You are on page 1of 14

Dalam rangka mengaktifkan siswa dalam pembelajaran perlu diupayakan dengan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang

bervariasi. Salah satu metode pembelajaran yang bisa mengaktifkan siswa adalah metode snow balling.

Dinamakan metode snow balling dikarenakan dalam pembelajaran siswa melakukan tugas individu kemudian berpasangan. Dari pasangan tersebut kemudian mencari pasangan yang lain sehingga semakin lama anggota kelompok semakin besar bagai bola salju yang menggelinding. Metode ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari siswa secara bertingkat. Dimulai dari kelompok yang lebih kecil berangsur-angsur kepada kelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya akan memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh siswa secara kelompok. Langkah-langkah penerapan: 1. Sampaikan topik materi yang akan diajarkan. 2. Minta siswa untuk menjawab secara berpasangan. 3. Setelah siswa yang bekerja berpasangan tadi mandapatkan jawaban, pasangan tadi digabung dengan pasangan di sampingnya. Dengan demikian terbentuk kelompok yang beranggotakan 4 orang. 4. Kelompok berempat ini bekerja mengerjakan tugas yang sama seperti dalam kelompok 2 orang. Tugas ini dapat dilakukan dengan membandingkan jawaban kelompok 2 orang dengan kelompok 2 orang lainnya. dalam kegiatan ini perlu dipertegas bahwa jawaban harus disepakati oleh semua anggota kelompok yang baru. 5. Setelah kelompok berempat ini selesai mengerjakan tugas, setiap kelompok digabung lagi dengan kelompok berempat lainnya. Dengan demikian sekarang setiap kelompok baru beranggotakan 8 orang. 6. Yang dikerjakan pada kelompok baru ini sama dengan tugas pada langkah ke-4 di atas. Langkah ini dapat dilanjutkan sesuai dengan jumlah siswa dan waktu yang tersedia. 7. Masing-masing kelompok diminta menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. 8. Guru akan membandingkan hasil dari masing-masing kelompok kemudian memberikan ulasan-ulasan yang dianggap perlu.

B. Metode Every One is a Teacher Here Metode merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan, penggunaan metode pendidikan berarti bagaimana agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Dalam hal tersebut, yang perlu dipahami adalah bagaimana seorang guru dapat menguasai hakekat metode dan relevansinya dengan tujuan pendidikan (Nurdin, 2004 : 105). Metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran (Sudjana, 2000 : 76). Berbagai metode mengajar telah ditemukan oleh para ahli pendidikan dan telah digunakan oleh para guru, secara ringkas Sudjana (2000 : 77- 90) dan Ali (2000 : 78 88), menyebutkan bahwa : beberapa metode mengajar, antara lain : metode ceramah, metode Tanya jawab, metode diskusi,

