You are on page 1of 14

TUGAS GEOGRAFI

PERAIRAN DARAT DAN LAUT

SMA NEGERI 4 KOTA BOGOR

NAMA KELAS ABSENT

: : :

ALDILA LATANZA X4 03

Perairan Darat dan Laut

1.Perairan Darat
semua bentuk perairan yang terdapat di darat. Bentuk perairan yang terdapat di darat meliputi, mata air, air yang mengalir di permukaan bergerak menuju ke daerah -daerah yang lebih rendah membentuk sungai, danau, rawa dan lain -lain yang memiliki suatu pola aliran yang dinamakan Daerah Aliran Sungai (DAS). Dari penjelasan di atas tentunya Anda paham bukan, bahwa air sumur, air sungai, rawa, danau, empang dan sejenisnya termasuk jenis perairan darat. Tata air yang berada di wilayah daratan tersebut dipelajari oleh suatu ilmu yang disebut hidrologi. Marilah kita lanjutkan dengan jenis dan persebaran perairan darat. Topik yang akan dibahas mengenai jenis dan persebaran perairan darat ini antara lain danau, rawa, air tanah, sungai, dan Daerah Aliran Sungai (DAS).

a. Danau
Danau itu merupakan suatu daratan yang cekung (basin) yang digenangi air yang cukup banyak. Air yang menggenangi danau bisa berasal dari mata air, air tanah, air sungai yang berpelepasan atau bermuara di danau tersebut atau bisa juga berasal dari air hujan. Air yang mengisi danau biasanya air tawar, contohnya Danau Toba di Sumatera Utara, Danau Poso di Sulawesi Tengah, dan Riam Kanan di Kalimantan Selatan. Selain air tawar ada juga danau yang airnya asin (memiliki kadar garam tinggi) seperti Danau Kaspia, Danau Laut Mati, Danau Laut Aral, Great Salt dan lain-lain. Mengapa ada danau yang airnya asin? Hal ini terjadi karena di danau terjadi penguapan yang sangat tinggi. Di samping itu air yang masuk ke danau tersebut biasanya tidak berpelepasan atau tidak mengal ir lagi ke tempat lain. Ada bermacam-macam jenis danau.

1.

Danau Tektonik, yaitu danau yang terjadi akibat adanya


peristiwa tektonik seperti gempa. Akibat gempa terjadi proses patahan (fault) pada permukaan tanah. Permukaan tanah yang patah mengalami pemerosotan atau ambles (subsidence) dan menjadi cekung. Selanjutnya bagian yan g cekung karena ambles tersebut terisi air dan terbentuklah danau. Danau jenis ini contohnya danau Poso, danau Tempe, danau Tondano, dan danau Towuti di Sulawesi. Danau Singkarak, danau Maninjau, dan danau Takengon di Sumatera.

2.

Danau Vulkanik atau danau Kawah, yaitu danau


yang terdapat pada kawah lubang kepunden bekas letusan gunung berapi. Ketika gunung meletus batuan yang menutup kawasan kepunden rontok dan meninggalkan bekas lubang di sana. Ketika terjadi hujan lubang tersebut terisi air dan membentuk sebuah danau. Contoh danau jenis ini ialah danau Kelimutu di Flores, Kawah Bromo, danau gunung Lamongan di Jawa Timur, danau Batur di Bali danau Kerinci di Sumatera Barat serta Kawah gunung Kelud.

3.

Danau Tektono-Vulkanik, yaitu danau yang terjadi


akibat proses gabungan antara proses vulkanik dengan proses tektonik. Ketika gunung berapi meletus, sebagian tanah/batuan yang menutupi gunung patah dan merosot membentuk cekungan. Selanjutnya cekungan tersebut terisi air dan terb entuklah danau. Contoh danau jenis ini adalah danau Toba di Sumatera Utara.

4.

Danau Karst. Danau jenis ini disebut juga Doline, yaitu danau
yang terdapat di daerah berbatu kapur. Danau jenis ini terjadi akibat adanya erosi atau pelarutan batu kapur. Bekas er osi membentuk cekungan dan cekungan terisi air sehingga terbentuklah danau.

5.

