You are on page 1of 14

Malino adalah kelurahan yang terletak di Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Daerah yang terletak 90 km dari Kota Makassar ke arah selatan ini merupakan salah satu objek wisata alam yang mempunyai daya tarik luar biasa. Malino memiliki gunung-gunung yang sangat kaya dengan pemandangan batu gamping dan pinus. Berbagai jenis tanaman tropis yang indah,tumbuh dan berkembang di kota yang dingin ini. Selain itu, Malino pun menghasilkan buah-buahan dan sayuran khas yang tumbuh di lereng gunung Bawakaraeng. Sebagian masyarakat Sulawesi Selatan masih mengkulturkan gunung itu sebagai tempat suci dan keramat. Perjalanan dari kota Makassar menuju daerah ini memakan waktu sekitar 2 jam. Wisata air terjun seribu tangga, air terjun Takapala, Kebun Teh Nittoh, Lembah Biru, Bungker Peninggalan Jepang dan Gunung Bawakaraeng menjadi ciri khas kota Malino. Oleh-oleh khas daerah ini adalah buah Markisa ,dodol ketan, Tenteng Malino, apel, wajik, dll. Malino juga menjadi daerah penghasil beras bagi wilayah Sulawesi Selatan.

Kawasan Puncak pegunungan merupakan salah satu alternatif tujuan wisata yang banyak dipilih masyarakat, khususnya bagi orang-orang kota yang sehari-hari sibuk dengan pekerjaan, hawa panas, dan asap knalpot. Memanjakan diri di kawasan pegunungan yang berhawa dingin, panorama alam yang indah - bukan tembok-tembok tinggi yang angkuh yang dijumpai di kota-kota macam Jakarta -, sungguh menjadi sarana melepas kepenatan. Tak ada kebisingan yang membuat telinga menjadi tidak lagi peka terhadap gejala-gejala alam. Mendengar kata Puncak , yang mungkin terbayang adalah sebuah tempat antara Bogor dan Cianjur yang kini telah dipenuhi vila-vila orang kota. Tak banyak yang tahu bahwa daerah di luar Jawa pun memiliki kawasan puncak yang tak kalah indah memesona. Kota Malino, yang terletak 90 km arah selatan Kota Makassar, tepatnya di Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, merupakan salah satu kawasan wisata alam yang memiliki daya tarik yang luar biasa, seperti kawasan puncak Bogor ataupun Bandung. Jalan menanjak dan berkelok-kelok dengan melintasi deretan pegunungan dan lembah yang indah bak lukisan alam, akan mengantarkan Anda ke kota Malino. Kawasan tersebut terkenal sebagai kawasan rekreasi dan wisata sejak zaman penjajahan Belanda. Banyak pengunjung yang datang baik dari Kota Makassar maupun dari daerah-daerah lain di Sulawesi Selatan untuk mendapatkan tempat rekreasi dan refreshing yang nyaman, terutama pada saat weekend atau liburan. Yang membuatnya istimewa adalah di Malino bukan hanya terdapat vila dan penginapan di perbukitan tempat menikmati hawa dinginnya dengan pesona alam yang luar biasa, tetapi juga tempat yang berketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut ini memiliki objek-objek wisata yang menarik dan potensial akan flora dan fauna yang beraneka ragam.

Mulai dari Air Terjun Takapala yang terletak di daerah Bulutana, Air Terjun Lembanna yang kira-kira 8 km dari Kota Malino, Hutan Wisata Malino yang lebih dikenal dengan sebutan Hutan Pinus. Sementara di Malino, terdapat Permandian Lembah Biru. Objek-objek wisata itu tidak pernah sepi oleh pengunjung, apalagi di hari-hari libur. Dalam taman wisata alam Malino ditemui berbagai jenis fauna seperti burung nuri (Trichaglossus flavoridis), kera hitam (Macaca maura), biawak (Varanus salvator), jalak kerbau (Acridatheres sp), raja udang (Halcyon sp), dan burung gelatik (Padda oryzofora). Flora yang dimiliki mulai dari pohon pinus (Pinus merkusi) yang merupakan flora yang mendominasi Taman Wisata Alam Malino dan umurnya sudah cukup tua. Selain itu, terdapat pula jenis floran lain seperti akasia (Acasia auriculiformis) jabon (Anthocepthalus cadamba), beringin (Ficus benjamina), ekaliptus (Eucalyptus sp), edelweis (Edelwesy sp), rotan (Calamus sp), kenanga (Cananga ordorata) dan beberapa jenis perdu. Keindahan alam Malino yang dikenal sejak zaman kolonial Belanda juga menyimpan tumbuhan peninggalan Belanda yang sampai sekarang bisa ditemukan, namun terbilang langka, yaitu termasuk edelweis dan pohon turi yang bunganya berwarna oranye. Saat mekar, bunga-bunga ini terlihat indah, apalagi jika dilihat dari udara atau kejauhan. Pemandangan seperti ini jarang ditemukan di tempat lain. Karena itulah, Malino juga dijuluki sebagai Kota Kembangnya Sulawesi Selatan. Sedikit ke daerah atas terlihat dengan jelas hamparan sayur-mayur yang hijau. Tanaman hortikultura seperti kol, vetsai, bawang prei, kentang dan tomat, digarap oleh para petani desa setempat. Tepatnya terletak di daerah Kanrepia. Sementara itu kalau kita ke daerah Pattapang, terdapat perkebunan teh milik Nittoh asal jepang yang juga menjadi salah satu objek wisata Malino yang digemari karena hamparan hijaunya yang cantik dan memukau. Di Malino juga terdapat perkebunan Markisa yang terkenal menghasilkan buah markisa yang manis, yang dapat diperoleh di pasar-pasar tradisonal di Malino. Lengkap sudah kepuasan yang disediakan kawasan wisata alam Malino. Walaupun belum banyak dikenal di luar daerah Sulawesi Selatan, sebagaimana kawasan puncak Bogor dan Bandung, Malino merupakan prospek pariwisata yang sangat potensial. Keindahan Panorama Alam yang memukau, potensi flora dan faunanya, dan kenyamanan yang dijanjikannya, membuatnya berpeluang menjadi salah satu objek wisata yang terkenal di Nusantara. (rn)

