You are on page 1of 16

ARTIKEL KLIMATOLOGI ENERGI ANGIN

OLEH NURROHMAN 05101002041

Fakultas Pertanian Universitas sriwijaya Indralaya 2010

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi angin merupakan energi stokastik. Kadang angin berhembus, kadang tidak. Kita tidak yakin berapa banyak energi yang ada pada waktu waktu tertentu tetapi hal itu dapat diramalkan dengan suatu kemungkinan tertentu. Jelas terlihat bahwa tidak ada satu hubungan secara langsung antara si pemakai dan apa yang angin dapat tawarkan. Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi dan lain - lain. Kini turbin angin lebih banyak digunakan untuk mengakomodasi

kebutuhan listrik masyarakat, dengan menggunakan prinsip konversi energi. Walaupun sampai saat ini pembangunan turbin angin masih belum dapat menyaingi pembangkit listrik konvensional (seperti PLTD, PLTU dan lain lain), turbin angin masih lebih dikembangkan oleh para ilmuwan karena dalam waktu dekat manusia akan dihadapkan dengan masalah kekurangan sumber daya alam tak terbaharui (seperti batubara, minyak bumi) sebagai bahan dasar untuk membangkitkan listrik.

B. Tujuan Adapun tujuan utama penulisan artikel ini adalah : 1. Sebagai bahan untuk mempelajari dan memahami teknologi energi angin sebagai salah satu energi terbarukan dalam mengatasi efek pemanasan global, krisis bahan bakar dan krisis energi saat ini. 2. Memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program sarjana Teknik Pertanian di Universitas Sriwijaya. 3. Sebagai bahan pembelajaran dalam memahami prinsip kerja turbin angin. 4. Sebagai bahan studi rekan rekan mahasiswa dan masyarakat untuk diterapkan dalam kemajuan pembangunan.

II. TINJAUAN PUSTAKA Energi angin adalah pemanfaatan angin sebagai sumber energi. Sistemenergi angin adalah perubahan energi kinetik (pergerakan) dari angin menjadienergi mekanik atau listrik yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan praktis.Energi mekanik yang berasal dari angin dapat dimanfaatkan pelayaran (transportasi) dan kepentingan yang lainnya, seperti memompa air dari sumuryang dalam dan menggiling gandum. Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan yang tinggi ke tekananyang rendah, yang terjadi dialam. Udara yang bergerak tersebut mempunyaimassa, kerapatan dan kecepatan. Sehingga dengan adanya faktor faktortersebut,angin mempunyai energi kinetik dan energi potensial. Akan tetapi faktorkecepatan lebih mendominasi posisi massa terhadap permukaan bumi. Dengandemikian energi kinetik lebih dominan daripada energi potensial. Energi angin di Indonesia memiliki prospek yang menguntungkan untuk dikembangkan. Angin merupakan udara yang bergerak. Udara tersebut bergerak dari wilayah yang mempunyai tekanan atmosfer tinggi menuju daerah yang mempunyai tekanan atmosfer yang lebih rendah. Makin besar perbedaan tekanan makin cepat udara bergerak. Seandainya tekanan udara seluruh permukaan bumi sama, kemungkinan tak akan ada angin. Namun hal tersebut tidak akan terjadi, karena jika dilihat kondisi matahari yang menyinari dan menghangatkan sebagianwilayah bumi dan sebagian wilayah lainnya yang tetap gelap. Ditempat yanghangat udaranya akan mengembang dan mempunyai tekanan udara yang lebihrendah dibanding udara ditempat yang gelap atau dingin. Sehingga pemanasanyang tak merata dari permukaan bumi

menimbulkan perbedaan tekanan, sehinggamenyebabkan angin. Angin dikendalikan oleh energi dari matahari, merupakan udara yang bergerak, sehingga ia mempunyai energi gerak yakni energi kinetik. Dahulu sekitar tahuntahun 600-an energi tersebut oleh orang asia dalam hal ini persia mulai digunakanuntuk menghembuskan layar yang dipasang pada puncak

