You are on page 1of 28

Larangan Anggur dan minuman keras?

Imamat 10 (8) TUHAN berfirman kepada Harun: (9) Janganlah engkau minum anggur atau minuman keras, engkau serta anak-anakmu, bila kamu masuk ke dalam Kemah Pertemuan, supaya jangan kamu mati. Itulah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu turun-temurun. (10) Haruslah kamu dapat membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, antara yang najis dengan yang tidak najis, (11) dan haruslah kamu dapat mengajarkan kepada orang Israel segala ketetapan yang telah difirmankan TUHAN kepada mereka dengan perantaraan Musa." Amsal 20 (1) Anggur adalah pencemooh, minuman keras adalah peribut, tidaklah bijak orang yang terhuyunghuyung karenanya. Yesaya 5 (11) Celakalah mereka yang bangun pagi-pagi dan terus mencari minuman keras, dan duduk-duduk sampai malam hari, sedang badannya dihangatkan anggur! (22) Celakalah mereka yang menjadi jago minum dan juara dalam mencampur minuman keras; Amsal 31 (3) Jangan berikan kekuatanmu kepada perempuan, dan jalanmu kepada perempuan-perempuan yang membinasakan raja-raja. (4) Tidaklah pantas bagi raja, hai Lemuel, tidaklah pantas bagi raja meminum anggur, ataupun bagi para pembesar mengingini minuman keras, (5) jangan sampai karena minum ia melupakan apa yang telah ditetapkan, dan membengkokkan hak orang-orang yang tertindas. (6) Berikanlah minuman keras itu kepada orang yang akan binasa, dan anggur itu kepada yang susah hati. (7) Biarlah ia minum dan melupakan kemiskinannya, dan tidak lagi mengingat kesusahannya.

1 Timotius 5 (23) Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah. Pornografi? Yehezkiel 23
(1) Datanglah firman TUHAN kepadaku: (2) Hai anak manusia, ada dua orang perempuan, anak dari satu ibu. (3) Mereka bersundal di Mesir, mereka bersundal pada masa mudanya; di sana susunya dijamah-jamah dan dada keperawanannya dipegang-pegang. (4) Nama yang tertua ialah Ohola dan nama adiknya ialah Oholiba. Mereka Aku punya dan mereka melahirkan anak-anak lelaki dan perempuan. Mengenai namanama mereka, Ohola ialah Samaria dan Oholiba ialah Yerusalem. (5) Dan Ohola berzinah, sedang ia Aku punya. Ia sangat berahi kepada

kekasih-kekasihnya, kepada orang Asyur, pahlawan-pahlawan perang, (6) berpakaian kain ungu tua, bupati-bupati dan penguasa-penguasa, semuanya pemuda yang ganteng, pasukan kuda. (7) Ia melakukan persundalannya dengan mereka, semuanya orang Asyur pilihan; ia menajiskan dirinya dengan semua orang, kepada siapa ia berahi dan dengan berhala-berhalanya. (8) Ia tidak meninggalkan persundalannya yang dilakukannya sejak dari Mesir, sebab pada masa mudanya orang sudah menidurinya, dan mereka memegang-megang dada keperawanannya dan mencurahkan persundalan mereka kepadanya. (9) Oleh sebab itu Aku menyerahkan dia ke dalam tangan kekasihkekasihnya, dalam tangan orang Asyur, kepada siapa ia berahi. (10) Mereka menyingkapkan auratnya, anak-anaknya lelaki dan perempuan ditangkap dan ia sendiri dibunuh dengan pedang. Dengan demikian namanya dipercakapkan di antara kaum perempuan sebab hukuman telah dijatuhkan atasnya. (11) Walaupun hal itu dilihat oleh adiknya, Oholiba, ia lebih berahi lagi dan persundalannya melebihi lagi dari kakaknya. (12) Ia berahi kepada orang Asyur, kepada bupati-bupati dan penguasa-penguasan kepada pahlawan-pahlawan perang yang pakaiannya sangat sempurna, kepada pasukan kuda, semuanya pemuda yang ganteng. (13) Aku melihat bahwa ia menajiskan diri; kelakuan mereka berdua adalah sama. (14) Bahkan, ia menambah persundalannya lagi: ia melihat laki-laki yang terukir pada dinding, gambar orang-orang Kasdim, diukir dalam warna linggam, (15) pinggangnya diikat dengan ikat pinggang, kepalanya memakai serban yang berjuntai, semuanya kelihatan seperti perwira, yang menyerupai orang Babel dari Kasdim, tanah kelahiran mereka. (16) Segera sesudah kelihatan oleh matanya ia berahi kepada mereka dan mengirim suruhan kepada mereka ke tanah Kasdim. (17) Maka orang Babel datang kepadanya menikmati tempat tidur percintaan dan menajiskan dia dengan persundalan mereka; sesudah ia menjadi najis oleh mereka, ia meronta dari mereka. (18) Oleh karena ia melakukan persundalannya dengan terang-terangan dan memperlihatkan sendiri auratnya, maka Aku menjauhkan diri karena jijik dari padanya, seperti Aku menjauhkan diri dari adiknya. (19) Ia melakukan lebih banyak lagi persundalannya sambil teringat kepada masa mudanya, waktu ia bersundal di tanah Mesir. (20) Ia berahi kepada kawan-kawannya bersundal, yang auratnya seperti aurat keledai dan zakarnya seperti zakar kuda. (21) Engkau menginginkan kemesuman masa mudamu, waktu orang Mesir memegang-megang dadamu dan menjamah-jamah susu kegadisanmu. (22) Oleh sebab itu, hai Oholiba, beginilah firman Tuhan ALLAH, memang engkau sudah menjauhkan dirimu dari kekasihkekasihmu, tetapi sungguh, Aku akan menyuruh mereka bergerak melawan engkau; Aku akan membawa mereka melawan engkau dari sekitarmu: (23) orang Babel dan semua orang Kasdim, orang Pekod, orang Soa dan orang Koa, dan semua orang Asyur bersama mereka, pemuda yang ganteng, bupati-bupati dan para penguasa semuanya, perwira-perwira dan pahlawan-pahlawan perang, pasukan kuda semuanya. (24) Mereka datang melawan engkau dengan banyak kereta dan roda-roda dan dengan sekumpulan bangsa-bangsa; mereka akan menyusun perisai besar dan kecil dan ketopong di sekitarmu melawan engkau, dan Aku akan menyerahkan perkara ini di hadapannya dan mereka akan menghakimi engkau menurut hukum mereka. (25) Aku akan membalaskan cemburuan-Ku kepadamu, sehingga mereka memperlakukan engkau dengan kemurkaan, hidung dan telingamu akan dikerat dan sisamu akan mati rebah oleh pedang. Mereka akan menangkap anak-anakmu lelaki dan perempuan dan sisamu akan dimakan api. (26) Mereka akan menelanjangi engkau dan merampas perhiasan-perhiasanmu. (27) Aku akan membuat engkau menghentikan kemesumanmu dan persundalanmu sejak dari tanah Mesir, sehingga engkau tidak lagi melirik kepada mereka dan tidak lagi mengingat-ingat orang Mesir. (27) Aku akan membuat engkau menghentikan kemesumanmu dan persundalanmu sejak dari tanah Mesir, sehingga engkau tidak lagi melirik kepada mereka dan tidak lagi mengingat-ingat orang Mesir. (29) Mereka akan memperlakukan engkau dengan kebencian dan akan merampas segala hasil jerih payahmu dan meninggalkan engkau telanjang bugil, sehingga aurat persundalanmu kelihatan. Kemesumanmu dan persundalanmu(30) mendatangkan hal ini atasmu, karena engkau bersundal dengan mengandalkan bangsa-bangsa dan menajiskan dirimu dengan berhala-berhala mereka. (31) Engkau hidup mengikuti kelakuan kakakmu, sebab itu Aku akan memberi engkau minum dari pialanya. (32) Beginilah firman Tuhan ALLAH: Engkau harus minum dari piala kakakmu, piala yang dalam dan lebar mulutnya, yaitu piala yang banyak isinya; menjadi tertawaan dan olok-olok engkau. (33) Engkau akan penuh kemabukan dan dukacita. Piala kengerian disertai kesunyian ialah piala kakakmu Samaria. (34) Engkau meminumnya beserta ampasnya, sampai mengunggis pecahan-pecahannya dan engkau merabitkan susumu. Sebab Aku yang mengatakannya, demikianlah firman Tuhan ALLAH. (35) Oleh sebab itu, beginilah firman Tuhan ALLAH: Oleh karena engkau melupakan Aku dan membelakangi Aku, sekarang tanggung sendirilah kemesumanmu dan persundalanmu." (36) Lalu TUHAN berfirman kepadaku: "Hai anak manusia, maukah engkau menghakimi Ohola dan Oholiba dan memberitahukan kepada mereka perbuatan-perbuatannya yang keji? (37) Sebab mereka berzinah, tangan mereka berlumuran darah dan mereka berzinah dengan menyembah berhala-berhalanya, bahkan anak-anak lelaki mereka yang dilahirkan bagi-Ku dipersembahkannya sebagai korban dalam api kepada berhala-berhalanya menjadi makanan. (38) Selain itu hal ini juga mereka lakukan terhadap Aku, mereka menajiskan tempat kudus-Ku pada hari itu dan melanggar kekudusan hari-hari Sabat-Ku. (39) Dan sedang mereka menyembelih anak-anak mereka untuk berhala-berhalanya, mereka datang pada hari itu ke tempat kudus-Ku dan melanggar kekudusannya. Sungguh, inilah yang dilakukan mereka di dalam rumah-Ku. (40) Tambahan lagi mereka meminta orang-orang datang dari tempat yang jauh dengan menyuruh suruhan memanggil mereka, dan sungguh, mereka datang. Demi kedatangan mereka engkau mandi bersih-bersih, mencalak alismu dan menghias dirimu dengan perhiasan-perhiasan. (41) Engkau duduk di tempat tidur yang serba indah dan di hadapannya meja dengan hidangan yang disajikan; di atas tempat tidurmu itu kautaruh ukupan-Ku dan minyak-Ku. (42) Lalu kedengaranlah suara keramaian hidup bersenangsenang padanya dan kepada orang-orang dari orang banyak ditambahkan lagi pemabuk-pemabuk dari padang gurun. Mereka mengenakan gelang pada tangannya dan mahkota kemuliaan di atas kepalanya. (43) Aku berkata: Apakah bunga yang layu ini masih melakukan perzinahan? Orang bersundal dengan dia, bahkan dengan dia. (44) Mereka datang kepadanya seperti orang mendatangi perempuan sundal. Demikianlah mereka datang kepada Ohola dan Oholiba untuk melakukan kemesuman.

Kidung Agung (Song Of Solomon) 1 (13) Bagiku kekasihku bagaikan sebungkus mur, tersisip di antara buah dadaku.

(14) Bagiku kekasihku setangkai bunga pacar di kebun-kebun anggur En-Gedi. (15) --Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau, bagaikan merpati matamu. (16) --Lihatlah, tampan engkau, kekasihku, sungguh menarik; sungguh sejuk petiduran kita. Kidung Agung (Song of Solomon) 3 (1) Di atas ranjangku pada malam hari kucari jantung hatiku. Kucari, tetapi tak kutemui dia. (2) Aku hendak bangun dan berkeliling di kota; di jalan-jalan dan di lapangan-lapangan kucari dia, jantung hatiku. Kucari, tetapi tak kutemui dia. (3) Aku ditemui peronda-peronda kota. "Apakah kamu melihat jantung hatiku?" (4) Baru saja aku meninggalkan mereka, kutemui jantung hatiku; kupegang dan tak kulepaskan dia, sampai kubawa dia ke rumah ibuku, ke kamar orang yang melahirkan aku. (5) Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem, demi kijang-kijang atau demi rusa-rusa betina di padang: jangan kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya! Kidung Agung (Song of Solomon) 4 (1) Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau! Bagaikan merpati matamu di balik telekungmu. Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead. (2) Gigimu bagaikan kawanan domba yang baru saja dicukur, yang keluar dari tempat pembasuhan, yang beranak kembar semuanya, yang tak beranak tak ada. (3) Bagaikan seutas pita kirmizi bibirmu, dan elok mulutmu. Bagaikan belahan buah delima pelipismu di balik telekungmu. (4) Lehermu seperti menara Daud, dibangun untuk menyimpan senjata. Seribu perisai tergantung padanya dan gada para pahlawan semuanya. (5) Seperti dua anak rusa buah dadamu, seperti anak kembar kijang yang tengah makan rumput di tengah-tengah bunga bakung. (6) Sebelum angin senja berembus dan bayang-bayang menghilang, aku ingin pergi ke gunung mur dan ke bukit kemenyan. (7) Engkau cantik sekali, manisku, tak ada cacat cela padamu. Kasus Incest? Kejadian (Genesis) 19 (30) Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya. (31) Kata kakaknya kepada adiknya: "Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi. (32) Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita." (33) Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.