Malino dan Kesejukan yang Mendamaikan

Oleh Amril Taufik Gobel Apa yang terlintas dalam benak Anda ketika mendengar kata "Malino"? Saya yakin ingatan Anda pasti akan melayang ke Perjanjian Malino, sebuah pertemuan bersejarah yang digagas untuk mendamaikan pihak-pihak yang bertikai dalam kekerasan di Maluku. Berlangsung pada Februari 2002, perjanjian ini menghasilkan kesepakatan damai untuk mengakhiri pertikaian yang memakan korban cukup besar di Maluku. Saya sendiri mengenang Malino sebagai tempat wisata yang indah dan sejuk dengan suasana pegunungan yang asri serta teduh. Saat masih menjadi siswa SMA dan mahasiswa, beberapa kali saya mengunjungi tempat yang terletak kurang lebih 90 km dari kota Makassar, Sulawesi Selatan ini. Untuk menuju kota Malino, dibutuhkan waktu sekitar tiga jam dari kota Makassar dengan mengendarai mobil menyusuri perbukitan di lereng pegunungan Bawakaraeng. Seorang kawan sempat berseloroh bahwa Malino ini sama dengan "Puncak"-nya Sulawesi Selatan. Tak mengherankan sebab keindahan tempat ini sungguh memukau. Malino sudah menjadi lokasi wisata favorit sejak zaman kolonial Belanda. Hutan pinus yang teduh disertai pemandangan laksana lukisan alam membuat kita terbuai. Ditambah lagi udara pegunungan yang sejuk membuat suasana hati menjadi tenteram dan nyaman. Tak salah jika Malino dijadikan sebagai tempat pertemuan untuk mencapai kesepakatan damai bagi pihak-pihak yang bertikai. Kesejukannya mendamaikan dan panorama alamnya sungguh meneduhkan. Tapi tidak hanya keindahan hutan pinus saja yang bisa Anda nikmati. Di pagi hari, Anda bisa jalan-jalan ke Pasar Sentral Malino, berbelanja sayur-mayur dan buah-buahan segar. Setelah itu sempatkan singgah sarapan di kedai-kedai yang tersedia di pinggir hutan pinus tak jauh dari Pasar Sentral. Sembari menyeruput kopi panas di sela-sela hawa dingin pegunungan, Anda bisa menikmati jejeran pohon pinus yang berbaris rapi dan rindang. Anda bahkan bisa menunggang kuda dengan tarif Rp 10 ribu sekali keliling atau Rp 50 ribu per jam. Saya masih ingat betul pernah beberapa kali terjatuh saat mencoba menaiki kuda yang akan saya tunggangi karena gugup dan sedikit takut. Akhirnya setelah beberapa kali mencoba, saya begitu menikmati pengalaman pertama kali menunggang kuda meski masih dituntun "sang pawang". Ke arah utara dari hutan pinus, terdapat kebun teh yang dikelola sebuah perusahaan swasta. Untuk menuju ke sana dibutuhkan perjuangan besar karena mesti melalui medan yang cukup sulit. Namun ketika sampai, Anda akan terpukau oleh pemandangan alam yang terhampar. Kehijauan daun teh yang berpadu dengan lekuk-lekuk pegunungan Bawakaraeng menjadi sebuah pesona tersendiri yang menyisakan kesan mendalam. Di sana Anda pun bisa menikmati teh Malino beraroma khas.

Sekitar 10 km dari Malino ke arah timur, Anda bisa mengunjungi air terjun Takapala. Jalan yang berkelak-kelok dengan pemandangan alam pegunungan akan menemani perjalanan Anda menuju air terjun berketinggian sekitar 60 meter ini. Selain Takapala, ada pula air terjun Lembanna yang berjarak 8 km dari kota Malino. Pemandian Lembah Biru serta tanaman hortikultura di daerah Karenpia, serta kekayaan flora dan fauna juga bisa menjadi pilihan Anda dalam berwisata di Malino. Pemerintah setempat tampaknya telah menyiapkan kawasan ini sebagai daerah wisata terpadu beserta segenap fasilitas yang dimilikinya. Hotel dan vila dengan tarif terjangkau tersedia di kawasan ini, begitu pula dengan rumah makan dengan cita rasa bervariasi. Mari nikmati kesejukan yang mendamaikan di Malino!

