You are on page 1of 26

pengertian biaya produksi

produksi berlangsung dengan jalan mengolah masukan (input) menjadi keluaran (out put). masukan merupakan pengorbanan biaya yang tidak dapat dihindarkan untuk melakukan kegiatan produksi. setiap pengusaha harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan harga pokok barang yang dihasilkan. untuk menghitung biaya produksi terlebih dahulu harus dipahami pengertiannya. biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus dikorbankan untuk memproduksi suatu barang. menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian tersebut memerlukan kecermatan karena ada yang mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit diidentifikasikan dan hitungannya. biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi bahan-bahan pembantu atau penolong upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur. penyusutan peralatan produksi uang modal, sewa biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi 7. biaya pemasaran seperti biaya iklan 8. pajak secara umum unsur biaya tersebut dapat dibagi atas tiga komponen biaya, berikut : 1. komponen biaya bahan, meliputi semua bahan yang berkaitan langsung dengan produksi. 2. komponen biaya gaji/upah tenaga kerja 3. komponen biaya umum (biaya over head pabrik) meliputi semua pengorbanan yang menunjang terselenggaranya proses produksi.

Teori Biaya Produksi Biaya kesempatan adalah nilai sumber daya dalam penggunaan yang terbaik. Biaya kesempatan perlu dipertimbangkan dalam mengukur seluruh biaya produksi. Biaya eksplisit adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang berbentuk kas, sedangkan biaya implisit adalah biaya dikeluarkan dalam proses produksi dalam bentuk nonkas. Keuntungan ekonomi adalah penerimaan dikurangi semua biaya, tercakup di dalamnya pengembalian normal untuk manajemen dan modal. Biaya marjinal adalah perubahan biaya total yang berkaitan dengan perubahan satu unit output. Sedangkan, biaya inkremental dapat diartikan sebagai tambahan biaya total dari penerapan keputusan manajerial. Biaya Rata-rata, Biaya Marjinal dan Biaya Total Rata-rata

Fungsi biaya rata-rata atau unit-1 kadang-kadang lebih berguna dari fungsi biaya total dalam pengambilan keputusan suatu usaha di sektor pertanian. Fungsi biaya rata-rata dapat diperoleh dengan membagi fungsi biaya total yang relevan dengan output. Biaya marjinal adalah perubahan biaya total yang berkaitan dengan perubahan output (output). Fungsi biaya marjinal berpotongan dengan fungsi biaya total rata-rata dan fungsi biaya variabel rata-rata di titik minimum ke dua fungsi tersebut. Fungsi biaya rata-rata jangka panjang akan: (a) Menurun, apabila skala pengembalian dalam produksi adalah meningkat, (b) Konstan, apabila skala pengembalian dalam produksi adalah konstan, dan (c) Meningkat, apabila skala pengembalian dalam produksi adalah menurun. Fungsi biaya rata-rata jangka panjang adalah merupakan kurva amplop dari sejumlah kurva biaya rata-rata jangka pendek. Topik Khusus dalam Teori Biaya Pada tingkat output yang hasilnya di spesifikasi tingkat keuntungan ekonomi diperoleh dengan membagi keuntungan ditambah biaya tetap total dengan kontribusi keuntungan Analisis titik impas adalah spesial pada kasus analisis keuntungan di mana keuntungan diharuskan sama dengan nol. Suatu usaha dapat dikatakan tinggi tingkat pengungkitannya apabila biaya tetap adalah relatif lebih besar (tinggi) dari pada biaya variabel. Pada umumnya, penggunaan analisis pengungkitan operasi menyatakan secara tidak langsung tingginya tingkat risiko keuntungan sepanjang waktu. Dalam arti kata, peningkatan nilai pengungkitan operasi menyatakan lebih bervariasinya keuntungan sepanjang waktu, oleh karena itu tinggi tingkat risikonya.

Media Pembelajaran
Seputar pendidikan, pembelajaran, sosial, hukum, konseling, politik, budidaya pertanian, Biologi, Kimia, Kesehatan, ilmiah, Media Tempat Belajar, Model-model Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran, Hiburan dan Lain-lain.

Home Bahasa Indonesia Biologi

Contoh Makalah Pembelajaran Info Pendidikan Sosial Sejarah Ucapan Ulang Tahun

Browse Home Ekonomi Penggolongan Biaya

Tuesday, November 30, 2010


Penggolongan Biaya Penggolongan Biaya Menurut Mulyadi (2005:13), Penggolongan Biaya digolongkan kedalam 5 golongan yaitu: 1. Menurut Objek Pengeluaran. Penggolongan Menurut Objek Pengeluaran merupakan penggolongan yang paling sederhana, yaitu berdasarkan penjelasan singkat mengenai suatu objek pengeluaran, misalnya pengeluaran yang berhubungan dengan telepon disebut biaya telepon. 2. Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan, Biaya dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu: (1). Biaya Produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya produksi dapat digolongkan ke dalam biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. (2). Biaya Pemasaran, adalah biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, contohnya biaya iklan, biaya promosi, biaya sampel, dll. (3). Biaya Administrasi dan Umum, yaitu biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk, contohnya gaji bagian akuntansi, gaji personalia, dll. 3. Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu Yang Dibiayai. Ada 2 golongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu Yang Dibiayai, yaitu: (1). Biaya Langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan produk, biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. (2). Biaya Tidak Langsung (indirect cost), biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik. 4. Menurut Perilaku dalam Kaitannya dengan Perubahan Volume Kegiatan, Biaya dibagi menjadi 4, yaitu (1). Biaya Tetap (fixed cost), biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak dipengaruhi perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat kegiatan tertentu, contohnya; gaji direktur produksi.

