You are on page 1of 13

KANDUNGAN GLUKOSA , AMILUM DAN PROTEIN DALAM TEPUNG, JERUK, TELUR DAN TAHU (Laboran Praktikum Biologi)

Oleh Susanti XI IPA 2 SMAK IPEKA PLUIT JAKARTA 2011

A. Tujuan Menentukan adanya kandungan glukosa, amilum dan protein pada tepung, jeruk, telur dan tahu. B. Dasar Teori Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu melakukan aktivitas. Untuk dapat beraktivitas, kita memerlukan energi. Energi tersebut berasal dari bahan makanan yang kita makan setiap harinya. Makanan yang kita makan dipecah menjadi zat-zat yang diperlukan oleh tubuh untuk memenuhi beberapa kebutuhan tubuh sebagai berikut. 1. Sebagai penyedia bahan bakar atau sebagai sumber energi. Zat makanan yang dapat menghasilkan energi adalah karbohidrat, protein, dan lemak. 2. Sebagai pembangun tubuh. Zat makanan yang berfungsi adalah protein dan beberapa mineral. 3. Sebagai pelindung dan pertahanan tubuh. Zat makanan yang berfungsi adalah protein, mineral, dan vitamin. Makanan ada yang berasal dari hewan dan juga tumbuhan. Makanan yang berasal dari hewan disebut makanan hewani sedangkan makanan yang berasal dari tumbuhan disebut makanan nabati. Tubuh manusia dalam aktivitasnya memerlukan lebih dari 50 macam zat makanan yang berbeda. Zat makanan tersebut ada yang dibutuhkan dalam jumlah besar (makronutrien) seperti karbohidrat, protein, dan lemak dan dalam jumlah sedikit (mikronutrien) seperti vitamin dan mineral (Syifa, 2010). A. Karbohidrat Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisa. Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Pada senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat gugus OH, aldehid atau gugus keton. Jumlah atom hidrogen dan oksigen merupakan perbandingan 2:1 seperti pada molekul air. Dengan dasar perbandingan tersebut, orang pada mulanya berkesimpulan bahwa dalam karbohidrat terdapat air, sehingga digunakan kata karbohidrat yang berasal dari kata karbon dan hidrat atau air. Walaupun pada kenyataannya senyawa karbohidrat tidak mengandung molekul air, kata karbohidrat sudah terlanjur meluas dan tetap digunakan sampai sekarang (Fahriadi, 2010). Karbohidrat sering disebut sakarida dengan rumus empiris Cn(H2O)n. Namun, ada beberapa senyawa yang memiliki rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat, misalnya C2H4O2 (asam asetat), CH2O (formaldehida). Dengan demikian,

senyawa yang termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang terpenting adalah rumus strukturnya. Dari rumus struktur, akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul karbohidrat. Gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut (Eko, 2010) . Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat mempunyai molekul yang berbeda-beda ukurannya. Berbagai senyawa tersebut dibagi dalam tiga golongan, yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. a. Monosakarida Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana karena molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis menjadi karbohidrat lain. Monosakarida dibedakan menjadi aldosa dan ketosa. Contoh dari aldosa yaitu glukosa dan galaktosa. Contoh ketosa yaitu fruktosa (Eko, 2010). Struktur glukosa dan fruktosa digunakan sebagai dasar untuk membedakan antara gula reduksi dan gula non-reduksi. Penamaan gula reduksi didasarkan pada adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekul karbohidrat seperti pada glukosa dan galaktosa. Gula reduksi ini memiliki sifat mereduksi terutama dalam suasana basa. Sifat ini dapat dilihat pada reaksi reduksi ion-ion logam misalnya ion Cu2+ yang terdapat pada pereaksi-pereaksi tertentu. Adapun gula non-reduksi ialah gula yang tidak dapat mereduksi akibat tidak adanya gugus aldehida seperti pada sukrosa /dekstrosa yang memiliki gugus keton (C=O) (Saifudin, 2008). Untuk menguji atau memeriksa kehadiran glukosa dalam suatu cairan dapat digunakan benedict reagen. Pereaksi benedict berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu2+ dari kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat peraksi benedict bersifat basa lemah. Konsentrasi glukosa dapat dilihat dari warna endapan yang dibentuk. Endapan dapat berwarna biru (tanpa adanya glukosa), hijau, kuning, orange, merah dan merah bata atau coklat (kandungan glukosa tinggi). Selain menguji kualitas, secara kasar juga berlaku secara kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam larutan maka semakin gelap warna endapan (Waleanmario, 2008). b. Disakarida atau Oligosakarida Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida. Dua molekul monosakarida yang berikatan satu

