You are on page 1of 22

LAPORAN PRAKTIKUM

PUPUK DAN PEMUPUKAN


(341 G213)

Disusun oleh :

KELOMPOK 39
DIMAS TJAHYO KUSUMA (G111 09 318)

JURUSAN ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pupuk ialah segala sesuatu baik berupa bahan alami maupun non alami yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, biologi, kimia tanah. Penggunaan pupuk ini selain ditujukan untuk tanah, pupuk juga digunakan untuk tujuan meningkatkan hasil produksi dan memperbaiki pertumbuhan tanaman. Pupuk terdiri atas dua yakni pupuk organic dan pupuk anorganik. Adapula suatu metode yang digunakan dalam pengaplikasian pupuk yang disebut pemupukan. Pemupukan ialah suatu metode yang menggunakan bahan organik maupun anorganik dengan tujuan

memperbaiki sifat-sifat tanah baik fisik, kimia dan biologi. Pupuk organik atau pupuk alami terbuat dari berbagai bahan alami seperti sisa sampah rumah tangga, sisa hasil pertanian,dll. Sedangkan pupuk anorganik terbuat dari bahan-bahan non sintetik (kimia) dimana dapat merusak sifat-sifat tanah jika digunakan secara terus menerus. Perlakuan pemupukan dapat menunjang ataupun menurunkan kualitas dari sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Hal ini tergantung pada cara pengolahan tanah dan pemberian pupuk terhadap tanah tersebut. Pemupukan sebenarnya bertujuan positif, akan tetapi cara yang digunakan terkadang kurang tepat. Misalnya suatu lahan pertanian menginginkan hasil produksi yang maksimal dengan pemberian pupuk anorganik secara terus-menerus.

Berdasarkan beberapa pernyataan diatas maka kita sebagai mahasiswa harus mempelajari berbagai hal mengenai pupuk dan pemupukan sehingga dapat dimanfaatkan dan diaplikasikan dalam proses budidaya pada umumnya untuk menunjang kemajuan sektor pertanian. 1.2 Tujuan dan Kegunaan Adapun tujuan dari praktikum pupuk dan pemupukan yaitu untuk menjaga kesuburan tanah sehingga dapat meningkatkan mutu produksi baik kualitas, kuantitas dan kontinuitas dibidang pertanian melalui pemupukan. Kegunaan dari praktikum pupuk dan pemupukan yakni untuk mengetahui

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanah Alfisols Tanah Alfisols mempunyai horizon agrilik dan terjadi di daerah dimana tanahnya lembab. Kebutuhan jenuhan basa 35% terbawa, berarti basa yang dilepaskan dalam tanah karena pelapukan kurang lebih sama dengan pencucian. Tanah Alfisols merupakan tanah yang subur, banyak digunakan untuk pertanian, padang rumput atau hutan (Hardjowigeno, S.,1987). Tanah Alfisol merupakan tanah-tanah yang terdapat penimbunan liat di horison bawah (terdapat horison argilik)dan mempunyai kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari 35% pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah. Liat yang tertimbun di horison bawah ini berasal dari horison di atasnya dan tercuci kebawah bersama dengan gerakan air. Padanan dengan sistem klasifikasi yang lama adalah termasuk tanah Mediteran Merah Kuning, Latosol, kadang-kadang juga Podzolik Merah Kuning

(Nugroho, Sutopo Gani, 1986) Makin halus tekstur tanah makin besar kandungan air untuk suatu kisaran potensial matriks yang luas. Pada tanah Alfisol yang bertekstur halus sanggup menyimpan air dalam jumlah besar, karena tanah memiliki volume ruang pori yang lebih besar untuk retensi air pada keadaan jenuh dan mempunyai proporsi pori berukuran kecil yang lebih besar untuk menahan air ketika potensial matriks turun di bawah nol pada keadaan tidak jenuh (Pairunan A.K, dkk, 1985).