(2). Biaya Variabel (variable cost), biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas, contoh; biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung. (3). Biaya Semi Variabel, biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel, contoh; biaya listrik yang digunakan. (4). Biaya Semi Fixed, biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. 5. Menurut Jangka Waktu Manfaatnya, Biaya dibagi 2 bagian, yaitu; (1). Pengeluaran Modal (Capital Expenditure), yaitu pengeluaran yang akan memberikan manfaat/benefit pada periode akuntansi atau pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada periode akuntansi yang akan datang. (2). Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure), pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran itu terjadi. Penggolongan Biaya ini diambil dari situs tryusnita.wordpress.com, semoga dapat bermanfaat. Terimakasih.

faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources). Selain itu, beberapa ahli juga menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah faktor produksi mengingat semakin pentingnya peran informasi di era globalisasi ini.(Griffin R: 2006) Secara total, saat ini ada lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber daya fisik (physical

resources), kewirausahaan (entrepreneurship), dan sumber daya informasi (information resources).

Sumber daya fisik


Faktor produksi fisik ialah semua kekayaan yang terdapat di alam semesta dan barang mentah lainnya yang dapat digunakan dalam proses produksi. Faktor yang termasuk di dalamnya adalah tanah, air, dan bahan mentah (raw material).

Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya.

Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di bidangnya, misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan ahli hukum. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di bidangnya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir. Sementara itu, tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan lain-lain. Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja rohani dan tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang menggunakan pikiran, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara. Sementara itu, tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam kegiatan produksi. Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan sopir.

Modal
Yang dimaksud dengan modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua: modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu, modal asing adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya modal yang berupa pinjaman bank. Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal abstrak. Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang dimaksud dengan modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama baik, dan hak merek. Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat. Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya adalah rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank. Sedangkan yang dimaksud dengan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi. Contohnya adalah rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan. Terakhir, modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap dan modal lancar. Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang. Misalnya mesin-mesin dan bangunan pabrik. Sementara itu, yang dimaksud dengan modal lancar adalah modal yang habus digunakan dalam satu kali proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku.

Kewirausahaan
Faktor kewirausahaan adalah keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam mengkoordinir faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebanyak dan sebagus apa pun faktor produksi alam, tenaga manusia, serta modal yang dipergunakan dalam proses produksi, jika dikelola dengan tidak baik, hasilnya tidak akan maksimal.

Sumber daya informasi


Sumber daya informasi adalah seluruh data yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya. Data ini bisa berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan, dan data-data ekonomi lainnya. Diskriminasi Harga mengacu pada pengenaan harga berbeda untuk produk atau jasa yang sama, kepada kelompok pelanggan yang berbeda atau dalam pasar yang berbeda. Diskriminasi harga internasional disebut dumping. Dalam dumping, produsen menjual suatu komoditas lebih mahal di dalam negeri (yang kurva permintaan pasarnya kurang elastis) dibanding di luar negeri.

Diskriminasi Harga
1. Definisi diskriminasi harga: Diskriminasi harga ialah perletakan harga yang berlainan bagi sejenis barang yang seragam (sama) di pasaran yang berlainan, walaupun kos mengeluarkan dan memasarkan barangan itu adalah sama bagi semua pasaran. 2. Syarat syarat Kejayaan Diskriminasi Harga: Untuk meneruskan amalan diskriminasi harga, syarat-syarat berikut hendaklah dipenuhi: i.Sikap pengguna Pembeli tidak peduli dengan perbezaan harga barang tersebut kerana beberapa sebab seperti layanan yang diterima lebih baik, jarak kedai dengan rumah yang lebih dekat, telah biasa dengan kedai tersebut dan sebagainya. ii. Pasaran hendaklah terpisah Pasaran hendaklah dipisahkan supaya tidak berlaku perpindahan penjual dan pembeli di antara dua pasaran. Contohnya penjual dari pasaran barang yang murah harganya kepada pasaran barang yang mahal harganya dan sebaliknya. iii. Barang tidak boleh dipindahkan. Seseorang penjual yang membeli barang di pasar yang murah tidak boleh menjualnya semula di pasar yang mahal harganya ( arbitrage). Ini kerana harga barang di pasar yang murah tadi akan meningkat disebabkan kekurangan penawaran dan harga barang di pasar yang mahal akan berkurangan disebabkan

