Hb 10,00 gr% -13,00 gr% 2. Ringan Hb 8,00 gr% -9,90 gr% 3. Sedang Hb 6,00 gr% -7,90 gr% 4. Berat Hb < 6,00 gr%

b) Urine Untuk memeriksa protein dan glukosa urine. Untuk klien dengan kehamilan normal protein dan glukosa urinennya negative(-) (Manuaba,2007)

2.14.Langkah melakukan Interpretasi Data Pada langkah ini lakukan identifikasi yang benar terhadap diagnose atau masalah kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atau data. Data yang di kumpulkan yaitu diagnosa, masalah, kebutuhan. Semua ini berasal dari data dasar subjektif dan objektif yang didapat. (Tim Pusat Pengembangan Perawatan Carolus,2002). a. Diagosa pada ibu hamil yaitu: ibu hamil G4P2A1H2, keadaaan jalan lahir normal. KU ibu baik b. Masalah : Masalah dapat berupa keluhan utama atau menyangkut masalah nomenklatur dan non nomenklatur. c. Kebutuhan: 1) Anjurkan ibu untuk mencukupi kebutuhan gizi dan nutrisinya, terutama makanan yang tinggi protein 2) Jelaskan pada ibu mengenai keluhan yang dirasakan ibu. 3) Dampak dari diagnose ibu

2.15.Langkah mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial Pada langkah ini identifikasi masalah, diagnosa potensial berdasarkan rangakaian masalah atau diagnose yang sudah di identifikasi. Dan ini merupakan langkah penting dalam melakukan asuhan yang aman (Tim Pusat Pengembangan Perawatan Carolus,2002). Dalam kasus ini dampak potensial yang akan terjadi yaitu c. Untuk kehamilan 1) Anemia Sedang 2) Perdarahan antepartum 3) Ketuban pecah dini d. Untuk janin/bayi 1) Berat badan lahir rendah 2) Kelahiran dengan anemia 3) Dapat terjadi cacat bawaan 4) Bayi mudah terkena infeksi e. Untuk nifas 1) Terjadi sub involusi uteri menimbulkan perdarahan Postpartum 2) Memudahkan infeksi puerperium 3) Pengeluaran ASI berkurang 4) Anemia kala nifas (Manuaba,2007) 2.16.Langkah menetapkan yang memerlukan penanganan segera Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter bersama 25

dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi ibu. Pada kasus ini ibu mengalamu anemia ringan jadi tidak perlu tindakan segera, namun beri ibu nasehat-nasehat yang merujuk ke kesehatan ibu semula (Tim Pusat Pengembangan Perawatan Carolus,2002). Pada anemia ringan belum diperlukan tindakan segera karena keadaan tanda-tanda vital ibu masih baik dan belum mengalami gangguan yang dapat membuat ibu tidak bisa bekerja atau melakukan sesuatu. Biasanya tindakan segera dapat diberikan pada ibu hamil dengan anemia berat bisa berupa donor darah untuk menambah sel darah merah atau hemoglobin yang berkurang serta terapi-terapi.

2.17.Langkah merencanakan asuhan ( Planning ) Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnose atau masalah yang telah di identifikasi atau diantipasi (Tim Pusat Pengembangan Perawatan Carolus,2002). Perencanaan yang dapat diberikan terhadap ibu berupa : a. Beritahu ibu hasil tentang hasil pemeriksaan b. Jelaskan pada ibu mengenai keluhan yang dirasakannya c. Anjurkan ibu untuk mencukupi kebutuhan gizi dan nutrisinya d. Dampak dari anemia e. Beritahu ibu tentang tanda-tanda bahaya dalam kehamilan pada TM III f. Jelaskan cara menggunakan Tablet Fe g. Berikan ibu terapi h. Jadwalkan dan sepakati dengan ibu untuk kunjungan ulang

1. Langkah melaksanakan perencanaan ( Implementasi ) Langkah lanjut dari perencanaan asuhan yang menyeluruh sehingga terlaksananya rencana asuhan yang diberikan kepada ibu (Tim Pusat

Pengembangan Perawatan Carolus,2002).

