You are on page 1of 13

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hadist merupakan sumber hukum islam kedua setelah alquran yang sangat penting, oleh sebab itu dalam periwayatanya ulama ahli hadist sangatlah berhatihati. dan untuk itu banyak sekali ilmu yang membahas tentang keshahihan hadist, ada yang berdasar sanad, riwayat maupun matan. hal ini karena semakin memenuhi syarat dalam periwayatan maka semakin baik kehujjahanya sebagai sumber hukum islam. Setelah wafatnya Rosulullah terjadilah beberapa peristiwa yang hampir menjatuhkan umat islam, yaitu pada masa khulafaurrasyidin. dimana timbul kekacauan yang di akibatkan oleh beberapa peristiwa yaitu:
1. Adanya nabi palsu yang di pelopori musailamh Al Kadzab

2. Adanya kaum murtaddin dan ingkaruz zakat 3. Adanya umat yahudi yang munafikin, mereka masuk islam hanya untuk merusak agama islam. tokohnya Abdullah bin saba' . 4. Kebijakan khalifah ustman bin affan dalam mengelola kekahfilahanya yang banyak memberikan jabatan kepada keluaraganya, sehingga terjadi kecemburuan pada rakyat.
5. Peperangan antar umat islam, seperti perang Shiffin, yaitu perang antara

khafilah ali dan Muawiyyah. Setelah masa kekahilfahan selesai dan di gantikan dinasti Ummayah, timbul beberapa golongan fanatik umat islam yang tentu saja mempunyai kepentingan didalam kelompoknya sehingga mereka diperkirakan telah banyak membuat hadisthadist baru atau disebut juga pemalsuan hadist.

Hal inilah yang mendorong ulama muhadisin untuk meneliti hadist secara luas dan cermat. Untuk itulah ulama membagi ilmu hadist menjadi dua, yaitu ilmu Hadist Riwayah dan Ilmu Hadist Dirayah Ilmu hadist riwayah adalah kajian mengenai proses penerimaan, memelihara, menyampaikan kepada orang lain dan mentadwidkan suatu hadist dalam suatu kitab hadist. Kajian ini tidak membicarakan adanya matan yang syadz dan illat, maupun sanad yang bersambung atau tidak dan juga tidak membicarakan tentang sifat para perawi. Sedangkan ilmu hadist dirayah terutama ilmu mustholah ialah kajian ilmu yang meneliti matan, sanad dan rawi hadist. Selanjutnya cabang ilmu dari keduanya jika dilihat dari segi sanad atau rawi adalah Ilmu Rijal Al Hadist, Ilmu Thabaqah Ar Ruwat Dan Ilmu Jarh Wa Tadil. Dan dari segi matan yaitu : Ilmu Gharib Al Hadist, Ilmu Asbab Wurud Alhadist, Ilmu Naskh Mansukh, Ilmu Talfiq Alhadist, Ilmu Fan Al Mubhamat, Dan Ilmu Tashif Wal Tahrif Adapun posisi Ilmu Tarikh Ar Ruwah adalah anak cabang dari Ilmu Rijal Al Hadist, yang kemudian akan dibahas oleh penulis pada bab selanjutnya.

B. Rumusan Masalah
a) apa yang yang disebut Hadist Mawdhu dan bagimana ciri-cirinya dan

motif pembuatannya?
b) apa Ilmu Tarikh Ar Ruwah, apa kedudukanya dalam ilmu hadist dan

apa pula fungsinya?

C. Tujuan Penulisan
a) untuk mengetahui Hadist Mawdhu serta cirri-ciri dan motif

pembuatan hadis Mawdhu.


b) untuk mengetahui Ilmu Tarihk Ar Ruwah, kedudukanya dalam ilmu

hadist beserta fungsinya

BAB II PEMBAHASAN
A. Hadist Palsu

Hadist palsu merupakan masalah yang sangat serius dalam kajian ilmu hadist, hal ini mengingat hadist merupakan sumber pokok hukum islam yang kedua setelah Al Quran. Pemalsuan hadist ini adalah adanya seseorang yang membuat hadist yang mereka sebut hadist dari Rosulullah, namun setelah diteliti ternyata bukan. Dalam ilmu hadist hadist ini disebut hadist Mawdhu ( Hadist Palsu). Ciri-Ciri Hadits Palsu : 1. Dari pengakuannya sendiri, seperti pengakuan seorang guru tashawuf