Kawasan Puncak pegunungan merupakan salah satu alternatif tujuan wisata yang banyak dipilih masyarakat, khususnya bagi orang-orang kota yang sehari-hari sibuk dengan pekerjaan, hawa panas, dan asap knalpot. Memanjakan diri di kawasan pegunungan yang berhawa dingin, panorama alam yang indah bukan tembok-tembok tinggi yang angkuh yang dijumpai di kotakota , sungguh menjadi sarana melepas kepenatan. Tak ada kebisingan yang membuat telinga menjadi tidak lagi peka terhadap gejala-gejala alam. Mendengar kata Puncak , yang mungkin terbayang adalah sebuah tempat antara Bogor dan Cianjur yang kini telah dipenuhi vila-vila orang kota. Tak banyak yang tahu bahwa daerah di luar Jawa pun memiliki kawasan puncak yang tak kalah indah mempesona. Kota Malino, yang terletak 90 km arah selatan Kota Makassar, tepatnya di Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, merupakan salah satu kawasan wisata alam yang memiliki daya tarik yang luar biasa, seperti kawasan puncak Bogor ataupun Bandung. Jalan menanjak dan berkelok-kelok dengan melintasi deretan pegunungan dan lembah yang indah bak lukisan alam, akan mengantarkan Anda ke kota Malino. Kawasan tersebut terkenal sebagai kawasan rekreasi dan wisata sejak zaman penjajahan Belanda. Banyak pengunjung yang datang baik dari Kota Makassar maupun dari daerah-daerah lain di Sulawesi Selatan untuk mendapatkan tempat rekreasi dan refreshing yang nyaman, terutama pada saat weekend atau liburan. Yang membuatnya istimewa adalah di Malino bukan hanya terdapat vila dan penginapan di perbukitan tempat menikmati hawa dinginnya dengan pesona alam yang luar biasa, tetapi juga tempat yang berketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut ini memiliki objek-objek wisata yang menarik dan potensial akan flora dan fauna yang beraneka ragam. Mulai dari Air Terjun Takapala yang terletak di daerah Bulutana, Air Terjun Lembanna yang kirakira 8 km dari Kota Malino, Hutan Wisata Malino yang lebih dikenal dengan sebutan Hutan

Pinus. Sementara di Malino, terdapat Permandian Lembah Biru. Objek-objek wisata itu tidak pernah sepi oleh pengunjung, apalagi di hari-hari libur. Dalam taman wisata alam Malino ditemui berbagai jenis fauna seperti burung nuri (Trichaglossus flavoridis), kera hitam (Macaca maura), biawak (Varanus salvator), jalak kerbau (Acridatheres sp), raja udang (Halcyon sp), dan burung gelatik (Padda oryzofora). Flora yang dimiliki mulai dari pohon pinus (Pinus merkusi) yang merupakan flora yang mendominasi Taman Wisata Alam Malino dan umurnya sudah cukup tua. Selain itu, terdapat pula jenis floran lain seperti akasia (Acasia auriculiformis) jabon (Anthocepthalus cadamba), beringin (Ficus benjamina), ekaliptus (Eucalyptus sp), edelweis (Edelwesy sp), rotan (Calamus sp), kenanga (Cananga ordorata) dan beberapa jenis perdu.

Keindahan alam Malino yang dikenal sejak zaman kolonial Belanda juga menyimpan tumbuhan peninggalan Belanda yang sampai sekarang bisa ditemukan, namun terbilang langka, yaitu termasuk edelweis dan pohon turi yang bunganya berwarna oranye. Saat mekar, bunga-bunga ini terlihat indah, apalagi jika dilihat dari udara atau kejauhan. Pemandangan seperti ini jarang ditemukan di tempat lain. Karena itulah, Malino juga dijuluki sebagai Kota Kembangnya Sulawesi Selatan. Sedikit ke daerah atas terlihat dengan jelas hamparan sayur-mayur yang hijau. Tanaman hortikultura seperti kol, vetsai, bawang prei, kentang dan tomat, digarap oleh para petani desa setempat. Tepatnya terletak di daerah Kanrepia. Sementara itu kalau kita ke daerah Pattapang, terdapat perkebunan teh milik Nittoh asal jepang yang juga menjadi salah satu objek wisata Malino yang digemari karena hamparan hijaunya yang cantik dan memukau. Di Malino juga terdapat perkebunan Markisa yang terkenal menghasilkan buah markisa yang manis, yang dapat diperoleh di pasar-pasar tradisonal di Malino. Lengkap sudah kepuasan yang disediakan kawasan wisata alam Malino. Walaupun belum banyak dikenal di luar daerah Sulawesi Selatan, sebagaimana kawasan puncak Bogor dan Bandung, Malino merupakan prospek pariwisata yang sangat potensial. Keindahan Panorama Alam yang memukau, potensi flora dan faunanya, dan kenyamanan yang dijanjikannya, membuatnya berpeluang menjadi salah satu objek wisata yang terkenal di Nusantara.