2.2 Tanaman Jagung Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi (Anonima, 2011). Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Di Indonesia, jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi. Tanaman jagung berasal dari daerah tropis yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di luar daerah tersebut. Jagung tidak menuntut persyaratan lingkungan yang terlalu ketat, dapat tumbuh pada berbagai macam tanah bahkan pada kondisi tanah yang agak kering. Tetapi untuk pertumbuhan optimalnya, jagung menghendaki beberapa persyaratan (Anonimb, 2011).

Iklim yang dikehendaki oleh tanaman jagung adalah daerah-daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga 0-40 derajat LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 derajat C, akan tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara 23-27 derajat C. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C. Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik daripada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan

pengeringan hasil (Anonim, 2011). 2.3 Pupuk Urea, Posfor dan KCl Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik yang mengandung unsur hara tertentu dengan kadar tertentu pula. Didaerah tropis misalnya Indonesia penggunaan pupuk sekarang ini lebih populer dari pupuk alam karena (1) tidak cukup tersedianya pupuk alam untuk memenuhi kebutuhan akan pupuk, (2) pupuk buatan lebih ekonomis, karena dapat meringankan ongkos pengangkutan dan tenaga kerja serta dapat memberikan pengaruh terhadap produksi (Anonima, 2010).

Manfaat dari fosfor bagi tanaman ialah memacu pertumbuhan akar dan pembentukan system perakaran yang baik sehingga tanaman dapat mengambil unsure hara lebih banyak dan pertumbuhan tanaman menjadi sehat serta kuat. Menggiatkan pertumbuhan jaringan tanaman yang membentuk titik tumbuh tanaman. Memacu pembentukan bunga dan masaknya buah/biji, sehingga mempercepat masa panen. Memperbesar presentase terbentuknya bunga menjadi buah dan biji. Menambah daya
a tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit (Anonim , 2010).

Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen (Anonimb, 2011). Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan yakni membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting dalam proses fotosintesa, mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain), menambah kandungan protein tanaman (Anonimb, 2011).

Mengandung 45% K2 O dan khlor, bereaksi agak asam, dan bersifat higroskopis. Khlor berpengaruh negatif terhadap tanaman yang

membutuhkannya, misalnya kentang, wortel dan tembakau. Manfaat dari pupuk KCL yaitu membantu pembentukan protein, karbohidrat & gula, membantu pengangkutan gula dari daun kejaringan tanaman yg lain,

memperkuat jaringan tanaman, meningkatkan daya tahan terhadap penyakit dan meningkatkan kwalitas & cita rasa biji & buah (Anonimc, 2011). Semua pupuk yang dibuat mempunyai kebaikan dan kelemahankelemahan yang tersendiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pupuk buatan mempunyai kebaikan yakni lebih mudah menentukan jumlah pupuk yang diperlukan dengan kebutuhan tanaman. Hara yang diberikan, dalam bentuk yang cepat tersedia. Dapat diberikan pada saat yang lebih cepat Pemakaiannya dan pengangkutannya lebih murah karena kadar haranya tinggi (Anonima, 2011). Sedangkan kelemahannya dapat dikemukakan, sebagai berikut bila tidak dengan perhitungnan dalam pemakaiannya, maka penggunannya akan merusak lingkungan. Umumnya sedikit mengandung unsure mikro, dan hanya unsur tertentu saja yang mempunyai konsentrasi tinggi (Anonima, 2011).

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan (Exfarm) Ilmu tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Selama 13 minggu yang diawali dengan pengambilan sampel tanah alfisol untuk media tanam pada ember. Penanaman benih pada bulan Februari 2011 serta pengamatan pada bulan Maret - Mei 2011, setiap pukul 15.00 wita. 3.2 Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan pada praktikum pupuk dan pemupukan yakni alat tulis menulis, cangkul, parang, skop, ember, alat ukur (meteran dan timbangan),dan Kamera/foto. Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah : Tanah Alfisol,benih tanaman jagung, pupuk urea, pupuk TSP dan pupuk KCl, 3.3 Prosedur Kerja Praktikum pupuk dan pemupukan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Membuka lahan 2. Mengambil lapisan tanah dengan menggunakan cangkul dan sekop. 3. Mengering udarakan tanah dan mencampur rata seluruh tanah dengan mengaduk-aduk tanah hingga seragam (homogen). 4. Memasukkan tanah kedalam ember,lalu tanah diaduk hingga merata dengan pupuk.