2.18. Langkah evaluasi Langkah Merupakan langkah akhir dari proses asuhan kebidanan kehamilan normal. Dari hasil pelaksanaan perencanaan dapat diketahui keefektifan dari asuhan yang telah diberikan (Tim Pusat Pengembangan Perawatan Carolus,2002).

BAB III TINJAUAN KASUS MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY R G4P2A1H2 USIA KEHAMILAN 10-12 MINGGU DENGAN ANEMIA RINGAN DI PUSKESMAS AMBACANG KEC. KURANJI TANGGAL 13 MEI 2011 3.1.Pengumpulan Data 3.1.1. Identitas/Biodata Nama : Ny R

27

Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat No. MR Nama Suami Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat No. MR

: 26 tahun : Islam : SMA : IRT : Durian Tanang : 293 : Tn M : 28 tahun : Islam : SMA : Wiraswasta : Durian Tanang : 293 3.1.2. Anamnesa (Data Subjektif)

Suku/Kebangsaan : Minang/Indonesia

Suku/Kebangsaan : Minang/Indonesia

Tanggal Anamnesa

: 13 Mei 2011 = Pertama = Rutin = Ada keluhan :Ibu merasa pusing dan letih

1. Alasan Kunjungan : 2. Keluhan Utama

sejak 3 hari yang lalu 3. Riwayat Menstruasi a. Haid pertama b. Siklus c. Banyaknya d. Dismenorhea e. Teratur/tidak f. Lamanya g. Sifat darah h. Warna darah : : : : : : : : 12 tahun 28 hari 2 x ganti doek ada teratur 7 hari encer merah kehitaman

4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


No. Tangg al lahir/ umur Usia kehamila n Jenis persalina n Tempat persalina n Penolong persalina n Bayi BB/P B/ JK 3300 gr/ 45 cm/ lakilaki 3000 gr/45 cm/lak i-laki Keadaa n Sehat Nifas Lacta si Ada Keada an Baik

1.

5 tahun

Aterm

Spontan

Puskesm as

Bidan

2. 3 tahun 3. 4. Abortu s ini

Aterm

Spontan

Bidan

Bidan

Sehat

Ada

Baik

2 Bulan

RSUP

5. Riwayat KehamilanIni a. HPHT b. Taksiran persalinan c. Keluhan TM II : pusing, letih TM III : belum ada d. Imunisasi : TT 1 minggu TT 3 : hamil anak kedua usia kehamilan 28 minggu TT 4 : belum dilakukan TT 5 : belum dilakukan e. Pergerakan anak pertama kali: Belum teraba f. Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan 24 jam ter akhir: < 10 x 10-20 x > 20 x g. Bila lebih dari 20 x dalam 24 jam, dengan : suntik catin TT 2 : hamil anak pertama usia kehamilan 24 : : : TM I : lupa mulai muntah

29

frekuensi : < 15 > 15 h. Keluhan yang dirasakan (bila ada jelaskan) Rasa lelah : tidak ada Nyeri perut : Panas dan menggigil tidak ada Sakit kepala yang berat tidak ada Penglihatan kabur tidak ada Rasa nyeri/panas waktu BAK tidak ada Rasa panas pada vulva/vagina tidak ada Pengeluaran cairan pervaginam tidak ada Nyeri, kemerahan, tegang pada tungakai : a. Diet/pola makan 1) Sebelum hamil Pagi gelas air putih Siang Malam : : 1 piring nasi + 1 potong 1 piring nasi + 1 potong lauk + 1 mangkuk sayur + 1 gelas air putih tempe + 1 mangkuk sayur +1 gelas air putih : 1 piring lontong + 1 tidak ada : : : : : tidak ada : tidak ada Mual dan muntah yang lama :