metode tugas belajar dan resitasi, metode kerja kelompok, metode demonstrasi dan eksperimen, metode sosiodrama (role playing), metode problem solving, metode system regu (team teaching), metode karyawisata (field trip), metode resource person (manusia sumber), metode survai masyarakat, metode simulasi. Penjelasan tersebut di atas, dipertegas oleh pendapat dari Nurdin (2004 :106-107), yang menyatakan bahwa : metode yang sering atau umum digunakan dalam proses belajar dan mengjar yang dilakukan para guru di kelas selama ini, adalah : (1) metode ceramah; (2) metode tanya jawab; (3) metode diskusi; (4) metode pemberian tugas; (5) metode demonstrasi; (6) metode karyawisata; (7) metode kerja kelompok (iquiry); (8) metode bermain peran; (9) metode dialog; (10) metode bantah membantah; dan (11) metode bercerita. Selanjutnya, metode-metode pembelajaran yang lain juga telah dijalankan oleh para guru. Sodiq (2001 : 21), menjelaskan bahwa : selain metode yang telah dikenal oleh para guru di atas, ada lagi tiga belas strategi metode mengajar baru yang dikembangkan oleh dosen-dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta, yang telah diujicobakan di Madrasah Terpadu di Jakarta. Ketiga belas strategi metode yang disebutkan di atas, adalah : the power of two, everyone is a teacher here, critical incident, snowballing, card sort, information search, learning start with question, team quiz, debat aktif, brainstorming, elitasi, mind mapping, dan role playing. Metode everyone is a teacher here yaitu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa, dan dapat disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pembelajaran pada berbagai mata pelajaran, khususnya mencapaian tujuan yaitu meliputi aspek : kemampuan mengemukakan pendapat, kemampuan menganalisa masalah, kemampuan menuliskan pendapat-pendapatnya (kelompoknya) setelah melakukan pengamatan, kemampuan menyimpulkan, dan lain-lain. C. Prinsip Pokok Metode Every One is a Teacher Here Dalam hal metode every one is a teacher here, dikemukakan oleh Asy Syaibany yang dikutip oleh Muhamad Nurdin (2004 : 111), menjelasakan bahwa : terdapat tujuh prinsip pokok yang harus diterapkan oleh seorang guru dalam hal metode pengajaran, yaitu (1) mengetahui motivasi, kebutuhan, dan minat anak didiknya; (2) mengetahui tujuan pendidikan yang sudah diterapkan sebelum pelaksanaan pendidikan; (3) mengetahui tahap kematangan (maturity), perkembangan, serta perubahan anak didik; (4) mengetahui perbedaanperbedaan individu anak didik; (5) memperhatikan pemahaman dan mengetahui hubunganhubungan, dan kebebasan berfikir; (6) menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang menggembirakan bagi anak didik; dan (7) menegakkan contoh yang baik (uswatun hasanah). Penjelasan tersebut diperkuat dengan pendapat Muhaimin dan Mujib (1993 : 232), menyatakan bahwa : tujuan diadakannya metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar menjadi lebih baik berdaya guna dan menimbulkan kesadaran anak didik untuk mengamalkan ketentuan ajajaran agama (Islam) melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar anak didik secara mantap. Uraian tersebut di atas, menunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan adalah mengarahkan keberhasilan belajar dan memberikan kemudahan kepada anak didik. Sedangkan, tugas utamanya adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip psikologis dan pedagogis agar anak didik dapat menghayati, mengetahui, dan mengerti materi yang diajarkan. Selain itu, tugas utama dalam metode tersebut adalah membuat perubahan tingkah laku, sikap, minat anak didik kepada perubahan yang nyata.

D. Landasan Pemikiran Penggunaan Metode Ini Keberhasilan tujuan pembelajaran dilihat dari prestasi hasil belajar siswa, misalnya dalam mata pelajaran IPA. Hubungan guru dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA, sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan keterampilan para guru dalam memilih metode pembelajaran yang digunakannya. Oleh karena itu, ketepatan metode pembelajaran yang digunakan sangat menentukan tingkat keberhasilan prestasi belajar siswa IPA. Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut, maka salah satu metode yang dapat digunakan dalam melaksanakan proses belajar mengajar IPA, selain metode yang sudah umum dilakukan para guru. Metode every one is a teacher here sudah diujicobakan pada Madrasah Terpadu di Jakarta pada tahun 2001, hasilnya menunjukkan bahawa metode tersebut sangat baik, sehingga siswa dapat dengan mudah mengikuti proses belajar mengajar, karena metode tersebut dapat melibatkan siswa secara aktif dan memiliki keberanian mengemukakan pendapatnya. Hubungan antara metode pembelajaran yang digunakan dengan keberhasilan prestasi belajar siswa digambarkan dalam alur pemikiran sebagai berikut :

Gambar di atas, menjelasan bahwa dengan menggunakan metode every one is a teacher here, bahwa guru sebelum melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar tersebut, diperlukan persiapan sebagaimana peran guru di kelas, yaitu mempersiapkan materi/pokok bahasan, membuat tujuan pembelajaran, dan lain-lain yang akan diajarkan. Kemudian menentukan metode pembelajaran every one is a teacher here. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka untuk mengetahui pengaruh perbedaan dari metode pembelajaran tersebut terhadap prestasi belajar IPA antara kelas akselerasi denga kelas regular atau siswa perempuan dengan laki-laki, dan lain-lain, dilakukan analisis dengan model statistik deskriptif kuantitatif uji beda. Dimana, metode every one is a teacher here diajarkan di dua kelas yang berbeda, yaitu kelas akselerasi dinyatakan sebagai variabel (X1), sedangkan untuk kelas reguler dinyatakan sebagai variabel X2. Atau kelas unggulan sebagai X1 dan kelas umum/biasa sebagai X2. E. Aplikasi Metode Dalam Pembelajaran Penerapan metode every one is a teacher here dimulai dari guru untuk mempersiapkan bahan pengajaran, berupa bacaan sesuai dengan Pokok Bahasan atau materi yang akan diajarkan. Penerapan metode tersebut digunakan model atau strategi metode digambarkan sebagai berikut :