dengan yang lain, membentuk satu molekul disakarida. Oligosakarida yang lain adalah trisakarida yaitu yang terdiri atas tiga molekul monosakarida dan tetrasakarida yang terbentuk dari empat molekul monosakarida (Fahriadi, 2010). Namun, paling banyak dipelajari ialah kelompok disakarida yang terdiri dari maltosa, laktosa dan sukrosa (dekstrosa). Laktosa dan maltosa termasuk gula reduksi sedangkan sukrosa tidak termasuk gula reduksi (nonreducing) (Saifudin, 2008). c. Polisakarida Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono dan oligosakarida, Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut heteropolisakarida. Beberapa polisakarida yang penting diantaranya adalah amilum (pati), glikogen, dekstrin dan selulosa (Fahriadi, 2010). Polisakarida umumnya berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk kristal, tidak memiliki rasa manis dan tidak memiliki sifat mereduksi. Berat molekul polisakarida bervariasi dari beberapa ribu hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk larutan koloid. Larutan koloid yang berasal dari amilum apabila diberi larutan iodin akan berwarna biru. Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yaitu amilosa dan amilopektin. Kedua-duanya merupakan polimer dari glukosa dan akan bereaksi dengan iodin. Molekul amilosa yang membentuk senyawa akan menghasilkan warna biru dan amilopektin yang bereaksi dengan iodium akan memberikan warna ungu atau merah lembayung (Fahriadi, 2010). B. Protein Protein ialah biopolimer yang terdiri atas banyak asam amino yang berhubungan satu dengan yang lainnya lewat ikatan amida (peptida). Protein merupakan molekul besar dengan Mr sekitar 6000 sampai dengan 1.000.000. Protein yang terdapat dalam organisme sangat bervariasi dalam ukuran dan strukturnya. Struktur itu ditentukan oleh jenis, jumlah, dan urutan asam aminonya. Protein sendiri adalah polimer asam amino. Asam amino adalah senyawa yang mengandung satu atom karbon (C) yang mengikat satu atom hidorgen (H), gugus karboksilat (-COOH) dan amino (-NH2). Suatu asam amino disebut -asam amino, karena gugus amino(-NH2)-nya terikat pada atom pertama () gugus karboksil. R adalah atom atau gugus yang mengandung rantai alifatik, siklik, atau aromatik. Berdasarkan R-nya

di alam terdapat 200 lebih jenis asam amino, tetapi di dalam protein hanya terdapat 20 macam (Novihardi, 2010). Adanya kandungan protein dalam suatu bahan makanan dapat diuji dengan menggunakan reagen biuret. Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua mulekul urea (CuSO4 + NaOH). Ion Cu2+ dari pereaksi biuret dalam suasana basa akan direduksi oleh polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein dan membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet. Reaksi ini positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida (Novihardi, 2010). Kandungan Bahan Makanan 1. Tepung Terigu
Tabel 1. Komposisi Gizi Tepung Terigu tiap 100 gram (Dewi, 2010) Komponen Kalori (kal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Vitamin B1 (mg) Air (mg) Jumlah 365 8.9 1.3 77.3 16 106 1.2 0.12 12

2. Jeruk Tabel 2. Komposisi Gizi Jeruk Manis tiap 100 gram (Rukmana, 2007:10) Komponen Kalori (kal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Zat Besi (mg) Vitamin A (S.I) Vitamin C (mg) Vitamin B1 (mg) Air (g) Jeruk Manis 45,00 0,90 0,20 11,20 33,00 23,00 0,40 190,00 49,00 0,08 87,20 Air Sari Jeruk Manis 44,00 0,80 0,20 11,00 19,00 16,00 0,20 190,00 49,00 0,08 87,50