6. Pola kebiasaan sehari-hari

2) Saat hamil Makanan sehari-hari Pagi : 1 piring nasi + 1 potong lauk Siang : mangkuk sayur Malam : piring nasi goreng BAK BAB c. Pola istirahat dan tidur Tidur malam : Tidur siang : 6 jam 1 jam Konsistensi Frekuensi : : keras Frekuensi sehari Warna jernih : kuning : 3-4 x Minum : Nafsu makan Makanan pantangan : 8 gelas air putih sehari : tidak ada biasa 1 1 piring nasi + 1 potong lauk + 1

b. Pola eliminasi

1 hari sekali

d. Pekerjaan : e. Higiene Mandi :

dikerjakan sendiri 2 x sehari 31

Ganti pakaian : Kebersihan ibu

2 x sehari : terjaga : suntik 3 bulan 1,5 tahun

f. Kontrasepsi yang pernah digunakan Lama pemakaian (jika ada) : Merokok : tidak ada : g. Kebiasaan ibu yang lain Minum alkohol

tidak ada : tidak ada

Minum obat tanpa pengawasan Frekuensi : x seminggu

h. Seksualitas selama kehamilan i. Sosial budaya Ibu menganut kepercayaan yang merugikan kesehatan j. Psikologis Perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan ini Hubungan ibu dengan suami dan keluarga Pendapatan perbulan : Jumlah keluarga : Pendapatan perkapita : : baik Rp. 1.200.000 3 orang Rp. 400.000 : senang : tidak ada

k. Sosial ekonomi (penghasilan perbulan/perminggu)

l. Spiritual : a. Jantung b. Ginjal c. Asma : : :

ibu ada mengerjakan shalat 7. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 8. Riwayat penyakit keluarga

d. TBC paru : e. Hepatitis : f. DM g. DII : :

a. Jantung ada b. Hipertensi ada c. DM :

: :

tidak tidak

tidak ada

d. Keturunan kembar : tidak ada 9. Riwayat sosial a. Perkawinan : syah c. Lama kawin baru hamil 5 bulan : langsung hamil d. Kehamilan ini direncanakan e. Perasaan tentang kehamilan : ibu senang dengan kehamilan ini 3.1.3. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif) 1. Status emosional 2. Tanda-tanda vital a. Tekanan darah b. Denyut nadi c. Pernafasan d. Suhu tubuh : : : : 120/80 mmHg 80 x/i 24 x/i 36C : 41 kg 40 kg : stabil : kawin pertama b. Status perkawinan :

e. BB sebelum hamil f. BB setelah hamil : g. LILA h. TB 3. Pemeriksaan : : 22 cm 157 cm

33

a. Inspeksi Oedema Kloasma gravidarum : Konjungtiva : Sklera : Caries : Stomtitis Higiene : : Kelenjar tyroid Kelenjar limfe: Hiperpigmentasi Benjolan Striae : Areola : Kolostrum Nyeri : : Mata pucat Mulut tidak ada terjaga Leher : : tidak ada pembengkakan tidak ada tidak ada pembengkakan Mammae tidak ada Jalan : normal : lordosis

Bentuk badan Rmbut rontok Muka : ada :

bersih, tidak

tidak ada

tidak kuning tidak ada

tidak ada hiperpigmentasi menonjol tidak ada Pinggang Ekstremitas tidak ada tidak ada tidak ada : : :

Putting susu :

tidak ada

Oedema jari tangan dan kaki : Oedema tibia dan kaki Betis merah/lembek/keras

Varises tungkai Bekas operasi : Pembesaran perut kehamilan Bentuk perut : Oedema Acites : :

tidak ada

Abdomen tidak ada : sesuai dengan usia

membuncit tidak ada : ada, alba ada, albican

tidak ada

Linea nigra/alba Gerakan anak :