menara, dandisambungkan pada roda batu di bawah. Saat angin menerpa layar, layar bergerakdan kemudian menggerakkan roda batu untuk berputar. Putaran roda tersebut kemudian digunakan untuk menggiling jagung ataupun memompa air dari sumur,merupakan mesin kreasi orang Asia untuk pertanian, yang berteknologi lahir padazamannya. Masalah pertanian jadi masalah kehidupan sehari-hari. Mesin tersebut, kinidisebut orang dengan kincir angin angin. Sekitar 500 tahun kemudian kincir angintersebut dibuat pula oleh orang Eropa, awalnya dibangun di Prancis sekitar tahun1180 kemudian di Inggris tahun 1187. Pembuatan kincir angin di Eropa terus berlangsung besar-besaran hinggaabad ke-19, yang kemudian menurun pembangunannya setelah ditemukan energiangin yakni energi uap dan minyak. Tapi pada abad 19 perkembangan kincirangin ditandaidengan lahirnya kincir angin untuk keperluan pembangkit listrik,saat itu kincir angin model pembangkit listrik mulai dibangun di Denmark pada 1890. Kemudian 100 tahun setelah itu, yakni pada tahun 1992, Denmark menguasai hampir 40% manufaktur turbin angin untuk kincir angin, dan meningkat menjadi 60% pada tahun 1997. Dan itu merupakan manufaktur turbin angin kincir angin seluruh dunia. Yang merupakan prestasi tersendiri dari Denmark yang merintis sekian lama

III. PEMBAHASAN Pembangkit Listrik Tenaga Angin Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit Listrik Tenaga Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan. Secara sederhana sketsa kincir angin adalah sebagai berikut :

Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu 80.791,42 Km merupakan

wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga angin, namun sayang potensi ini nampaknya belum dilirik oleh pemerintah. Sungguh ironis, disaat Indonesia menjadi tuan rumah konfrensi dunia mengenai pemanasan global di Nusa Dua, Bali pada akhir tahun 2007, pemerintah justru akan membangun pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang merupakan penyebab nomor 1 pemanasan global. Syarat syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik dapat dilihat pada tabel berikut.

untuk gambar lebih besar, langsung dari sumbernya. Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi terbarukan yang paling berkembang saat ini. Berdasarkan data dari WWEA (World Wind Energy Association), sampai dengan tahun 2007 perkiraan energi listrik yang dihasilkan oleh turbin angin mencapai 93.85 GigaWatts, menghasilkan lebih dari 1% dari total kelistrikan secara global. Amerika, Spanyol dan China merupakan negara terdepan dalam pemanfaatan energi angin. Diharapkan pada tahun 2010 total kapasitas pembangkit listrik tenaga angin secara glogal mencapai 170 GigaWatt.

Di tengah potensi angin melimpah di kawasan pesisir Indonesia, total kapasitas terpasang dalam sistem konversi energi angin saat ini kurang dari 800 kilowatt. Di seluruh Indonesia, lima unit kincir angin pembangkit berkapasitas masing-masing 80 kilowatt (kW) sudah dibangun. Tahun 2007, tujuh unit dengan kapasitas sama menyusul dibangun di empat lokasi, masing-masing di Pulau Selayar tiga unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka Belitung, masing-masing satu unit. Mengacu pada kebijakan energi nasional, maka pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) ditargetkan mencapai 250 megawatt (MW) pada tahun 2025. Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll. Turbin angin terdahulu banyak dibangun di Denmark, Belanda, dan negaranegara Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill. Kini turbin angin lebih banyak digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan listrik masyarakat, dengan menggunakan prinsip konversi energi dan menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui yaitu angin. Walaupun sampai saat ini pembangunan turbin angin masih belum dapat menyaingi pembangkit listrik konvensonal(Co: PLTD,PLTU,dll), turbin angin masih lebih dikembangkan oleh para ilmuwan karena dalam waktu dekat manusia akan