pertambahan penawaran Ini akan menyebabkan amalan diskriminasi harga tidak berjaya. iv. Keadaan permintaan berbeda. Keadaan pasaran mestilah dibedakan mengikut kebolehan untuk membayar atau keanjalan permintaan yang berlainan. Ini bermakna penjual di pasar yang permintaannya anjal boleh menjual dengan harga yang lebih rendah manakala penjual dipasar yang permintaannya kurang anjal boleh menjual dengan harga yang lebih tinggi untuk menambahkan jumlah hasil. v. Kas memisahkan pasaran tidak melebihi keuntungan. Kos untuk memisahkan pasaran seperti kos pengangkutan, kos pengiklanan dan sebagainya mestilah kurang daripada keuntungan yang diperolehi. vi. Penjual mestilah seorang monopoli. Perletakan harga yang berlainan hanya boleh dilakukan apabila penjual itu mempunyai kuasa untuk menentukan harga barang. 3. Jenis-jenis Diskriminasi harga. Ada tiga jenis diskriminasi harga i. Diskriminasi harga darjah pertama Diskriminasi harga ini di kenali sebagai diskriminasi sempurna. Penjual akan mengenakan harga yang berlainan ke atas pengguna yang berlainan. Contohnya: perkhidmatan doktor akan mengenakan harga yang berlainan ke atas pengguna yang berlainan mengikut kemampuan. ii. Diskriminasi harga darjah kedua. Penjual akan mengenakan harga yang berlainan mengikut jumlah barang itu digunakan. Contohnya pengguna yang menggunakan tenaga elektrik dan air akan di kenakan kadar harga yang berlainan bagi blok tertentu penggunaan barangtersebut. Biasanya harga seunit adalah lebih rendah bagi blok tertentu penggunaan barang tersebut dan kadar harga akan menjadi lebih tinggi untuk blok kegunaan unit-unit tambahan. iii. Diskriminasi harga darjah ketiga. Diskriminasi harga ini di amalkan mengikut banyaknya barangakan dibeli apabila berlaku perubahan harga barang tersebut.(keanjalan permintaan). Jika permintaan barang adalah anjal maka pengguna akan dikenakan dengan harga yang rendah dan sebaliknya jika keanjalan permintaan adalah tidak anjal maka pengguna akan dikenakan dengan harga yang tinggi. Contohnya kadar elektrik untuk kegunaan kediaman lebih tinggi daripada kegunaan perdagangan. 4. Bagaimana Monopolis Diskriminasi Harga Mencapai Keseimbangan. Monopolis akan mencapai keseimbangan apabila menjual barangnya di setiap pasaran sehingga hasil sut (MR) bagi setiap pasaran itu adalah sama dan monopolis akan mendapat untung yang maksimum (MC=MR) Jadual Hasil Sut Monopolis.

Dari jadual di atas, monopolis akan akan menjual 5 unit di pasar A dan 5 unit di pasar B kerana HS pasar A = HS pasar B. Harga yang dikenakan di pasar A ialah RM6.00 dan di pasar B ialah RM8.00. Jumlah hasil yang di perolehi oleh monopolis di pasar A adalah RM30 (5 X RM6) dan di pasar B adalah RM40 (5 X RM8). Andaikan jumlah kos untuk mengeluarkan 10 unit barang tersebut adalah RM45. Oleh itu keuntungan yang diperolehi adalah:

Keuntungan = = RM25.

= (RM30

Jumlah +

hasil RM40)

Jumlah

kos RM45

Jika monopolis tidak mengamalkan diskriminasi harga dan menjual 10 unit barang dengan harga RM5, maka keuntungan yang diperolehi adalah: Keuntungan = (10 X RM5 ) RM45 = RM5 Oleh itu diskriminasi harga telah menambahkan keuntungan sebanyak RM20 (RM25 RM5) Secara gambarajah juga dapat ditunjukkan bagaimana monopolis diskriminasi harga mencapai keseimbangan. Monopolis diskriminasi harga akan mencapai keseimbangan apabila HS di pasar A = HS dipasar B. Kuantiti keseimbangan adalah OQ + OQ1 iaitu apabila HS = KS pada titik e. Harga barang di pasar A ialah OPo dan di pasar B ialah OP1. Jika monopolis menjual di pasar A sahaja atau di pasar B sahaja keuntungan adalah seperti kawasan yang dilorekkan (lebih kecil). Tetapi jika penjual menjalankan diskriminasi harga maka Keuntungannya seperti kawasan berlorek (lebih besar).

Pengertian Produksi
Proses mengubah input menjadi output.Produksi menciptakan/menambah nilai/guna suatu barang/jasa. Jangka waktu dibedakan menjadi 2: Jangka Pendek (short run). yaitu jangka waktu ketika input variabel dapat disesuaikan, namun input tetap tidak dapat disesuaikan. Jangka Panjang (long run) merupakan satu waktu dimana seluruh input variabel maupun tetap yang digunakan perusahaan dapat diubah. Fungsi produksi Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan antara input dan output yang dihasilkan. meliputi semua kegiatan untuk

Q = f (K, L, R, T) Q = Output K = Kapital/modal L = Labour/tenaga kerja R = Resources/sumber daya T = Teknologi Produksi Jangka Pendek Produksi yang menggunakan input tetap dan input berubah Kurva Produksi Total, Produksi Marginal dan Produksi Rata-rata Tahap I menunjukkan tenaga kerja yang masih sedikit, apabila ditambah akan meningkatkan total produksi, produksi rata-rata dan produksi marginal. Tahap II Produksi total terus meningkat sampai produksi optimum sedang produksi ratarata menurun dan produksi marginal menurun sampai titik nol. Tahap III Penambahan tenaga kerja menurunkan total produksi, dan produksi rata-rata, sedangkan produksi marginal negatif. Produksi Jangka Panjang. Yaitu produksi yang semua inputnya dapat dirubah. a. kurva produksi sama (isoquant) Isoquant menunjukkan kombinasi 2 macam input yang berbeda yang menghasilkan output yang sama. K