Striae livida/albican :

belum terasa : -

b. Palpasi uterus : Tidak dilaksanakan Tinggi fundus uteri TBBJ DJJ : Frekuensi: : + ki/ka : -

c. Auskultasi

Lokasi (Punctum maksimum) Irama (teratur/tidak) :

d. Kekuatan (kuat/lemah) : Reflek patella kiri/kanan : : e. Ukuran panggul luar persalinan yang lalu f. Genetalia (dilakukan jika ada indikasi) Varises Luka : Kemerahan Nyeri : Vulva dan vagina : tidak ada : : tidak ada tidak ada : tidak ada Tanda chadwick normal berdasarkkan

tidak ada tidak ada

Pengeluaran dari vagina

35

Bekas luka Benjolan

Perineum : : tidak ada tidak ada

3.1.4. Uji diagnostik a. HB : Tidak diketahui tidak dilakukan : tidak dilakukan b. Protein urine : c. Reduksi urine

d. Golongan darah

tidak dilakukan

Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny R G4P2A1H2Usia Kehamilan 10-12 Minggu Dengan Anemia Ringan di Puskesmas Ambacang Kec. Kuranji Tanggal 13 Mei2011
Pengumpulan data Tanggal: 13-5-2011 Pukul: 09.00 wib Data subjectif Interpretasi data Ibu G4P2A1H2usia kehamilan 10-12 minggu, ku ibu baik, ibu dengan I anemia ringan. Dasar: - T - I - H TP : Dasar: P 1. Tanda vital Kebutuhan : Masalah potensial Potensial terjadinya anemia sedang -Ibu tidak mema hami cara dan guna zat besi -Konstipasi Tindakan segera Untuk saat ini 1. belum diperlukan Intervensi Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan 1. Implementasi Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu: TTV dalam batas normal 1. Evaluasi Ibu mengerti dengan penjelasan yang sudah diberikan Ibu mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan dan mau melakukan anjuran

2. 2. Berikan penjelasan pada ibu tentang keluhan yang dialaminya dan cara mengatasinya (pusing, letih, BAB keras)

- I Masalah: - P Data objectif

Memberikan 2. penjelasan pada ibu tentang penyebab pusing, letih. Pusing dan letih karena HB ibu yang kurang yaitu 9,1 gr/dl dan perlu penambahan dengan cara mengkonsumsi sayuran hijau, tempe, susu, ikan. Susah BAB terjadi karena ibu jarang mengkonsumsi

37

T S P N B B T L T 2. Inpeksi C S

3. Jelaskan pada ibu menu gizi ibu hamil, gizi yang baik pada saat kehamilan

sayur dan buah, sebaiknya ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi sayur dan buah 3. Memberikan 3. penjelasan pada ibu tentang pentingnya asupan gizi pada saat kehamilan, sebaiknya ibu banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin, mineral, zat besi dan lainlain, seperti : nasi 1 piring , daging 2 potong, sayur berwarna 2 mangkuk, buah 1 potong, susu 1 gelas. 4. 4. Memberikan penjelasan pada ibu tentang tandatanda bahaya selama hamil yaitu: Ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan dan mau melakukan apa yang dianjurkan

4.

Berikan penjelasan pada ibu tentang tandatanda bahaya selama hamil

Ibu sudah dapat menyebutkan 3 dari 5 tanda-tanda bahaya selama hamil

P P 3. 4. Palpasi : Tidak dilaku kan Auskultasi D F 5. Perkusi R 6. Ukuran panggul N 7. Persalinan Lab -H 7. 6. 5. Berikan ibu tablet tambah darah dengan cara mengkonsumsi nya 5. Jika ibu mengalami hal demikian, ibu segera memeriksakan diri ke tenaga kesehatan Memberikan ibu obat dan vitamin seperti:

5. Ibu mau mengkonsum sinya di rumah

Tablet Fe diminum dengan 1 gelas air putih, sebaiknya dengan air jeruk, Anjurkan ibu cepat diserap untuk datang 6. Menganjurkan ibu ke puskesmas untuk datang ke terdekat 1 puskesmas terdekat 6. bulan lagi, atau 1 bulan lagi, atau secepatnya bila secepatnya bila ada ada keluhan keluhan Menganjurkan ibu untuk 7. periksa hb ke labor Menganjurkan ibu untuk periksa hb di labor 7.