dihadapkan dengan masalah kekurangan sumber daya alam tak terbaharui(Co: batubara, minyak bumi) sebagai bahan dasar untuk membangkitkan listrik. Perhitungan daya yang dapat dihasilkan oleh sebuah turbin angin dengan diameter kipas r adalah : dimana adalah kerapatan angin pada waktu tertentu dan v adalah kecepatan angin pada waktu tertentu. umumnya daya efektif yang dapat dipanen oleh sebuah turbin angin hanya sebesar 20%-30%. Jadi rumus diatas dapat dikalikan dengan 0,2 atau 0,3 untuk mendapatkan hasil yang cukup eksak. Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk memutar generator, yang akhirnya akan menghasilkan listrik. Sebenarnya prosesnya tidak semudah itu, karena terdapat berbagai macam sub sistem yang dapat meningkatkan safety dan efisiensi dari turbin angin, yaitu : 1. Gearbox Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi putaran tinggi. Biasanya Gearbox yang digunakan sekitar 1:60. 2. Brake System Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang karena generator memiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya. Generator ini akan menghasilkan energi listrik maksimal pada saat bekerja pada titik kerja yang telah ditentukan. Kehadiran angin diluar diguaan akan menyebabkan putaran yang cukup cepat pada poros generator, sehingga jika tidak diatasi maka putaran ini dapat merusak generator. Dampak dari kerusakan akibat putaran berlebih diantaranya : overheat, rotor breakdown, kawat pada generator putus, karena tidak dapat menahan arus yang cukup besar.

3. Generator Ini adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan sistem turbin angin. Generator ini dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Prinsip kerjanya dapat dipelajari dengan menggunakan teori medan elektromagnetik. Singkatnya, (mengacu pada salah satu cara kerja generator) poros pada generator dipasang dengan material ferromagnetik permanen. Setelah itu disekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melal i u kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC(alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal. 4. Penyimpan energy Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang hari angin akan selalu tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak menentu. Oleh karena itu digunakan alat penyimpan energi yang berfungsi sebagai back-up energi listrik. Ketika beban penggunaan daya listrik masyarakat meningkat atau ketika kecepatan angin suatu daerah sedang menurun, maka kebutuhan permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu kita perlu menyimpan sebagian energi yang dihasilkan ketika terjadi kelebihan daya pada saat turbin angin berputar kencang atau saat penggunaan daya pada masyarakat menurun. Penyimpanan energi ini diakomodasi dengan menggunakan alat penyimpan energi. Contoh sederhana yang dapat dijadikan referensi sebagai alat penyimpan energi listrik adalah aki mobil. Aki mobil memiliki kapasitas penyimpanan energi yang cukup besar. Aki 12 volt, 65 Ah dapat dipakai untuk mencatu rumah tangga (kurang lebih) selama 0.5 jam pada daya 780 watt. Kendala dalam menggunakan alat ini adalah alat ini memerlukan catu daya DC(Direct Current) untuk meng-charge/mengisi energi, sedangkan dari generator

dihasilkan catu daya AC(Alternating Current). Oleh karena itu diperlukan rectifier-inverter untuk mengakomodasi keperluan ini. Rectifier-inverter akan dijelaskan berikut. 5. Rectifier-inverter Rectifier berarti penyearah. Rectifier dapat menyearahkan gelombang sinusodal(AC) yang dihasilkan oleh generator menjadi gelombang DC. Inverter berarti pembalik. Ketika dibutuhkan daya dari penyimpan energi(aki/lainnya) maka catu yang dihasilkan oleh aki akan berbentuk gelombang DC. Karena kebanyakan kebutuhan rumah tangga menggunakan catu daya AC , maka diperlukan inverter untuk mengubah gelombang DC yang dikeluarkan oleh aki menjadi gelombang AC, agar dapat digunakan oleh rumah tangga.

Jenis turbin angin Jenis turbin angin ada 2, yaitu : 1. Turbin angin sumbu horizontal 2. Turbin angin sumbu tegak (misalnya turbin angin Darrieus) Turbin angin sumbu horizontal