Ciri-ciri Isokuan Mempunyai kemiringan negatif Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan semakin tinggi jumlah output Isoquant tidak pernah berpotongan dengan isoquant yang lainnya Isoquant cembung ke titik origin. b. Garis ongkos sama (isocost)/ kurva biaya sama. Menunjukkan semua kombinasi 2 macam input yang dibeli perusahaan dengan pengeluaran total dan harga faktor produksi tertentu. c. Meminimumkan biaya produksi

Untuk meminimumkan biaya produksi maka kemiringan garis isocost harus sama dengan isoquan atau K PL
1) Biaya relevan (relevan cost), dalam pembuatan keputusan merupakan biaya yang secara langsung dipengaruhi oleh pemilihan alternatif tindakan oleh manajemen. 2) Biaya tidak relevan (irrelevant costs), merupakan biaya yang tidak dipengaruhi oleh keputusan manajemen. f. Biaya terhindarkan dan biaya tidak terhindarkan 1) Biaya terhindarkan (avoidable costs), adalah biaya yang dapat dihindari dengan diambilnya suatu alternative keputusan. 2) Biaya tidak terhindarkan (unavoidable costs), adalah biaya yang tidak dapat dihindari pengeluarannya. g. Biaya diferensial dan biaya marjinal 1) Biaya deferensial (differensial cost), adalah tambahan total biaya akibat adanya tambahan penjualan sejumlah unit tertentu. 2) Biaya marjinal (marjinal costs), adalah biaya dimana produksi harus sama dengan penghasilan marjinal jika ingin memaksimalkan laba. h. Biaya kesempatan (opportunity costs), merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu.

Job-Order Costing
Jenis Sistem Akuntansi Biaya
Job-order biaya adalah salah satu dari banyak sistem penetapan biaya akuntansi yang berbeda. Mencari sistem yang tepat untuk sebuah bisnis adalah kunci untuk pemantauan dan pengendalian biaya. Ada berbagai jenis sistem penetapan biaya manajemen dan biaya yang akuntan mungkin datang. Masing-masing sistem penetapan biaya ini dapat menangani entri tertentu dengan cara yang berbeda. Satu jenis sistem penetapan biaya yang populer di industri tertentu disebut penetapan biaya job-order. Penetapan biaya job-order dapat digunakan dalam beberapa keadaan di mana jenis biaya lainnya seperti penetapan biaya proses atau biaya normal tidak akan efektif.

What Is Job-Order Costing?


Penetapan biaya job-order adalah sistem biaya yang digunakan untuk mengumpulkan biaya dengan pekerjaan. Pekerjaan ini juga bisa disebut batch, karena setiap pekerjaan umumnya merupakan "batch" dari produk serupa. Setiap bets harus individual dalam beberapa cara untuk

membuatnya berbeda dari batch lain untuk itu menjadi pekerjaan yang terpisah. Jika batch semua identik, jenis lain dari penetapan biaya akan lebih tepat.

The Job-Order Costing Process


. Ketika suatu perusahaan beroperasi dengan menggunakan penetapan biaya job-order, sebuah rangkaian peristiwa tertentu biasanya akan terjadi dengan setiap pekerjaan. Secara umum, proses adalah sebagai berikut:

Perintah (atau sales order) yang diterima untuk batch produk

Sebuah pesanan produksi dikeluarkan dari pesanan penjualan

Bahan-bahan dan tenaga kerja diperintahkan dan dilacak untuk himpunan produk

Manufacturing overhead dialokasikan untuk pekerjaan menggunakan tingkat yang telah ditentukan (biasanya per tenaga kerja atau per mesin jam jam)

Aktual overhead manufaktur tidak akan mempengaruhi kerja-dalam prosesaccount, melainkan dibebankan pada rekening kontrol

Tenaga kerja langsung dan bahan-bahan yang dikenakan oleh akuntan untuk kerja-dalam-proses account tersebut menggunakan jumlah sebenarnya yang dikeluarkan

Jumlah ini adalah semua dilacak menggunakan penetapan biaya pekerjaan- lembar, yang kemungkinan besar akan berada dalam format komputer dan buku besar pembantu yang disimpan untuk setiap pekerjaan

Abnormal yg tidak baik (tidak baik maksudnya yang berada di atas dan melampaui apa yang diharapkan dari pekerjaan) adalah dianggap sebagai biaya periode dan direklasifikasi dari karya-dalam proses-rekening ke dalam rekening terpisah sehingga dapat ditangani oleh manajemen.

When Is Job-Order Costing Appropriate?


Penetapan biaya job-order adalah jenis biaya yang dapat digunakan di banyak industri yang berbeda, walaupun tidak semua. Industri yang menjual item dalam batch akan dapat menggunakan perintah pekerjaan-biaya yang paling efektif. Sebagai contoh, T-shirt batch perusahaan yang membuat t-shirt dengan logo perusahaan di media tersebut mungkin menggunakan penetapan biaya job-order, masing-masing perusahaan mereka bekerja untuk dapat diklasifikasikan sebagai pekerjaan individu. Penetapan biaya job-order mungkin tidak dapat

digunakan dalam industri lain seperti manufaktur umum, seperti produk yang mungkin tidak khusus dan karenanya tidak akan diklasifikasikan dalam batch.

