You are on page 1of 21

LAPORAN BIOKIMIA UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN HIDROLISIS KARBOHIDRAT

NAMA KELOMPOK : 1. I GEDE OCTHA PRASETYA PERTAMA PUTRA (10.1310227) 2. I WAYAN FERY JULIAWAN (10.1310230) 3. NI KADEK ERNI HENDRAYANTI (10.1310232)

STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI 2010/2011 April, 2011

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapa Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat berkah dan rahmat- Nya, kami dapat menyelesaikan laporan Biokimia ini dengan tepat waktu. Kami menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami harap para dosen pembimbing dapat memberikan saran dan kritik untuk memperbaiki laporan ini. Sehingga di lain waktu, kami tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama dalam pembuatan laporan. Dan dapat membuat laporan dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan. Akhir kata kami ucapkan terima kasih, semoga laporan ini dapat bermanfaat terutama bagi para mahasiswa analis kesehatan.

Denpasar, April 2011

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II TUJUAN BAB III BAHAN DAN PROSEDUR KERJA 3.1 Bahan 3.1.1 Alat 3.2 Prosedur Kerja 3.2.1 Uji Molisch 3.2.2 Uji Iodium 3.2.3 Uji Benedict 3.2.4 Uji Barfoed 3.2.5 Uji Seliwanoff 3.2.6 Uji Asam Musat 3.2.7 Hidrolisis Pati 3.2.8 Hidrolisis Sukrosa BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Uji Molisch 4.1.2 Uji Iodium 4.1.3 Uji Benedict 4.1.4 Uji Barfoed 4.1.5 Uji Seliwanoff 4.1.6 Uji Asam Musat 4.1.7 Hidrolisis Pati 4.1.8 Hidrolisis Sukrosa 4.2 Pembahasan BAB V KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Dasar Teori Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam, terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa latin saccharum = gula). Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang

mengandung unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus empiris total (CH2 O)n. Karbohidrat paling sederhana adalah monosakarida, diantaranya glukosa yang mempunyai rumus molekul C6H12 O6. Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan disamping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cdangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan di alam terdapat sebagai polisakarida dengan berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk

penyimpanan bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagi penyusun struktur di dalam dinding sel dan jaringan pengikat. Pada tumbuhan, karbohidrat disintesis daro CO2 dan H2 O melalui roses fotosinteseis dalam sel berklorofil dengan bantuan sinar matahari. Karbohidrat yang dihasilkan merupakan cadangan makanan yan disimpan dalam akar, batang, g dan biji sebagai pati (amilum).Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat dalam sel tubuh disimpan dalam hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen. Klasifikasi Karbohidrat Dari rumus umum karbohidrat,dapat diketahui bahwa senyawa ini merupakan suatu polimer yang tersusun atas monomer- monomer. Berdasarkan monomer yang menyusunnya, karbohidrat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu: 1. Monosakarida : karbohidrat paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat lain. Bentuk ini dibedakan kembali menurut jumlah atom

C yang dimiliki dan sebagai aldosa atau ketosa. Monosakarida yang terpenting adalah glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Contoh lainnya tercantum dalam tabel. Monosakarida Rumus Molekul Aldosa Triosa Tetrosa Pentosa Heksosa C3H6 O3 C4H8 O4 C5H10 O5 C6H12 O6 Ketosa

Gliserosa Dihidroksi Aseton Eritrosa Ribosa Glukosa Eritrulosa Ribulosa Fruktosa

2. Oligosakarida : karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh satuan monosakarida. Oligosakarida yang umum adalah disakarida, yang terdiri atas dua satuan monosakarida dan dapat dihidrolisis menjadi mono sakarida. Contoh: sukrosa, maltosa, dan laktosa. 3. Polisakarida : karbohidrat yang tersusun lebih dari sepuluh satuan monosakarida dan dapat berantai lurus atau bercabang. Polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim tertentu yang kerjanya spesifik. Hidrolisis sebagian polisakarida menghasilkan oligosakarida dan dapat digunakan untuk menentukan struktur molekul polisakarida. Contoh: amilum, dekstrin, glikogen, dan sellulosa.