Turbin angin megawatt pertama di dunia berada di Castleton, Vermont Turbin angin sumbu horizontal (TASH) memiliki poros rotor utama

dan generator listrik di puncak menara. Turbin berukuran kecil diarahkan oleh sebuahbaling-baling angin (baling-baling cuaca) yang sederhana, sedangkan turbin berukuran besar pada umumnya menggunakan sebuah sensor angin yang digandengkan ke sebuah servo motor. Sebagian besar memiliki

sebuah gearbox yang mengubah perputaran kincir yang pelan menjadi lebih cepat berputar. Karena sebuah menara menghasilkan turbulensi di belakangnya, turbin biasanya diarahkan melawan arah anginnya menara. Bilah-bilah turbin dibuat kaku agar mereka tidak terdorong menuju menara oleh angin berkecepatan tinggi. Sebagai tambahan, bilah-bilah itu diletakkan di depan menara pada jarak tertentu dan sedikit dimiringkan. Karena turbulensi menyebabkan kerusakan struktur menara, dan realibilitas begitu penting, sebagian besar TASH merupakan mesin upwind (melawan arah angin). Meski memiliki permasalahan turbulensi, mesin downwind (menurut jurusan angin) dibuat karena tidak memerlukan mekanisme tambahan agar mereka tetap sejalan dengan angin, dan karena di saat angin berhembus sangat kencang, bilah-bilahnya bisa ditekuk sehingga mengurangi wilayah tiupan mereka dan dengan demikian juga mengurangi resintensi angin dari bilah -bilah itu. Kelebihan TASH


Dasar menara yang tinggi membolehkan akses ke angin yang lebih kuat di tempat-tempat yang memiliki geseran angin (perbedaan antara laju dan arah angin antara dua titik yang jaraknya relatif dekat di dalam atmosfir bumi. Di sejumlah lokasi geseran angin, setiap sepuluh meter ke atas, kecepatan angin meningkat sebesar 20%. Kelemahan TASH

Menara yang tinggi serta bilah yang panjangnya bisa mencapai 90 meter sulit diangkut. Diperkirakan besar biaya transportasi bisa mencapai 20% dari seluruh biaya peralatan turbin angin.

TASH yang tinggi sulit di asang, membutuhkan derek yang yang sangat tinggi dan mahal serta para operator yang tampil

Konstruksi menara yang besar dibutuhkan untuk menyangga bilahbilah yang berat, gearbox, dan generator.

 

TASH yang tinggi bisa memengaruhi radar airport. Ukurannya yang tinggi merintangi jangkauan pandangan dan mengganggu penampilan lansekap.

Berbagai varian downwind menderita kerusakan struktur yang disebabkan oleh turbulensi.

TASH membutuhkan mekanisme kontrol yaw tambahan untuk membelokkan kincir ke arah angin. T i i V i l

Turbin angin Darrieus30 m di Kepulauan Magdalen Turbin angin sumbu vertikal/tegak (atau TASV) memiliki poros/sumbu rotor utama yang disusun tegak lurus. Kelebihan utama susunan ini adalah turbin tidak harus diarahkan ke angin agar menjadi efektif. Kelebihan ini sangat berguna di tempat-tempat yang arah anginnya sangat bervariasi. VAWT mampu mendayagunakan angin dari berbagai arah. Dengan sumbu yang vertikal, generator serta gearbox bisa ditempatkan di dekat tanah, jadi menara tidak perlu menyokongnya dan lebih mudah diakses untuk

keperluan perawatan. Tapi ini menyebabkan sejumlah desain menghasilkan tenaga putaran yang berdenyut. Drag (gaya yang menahan pergerakan sebuah benda padat melalui fluida (zat cair atau gas) bisa saja tercipta saat kincir berputar. Karena sulit dipasang di atas menara, turbin sumbu tegak sering dipasang lebih dekat ke dasar tempat ia diletakkan, seperti tanah atau puncak atap sebuah bangunan. Kecepatan angin lebih pelan pada ketinggian yang rendah, sehingga yang tersedia adalah energi angin yang sedikit. Aliran udara di dekat tanah dan obyek yang lain mampu menciptakan aliran yang bergolak, yang bisa menyebabkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan getaran,

diantaranya kebisingan dan bearing wear yang akan meningkatkan biaya pemeliharaan atau mempersingkat umur turbin angin. Jika tinggi puncak atap yang dipasangi menara turbin kira-kira 50% dari tinggi bangunan, ini merupakan titik optimal bagi energi angin yang maksimal dan turbulensi angin yang minimal. Kelebihan TASV
  

Tidak membutuhkan struktur menara yang besar. Karena bilah-bilah rotornya vertikal, tidak dibutuhkan mekanisme yaw. Sebuah TASV bisa diletakkan lebih dekat ke tanah, membuat pemeliharaan bagian-bagiannya yang bergerak jadi lebih mudah.