PERKEBUNAN THE MALINO Perkebunan teh berlokasi di desa Bulutana yang berjarak 9 km dari kota malino dengan ketinggian 1600 meter dari permukaan laut. Teh hijau merupakan salah satu andalan ekspor kabupaten gowa. Perkebunan the ini mempunyai pemandangan yang indah serta menyejukkan

mata untuk dipandang dan udara yang sangat sejuk, pengunjung dapat berolahraga sepeda gunung bersama keluarga. Tanaman the yang ada disana adalah jenis the hijau dan the hitam, hasil produksinya 80% di ekspor ke Jepang dan sisanya untuk konsumsi dalam negeri.

Wisata Sehat ke Dataran Tinggi Malino


AirTerjun Takapala, Malino (Foto: Muslimin Beta/Lenteratimur.com) Pada sebuah akhir pekan di bulan November 2010, kami sekeluarga berwisata ke Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Bila sebelumnya banyak orang mengatakan bahwa Malino tidak sedingin dulu lagi, namun kenyataannya selama di Malino udara dingin sangat terasa dan membuat saya menggigil di waktu malam. Kami menginap di Hotel Pinang Mas, tidak jauh dari Pasar Sentral, Malino tempat banyak dijajakan buah-buah dan sayur-sayuran segar. Dengan tarif sekitar 150 ribu sudah bisa menginap di hotel yang berlantai tiga dan letaknya berada di ketinggian jalan raya. Dengan letaknya yang berada di ketinggian, dari balik kaca jendela bisa menatap pemandangan deretan panjang pegunungan Bawakaraeng di kejauhan. Awan putih menyelimuti pegunungan itu menambah kesejukan pandangan selama berwisata. Untuk menuju Malino, bisa dilalui dengan dua jalur yakni jalur DAM Bili-Bili dan jalur alternatif melalui jalan trans Mamminisata di Kecamatan Pattallassang, Gowa. Bagi wisatawan yang membawa kendaraan pribadi kebanyakan melewati jalur alternatif karena jalanannya relative lebih baik dibanding jalur umum yang melewati DAM Bili-Bili. Namun bagi yang menggunakan jasa angkutan umum harus rela menempuh jalur DAM Bili-Bili yang memiliki jalan berlubang karena sering dilalui truk-truk pengangkut pasir dan sebagian jalan masih sementara diperbaiki dengan beton. Ada beragam tempat bisa menjadi persinggahan di Malino guna menikmati liburan akhir pekan. Pada pagi hari, bisa berbelanja sayur-sayuran dan buah-buahan segar di Pasar Sentral Malino. Setelah berbelanja sayur dan buah segar, sarapan pagi bisa dinikmati di kedai-kedai di tepi hutan pinus, sekitar 30 meter kearah utara dari Pasar Sentral Malino. Puas sarapan pagi, kuda-kuda Malino bisa dinaiki mengelilingi hutan pinus dengan tarik sekitar Rp 10 ribu. Bagi penggemar olahraga bersepeda seperti downhill, di hutan pinus inilah pernah digelar pertama kali olahraga menantang itu di Sulawesi Selatan. Dari hutan pinus, perjalanan bisa dilanjutkan kearah utara menuju Kebun Teh Malino yang dikelola sebuah perusahaan swasta. Untuk mencapainya, harus rela melalui jalanan berkelakkelok sekitar 10 menit lamanya. Didalam kebun teh Malino, pemandangan panorama Malino sangat terasa berupa panorama pebukitan dari kejauhan ditengah bukit teh. Untuk mencapai

puncak bukit teh lagi-lagi harus melewati jalan berkelok dengan medan agak berat karena dikiri jalan terdapat lembah yang dalam. Apalagi bila terdapat mobil dari arah yang berlawanan, maka salah satunya harus berhenti untuk memberi kesempatan bagi mobil yang sedang melewati jalan menanjak. Ketika menjelang siang, saatnya menikmati air dingin Malino di air terjun Takapala. Jaraknya sekitar 10 kilometer dari kota Malino kearah timur. Untuk menuju ke air terjun, kembali harus melewati jalan kelak-kelok dan pemandangan pebukitan. Pada saat memasuki kawasan air terjun, terdapat jalan menurun yang sangat terjal menuju tempat parker. Bagi yang ingin menghindari jalan menurun terjal tersebut, bisa memarkir kendaraan sebelum jalan menurun namun harus rela berjalan kaki menyisiri tangga hingga ratusan buah ke bawah jurang. Kerelaan berkorban ke bawah jurang akan terbayar ketika memasuki area terdekat air terjun yang demikian eksotik. Penyakit Hawa Dingin Sebelum berwisata ke Malino yang berhawa dingin, apalagi bila akan menginap selama beberapa hari maka sebaiknya mempersiapkan diri dari aspek kesehatan. Bila tanpa persiapan matang, maka penyakit hawa dingin dapat menyerang seperti penyakit Hipotermia. Penyakit Hipotermia adalah suatu kondisi ketika seluruh badan terasa kedinginan akibat terlalu lama berada dalam cuaca berangin dan hujan. Badan yang terpapar kedinginan terlalu lama dapat menyebabkan tubuh membeku, pembuluh darah dapat mengerut hingga dapat memutus aliran darah ke telinga, hidung, jari dan kaki. Penyakit Hipotermia tergolong penyakit kronis akibat terganggunya mekanisme pemanasan didalam tubuh. Seseorang yang terkena penyakit Hipotermia akan menderita kemuyuh (ganggren) sehingga perlu diamputasi. Proses penyakit Hipotermia terjadinya pendinginan pada jaringan dalam dan organ tubuh setelah panas dipermukaan tubuh hilang. Gejala seseorang terkena kedinginan berupa gigi gemeretakan, rasa mengantuk yang luar biasa, kondisi badan sangat letih, pandangan perlahan menjadi kabut, serta kesigapan fisik dan mental menjadi lamban. Pada kondisi yang lebih parah, seseorang yang terkena kedinginan membuat badan sempoyongan akibat gerakan tubuh menjadi tidak terkontrol, pikiran kacau membuat pembicaraan menjadi meracau, nafas menjadi pendek dan denyut nadi menjadi lamban dan berakhir pingsan. Sebaiknya menghindari mengenakan pakaian basah dan kaos kaki basah karena akan menambah rasa dingin di sekujur tubuh. Meski pada musim kemarau dan cuaca malam cerah sekalipun, di Malino tetap terasa dingin dibuktikan dengan adanya kristal-kristal es yang menempel pada dedaunan, terutama pada bunga edelweiss. Agar tubuh tetap memiliki energy untuk memanaskan tubuh, asupan makanan tetap menjadi perhatian utama karena cuaca dingin kadang membuat malas makan karena perut kembung. Agar pakaian dan peralatan lainnya tidak basah, sebaiknya menggunakan cover pelindung air untuk membungkus tas. Pakaian didalam tas sebaiknya dibungkus kantong plastik agar terhindar dari air agar tersedia selalu beberapa lapis pakaian kering bila terkena kedinginan. Peralatan yang tidak kalah pentingnya menghadapi hawa dingin adalah jaket tebal, mantel hujan dan kantung tidur.