5. Menyiapkan benih

jagung (Zea mays) kemudian rendam benih

kurang lebih satu hari.kemudian tanam benih tiap tiap ember maksimal 3 benih jagung. 6. Melakukan pengukuran tinggi dan jumlah daun pada tanaman tiap minggu serta pemeliharaan tanaman dengan cara menyiram dan mencabut gulma. 7. Memotong dan menimbang tanaman yang telah diukur pertumbuhan jumlah daun dan tinggi tanamannya selama beberapa minggu. 8. Menghitung berat kering tanaman jagung yang telah dipotong.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Berdasarkan hasil praktikum pupuk dan pemupukan, maka diperoleh data sebagai berikut : 4.1.1 Tinggi Tanaman Hasil tinggi tanaman jagung pada pupuk perlakuan N1, N2, N3 ialah sebagai berikut :
120 100 80 60 40 20 0 N1 N2

N3

Minggu 1Minggu 2Minggu 3 Minggu 4Minggu 5 Minggu 6Minggu 7Minggu 8

Sumber : Data primer diolah tahun 2011. 4.1.2 Jumlah Daun Hasil jumlah daun pada tanaman jagung dengan perlakuan pupuk N1, N2, N3 ialah sebagai berikut :
12.0 10.0 8.0 6.0 4.0 2.0 0.0
Minggu 1Minggu 2Minggu 3Minggu 4Minggu 5Minggu 6Minggu 7Minggu 8

N1 N2 N3

Sumber : Data primer diolah tahun 2011.

4.1.3 Berat Segar Hasil berat segar pada tanaman jagung dengan perlakuan pupuk N1, N2, N3 ialah sebagai berikut :

Rata-rata Berat Segar


100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

Rata-rata Berat Segar

Sumber : Data primer diolah tahun 2011 4.1.4 Berat Kering Hasil berat segar pada tanaman jagung dengan perlakuan pupuk N1, N2, N3 ialah sebagai berikut :

Rata-rata Berat Kering


30
25 20

15 10 5 0

Sumber : Data primer diolah tahun 2011

Rata-rata Berat Keri g

4.1.5 Gejala Morfologi Tanaman Minggu ke1 2 3 4 5 Perlakuan N1 Normal Normal Terdapat bercak kuning pada daun Nekrosis pada daun tua Nekrosis pada daun tua, daun menguning 6 7 Batang kerdil, nekrosis Batang kerdil, daun tua mengerut, dan daun tua layu Nekrosis pada daun tua, daun tua layu Perlakuan N2 Normal Normal Normal Terdapat bercak kekuningan Ujung daun tua mulai menguning dan mengerut Daun-daun subur dan daun tua layu Daun hijau agak kekuningan pada daun tua Batang kuat, Daun kuning gugur Perlakuan N3 Normal Batang kecil Batang lemah Daun menguning Batang lemah, daun menguning Daun tua layu Batang kerdil, daun tua menguning Batang melemah, daun tua menguning

4.2.1. Tinggi Tanaman Berdasarkan data yang diperoleh pada tinggi tanaman, maka diperoleh hasil bahwa puncak pertumbuhan tinggi tanaman terletak pada minggu 8 yakni pada perlakuan N2 yaitu 103,8 cm, Sedangkan tanaman terendah pada perlakuan N1 yaitu 79,2cm, rendahnya nilai tinggi tanaman pada perlakuan N1 disebabkan karena tanah tersebut tidak cukup mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Taufik, (2011) yang menyatakan bahwa unsur hara N yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan yakni mempercepat pertumbuhan tanaman.