Ibu berjanji untuk datang ke puskesmas terdekat 1 bulan lagi

Ibu mau periksa hb minggu

39

depan tgl 23 mei 2011

7.Sarankan ibu untuk periksa HB

BAB IV PEMBAHASAN KASUS

A. Pengkajian Dalam melaksanakan pengkajian tidak di temukan adanya kesulitan yang berarti. Pengkajian yang di lakukan berjalan lancer sehingga dapat menyimpulkan datayang di butuhkan. Kelancaran dalam pengkajian didukung oleh keadaan klien yang tidak mengalami gangguan dalam berkomunikasi dan selalu bersikap kooperatif. Berikut ini hasil pengumpulan data dasar yang didapatkan: a. Keluhan utama dan riwayat kehamilan sekarang Sesuai dengan teori Manuaba(2007) yang menyatakan sembelit yang di temui pada kasus ini merupakan gangguan ketidaknyamanan normal pada ibu hamil Trimester II. b. Riwayat obsetrik yang lalu Wanita yang pernah mengalami masalah pada kehamilan sebelumnya, kemungkinan beresiko untk mengalami masalah yang sama pada kehamilan yang sekarang atau selanjutnya (obstetric fisiologi:1983) c. Pemeriksaan 1) Pemeriksaan umum dan khusus Dalam teori dikatakan dalam kehamilan terjadi peningkatan berat badan ibu (Arisman:2007), hal ini sesuai dengan kasus. Di mana hasil penimbangan berat badan ibu bertambah pada saat sebelum hamil dan penambahan masih dalam batas normal.serta sudah sesuai yaitu penambahan berat badan pada TM II 0,5 Kg tiap minggu. Pada kehamilan normal TM II, tinggi fundus uteri atas pusat pada usia kehamilan 24 minggu dan pada usia kehamilan 40 minggu tinggi Fundus

41

uteri

kembali

ke

pertengahan

px

dan

pusat(pengantar

kuliah

obstetric:2007), sesuai dengan kasus ini tinggi fundus uteri didapatkan sejajar pusat dengan usia kehamilan 24-25 minggu. Menurut buku referensi(pemantauan dan pengkajian janin:2004), pada kehamilan normal di temukan denyut jantung janin normal 120-160 kali per menit, sama halnya pada kasus ini dimanan denyut jantung janin adalah 130 kali per menit. 2) Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan panggul Menurut buku referensi (ilmu kebidanan:2004) , ukuran panggul normal: a) Distansia cristarum: 26 cm b) Distansia Spinarum: 23 cm c) Conjugata Eksterna: 18 cm d) Lingkar Panggu : 80 cm Tapi pada kasus ini tidak dilakukan pemeriksaan Karena normal menurut persalinan yang lalu, dimana berat badan lahir anak yang lalu adalah 3300gr Pemeriksaan darah Menurut buku referensi (pengantar kuliah obstetric:2007), Hb normal pada ibu hamil adalah 11 gr%, dimana untuk TM I dan TM III normalnya 11gr% dan untuk TM II normalnya 10,5 gr%. a) Hb 11gr% :anemia fisiologis b) Hb 9-10 gr% :anemia ringan c) Hb 7-8gr% :anemia sedang d) Hb7gr% :anemia berat Pada kasus ini ditemukan Hb ibu 9,8gr%, sehingga ibu dikategorikan ibu hamil dengan anemia ringan Pemeriksaan urine

Sesuai dengan teori (Manuba:1998) bahwa pada keadaan normal ibu hamil protein urin bernilai negative, Sama halnya dengan kenyataan yang ditemui pada kasus. Untuk hasil pemeriksaan protein urine: a) Negative : tidak ada kekeruhan b) Positif + : kekeruhan ringan tanpa butiran c) Positif ++ : kekeruhan dengan butiran d) Positif +++ : kekeruhan dengan kepingan e) Positif ++++ : kekeruhan dengan gumpalan