Selain penyakit hipotermia, penyakit Bells palsy (kelainan saraf wajah) dapat menyerang seseorang bila selalu berada dalam cuaca dingin. Penyebab bells palsy adalah angin yang masuk ke dalam tengkorak atau foramen stilo mastoideum sehingga membuat syaraf di sekitar wajah sembab lalu membesar. Pembengkakan syaraf nomor tujuh (nervous fascialis) mengakibatkan pasokan darah ke syaraf tersebut terhenti dan menyebabkan kematian sel sehingga fungsi menghantar impuls atau rangsangnya terganggu. Akibatnya, perintah otak untuk menggerakkan otot-otot wajah tidak dapat diteruskan. Gejala klinis penyakit bells palsy adalah terjadi asimetri pada wajah, rasa baal/kebas di wajah, air mata tidak dapat dikontrol dan sudut mata turun. Gejala klinis lainnya adalah kehilangan refleks konjungtiva sehingga tidak dapat menutup mata, rasa sakit pada telinga terutama di bawah telinga, tidak tahan suara keras pada sisi yang terkena, sudut mulut turun, sulit untuk berbicara, air menetes saat minum atau setelah membersihkan gigi, dan kehilangan rasa di bagian depan lidah. Seseorang yang menderita penyakit bells palsy yang sudah parah akan mengalami perubahan bentuk wajah menjadi penyok, bicara tidak jelas, fungsi lidah terganggu terutama saat mengucapkan huruf konsonan, dan lain-lain. Nama Bells palsy diambil dari nama seorang dokter dari abad 19 yang pertama menggambarkan kondisi ini dan menghubungkan dengan kelainan pada syaraf wajah, Sir Charles Bell. Meski nama penyakit ini terlihat keren, namun pada kenyataannya para penderita penyakit Bells palsy akan mengalami gangguan wajah dari segi estetika dan fungsi. Siapapun yang memiliki wajah bagus pasti menghindari dan ingin membayangkan mengalami penyakit ini. Risiko kecacatan pada wajah berupa muka penyok dapat saja terjadi akibat kehilangan salah satu syaraf dan akhirnya wajah menjadi tidak proporsional dan tidak seimbang. Cuaca dingin juga berpengaruh terhadap peningkatan risiko serangan jantung. Penelitian terbaru oleh Fakultas Epidemiologi dan Kesehatan Penduduk, London School of Hygiene & Tropical Medicine, London, Inggris yang dipublikasikan pada edisi online British Medical Journal pada 10 Agustus 2010 menunjukkan ketika suhu turun 1 derajat Celsius dalam sehari, menaikkan 2% peningkatan penyakit jantung di minggu berikutnya. Berdasarkan analisis dari catatan medis terkait temperatur udara, lebih dari 84.000 pasien serangan jantung yang berlangsung selama tiga tahun antara 2003-2006 di Inggris dan Wales, memperlihatkan bahwa penurunan hanya 1 derajat Celsius (1,8 derajat Fahrenheit) pada satu hari menyebabkan kenaikan 2% kumulatif dalam jumlah serangan jantung pada pekan selanjutnya. Dua persen mungkin terdengar kecil, tetapi semua orang menghadapi perubahan cuaca dan biasanya serangan jantung dipicu dari hal ini. Jadi, 2 persen ini adalah angka tambahan yang sangat substansial menambah banyaknya penderita penyakit jantung. Sekitar 200 orang per satu derajat terjadi di Inggris, di mana penelitian ini dikendalikan. Apalagi, orang tua dan mereka yang jantungnya bermasalah sangat rentan terhadap efek penurunan suhu (healthday.com). Dengan mengenal ragam penyakit dan faktor risiko penyakit pada daerah berhawa dingin seperti dataran tinggi Malino, maka risiko terkena penyakit dapat dihindari. Disinilah perbedaan mendasar ilmu kesehatan masyarakat dengan ilmu kedokteran dalam memandang obyek sama seperti kesehatan wisata. Bila aspek kedokteran (travel medicine) lebih menekankan pada penanangan korban/penderita penyakit akibat perjalanan wisata, sementara aspek kesehatan

masyarakat (travel health) lebih berfokus pada manajemen faktor risiko agar seseorang dapat mencegah suatu penyakit sebelum, selama dan sesudah melakukan perjalanan wisata.