3. Telur Tabel 3. Komposisi Gizi Telor Ayam Segar tiap 100 gram (Hazrudy, 2008) Komponen Kalori (kal) Air(g) Protein(g) Lemak(g) Karbohidrat(g) Kalsium(g) Fosfor(g) Vitamin(SI) 4. Tahu Tabel 4. Komposisi Gizi Tahu tiao 100 gram (Bertha, 2010) Komponen Kalori (kal) Protein (g) Lemak (g) Kalsium (mg) Air (g) C. Alat dan Bahan Alat: -Pilius -Pipet ukur 10 ml -Pipet tetes -Cawan Petri -Penjepit tabung reaksi -Penangas air -Mortar dan alu -Tabung raknya reaksi dan Jumlah 68 7.8 4.6 12.4 84.8 Telor Ayam Segar Utuh 162,0 74,0 12.8 11.5 0.7 54.0 180.0 900.0 Kuning Telor 361,0 49.4 16.3 31.9 0.7 147.0 586.0 2000.0 Putih Telor 50,0 87.8 10.8 0 0.8 6.0 17.0 0.0

Bahan: -Tepung -Jeruk -Telur D. Cara Kerja Uji Glukosa 1. Tepung dilarutkan ke dalam air dan diaduk. 5 ml larutan tepung dimasukkan ke dalam tabung reaksi. 2. Jeruk diperas dan diambil airnya. Lalu 5 ml air perasan jeruk dimasukkan ke dalam tabung reaksi 3. Telur yang sudah direbus matang diikupas. Lalu diambil bagian putih telur dan ditumbuk hingga halus. Telur yang sudah ditumbuk halus itu dicampur dengan air dan diambil 5 ml larutan telur lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi. 4. Tahu ditumbuk hingga halus lalu ditambahkan dengan air. 5 ml larutan tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi. 5. Tiap tabung reaksi yang berisi bahan makanan tersebut diteteskan dengan 5 tetes benedict dan dikocok hingga rata. Lalu masing-masing tabung reaksi dipanaskan selama 5 dan diamati perubahan warna yang terjadi. Hasil percobaan bertanda positif bila warna berubah menjadi ungu (kandungan glukosanya sebesar 1%), jingga (kandungan glukosanya sebesar 2%), merah (kandungan glukosanya sebesar 2.5%) dan kuning (kandungan glukosanya sebesar 5%). . Uji Amilum 1. Tepung dilarutkan ke dalam air dan diaduk. 5 ml larutan tepung dimasukkan ke dalam tabung reaksi. 2. Jeruk diperas dan diambil airnya. Lalu 5 ml air perasan jeruk dimasukkan ke dalam tabung reaksi 3. Telur yang sudah direbus matang diikupas. Lalu diambil bagian putih telur dan ditumbuk hingga halus. Telur yang sudah ditumbuk halus itu dicampur dengan air. 5 ml larutan telur dimasukkan ke dalam tabung reaksi. 4. Tahu ditumbuk hingga halus lalu ditambahkan dengan air. 5 ml larutan tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi. -Tahu -Reagen Benedict -Reagen Iodin -Reagen Biuret -Aquadest

5. Tiap tabung reaksi yang berisi bahan makanan tersebut diteteskan dengan 3 tetes iodin. Tiap tabung reaksi dikocok dan diamati perubahan warna yang terjadi. Bila reaksi mengandung amilum maka warna akan menjadi biru ungu. Uji Protein 1. Tepung dilarutkan ke dalam air dan diaduk. 5 ml larutan tepung dimasukkan ke dalam tabung reaksi. 2. Jeruk diperas dan diambil airnya. Lalu 5 ml air perasan jeruk dimasukkan ke dalam tabung reaksi 3. Telur yang sudah direbus matang diikupas. Lalu diambil bagian putih telur dan ditumbuk hingga halus. Telur yang sudah ditumbuk halus itu dicampur dengan air. 5 ml larutan telur dimasukkan ke dalam tabung reaksi. 4. Tahu ditumbuk hingga halus lalu ditambahkan dengan air. 5 ml larutan tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi. 5. Tiap tabung reaksi yang berisi bahan makanan tersebut diteteskan dengan 5 tetes biuret. Tiap tabung reaksi dikocok dan diamati perubahan warna yang terjadi. Bila reaksi mengandung protein maka akan bewarna biru ungu. E. Hasil Pengamatan Tabel Hasil Uji Glukosa, Amilum dan Protein Bahan Tepung Jeruk Telur Tahu Keterangan: + Hasil uji positif (ada) - Hasil uji negatif (tidak ada) Glukosa (karbohidrat monosakarida) Biru bening Kuning keijo-ijoan Hijau biru muda Biru muda Amilum (karbohidrat polisakarida) + Biru ungu tua Cokelat muda Kuning muda Hiaju muda Protein Hijau muda kuning + Ungu + ungu