B. Interprestasi Data Pada kasus ini didapatkan diagnosa: Ibu G4P2A1H2 usia kehamilan 10-12 minggu, keadaan jalan lahir normal , Ku ibu baik. Diagnosa ini sesuai dengan teori (pengantar kuliah obstetric : 2007) dan pada kasus ini ditemukan dengan anemia ringan

C. Diagnosa Potensial Sesuai dengan tinjauan teoritis (Winkjosastro : 2005), pada kehamilan normal tidak di temukan diagnosa potensial. Tetapi pada kasus ini ibu mengalami anemia ringan jadi berkemungkinan memiliki diagnosa/masalah potensial paling dekat berupa anemia sedang.

D. Tindakan Segera Karena pada kasus kehamilan normal tidak ditemui diagnosa potensial, maka tindakan segera belum di butuhkan . hal ini sesuai dengan teori (Winkjosastro : 2005). Karena pada kasus ini ibu baru mengalami anemia ringan dan tidak mempengaruhi aktivitas ibu tindakan segera pun belum diperlukan.

43

E. Perencanaan dirumuskan mengacu pada masalah yang kita temui waktu melakukan pengkajian yang sesuai dengan kondisi klien. 1. Beritahu ibu hasil tentang hasil pemeriksaan 2. Jelaskan pada ibu mengenai keluhan yang dirasakannya 3. Anjurkan ibu untuk mencukupi kebutuhan gizi dan nutrisinya 4. Beritahu ibu tentang tanda-tanda bahaya dalam kehamilan pada TM II 5. Jelaskan cara menggunakan Tablet Fe 6. Berikan ibu terapi 7. Jadwalkan dan sepakati dengan ibu untuk kunjungan ulang

F. Pelaksanaan tindakan (Implementasi) Pada tahap ini adalah pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat

G. Evaluasi Merupakan tahap akhir proses manajemen kebidanan berdasarkan laporan kasus yang penulis lakukan selama melakukan manjemen kebidanan terhadap klien dengan multigravida. Penulis mengambil kesimpulan bahwa pada dasarnya semua tujuan yang direncanakan dapat berhasil dengan baik.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari kemajuan kasus yang telah diuraikan di atas pada Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny R G4P2A1H2 Usia Kehamilan 10-12Minggu dengan Anemia Ringan di Puskesmas Ambacang KecKuranji Tanggal 13Mei 2011, dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pentingnya melaksanakan pengkajian data dengan wawancara, observasi pada ibu hamil Pentingnya mengidentifikasi secara benar masalah atau diagnose dan kebutuhan. Pentingnya mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi. Pentingnya menentukan tindakan segera yang akan dilakukan. Pentingnya membuat rencana asuhan sebagai dasar untuk menegakan diagnose dan asuhan kebidanan. Pentingnya melakukan implementasi secara efektif dan efisien. Pentingnya mengevaluasi asuhan yang telah diberikan.

B. Saran Dari kesimpulan di atas adapun saran penulis sebagai berikut : 1. Bagi mahasiswa dengan adanya manajemen kebidanan diharapkan mahasiswa dapat menerapkan asuhan yang diberikan sesuai dengan standar profesi bidan 2. Bagi Institusi Pendidikan di harapkan untuk menambah sumber buku pustaka yang ter baru agar mahasiswa mudah dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan.

45

3. Bagi Puskesmas Ambacang Kec. Dharmasraya diharapkan dapat menerapkan manajemen kebidanan sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang ada pada pasien. DAFTAR PUSTAKA

Infant Food and Dictetic Product Departemen 1995. Peranan Gizi dalam Meningkatkan Mutu Kehamilan dan Menyusui. Indonesia, PT. Nestle Indoneaia Manuaba, Ida Bagus Gede, Buku Kedokteran, Pengantar Kuliah Obstetri, Jakarta EGC. 2007 Saifudin, Abdul Bari, Acuan Yan Kes Maternal dan Neonatal, Jakarta. Yayasan Bina Pustaka. 2002

47

You might also like