Danau Glasial, danau yang terjadi karena adanya erosi


gletser. Pencairan es akibat erosi mengisi cekungan -cekungan yang dilewati sehingga terbentuk danau. Contoh danau jenis ini terdapat di perbatasan antara Amerika dengan Kanada yaitu danau Superior, danau Michigan dan danau Ontario.

6.

Waduk atau Bendungan, adalah danau yang sengaja


dibuat oleh manusia. Pembuatan waduk biasanya berkaitan dengan kepentingan pengadaan listrik tenaga ai r, perikanan, pertanian dan rekreasi. Contoh danau jenis ini misalnya Saguling, Citarum dan Jatiluhur di Jawa Barat, Riam Kanan dan Riam Kiri di Kalimantan Selatan, Rawa Pening, Kedung Ombo dan Gajah Mungkur di Jawa Tengah.

b. Rawa
Pernahkah Anda melihat/menyaksikan rawa, atau barangkali di sekitar tempat tinggal Anda terdapat rawa. Daerah rawa banyak kita temukan di pantai timur pulau Sumatera dan pantai selatan pulau Kalimantan. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa:

Ada dua jenis rawa yaitu: 1. Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian, dan 2. Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian. Rawa jenis pertama tidak memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya selalu tergenang. Sedangkan rawa jenis kedua memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya berganti. Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian memiliki ciri -ciri sebagai berikut: 1. Airnya asam atau payau, berwarna merah, kurang bagus untuk mengairi tanaman dan tidak dapat dijadikan air minum. Kadar keasaman air (pH) mencapai 4,5. 2. Karena airnya asam, maka tidak banyak organisme (hewan maupun tumbuh-tumbuhan) yang hidup. 3. Pada bagian dasar rawa umumnya tertutup gambut yang tebal. Sedangkan rawa yang airnya mengalami pergantian memiliki ciri -ciri yang sebaliknya yaitu: 1. Airnya tidak terlalu asam. 2. Banyak organisme yang hidup seperti cacing tanah, ikan serta tumbuh-tumbuhan rawa seperti eceng gondok, pohon rumbia dan lain-lain. 3. Dapat diolah menjadi lahan pertanian. Keberadaan rawa banyak manfaatnya bagi kehidupan kita, manfaat rawa bagi kehidupan kita antara lain: 1. Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat dijadikan bahan baku pembuatan biogas dan barang-barang kerajinan anyaman seperti tas, dompet, hiasan dinding dan lain -lain, 2. Dapat dijadikan daerah pertanian pasang surut, 3. Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat, dan 4. Dapat dikembangkan menjadi daerah wisata.

Rawa merupakan salah satu ekosistem perairan darat yang harus kita jaga kelestariannya. Untuk menjaga kelestarian rawa dapat ditempuh beberapa cara antara lain: 1. Tidak sembarangan menebangi pohon -pohon atau tumbuhtumbuhan yang tumbuh di rawa. 2. Tidak membuang limbah ke rawa, karena dapat membahayakan kehidupan organisme di dalamnya. Bagaimana, apakah Anda dapat memahami uraian tadi? Kami bangga dengan kemampuan Anda. Mari kita lanjutkan dengan memba has masalah air tanah.

c. Air Tanah
Pernahkah Anda perhatikan air yang Anda minum setiap hari, dari manakah air tersebut diperoleh? Kalau jawaban Anda dari air tanah, maka jawaban Anda betul. Di sekitar kita (di permukaan tanah), dapat kita saksikan adanya air sumur, sungai, danau, rawa dan lain-lain. Sebenarnya di bawah permukaan tanah terdapat kumpulan air yang mempersatukan kumpulan air yang ada di permukaan. Kumpulan air inilah yang disebut air tanah. Jadi benar jika Anda mengatakan bahwa air yang kita minum serta kita gunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari adalah air tanah. Pengambilan air tanah dapat dilakukan dengan menimba, memompa atau mengalirkan air dari sebuah mata air. Dimanakah air tanah berada? Air tanah berada pada pori-pori dan celah-celah batuan. Kalau Anda memperhatikan permukaan air sumur, maka akan Anda lihat bahwa dalamnya permukaan air sumur di berbagai tempat tidak sama. Ada daerah tertentu misalnya di daerah pantai atau di pinggir sungai, mungkin cukup menggali 2 meter kita telah memperoleh air tanah, tetapi di daerah gunung mungkin kita perlu menggali hingga kedalamannya mencapai 10 atau 15 meter untuk memperoleh air tanah. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan topografi. Perbedaan jenis tanah juga mempengaruhi kedalaman permukaan air tanah. Contohnya di daerah gurun kedalamannya bisa mencapai 50 meter atau lebih, sehingga jarang tumbuh -tumbuhan yang hidup di situ karena akar tumbuhan tidak mampu menjangkau permukaan air. Penyebab lainnya adalah faktor musim. Pada musim kemarau permukaan air tanah akan lebih dala m jika dibandingkan pada musim penghujan. Ada bermacam-macam jenis air tanah. 1. Menurut letaknya, air tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu air tanah permukaan (Freatik) dan air tanah dalam. a. Air tanah permukaan (Freatik) adalah air tanah yang terdapat di atas lapisan tanah/batuan yang tidak tembus air (impermeable). Air yang ada di sumur-sumur, sungai, danau dan rawa termasuk jenis ini.