(34) Keesokan harinya berkatalah kakaknya kepada adiknya: "Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur; masuklah engkau untuk tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita." (35) Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. (36) Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka. Perselingkuhan? 2 Samuel 11 (2) Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalanjalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya. (3) Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: "Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu." (4) Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya. (5) Lalu mengandunglah perempuan itu dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud, demikian: "Aku mengandung."

(20) Ketika Daud pulang untuk memberi salam kepada seisi rumahnya, maka keluarlah Mikhal binti Saul mendapatkan Daud, katanya: "Betapa raja orang Israel, yang menelanjangi dirinya pada hari ini di depan mata budak-budak perempuan para hambanya, merasa dirinya terhormat pada hari ini, seperti orang hina dengan tidak malu-malu menelanjangi dirinya!" (21) Tetapi berkatalah Daud kepada Mikhal: "Di hadapan TUHAN, yang telah memilih aku dengan menyisihkan ayahmu dan segenap keluarganya untuk menunjuk aku menjadi raja atas umat TUHAN, yakni atas Israel, --di hadapan TUHAN aku menari-nari, (22) bahkan aku akan menghinakan diriku lebih dari pada itu; engkau akan memandang aku rendah, tetapi bersama-sama budak-budak perempuan yang kaukatakan itu, bersama-sama merekalah aku mau dihormati." Kebohongan? Roma 3 (4) Sekali-kali tidak! Sebaliknya: Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong, seperti ada tertulis: "Supaya Engkau ternyata benar dalam segala firman-Mu, dan menang, jika Engkau dihakimi." (5) Tetapi jika ketidakbenaran kita menunjukkan kebenaran Allah, apakah yang akan kita katakan? Tidak adilkah Allah--aku berkata sebagai manusia--jika Ia menampakkan murka-Nya? (6) Sekali-kali tidak! Andaikata demikian, bagaimanakah Allah dapat menghakimi dunia? (7) Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?

Ajaran Yesus Matius 10 (5) Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, (6) melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. (7) Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. (8) Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Matius 15 (21) Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. (22) Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." (23) Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepadaNya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." (24) Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." (25) Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." (26) Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."

MARIAMITES Sekte Maramites adalah sebuah sekte Kristen yang mempertuhankan Bunda Maria dan memasukanya ke dalam tiga pribadi Tuhan dalam Trinitas setelah Bapa, Ibu dan Anak. Berdasarkan informasi Ibnu Patrick, seorang sejarawan dan padri Kristen, menjelang Konsili Nicea 325 M dari jumlah peserta keseluruhan 2.048 orang terdapat sebagian peserta dari mahzab Mariamites dan Remitim yang berpendapat bahwa Yesus dan Ibunya adalah 2 (dua) Tuhan selain Bapa. Selain itu terdapat aliran Ebionit yang secara jelas juga memuja Maria sebagai Tuhan Ibu. Penganut aliran Ebionit dikenal sebagai aliran yang para penganutnya menggunakan bulu domba sebagai pakaian. Bulu domba tersebut dikenakan agar mereka dapat hidup dalam kesederhanaan. Dalam hal ini tradisi mereka mengenakan kulit domba sebagai pakaian mirip dengan tradisi kaum sufi generasi awal dalam Islam yang menutamakan kezuhudan. Gambaran tentang cara berpakain kaum Ebionit ini dapat kita lihat kemiripannya dengan kisah Perjanjian Baru dalam Ibrani 11: 37. Tentang apakah penyembahan terhadap Bunda Maria adalah bentuk Kekristenan heterodoks yang menyimpang maka biar waktu yang akan menentukan. Sebab sejumlah pertarungan keyakinan yang medasar dalam dunia Kristen bahkan belum selesai hingga hari ini. Sebut saja pertarungan antara kaum Trinitarian dan Unitarian. Satu pihak mengakui trinitas dengan sejumlah argumentasinya dan dipihak lain menolaknya dan menganggap bahwa Yesus hanya seorang nabi dan bukan Tuhan. Sedangkan bagi seorang penganut Kristen, terkait masalah penyembahan dan Ketuhanan Maria tentu akan lebih menguntungkan jika hal ini terhapus saja dari ingatan sejarah. Masalah trinitas yang diakui mayoritas dunia Kristen hari ini juga bukan tanpa cacat sejarah.

Konsili Nicea pada 325 Masehi, dihadiri oleh 2.048 orang peserta yang terdiri diri para uskup. 318 (tiga ratus delapan belas) orang diketahui sebagai pendukung konsep ketuhanan Yesus. Sedangkan 700 (tujuh ratus) orang uskup merupakan pendukung Arius yang menolak hakikat ketuhanan Yesus, dan sisanya memiliki sejumlah kepercayaan yang berbeda termasuk yang mempercayai Ketuhanan Maria. Namun, anehnya berkat prakarsa Kaisar Konstantin, hanya pendapat 318 orang (pendukung ketuhanan Yesus) tersebut yang kemudian dimenangkan. Jelas kaisar Konstantin telah memerankan agnda politik pribadinya dengan sukses. referensi: Burton L. Mack. The Lost Gospel: The Book of Q and Christian Origins. (Element Books, Shaftesbury, 1994) Tony Lane. The Lion Concise Book of Christian Thought. (Lion Publishing, England, 1984)

Bentuk Kepercayaan (Anti Tri Tunggal)


Semua penganut anti-Tritunggal meyakini bahwa doktrin di awal masa kekristenan (lihat Masa Apostolik) bukanlah Tritunggal. Secara umum, anti-Tritunggal juga meyakini bahwa Kristen merupakan hasil dari campur tangan Konstantinus I, baik secara langsung atau tidak langsung, dengan kompensasi menetapkan Kristen Tritunggal sebagai agama resmi pada Kekaisaran Romawi. Karena pada masa dimana ditetapkannya doktrin Tritunggal itu status kristen melonjak secara dramatis (dari sebuah agama yang dilarang menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi), anti-Tritunggal sering mempertanyakan doktrin tersebut. Karena alasan yang sama pula, Doa Syahadat Niceayang salah satu isinya adalah doktrin Tritunggaldianggap oleh antiTritunggal sebagai sebuah dokumen politik yang penting, yang merupakan hasil dari pengubahan doktrin asli menjadi doktrin yang menguntungkan kekaisaran oleh para pemimpin Gereja Katolik, sehingga gereja menjadi alat bagi Kekaisaran Romawi. Meskipun penganut anti-Tritunggal pada masa Kekaisaran Romawi semakin bertambah, namun saat itu Tritunggal mendapatkan sokongan penuh dari Kekaisaran. Anti-Tritunggal berpendapat bahwa kepercayaan murni dari kekristenan telah ditekan secara sistematis oleh kekaisaran hingga mendekati kemusnahan, dan sebagai konsekuensinya, semua catatan sejarah telah diubah, termasuk mungkin di dalamnya Perjanjian Baru. Penganut anti-Tritunggal secara garis besar bisa dibagi menjadi empat kelompok: y Kelompok yang meyakini bahwa Yesus bukanlah Tuhan, melainkan hanya utusan Tuhan, atau rasul (sebagaimana dijelaskan dalam Yoh 17:3), atau seorang manusia yang diciptakan sempurna. Yang menganut paham ini di antaranya adalah Ebionit, yang mengganggap Yesus hanyalah utusan Tuhan sebagaimana Musa (seperti yang telah diramalkan sebelumnya pada Ulangan 18:14-22).[2][3] Arianisme, yang populer di beberapa wilayah pada masa Kekaisaran Romawi, juga dimasukkan ke dalam kelompok ini. Arianisme mengajarkan bahwa, berbeda dengan Allah Bapa, Yesus tidak sama-sama kekal dengan Sang Bapa. Golongan lainnya yang termasuk dalam kelompok ini adalah Monarkianisme. y Kelompok yang meyakini bahwa Tuhan yang Esa yang muncul pada Perjanjian Lama menampakkan dirinya pada anakNya, Yesus. Kelompok ini berpendapat bahwa Allah Bapa dan Yesus bukanlah pribadi yang berbeda dari satu Tuhan, namun hanyalah salah satu aspek dari Allah Bapa. Yang menganut paham ini di antaranya adalah Sabelianisme atau juga disebut Modalisme. Contoh gereja yang ada hingga saat ini adalah Keesaan Pentakosta (Oneness Pentecostal) dan Gereja Baru (the New Church).

Kelompok yang berpendapat bahwa tiga pribadi pada Tritunggal adalah tiga individu yang berdiri sendiri dan terpisah, namun dapat beraksi bersama pada tujuan yang sama persis sebagai sebuah entitas monotheis. Tujuan itu adalah menyelamatkan umat manusia, dan Yesus dipercaya telah menerima perintah ketuhanan dari Allah Bapa sebelum penciptaannya. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah sebagian besar dari denominasi Mormonisme (Latter Day Saint), termasuk denominasi terbesarnya, Gereja Mormon (The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints).[4] Kelompok yang meyakini ketuhanan Allah Bapa dan Yesus, namun tidak menerima eksistensi Roh Kudus. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah Gereja Tuhan (Church of God). Sebagai contoh, Living Church of God mengajarkan bahwa "Roh Kudus merupakan esensi utama, kehendak, dan kekuatan dari Tuhan. Dia bukanlah sebuah entiti. Dia adalah sifat yang melekat pada Allah Bapa dan Yesus, dan keluar dari keduanya ke seluruh penjuru semesta.[5] Kepercayaan seperti ini secara historis sering disebut sebagai Semi-Arianisme atau Dwitunggal (Binitarianisme).

[sunting] Asal Mula


Menurut buku The Outline of History karangan H.G. Wells: "Kita dapat menyaksikan belakangan ini banyak penganut Kristen yang terpecah belah tentang Tritunggal. Tidak ada sedikitpun bukti yang menyatakan bahwa para rasul pernah mendengar kata 'Tritunggal' langsung dari Yesus."[6] Penganut anti-Tritunggal berpendapat bahwa kepercayaan mereka telah lebih dulu ada jauh sebelum Tritunggal menjadi doktrin. Debat di antara kedua kubuyang sama-sama mengajukan dasar Alkitablebih banyak berpusat pada sifat ketuhanan Yesus. Anti-Tritunggal berpendapat, Yesus bahkan merendah dan menolak disebut sebagai Anak Tuhan,[7] dan dia menjelaskan kedudukannya dengan menyatakan bahwa dia akan pergi kepada "Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."[8] Selain itu, Yesus juga menyatakan bahwa "hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa",[9] dan juga ketika mengutip Ulangan 6:4 pada Markus 12:29 dia berkata, "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa." Sebagaimana halnya penganut anti-Tritunggal, para ahli Alkitab yang meneliti mengenai Yesus dilihat dari sudut pandang sejarah selalu menekankan bahwa ajaran Yesus tidak pernah menyatakan bahwa dirinya setara dengan Tuhan, dan tidak pula mengajarkan mengenai Tritunggal (sebagai contoh, Yesus Seminari (Jesus Seminar)). Lafal dari Doa Syahadat Nicea menyatakan bahwa tiga oknum dalam Tritunggal adalah "setara"; ini adalah ekspresi yang digunakan dalam doktrin Tritunggal. Sebagai gambaran, mungkin dapat dibayangkan sebuah perusahaan yang dimiliki bersama oleh beberapa orang, namun masingmasing pemilik memiliki peran yang berbeda dalam menjalankan bisnis. Anti-Tritunggal menekankan pada satu pernyataan Yesus yang menyangkal "kesetaraan", yaitu ketika Yesus menyatakan secara eksplisit bahwa posisinya lebih rendah dari Allah Bapa: "sebab Bapa lebih besar dari pada Aku (Yoh 14:28)." Sebagai informasi, Doa Syahadat Nicea dirumuskan kira-kira 300 tahun setelah Yesus wafat, sebagai akibat dari konflik yang terjadi pada masa awal kekristenan. Anti-Tritunggal juga menyatakan bahwa Alkitab telah mengingatkan umat Kristiani untuk berhati-hati terhadap ajaran sesat buatan manusia (contoh: Matius 15:9, Efesus 4:14).