yang berkata : tidak ada seorangpun yang meriwayatkan hadits kepadaku. Akan tetapi kami melihat manusia sama meninggalkan Al-Quran, maka kami ciptakan untuk mereka hadits ini (tentang keutamaan ayat Al-Quran), agar mereka menaruh perhatian untuk mencintai Al-Quran. 2. Petunjuk yang memperkuat adanya kedustaan, misalnya seorang rawi

mengaku menerima hadits dari seorang guru, padahal ia tidak pernah bertemu dengan guru tersebut, atau menerima dari seorang guru yang telah meninggal dunia sebelum ia dilahrikan. 3. Petunjuk dari tingkah lakunya, seperti yang pernah dilakukan oleh

Ghiyat bin Ibrahim dikala berkunjung ke istana Khalifah Al-Mahdi yang sedang bermain dengan burung merpati1, katanya : Tidak syah perlombaan selain : mengadu anak panah, mengadu kuda atau mengadu burung.

Prof. Dr. H. Endang Soetari, Ad, MS.i, 2008, Ilmu Hadits kajian riwayah dan dirayah, Bandung: CV

Mimbar Pustaka hal.52

Perkataan au janahin (atau mengadu burung) adalah perkataan Ghiyats sendiri, yang spontan ia tambahkan di akhir hadits yang ia ucapkan, dengan maksud membesarkan hati Khalifah yang sedang mengadu burung merpati. 4. Dari segi matan, maknanya bertentangan dengan Al-Quran, hadits

mutawatir, Ijma dan logika sehat 5. Menukil kata mutiara (adagium) orang orang yang dipandang alim yang

kemudian disandarkan itu adalah berasal dari Rasulullah saw. Motif-Motif yang Mendorong Membuat Hadits Palsu2 : 1. Untuk memperkuat partainya, Syiah Rafidah dikenal paling banyak

membuat hadits palsu (pertentangan politik). 2. Untuk merusak / mengeruhkan agama Islam, seperti Hasan Bin Saba

dan orang Persia-Majusi yang benci dan dengki terhadap hegemony Arab-Islam, tokoh-tokoh zindiq yang ber akidah sesat (usaha kum zindik). 3. Untuk nasihat dan menarik minat hati manusia, contohnya hadits yang

berlebihan dalam menerangkan pahala amal. 4. 5. 6. 7. kebaikan. Untuk mentadwinkan hadist ulama akhirnya juga meneliti hadist tersebut, selain matan juga Rowinya dan salah satunya adalah melalui Ilmu Tarikh Ar Ruwah. Fanatik kesukuan, kultus imam, individu, dsb Mempertahankan mazhab fikih ikhtilaf. Mencari muka dihadapan penguasa, contohnya hadits Ghiyats diatas. Kejahilan dalam ilmu agama disertai kemauan keras untuk berbuat

Drs. Munzien Suparta M.A, 2003, Ilmu Hadits, Jakarta: PT. Grasindo Persada hal. 181

B. Ilmu tarikh Ar Ruwah Tarikh Ar Ruwah merupakan salah satu cabang dari ilmu Rijalul Hadits, yang di dalam Rijalul Hadits tersebut memuat dua ilmu yaitu Tarikh Al-Ruwah itu sendiri dan ilmu jarh wat Tadil. Di dalam buku pokok-pokok ilmu dirayah hadits menerangkan bahwa ilmu tarikh ar ruwah adalah: Ilmu yang mengenalkan kepada kita perawi-perawi hadits dari segi mereka kelahiran, hari kewafatan, guru-gurunya, masa dia mulai mendengar hadits dan orang-orang yang meriwayatkan hadits dari padanya, negerinya, tempat kediamannya, perlawanan-perlawanannya, sejarah kedatangannya ke tempattempat yang dikunjungi dan segala yang berhubungan dengan urusan hadits3. sedang dalam keterngan lain ilmu Tarikh Ar Ruwah adalah: Ilmu yang membahas tentang biografi para perawi yang menjelaskan tentang nama dan gelar, tanggal dan tempat kelahiran, keturunan, guru, murid dan jumlah hadist yang diriwayatkan, tempat dan waktu, dan lainya tentang rawi4. Para Ulama sangat mementingkan ilmu ini supaya mereka dapat mengetahui keadaan perawi-perawi sanad. Mereka menanyakan tentang umur perawi, tempat kediaman, sejarah mereka belajar, sebagaimana mereka menanyakan tentang pribadi perawi sendiri agar mereka yang mengetahui untuk tentang kemutashilannya para dan kemunqathiannya, tantang kemarufannya dan kemauqufannya. Karena memang sejarahlah senjata ampuh menghadapi pendusta. Sufyan Ats Tsauri5 berkata:
Tatkala