Latar belakang Posisi kebun teh yang memiliki areal sangat luas ini berada di arah utara kota Malino, tepatnya di Dusun Pattapang, sekitar tiga kilometer dari pasar inpres Malino. Pada awalnya, perkebunan teh ini merupakan hutan lindung, tetapi untuk keperluan tertentu, akhirnya diubah menjadi perkebunan teh. Perkebunan teh ini dimanfaatkan untuk kebutuhan ekonomi, pariwisata, serta sebagai penahan rembesan air hujan yang dapat menyebabkan erosi. Tanaman teh yang dipilih karena akarnya yang serabut mampu menahan partikel tanah yang terbawa rembesan air hujan. Selain itu, teh juga termasuk tanaman yang rapat. Luas permukaan ini kurang lebih 200 ha dan tanaman yang diprioritaskan adalah teh, namun terdapat pula perkebunan tanaman lain seperti strawberry, dsb. Kebun ini sebagai salah satu bentuk konservasi alam untuk melestarikan persediaan air untuk daerah-daerah hilir. Perkebunan ini merupakan salah satu kaki gunung Bawakaraeng. b. Dampak sosial ekonomi Perusahaan yang membentuk perkebunan ini mempekerjakan 200 pekerja dari masyarakat sekitar. Penanaman teh ini dilakukan mengikuti struktur bukit namun ada pula dilakukan secara terasering. Hal ini juga untuk konservasi alam. Pada tanaman teh ini dapat dilakukan peremajaan jika pucuk daunnya tidak dapat lagi dipetik. Caranya berupa pemangkasan daun-daunnya. Pemangkasan ini pula bermaksud agar tanaman tehnya tidak terlampau tinggi.

Teh Malino dihasilkan dari kebun teh di dataran tinggimoncong, Gowa, Sulawesi Selatan. Pendirian perusahan teh ini merupakan hasil kerja sama dari Mitsui Norin Co. Ltd dan PT. Dharma Incharcop Coy, sebagai share holder, dengan bendera PT. Nittoh Malino Tea.

Pesona Kota Malino, yang terletak 90 km arah selatan Kota Makassar, tepatnya di Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, merupakan salah satu kawasan wisata alam yang memiliki daya tarik menarik dan luar biasa. Tidak diragukan lagi anda akan terpesona saat menapaki kaki Anda menanjak dan berkelok-kelok dengan melintasi deretan pegunungan dan lembah yang indah bak lukisan alam, yang kan mengantarkan Anda menyukai dan menikmati wisata alam menuju ke kota Malino. Kawasan ini sangat terkenal sebagai kawasan rekreasi terutama pada saat weekend atau liburan. Berbagai Obyek wisata dapat Anda dikunjungi di daerah ini, mulai dari Air Terjun Takapala yang terletak di daerah Bulutana, Air Terjun Lembanna yang kira-kira 8 km dari Kota Malino, Air terjung ketemu jodoh yang bersebelahan dengan air terjung Takapala,dimana air terjung ini dipercaya akan memudahkan bagi setiap orang yang datang mandi akan mendapatkan jodoh dan memperolah kebahagiaan dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Ada juga Hutan Pinus, Perkebunan Markisa dan kebun teh yang berada di desa Bulutan yang berjarak sekitar 9 km dari kota Malino. Bagi anda yang hobby memelihara kembang-kembang langkah, Anda dapat membeli kembang edelweis dan pohon turi yang bunganya berwarna oranye, dimana jenis kembang ini merupakan kembang yang sudah jarang ditemukan. Kota Malino juga dijuluki sebagai Kota Kembangnya Sulawesi Selatan. yang merupakan prospek pariwisata yang sangat potensial Cara Mencapai Daerah Ini Hanya dengan memakan waktu 2 jam dari kota Makassar anda sudah bisa tiba di kota Malino, kota yang rencananya akan dijadikan sebagai Kota Kembangnya Sulawesi Selatan ini, juga bisa ditempuh dengan Angkutan Umum dari Makassar, Terminal Mallengkeri, dengan mengendarai mini bis (ukuran Panter,red). Tempat Menginap Untuk penginapan bersama keluarga Anda tidak perlu kwatir, karena ada berbagai macam pilihan tempat penginapan di kota ini, mulai dari Hotel Celebes,jl.Sultan Hasanuddin No.1, Villa Istana,Jl. Anoanh No.9,Malino. Villa Resorst Celebes,pondok Aria,Jl.Endang No.24,Malino dengan sarana lengkap,wisma sampai rumah penduduk juga dipersewahkan disini. Untuk harga sangat berfariasi dan anda tak perlu ragu, dijamin memenuhi dompet anda.