Gambar di atas, menjelaskan bahwa penerapan dari metode every one is a teacher here yaitu dimulai guru memberikan bahan/sumber bacaan yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan diajarkan. Siswa kemudian ditugaskan untuk membaca dan membuat sebuah pertanyaan dari

materi/bahan yang sedang akan diajarkan. Pertanyaan tersebut dibuat dalam suatu kartu yang sebelumnya telah kartu tersebut dituliskan nomor absensi siswa yang dipersiapkan oleh guru. Setelah selesai siswa membuat pertanyan, kartu pertanyaan (card quest) tersebut dikumpulkan untuk kemudian dibagikan kembali kepada siswa secara acak. Selanjutnya, yaitu siswa dari masing-masing kelompok diberi tugas untuk melakukan presentasi dengan membaca pertanyaan dan menjawabnya, ditunjuk yang disesuaikan dengan nomor absensinya dan siswa lain diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan. Guru pada tahapan ini dapat mengevaluasi (memberikan penilaian). Berdasarkan uraian tersebut, melalui strategi pembelajaran metode every one is a teacher here, diharapkan siswa akan lebih bergairah dan senang dalam menerima pelajaran IPA yang pada gilirannya tujuan pembelajaran IPA dapat tercapai. Dengan demikian, melelui metode every one is a teacher here tersebut, hasil yang diharapkan adalah : a. Setiap diri masing-masing siswa berani mengemukakan pendapat (menyatakan dengan benar) melalui jawaban atas pertanyaan yang telah dibuatnya berdasarkan sumber bacaan yang diberikan; b. Mampu mengemukakan pendapat melalui tulisan dan menyatakannya di depan kelas c. Siswa lain, yang berani mengemukakan pendapat dan menyatakan kesalahan jawaban dari kelompok lain yang disanggah d. Terlatih dalam menyimpulkan masalah dan hasil kajian pada masalah yang dikaji.

I. PENGERTIAN Istilah Autisme berasal dari kata Autos yang berarti diri sendiri Isme yang berarti suatu aliran. Berarti suatu paham yang tertarik hanya pada dunianya sendiri. Autistik adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya mulai tampak sebelum anak berusia 3 tahun. Bahkan pada autistik infantil gejalanya sudah ada sejak lahir. Diperkirakan 75%-80% penyandang autis ini mempunyai retardasi mental, sedangkan 20% dari mereka mempunyai kemampuan yang cukup tinggi untuk bidang-bidang tertentu (savant) Anak penyandang autistik mempunyai masalah/gangguan dalam bidang : 1. Komunikasi 2. Interaksi sosial 3. Gangguan sensoris 4. Pola bermain 5. Perilaku 6. Emosi Apa Penyebab Autistik? Beberapa teori terakhir mengatakan bahwa faktor genetika memegang peranan penting pada terjadinya autistik. Bayi kembar satu telur akan mengalami gangguan autistik yang mirip dengan saudara kembarnya. Juga ditemukan beberapa anak dalam satu keluarga atau dalam satu keluarga besar mengalami gangguan yang sama. Selain itu pengaruh virus seperti rubella, toxo, herpes; jamur; nutrisi yang buruk; perdarahan; keracunan makanan, dsb pada kehamilan dapat menghambat pertumbuhan sel otak yang dapat menyebabkan fungsi otak bayi yang dikandung terganggu terutama fungsi pemahaman, komunikasi dan interaksi. Akhir-akhir ini dari penelitian terungkap juga hubungan antara gangguan pencernaan dan gejala autistik. Ternyata lebih dari 60 % penyandang autistik ini mempunyai sistem pencernaan yang kurang sempurna. Makanan tersebut berupa susu sapi (casein) dan tepung terigu (gluten) yang tidak tercerna dengan sempurna. Protein dari kedua makanan ini tidak semua berubah menjadi asam amino tapi juga menjadi peptida, suatu bentuk rantai pendek asam amino yang seharusnya dibuang lewat urine. Ternyata pada penyandang autistik, peptida