BIAYA PRODUKSI DAN PENENTUANNYA

DEFINISI BIAYA

Biya merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Hal ini disebabkan biaya sangat menentukan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan.

Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang telah, sedang maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk.

Ilmu yang mempeajari masalah-masalah biaya adalah Akuntansi Biaya. Akuntasnsi biaya pada perusahaan berhubungan dengan tugas-tugas : mencatat, mengklasifikasikan, mengintrespestasikan, menyajikan dan mengendalikan biaya dari proses produksi.

PENGELOMPOKAN BIAYA

Biaya dapat digolongkan berdasarkan sudut tinjauan, antara lain : 1. Menurut keterlibatan biaya dalam pembuatan produk : a. Biaya bahan langsung = biaya yang timbul dari pemakaian semua bahan-bahan yang menjadi bagian dari produk jadi. b. Biaya buruh langsung = biaya yang dikeluarkan untuk pekerja yang ikut terlibat dalam kegiatan proses produksi. c. Biaya tak langsung pabrik = biaya yang terjadi dipabrik Biaya ini terdiri dari :

Biaya bahan tak langsung = biaya dari semua bahan-bahan yang tidak menjadi bagian dari suatu produk, tetapi diperlukan dalam pengolahan bahan menjadi barag. Contoh : pengelasan pada pembuatan mobil

Biaya buruh tak lansung = biaya yang dikeluarkan untuk pekerja yang ada dipabrik, tetapi tidak langsung dalam proses pembuatan suatu produk. Contoh : gaji untuk pekerja bagian perawatan mesin.

d. Biaya komersial = biaya tak langsung yang tidak terjadi di pabrik. Biaya ini terdiri dari : Biaya penjualan = pengeluaran yang dilakukan dalam rangka kegiatan penjualan suatu produk Biaya administrasi = pengeluaran yang dilakukan untuk mendukung kegiatan-kegiatan pabrik. 2. Menurut perubahan dalam volume produksi a. Biaya tetap : biaya yang tidak tergantung pada volume produksi b. Biaya variabel : biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi

BIAYA PRODUKSI

Cara penentuan biaya pembuatan produk : 1. Biaya historis : yaitu penentuan biaya produk dengan mengumpulkan semua biaya yang telah terjadi dan diperhitungkan setelah operasi pembuatan produk selesai 2. Biaya sebelum pembuatan : suatu cara penentuan biaya pembuatan produk sebelum produk tersebut dibuat. Biaya ini terbagi atas : a. Biaya anggaran : berdasarkan kegiatan masa lalu dan perkiraan kegiatan pada masa yang direncanakan. b. Biaya standar : berdasarkan standar-standar pelaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Harga pokok standar : harga pokok yang telah ditentukan sebelum proses produksi dilaksanakan.

Tujuannya adalah :

1. Pengendalian biaya dan jika memungkinkan menguranginya. 2. Pengukuran efesiensi 3. Penyederhanaan prosedur pembiayaan 4. Penilaian persediaan 5. Penentuan harga jul. Cara penentuan biaya standar : 1. Berdasarkan rata-rata biaya yang terjadi pada masa lalu 2. Berdasarkan biaya terendah yang terjadi pada masa lalu 3. Berdasarkan biaya yang berasal dari anggaran pada suatu kondisi operasi yang normal 4. Berdasarkan biaya ideal yang terjadi pada efesiensi maksimum 5. Berdasarkan biaya yang dapat dicapai pada kondisi operasi yang baik.

CONTOH PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI

Harga jual hasil produksi PT. X sebesar 20.425. dengan data-data biaya yang dikeluarkan adalah sebagai berikut : Bahan baku yang digunakan Departemen A Tarif upah langsung pada Dept. A Jam kerja yang terjadi pada Dept. A Tarif upah langsung pada Dept. B Jam kerja yang terjadi pada Dept. B Awal tahun 2.400 4,10/jam 600 4,00/jam 300 Akhir tahun 1.300 4,10/jam 400 4,00 140

Jam mesin pada Dept. B Overhead pabrik Dept A (perjam

200

120

buruh langsung) Overhead pabrik Dept. B (perjam mesin)

2,00 1,80

2,00 1,80

Biaya pemasaran dan administrasi yang dibebankan oleh perusahaan sebesar 25 % dari harga pokok produksi. Tentukan biaya total produksi serta persentasi margin.