TASV memiliki sudut airfoil (bentuk bilah sebuah baling-baling yang terlihat secara melintang) yang lebih tinggi, memberikan keaerodinamisan yang tinggi sembari mengurangi drag pada tekanan yang rendah dan tinggi.

Desain TASV berbilah lurus dengan potongan melintang berbentuk kotak atau empat persegi panjang memiliki wilayah tiupan yang lebih besar untuk diameter tertentu daripada wilayah tiupan berbentuk lingkarannya TASH.

TASV memiliki kecepatan awal angin yang lebih rendah daripada TASH. Biasanya TASV mulai menghasilkan listrik pada 10km/jam (6 m.p.h.)

TASV biasanya memiliki tip speed ratio (perbandingan antara kecepatan putaran dari ujung sebuah bilah dengan laju sebenarnya angin) yang lebih

rendah sehingga lebih kecil kemungkinannya rusak di saat angin berhembus sangat kencang.


TASV bisa didirikan pada lokasi-lokasi dimana struktur yang lebih tinggi dilarang dibangun.

TASV yang ditempatkan di dekat tanah bisa mengambil keuntungan dari berbagai lokasi yang menyalurkan angin serta meningkatkan laju angin (seperti gunung atau bukit yang puncaknya datar dan puncak bukit),

 

TASV tidak harus diubah posisinya jika arah angin berubah. Kincir pada TASV mudah dilihat dan dihindari burung. Kekurangan TASV

Kebanyakan TASV memproduksi energi hanya 50% dari efisiensi TASH karena drag tambahan yang dimilikinya saat kincir berputar.

TASV tidak mengambil keuntungan dari angin yang melaju lebih kencang di elevasi yang lebih tinggi.

Kebanyakan TASV mempunyai torsi awal yang rendah, dan membutuhkan energi untuk mulai berputar.

Sebuah TASV yang menggunakan kabel untuk menyanggahnya memberi tekanan pada bantalan dasar karena semua berat rotor dibebankan pada bantalan. Kabel yang dikaitkan ke puncak bantalan meningkatkan daya dorong ke bawah saat angin bertiup.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang rendah, yang terjadi dialam. 2. Energi angin adalah pemanfaatan angin sebagai sumber energi. Sistem energi angin adalah perubahan energi kinetik (pergerakan) dari angin menjadi energi mekanik atau listrik yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan praktis 3. Angin dikendalikan oleh energi dari matahari, merupakan udara yang bergerak, sehingga ia mempunyai energi gerak yakni energi kinetik. 4. Alat yang umum digunakan dalam pengukuran kecepatan angin disebut anemometer. 5. Nilai usaha yang diperoleh 499.154 joule, dan nilai daya atau tenaga yang dihasilkan oleh angin adalah sebesar 1.66 Watt. 6. Nilai daya yang dihasilkan ini berbeda cukup jauh dengan daya keluaran dari motor, yaitu 6 watt. Pengurangan daya ini bisa saja disebabkan olehtegangan dalam dari kipas angin serta kesalah dalam pembacaan skala.

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16171/4/Chapter%20I.pdf di akses pada hari selasa,17 mei 2011 jam 08:02 http://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_angin di akses pada hari selasa,17 mei 2011 jam 08:02 http://renewableenergyindonesia.wordpress.com/2008/03/05/pembangkitlistrik-tenaga-angin/ di akses pada hari selasa,17 mei 2011 jam 08:02 http://id.wikipedia.org/wiki/Turbin_angin di akses pada hari selasa,17 mei 2011 jam 08:02 http://www.scribd.com/doc/23628350/Konversi-Energi-Angin di akses pada hari selasa,17 mei 2011 jam 08:02 Ahmadi, HA. 1998. Angin Sumber Energi. Semarang: Bina Aksara Sanderson, S. 2003. Energi Angin. Jakarta: Grafindo Supriyanto. 1999. Manfaat angin bagi manusia. Surabaya: Erlangga Naezal,maina. 1992.kegunaan angin. Surabaya: erlangga Mainu,karim. 1990. Kincir angin. Jakarta: Grafindo

You might also like