ini diserap kembali oleh tubuh, masuk kedalam aliran darah, masuk ke otak dan dirubah oleh reseptor opioid menjadi morphin yaitu casomorphin dan gliadorphin, yang mempunyai efek merusak sel-sel otak dan membuat fungsi otak terganggu. Fungsi otak yang terkena biasanya adalah fungsi kognitif, reseptif, atensi dan perilaku. II. KARAKTERISTIK Anak autistik mempunyai masalah/gangguan dalam bidang: 1. Komunikasi: - Perkembangan bahasa lambat atau sama sekali tidak ada. - Anak tampak seperti tuli, sulit berbicara, atau pernah berbicara tapi kemudian sirna, - Kadang kata-kata yang digunakan tidak sesuai artinya. - Mengoceh tanpa arti berulang-ulang, dengan bahasa yang tak dapat dimengerti orang lain - Bicara tidak dipakai untuk alat berkomunikasi - Senang meniru atau membeo (echolalia) - Bila senang meniru, dapat hafal betul kata-kata atau nyanyian tersebut tanpa mengerti artinya - Sebagian dari anak ini tidak berbicara ( non verbal) atau sedikit berbicara (kurang verbal) sampai usia dewasa - Senang menarik-narik tangan orang lain untuk melakukan apa yang ia inginkan, misalnya bila ingin meminta sesuatu 2. Interaksi sosial: - Penyandang autistik lebih suka menyendiri - Tidak ada atau sedikit kontak mata, atau menghindar untuk bertatapan - tidak tertarik untuk bermain bersama teman - Bila diajak bermain, ia tidak mau dan menjauh 3. Gangguan sensoris: - sangat sensistif terhadap sentuhan, seperti tidak suka dipeluk - bila mendengar suara keras langsung menutup telinga - senang mencium-cium, menjilat mainan atau benda-benda

- tidak sensitif terhadap rasa sakit dan rasa takut 4. Pola bermain: - Tidak bermain seperti anak-anak pada umumnya, - Tidak suka bermain dengan anak sebayanya, - tidak kreatif, tidak imajinatif - tidak bermain sesuai fungsi mainan, misalnya sepeda dibalik lalu rodanya di putar-putar - senang akan benda-benda yang berputar, seperti kipas angin, roda sepeda, - dapat sangat lekat dengan benda-benda tertentu yang dipegang terus dan dibawa kemana-mana 5. Perilaku: - dapat berperilaku berlebihan (hiperaktif) atau kekurangan (hipoaktif) - Memperlihatkan perilaku stimulasi diri seperti bergoyang-goyang, mengepakkan tangan seperti burung, berputar-putar, mendekatkan mata ke pesawat TV, lari/berjalan bolak balik, melakukan gerakan yang diulang-ulang - tidak suka pada perubahan - dapat pula duduk bengong dengan tatapan kosong 6. Emosi: - sering marah-marah tanpa alasan yang jelas, tertawa-tawa, menangis tanpa alasan - temper tantrum (mengamuk tak terkendali) jika dilarang atau tidak diberikan keinginannya - kadang suka menyerang dan merusak - Kadang-kadang anak berperilaku yang menyakiti dirinya sendiri - tidak mempunyai empati dan tidak mengerti perasaan orang lain III. IDENTIFIKASI 1. Diagnosa Autisme Waktu adalah bagian terpenting. Jika anak memperlihatkan beberapa gejala diatas segera hubungi psikolog klinis, dokter ahli perkembangan, anak, psikiater anak atau neurologis khusus autistik dan gangguan perkembangan yang akan membuat suatu assesstment/pengkajian yang