Sifat-sifat Karbohidrat Pada umumnya, karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar larut dalam pelarut nonpolar, tetapi mudah larut dalam air. Kecuali, polisakarida bersifat tidak larut dalam air. Amilum dengan air dingin akan membentuk suspensi dan bila dipanaskan akan terbentuk pembesaran berupa pasta dan bila didinginkan akan membentuk koloid yang kental semacam gel. Suspensi amilum akan memberikan warna biru dengan larutan iodium. Hal ini dapat digunakan untuk mengidentifikasikan adanyan amilum dalam suatu bahan. Hidrolisis sempurna amilum oleh asam atau enzim akan menghasilkan glukosa. Glikogen mempunyai struktur empiris yang serupa dengan amilum pada tumbuhan. Pada proses hidrolisis, glikogen menghasilkan pula glukosa karena

baik amilum maupun glikogen, tersusun dari sejumlah satuan glukosa. Glikogen dalam air akan membentuk koloid dan memberikan warna merah dengan larutan iodium. Pembentukan glikogen dari glukosa dalam sel tubuh diatur oleh hormon insulin dan prosesnya disebut glycogenesis. Sebaliknya, proses hidrolisis glikogen menjadi glukosa disebut glycogenolysis. Semua jenis karbohidrat,baik monosakarida,disakarida,maupun

polisakarida, akan berwarna merah-ungu bila larutannya dicampur beberapa tetes -naftol dalam alkohol dan ditambahkan asam sulfat pekat, sehingga

tidak bercampur. Warna ungu akan tampak pada bidang batas antara kedua cairan. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat dalam suatu bahan dan dikenal dengan uji Molisch. Monosakarida dan disakarida memiliki rasa manis, sehingga sering disebut gula. Rasa manis dari gula disebabkan oleh gugus hidroksilnya. Kebanyakan monosakarida dan disakarida, kecuali sukrosa, adalah gula pereduksi. Sifat mereduksi disebabkan oleh adanyan gugus aldehida atau keton bebas dalam molekulnya. Larutan gula bereaksi positif dengan pereaksi Fehling, pereaksi Tollens, maupun pereaksi Benedict. Sebaliknya,

kebanyakan polisakarida adalah gula nonpereduksi.

BAB II TUJUAN

2.1 Tujuan Tujuan dari percobaan ini : 1. Mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam sutau bahan secara kualitatif. 2. Membuktikan adanya polisakarida dan adanya gula pereduksi. 3. Membedakan antara monosakarida dan disakarida dan membuktikan adanya ketosa. 4. Membedakan antara glukosa dan galaktosa. 5. Mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum dan sukrosa.

BAB III BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

3.1 Bahan 3.1.1 Bahan yang digunakan: Amilum,glikogen, dekstrin, sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa masing-masing dalam larutan 1%, pereaksi Molisch,H2SO4, larutan Iodium, pereaksi Benedict, pereaksi Barfoed, pereaksi Seliwanoff,H2 NO3 pekat, larutan Amilum 1%, larutan Iodium, larutan HCl 2N, larutan NaOH 2%, larutan Sukrosa 1%, larutan HCl pekat.

3.1.2 Alat yang digunakan: Tabung reaksi, pipet tetes, alat pemanas atau penangas air, penjepit tabung, pengatur waktu, mikroskop,kertas lakmus,pipet ukur.

3.2 Prosedur Kerja 3.2.1 Uji Molisch Prosedur : 1. Masukkan 15 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi. 2. Tambahkan 3 tetes pereaksi Molisch. Campurlah dengan baik. 3. Miringkan tabung reaksi, lalu alirkan dengan hati-hati 1 mL H2SO4 pekat melalui dinding tabung agar tidak bercampur. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan. 3.2.2 Uji Iodium Prosedur : 1. Masukkan 3 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi atau porselin tetes. 2. Tambahkan 2 tetes larutan Iodium. 3. Amati warna spesifik yang terbentuk.

3.2.3 Uji Benedict Prosedur : 1. Masukkan dalam tabung reaksi 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi Benedict. Campurlah dengan baik. 2. Didihkan di atas api kecil selama 2 menit atau masukkan dalam penangas air mendidih selama 5 menit. 3. Dinginkan perlahan-lahan. 4. Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk. Reaksi positif ditandai dengan timbulnya endapan warna biru kehijauan, kuning, atau merah bata,tergantung pada kadar gula pereduksi yang ada. Uji Benedict dapat pula digunakan untuk menentukan kadar gula dalam urin secara semikuantitatif. 3.2.4 Uji Barfoed Prosedur: 1. Masukkan dalam tabung reaksi 10 tetes larutan uji dan 10 tetes pereaksi Barfoed. Campurlah dengan baik. 2. Panaskan di atas api kecil sampai mendidih selama 1 menit atau masukkan dalam penangas air mendidih selama 5 menit. 3. Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan Cu2 O merah bata.

