You are on page 1of 6

KERANGKA BERFIKIR ILMU-ILMU ALAM Para pemikir Yunani Kuno di abad 6 dan 5 sebelum masehi, telah memikirkan tentang

unsur utama dasar alam atau jagad raya ini. Mereka adalah Thales menjelaskan bahwa unsur utama alam adalah air, Anaximandros menjelaskan bahwa unsur utama alam adalah udara, Empedokles menjelaskan bahwa unsur utama adalah tanah ataupun Heraklitos menjelaskan bahwa unsur utama adalah api, karenanya para filsuf ini disebut dengan golongan hylezois. Ilmu alam adalah anak kandung dari filsafat materialisme. Filsafat materialisme ialah cara berpikir yang bertitik tolak pada dasar materi (kenyataan objektif) yaitu bahwa materi (kenyataan objektif) itu adalah primer, sedangkan ide (pikiran) adalah sekunder. Materi itu ada lebih dulu, baru kemudian lahir ide (pikiran). Pandangan materialisme yang demikian itu adalah berdasarkan atas kenyataan menurut waktu dan zat. A. Pengertian Ilmu-Ilmu Alam Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian

berkembang menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains.1 Ilmu alam (Inggris:natural science) atau ilmu pengetahuan alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah bendabenda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum. Ilmu-ilmu alam membagi menjadi dua kelompok yaitu ilmu alam (the physical sciences) dan ilmu hayat (the biological sciences) (Jujun. S. 2003). Ilmu alam ialah ilmu yang mempelajari zat yang membentuk alam semesta sedangkan ilmu hayat mempelajari makhluk hidup di dalamnya. Ilmu alam kemudian bercabang lagi menjadi fisika (mempelajari massa dan energi), kimia (mempelajari substansi zat), astronomi (mempelajari benda-benda langit dan ilmu bumi (the earth sciences) yang mempelajari bumi kita.

http://id.wikipedia.org

IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Powler (dalam Wina-putra, 1992:122) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil obervasi dan eksperimen. B. Ruang Lingkup Ilmu-Ilmu Alam Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fisik dan non-fisik manusia tentang bumi dan alam sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan. Istilah ilmu alam juga digunakan untuk mengenali ilmu sebagai disiplin yang mengikuti metode ilmiah. Di sekolah ilmu alam dipelajari secara umum di mata pelajaran ilmu pengetahuan alam. Tingkat kepastian ilmu alam relatif tinggi mengingat obyeknya yang kongkrit, karena hal ini ilmu alam lazim juga disebut ilmu pasti Yang menjadi objek ilmu alam adalah semua materi dalam alam semesta ini. Berdasarkan beberapa argumentasi ilmu pengetahuan dibedakan atas : a. Ilmu Pengetahuan Sosial, yakni membahas hubungan antar manusia sebagai makhluk sosial. b. Ilmu Pengetahuan Alam , yang membahas tentang alam semesta dengan semua isinya dan selanjutnya terbagi atas:
1. Fisika, mempelajari benda tak hidup dari aspek wujud dengan

perubaha yang bersifat sementara. Seperti : bunyi cahaya, gelombang magnet,teknik kelistrikan, teknik nuklir.
2. Kimia, mempelajari benda hidup dan tak hidup dari aspek sususan

materi dan perubahan yang bersifat tetap. Kimia secara garis besar dibagi kimiaorganik (protein, lemak) dan kimia anorganik (NaCl), hasil dari ilmu inidapat diciptakan seperti plastik, bahan peledak. 3. Biologi, yang mempelajari makhluk hidup dan gejala-gejalanya.

Botani, ilmu yang mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan. Zoologi ilmu yang mempelajari tentang hewan.

