You are on page 1of 2

Lokasi dan mekanisme dari gempa bumi yang terjadi kemarin sangat konsisten dengan gempa-gempa yang terjadi

sebelumnya di sekitar patahan Sumatra. Seperti kita tahu di Pulau Sumatera terdapat satu patahan yang sangat besar dan sangat panjang. Panjang patahan geser menganan (dextral strike slip fault) ini sampai sekitar 1900 km mulai dari offshore Andaman dan menerus ke tenggara ke provinsi Lampung. Patahan Sumatra ini sangatlah mudah dikenali dari foto udara, citra satelit, dan data-data lainnya. Dari foto udara yang saya dapat dari Google earth juga bisa kita prediksi dimana letak dari patahan tersebut. Letak dari patahan ini dapat dilihat dari kelurusan gunung api yang ada di Pulau Sumatra mulai dari Gunung Seulawah Agam di Aceh, Toba di Sumatera Utara, Gunung Marapi dan Talang di Sumatera Barat, Gunung Kerinci di perbatasan Sumatera Barat dan Jambi, Gunung Sumbing, sampai Gunung Hulubelu di Lampung. Bahkan kelurusan danau juga menunjukkan adanya kesamaan letak dengan patahan Sumatra ini. Dimulai dari Danau Toba di Sumatra Utara, Danau Maninjau dan Danau Singkarak di Sumatera Barat, Danau Kerinci di Jambi, sampai Danau Ranau di Lampung. Daerah yang dilalui patahan tersebut berpotensi besar terjadi gempa bumi baik itu dalam skala kecil maupun besar. Sepanjang sejarah yang tercatat, daerah yang dilalui patahan Sumatra paling tidak terjadi gempa bumi dengan skala 5 atau lebih sekali dalam setahun. Komponen dari pergerakan lempeng Australia dan lempeng Eurasia diakomodasikan dalam jumlah yang relatif besar oleh pergerakan patahan geser menganan dari patahan Sumatra. Dalam gempa bumi yang terjadi kali ini di sekitar Danau Singkarak, episenter gempa yang terjadi ternyata di tepi sebelah barat laut Danau Singkarak. Gempa bumi yang lebih besar juga pernah melanda daerah tenggara dari episenter gempa bumi yang sekarang. Gempa yang terjadi pada tanggal 8 dan 9 Juni 1943 tersebut berskala 7.2 dan 7.5 dan terjadi dalam selang waktu 7 jam antara gempa pertama dan kedua. Skala 7.5 adalah gempa bumi terbesar yang terjadi

di patahan Sumatra sejak akhir abad 19. Keunikan lagi yang ada dalam gempa bumi yang baru saja terjadi di Padang ini adalah terjadinya gempa bumi yang sama letaknya dan hampir sama skalanya pada tanggal 28 Juni 1926. Jadi dalam waktu sekitar hampir 81 tahun terjadi gempa bumi yang hampir sama skalanya dan hampir sama episenternya. Berikut adalah data-data yang didapat dari USGS:

You might also like