[sunting] Hal-hal yang Dipermasalahkan


[sunting] Tidak Masuk Akal

Penganut Tritunggal sering menyatakan bahwa "doktrin Tritunggal adalah sebuah misteri yang tidak dapat dijangkau oleh akal pikiran manusia yang terbatas."[10][11][12] Kritik terhadap Tritunggal berargumen bahwa "misteri" pada dasarnya adalah salah satu bentuk dari ketidakmasuk-akalan. Yang dimaksud di sini adalah klaim dimana Tuhan telah berbagi satu substansi ketuhanan, yaitu "menjadi Tuhan", dan bahkan tidak ikut campur antara satu pribadi dengan yang lainnya. Anti-Tritunggal menyatakan bahwa kerumitan dari argumen penganut Tritunggal, yang memerlukan konsep filosofi untuk dijelaskan, bertentangan dengan prinsip Alkitab mengenai kesederhanaan dan kejelasan dalam doktrin.[13] Menurut New Catholic Encyclopedia: Hanya sedikit di antara guru-guru teologi Tritunggal di seminari-seminari Katolik Roma yang pada suatu waktu tidak dipojokkan oleh pertanyaan, Tetapi bagaimana kita akan berkhotbah tentang Tritunggal? Dan jika pertanyaan itu merupakan gejala kebingungan di pihak para siswa, kemungkinan hal itu juga merupakan gejala kebingungan yang serupa di pihak guru-guru mereka.[14]

[sunting] Kurangnya Dasar dari Alkitab


Anti-Tritunggal juga berpendapat bahwa, untuk doktrin yang sedemikian sentral dan fundamental dalam agama Kristen, doktrin Tritunggal sedikit sekali didukung oleh Alkitab secara eksplisit. Bahkan beberapa pendukung dari doktrin Tritunggal menyadari sedikitnya dasar dari Alkitab mengenai doktrin tersebut.[15] Sebagai contoh, The New Catholic Encyclopedia menyatakan bahwa "Doktrin Tritunggal tidak diajarkan secara eksplisit di Perjanjian Lama,"[15] dan juga "Perumusan mengenai 'Satu Tuhan dalam Tiga Pribadi' tidak terbentuk secara kokoh,..hingga akhir abad ke 4."[16] Selain itu, Ensiklopedi Encarta menyatakan bahwa, "Doktrin ini tidak diajarkan secara eksplisit di Perjanjian Baru, dimana kata Tuhan hampir selalu merujuk kepada Allah Bapa."[17] Encyclopedia Britannica juga menyatakan bahwa, "Kata 'Tritunggal' dan doktrin Tritunggal secara eksplisit tidak ada pada Perjanjian Baru. Yesus dan para pengikutnya juga tidak memiliki keinginan untuk membantah pernyataan di Perjanjian Lama: 'Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!' (Ulangan 6:4)."[18] Anchor Bible Dictionary menulis, "Pada Perjanjian Baru tidak ditemukan paradoks Tritunggal mengenai eksistensi tiga pribadi Allah Bapa dan Yesus dan Roh Kudusdalam satu Tuhan."[19] Pertanyaan yang samayaitu mengapa doktrin sentral pada agama Kristen seperti Tritunggal tidak pernah dinyatakan atau diajarkan secara eksplisit oleh Yesus sendirijuga ditanyakan oleh sosok bersejarah di abad 16 seperti Michael Servetus. Dalam buku-bukunya, Servetus menyatakan bahwa dia menolak doktrin Tritunggal, karena tidak berdasar kepada Alkitab, melainkan lebih berdasar kepada ajaran filsuf Yunani.[20] Dewan Kota Jenewa, selaras dengan putusan dewan-dewan kota Zrich, Bern, Basel, dan Schaffhausen, menetapkan dia sebagai sesat dan memutuskan untuk membakarnya di tiang hukuman.

[sunting] Sifat Ketuhanan Yesus


Sebagian kelompok yang memperdebatkan doktrin Tritunggal dengan menggunakan dasar Alkitab lebih terpusat kepada sifat ketuhanan Yesus. Mereka yang menolak ketuhanan Yesus berpendapat bahwa, bahkan dalam kapasitasnya sebagai guru, Yesus sendiri pun menolak disebut "yang baik" untuk membedakan dirinya dengan Tuhan, karena menurut Yesus sebutan "yang baik" hanyalah untuk Allah (Markus 10:17-18; Matius 19:16-17; Lukas 18:18-19).[21] Selain itu, Yesus juga menyangkal sifat Maha Tahu sebagai Allah Anak, "belajar menjadi taat" (Ibrani 5:8), dan juga menyatakan posisinya yang tidak setara dengan Allah, "kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu" (Yoh 20:17).

[sunting] Argumen Elohim Anti-Tritunggal menyanggah pernyataan bahwa kata "Elohim" menandakan kemajemukan, karena hampir di semua bagian dari Alkitab "Elohim" selalu disandingkan dengan kata kerja tunggal. Anti-Tritunggal berargumen bahwa penggunaan kata "Elohim" lebih ditujukkan sebagai penghormatan kepada "Tuhan Yang Esa."[22] Lebih lanjut lagi, anti-Tritunggal juga beranggapan bahwa interpretasi kata "Elohim" sebagai kata majemuk akan mengacaukan interpretasi bagian lain dari Alkitab yang menyatakan Tuhan dengan kosakata non-majemuk "El." Sebagai contoh, pada Kejadian 17:1 Tuhan disebut dengan "El" (tunggal) dan Dia menyatakan bahwa "Akulah Allah Yang Mahakuasa"; jika menggunakan interpretasi Tritunggal, maka salah Satu Pribadi dari Yang Tiga telah merendahkan Dua Pribadi yang lainnya dengan menyatakan bahwa Dialah Yang Mahakuasa (paling berkuasa atas segala sesuatu).[23] [sunting] Yesus menyatakan keterbatasannya dibanding Tuhan Pernyataan Yesus bahwa "Bapa lebih besar dari diri-Nya" (Yoh 14:28), dan "Yang mengetahui hari akhir hanyalah Bapa, bahkan malaikat-malaikat di surga dan Anak pun tidak tahu" (Markus 13:32) sering ditekankan oleh anti-Tritunggal. Selain itu, sifat ketuhanan yang "tanpa awal dan akhir" dari Yesus juga dipertanyakan pada Kolose 1:15 (anak yang lahir pertama) dan Wahyu 3:14 (permulaan dari ciptaan Allah). Ahli teologi Kristen juga menyatakan bahwa ayat-ayat Markus 10:18, Lukas 18:19, Matius 19:17, Markus 15:34, Matius 27:46, Yohanes 20:17, Efesus 1:17, 2 Korintus 1:3, 1 Petrus 1:3, Yohanes 17: 3, 1 Korintus 8:6, Efesus 4:4-6, 1 Korintus 12:46, 2 Korintus 13:14, 1 Timotius 2:5, Yohanes 14:28, Markus 13:32, Filipi 2:5-10, 1 Korintus 15:24-28 adalah "teks yang terlihat seperti menyiratkan bahwa kata Tuhan di situ bukan ditujukkan untuk Yesus" dan "bukti negatif yang sering diabaikan Katolik dalam menjelaskan Tritunggal."[24] [sunting] Yesus menurut Iglesia ni Cristo Iglesia ni Cristo, sebuah sekte Kristen yang bermula dari Filipina, menyatakan bahwa "Yesus adalah Tuhan" adalah ajaran buatan manusia, sebuah dogma yang tidak berdasar pada Alkitab, melainkan dibuat oleh Gereja Katolik pada abad ke 4 melalu Konsili Nicea. Mereka juga berpendapat bahwa Yesus sendiri mengakui bahwa dirinya tidak dapat berbuat apa-apa kecuali melalui Tuhan.[25] [sunting] Yesus adalah manusia dan juga sekaligus Tuhan Penganut Tritunggal, dan beberapa anti-Tritunggal yang mengakui sifat ketuhanan Yesus seperti Modalisme, berargumen bahwa kepercayaan mereka didasarkan pada kenyataan bahwa Yesus ada sebagai Anak Bapa dalam daging manusia. Oleh karena itu, Yesus adalah manusia dan juga sekaligus Tuhan, yang menjadi "lebih rendah dari malaikat, demi keselamatan kita" (Ibrani 2:6-8, Mazmur 8:4-6) dan yang mendapat cobaan sebagaimana manusia, namun tidak berdosa (Ibrani 4:14-16). Akan tetapi, sebagian dari anti-Tritunggal menyanggah argumen tersebut dengan berpendapat bahwa daging manusia dari Anak adalah terbatas hanya selama kehidupan duniawi, meski pendukung Tritunggal berpendapat bahwa Yesus tetap pada sifat manusiawinya setelah kebangkitannya. Selain itu, pada 1 Korintus 11:3 ("Kepala dari Kristus ialah Allah") disebutkan posisi Yesus yang tidak setara, melainkan di bahwa Allah Bapa. Ditambah lagi, mereka mengutip Kisah 5:31 dan Filipi 2:9 yang menunjukkan bahwa Yesus menjadi agung setelah kenaikan ke surga, dan Ibrani 9:24, Kisah 7:55, 1 Korintus 15:24, 28, yang mengungkapkan tentang Yesus sebagai pribadi yang berbeda setelah kenaikanNya ke surga.[26]

[sunting] Terminologi
[sunting] Tidak ditemukan pada Alkitab

Kristen Unitarian, Restorasionis, dan beberapa golongan lainnya meragukan doktrin Tritunggal karena bersandar pada kosakata yang tidak terdapat dalam Alkitab. Kata "Tritunggal" tidak ditemukan di bagian Alkitab manapun.[27] Selain itu, angka tiga yang ditemukan dalam Alkitab juga sama sekali tidak pernah berkaitan dengan Tuhan[28], kecuali pada bagian Alkitab yang telah dihapus sejak akhir abad 19 karena dipertanyakan keasliannya, Comma Johanneum (1 Yoh 5:78).[29] Anti-Tritunggal juga berargumen bahwa satu-satunya angka yang berkaitan dengan Tuhan dalam Alkitab hanyalah angka Satu, sehingga Tritunggal yang menjelaskan Tiga oknum Tuhan bukanlah berdasar pada Alkitab. Beberapa contoh istilah lainnya yang tidak ditemukan di dalam Alkitab adalah beberapa "Pribadi" dalam kaitannya dengan Tuhan, istilah "Anak Allah" dan "Allah Roh Kudus", dan "Anak Allah yang Tunggal". Sebagai contoh, dasar dari ajaran Tritunggal adalah bahwa Tuhan terdiri dari tiga pribadi (hipostasis). Istilah hipostasis yang merujuk kepada Allah ini hanya digunakan satu kali dalam Alkitab (Ibrani 1:3), yang menyatakan bahwa Yesus adalah merupakan gambaran instan dari Pribadi Tuhan Yang Maha Esa. Alkitab tidak pernah menggunakan istilah ini untuk hal yang berkaitan dengan Roh Kudus dan tidak pernah secara eksplisit menyebutkan bahwa Anak merupakan hipostasis yang berbeda dari Bapa.[30] [sunting] Hasil pemikiran Konstantin Tentang istilah penting dalam Tritunggal, homoousios (esensi yang sama antara Anak dan Bapa), yang diperkenalkan ke dalam Kredo pada Konsili Nicea Pertama, Pier Franco Beatrice menyatakan: "homoousios merupakan hasil pemikiran langsung dari Konstantin yang berlatar belakang Hermetisisme. Plato yang dijadikan dasar oleh Konstantin hanyalah untuk menampung aspirasi rakyat Mesir. Selain itu, Teologi Hermetik konsubstantialitas, yang berbicara mengenai hubungan antara Logos-Anak dengan Nous-Bapa, hanyalah berputar balik kepada argumen tradisional apologetik. Konstantin telah mencoba menjelaskan teologi Plato dengan dasar Hermetismenya, yang menjadi alasan bagi sang kaisar untuk memasukan istilah homoousios pada Doa Syahadat Nicea."[31] Penganut Tritunggal mempertahankan hasil pemikiran Konstantin tersebut, karena beranggapan bahwa pemikiran tersebut berdasar pada Alkitab. Selain itu, pemikiran tersebut merupakan tambahan yang diperlukan pada Era Nicene untuk melawan doktrin Arianisme.