Jawab : BAHAN LANGSUNG Tanggal 1 Januari 31 Desember Departemen A A Biaya 2.400 1.300 3.700 Biaya Total

BURUH LANGSUNG

Tanggal

Deperteme n

Jam

Upah/ja m

Biaya

Biaya Total

1 Januari 1 Januari 31 Desember 31 Desember

A B A B

600 300 400 140

4,10 4,00 4,10 4,00

2.460 1.200 1.640 560 5.860

OVERHEAD PABRIK Tanggal Dept . Dasar Pengenaan (DP) 1 Januari 1 Januari 31 Desember 31 Desember A B A B /jam buruh /jam mesin /jam buruh /jam mesin 600 200 400 120 2,00 2,00 1,80 1,80 1.200 360 800 216 2.576 Jam Biaya/D P Biaya Biaya Total

Bahan Langsung Buruh langsung Dept. A Dept. B 4.100 1.760

3.700

5.860

9.560 Overhead Pabrik Dept. A Dept. B 2.000 576 2.576 Biaya Total Produksi 12. 136

Biaya pemasaran & adm 25 % x 12.136 = 3.034

Maka biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan : 12.136 + 3.034 = 15.170 Harga jual produksi oleh perusahaan 20.425 Laba yang diperoleh perusahaan : 20.425 15.170 = 5.255 Presentasi margin yang diperoleh perusahaan sebesar : (5.255/20.425) x 100 % = 25,73 %

BIAYA PRODUKSI DAN PENENTUANNYA

DEFINISI BIAYA

Biya merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Hal ini disebabkan biaya sangat menentukan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan.

Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang telah, sedang maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk.

Ilmu yang mempeajari masalah-masalah biaya adalah Akuntansi Biaya. Akuntasnsi biaya pada perusahaan berhubungan dengan tugas-tugas : mencatat, mengklasifikasikan, mengintrespestasikan, menyajikan dan mengendalikan biaya dari proses produksi.

PENGELOMPOKAN BIAYA

Biaya dapat digolongkan berdasarkan sudut tinjauan, antara lain : 3. Menurut keterlibatan biaya dalam pembuatan produk : a. Biaya bahan langsung = biaya yang timbul dari pemakaian semua bahan-bahan yang menjadi bagian dari produk jadi. b. Biaya buruh langsung = biaya yang dikeluarkan untuk pekerja yang ikut terlibat dalam kegiatan proses produksi. c. Biaya tak langsung pabrik = biaya yang terjadi dipabrik Biaya ini terdiri dari : Biaya bahan tak langsung = biaya dari semua bahan-bahan yang tidak menjadi bagian dari suatu produk, tetapi diperlukan dalam pengolahan bahan menjadi barag. Contoh : pengelasan pada pembuatan mobil Biaya buruh tak lansung = biaya yang dikeluarkan untuk pekerja yang ada dipabrik, tetapi tidak langsung dalam proses pembuatan suatu produk. Contoh : gaji untuk pekerja bagian perawatan mesin. d. Biaya komersial = biaya tak langsung yang tidak terjadi di pabrik. Biaya ini terdiri dari : Biaya penjualan = pengeluaran yang dilakukan dalam rangka kegiatan penjualan suatu produk Biaya administrasi = pengeluaran yang dilakukan untuk mendukung kegiatan-kegiatan pabrik. 4. Menurut perubahan dalam volume produksi a. Biaya tetap : biaya yang tidak tergantung pada volume produksi b. Biaya variabel : biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi

BIAYA PRODUKSI

Cara penentuan biaya pembuatan produk : 3. Biaya historis : yaitu penentuan biaya produk dengan mengumpulkan semua biaya yang telah terjadi dan diperhitungkan setelah operasi pembuatan produk selesai 4. Biaya sebelum pembuatan : suatu cara penentuan biaya pembuatan produk sebelum produk tersebut dibuat. Biaya ini terbagi atas : a. Biaya anggaran : berdasarkan kegiatan masa lalu dan perkiraan kegiatan pada masa yang direncanakan. b. Biaya standar : berdasarkan standar-standar pelaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Harga pokok standar : harga pokok yang telah ditentukan sebelum proses produksi dilaksanakan.

Tujuannya adalah : 6. Pengendalian biaya dan jika memungkinkan menguranginya. 7. Pengukuran efesiensi 8. Penyederhanaan prosedur pembiayaan 9. Penilaian persediaan 10. Penentuan harga jul. Cara penentuan biaya standar : 6. Berdasarkan rata-rata biaya yang terjadi pada masa lalu 7. Berdasarkan biaya terendah yang terjadi pada masa lalu 8. Berdasarkan biaya yang berasal dari anggaran pada suatu kondisi operasi yang normal 9. Berdasarkan biaya ideal yang terjadi pada efesiensi maksimum 10. Berdasarkan biaya yang dapat dicapai pada kondisi operasi yang baik.

CONTOH PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI

Harga jual hasil produksi PT. X sebesar 20.425. dengan data-data biaya yang dikeluarkan adalah sebagai berikut : Bahan baku yang digunakan Departemen A Tarif upah langsung pada Dept. A Jam kerja yang terjadi pada Dept. A Tarif upah langsung pada Dept. B Jam kerja yang terjadi pada Dept. B Jam mesin pada Dept. B Overhead pabrik Dept A (perjam 2,00 1,80 2,00 1,80 Awal tahun 2.400 4,10/jam 600 4,00/jam 300 200 Akhir tahun 1.300 4,10/jam 400 4,00 140 120

buruh langsung) Overhead pabrik Dept. B (perjam mesin)

Biaya pemasaran dan administrasi yang dibebankan oleh perusahaan sebesar 25 % dari harga pokok produksi. Tentukan biaya total produksi serta persentasi margin.

