You are on page 1of 6

KB SUNTIK

Posted on Maret 16, 2008 by harnawatiaj KONTRASEPSI SUNTIKAN A.PENGERTIAN Kontrasepsi adalah suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan yang bertujuan untuk menjarangkan kehamilan, merencanakan jumlah anak dan meningkatkan kesejahteraan keluarga agar keluarga dapat memberikan perhatian dan pendidikan yang maksimal pada anak. Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman B.JENIS-JENIS KONTRASEPSI SUNTIKAN 1.Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem 2.Suntikan / 3 bulan ; contoh : Depoprovera, Depogeston C.CARA KERJA KONTRASEPSI SUNTIKAN Menghalangi ovulasi (masa subur) Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma Mengubah kecepatan transportasi sel telur D.KEUNTUNGAN DAN EFEK SAMPING SUNTIKAN Keuntungan : Efektifitasnya tinggi Cara pemberiannya sederhana Cukup aman Kesuburan dapat kembali Cocok bagi ibu-ibu yang sedang menyusui Efek samping : Gangguan haid Mual, sakit kepala, penambahan berat badan Kadang kala ibu mengeluh gairahnya menurun E.CARA PEMBERIAN KONTRASEPSI SUNTIKAN 1.Waktu Pemberian

Setelah melahirkan : hari ke 3 5 pasca salin dan setelah ASI berproduksi Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid 2.Lokasi Penyuntikan Daerah bokong/pantat Daerah otot lengan atas F.KONTRA INDIKASI KONTRASEPSI SUNTIKAN 1.Absolut Hamil Riwayat kanker payudara Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya 2.Relatif Riwayat gangguan jiwa Riwayat penyakit payudara Riwayat sakit kepala Wanita yang ingin hamil dalam waktu 2 tahun ke depan
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/16/kb-suntik/

KONTRASEPSI SUNTIKAN (INJEKSI)

-DEPO PROVERAMARET 2009 Vincentia Octavianna (06-8114-115) Paulina Berliani ( 06-8114-120)


DEFINISI

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun.
JENIS KB SUNTIK

Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain: a. Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem b.Suntikan/3 bulan ; contoh : Depo provera, Depogeston (Harnawati, 2008).
CARA KERJA KB SUNTIK

a. Menghalangi ovulasi (masa subur) b. Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental c. Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim d. Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma e. Mengubah kecepatan transportasi sel telur.
CONTOH OBAT INJEKSI BESERTA DOSISNYA

Depo Provera ( 3 ml/150 mg atau 1 ml/150 mg) diberikan setiap 3 bulan (12 minggu ) Noristeran ( 200 mg ) diberikan setiap 2 bulan ( 8 minggu ) Cyclofem 25 mg Medroksi Progesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat diberikan setiap bulan.
http://yosefw.wordpress.com/2009/03/20/kontrasepsi-suntikan-injeksi-depo-provera/ 1. http://skripsistikes.wordpress.com/2009/05/08/ikpiiill13/

2. HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN KB SUNTIKbr / DEPO PROGESTIN DENGAN PERUBAHANbr / BERAT BADAN PADA AKSEPTOR br / DIPOLIKLINIK PT RODEO SEMARANGbr / 3. Undergraduate Theses from JTPTUNIMUS / 2010-06-17 14:39:07 Oleh : NILA ANGGRAINI, G2A204027, Universitas Muhammadiyah Semarang Dibuat : 2008-02-04, dengan 0 file Keyword : KB SUNTIK DEPO PROGESTIN, ERAT BADANbr / Url : http://digilib.unimus.ac.id 4. ABSTRAKbr /br / HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN KB SUNTIK DEPO PROGESTIN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR DIPOLIKLINIK PT RODEO SEMARANGbr /br /br / Berdasarkan sumber Susenas tahun 1995 jumlah akseptor KB diJawa Tengah yang menggunakan metode suntikan sebanyak 36,96% akseptor, sedangkan pada tahun 1999 untuk kontrasepsi suntik adalah sebanyak 40%. Adanya peningkatan pemakaian ini disebabkan karena efektifitas kontrasepsi suntik yang tinggi dimana angka kegagalan dari penggunaan cara kontrasepsi suntik kurang dari 1%. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dipoliklinik PT Rodeo didapatkan data 7 dari 10 wanita yang menggunakan KB suntik depo progestin mengalami peningkatan berat badan.br /br / Dari uraian tersebut diatas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui hubungan antara penggunaan KB suntik depo progestin dengan peningkatan berat badan pada akseptor dipoliklinik PT Rodeo Semarangbr /br / Berdasarkan hasil penelitian didapatkan P value signifikansi sebesar 0,263 berarti Ho diterima atau hubungan yang terjadi antara lama penggunaan KB untik depo progestin dengan peningkatan berat badan terjadi secara tidak signifikan. Dengan kata lain tidak ada hubungan antara lama penggunaan KB suntik depo progestin dengan peningkatan berat badan pada akseptor. 5. Deskripsi Alternatif : ABSTRAKbr /br / HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN KB SUNTIK DEPO PROGESTIN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR DIPOLIKLINIK PT RODEO SEMARANGbr /br /br / Berdasarkan sumber Susenas tahun 1995 jumlah akseptor KB diJawa Tengah yang menggunakan metode suntikan sebanyak 36,96% akseptor, sedangkan pada tahun 1999 untuk kontrasepsi suntik adalah sebanyak 40%. Adanya peningkatan pemakaian ini disebabkan karena efektifitas kontrasepsi suntik yang tinggi dimana angka kegagalan dari penggunaan cara kontrasepsi suntik kurang dari 1%. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dipoliklinik PT Rodeo didapatkan data 7 dari 10 wanita yang menggunakan KB suntik depo progestin mengalami peningkatan berat badan.br /br / Dari uraian tersebut diatas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui hubungan antara penggunaan KB suntik depo progestin dengan peningkatan berat badan pada akseptor dipoliklinik PT Rodeo Semarangbr /br / Berdasarkan hasil penelitian didapatkan P value signifikansi sebesar 0,263 berarti Ho diterima atau hubungan yang terjadi antara lama penggunaan KB untik depo progestin dengan peningkatan berat badan terjadi secara tidak signifikan. Dengan kata lain tidak ada hubungan antara lama penggunaan KB suntik depo progestin dengan peningkatan berat badan pada akseptor.