[sunting] Ayat-ayat Alkitab yang Dianggap Bertentangan dengan Tritunggal


Di antara ayat-ayat Alkitab yang dikutip para penentang Tritunggal adalah ayat-ayat yang menyatakan bahwa hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah Bapa. Ayat-ayat lainnya menyatakan bahwa Yesus adalah seorang manusia biasa. Meskipun para penganut Tritunggal berpendapat bahwa kontradiksi-kontradiksi tersebut adalah bukti dari misteri dan paradoks dari Tritunggal itu sendiri, anti-Tritunggal berargumen bahwa sedikit sekalijika bukan sama sekali tidak ada ayat-ayat Alkitab yang mendukung Tritunggal. Berikut adalah sebagian dari daftar yang dianggap bertentangan dengan konsep Tritunggal.

[sunting] Hanya Ada Satu Tuhan


y

Matius 4:10 : "Maka berkatalah Yesus kepadanya: 'Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!.'" Yohanes 17:3 : "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satusatunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus."

1 Korintus 8:5-6 : "Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah", baik di sorga, maupun di bumidan memang benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian. Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup." y 1 Timotius 2:5 : "Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus," y Yakobus 2:19: "Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar."
y

[sunting] Anak dan Bapa Tidak Setara


y y

y y

Markus 13:32 : "Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikatmalaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja." Yohanes 14:28 : "Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku." Yohanes 17:20-23 : "Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku." Yohanes 20:17 : "Kata Yesus kepadanya: 'Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.'" Kisah Para Rasul 7:55-56 : "Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya: 'Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.'" Kolose 1:15 : "Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan," 1 Korintus 15:24-28 : "Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa "segala sesuatu telah ditaklukkan", maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalamnya. Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah

menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua.

Yesus

"Cristo crucificado" oleh Diego Velzquez (c. 1632). Yesus dikatakan disalib sekitar tahun 30. Mereka yang berargumen bahwa Yesus ada menyatakan bahwa ia lahir sebagai seorang Yahudi antara tahun 7 hingga 4 SM (menurut injil Matius dan Lukas, ia lahir pada masa kekuasaan Herodes yang Agung, yang meninggal pada bulan Maret tahun 4 SM), dan menduga bahwa Yesus meninggal sekitar tahun 30 M, pada masa pemerintahan Pontius Pilatus, gubernur provinsi Iudaea Romawi.[4] Ahli kitab suci L. Michael White menulis bahwa sejauh ini Yesus tidak menulis apapun, dan tidak ada orang yang memiliki pengetahuan personal mengenainya. Tidak ada bukti arkeologis mengenai keberadaannya. Tiada catatan kontemporer mengenai kehidupan atau kematiannya. Catatan saksi mata tidak ditemui, dan begitu pula catatan dari tangan pertama. Semua catatan mengenai Yesus muncul beberapa dasawarsa atau abad berikutnya. Sumber dari injil sendiri datang setelah beberapa waktu, meskipun terdapat kemungkinan bahwa injil berisi sumbersumber awal atau lisan. Tulisan pertama mengenai Yesus yang ditemukan dibuat oleh Paulus dari Tarsus, dan ditulis 20-30 tahun sesudah kematian Yesus. Paulus bukan pengiring Yesus, bahkan melihat saja belum pernah.[4]

[sunting] Definisi teori


Gagasan bahwa Yesus tidak pernah ada telah dinyatakan melalui berbagai cara dan dengan nama yang berbeda. Filsuf George Walsh berargumen bahwa Kekristenan berasal dari mitos yang dibungkus sebagai sejarah, atau tokoh sejarah yang dimitologisasi: ia sebelumnya menyebutnya sebagai teori mitos Kristus, dan selanjutnya dengan nama teori historis Yesus.[1] I. Howard Marshall, seorang ahli kitab suci, mendeskripsikan dua pandangan yang bertentangan: satunya menyatakan bahwa kitab suci mendeskripsikan tokoh fiksi, sementara pandangan yang lain menyatakan bahwa setiap peristiwa pada Perjanjian Baru merupakan kebenaran literal.[5] John Dominic Crossan, ahli religius dan bekas pendeta Katolik, lebih senang menyebut teori mitos Yesus sebagai "Jesus-parable", karena kita memiliki Yesus yang sepenuhnya parabolik, bukan historis.[6] Paul Eddy, seorang ahli kitab suci, dan Gregory Boyd, seorang teolog dan pastur, memecahkan spektrum opini menjadi empat posisi yang menurut mereka memberikan heuristik yang berguna jika sederhana. Mereka mengelompokan tiga opini pertama menjadi "tesis legenda Yesus",

terutama yang menyatakan bahwa penggambaran Yesus pada injil Matius, Markus, dan Lukas, secara historis tidak akurat.[7] 1. Teori mitos Yesus, atau apa yang disebut oleh Eddy dan Boyd sebagai "tesis mitos Yesus": kitab suci mendeskripsikan tokoh yang secara virtual, atau mungkin sepenuhnya, fiktif. Tidak ada dasar bahwa aspek naratif Yesus berasal dari sejarah. Posisi ini dapat disebut sebagai "agnostisisme Yesus", posisi karena kita kekurangan bukti untuk menentukan apakah Yesus ada atau tidak.[7] Tokoh yang menganut pandangan ini adalah Bruno Bauer, Arthur Drews, dan G.A. Wells. 2. Terdapat beberapa bukti untuk menyimpulkan bahwa Yesus ada, tetapi laporan-laporan tidak dapat dipercaya sehingga sangat sedikit yang bisa dikatakan tentangnya secara meyakinkan. Pendukung posisi ini adalah Rudolf Bultmann and Burton Mack.[7] 3. Penelitian historis dapat menunjukkan inti fakta historis mengenai Yesus, tetapi ia sangat berbeda dengan Yesus dalam Perjanjian Baru. Firman dan mukjizatnya merupakan mitos. Eddy dan Boyd menambahkan, posisi ini semakin banyak muncul pada ahli Perjanjian Baru. Tokoh seperti Robert Funk dan Crossan meyakini teori ini.[7] 4. Akhirnya, posisi yang meyakini bahwa injil adalah catatan sejarah yang dapat dipercaya, dan historiografi kritis tidak perlu menyampingkan munculnya peristiwa supernatural. Pandangan ini diyakini oleh John P. Meier dan N.T. Wright.[7]

[sunting] Tiga pilar teori


Ahli Perjanjian Baru Robert Price menulis bahwa teori mitos Yesus berdasarkan pada tiga pilar: y Tidak ada penyebutan Yesus sang pembuat mukjizat dalam sumber sekular. y Surat-surat Paulus tidak menjadi bukti yang cukup mengenai keberadaan Yesus. y Kisah Yesus berhubungan kuat dengan kepercayaan agama-agama Timur Tengah mengenai dewa yang wafat dan bangkit. Robert Price menulis bahwa pembela Kristen mencoba mengurangi hubungan ini.[8]

[sunting] Pengembangan teori


[sunting] Abad ke-18 dan 19
[sunting] Volney dan Dupuis

Filsuf Perancis Constantin-Franois Chasseb uf berargumen bahwa figur Yesus berlandaskan pada tokoh sejarah yang tidak jelas dan mitologi matahari. Keraguan mengenai Yesus muncul ketika pembelajaran kitab suci secara kritis berkembang pada abad pencerahan. Pelopor teori mitos Yesus adalah filsuf Perancis Charles Franois Dupuis (17421809) dan Constantin-Franois Chasseb uf (17571820).[9]

Napoleon Bonaparte secara pribadi mempertanyakan keberadaan Yesus.[9] Dupuis menolak keberadaan Yesus dalam sejarah, dan menjelaskan tulisan sejarawan Romawi Tacitus (56117) mengenai Kristus. Pada tahun 116, Tacitus menyebut Kristus yang telah dihukum oleh Pontius Pilatus tidak lebih dari gema kepercayaan Kristen yang tidak benar pada masa itu. Dalam Origine de tous les cultes (1795), Dupuis mengidentifikasi ritus pra-Kristen di Suriah Raya, Mesir Kuno, dan Persia, sebagai perwakilan kelahiran dewa dari seorang perawan pada titik balik musim dingin, dan berargumen bahwa ritus-ritus tersebut berdasarkan pada kenaikan musim dingin rasi bintang Virgo. Ia meyakini bahwa peristiwa tahunan tersebut dialegorikan sebagai dewa-dewa matahari, seperti Sol Invictus, yang menghabiskan masa kecil mereka dalam ketidakjelasan (ketinggian rendah matahari setelah titik balik), lalu wafat (musim dingin), dan bangkit kembali (musim semi). Dupuis juga menyatakan bahwa injil Yahudi dan Kristen dapat diinterpretasikan sebagai pola matahari: jatuhnya manusia dalam dosa pada Kitab Kejadian merupakan alegori dari kesulitan akibat musim dingin, dan kebangkitan Yesus mewakili meningkatnya kekuatan matahari dalam Aries pada equinox musim semi.[10] Volney, yang menulis sebelum Dupuis tetapi menggunakan beberapa naskah Dupuis, banyak mengikuti argumen Charles Franois Dupuis. Pada Les Ruines, ia memiliki pemikiran yang berbeda, bahwa kisah kitab suci bukan sengaja dibuat sebagai alegori yang berlandaskan mitologi matahari, tetapi disusun secara organis ketika pernyataan alegoris sederhana seperti "perawan telah melahirkan" disalahartikan sebagai sejarah. Volney lebih lanjut berpisah dari Dupuis dengan memungkinkan bahwa ingatan tokoh historis mungkin telah berkontribusi terhadap Kristen ketika mereka terintegrasi dengan mitologi matahari.[10] Napoleon, yang mengenai Volney, kemungkinan mendasarkan opininya dari karya Volney, ketika ia menyatakan secara pribadi pada Oktober 1808 bahwa keberadaan Yesus merupakan pertanyaan terbuka.[9] Kritikus berargumen bahwa Volney dan Dupuis mendasarkan pandangan mereka pada data sejarah yang terbatas.[11] [sunting] David Strauss