4.2.2. Jumlah Daun (Helai) Hasil pengamatan rata-rata pertumbuhan jumlah daun tanaman jagung pada tanah alfisol menunjukkan bahwa perlakuan N2 memberikan hasil yang terbaik pada pengamatan minggu 8, hal ini disebabkan karena ketersediaan unsur hara yang ada dalam tanah cukup bagi pertumbuhan. Hal ini sesuai dengan pendapat Taufik, (2011) yakni unsur hara nitrogen mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain). Sesuai dengan pernyataan Hardjowigeno,S (1987) bahwa tanah Alfisols merupakan tanah yang subur, banyak digunakan untuk pertanian, padang rumput atau hutan, dan lain-lain. 4.2.3. Berat Segar Pada parameter berat segar tanaman diperoleh data terbesar pada perlakuan N2 dimana berat segarnya mencapai yaitu 90,7 gr. Hal ini menunjukkan bahwa jika pertumbuhan tanaman baik maka secara langsung mempengaruhi pertumbuhan jumlah daun, tinggi tanaman dan perakaran juga menjadi baik sehingga tanaman pada akhirnya memiliki berat segar yang tinggi karena memiliki kandungan air yang banyak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Taufik, (2011) untuk pertumbuhan optimal jagung menghendaki beberapa persyaratan, maksudnya apabila syarat tumbuh tanaman jagung terpenuhi maka

pertumbuhannya akan optimal.

4.2.4. Berat Kering Pada berat kering tanaman diperoleh dengan metode pengeringan, dalam hal ini dilakukan dengan menggunakan oven. Penggunaan oven bertujuan agar air yang terdapat pada tanaman jagung menguap sehingga diperoleh berat kering tanaman yang sesungguhnya. Dari data hasil praktikum diperoleh berat kering perlakuan N1 yaitu 15,7 gr, perlakuan N2 yaitu 25,7 gr, dan perlakuan N3 yaitu 17,8 gr. Dari hasil tersebut perlakuan N2 memiliki nilai berat kering tertinggi juga berat segar tertinggi. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan tanaman pada perlakuan N2 relatif lebih tinggi sehingga data berat kering tanaman juga tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Novizan, (2011) yang mengatakan pertumbuhan tanaman jagung menjadi baik bila syarat tumbuhnya terpenuhi. 4.2.5. Kenampakan Morfologis Kenampakan morfologis pada akhir pengamatan yakni perlakuan N1 menunjukkan gejala yang dijumpai adalah nekrosis pada daun tua dan daun tua layu. Hal ini disebabkan karena kekurangan unsur N, dimana N merupakan bagian integral dari klorofil. Pada perlakuan N2 gejala yang dijumpai hampir sama dengan perlakuan N1 namun pada perlakuan N2 ini daun-daun lebih banyak berwarna hijau sedangkan perlakuan N3 gejala yang dijumpai adalah daun yang menguning dan batang melemah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Novizan, (2011) pupuk memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing dan gejala yang timbul juga disebabkan oleh kekurangan dan kelebihan pupuk tersebut.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum pupuk dan pemupukan, maka dapat disimpulkan bahwa : Pada perlakuan N2 di peroleh nilai tinggi tanaman terbesar dibandingkan dengan perlakuan N1dan N3. Pada tinggi tanaman N1 diperoleh nilai grafik tertinggi yang mencapai 100 cm. Rata-rata jumlah daun yang paling banyak terdapat pada perlakuan N1 yaitu 16 helai dan paling sedikit pada perlakuan N2 sebanyak 6 helai. Rata rata berat segar tanaman jagung yaitu pada perlakuan N yaitu 80 gram. Faktor faktor yang mempengaruhi pemupukan adalah unsur unsur hara yang terkandung pada tanah itu dan faktor lingkungan dari hama dan penyakit. 5.2. Saran Pada pertanaman jagung sebaiknya disertai dengan proses pemupukan agar pertumbuhan tanaman akan semakin optimal. Pemilihan tanah pada proses budidaya juga berpengaruh guna menunjang tanaman yang ditanam. A pabila penanaman dilakukan di pot maka sistem perakaran pada jagung tidak dapat tumbuh secara optimal dan pengambilan unsur haranya terbatas.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. Penggunaan Pupuk pada Tanaman J agung. http://www.google/search/requestartikel.com/db/jurnal+pupuk+tsp. diakses pada bulan Mei 2011. Makassar. Anonimb, 2011. Pupuk Urea dan Teknik Aplikasinya. http://www.jevuska.com/topic/pupuk+tsp+adalah.html. Diakses pada bulan Mei 2011. Makassar. Anonimc, 2011. Pengaplikasian Pupuk KCl pada lahan Pertanian.
http://www.google/search/requestartikel.com/apa+kegunaan+pupuk+ KCl. Diakses pada bulan Mei 2011. Makassar.