diikuti dengan penegakan diagnosa. Jika terdiagnosa dini, maka anak autistik dapat ditangani segera melalui terapi-terapi terstruktur dan terpadu. Dengan demikian lebih terbuka peluang perubahan ke arah perilaku normal Bagaimana mengenai pendidikan anak autis? Perlu diketahui bahwa setiap anak autis memiliki kemampuan serta hambatan yang berbedabeda. Ada anak autis yang mampu berbaur dengan anak-anak normal lainnya di dalam kelas reguler dan menghabiskan hanya sedikit waktu berada dalam kelas khusus namun ada pula anak autis yang disarankan untuk selalu berada dalam kelas khusus yang terstruktur untuk dirinya. Anak-anak yang dapat belajar dalam kelas reguler tersebut biasanya mereka memiliki kemampuan berkomunikasi, kognitif dan bantu diri yang memadai. Sedangkan yang masih membutuhkan kelas khusus biasanya anak autis dimasukkan dalam kelas terpadu, yaitu kelas perkenalan dan persiapan bagi anak autis untuk dapat masuk ke sekolah umum biasa dengan kurikulum umum namun tetap dalam tata belajar anak autis, yaitu kelas kecil dengan jumlah guru besar, dengan alat visual/gambar/kartu, instruksi yang jelas, padat dan konsisten, Bagaimana metode belajar yang tepat bagi anak autis? Metode belajar yang tepat bagi anak autis disesuaikan dengan usia anak serta, kemampuan serta hambatan yang dimiliki anak saat belajar, dan gaya belajar atau learning style masing-masing anak autis. Metode yang digunakan biasanya bersifat kombinasi beberapa metode. Banyak, walaupun tidak semuanya, anak autis yang berespon sangat baik terhadap stimulus visual sehingga metode belajar yang banyak menggunakan stimulus visual diutamakan bagi mereka. Pembelajaran yang menggunakan alat bantu sebagai media pengajarannya menjadi pilihan. Alat Bantu dapat berupa gambar, poster-poster, bola, mainan balok. PENGOBATAN Orang tua memainkan peran yang sangat penting dalam membantu perkembangan anak. Seperti anak-anak yang lainnya, anak autis terutama belajar melalui permainan. Bergabunglah dengan anak ketika dia sedang bermain, tariklah anak dari perilaku dan ritualnya yang sering diulang-ulang, dan tuntunlah mereka menuju kegiatan yang lebih beragam. Misalnya, orang tua mengajak anak mengitari kamarnya, kemudian tuntun mereka ke ruang yang lain. Orang tua perlu memasuki dunia mereka untuk membantu mereka masuk ke dunia luar. Kata-kata pujian karena telah menyelesaikan tugasnya dengan baik, kadang tidak berarti apa-apa bagi anak autis. Temukan cara lain untuk mendorong perilaku yang baik dan untuk mengangkat harga dirinya. Misalnya berikan waktu lebih untuk bermain dengan mainan kesukaannya jika anak telah menyelesaikan tugasnya dengan baik. Anak autis belajar lebih baik jika informasi disampaikan secara visual (melalui gambar) dan verbal (melalui kata-kata). Masukkan komunikasi augmentatif ke dalam kegiatan rutin seharihari dengan menggabungkan kata-kata dan foto, lambang atau isyarat tangan untuk membantu anak mengutarakan kebutuhan, perasaan dan gagasannya. Tujuan dari pengobatan adalah membuat anak autis berbicara. Tetapi sebagian anak autis tidak dapat bermain dengan baik, padahal anak-anak mempelajari kata-kata baru melalui permainan.

Sebaiknya orang tua tetap berbicara kepada anak autis, sambil menggunakan semua alat komunikasi dengan mereka, apakah berupa isyarat tangan, gambar, foto, lambang, bahasa tubuh maupun teknologi. Jadwal kegiatan sehari-hari, makanan dan aktivitas favorit, serta teman dan anggota keluarga lainnya bisa menjadi bagian dari sistem gambar dan membantu anak untuk berkomunikasi dengan dunia di sekitarnya. Program intervensi dini Hal terpenting yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah menemukan program intervensi dini yang baik bagi anak autis. Tujuan pertama adalah menembus tembok penghalang interaksi sosial anak dan menitikberatkan komunikasi dengan orang lain melalui cara menunjuk jari, mengguanakan gambar dan kadang bahasa isyarat serta kata-kata. Program intervensi dini menawarkan pelayanan pendidikan dan pengobatan untuk anak-anak berusia dibawah 3 tahun yang telah didiagnosis mengalami ketidakmampuan fisik atau kognitif. Program intervensi dini terdiri dari: - Terapi fisik dan terapi okupasional (pengobatan dengan memberikan pekerjaan/kegiatan tertentu) - Terapi wicara dan bahasa - Pendidikan masa kanak-kanak dini - Perangsangan sensorik. Program intervensi dini akan membantu orang tua dan anak autis pindah dari intervensi dini ke dalam sistem sekolah umum. Program ini juga akan membantu memilihkan lingkungan yang paling tepat untuk pendidikan anak autis, apakah di sekolah biasa atau di kelas khusus anak austik yang menawarkan pendidikan dan pelayanan pengobatan yang lebih intensif dengan jumlah murid yang terbatas. Program pendidikan untuk anak autis sangat terstruktur, menitikberatkan kepada kemampuan berkomunikasi dan sosialisasi serta teknik pengelolaan perilaku positif. Strategi yang digunakan di dalam kelas sebaiknya juga diterapkan di rumah sehingga anak memiliki lingkungan fisik dan sosial yang tidak terlalu berbeda. Dukungan pendidikan seperti terapi wicara, terapi okupasional dan terapi fisik merupakan bagian dari pendidikan di sekolah HIPERAKTIF adapun Pengetahuan tentang apa itu Hiperaktif dapat kita baca di tulisan dibawah ini : Gejala hiperaktif dapat dilihat dari perilaku anak yang tidak bisa diam. Duduk dengan tenang merupakan sesuatu yang sulit dilakukan. Ia akan bangkit dan berlari-lari, berjalan ke sana kemari, bahkan memanjat-manjat. Di samping itu, ia cenderung banyak bicara dan menimbulkan suara berisik. Impulsif Gejala impulsif ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Ada semacam dorongan

untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak terkendali. Dorongan tersebut mendesak untuk diekspresikan dengan segera dan tanpa pertimbangan. Contoh nyata dari gejala impulsif adalah perilaku tidak sabar. Anak tidak akan sabar untuk menunggu orang menyelesaikan pembicaraan. Anak akan menyela pembicaraan atau buru-buru menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan. Anak juga tidak bisa untuk menunggu giliran, seperti antri misalnya. Sisi lain dari impulsivitas adalah anak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas yang membahayakan, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Selain ketiga gejala di atas, untuk dapat diberikan diagnosis hiperaktif masih ada beberapa syarat lain. Gangguan di atas sudah menetap minimal 6 bulan, dan terjadi sebelum anak berusia 7 tahun. Gejala-gejala tersebut muncul setidaknya dalam 2 situasi, misalnya di rumah dan di sekolah. Adapun Ciri- ciri Anak Hiperaktif 1. Tidak Fokus Misalnya, anak Anda hiperaktif. Maka, kebanyakan dari kegiatan yang sedang dia lakukan tidak bisa bertahan lama. Saat dia bermain bola, kemudian ada anak lain yang melintas di depan sambil membawa balon, dia akan membuang bolanya dan ikut bermain balon bersama anak lain. Begitu ada anak lain yang berbeda, dia bisa mengalihkan perhatiannya untuk mengikuti anak tersebut. Anak hiperaktif tidak bisa bertahan diam lebih dari 5 menit. Anak ini juga suka berteriak-teriak tidak jelas, dan berbicara semaunya. Juga memiliki sikap yang tidak mudah dipahami. 2. Sifat Menentang Anak hiperaktif lebih sulit dinasehati dari pada anak non-hiperaktif. Misal, ia sedang bermain naik turun tangga dan kita memintanya untuk berhenti, ia akan diam saja atau marah dengan tetap melanjutkan bermain. 3. Destruktif Sebagai perusak ulung, anak hiperaktif harus dijauhkan dari ruangan yang banyak benda-benda berharga atau barang pecah belah dan sejenisnya. Sikap yang suka melempar, menghancurkan barang inilah yang disebut destruktif. 4. Tidak Mengenal Lelah Tidak akan tampak kelelahan saat ia bermain maupun setelah ia bermain. Setiap hari berlari, berjalan dan melakukan kegiatan tanpa tujuan jelas, bergerak terus adanya. 5. Tanpa Tujuan Jelas Anak aktif membuka buku untuk dibaca, anak hiperaktif membuka buku untuk disobek, dilipatlipat, atau dibolak balik saja tanpa membaca. 6. Bukan Penyabar yang Baik Dan Usil Sering saat bermain, ia dengan tidak sabar mengambil mainan dengan paksa. Tidak suka jika menunggu giliran bermain. Suka mendorong, mencubit, atau memukul tanpa alasan.