Jawab : BAHAN LANGSUNG Tanggal 1 Januari 31 Desember Departemen A A Biaya 2.400 1.300 3.700 Biaya Total

BURUH LANGSUNG Tanggal Deperteme n 1 Januari 1 Januari 31 Desember 31 Desember A B A B 600 300 400 140 Jam Upah/ja m 4,10 4,00 4,10 4,00 2.460 1.200 1.640 560 5.860 Biaya Biaya Total

OVERHEAD PABRIK Tanggal Dept . Dasar Pengenaan (DP) 1 Januari 1 Januari A B /jam buruh /jam mesin 600 200 2,00 2,00 1.200 360 Jam Biaya/D P Biaya Biaya Total

31 Desember 31 Desember

A B

/jam buruh /jam mesin

400 120

1,80 1,80

800 216 2.576

Bahan Langsung Buruh langsung Dept. A Dept. B 4.100 1.760

3.700

5.860 9.560 Overhead Pabrik Dept. A Dept. B 2.000 576 2.576 Biaya Total Produksi 12. 136

Biaya pemasaran & adm 25 % x 12.136 = 3.034

Maka biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan : 12.136 + 3.034 = 15.170 Harga jual produksi oleh perusahaan 20.425

Laba yang diperoleh perusahaan : 20.425 15.170 = 5.255 Presentasi margin yang diperoleh perusahaan sebesar : (5.255/20.425) x 100 % = 25,73 %

Pengertian Bauran Pemasaran [Marketing Mix] :


Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objectives in the market.(Marketing Management,1997) yang kurang lebih memiliki arti bauran pemasaran adalah kumpulan dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu badan usaha untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasaran. Menurut Kotler (1997:92), Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objectives in the target market. yang kurang lebih memiliki arti bahwa bauran pemasaran adalah sejumlah alat-alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk menyakinkan obyek pemasaran atau target pasar yang dituju. Menurut Stanton (1978) Bauran pemasaran (marketing mix) adalah kombinasi dari 4 variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, harga, kegiafan promosi dan sistem distribusi. Ada banyak alat pemasaran, McCarthy mempopulerkan pembagian kiat pemasaran ke dalam 4 (empat) faktor yang disebut the four Ps: product, price, place, and promotion (cited in Kotler, 1992:92). Keempat bauran pemasaran tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut: 1. Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Produk dapat terdiri dari product variety, quality, design, feature, brand name, packaging, sizes, services, warranties, and returns. 2. Price (harga), yaitu sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau mengganti hal milik produk. Harga meliputi last price, discount, allowance, payment period, credit terms, and retail price. 3. Place (tempat), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations, inventory, and transport. 4. Promotion (promosi), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran. Variabel promosi meliputi antara lain sales promotion, advertising, sales force, public relation, and direct marketing. variabel promosi atau yang lazim disebut bauran komunikasi pemasaran (Koter, 1997:604): a. Advertising, yaitu semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran. b. Sales promotion, yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau pembelian produk dan jasa. c. Public relations and publicity, yaitu berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individual yang dihasilkan. d. Personal selling, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan. e. Direct marketing, yaitu melakukan komunikasi pemasaran secara langsung untuk mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu, yang dapat dilakukan dengan menggunakan surat, telepon, dan alat penghubung nonpersonal lain. Evolusi Faktor Bauran Pemasaran [ Marketing Mix] Bauran pemasaran yang terdiri dari product, price, place, dan promotion (4P) seiring perkembangan jaman dan tuntutan pasar yang senantiasa mengalami perkembangan telah mengalami evolusi dan terus berkembang searah dengan perkembangan perilaku konsumen dan kecerdasan para ahli pemasaran. Lovelock dan Wright (2002:13-15) mengembangkan bauran

pemasaran (marketing mix) menjadi integrated service management dengan menggunakan pendekatan 8Ps, yaitu: product elements, place, cyberspace, and time, promotion and education, price and other user outlays, process, productivity and quality, people, and physical evidence. 1. Product elements adalah semua komponen dari kinerja layanan yang menciptakan nilai bagi pelanggan. 2. Place, cyberspace, and time adalah keputusan manajemen mengenai kapan, dimana, dan bagaimana menyajikan layanan yang baik kepada pelanggan. 3. Promotion and education adalah semua aktivitas komunikasi dan perancangan insentif untuk membangun persepsi pelanggan yang dikehendaki perusahaan atas layanan spesifik yang perusahaan berikan. 4. Price and other user outlays adalah pengeluaran uang, waktu, dan usaha yang pelanggan korbankan dalam membeli dan mengkonsumi produk dan layanan yang perusahaan tawarkan atau sajikan. 5. Process adalah suatu metode pengoperasian atau serangkaian tindakan yang diperlukan untuk menyajikan produk dan layanan yang baik kepada pelanggan 6. Productivity and quality, produktivitas adalah sejauhmana efisiensi masukan-masukan layanan ditransformasikan ke dalam hasil-hasil layanan yang dapat menambah nilai bagi pelanggan, sedangkan kualitas adalah derajat suatu layanan yang dapat memuaskan pelanggan karena dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan. 7. People adalah pelanggan dan karyawan yang terlibat dalam kegiatan memproduksi produk dan layanan (service production). 8. Physical evidence adalah perangkat-perangkat yang diperlukan dalam menyajikan secara nyata kualitas produk dan layanan.