F. Pembahasan

Uji Glukosa Glukosa dalam bahan makanan akan beraksi dengan reagen benedict. Gula akan dioksidasi dan senyawa-senyawa pengoksidasi akan direduksi seperti CuSO4 dalam benedict. Dalam hal ini, ion Cu2+ dalam CuSO4 akan direduksi menjadi bentuk kupro Cu+ sehingga ketika dilakukan pemanasan maka akan terbentuk endapan merah bata. Dari hasil percobaan, tidak ada satupun bahan makanan yang mengandung glukosa. Dari kandungan kimia dalam dasar teori menyebutkan bahwa tepung memiliki karbohidrat yang sangat besar yaitu sebanyak 77.3 gram dari 100 gram. Namun, hasil yang didapat bernilai negatif. Hal ini mungkin disebabkan karbohidrat yang berada dalam tepung merupakan gula nonreduksi seperti sukrosa dan gula polisakarida seperti amilum. Gula jenis ini ketika ditetesi oleh larutan benedict tidak dapat mereduksi larutan CuSO4 karena tidak adanya gugus aldehid sehingga hasil reaksi tidak berwarna ungu, jingga, merah maupun kuning. Sedangkan pada jeruk dan telur, kandungan karbohidrat sangat kecil yaitu sebesar 11 gram pada jeruk dan 0.8 gram pada telur. Karbohidrat ini juga tidak terdeteksi pada percobaan yang dilakukan karena kandungan karbohidrat yang sangat sedikit. Ini dapat terlihat dari kandungan karbohidrat pada jeruk dan telur yang tidak lebih 11% dari 100 gram bahan makanan. Kandungan karbohidrat yang terlalu kecil sulit dideteksi dengan perubahan warna karena warna yang dihasilkan kurang jelas. Dari dasar teori, tahu tidak memiliki karbohidrat dan dari hasil percobaan juga tidak menunjukkan adanya kandungan glukosa. Uji Amilum Amilum dalam bahan makanan yang dapat larut dalam air akan membentuk larutan koloid. Larutan koloid tersebut bila ditetesi larutan iodium akan berubah warna menjadi biru ungu. Ini disebabkan karena amilosa dalam amilum akan bereaksi dengan iodin dan menghasilkan warna biru sedangkan amilopektin dalam amilum jika beraksi dengan iodin akan menghasilkan warna ungu. Dari hasil percobaan, bahan makanan yang mengandung amilum hanya tepung sedangkan telur, tahu dan jeruk tidak menunjukkan perubahan warna menjadi biru ungu yang menunjukkan adanya kandungan glukosa didalamnya. Dasar teori menunjukkan bahwa tepung mengandung karbohidrat dengan jumlah yang sangat besar. Hal ini ditegaskan dengan hasil percobaan yang menunjukkan adanya kandungan amilum dalam tepung sehingga dapat disimpulkan bahwa karbohidrat yang berada dalam tepung sebagian besar merupakan amilum walaupun ada kemungkinan gula dalam bentuk lain. Sedangkan pada telur dan jeruk, kandungan karbohidrat sangat sedikit dan dari hasil percobaan tidak terdeteksi adanya amilum.