3.2.5 Uji Seliwanoff Prosedur : 1. Masukkan 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi Seliwanoff ke dalam tabung reaksi. 2. Didihkan di atas api kecil selama 30 detik atau dalam penangas air mendidih selama 1 menit. 3. Hasil positif ditandai terbentuknya larutan berwarna merah oranye.

3.2.6 Uji Asam Musat Prosedur : 1. Masukkan 10 tetes larutan uji dan 2 tetes HNO3 pekat. 2. Panaskan dalam penangas air mendidih sampai volumenya kira-kira tinggal 2-3 tetes. 3. Dinginkan perlahan-lahan, perhatikan terbentuknya kristal-kristal keras seperti pasir. 4. Amati di bawah mikroskop.

3.2.7 Hidrolisis Pati Prosedur : 1. Masukkan ke dalam tabung reaksi 5 mL amilum 1%, kemudian tambahkan 2,5 mL HCl 2N. 2. Campurlah dengan baik, lalu masukkan dalam penangas air mendidih. 3. Setelah 3 menit, ujilah dengan mengambil 2 tetes larutan ditambah 2 tetes iodium dalam porselin tetes. Catatlah perubahan warna yang terjadi. 4. Lakukan uji iodium setiap 3 menit sampai hasil berwarna kuning pucat. 5. Lanjutkan hidrolisis selama 5 menit lagi. 6. Setelah didinginkan, ambil 2 mL larutan hasil hidrolisis, lalu netralkan dengan NaOH 2%. Uji dengan kertas lakmus. 7. Kemudian, ujilah dengan Benedict. 8. Simpulkan apa yang dihasilkan hidrolisis pati.

3.2.8 Hidrolisis Sukrosa Prosedur :


1.

Masukkan 5 mL sukrosa 1% ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 5 tetes HCl pekat.

2. Campurlah dengan baik, lalu panaskan dalam penangas air mendidih

selama 30 menit.
3. Setelah didinginkan, lalu netralkan dengan larutan NaOH 2% dan uji

dengan kertas lakmus.


4. Selanjutnya uji dengan Benedict, Seliwanoff, dan Barfoed. 5. Simpulkan apa yang dihasilkan dari hidrolisis sukrosa.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Uji Molisch No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Zat Uji Amilum 1% Glikogen 1% Dekstrin 1% Sukrosa 1% Laktosa 1% Maltosa 1% Galaktosa 1% Fruktosa 1% Glukosa 1% Arabinosa 1% Terbentuk cincin warna ungu Terbentuk cincin warna ungu + + Terbentuk cincin warna ungu Terbentuk cincin warna ungu Terbentuk cincin warna ungu + + + Hasil Uji Molisch Terbentuk cincin warna ungu Karbohidrat (+/-) +

4.1.2 U ji Iodium No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Zat Uji Amilum 1% Glikogen 1% Dekstrin 1% Sukrosa 1% Laktosa 1% Maltosa 1% Galaktosa 1% Fruktosa 1% Glukosa 1% Arabinosa 1% Terbentuk warna merah coklat Terbentuk warna merah coklat Terbentuk warna merah coklat Terbentuk warna merah coklat Terbentuk warna merah coklat Hasil Uji Iodium Terbentuk warna biru Polisakarida (+/-) +

4.1.3 Uji Benedict Warna Biru /hijau keruh Hijau /hijau kekuningan Kuning kehijauan /kuning keruh Jingga Merah bata Penilaian +1 +2 +3 +4 Konsentrasi Kurang dari 0,5 % 0,5 1,0 % 1,0 -2,0 % Lebih dari 2%

Hasil Percobaan: No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Zat Uji Amilum 1% Glikogen 1% Dekstrin 1% Sukrosa 1% Laktosa 1% Maltosa 1% Galaktosa 1% Fruktosa 1% Glukosa 1% Arabinosa 1% Timbul endapan warna merah bata Timbul endapan warna biru +4 Timbul endapan warna biru Timbul endapan warna kuning keruh Timbul endapan warna merah bata +2 +4 Hasil Uji Benedict Timbul endapan warna biru Gula reduksi (+/-) -

4.1.4 Uji Barfoed No . 1. 2.. 3. 4. 5. 6. 7. Zat Uji Sukrosa 1% Laktosa 1% Maltosa 1% Galaktosa 1% Fruktosa 1% Glukosa 1% Arabinosa 1% Terbentuk warna merah bata Terbentuk warna merah bata + + Hasil Uji Barfoed Terbentuk warna biru Terbentuk warna biru Terbentuk warna biru Monosakarida (+/-) -