Sebagaimana yang dikatakan oleh William J. Stanton (1993:7) bahwa pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemasaran terdapat empat unsur pokok kegiatan pemasaran yakni produk, harga, promosi dan distribusi yang dimana satu sama lain saling berkaitan. Sehingga untuk menciptakan pemasaran yang baik dan berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan serta memberikan kepuasan terhadap konsumen, maka keempat unsur tadi perlu dirancang sebaik mungkin terutama dengan memperhatikan apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen sesuai dengan konsep pemasaran. Kotler (2000) mendefinisikan bahwa bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran. Sedangkan Jerome Mc-Carthy dalam Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P (Product, Price, Promotion dan Place). Product (Produk). Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk.memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan semua yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa, orang, organisasi dan ide. Price (Harga)

Bauran harga berkenaan dcngan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen. Promotion (Promosi) Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi Penjualan, Penjualan Tatap Muka dan Hubungan Masyarakat. Menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen. Saluran Distribusi (Place) Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk. Daftar Pustaka : Kotler dan Armstrong, (terjemahan Alexander Sindoro), 2000, Dasar-dasar Pemasaran, Prenhallindo, Jakarta. Fandy Tjiptono, 2004, Pemasaran Jasa, Bayu Media Malang. William J. Stanton (1993) Bauran Pemasaran (marketing mix) 1. Definisi Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam memenuhi target pasarnya. 2. Empat variabel bauran pemasaran Bauran pemasaran memiliki empat variabel yang dikenal dengan istilah 4 P (product, price, promotion, and place) yang saling berkaitan satu sama lain. penjelasan mengenai variabelvariabel bauran pemasaran adalah sebagai berikut: a) Produk (product) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, diperoleh digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. b) Harga (price) Harga merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Harga diukur dengan nilai yang dirasakan dari produk yang ditawarkan jika tidak maka konsumen akan membeli produk lain dengan kualitas yang sama dari penjualan saingannya. Harga adalah satu-satunya alat bauran pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya. Keputusan harga harus dikoordinasikan dengan rancangan produk, distribusi dan promosi yang membentuk program pemasaran yang konsisten dan efektif. c) Tempat (place) Tempat termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran. Keputusan mengenai tempat sangat penting agar konsumen dapat memperoleh produk yang dibutuhkan tepat pada saat dibutuhkan. d) Promosi (promotion) Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan

manfaat dari produk atau jasa dan meyakinkan konsumen sasaran tentang produk yang mereka hasilkan. Variabel-variabel bauran pemasaran tersebut dapat dipakai sebagai dasar untuk menetapkan suatu strategi dalam usaha untuk mendapatkan posisi yang kuat di pasar. Tetapi dalam pelaksanannya, bauran pemasaran tersebut harus dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada atau bersifat fleksibel. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bauran Promosi Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan yaitu : 1. Jenis pasar produk. Tingkat pemanfaatan alat promosi bervariasi antara pasar konsumen dan pasar industri. Pada perusahaan barang konsumsi akan lebih memusatkan pada promosi penjualan, periklanan, penjualan perorangan dan hubungan masyarakat, sesuai dengan urutannya. Sedangkan perusahaan industri akan lebih memusatkan pada penjualan perorangan, promosi penjualan, periklanan dan hubungan masyarakat. 2. Strategi dorong lawan strategi tarik. Bauran promosi sangat dipengaruhi oleh apakah perusahaan memilih strategi dorong atau strategi menarik untuk menciptakan penjualan. Pada strategi dorong, penjualan perorangan dan promosi penjualan yang lebih diperhatikan sedang pada strategi tarik, periklanan dan promosi kepada konsumen akan lebih berperan. 3. Kesiapan tahap pembeli. Alat-alat promosi memiliki efektivitas biaya yang berbeda pada berbagai tingkat kesiapan pembeli. Periklanan dan publisitas memiliki peranan dalam tahap membangun kesadaran. Pengertian pelanggan akan dipengaruhui oleh penjualan perorangan. Sedangkan pemesanan dan pemesanan kembali akan dipengaruhi oleh penjualan perorangan dan promosi penjualan. Jadi pada tahap-tahap awal dari proses keputusan pembeli, periklanan dan publisitas akan lebih berperan dan pada tahap-tahap akhir, penjualan perorangan dan promosi penjualan lebih efektif. 4. Tahap-tahap dalam siklus kehidupan produk. a. Tahap perkenalan. Pada tahap ini, periklanan dan publisitas memiliki tingkat efketivitas biaya tertinggi, penjualan perorangan untuk memperoleh cakupan distribusi dan promosi penjualan untuk mendorong konsumen agar mencoba produk. b. Tahap pertumbuhan. Pada tahap ini, semua alat promosi dapat dikurangi peranannya karena permintaan dapat bergerak melalui cerita dari mulut ke mulut. c. Tahap kemampuan. Pada tahap ini, promosi penjualan, periklanan dan penjualan perorangan makin penting, sesuai dengan urutan tersebut. d. Tahap penurunan. Pada tahap ini, promosi penjualan tetap kuat, periklanan dan publisitas dikurangi dan penjualan produk hanya perlu memberikan sedikit perhatian pada produk. (Erik Salim)

You might also like