David Strauss berargumen bahwa hanya sedikit fakta yang dapat diketahui mengenai Yesus, dan sisanya merupakan mitos.[12] Teolog Jerman David Strauss (18081874) mengakibatkan skandal di Eropa karena tulisannya yang berjudul Das Leben Jesu (1835). Ia berargumen bahwa beberapa kisah mengenai Yesus merupakan mitos. David Strauss juga menyimpulkan bahwa masyarakat Kristen awal membuat materi berdasarkan kisah dan konsep Perjanjian Lama. Teolog Thomas L. Thompson menulis bahwa Strauss memandang pengembangan mitos bukan sebagai penipuan, tetapi merupakan hasil dari khayalan.[13] Thompson menulis bahwa pengaruh Strauss terhadap pembelajaran kitab suci berjangkauan luas.[13] James Beilby dan Paul Eddy menyatakan Strauss tidak berargumen bahwa Yesus merupakan tokoh buatan, tetapi secara historis mungkin hanya ada sedikit fakta yang menerangkan mengenai dirinya. Mereka mencatat bahwa pandangan Strauss sangat kontroversial, dan keyakinan anti-dogmanya sangat jelas.[12] [sunting] Bruno Bauer

Pandangan Bruno Bauer dianggap tidak lazim sehingga ia kehilangan kariernya sebagai pengajar di Universitas Bonn tahun 1842. Sejarawan Jerman Bruno Bauer (18091882) mengambil argumen Strauss dan membawanya ke titik yang lebih jauh. Ia berargumen bahwa Yesus merupakan tokoh buatan. Maka Bruno Bauer menjadi salah satu pendukung utama teori mitos Yesus.[12] Bauer menyatakan bahwa injil Yohanes bukan catatan sejarah, tetapi merupakan adaptasi gagasan politik dan religius tradisional Yahudi mengenai Mesias dari konsep filosofis Philo mengenai logos. Beralih ke injil Matius dan Lukas, Bauer mengikuti kritik sebelumnya mengenai ketergantungan injil-injil tersebut pada narasi Markus, sementara menolak pandangan bahwa injil-injil tersebut berasal dari tradisi umum selain Markus yang dinyatakan hilang oleh para ahli

(sumber Q). Bagi Bauer, kemungkinan ini dikesampingkan karena kisah mengenai kelahiran Yesus yang bertentangan pada Matius dan Lukas, dan juga karena sifat pada materi non-Markus kemungkinan masih berkembang dari gagasan Markus. Bauer menyimpulkan bahwa Matius bergantung pada Lukas untuk isi yang hanya ditemukan pada dua injil tersebut. Maka, karena dalam pandangannya tradisi kitab suci berasal dari satu pengarang (Markus), Bauer merasa bahwa hipotesis karakter buatan sangat mungkin. Ia lebih lanjut meyakini bahwa tidak ada harapan akan datangnya Mesias di antara orang Yahudi pada masa Tiberius, dan penggambaran Markus mengenai Yesus sebagai Mesias merupakan retrojeksi kepercayaan dan praktik Kristen selanjutnya - interpretasi yang dikembangkan Bauer sampai ke beberapa kisah khusus yang diceritakan dalam injil. Meskipun Bauer tetap terbuka pada pertanyaan apakah Yesus ada atau tidak, pandangannya cukup tidak lazim sehingga pada tahun 1842 ia kehilangan kariernya sebagai pengajar di Bonn.[14] Pada A Critique of the Gospels and a History of their Origin yang diterbitkan tahun 18501851, Bauer berargumen bahwa Yesus tidak pernah ada. Penjelasan komprehensif Bauer mengenai asal usul Kristen muncul pada tahun 1877 dalam Christ and the Caesars. Ia mengusulkan bahwa agama tersebut adalah perpaduan stoisisme, dengan teologi Yahudi Philo yang dikembangkan oleh Yahudi pro-Romawi seperti Josephus.[15] Bauer menyimpulkan bahwa asal usul Kekristenan bukan dari Yahudi,[16] dan pergerakan Kristen berasal dari Roma dan Alexandria, bukan Palestina.[14] [sunting] Mazhab Belanda radikal Pada tahun 1870-an dan 1880-an, sekelompok ahli yang berhubungan dengan Universitas Amsterdam, mengikuti Bauer dengan menolak otentisitas surat-surat Paulus, dan mengambil pandangan negatif terhadap nilai historis kitab suci. Pada kelompok yang dijuluki "mazhab Belanda radikal" ini, keberadaan Yesus ditolak oleh Allard Pierson, pemimpin pergerakan, S. Hoekstra, dan Samuel Adrian Naber. A. D. Loman berargumen pada tahun 1881 bahwa semua tulisan pada Perjanjian Baru berasal dari abad ke-2, dan meragukan bahwa Yesus adalah tokoh historis, tetapi selanjutnya mengatakan bahwa inti kitab suci memang asli.[17] Pada tahun 1907, G. J. P. J. Bolland menyatakan bahwa Kristen telah berevolusi dari gnostisisme, dan Yesus adalah tokoh yang mewakili gagasan Gnostik mengenai Tuhan.[18]

[sunting] Abad ke-20


Pada awal abad ke-20, beberapa penulis menulis argumen mereka mengenai keberadaan Yesus, dari yang ilmiah hingga fantastis. Pendukung teori ini menarik pada karya teolog liberal, yang mencoba menampik nilai sumber Yesus diluar Perjanjian Baru, dan membatasi perhatian mereka terhadap Markus dan hipotesis dokumen Q.[17] Mereka juga menggunakan berkembangnya Religionsgeschichte-sejarah agama-yang menemukan sumber gagasan Kristen pada kultus misteri Yunani dan Oriental, daripada di Palestina.[19] Joseph Klausner menulis bahwa ahli kitab suci "mencoba sekuat mungkin untuk menemukan sesuatu yang bukan Yahudi pada Yesus sebagai tokoh sejarah; tetapi dalam sejarah sesungguhnya, mereka tidak menemukan apa-apa, karena sejarah ini telah dikurangi hingga nol. Maka tidak heran jika pada awal abad ini, bangkit pandangan abad ke-18 dan 19 bahwa Yesus tidak pernah ada."[20] [sunting] J. M. Robertson J. M. Robertson (18561933), seorang jurnalis Skotlandia, berargumen pada tahun 1900 bahwa kepercayaan Mesias yang wafat muncul sebelum periode Perjanjian Baru pada sekte yang dikenal sebagai Ebionite atau Nazarene, dan kelompok tersebut telah mengharapkan Mesias bernama Yesus. Dalam pandangannya, dasar tambahan tetapi kurang signifikan bagi

kepercayaan Kristen awal mungkin merupakan tokoh Yesus Pandira yang dihukum mati. Tokoh ini ada pada Talmud sekitar tahun 100 SM.[21] Robertson menulis bahwa, meskipun surat-surat Paulus dari Tarsus merupakan tulisan Kristen paling awal yang masih ada, surat-surat tersebut lebih banyak berbicara tentang teologi dan moralitas, sementara perihal kehidupan Yesus cenderung diabaikan. Robertson menuduh acuan mengenai dua belas rasul dan Perjamuan Kudus Yesus sebagai interpolasi, dan menyatakan bahwa figur Yesus dalam surat-surat Paulus hanya disebutkan sebagai penyelamat yang disalibkan dan "bukan sebagai guru atau pembawa mukjizat".[22] Maka Robertson menyimpulkan bahwa elemen-elemen injil yang terkait dengan ciri Yesus tersebut berkembang pada masa berikutnya, kemungkinan di antara orang-orang non-Yahudi yang dikristenkan oleh evangelis Yahudi seperti Paulus.[23] Kelompok non-Yahudi yang dikristenkan ini menggambarkan penyaliban dan kebangkitan Yesus dalam drama misteri. Dalam drama tersebut, untuk memisahkan pemujaan dari Yudaisme, penghukuman mati Yesus dikaitkan dengan penguasapenguasa Yahudi, dan pengkhianatan terhadap Yesus kepada seorang Yahudi (Ioudaios, disalahpahami sebagai Yudas). Menurut Robertson, drama semacam itu akan berkembang menjadi injil. Kekristenan akan mencoba memperbesar daya tariknya terhadap orang-orang nonYahudi dengan menggunakan mitos dalam kultus pagan dengan tambahan Yudaik - contohnya, mukjizat penyembuhan Yesus berasal dari Asclepius, pemberian makan kepada ribuan orang dari Dionysus, ekaristi dari penyembahan Dionysus dan Mithra, dan berjalan di atas air dari Poseidon. Status Yesus sebagai keturunan Daud, dan mukjizatnya yang membangkitkan anak seorang janda dari kematian, adalah untuk menghormati harapan orang Yahudi akan juru selamat. Meskipun penggambaran Yesus sebagai logos dalam injil Yohanes tampak keyahudian, Robertson menyatakan bahwa konsep tersebut berasal dari fungsi Mithra, Thoth, dan Hermes sebagai perwakilan Tuhan tertinggi.[24] [sunting] William Benjamin Smith Pada saat yang sama, William Benjamin Smith (18501934), seorang professor matematika di Universitas Tulane, New Orleans, menulis dalam buku-bukunya, bahwa sumber-sumber Kristen awal, terutama surat-surat Paulus, menekankan ketuhanan Kristus, dan sama sekali tidak menjabarkan pribadi manusianya, sehingga keberadaan manusia bernama Yesus menjadi tidak masuk akal.[25] Smith meyakini bahwa Kekristenan berasal dari kultus Yesus pra-Kristen, yaitu dalam sekte Yahudi yang telah menyembah tokoh ilahi bernama Yesus ratusan tahun sebelum kelahiran Yesus.[26] Ia berargumen bahwa bukti untuk kultus ini dapat ditemui pada penyebutan Hippolytus mengenai Naassenes dan laporan Epiphanius perihal sekte Nazareth yang telah ada sebelum Yesus. Maka, detail sejarah dalam Perjanjian Baru dibentuk oleh masyarakat Kristen awal dari cerita-cerita Yesus pra-Kristen.[27] Smith juga membantah nilai historis tulisan penulis non-Kristen mengenai Yesus, terutama Josephus dan Tacitus.[28] [sunting] Arthur Drews

Menurut The New York Times, debat umum Arthur Drews merupakan salah satu diskusi teologi paling luar biasa semenjak masa Martin Luther. Arthur Drews (18651935), seorang profesor filsafat di Technische Hochschule, Karlsruhe, Jerman, dalam bukunya Mitos Kristus (Die Christusmythe) yang diterbitkan pada tahun 1909, mempertahankan gagasan bahwa Kekristenan merupakan kultus Gnostik Yahudi yang menyebar dengan mengambil aspek-aspek dalam filsafat Yunani dan kisah hidup-mati-bangkit dewa-dewa lain. Drews menulis bahwa tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah tokoh mitos, dan tidak ada alasan untuk menganggap bahwa tokoh tersebut pernah ada.[29]