4.1.5 Uji Seliwanoff No . 1. 2. 3. 4. 5. Zat Uji Sukrosa 1% Galaktosa 1% Fruktosa 1% Glukosa 1% Arabinosa 1% Terbentuk warna merah oranye Terbentuk warna oranye + Hasil Uji Barfoed Terbentuk warna merah oranye Ketosa (+/-) +

4.1.6 Asam Musat No . Zat Uji Hasil Uji Asam Musat 1. 2. 3. 4. Sukrosa 1% Galaktosa 1% Fruktosa 1% Glukosa 1% Tidak ada kristal Tidak ada kristal Tidak ada kristal Gambar Kristal -

4.1.7 Hi Perl n

li i

ti Hidroli i (meni 3 6 Biru pekat Ungu Coklat kehitaman Coklat Kuning kecoklatan Kuning pucat Kuning pucat Amilosa Amilopektin Eritrodekstrin Eritrodekstrin Akrodekstrin Maltosa Glukosa Hasil Uji Iodi m Hasil Hidrolisis

5 mL amilum 1% + 2,5 mL HCl 2N + Pemanasan

9 12 15 18 21

4.1.8 Hi Perl

li i Sukrosa i Benedi eliw noff B rfoed il i

5mL sukrosa 1% + 5 t t s HCl pekat + Pemanasan

Endapan merah bata (+4) Merah oranye (+) Biru (endapan putih) (-)

4.2 Pembahasan a. Uji Molisch Larutan uji ditambahkan dengan pereaksi molisch (H2SO4 ) akan terbentuk cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan karena karbohidrat yang dihidrolisis oleh asam anorganik pekat akan menjadi monosakarida dan pada monosakarida jenis pentosa jika didehidrasi oleh asam sulfat pekat akan menjadi furfural dan golongan heksosa akan menjadi hidroksi-metilfurfural. Pereaksi Molisch (H2SO4 pekat) terdiri atas -naftol dalam alcohol bereaksi positif terhadap furfural dan hidroksimetilfurfural sehingga membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat dapat juga dilakukuan dengan menggunakan uji lain, seperti uji Iodium. Prosedur kerja dari uji Iodium yakni masukkan 3 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi atau porselin tetes, tambahkan 2 tetes larutan Iodium, amati warna spesifik yang terbentuk. Bahan alam yang mengandung senyawa furfural, yaitu jagung, kentang dan lain-lain.

b. Uji Iodium Pada zat uji amilum 1% ditambahkan dengan larutan iodium akan membentuk warna biru tua, sedangkan pada zat uji sukrosa 1%, laktosa 1%, maltose 1%, fruktosa 1%, dan glukosa 1% ditambahkan dengan larutan iodium membentuk warna merah coklat sebab pada polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk senyawa kompleks yang spesifik tergantung pada jenis karbohidrat. Uji iodium digunakan untuk membuktikan adanya polisakarida (amilum, glikogen, dan dekstrin). Amilum dan glikogen merupakan salah satu sumber energi pada tubuh. Amilum dan glikogen bersumber dari umbi umbian dan serelia. Amilum tidak larut di dalam air, sedangkan glikogen larut di dalam air. Bila bereaksi dengan iodium, amilum akan menghasilkan warna biru. Sementara itu, glikogen akan menghasilkan warna merah.

c. Uji Benedict Amilum 1%, sukrosa 1 %, dan glukosa 1% ditambahkan dengan pereaksi benedict lalu dididihkan di atas api kecil selama 2 menghasilkan

warna biru yang berarti reaksi negatif sebab tidak terkandung gula reduksi. Sedangkan zat uji laktosa 1%, maltose 1%, dan fruktosa 1% menghasilkan warna merah bata setelah ditambahkan benedict dan di didihkan selama 2 menit, hal ini menandakan reaksi positif dengan penilaian +4 dengan konsentasi gula reduksi lebih dari 2%. Uji Benedict dapat pula digunakan untuk mentukan kadar gula dalam urin secara semikuantitatif. Selain menggunakan uji benedict, kita juga dapat menggunakan uji tollens. Untuk mengetahui adanya gula pereduksi pada suatu bahan. Cara kerja dari uji tollens yakni larutkan satu tetes sampel cair atau satu spatula sampel dalam sedikit air atau etanol 95%, tambahkan sampel tetes demi tetes ke dalam pereaksi Tollens sambil mengocok-ngocoknya kemudian amati endapan Ag yang terbentuk, panaskan tabung reaksi dalam air yang mendidih, amati hasil atau perubahan yang terjadi. Kelebihan dari menggunakan uji benedict dibandingkan dengan uji tollens yakni kita dapat mengetahui kadar gula pereduksi yang terdapat pada sampel.