b. Air tanah dalam, adalah air tanah yang terdapat di bawah lapisan tanah/batuan yang tidak tembus air (impermeable). Untuk memperoleh air tanah jenis ini harus dilakukan pengeboran. Sumur bor atau artesis merupakan salah satu contoh sumur yang airnya berasal dari air tanah dalam.

Menurut asalnya air tanah dapat dibedakan menjadi air tanah yang berasal dari atmosfer (angkasa) dan air tanah yang berasal dari dalam perut bumi. . Air tanah yang berasal dari atmosfer disebut meteoric water, yaitu air tanah berasal dari hujan dan pencairan salju. a. Air tanah yang berasal dari dalam bumi misalnya air tanah turbir (yaitu air tanah yang tersimpan di dalam batuan sedimen) dan air tanah juvenil yaitu air tanah yang naik dari magma bila gas-gasnya dibebaskan melalui mata air panas.
Ada 4 wilayah air tanah yaitu: 1. Wilayah yang masih terpengaruh udara. Pada bagian teratas dari permukaan bumi t erdapat lapisan tanah yang mengandung air. Karena pengaruh gaya berat ( gravitasi), air di wilayah ini akan bebas bergerak ke bawah. Tumbuh -tumbuhan memanfaatkan air pada lapisan ini untuk menopang kelangsungan hidupnya. 2. Wilayah jenuh air. Wilayah inilah yang disebut dengan wilayah kedalaman sumur. Kedalaman wilayah ini tergantung pada topografi, jenis tanah dan musim. 3. Wilayah kapiler udara. Wilayah ini merupakan peralihan antara wilayah terpengaruh udara dengan wilayah jenuh air. Air tanahnya diperoleh dari proses kapilerisasi (perembesan naik) dari wilayah jenuh air. 4. Wilayah air dalam. Wilayah ini berisikan air yang terdapat di bawah tanah/batuan yang tidak tembus air.

d. Sungai
Sungai adalah aliran air di permukaan tanah yang mengalir ke laut. Sungai berdasarkan kondisi fisiknya akan terbagi menjadi 3 yaitu : 1. Bagian hulu : pada kondisi hulu aliran air deras, batu -batuan juga besar dan erosi yang terjadi adalah erosi vertikal ke bawah (air terjun). 2. Bagian tengah : Pada bagian ini aliran air sudah agak tenang, batu batuan juga sudah tidak besar lagi dan erosi yang terjadi ke samping/horizontal. 3. Pada bagian hilir : pada bagian ini aliran air sudah tenang, batu -batuan juga sudah berubah menjadi kental/pasir dan sudah jarang terjadi erosi.

Sungai berdasarkan sumber airnya , dibagi menjadi


: 1. Sungai hujan : Sungai yang aliran airnya berasal dari air hujan. Contoh : Sungai Cisadane, Sungai Mahakam. 2. Sungai Gletser : sungai yang terbentuk dari es yang mencair. 3. Sungai Campuran : Sungai yang aliran airnya berasal dari campuran gletser dan air hujan. COntoh SUngai digul (Papua) dan sungai memberano (Papua) Sungai berdasarkan debit aliran airnya : 1. Sungai permanen : Sungai yang debitnya stabil dan tidak dipengaruhi oleh musim. Contoh Sungai Mahakam, Sungai Barito, Sungai Musi dan Sungai Kapuas. 2. Sungai periodik : Sungai yang aliran airnya dipengaruhi oleh musim, meluap ketika musim hujan dan kering ketika m usim kering. Contoh Sungai Ciliwung, Sungai Cisadane. 3 . Sungai Episodik ; sungai yang aliran airnya ada hanya di musim penghujan, contoh Sungai Kasada di sumba.