http://digilib.unimus.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jtptunimus-gdl-s1-2008-nilaanggra382&PHPSESSID=1e67af6fa4bdd962b254ed311c991538

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju kepadatan penduduk Indonesia 216 juta jiwa, dengan tingkat kepadatan pada tahun 2004 diperkirakan 112 jiwa per km2. Jumlah penduduk Propinsi Lampung tahun 2004, dengan perhitungan proyeksi menggunakan data dasar berdasarkan SP 2000 tercatat sebesar 6.915.950 jiwa, yang terdiri dari 3.563.310 jiwa penduduk laki-laki dan 3.352.640 jiwa penduduk perempuan. Sejak tahun 1971 atau sekitar 30 tahun terakhir, jumlah penduduk Lampung telah meningkat hampir 300%, yaitu sebesar 2,78 juta jiwa pada tahun 1971 menjadi 6,71 juta jiwa pada tahun 2002. Namun demikian jika mengalami penurunan hampir lima kali lipat dari 5,77% (1971-1980) menjadi penduduk 1,04% (1995-1999). Kondisi ini merefleksikan bahwa upaya pengendalian penduduk telah berjalan selaras dengan upaya peningkatan kesejahteraan, termasuk faktor kesehatan penduduknya. Angka pertumbuhan penduduk Propinsi Lampung tahun 2004 sekitar 31,57% (Profil Dinas Kesehatan Propinsi Lampung, 2004). Salah satu cara untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah melalui program Keluarga Berencana (KB). Keluarga Berencana (KB) adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan keluarga dalam memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kehamilan, pembinaan ketahanan keluarga, meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, serta untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera (Depkes RI, 1997). Keluarga kecil yang bahagia dicanangkan dengan adanya program KB pada awal 1970, tercatat angka kelahiran atau Total Fertility Rate (TFR) turun dari 5,61 per Pasangan Usia Subur (PUS) pada tahun 1971 menjadi 2,78 per PUS pada tahun 1997. Demikian juga dengan jumlah peserta KB meningkat terus dari 53.000 pada awal program hingga 27 juta akseptor pada awal tahun 2000. Keberhasilan program KB di Indonesia tidak bisa lepas dari peran dan partisipasi perempuan dan ibu rumah tangga. Namun sangat disayangkan ketika melihat angka partisipasi pria, jumlahnya sangat minim (BKKBN, 2003). Adanya program KB diharapkan ada keikutsertaan dari seluruh pihak dalam mewujudkan keberhasilan KB di Indonesia. Program KB yang didasarkan pada Undang-undang Nomor 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga kecil sejahtera yang serasi dan selaras dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Kebijakan operasional dikembangkan berdasarkan empat misi gerakan KB Nasional yaitu pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteran keluarga, yang selanjutnya secara garis besar dapat diklasifikasi menjadi pelayanan kesehatan reproduksi, pemberdayaan ekonomi keluarga dan ketahanan keluarga gerakan KB Nasional (Depkes RI, 1999). Ada beberapa hal yang dapat mendukung terwujudnya gerakan KB nasional. Pada tahun 2003 adalah bahwa lebih dari 198.012 orang wanita (67,53%) berstatus menikah pernah menggunakan salah satu alat kontrasepsi dan sekitar 1.782.108 orang wanita (51,66%) berstatus menikah sedang menjadi peserta KB aktif (Badan Pusat Statistik, 2003). Dalam pelaksanaannya, program KB nasional digunakan untuk menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan dan menghentikan kehamilan atau kesuburan. Salah satu alat kontrasepsi yang efektif bisa menunda atau menjarangkan kehamilan adalah dengan menggunakan Suntik KB (Hartanto, 2003). Penggunaan alat kontrasepsi merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan program KB. Menurut data Susenas (2001) yang menyatakan bahwa pada tahun 2001 persentase peserta KB aktif, yaitu pasangan usia 15-49 tahun yang berstatus kawin dan sedang menggunakan/memakai salah satu alat kontrasepsi adalah 52,54%. Di wilayah perkotaan prosentase mereka yang menggunakan alat-alat kontrasepsi (54,6%) sedikit lebih tinggi daripada di pedesaan (51,0%). Dari mereka yang sedang menggunakan/memakai alat kontrasepsi, sebagian besar (47,36%) menggunakan alat/cara KB suntik, (25,99%) menggunakan pil KB, (11,31%) menggunakan AKDR/IUD, dan sisanya (15,34%) menggunakan alat/cara KB MOW, MOP, susuk, kondom dan lainnya (Depkes RI, 2002). Rincian persentase yang digunakan diperkotaan dan pedesaan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/2007272-karakteristik-akseptor-kb-suntik/#ixzz1PnNadATz
http://id.shvoong.com/exact-sciences/2007272-karakteristik-akseptor-kb-suntik/

You might also like