d. Uji Barfoed Dalam percobaan barfoed zat uji sukrosa 1%, laktosa 1%, dan maltosa 1% setelah dicampurkan dengan pereaksi barfoed dan dipanaskan sel ma 1 a menit membentuk warna biru menandakan reaksi tersebut adalah negatif. Sedangkan pada zat uji fruktosa 1% dan glukosa 1% membentuk warna merah bata sebab ion Cu2+ (dari pereaksi Barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida sehingga menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata. Pada pemanasan yang lebih lama disakarida dapat pula menunjukkan hasil positif terhadap uji barfoed, karena disakarida tersusun dari dua satuan monosakarida.Uji barfoed digunakan untuk mengetahui adanya

monosakarida pada sampel. Sedangkan uji benedict merupakan uji umum untuk karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas.

e. Uji Seliwanoff Untuk zat uji sukrosa 1% dan fruktosa 1% ditambahkan pereaksi seliwanoff lalu dipanaskan dengan api spiritus menghasilkan warna merah oranye karena dehidrasi ketosa oleh HCl pekat menghasilkan

hidroksimetilfurfural dan dengan penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi sehingga membentuk senyawa kompleks berwarna merah oranye. Sedangkan pada zat uji glukosa menghasilkan warna oranye, membuktikan bahwa tidak adanya kandungan ketosa. Pada pemanasan yang terlalu lama, sukrosa pun menunjukkan hasil yang positif terhadap uji seliwanoff karena sukrosa terdiri dari dua satuan monosakarida yakni glukosa dan fruktosa. Uji lain yang dapat digunakan selain seliwanoff adalah uji barfoed. Cara kerja dari uji barfoed yakni masukkan dalam tabung reaksi 10 tetes larutan uji dan 10 tetes pereaksi Barfoed. Campurlah dengan baik, panaskan di atas api kecil sampai mendidih selama 1 menit atau masukkan dalam penangas air mendidih selama 5 menit, perhatikan warna atau endapan yang terbentuk.

f. Uji Asam Musat Pada percobaaan ini, ada tiga macam larutan yang diuji yaitu galaktosa, glukosa dan fruktosa. Setelah larutan-larutan tersebut diberi asam nitrat dan dipanaskan sampai tersisa setengahnya. Setelah didinginkan, dari ketiga larutan yang diuji tidak ditemukan adanya kristal-kristal yang keras seperti pasir. Hal tersebut menunjukkan hasil negatif terhadap uji asam musat.

g. Hidrolisis Pati Pada percobaan ini, suspensi amilum yang telah ditambah HCl dan dipanaskan, dilakukan uji iodium dan hasilnya negatif. Hal tersebut menunjukkan bahwa larutan tersebut sudah tidak lagi mengandung pati. Setelah negatif, secara bertahap dilakukan uji benedict setiap 3 menit. Pada menit ke-18, baru menunjukkan reaksi positif dengan perubahan warna menjadi kekuningan yang menunjukkan bahwa monosakarida-

monosakarida penyusunnya memiliki gula pereduksi. Setelah melakukan hidrolisis pati, kemudian dilanjutkan dengan uji benedict. Pada uji benedict dihasilkan endapan warna merah bata. Untuk mengetahui bahwa hidrolisis pati telah sempurna, ditandai dengan adanya endapan warna merah bata saat diuji dengan benedict. Sebelum dilanjutkan dengan uji benedict, larutan hasil hidrolisis harus dinetralkan terlebih

dahulu agar reaksi yang berlangsung dalam suasana alkalis. Sehingga akan terbentuk endapan warna merah bata pada saat larutan dipanaskan. Untuk menetralkan larutan hasil hidrolisis, teteskan sebanyak 190 tetes NaOH 2 %. Kemudian diteteskan ke dalam porselin tetes yang berisi kertas lakmus.