Perairan Laut

2.Perairan Laut
Wilayah perairan dibedakan menjadi Perairan Darat dan Perairan Laut. Perairan Laut adalah wilayah permukaan bumi yang tertutup oleh air asin. Perairan laut dari pantai sampai ke dasar laut sampai k e dasar laut. Ilmu yang mempelajari tentang keadaan lautan disebut oceanografi. Luas laut dibandingkan dengan daratan adalah 7 : 3. Klasifikasi Laut Laut dapat di klasifikasikan berdasarkan :

Menurut terjadinya Laut menurut terjadinya dibedakan menjadi : 1. Laut Transgresi Laut yang meluas, terjadi karena daratan rendah yang tergenang oleh air laut. Pada perairan Indonesia terdapat dua wilayah yang merupakan termasuk laut transgresi yakni Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul.

2. Laut Ingresi Laut yang dalam, terjadinya karena dasar laut mengalami penurunan. Pada perairan Indonesia laut - laut yang merupakan jenis laut ingresi adalah: Laut Banda (kedalaman 7.440 meter), Laut Maluku, Laut Flores, Laut Sulawesi. Di luar Indonesia perairan laut yang merupakan jenis laut ingresi adalah: Laut Jepang (kedalaman 4.000 meter), Laut Karibia (kedalaman 5.505 meter).

3. Laut Regresi

Laut yang menyempit, terjadinya karena menyempitnya luas permukaan laut karena kegiatan erosi dan sedimentasi yang tiada henti-hentinya serta berlangsung selama berabad -abad mengakibatkan semakin meluasnya dataran pantai. Pada perairan Indonesia

Menurut kedalamannya
Laut menurut kedalamannyanya dapat dibedakan menjadi beberapa zona : 1. Zona pesisir (littoral zone) Wilayah laut antara garis batas air pasang naik dengan garis batas air pasang surut. Wilayah ini tergenang pada saat pasang naik sedangkan pada surut wilayah ini tidak tergenang air laut.

2. Zona laut dangkal (neuritic zone) Wilayah laut yang dangkal antara batas pasang surut sampai kedalaman 200 meter. Zona ini kaya akan ikan dan tumbuh tumbuhan laut, karena masih terdapat sinar matahari yang menyebabkan fotosintesis dapat berjalan baik (matahari dapat menembus air laut hingga kedalaman 90 meter). Pada zona ini pula plankton dapat tumbuh dengan subur karena terdapat banyak oksigen, dan masih terdapat ombak yang menyebabkan tersebarnya plankton sebagai makanan utama ikan.

3. Zona laut dalam (bathyal zone) Wilayah laut yang dalam dengan kedalamannya antara 200 meter hingga kedalaman 1.000 meter. Karena sinar matahari sudah tidak dapat menembus zona ini maka tumbuhan mulai berkurang namun binatang masih banyak terdapat di wilayah laut ini.

4. Zona laut sangat dalam (abyssal zone) Wilayah laut yang kedalamannya lebih dari 1.000 meter, zona ini merupakan zona yang sangat gelap sehingga sudah tidak terdapat lagi tumbuh-tumbuhan yang dapat hidup, namun masih ada

binatang - binatang yang dapat hidup pada wilayah yang memiliki organ yang dapat menimbulkan cahaya sendiri.

Menurut letaknya
Laut menurut letaknya, laut diklasifikasikan menjadi: 1. Laut tepi Laut yang terletak di tepi benua dan dipisahkan dari samudera oleh pulau-pulau. Perairan laut yang termasuk ke dalam klasifikasi laut tepi antara lain : Laut Jepang, Laut Cina Selatan, Laut Utara

2. Laut tengah Laut yang terletak diantara benua - benua. Perairan laut yang termasuk ke dalam klasifikasi laut tengah antara lain : Laut tengah, Laut Australia, Laut Karibia, Teluk Meksiko.