Anak hiperaktif memiliki kelebihan disamping kekurangannya itu. Tentunya orang tua sangat diharapkan lebih menaruh perhatian khusus kepada anak hiperaktif. Bukan berarti melebihkan dari anak lainnya, tetapi harus mendidik dengan cara yang berbeda dengan biasanya. Adapun masalah- masalah yang ditimbulkan disekolah bagi anak hiperaktif : Anak tidak mampu mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik. Konsentrasi yang mudah terganggu membuat anak tidak dapat menyerap materi pelajaran secara keseluruhan. Rentang perhatian yang pendek membuat anak ingin cepat selesai bila mengerjakan tugas-tugas sekolah. Kecenderungan berbicara yang tinggi akan mengganggu anak dan teman yang diajak berbicara sehingga guru akan menyangka bahwa anak tidak memperhatikan pelajaran. Banyak dijumpai bahwa anak hiperaktif banyak mengalami kesulitan membaca, menulis, bahasa, dan matematika. Khusus untuk menulis, anak hiperaktif memiliki ketrampilan motorik halus yang secara umum tidak sebaik anak biasa Dan untuk di rumah , masalah yang ditimbulkan oleh anak Hiperaktif ini dapat berupa : anak hiperaktif biasanya lebih mudah cemas dan kecil hati di bandingkan dengan anak normal lainnya . Selain itu, ia mudah mengalami gangguan psikosomatik (gangguan kesehatan yang disebabkan faktor psikologis) seperti sakit kepala dan sakit perut. Hal ini berkaitan dengan rendahnya toleransi terhadap frustasi, sehingga bila mengalami kekecewaan, ia gampang emosional. Selain itu anak hiperaktif cenderung keras kepala dan mudah marah bila keinginannya tidak segera dipenuhi. Hambatan-hambatan tersbut membuat anak menjadi kurang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Anak dipandang nakal dan tidak jarang mengalami penolakan baik dari keluarga maupun teman-temannya. Karena sering dibuat jengkel, orang tua sering memperlakukan anak secara kurang hangat. Orang tua kemudian banyak mengontrol anak, penuh pengawasan, banyak mengkritik, bahkan memberi hukuman. Reaksi anakpun menolak dan berontak. Akibatnya terjadi ketegangan antara orang tua dengan anak. Baik anak maupun orang tua menjadi stress, dan situasi rumahpun menjadi kurang nyaman. Akibatnya anak menjadi lebih mudah frustrasi. Kegagalan bersosialisasi di mana-mana menumbuhkan konsep diri yang negatif. Anak akan merasa bahwa dirinya buruk, selalu gagal, tidak mampu, dan ditolak. Masalah berbicara dengan orang lainnya anak Hiperaktif juga dapat mengalami kesulitan : Walaupun anak Hiperaktif itu suka berbicara namun pada dasarnya kurang efisien dalam berkomunikasi. Gangguan pemusatan perhatian membuat dia sulit melakukan komunikasi yang timbal balik. Anak hiperaktif cenderung sibuk dengan diri sendiri dan kurang mampu merespon lawan bicara secara tepat. Masalah dari segi fisik juga mengalami kesulitan berupa : Biasanya anak hiperaktif memiliki tingkat kesehatan fisik yang tidak sebaik anak lain. Beberapa gangguan seperti asma, alergi, dan infeksi tenggorokan sering dijumpai. Pada saat tidur biasanya juga tidak setenang anak-anak lain. Banyak anak hiperaktif yang sulit tidur dan sering

terbangun pada malam hari. Selain itu, tingginya tingkat aktivitas fisik anak juga beresiko tinggi untuk mengalami kecelakaan seperti terjatuh, terkilir, dan sebagainya. Adapun faktor-faktor penyebab hiperaktif pada anak : 1. Faktor neurologik Insiden hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada bayi yang lahir dengan masalah-masalah prenatal seperti lamanya proses persalinan, distres fetal, persalinan dengan cara ekstraksi forcep, toksimia gravidarum atau eklamsia dibandingkan dengan kehamilan dan persalinan normal. Di samping itu faktor-faktor seperti bayi yang lahir dengan berat badan rendah, ibu yang terlalu muda, ibu yang merokok dan minum alkohol juga meninggikan insiden hiperaktif Terjadinya perkembangan otak yang lambat. Faktor etiologi dalam bidang neuoralogi yang sampai kini banyak dianut adalah terjadinya disfungsi pada salah satu neurotransmiter di otak yang bernama dopamin. Dopamin merupakan zat aktif yang berguna untuk memelihara proses konsentrasi Beberapa studi menunjukkan terjadinya gangguan perfusi darah di daerah tertentu pada anak hiperaktif, yaitu di daerah striatum, daerah orbital-prefrontal, daerah orbital-limbik otak, khususnya sisi sebelah kanan 2. Faktor toksik Beberapa zat makanan seperti salisilat dan bahan-bahan pengawet memilikipotensi untuk membentuk perilaku hiperaktif pada anak. Di samping itu, kadar timah (lead) dalam serum darah anak yang meningkat, ibu yang merokok dan mengkonsumsi alkohol, terkena sinar X pada saat hamil juga dapat melahirkan calon anak hiperaktif. 3. Faktor genetik Didapatkan korelasi yang tinggi dari hiperaktif yang terjadi pada keluarga dengan anak hiperaktif. Kurang lebih sekitar 25-35% dari orang tua dan saudara yang masa kecilnya hiperaktif akan menurun pada anak. Hal ini juga terlihat pada anak kembar. Faktor psikososial dan lingkungan Pada anak hiperaktif sering ditemukan hubungan yang dianggap keliru antara orang tua dengan anaknya. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mendidik dan membimbing anak-anak mereka yang tergolong hiperaktif : Orang tua perlu menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktifitas Kenali kelebihan dan bakat anak Membantu anak dalam bersosialisasi Menggunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif (misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan tertib), memberikan disiplin yang konsisten, dan selalu memonitor perilaku anak Memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan energinya Menerima keterbatasan anak Membangkitkan rasa percaya diri anak Dan bekerja sama dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak yang sebenarnya Disamping itu anak bisa juga melakukan pengelolaan perilakunya sendiri dengan bimbingan orang tua. Contohnya dengan memberikan contoh yang baik kepada anak, dan bila suatu saat