Lenin mendukung argumen Drew. Karyanya cukup populer hingga teolog dan sejarawan penting menyebut argumennya dalam beberapa jurnal agama.[30] Untuk menanggapi, Drews ikut serta dalam debat-debat umum. Debat yang paling terkenal berlangsung pada tahun 1910 pada tanggal 31 Januari dan 1 Februari di Taman Zoologi Berlin. Drews berhadapan dengan Hermann von Soden dari Universitas Berlin. Debat tersebut disaksikan oleh 2.000 orang, termasuk teolog-teolog penting.[31] The New York Times menyebutnya sebagai salah satu diskusi teologi paling luar biasa semenjak masa Martin Luther. Koran-koran melaporkan bahwa argumennya sangat grafis hingga beberapa perempuan harus dibawa keluar dari balai karena berteriak histeris, sementara seorang perempuan duduk di kursi dan meminta Tuhan untuk membunuh Drews.[31] Di Uni Soviet, karya Drews lebih didukung. Beberapa edisi Mitos Kristus diterbitkan di Uni Soviet dari awal tahun 1920-an hingga seterusnya, dan argumennya dimasukkan dalam buku pelajaran sekolah dan universitas.[32] Pemimpin Soviet Vladimir Lenin (18701924) mendukung argumen Drews, dan menyatakan bahwa dalam perjuangan melawan obskurantis religius, sangat penting untuk bersatu dengan orang-orang seperti Drews.[33] [sunting] Paul-Louis Couchoud Paul-Louis Couchoud (18791959) adalah seorang dokter Perancis yang juga berprofesi sebagai penulis.[34] Ia mengembangkan gagasan mitos Yesus dalam esai-esai dan buku-bukunya, contohnya Enigma of Jesus (1924), The Mystery of Jesus (1925), Jesus the God Made Man (1937), The Creation of Christ (1939), Story of Jesus (1944), dan The God Jesus (1951).[35] Teolog Walter P. Weaver menulis bahwa Couchoud menolak Talmud dan catatan Josephus, Suetonius, dan Tacitus sebagai bukti. Mengenai Perjanjian Baru, ia berargumen bahwa Paulus tidak ada hubungannya dengan Yesus, dan bahwa injil Markus merupakan sumber untuk injil Lukas dan Yohanes. Couchoud menyatakan bahwa injil Markus bukan tulisan sejarah, tetapi merupakan tafsiran terhadap kisah dan ingatan Kristen awal. Ia juga berargumen bahwa afirmasi Paulus akan ketuhanan Yesus bersama dengan Yahweh (Tuhan) merupakan bukti bahwa Yesus tak sungguh ada, karena tidak ada orang Yahudi yang akan melakukannya. Bagi Couchoud, Yesus hanyalah salah satu bagian dari imajinasi Paulus.[34] [sunting] Penulis abad ke-20 lain

Bertrand Russell meragukan bahwa Yesus pernah ada. G. J. P. J. Bolland (18541922) menyatakan pada tahun 1907 bahwa Kekristenan berkembang dari Gnostisisme, dan bahwa Yesus hanyalah tokoh simbolik yang melambangkan gagasangagasan Gnostik mengenai Tuhan.[36] G. R. S. Mead (18631933), anggota Theosophical Society, menulis dalam karyanya Did Jesus Live 100 B.C.? (1903), bahwa Yesus adalah tokoh sejarah, tetapi Talmud menekankan bahwa Ia disalibkan sekitar tahun 100 SM, yang berarti bahwa Yesus versi Injil hanyalah gagasan mitos.[37] Filsuf Britania Bertrand Russell (18721970) menyatakan dalam ceramahnya pada tahun 1927, "Why I Am Not a Christian", yang disampaikan kepada National Secular Society di Balai Kota Battersea, London, bahwa secara historis keberadaan Yesus cukup meragukan, dan jika Ia memang ada, kita tidak tahu apa-apa mengenai-Nya. Kendati berkata seperti itu, Russell tidak mengembangkan gagasan ini lebih lanjut.[38]

[sunting] Abad ke-21


[sunting] G.A.Wells Graham Stanton menulis pada tahun 2002 bahwa argumen-argumen yang paling sempurna dan rumit dari para tokoh dikemukakan oleh G.A.Wells, pensiunan professor Jerman di Birkbeck College, London, dan penulis buku Did Jesus Exist? (1975), The Jesus Legend(1996), The Jesus Myth (1999), Can We Trust the New Testament? (2004), dan Cutting Jesus Down to Size (2009).[39] Teolog berkebangsaan Inggris Kenneth Grayston menyarankan para penganut Kristen untuk mengenali berbagai permasalahan yang diangkat oleh Wells, namun Alvar Ellegrd mencatat bahwa masih ada sebagian besar pandangan-pandangan Wells yang tidak didiskusikan oleh para teolog.[40] Wells mendasarkan argumennya pada pandangan akan para ahli Perjanjian Baru yang mengakui bahwa kitab-kitab yang ada merupakan sumber yang ditulis jauh setelah kematian Yesus oleh orang-orang yang tidak mengenalnya secara personal. Sebagai tambahan, Wells menulis, bahwa kalimat-kalimat yang termuat semata-mata termotivasi secara Kekristen dan teologi, juga mengenai orangtua Yesus, tempat lahirnya, pengajarannya, percobaannya, atau penyalibannya.[41] Bagi Wells, sosok Yesus dari Kekristenan paling awal adalah murni sebuah mitos, yang berasal dari spekulasi-spekulasi mistis dimana tradisi Kebijaksanaan Yahudi menjadi sumbernya. Menurut pandangan ini, strata paling awal dari literatur Perjanjian Baru menghadirkan Yesus sebagai "tokoh berbasis supernatural yang samar-samar keberadaannya di bumi sebagai manusia pada suatu periode tidak pasti di masa lalu".[42] Dalam The Jesus Myth, Wells mengemukakan bahwa dua narasi Yesus berfusi menjadi satu: Yesus mistis yang diceritakan Paul, dan sedikitnya keberadaan Yesus yang ajaran-ajarannya dipertahankan dalam sumber Q, sumber umum bersifat hipotesis dari injil Matius dan Lukas.[43] Ahli alkitab Robert Van Voorst mengatakan bahwa dengan argumen ini Wells telah melakukan sesuatu yang kontroversial.[44] Wells menulis bahwa dirinya termasuk dalam kategori kelompok

yang menyangkal keberadaan Yesus, namun berita-berita tersebut sangat tidak dapat dipercaya sehingga kita hanya dapat mengetahui sedikit ataupun tidak sama sekali mengenai pribadinya.[45] Ia menyangkal, contohnya, bahwa cerita mengenai eksekusi Yesus yang dilakukan Pilatus bukanlah sebuah peristiwa yang ada dalam sejarah.[46] Ia menuliskan dalam 2000: "[J.D.G. Dunn] berkeberatan [pada tahun 1985] bahwa, dalam karya saya yang kemudian diteremahkan, saya telah, secara masuk akal, mengasumsikan bahwa, dalam 30 tahun dalam kitab Paulus, telah terjadi evolusi "seperti sebuah.. kumpulan tradisi mengenai sebuah figur tidak-nyata seperti yang ada dalam sumber injil-injil" (The Evidence for Jesus, hal.29). Pandangan saya saat ini adalah: kumpulan ini tidak seluruhnya setelah-masa-rasul-Paulus (Q dalam bentuk paling awalnya mungkin dari sekitar abad ke-40 Masehi), dan tidak seluruhnya sersifat mistis. Poin yang penting, dalam pandangan saya, yakni apa yang asli dalam materi ini mengacu pada sebuah tokoh yang tidak diidentifikasikan dengan Kristus yang mati dan bangkit pada kerasulan awal.[42] [sunting] Alvar Ellegrd Alvar Ellegrd (1919-2008), seorang professor Bahasa Inggris di Universitas Gothenburg, mengembangkan gagasan Wells dan Couchound dalam bukunya Myten om Jesus (1992), mengargumenkan bahwa Yesus pada intinya adalah sebuah mitos dan fiksi dari injil, yang diciptakan untuk memberikan substansi pada cerita-cerita berlebihan dari Paulus dan para rasulnya, dimana Yesus hadir sebagai mesiah. Ia menentang bahwa poin dari surat-surat Paul kepada Penyebaran Yahudi adalah untuk menunjukkan bahwa Hari Kiamat sudah dekat, cerita ke-mesiah-an yang sangat umum dalam komunitas Yahudi pada masa itu. Lama kemudian setelah jelas bahwa Hari Kiamat tidak mendatangi mereka, para pengikut Paulus ingin mengetahui lebih jauh mengenai Yesus, dan karena hanya ada sedikit cerita yang dapat diberikan, injil-injil disatukan untuk melengkapi sbeuah gambaran, menggunakan bagian-bagian dari Perjanjian Lama yang telah lama diinterpretasikan oleh Yahudi sebagai petunjuk akan mesiah.[40] Ellegrd menuliskan bahwa posisinya berbeda dengan Drews dan Couchound. Seperti G.A. Wells, Ia percaya bahwa surat-surat Paulus menunjukkan bahwa Paulus dan para pengikutnya percaya bahwa cerita Paulus adalah mengenai seseorang yang nyata. Ellegrd mengembangkan argumen yang diajukan oleh Andr Dupont-Sommer dan John Allegro, dan mengidentifikasikan Yesus dalam cerita Paulus sebagai "Guru Kebajikan Essene" yang diungkapkan dalam Naskah Laut Mati, namun ia berargumen bahwa ini bukan sosok Yesus dalam injil. Bagi Ellegrd, sosok yang dibayangkan Paulus adalah pendiri Essene, atau para-Essene, jemaat yang dituju Paulus, seseorang yang kemungkinan hidup pada abad ke-2 atau awal abad pertama SM, meskipun Ellegrd mengakui ketiadaan bukti akan seorang Yesus yang cocok dengan deskripsi ini, atau bukti bahwa Guru Kebajikan disalibkan. Ia menuduh para teolog modern telah gagal mengemban tanggungjawab mereka sebagai ahli. Ia berargumen bahwa posisi mereka dogmatis, seringkali disembunyikan "di bawah sampul bahasa yang mebingungkan,"[47] bahwa mereka seringkali terkait dengan gereja-gereja Kristen, dan bahwa telah terjadi kegagalan komunikasi antara mereka dengan para ahli di bidang-bidang lain, yangmana membawa pada pengisoliran penelitian teologi dari debat ilmiah di lain tempat.[40] [sunting] Robert M. Price

Ahli Perjanjian Baru Robert Price menyatakan bahwa kita tidak akan pernah tahu apakah Yesus sungguh ada atau tidak, kecuali jika buku harian atau tulang belulangnya ditemukan.[48] Ahli Perjanjian Baru dari Amerika Robert M. Price mempertanyakan historisitas Yesus dalam serangkai buku, termasuk Deconstructing Jesus (2000), The Incredible Shrinking Son of Man (2003), dan Jesus is Dead (2007), serta The Historical Jesus: Five Views (2009). Price merupakan anggota Jesus Seminar, sebuah kelompok penulis dan ahli yang mempelajari historisitas Yesus, yang berargumen bahwa image Kristus dari Kristen merupakan bentuk teologikal yang kedalamnya jejak-jejak Yesus dari Nazaret telah dikarang.[49] Mantan Pastor Pembaptis, Price menulis bahwa Ia awalnya adalah seorang pembela pada pertanyaan historisYesus tetapi menjadi tersadarkan dengan berbagai argumen. Tahun demi tahun, Ia menyadari semakin sulitnya menyingkapkan posisi yang mempertanyakan keberadaan Yesus sepenuhnya. Diluar ini, Ia tetap mengambil bagian dalam Ekaristi setiap minggu, menganggap keyakinan Kristus sebagai yang lebih penting karena, menurutnya, mungkin tidak ada yang lainnya.[50] Price percaya bahwa Kekristenan merupakan sebuah penggabungan mitologi yang disejarahkan terutama dari mitologi Mesir, Yahudi, dan Yunani.[51] Ia menuliskan bahwa semua orang yang menyertai teori mitos Yesus mendasarkan argumen mereka pada tiga point kunci. Pertama, mereka bertanya mengapa tidak pernah disebutkan seorang Yesus pembuat-keajaiban dalam sumber-sumber sekular. Kedua, mereka berargumen bahwa surat-surat, yang ditulis sebelum injil, tidak memberi bukti nyata sejarah - apa yag dapat ditarik dari surat-surat tersebut, menurutnya, adalah bahwa Yesus Kristus, putra Tuhan, datang ke dunia untuk mati sebagai pengorbanan demi dosa manusia dan diangkat oleh Tuhan serta ditahtakan di surga. Rukun ketiga adalah bahwa naratif Yesus diparalelkan dalam mitos-mitos Timur Tengah tentang dewadewa yang matiu dan bangkit. Ia menyebutkan Baal, Osiris, Attis, Adonis, dan Dumuzi/ Tammuz sebagai contoh, yang kesemuanya, Ia menuliskan, berhasil masuk ke dalam periode Helenistik dan Romawi sehingga mempengaruhi Kekristenan awal. Ia menuliskan bahwa pendukung Kristen telah berusaha untuk meminimalisir ke-paralel-an ini.[8] Ia berpendapat bahwa jika metodologi yang tepat diaplikasikan dengan konsistensi yang kejam, maka manusia akan berada dalam pemikiran agnostik sehubungan dengan historisitas Yesus.[48] [sunting] Para penulis abad ke-21 lainnya Thomas L. Thompson, pensiunan professor teologi di University of Copenhagen, berargumen dalam The Messiah Myth (2005) bahwa Yesus dalam injil tidak pernah ada, dan bahwa ceritacerita yang ada merupakan kombinasi dari mitos wilayah Near East dan cerita mengenai raja dan ketuhanan. Ia berpendapat bahwa para pendengar yang hidup sezaman dengan injil pastilah mengerti, bahwa cerita-cerita tersebut bukan dimaksudkan sebagai sejarah.[52]