para

perawi

telah

mempergunakan

kedustaan,

kamipun

mempergunakan sejarah.
3

IlmuTarikharruwah.wordpress/script. Prof. Dr. H. Endang Soetari, Ad, MS.i, 2008, Ilmu Hadits kajian riwayah dan dirayah, Bandung: CV

Mimbar Pustaka hal.192

Islamhadits.Blogspot.com/avivmakalah/ilmurijalalhadist.

Dengan demikian kita dapat mengetahui mana hadits yang diterima, mana hadits yang ditolak, mana yang sah diamalkan, mana yang tidak. Dialah jalan yang mulia untuk menetapkan hukum-hukum Islam. Dengan kesungguhan para Ulama dalam menghadapi sejarah para perawi, terkumpulah suatu pembendaharaan besar yang menerangkan sejarah para perawi hadits, kekayaan itu mereka simpan dalam hasil-hasil karya mereka. Maka ada yang menulis tentang hal para sahabat dan segala sangkut pautnya, tentang bilangan hadits-hadits mereka dan perawiperawinya. Ada berbagai macam jalan yang ditempuh para pengarang sejarah perawi hadits diantaranya6: 1. Ada yang menulis sejarah para perawi thabaqat demi thabaqat, yaitu orang-orang semasa kemudian orang-orang semasa pula. Diantara kitabkitab yang menulis sejarah perawi thabaqat demi thabaqat adalahkitab At Thabaqat Al Kubro, karya Muhammad ibn saad ( 168-230 H ). 2. Ada yang mengarang sejarah para perawi dengan mensyarahkan menurut tahun para perawi, dari tahun demi tahun. Didalamnya diteraangkan tahun wafatnya para perawi, disamping menerangkan keadaan beritanya. Diantara kitab yang terkenal adalah Tarikhul Islamm karya Adz Dzahabi. 3. Ada juga yamg menyusun sejarah perawi menurut huruf abjad. Diantara kitab yang paling tua yang sampai kepada kita adalah At Tarikhul Kabir karya Al Imam Muhammad ibn Ismail Al Bukhori ( 194-256 H ) yang didalamnya disebutkan kurang lebih 40.000 biografi pria dan wanita. 4. Ada pula yang menyusun menurut negeri perawi hadits. Pengarangnya menerangkan Ulama-ulama negerinya dan Ulama-ulama yang datang ke negeri itu. Selain itu biasanya disebutkan pula sahabat-sahabat yang berada di negeri itu. Diantara kitab yang paling tua dalam bidang ini adalah Tarikh Naisabur karangan Al Hakim ( 321-405 H ).

IlmuTarikharruwah.wordpress/script.

Para Ulama tidak saja meriwayatkan sejarah perawi-perawi lelaki, bahkan meriwayatkan juga sejarah perawi-perawi wanita yang telah menjadi pengembangpengembang hadits, seperti Aisyah dan istri-istri nabi yang lain. Ilmu Tarikh Al-Ruwah ini hampir sama dengan ilmu thobaqot dan ilmu jarah dan tadil. Tetapi di dalam buku karangan Hasbi Ash-Siddiqi menjelaskan perbedaan diantara ilmu-ilmu tersebut, yaitu: Ilmu sejarah ialah ilmu yang di dalamnya dibahas tentang hari-hari kelahiran perawi dan hari kewafatan mereka. Dengan ilmu ini kita dapat menetapkan kemuttasilan atau kemunqotiannya. Karena sesungguhnya seseorang perawi yang mengaku mendengar hadits dari seseorang tidak dapat kita tolak pengakuannya, terkecuali kalau kita mengetahui masa kelahirannya, di masa kewafatan orang yang sebelumnya

Ilmu Thabaqat ialah ilmu yang dibahas di dalamnya tentang orang-orang yang berserikat dalam suatu urusan atau orang-orang yang semasa dan sekerja. Ilmu Jarah Wat Tadil ialah ilmu yang dengannya dapat diketahui siapa yang diterima dan ditolak dari perawi-perawi hadits.