h. Hidrolisis Sukrosa Setelah melakukan hidrolisis sukrosa, netralkan larutan dengan NaOH 2% dan uji dengan kertas lakmus. Kemudian uji dengan benedict, seliwanoff, dan barfoed. Dihasilkan endapan warna merah bata, merah oranye, dan endapan putih. Enzim yang berperan mengkatalisis hidrolisis sukrosa adalah enzim invertase. Sumber diperolehnya enzim berasal dari ragi, khususnya pada ragi roti. Uji benedict, seliwanoff, dan barfoed digunakan untuk mengetahui hasil akhir dari hidrolisis sukrosa dan mengetahui golongan karbohidrat yang terkandung pada sukrosa. Hidrolisis sukrosa akan menghasilkan fruktosa dan glukosa (gula invert). Gula inversi dibuat dengan menggabungkan sirup gula dengan sedikit asam (seperti pada krim tartar atau jus lemon) dan pemanasan. Proses ini mengubah, atau memecah, sukrosa menjadi dua komponen, glukosa dan fruktosa, sehingga menurunkan ukuran kristal-kristal gula. Karena struktur kristalnya yang halus, gula inversi menghasilkan produk yang lebih halus dan digunakan dalam pembuatan berbagai jenis permen seperti fondant, dan berbagai sirup. Bahan alam yang terdapat kandungan gula invert adalah beras, jagung, kentang, dan sagu.

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan 1. Karbohidrat bereaksi positif terhadap H2SO4 pekat yaitu ditandai dengan cincin warna ungu, pada semua larutan uji terbentuk cincin berwarna ungu. Hal tersebut membuktikan bahwa semua larutan uji mengandung karbohidrat. 2. Iodium membuktikan adanya polisakarida, hanya larutan uji Amilum yang mengandung polisakarida. Hal ini dibuktikan dari terbentuknya warna biru pada amilum. Sedangkan larutan uji yang lain menghasilkan warna merah coklat. 3. Benedict digunakan untuk membuktikan adanya gula pereduksi yang ditandai dengan timbulnya endapan warna merah bata. Larutan uji Amilum, Glukosa dan Sukrosa tidak mengandung gula reduksi. Hal tersebut dibuktikan dari timbulnya endapan warna biru pada kedua larutan uji tersebut. Sementara itu, larutan uji Laktosa, Maltosa, dan Fruktosa terbukti mengandung gula reduksi dengan kadar yang berbeda-beda. Hal tersebut dibuktikan dari timbulnya endapan warna kuning keruh dan merah bata pada larutan uji. 4. Uji Barfoed digunakan untuk membedakan monosakarida dan disakarida. Larutan uji Sukrosa, Laktosa, dan Maltosa termasuk golongan disakarida. Hal tersebut dibuktikan dari terbentuknya warna biru pada ketiga larutan tersebut. Sedangkan larutan uji Fruktosa dan Glukosa termasuk golongan monosakarida. Hal tersebut dibuktikan dari terbentuknya endapan merah bata pada larutan uji tersebut. 5. Seliwanoff digunakan untuk membuktikan adanya ketosa, dalam praktikum ini hanya zat uji glukosa saja yang menunjukkan hasil negatif. Sedangkan larutan uji sukrosa dan fruktosa terbukti mengandung ketosa. Hal ini dibuktikan dari terbentuknya warna merah oranye. 6. Asam musat digunakan untuk membedakan antara glukosa dan galaktosa. Jadi hasil percobaan asam musat adalah semua negatif sebab tidak menggunakan zat uji galaktosa. 7. Pada hidrolisis pati digunakan untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum (pati) yang ditandai dengan perubahan warna menjadi kekuningan.Berdasarkan

hasil praktikum, setelah larutan amilum didinginkan diperlukan sebanyak 190 tetes NaOH 2% untuk menetralkannya. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji menggunakan Benedict. Hasil yang diperoleh, terbentuk endapan merah bata pada larutan tersebut. 8. Hidrolisis sukrosa digunakan untuk mengidentifikasikan hasil hidrolisis sukrosa. Berdasarkan hasil praktikum, larutan sukrosa dinetralkan dengan NaOH 2% sebanyak 110 tetes. Hasil dari hidrolisis sukrosa menunjukkan hasil positif pada uji Benedict dan uji Seliwanoff. Sedangkan pada uji Barfoed menunjukkan hasil negatif. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sukrosa termasuk golongan disakarida.

DAFTAR PUSTAKA http://biologi.blogsome.com/2011/02/07/karbohidrat-dan-uji-karbohidrat/

http://wahyuriyadi.blogspot.com/2009/10/uji-kualitatif-karbohidrat.html http://ilmukimia.webs.com/apps/blog/show/3316298 http://riskaarybuana.wordpress.com/2008/12/26/d-uji-tollen-untuk-aldehid-dan-keton/

LAMPIRAN

You might also like