Hardjowigeno, S., 1987. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Presindo, Jakarta. Nugroho, Sutopo Gani., 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Pairunan, A. K. J. L. Nanera, Solo, S.R. Samosir. R. Tangkaisari, J.R.Lalopua, B. Ibrahim, H. Asmadi, 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.

LAMPIRAN JUMLAH DAUN PERLAKUAN N1 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7 Minggu 8

2 5 7 7 7 7 8 9

2 4 6 7 7 8 8 9

2 4 4 6 7 8 10 10

2.0 4.3 5.7 6.7 7.0 7.7 8.7 9.3

JUMLAH DAUN PERLAKUAN N2 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7 Minggu 8 JUMLAH DAUN PERLAKUAN N3 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7 Minggu 8 3 5 6 9 9 9 9 10 4 6 5 6 4 5 5 5 4 5 6 6 6 6 7 10 3.7 5.3 5.7 7.0 6.3 6.7 7.0 8.3 2 2 3 3 5 7 9 9 3 4 5 6 6 8 9 9 3 4 6 6 7 8 9 11 2.7 3.3 4.7 5.0 6.0 7.7 9.0 9.7

TINGGI TANAMAN PERLAKUAN N1 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7 Minggu 8 5 23 38 44 51 58 63 67 6 11 17.5 18 20 27.5 61.8 72.5 12 22 31 50 92 97 98 98 7.7 18.7 28.8 37.3 54.3 60.8 74.3 79.2

TINGGI TANAMAN PERLAKUAN N2 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7 Minggu 8 7 28.5 49 65.5 87 88.5 92 94.5 6 27.4 48 60 82 83 101 104 6 29.5 51 66 88 90.5 105 113 6.3 28.5 49.3 63.8 85.7 87.3 99.3 103.8

TINGGI TANAMAN PERLAKUAN N3 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7 Minggu 8 17 31 40 69 84 90 94 97 5 15.5 30.6 44.5 57 60 64 77 21 26 32 41.5 56 78 83 87 14.3 24.2 34.2 51.7 65.7 76.0 80.3 87.0

BERAT BASAH DAN BERAT KERING (gr) Berat Segar 78.5 94 102.2 52 51,9 118 92.7 19 96 Berat Kering 16.2 20.1 21.4 12,4 10,9 30 22.3 9 22.1

Perlakuan N1 N1 N1 N2 N2 N2 N3 N3 N3

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Nama Fakultas

: Laporan Praktikum Pupuk dan Pemupukan (341 G213) : Dimas Tjahyo Kusuma (G111 09 318) : Pertanian

Program Studi : Agroteknologi

Laporan Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melulusi Mata Kuliah Pupuk Dan Pemupukan (341 G213)

Pada

Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar 2011

Menyetujui, Koordinator Asisten Asisten Pembimbing

Hamran

Maiskayanti

Tanggal Pengesahan :

Mei 2011

You might also like