Tempat Bersantap Di malino Anda dapat menemukan warung makan yang menjual berbagai makanan sesuai selerah. Anda juga bisa bersantai sambil menikmari jajanan tradional pepohonan Pinus. Disepanjang hutan Anda juga dapat , atau berkeinginan memetik daun teh dan menikmati buah markisa di perkebun markisa di desa Kanreapia. Buah Tangan Kota Malino terkenan dengan cita rasa buah-buahan dan sayur mayurnya yang segar-segar,salah satunya Markisa Malino. Di pasar tradisional,pasar minggu Malino anda dapat berbelanja berbagai macam buah-buahan sebagai buah tangan untuk sanak keluargga yang menunggu di rumah.

Malino, KM-- Kota Makassar memang memiliki beberapa objek wisata yang sangat mempesona tak membuat wisatawan bosan berkunjung ke Kota Anging Mamiri ini. Mungkin Anda berfikir jika kita berbicara kawasan wisata puncak dan kebun teh, pikiran Anda pasti hanya terbayang pada Kota BOgor dan Bandung. Anda jangan salah, tak hanya Kota Bogor yang memilki kawasan puncak dan kebun teh. Di Makassar Anda juga bisa menikmati keindahan alam di atas puncak dengan menikmatinya bau aroma teh yang khas. Kota Malino, yang terletak 90 km arah selatan Kota Makassar, tepatnya di Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, merupakan salah satu kawasan wisata alam yang memiliki daya tarik yang luar biasa, seperti kawasan puncak Bogor ataupun Bandung. Untuk menempuh ke lokasi Anda cukup naik angkot di terminal Sungguminasa Gowa hanya dengan mengeluarkan biaya Rp17.000 sampai dengan Rp20.000. Jarak tempuh dari Makassar ke Malino sekitar 2 jam. Di perjalan Anda jalan menanjak dan berkelok-kelok dengan melintasi deretan pegunungan dan lembah yang indah bak lukisan alam. Hal ini, akan memberi kesan tersendiri bagi Anda yang melewati jalanan menjuju ke lokasi puncak Malino. Dan Anda jangan lupa membawa baju tebal atau jaket jika berkunjung di kawasan puncak Malino, karena biasanya suhu mencapai 29 derajat Celicius. Anda jangan khawatir, jika Anda dan keluarga ingin menghabiskan liburan di kawasan puncak ini, karena di kawasan ini sudah siapkan vila dan penginapan di perbukitan tempat menikmati hawa dinginnya dengan pesona alam yang luar biasa. Dan salah satu kawasan wisata Malino yang sangat menakjubkan adalah Hutan pinus yang berada kettiggian 1.500 meter di atas permukaan laut. Deretan-deretan pohon pinus yang tumbuh subur, kokoh dan rindang akan membuat Anda ingin berlama-lama tinggal di kota Malino. Selain itu, Anda juga bisa menikmati indahnya air terjun yang dinamakan dengan Air Terjun Takapala yang terletak di daerah Bulutana. Di Malino juga terdapat perkebunan Markisa yang terkenal menghasilkan buah markisa yang manis, yang dapat diperoleh di pasar-pasar tradisonal di Malino.

Jika Anda hobby naik kuda, tidak salah lagi jika Anda memilih Kota Malino sebagai tempat refreshing. Di sini juga telah disediakan kuda bagi Anda yang hobby atau ingin coba-coba menunggangi kuda. Lengkap sudah kepuasan yang disediakan kawasan wisata alam Malino. Keindahan Panorama Alam yang memukau, potensi flora dan faunanya, dan kenyamanan yang dijanjikannya, tak membuat Anda, keluarga dan kerabat rugi menghabiskan waktu berlibur di Kota Malino. Jadi tunggu apa lagi?

Malino merupakan sebuah kota kecil di Sulawesi Selatan dan dikenal sebagai kawasan puncak. Kota ini terletak di Tingimoncong, kabupaten Gowa, lebih kurang 90 kilometer pusat kota Makassar. Untuk menuju kota Malino, anda dapat menggunakan kendaraan pribadi ataupun
umum. Jalan menanjak, berkelok melintasi deretan pegunungan dan lembah mengantarkan anda menuju kota Malino. Hawa segar pegunungan yang mungkin tidak dapat ditemukan di tempat lain dapat anda rasakan ketika berada di kota Malino. Jika ingin merasakan kesejukan hawa pegunungan dan pesona alam di kota ini lebih lama lagi, anda dapat beristirahat di beberapa tempat penginapan yang telah tersedia. Dengan harga sewa bervariasi, anda dapat memilih tempat penginapan yang menawarkan nuansa alam dan kesegaran udara Malino. Ketika berada di Malino, sempatkanlah untuk berkunjung ke Air Terjun Lembanna, sekitar 8 kilometer dari kota Malino. Daya tarik tersendiri dari Lembanna dapat anda temukan ketika tiba di lokasi. Pesona alam bukit Lembanna yang konon keindahannya tak dapat terlupakan menjadi keistimewaan tersendiri dari lokasi ini. Ketika berada di Lembanna, anda juga patut untuk merasakan kesegaran air terjunnya. Setelah puas menikmati kesegaran air terjun di Lembanna, kebuh teh yang terletak di dusun Pattapang, sekitar 3 kilometer dari pusat kota Malino dapat menjadi tujuan berikutnya. Daya tarik di lokasi ini dapat anda temukan ketika berada tepat di puncak kebun. Untuk mencapai puncak, anda dapat berjalan kaki lebih kurang 1 jam melintasi jalan setapak atau 15 menit naik kuda yang telah tersedia. Sesampainya di puncak kebun, anda dapat merasakan kesejukan hawa segar pegunungan Malino. Jika ingin melihat pemandangan alam di sekeliling kebun, anda dapat menggunakan jasa penyewaan kuda yang telah tersedia di kawasan puncak kebun. Kunjungan anda di kota Malino terasa semakin lengkap jika menyempatkan diri berkunjung ke Taman Wisata Alam Malino yang lokasinya tidak terlalu jauh dari Air Terjun Lembanna. Ketika berada di taman ini, anda dapat melihat beraneka satwa yang kini tergolong langka, seperti burung nuri, kera hitam, jalak kerbau, serta burung gelatik. Di tempat ini, anda juga dapat menemukan beragam jenis tumbuhan khas Malino, seperti ekaliptus, jabon, serta kenanga.