Richard Dawkins menulis dalam bukunya bahwa terdapat argumen kuat untuk menyangkal bahwa Yesus pernah ada.[53] Penulis Kanada Earl Doherty dalam The Jesus Puzzle (2005) dan Jesus: Neither God Nor Man The Case for a Mythical Jesus (2009) berpendapat bahwa Yesus sebenarnya dimaksudkan sebagai sebuah mitos yang berasal dari paham Middle Platonism dengan sebagian pengaruh mistis Yahudi, dan keyakinan akan keberadaan Yesus muncul hanya diantara komunitas Kristen pada abad ke-2. Ia menuliskan bahwa tidak satupun pengikut sebelum tahun 180, kecuali Justin dan Aristides dari Athena, yang memperhitungkan keberadaan Yesus dalam perjuangan Kekristenan mereka. Malahan para penulis Kristen awal menggambarkan sebuah gerakan Kekristenan yang didasarkan pada filosofi Plato dan Judaisme Helenistik, menyarankan pemujaan akan monoteistik dewa Yahudi dan apa yang disebutnya "Putera bertipe-logos". Doherty berpendapat bahwa Theophilus dari Antiokhia (c. 163182), Athenagoras dari Athena (c. 133190), Tatian orang Asiria (c. 120180), dan Marcus Minucius Felix (penulisan sekitar tahun 150270) tidak memberikan indikasi bahwa mereka meyakini sesosok figur historis disalibkan dan hidup kembali, dan nama Yesus tidak muncul dalam tulisan manapun.[54] Acharya S mempertahankan posisi dimana injil kanonik menampilkan kreasi akhir abad ke-2 menggunakan naskah-naskah Perjanjian Lama yang bersifat "ramalan" sebagai cetakbirunya, dikombinasikan dengan penambalan lain yang lebih tua, yakni konsep Pagan dan Yahudi, dan oleh karena itu Kekristenan diciptakan untuk bersaing dengan agama-agama lain yang populer pada masa itu. Pada tahun 2000-an, sejumlah buku dan film berasosiasi dengan gerakan New Atheism yang mempertanyakan eksistensi Yesus. Termasuk buku The God Delusion (2006) karya Richard Dawkins, mantan professor Oxford University di bidang pengertian umum sains; God:The Failed Hypothesis (2007) karya fisikawan Amerika Victor Stenger; dan God Is Not Great (2007) karya penulis Inggris Christopher Hitchens. Dawkins, menunjuk G.A. Wells, menganggap injil sebagai versi pengulangan dari Kitab Ibrani, dan menuliskan bahwa kemungkinan Yesus pernah ada, namun terdapat argumen kuat untuk menyangkal hal tersebut, walaupun bukan yang didukung secara luas.[53] Pendapat Strenger adalah bahwa para penulis injil dipinjam dari beberapa sekte Timur Tengah.[55] Hitchens berpendapat bahwa hanya ada sedikit atau tidak sama sekali bukti kehidupan Yesus, berbeda dengan nabi Muhammad.[56] Beberapa film yang mengacu pada hal ini adalah The God Who Wasn't There (2005), Zeitgeist (2007), dan Religulous (2008).[57]

[sunting] Argumen-argumen sanggahan


Teori mitos Yesus tidak pernah diterima di kalangan ahli atau sejarawan Alkitab.[58][59][60][61][62][63][64][65][66][67][68][69] Beberapa argumen awal yang menentang teori ini meliputi pendekatan satir oleh Richard Whately dan Jean-Baptiste Prs berjudul "Keraguan

Historis terhadap Napoleon Bonaparte" (1819) dan "Grand Erratum" (1827) yang mempertanyakan keberadaan Napoleon, bahkan selama masa hidup sang kaisar.[70] Pada 1914, Fred C. Conybeare menerbitkan The Historical Christ. Pada karya tersebut ia menentang J.M. Robertson, Arthur Drews, dan William Benjamin Smith.[71] Jejaknya diikuti oleh ahli kitab suci Perancis Maurice Goguel, yang menulis Yesus dari Nazaret: Mitos atau Sejarah? pada tahun 1926. Goguel berpendapat bahwa bukti prima facie untuk Yesus historis berasal dari kesepakatan pada keberadaannya di antara orang-orang Kristen Ortodoks kuno, para Dosetis, dan para penentang Kekristenan. Goguel melanjutkan untuk menguji teologi surat-surat Paulus, surat-surat Perjanjian Baru lainnya, injil-injil, dan Kitab Wahyu, serta kepercayaan pada kebangkitan dan keilahian Yesus, berpendapat bahwa dalam setiap kasus, pandangan Kristen awal adalah paling baik dijelaskan dengan tradisi yang berasal dari sebuah Yesus historis belakangan ini.[72] Edisi selanjutnya dari The Quest of the Historical Jesus karya Albert Schweitzer berisi bagian panjang tentang teori mitos Yesus, menyimpulkan "bahwa keberadaan Yesus adalah sangat mungkin, sedangkan kebalikannya adalah sangat tidak mungkin."[73] Sanggahan-sanggahan lebih lanjut dihasilkan sepanjang abad ke-20, termasuk Evidence for Jesus (1986) oleh R.T. France, Jesus Outside the New Testament (2000) oleh Robert Van Voorst, dan The Jesus Legend: A Case for the Historical Reliability of the Synoptic Jesus Tradition (2007), oleh Robert Van Voorst dengan dibantu Paul Eddy dan Greg Boyd.

[sunting] Beberapa pembuktian


Berbeda dengan pandangan Bruno Bauer, ahli modern percaya bahwa Markus bukan satusatunya sumber di balik injil sinoptik. Pandangan utama saat ini, yaitu hipotesis dua sumber, mendalilkan bahwa injil Sinoptik didasarkan paling tidak pada dua sumber independen (Markus dan "Q"), dan berpotensi sebagai sebanyak empat (Markus, "Q", "M", dan "L").[74]

[sunting] Surat-surat Paulus

Paulus, 1410 (Tretyakov Gallery, Moscow) Penyusunan surat-surat Paulus umumnya di antara tanggal 50 dan 64 M, Sekitar dua sampai tiga dekade setelah tanggal konvensional yang diberikan untuk kematian Yesus. Paulus tidak mengenal Yesus berdasar sejarah. Dia hanya mengaku telah mengenalnya, 'sebagai salah satu yang lahir pada waktunya' yakni sebagai Yesus yang 'bangkit'.[75][76] Banyak ahli Alkitab beralih kepada surat-surat Paulus untuk mendukung argumen mereka terhadap Yesus berdasar sejarah.[77] Teolog James D.G. Dunn berpendapat bahwa Robert Price mengabaikan apa yang orang lain di lapangan menganggapnya sebagai data primer.[78] Ahli Alkitab F.F. Bruce (1910-1990) menulis bahwa, menurut surat-surat Paulus, Yesus adalah

seorang Israel, keturunan Abraham (Gal 3:16) dan Daud (Rm. 1:3); yang hidup di bawah hukum Yahudi (Galatia 4:4); yang dikhianati, dan pada malam pengkhianatan menetapkan peringatan perjamuan roti dan anggur(I Korintus 11:23ff); yang menanggung hukuman penyaliban Romawi (I Kor. 1:23; Gal. 3:1, 13, 6:14, dll), meskipun penguasa Yahudi, entah bagaimana terlibat dalam kematian-Nya (I Tesalonika 2:15); yang telah dikuburkan, bangkit pada hari ketiga dan setelah itu terlihat hidup, termasuk pada suatu kesempatan disaksikan oleh lebih dari 500, yang sebagian besar masih hidup 25 tahun kemudian (I Korintus 15:4ff)[79] Surat-surat Paulus mengatakan bahwa Paulus mengenal dan bertemu dengan tokoh-tokoh penting dalam pelayanan Yesus, termasuk rasul Petrus dan Yohanes, serta Yakobus saudara Yesus, yang juga disebutkan dalam Josephus. Dalam surat-suratnya, Paulus pada kesempatan menyinggung dan mengutip ajaran Yesus, dan dalam 1 Korintus 11 mengisahkan tentang Perjamuan Terakhir.[79]

[sunting] Josephus
Informasi lebih lanjut: Testimonium Flavianum Louis Feldman berpendapat bahwa tulisan-tulisan dari abad pertama sejarawan Yahudi Josephus (37 - sekitar 100 M) mengandung dua referensi karakter Yesus. Salah satunya, kiasan Josephus dalam The Antiquities of the Jews (sekitar 94 M) dengan kematian Yakobus, menggambarkan Yakobus sebagai "saudara Yesus, yang disebut Kristus", memberikan bukti independen dari komunitas Kristen awal.[80] Referensi yang lebih lengkap Josephus kepada Yesus, yang dikenal sebagai Testimonium Flavianum, sementara dianggap oleh banyak spesialis mengandung interpolasi, namun diyakini oleh beberapa ahli untuk mempertahankan sebuah komentar asli tentang Yesus.[81]

[sunting] Prinsip permaluan


Filsuf Amerika Will Durant menerapkan kriteria permaluan pada pertanyaan mengenai keberadaan Yesus. Dia berpendapat bahwa jika injil adalah sepenuhnya imajiner, isu-isu tertentu tidak mungkin dimasukkan, seperti persaingan para rasul untuk tempat-tempat yang tinggi di dalam kerajaan Allah, pelarian mereka setelah penangkapan Yesus, penyangkalan Petrus, kegagalan Yesus untuk melakukan mujizat di Galilea, referensi untuk kemungkinan ketidakwarasannya, ketidakpastian awal untuk misinya, pengakuan tentang ketidaktahuan untuk masa depan, saat-saat yang pahit dan tangisan putus asa di atas kayu salib. Durant berpendapat bahwa sebuah narasi yang diciptakan mungkin secara ketat telah menyajikan Yesus sesuai dengan harapan mesianis.[82]

[sunting] Penolakan terhadap kesejajaran mitologis


Beberapa ahli Alkitab menentang gagasan bahwa materi awal yang berhubungan dengan Yesus dapat dijelaskan dengan referensi pada kesamaannya dengan mitologis pagan.[83] Paula Fredriksen, misalnya, menulis bahwa tidak ada tempat-tempat yang berarti dari pekerjaan Yesus yang berada di luar dari latar belakang Yudaisme Palestina abad pertama.[84] Pengajaran Alkitab juga umumnya menolak konsep dari keseragaman dewa yang mati dan bangkit kembali, keabsahan yang sering diandaikan oleh pembela teori mitos Yesus, seperti ahli Perjanjian Baru Robert Price. Tryggve Mettinger, mantan profesor Alkitab Ibrani di Universitas Lund, adalah salah satu akademisi yang mendukung konstruksi "dewa yang mati dan bangkit kembali", tetapi ia berpendapat bahwa Yesus tidak cocok dengan pola yang lebih luas.[85] Edwin Yamauchi berpendapat bahwa upaya yang lalu untuk menyamakan unsur biografi Yesus dengan tokoh-tokoh mitologis tidak memadai dengan diperhitungkan tanggal dan asal sumber mereka.[86] Edwyn R. Bevan dan Chris Forbes berpendapat bahwa para pendukung teori bahkan menciptakan unsur-unsur mitos pagan untuk mendukung pernyataan mereka terhadap paralelisme antara kehidupan Yesus dan kehidupan karakter mitologi pagan.[87] Sebagai contoh,

David Ulansey menunjukkan bahwa kesetaraan yang diklaim antara kelahiran Yesus dari perawan dengan asal-muasal Mithras gagal karena Mithras dilahirkan dalam keadaan dewasa, berpakaian sebagian, dan bersenjatakan sebuah batu,[88] yang kemungkinan telah disuntikkan.[89] S. G. F. Brandon dan lainnya berpendapat bahwa ide mengenai orang-orang Kristen mula-mula akan secara sadar menggabungkan mitos pagan ke dalam agama mereka adalah "secara intrinsik mustahil,"[90] yang dibuktikan dengan pertentangan keras yang dihadapi Paulus dari Kristen lainnya bahkan untuk konsesi kecil orang-orang percaya non Yahudi.[91]

How do Muslims view the Bible of today?