3. Laut pedalaman Laut yang hampir seluruhnya di kelilingi dengan daratan. Perairan laut yang termasuk ke dalam klasifikasi lau t pedalaman antara lain : Laut Baltik, Laut Hitam, Laut (Danau) Kaspia.

Morfologi Dasar Laut


Morfologi dasar laut terdiri atas :

Landas Kontinen (Continental Shelf)


Wilayah laut yang dangkal disepanjang pantai yang kedalamannya kurang dari 200 meter dengan sudut kemiringan lereng kira-kira 0,4%

Dangkalan (Plat)
Merupakan perluasan dari landas kontinen dengan kedalam lebih kurang 200 meter dan masih merupakan kelanjutan benua.

Lereng Benua (Continental Slope)


Merupakan kelanjutan dangkalan dengan sudut kemiringan lereng 4% hingga 6%

Dasar Samudera (Ocean Floor)


Dasar Samudera terdiri atas, 1. Dasar Samudera Landai (Deep Sea Plain) Dasar laut dengan kedalaman lebih dari 1000 meter, bentuk dasar laut landai.

2. Laut Dalam (The Deeps) Dasar laut dalam yang berbentuk palung laut.

- Relief Dasar Samudera


Relief Dasar Samudera (Ocean Floor) membentuk pola dasar samudera dengan berbagai macam tipe, yakni: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Gunung Laut Gunung Dasar Laut Guyot Punggung Laut Ambang Laut (Drempel) Lubuk Laut (Bekken / Basin) Palung Laut (Trog)

- Pengukuran Kedalaman Laut Pengukuran Kedalaman Laut dapat dilakukan dengan mudah. Para ahli oceanografi mengukur kedalaman laut / samudera dengan menggunakan cara : 1. Draad Louding 2. Echo Louding

Susunan Sifat Air Laut Suhu Air Laut


Suhu Air Laut pada Perairan Indonesia yang terletak di daerah tropik, maka hampir sepanjang tahun suhu lapisan permukaan air lautnya tinggi, berkisar 26 C - 30 C. Perubahan temperatur (amplitudo) air laut, kecil karena air laut lambat menjadi panas dan lambat menjadi dingin. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor: 1. Air laut selalu bergerak sehingga panas yang diterimanya dijalarkan dan disebar kemana-mana. 2. Permukaan air laut bertindak sebagai cermin sehingga panas matahari yang diterimanya dipantulkan kembali. Sedangkan panas yang diterima air sebagian digunakan untuk penguapan. 3. Pada malam lambat menjadi dingin karena: - Uap air di atas permukaan air laut yang telah menjadi dingin menghalangi pelepasan panas. - Permukaan air laut yang mengkilat mengha langi pelepasan panas.

Suhu air laut makin ke dalam makin turun temperaturnya, pada kedalaman lebih kurang 4.000 meter, temperaturnya antara 1 C - 2 C.

Kadar Garam Air Laut (Salinitas)


Kadar Garam Air Laut (Salinitas) adalah banyaknya garam (dalam gram) yang terdapat pada 1 kilogram air laut. Kadar garam tersebut dinyatakan dalam persen (%) atau permil (0/00). Tinggi rendahnya kadar garam pada air laut sangat tergantung kepada banyak sedikitnya : 1. 2. 3. 4. 5. Penguapan Sungai yang bermuara ke laut tersebut Curah hujan Pemasukan air dari samudera di sekitarnya. Air yang berasal dari gletser

Kepadatan
Kepadatan air laut adalah 1,026 - 1,028. Jika dibandingkan dengan air murni, air laut memiliki kepadatan yang lebih besar karena mengandung banyak garam-garaman.

Tekanan
Tekanan air laut tidak sama besarnya pada kedalaman yang berbeda, makin dalam tingkat kedalaman laut maka makin besar tekanannya. Tekanan udara tiap m permukaan air laut sebesar 10.000 kilogram harus diperhitungkan sebagai faktor penghitung dalam mengu kur tekanan air laut. Berat untuk 1 meter air laut lebih kurang 1150 kilogram. Jadi tekanan air laut pada kedalaman 100 meter adalah: 100 x 1150 kg + 10.000 kg = 125.000 kg/m

You might also like