MALINO, KAB. GOWA - SULSEL Jalan menanjak dan berkelok-kelok dengan melintasi deretan pegunungan dan lembah yang indah bak lukisan alam, akan mengantarkan Anda ke kota Malino. Kawasan tersebut terkenal sebagai kawasan rekreasi dan wisata sejak zaman penjajahan Belanda. Banyak pengunjung yang datang baik dari Kota Makassar maupun dari daerah-daerah lain di Sulawesi Selatan untuk mendapatkan tempat rekreasi dan refreshing yang nyaman, terutama pada saat weekend atau liburan. Yang membuatnya istimewa adalah di Malino bukan hanya terdapat vila dan penginapan di perbukitan tempat menikmati hawa dinginnya dengan pesona alam yang luar biasa, tetapi juga tempat yang berketinggian 1.500 meter diatas permukaan laut ini memiliki objekobjek wisata yang menarik dan potensial akan flora dan fauna yang beraneka ragam. Mulai dari Air Terjun Takapala yang terletak di daerah Bulutana, Air Terjun Lembanna yang kira-kira 8 km dari Kota Malino, Hutan Wisata Malino yang lebih dikenal dengan sebutan Hutan Pinus. Sementara di Malino, terdapat Permandian Lembah Biru. Objek-objek wisata itu tidak pernah sepi oleh pengunjung, apalagi di hari-hari libur. Dalam taman wisata alam Malino ditemui berbagai jenis fauna seperti burung nuri (Trichaglossus flavoridis), kera hitam (Macaca maura), biawak (Varanus salvator), jalak kerbau (Acridatheres sp), raja udang (Halcyon sp), dan burung gelatik (Padda oryzofora). Flora yang dimiliki mulai dari pohon pinus (Pinus merkusi) yang merupakan flora yang mendominasi Taman Wisata Alam Malino dan umurnya sudah cukup tua. Selain itu, terdapat pula jenis floran lain seperti akasia (Acasia auriculiformis) jabon (Anthocepthalus cadamba), beringin (Ficus benjamina), ekaliptus (Eucalyptus sp), edelweis (Edelwesy sp), rotan (Calamus sp), kenanga (Cananga ordorata) dan beberapa jenis perdu. Keindahan alam Malino yang dikenal sejak zaman kolonial Belanda juga menyimpan tumbuhan peninggalan Belanda yang sampai sekarang bisa ditemukan, namun terbilang langka, yaitu termasuk edelweis dan pohon turi yang bunganya berwarna oranye. Saat mekar, bunga-bunga ini terlihat indah, apalagi jika dilihat dari udara atau kejauhan. Pemandangan seperti ini jarang ditemukan di tempat lain. Karena itulah, Malino juga dijuluki sebagai Kota Kembangnya Sulawesi Selatan.Sedikit ke daerah atas terlihat dengan jelas hamparan sayur-mayur yang hijau. Tanaman hortikultura seperti kol, vetsai, bawang prei, kentang dan tomat, digarap oleh para petani desa setempat. Tepatnya terletak di daerah Kanrepia. Sementara itu kalau kita ke daerah Pattapang, terdapat perkebunan teh milik Nittoh asal jepang yang juga menjadi salah satu objek wisata Malino yang digemari karena hamparan hijaunya yang cantik dan memukau. Di Malino juga terdapat perkebunan Markisa yang terkenal menghasilkan buah markisa yang manis, yang dapat diperoleh di pasar-pasar tradisonal di Malino. Lengkap sudah kepuasan yang disediakan kawasan wisata alam Malino. Walaupun belum

banyak dikenal di luar daerah Sulawesi Selatan, sebagaimana kawasan puncak Bogor dan Bandung, Malino merupakan prospek pariwisata yang sangat potensial. Keindahan Panorama Alam yang memukau, potensi flora dan faunanya, dan kenyamanan yang dijanjikannya, membuatnya berpeluang menjadi salah satu objek wisata yang terkenal di Nusantara. (rn)

You might also like