Muslims and Christians both agree that the Noble Quran does not agree with today's Bible in everything. Just because the Bible might disagree on something in the Noble Quran, it doesn't at all negate the claim of the Noble Quran or make it false. There is a certain flow of logic that the Noble Quran presents which we the Muslims believe that it is the truth. [Muslim dan kristen setuju bahwa Al-Quran tidak mengakui/menyetujui Bible saat ini secara keseluruhan. Hanya karena Injil mungkin tidak menyetujui sesuatu dalam AlQuran, itu tidak berarti mengklaim keseluruhan AlQuran salah. Ada beberapa arus logika yang AlQuran hadirkan dimana kami muslim meyakini bahwa itu adalah kebenaran] The Bible's contents today were not written by their original authors. For example, we read from the book of Matthew so many verses such as this one: [isi injil saat ini dahulu tidak ditulis oleh penulis aslinya. Sebagai contoh, kita membaca dari buku Matius banyak bagian/pasal seperti yang satu ini:] "...And as Jesus passed forth thence, HE (Jesus) saw a man, named Matthew, sitting at the receipt of custom: and HE (Jesus) saith unto HIM (Matthew), follow ME (Jesus) and HE (Matthew) arose, and followed HIM (Jesus). (Matthew 9:9)" [,,,dan Yesus berlalu, Dia (Yesus) melihat seorang laki-laki, bernana Matius, duduk di (receipt of costum) pendaftaran perbatasan: dan Dia (Yesus) berkata padanya (Matius), ikuti Aku (Yesus) dan dia (Matius) berdiri, dan mengikuti Dia (Yesus).] Did "Matthew" write this about himself? Why then didn't Matthew write for example: "he (Jesus) saw ME, and my name is Matthew. I was sitting at the receipt of custom" etc. [apakah Matius menulis sendiri ini? Lalu mengapa Matius tidak menulis seperti ini: Dia (Yesus) melihat saya, dan nama saya Matius, saya duduk di dan seterusnya] Similarly, we read in the books of Moses things such as "And the LORD said to Moses...", or "Moses went to that place....", etc... We also read in the Old Testament about Moses's burial. Now if Moses alone supposedly wrote his books, then how is it possible for him to write about his own burial when he is already dead??!! [sama halnya kita membaca kitab Musa seperti dan Tuhan berkata kepada Musa , atau Musa pergi ke tempat itu, dllkita juga membaca di dalam Perjanjian Lama mengenai penguburan Musa. Sekarang jika Musa sendiri yang menulis bukunya, lalu bagaimana mungkin dia menulis mengenai penguburan dirinya jika dia sudah mati?!!! Such evidence can be found in many places throughout the Old Testament and the New Testament. The so called "Original letters/Gospels" that were written in Greek and Hebrew, were written by third party people!

Bukti seperti ini dapat ditemukan di banyak tempat baik di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Yang disebut Surat Asli /Gospel yang ditulis dalam Yunani dan Hebrew (Yahudi), ditulis oleh orang ketiga! Consider the following few examples that consist of historical contradictions in the Bible: [perhatikan beberapa contoh yang berisikan kontradiksi sejarah di dalam injil:] II Samuel 10:18 talks about David slew the men of 700 chariots of the Syrians and 40,000 horsemen and Shobach the commander. I Chronicles 1:18 says that David slew the men of 7000 chariots and 40,000 footmen I Chronicles 9:25 says that Solomon had 4000 stalls for horses and chariots. I Kings 4:26 says that he had 40,000 stalls for horses Ezra 2:5 talks about an exile Arah having 775 sons. Nehemiah 7:10 talks about the same exile Arah having 652 sons. II Samuel 24:13 So God came to David, and told him, and said unto him, shall SEVEN YEARS OF FAMINE come unto thee in thy land? or will thou flee three months before thine enemies, while they pursue. thee? I Chronicles 21:11 SO God came to David, and said unto him, Thus saith the LORD, Choose thee. Either THREE YEARS OF FAMINE or three months to be destryed before thy foes, while that the sword of thine enemies overtaketh thee; How did Judas die? "And he cast down the pieces of silver into the temple and departed, and went out and hanged himself." (Matthew 27:5) "And falling headlong, he burst asunder in the midst, and all of his bowels gushed out." (Acts 1:18) 2 Samuel 6:23 Therefore MICHAL the daughter of Saul had no child unto the day of her death. 2 Samuel 21:8 But the king took the two sons of Rizpah the daughter of Aiah, whom she bare unto Saul, Armoni and Mephibosheth; and the five sons of MICHAL the daughter of Saul, whom she brought up for Adriel the son of Barzillai the Meholathite. 2 Kings 24:8 Jehoiachin was eighteen years old when he began to reign, and he reigned in Jerusalem three months. And his mother's name was Nehushta, the daughter of Elnathan of Jerusalem. 2 Chronicles 36:9 Jehoiachin was eight years old when he began to reign, and he reigned three months and ten days in Jerusalem: and he did that which was evil in the sight of the LORD. 26th year of the reign of Asa I Kings 16:6-8 36th year of the reign of Asa I 2 Chronicles 16:1 How old was Ahaziah when he began to reign? 22 in 2 Kings 8:26 42 in 2 Chronicle 22:2 Who was Josiah's successor? Jehoahaz - 2 Chronicle 36:1 Shallum - Jeremiah 22:11 Also, your original scriptures are all doubtful according to the Bible's own theologians and historians. It's quite hellarious that even the Bible itself admits that it has been tampered with and corrupted by man's garbage: [Juga, script asli semuanya meragukan berdasarkan para theologis Injil dan sejarawan. Cukup mencengangkan bahkan injil itu sendiri mengakui bahwa telah ditambahi dan korup (rusak) oleh sampah manusia:]

"`How can you say, "We [the Jews] are wise, for we have the law of the LORD," when actually the lying pen of the scribes has handled it falsely?' (From the NIV Bible, Jeremiah 8:8)" The Revised Standard Version makes it even clearer: "How can you say, 'We are wise, and the law of the LORD is with us'? But, behold, the false pen of the scribes has made it into a lie. (From the RSV Bible, Jeremiah 8:8)" And regarding who wrote the books and gospels of the Bible, well here is a sample of what the NIV Bible's theologians and historians wrote: [dan berdasarkan siapa yag menulis buku dan gospel dari injil, ini ada sebuah contoh mengenai apa yang para theologi dan sejarawan Injil NIV tulis:] "Serious doubts exists as to whether these verses belong to the Gospel of Mark. They are absent from important early manuscripts and display certain peculiarities of vocabulary, style and theological content that are unlike the rest of Mark. His Gospel probably ended at 16:8, or its original ending has been lost. (From the NIV Bible Foot Notes, page 1528)" [keraguan yang serius muncul pada ayat dari Gospel Markus. Mereka kehilangan bagian penting dari manuskrip awal dan menampilkan kalimat, gaya dan isi ketuhanan yang sepertinya bukan bagian akhir dari Markus. Gospelnya mungkin berakhir di 16:8, atau bagian akhir aslinya telah hilang.] "Although the author does not name himself, evidence outside the Scriptures and inferences from the book itself lead to the conclusion that the author was Luke. (From the NIV Bible Commentary, page 1643)" [walaupun penulisnya tidak menyebutkan namanya, bukti di luar dari scrip dan bagian dalam dari buku itu sendiri mengarahkan pada kesimpulan bahwa penulisnya adalah Lukas] "The writer of this letter does not identify himself, but he was obviously well known to the original recipients. (From the NIV Bible Commentary, page 1856)" [Penulis dari surat ini tidak mengidentifikasikan sendiri namanya, tetapi dia telah mengetahui dengan baik penirima aslinya] "The letter is difficult to date with precision....(From the NIV Bible Commentary, page 1905)" [surat itu sulit untuk dibuat presisi..] "It seems safe to conclude that the book, at least in its early form, dates from the beginning of the monarchy. Some think that Samuel may have had a hand in shaping or compiling the materials of the book, but in fact we are unsure who the final author or editor was. (From the NIV Bible Commentary, page 286)" [sepertinya aman untuk menyimpulkan bahwa buku, setidaknya pada bentuk sebelumnya, sesuai dengan awal dari monarki. Sebagian berpikir bahwa Samuel mungkin campur tangan dalam membentuk atau mengkompilasi materi dari buku, tapi faktanya kita tidak yakin siapa penulis terakhir atau editornya dulu] "Although, according to tradition, Samuel wrote the book, authorship is actually uncertain. (From the NIV Bible Commentary, page 322)" [walaupun, berdasarkan tradisi, Samuel menulis bukunya, penulis sebenarnya tidak biasa] "The date of the composition is also unknown, but it was undoubtedly during the monarchy. (From the NIV Bible Commentary, page 322)" [tanggal pembuatan juga tidak diketahui, tetapi itu tanpa ragu terjadi di jaman monarky] "The author is unknown. Jewish tradition points to Samuel, but it is unlikely that he is the author because the mention of David (4:17,22) implies a later date. (From the NIV Bible Commentary, page 360)"

[Penulisnya tidak diketahui. Tradisi yahudi menunjuk pada Samuel, tetapi sepertinya dia bukan penulisnya karena disebutkan di Daud (4:17,22) mengimplikasikan tanggal setelahnya] "Who the author was cannot be known with certainty since the book itself gives no indication of his identity. (From the NIV Bible Commentary, page 368)" [Siapa penulisnya tidak dapat diketahui secara pasti sejak buku itu sendiri tidak memberikan indikasi dari identitasnya] "There is little conclusive evidence as to the identity of the author of 1,2 Kings. (From the NIV Bible Commentary, page 459)" [ada bukti kesimpulan kecil untuk mengindetifikasi penulis dari Raja-Raja 1,2] "Whoever the author was, it is clear that he was familiar with the book of Deuteronomy. (From the NIV Bible Commentary, page 459)" [Siapapun penulisnya, jelas dia terbiasa dengan buku Deuteronomi] "According to ancient Jewish tradition, Ezra wrote Chronicles, Ezra and Nehemiah (see Introduction to Ezra: Literary Form and Authorship), but this cannot be established with certainty. (From the NIV Bible Commentary, page 569)" [berdasarkan pada tradisi Yahudi kuno, Uzair menulis Chronicles, Uzair dan Nehemiah (lihat pengenalan Uzair: Bentuk literar dan penulisan), tetapi ini tidak bisa di tentukan dengan pasti] "Although we do not know who wrote the book of Esther, from internal evidence it is possible to make some inferences about the author and the date of composition. (From the NIV Bible Commentary, page 707)" [walaupun kita tidak mengetahui siapa yang menulis buku Esther, dari bukti internal memungkinkan untuk memasukkan mengenai penulis dan tanggal dari isi] "The unknown author probably had access to oral and/or written sources....(From the NIV Bible commentary, page 722)" [penulis yang tidak dikenal mungkin memiliki akses untuk mengatakan dan atau menulis sumber] "Regarding authorship, opinions are even more divided....(From the NIV Bible Commentary, page 773)" [berdasarkan penulis, opini bahkan lebih terbagi.] etc...

You might also like