C. Manfaat Ilmu Tarikh Ar Ruwah Ilmu ini berkembang bersama dengan berkembangnya ilmu riwayah. Perhatian para ulama dalam membahas ilmu ini didorong oleh suatu maksud untuk mengetahui dengan sebenarnya hal ikhwal para perawi hadits. Atas motif tersebut mereka menanyakan kepada para perawi yang bersangkutan mengenai umur dan tanggal kapan mereka dilahirkan, dimana domisili mereka dan kapan mereka menerima hadits dari guru mereka, disamping para ulama tersebut meneliti tentang identitas para perawi itu. Mengetahui tanggal lahir dan wafatnya para perawi adalah sangat penting untuk menolak pengakuan seorang perawi yang mengaku pernah bertemu dengan seorang guru yang pernah memberikan hadits kepadanya, padahal setelah diketahui tanggal lahir dan wafat gurunya, mungkin sekali mereka tidak saling bertemu, disebabkan kematian gurunya mendahului dari pada kelahirannya. Jika demikian halnya, maka hadits yang meeka riwayatkan itu sanadnya tidak bersambung. Dengan kata lain faidah mempelajari ilmu Tarikh Al Ruwah itu alah mengetahui muttasil atau munqatinya sanad hadits dan untuk mengetahui marfu atau mursalnya pemberian hadits.

Mengetahui kampung halaman perawi juga besar faidahnya. Yaitu untuk membedakan perawi-perawi yang kebetulan sama namanya akan tetapi berbeda marga dan kampung halamannya. Sebab sebagaimana diketahui banyak perawiparawi itu banyak yang namanya bersamaan, akan tetapi tempat tinggal mereka berbeda. Tampak faidahnya pula dalam hal ini apabila perawi yang namanya sama itu sebagiannya ada yang tsiqah, sehingga dapat diterima haditsnya, sedang sebagian yang lain adalah tidak tsiqah yang menyebabkan harus ditolaknya hadits tersebut. Adapun kitab-kitab Tarikh Al Ruwah antara lain ialah: 1) At Tarikhul kabir, karya imam Muhammad ibn Ismail Al Bukhori ( 194-252 H ). Dalam kitab tersebut menerangkan biografi dari guru-gurunya yang pernah memberikan hadits kepadanya, baik dari golongan tabiin maupun sahabat sampai berjumlah kurang lebih 40.000 orang. Baik mereka laki-laki ataupun perempuan, baik mereka yang tsiqah maupun ghoiru tsiqah. Nama-nama perawi itu disusun secara alfabetis, akan tetapi nama yang pertama ditaruh pada bab pendahuluan adalah nama yang menggunakan Muhammad. Setiap nam dijadikan satu bab dan disusun secara alfabetis atau arabiyah dengan mengutamakan nama leluhurnya. Kitab tersebut terdiri dari 4 jilid besar-besar. Pada cetakan Haiderabad tahun 1362 H, kitab tersebut dijadikan 8 jilid.
2) Tarikh Nisabur, karya imam Muhammad bin Abdullah Al Hakim An

Nisabury ( 321-405 H ). Kitab ini merupakan kitab Tarikh yang terbesar dan banyak faidahnya bagi para fuqoha. Hanya saja kitab ini telah hilang. Ia hanya ditemukan dalam koleksi cuplikan yang terdiri dari beberapa lembar 3) Tarikh Bagdad, karya Abu Bakar Ahmad Ali Al Bagdady, yang terkenal dengan nama Al khatib Al Bagdady ( 392-463 H ). Kitab yang besar faidahnya ini memuat biografi darri ulama-ulama besar dalam segala bidang ilmu pengetahuan sebanyak 7831 orang dan disusun secara alfabetis. Perawiperawi yang tsiqah, lemah dan yang ditinggalkan haditsnya dimasukkan semuanya di dalam kitab ini. Ia terdiri dari 14 jilid dan dicetak di kairo pada tahun 1349 H ( 1931 M ).