anak melanggarnya, orang tua mengingatkan anak tentang contoh yang pernah diberikan orang tua sebelumnya. .
HIPERAKTIF /ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Merupakan salah satu gangguan perkembangan yang terjadi pada anak, di mana anak tidak bisa memusatkan perhatian dan berperilaku hiperaktif. Penyebab gangguan ini belum diketahui sampai sekarang, namun ada bukti bahwa faktor biologis, genetika, lingkungan, dan karakter keluarga berperan dalam pembentukan ADHD. Gejala ADHD sudah tampak sebelum anak berusia 2 tahun atau juga di atas 7 tahun. Gejala yang tampak terjadi pada anak usia di bawah 2 tahun berupa tingkah laku yang tidak teratur, melempar-lempar sesuatu, atau melakukan sesuatu yang tidak ada tujuannya. Gejala ADHD biasanya tampak baik di rumah maupun di sekolah dengan bukti kelemahan mencolok dalam hal fungsi pekerjaan, akademik, atau sosial. Sekitar 30-80% ADHD akan menetap sampai remaja dan sekitar 65% menetap sampai dewasa. Tidak semua penyandang hiperaktif termasuk anak autisme. Begitu juga sebaliknya, tidak semua penyandang autisme adalah hiperaktif. Perbedaan antara autisme dan ADHD adalah ADHD tidak mengalami gangguan komunikasi dan interaksi sosial, tetapi karena emosinya yang tidak terkendali, ia sangat sulit berinteraksi sosial dengan teman-teman sebayanya, sedangkan pada anak autisme terjadi gangguan komunikasi, interaksi sosial, dan kadang-kadang berperilaku hiperaktif. Persamaannya adalah keduanya mengalami gangguan pada susunan saraf di otak. A. Jenis-Jenis HIPERAKTIF/ADHD 1. Inattentive Symptoms Anak ADHD jenis ini tidak bisa atau kurang dapat memusatkan perhatian, sulit berkonsentrasi, tidak mau mendengar perintah dan larangan, tidak bisa menyelesaikan pekerjaan, sering kali pekerjaannya menjadi terbengkalai/terlupakan dan terkadang mengalihkan ke pekerjaan lainnya. 2. Hiperactive Impulsive Anak ADHD dengan jenis seperti ini selalu menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan, sering menginterupsi pembicaraan orang lain, suka sekali mengganggu temannya, terkadang suka membuat keributan, cenderung energik, suka berlari-larian atau melompat-lompat. B. Beberapa Deskripsi Hiperaktif Berikut ini beberapa deskripsi mengenai hiperaktif : * Aktif atau disruptif di rumah atau sekolah, tidak bisa diam, suka sekali hal-hal yang membahayakan tanpa peduli dengan keamanannya. * Sensitif dan mudah frustrasi, mudah marah, emosi tidak stabil, mudah menangis, memaksakan keinginan yang harus segera dipenuhi. * Impulsivitas (mudah terangsang), cirinya adalah sulit untuk menunggu giliran, suka memotong pembicaraan, menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan selesai diajukan, sering mengganggu teman. * Mengalami gangguan tidur, seperti tidur larut malam dan mudah terjaga.

* Sukar untuk berkonsentrasi, saat melakukan aktivitas perhatiannya selalu berpindah-pindah dari satu objek ke objek yang lain. * Berperilaku yang sukar ditebak, mudah panik disertai tantrum yang berlebihan * Mobilitas tinggi, berjiwa perusak dan banyak bergerak.

You might also like