Morfologi ilmu yang mempelajari tentang struktur luar makhluk hidup. Anatomi suatu studi tentang struktur dalam atau bentuk dalam mahkhluk hidup. Fisiologi studi tentang fungsi atau faal/organ bagian tubuh makhluk hidup. Sitologi ilmu yang mempelajari tentang sel secara mendalam Histologi studi tentang jaringan tubuh atau organ makhluk hidup yang merupakan serentetan sel sejenis. Palaentologi studi tentang makhluk hidup masa lalu.

c. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa, Studi tentang bumi sebagai salah satu

anggota tatasurya, dan ruang angkasa dengan benda angkasa lainnya.2 Untuk mengetahui ilmu alam dapat diketahui dari beberapa sumber yang ada diantaranya : alam, manusia, tumbuh-tumbuhan dan hewan. C. Kerangka Berfikir Ilmu Alam Kerangka berfikir ilmiah atau epistemologi merupakan cabang filsafat ilmu yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Epistemologi membahas secara mendalam proses-proses yang terlihat dalam usaha manusia untuk memperoleh pengetahuan. Adanya pola-pola dasar atau desain atau kerangka yang dilakukan oleh aktivitas jiwa dalam menemukan suatu pengetahuan memerlukan suatu objek pengetahuan dan instrumen untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Bertambahnya pengetahuan seiring dengan proses perkembangan pola pikir manusia diawali dengan rasa ingin tahu tentang benda-benda di sekelilingnya, alam sekitar, bulan, bintang dan matahari yang dipandangnya, bahkan rasa ingin tahu tentang dirinya sendiri. Adanya kemampuan berfikir manusia menyebabkan rasa ingin tahunya selalu berkembang. Dengan kemampuan berfikir manusia dapat mendayagunakan pengetahuannya yang terdahulu dan kemudian menggabungkan dengan pengetahuannya yang diperoleh hingga menghasilkan pengetahuan yang baru.

http://www.scribd.com

Pengetahuan yang ingin dicari atau didapatkan tentunya bersumber pada kebenaran. Asumsi awal manusia mendapatkan pengetahuan secara empirik melalui pengamatan dan pengalaman. Data-data inderawi, benda-benda memori manusia merupakan beberapa instrumen dalam mendapatkan pengetahuan. Di samping itu perasaan intuitif atau insting juga menambah kepercayaan terhadap penemuan yang didapatkan sehingga kepercayaan terhadap suatu objek pengetahuan menimbulkan keyakinan terhadap ilmu pengetahuan tertentu. Ilmu Pengetahuan itu dapat ditinjau kembali kebenarannya, jika terdapat kekeliruan maka akan timbul ketidakpuasan sebagai akibat keterbatasan manusia khususnya dalam penggunaan instrumen atau pengolahan data-data indrawi dalam menerima pengetahuan tanpa dia ketahui kemudian melahirkan mitos. Hal tersebut terjadi sebagai akibat dari rasa ingin tahu terhadap suatu realitas yang kurang terpuaskan terutama mengenai hal-hal yang gaib. Namun seiring dengan perkembangan pola pikir manusia yang haus akan rasa ingin tahu melalui kajian-kajian ilmu pengetahuan maka pada akhirnya melahirkan pengetahuan yang ilmiah. Pengetahuan ilmiah memerlukan alasan dan atau penjelasan secara sistematis yang dibuat untuk memberikan keyakinan. D. Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Alam Metode merupakan langkah-langkah yang diambil menurut urutan tertentu, untuk mencapai pengetahuan yang telah dirancang dan dipakai dalam proses memperoleh pengetahuan jenis apa pun (Sri Soeprapto, 2003 : 128). Definisi serupa juga disampaikan Gie (1999:117), metode ilmiah adalah suatu prosedur-prosedur yang mewujudkan pola-pola dan tata langkah dalam melaksanakan penelitian ilmiah. Sedangkan menurut Jujun S. Suriasumantri (1999:101), metode ilmiah adalah suatu rangkaian prosedur yang tertentu yang harus diikuti untuk mendapat jawaban tertentu dari pernyataan tertentu pula. Metode keilmuan adalah suatu cara dalam memperoleh pengetahuan. Suatu rangkaian prosedur tertentu harus diikuti untuk mendapatkan jawaban yang tertentu dari pernyataan yang tertentu pula. Untuk memperoleh jawaban atas

sebuah pengetahuan, maka dapat dilakukan dengan beberapa tahapan. Adapun Tahapan-tahapan tersebut diantaranya : Identifikasi masalah Perumusan masalah Penelusuran pustaka Rancangan penelitian Pengumpulan data Pengolahan data Penyimpulan hasil

DAFTAR PUSTAKA Darsono, Filsafat Ilmu, Nusantara Conseling, Jakarta :2010 Jujun Sumantri, Ilmu Dalam Perspektif, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta : 2006 www.google.com

You might also like