10

Selain kitab-kitab tersebut di atas masih banyak lagi kitab-kitab Tarikh Al Ruwah, antara lain Al Ikmal firafil-ibtiyab anil mutalif wal mukhtalif, karya Al Amir Al Hafidz Abi Nashr Ali bin Hibatillah bin Jafar yang terkenal dengan nama Ibnu Makula Al Bagdady. Ada juga kitab Tahdzibul Kamal fi asmair-rijal, karya Al Hafidz Jamaludin Abil Hajjad Yusuf Al Mizay Ad-dimasyqy ( 654-742 H )

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
Hadist merupakan sumber pokok hukum islam setelah Al Quran, kedudukanya begitu vital bagi semua semua umat islam di dunia, sehingga dalam pelestarianya dan penjagaanya pun ulama sangat berhati-hati. Kekacauan umat islam setelah wafatnya Rosulullah SAW. di manfaatkan sebagian musuh islam untuk mengancurkan islam itu sendiri, salah satunya adalah dengan membuat hadist palsu ( hadist Mawdhu). berbagai motif dan tujuan dalam membuat hadist mawdhu sangat meresahkan umat islam, sehingga para ulama menyusun ilmu Hadist sebagai upaya penyelamatan hadist, ilmu hadist ini terbagi menjadi dua yaitu ilmu hadist riwayah dan dirayah. Ilmu hadist ini akhirnya berkembang keduanya, jika dilihat dari segi sanad atau rawi maka kita akan mempelajari Ilmu Rijal Al Hadist, Ilmu Thabaqah Ar Ruwat Dan Ilmu Jarh Wa Tadil. Dan dari segi matan yaitu : Ilmu Gharib Al Hadist, Ilmu Asbab Wurud Alhadist, Ilmu Naskh Mansukh, Ilmu Talfiq Alhadist, Ilmu Fan Al Mubhamat, Dan Ilmu Tashif Wal Tahrif Adapun posisi Ilmu Tarikh Ar Ruwah adalah anak cabang dari Ilmu Rijal Al Hadist, menurut para ulama muhadisin definisi Ilmu tarikh Ar ruwah adalah:

11

Ilmu yang mengenalkan kepada kita perawi-perawi hadits dari segi mereka kelahiran, hari kewafatan, guru-gurunya, masa dia mulai mendengar hadits dan orang-orang yang meriwayatkan hadits dari padanya, negerinya, tempat kediamannya, perlawanan-perlawanannya, sejarah kedatangannya ke tempattempat yang dikunjungi dan segala yang berhubungan dengan urusan hadits. Peran Rowi disini sangat penting, hal ini mengingat rawi adalh sumber utama tahrij hadis. rawi juga adalah penerima juga membukukanya, sehingga dalam rawi dan sanad ulama harus benar-benar mengetahui kualitas rawi, hal ini untuk mempersempit ruang bagi hadis mawdhu agar tidak menjadi hujjah, sebab hadist mawdhu hanyalah hadist perusak yang mementingkan individu dan beberapa kelompok tertentu yang membuatnya. Kitab Tarikhr Ruwah yang terkenal At-Tarikhul-Kabir karya Imam Bukhary dan Tarikh Baghdad karya Imam Al Khatib Baghdady. Tarikh Nisabur, karya imam Muhammad bin Abdullah Al Hakim An Nisabury. dan masih banyak kitab lainya.

B. Saran
Kita sebagai umat islam dan khususnya sebagai calon pendidik haruslah mulai banyak belajar dalam memilah dam memilih hadist. hal ini sebagai upaya perbaikan pendidikan pada anak didik. agar kita dan anak didik kita mampu mengetahui kualitas hadis serta mampu mengamalkan hadist tersebut debgan baik. Ilmu Tarikh Ar Ruwah tentu sangat penting untuk mengetahui kualitas perawi hadist, selain itu ilmu traikh ar ruwah merupakan salah satu alat dalam melestarikan dan menjaga hadist, maka sebaiknya sebelum mentahrij hadist sangat penting mempelajari ilmu ini.

12

DAFTAR PUSTAKA Prof. Nurudin ITR, 1994, Ulumul Hadits , Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Prof. Dr. H. Endang Soetari, Ad, MS.i, 2008, Ilmu Hadits kajian riwayah dan dirayah, Bandung: CV Mimbar Pustaka Drs. Munzien Suparta M.A, 2003, Ilmu Hadits, Jakarta: PT. Grasindo Persada Islamhadits.Blogspot.com/avivmakalah/ilmurijalalhadist. IlmuTarikharruwah.wordpress/script

13

You might also like