Hal ini disebabkan karena karbohidrat dalam bahan makanan tersebut tidak dalam bentuk amilum namun dalam bentuk lain seperti fruktosa dan sukrosa ataupun bentuk polisakarida lainnya seperti glikogen dan dekstrin sehingga ketika diuji menggunakan larutan iodin maka hasil reaksi menandakan negatif. Selain itu, hal ini bisa juga disebabkan karena konsentrasi amilum yang sangat kecil pada telur dan jeruk sehingga perubahan warna yang dihasilkan tidak jelas. Dengan kecilnya konsentrasi amilum maka hasil yang didapat negatif. Dari dasar teori, tahu tidak memiliki karbohidrat dan dari hasil percobaan juga tidak menunjukkan adanya amilum. Uji Protein Protein dalam bahan makanan akan beraksi dengan biuret. Protein akan mereduksi ion Cu2+ dalam biuret dan menghasilkan endapan Cu2O. Cu2+ yang beraksi dengan biuret ini akan menghasilkan warna ungu. Dari hasil penelitian, kandungan protein hanya terdapat pada telur dan tahu sedangkan pada tepung dan jeruk tidak. Namun pada dasar teori, masing-masing bahan makanan tersebut mengandung protein walaupun dengan kadar yang berbeda-beda. Tepung memiliki kadar protein lebih tinggi dibanding telur dan tahu namun hasil percobaan pada tepung tidak ditemukan adanya kandungan protein seperti halnya pada telur dan tahu. Hal ini mungkin disebabkan protein yang terdapat dalam tepung berbentuk dipeptida ataupun asam amino bebas sehingga ketika diuji dengan larutan biuret, hasil menunjukkan negatif. Hal ini juga bisa dikarenakan kandungan protein pada jenis tepung yang digunakan. Ada tepung yang berprotein tinggi dan ada pula yang berprotein rendah. Hal ini menyebabkan ketika dilakukan uji dengan jenis tepung yang berbeda, hasil dapat menunjukkan positif dan negatif. Hasil pengamatan pada jeruk juga benilai negatif. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kadar protein yang terlalu rendah jeruk yaitu hanya sebesar 0.8 gram dalam tiap 100 gram jeruk. Dengan kadar potein yang sangat rendah sehingga ketika diuji oleh reagen biuret maka warna ungu yang dihasilkan oleh pereaksi tertutup dengan warna lainnya. Ini menyebabkan hasil reaksi menjadi negatif. Sedangkan pada tahu dan telur terdapat protein ditunjukkan dengan adanya perubahan warna dan ditegaskan dengan dasar teori yang ada. G. Kesimpulan Kandungan glukosa, amilum dan protein dalam bahan makanan memiliki kadar yang berbeda-beda. Tepung, jeruk dan telur mengandung karbohidrat dan protein. Tahu mengandung protein. Namun, pada percobaan beberapa diantaranya tidak dapat terdeteksi

karena berbagai faktor, yaitu karbohidrat yang ada bukan termasuk gula reduksi dan amilum, dan konsentrasi karbohidrat atau protein yang terlalu kecil.

Daftar Pustaka
Bertha.2010.Ekstrasi Tahu (Online). (http://btagallery.blogspot.com/2010/07/ekstraksitahu.html, diakses 11 Februari 2011) Dewi, Anita.2010.Komposisi Tepung Terigu (Online). (http://makara393.blogspot.com/2010/01/komposisi-tepung-terigu.html, diakses 27 April 2011) Eko.2010.Karbohidrat (Online).(http://www.dokterkimia.com/2010/06/karbohidrat.html, diakses 5 Februari 2011) Fahriadi.2010.Karbohidrat (Online) (http://www.scribd.com/doc/32604371/modul-1karbohidrat, diakses 5 Februari 2011) Hasrudy, Zufri. 2008. Gizi-telor (Online). (http://www.scribd.com/doc/8403434/Gizitelor, diakses 11 Februari 2011)

Syaifuidin, Umar. 2008. Analisis Karbohidrat (Online). (http://food4healthy.wordpress.com/2008/10/11/analisis-karbohidrat/, diakses 5 Februari 2011) Syifa.2010.Zat Makanan dan Fungsi Makanan pada Makhluk Hidup (Online).( http://syifailmu.blogspot.com/2010/11/zat-makanan-dan-fungsi-makanan-pada.html, diakses 11 Mei 2011) Novihardi.2010.Uji Kualitatif Protein (Online). (http://www.docstoc.com/docs/64877921/praktikum-biokimia, diakses 6 Februari 2011) Rukmana, Rahmat. 2007. Tabulampot Jeruk Manis. Kanisius:Yogyakarta.

Waleanmario.2008. Uji Reduksi dan Uji Benedict (Online). (http://waleanmario.wordpress.com/2008/12/11/uji-reduksi-dan-uji-benedict/, diakses 5 Februari 2011)

You might also like