You are on page 1of 18

Anak aktif cenderung memiliki lebih banyak energi.

Anak aktif akan merasa sulit dan frustrasi jika ia harus


duduk lama tanpa melakukan aktivitas apapun. Oleh karena itu, ia memerlukan suatu kegiatan beserta aturan permainan yang jelas. Sebab, apabila kegiatan yang ia lakukan tanpa ada rencana dan aturan terlebih dahulu. Maka, ia akan lepas kendali dan tanpa pikir panjang ia melakukan apa saja yang ia sukai. Dan, mungkin akan terjadi suatu masalah.

Ada beberapa upaya memotivasi anak aktif agar bersikap kooperatif. Yaitu, tempatkanlah dia paling depan atau mintalah ia untuk memimpin sesuatu. Buatlah rencana kerangka kegiatan beserta aturannya sebelum suatu kegiatan dimulai. Dengan demikian, energi yang berlimpah dapat mengalir dengan leluasa tanpa membawanya ke suatu masalah (John Gray, Ph.D, 2004). Hal lain yang perlu orangtua ketahui dari anak aktif adalah ia sangat perlu merasakan bahwa dirinya dibutuhkan dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, untuk menyalurkan energinya maka orangtua dapat memberikannya suatu tugas seperti membersihkan tempat tidur atau mencuci sepedanya. Katakan kepadanya bahwa orangtua percaya bahwa ia dapat melakukannya dengan baik. Pada umumnya, anak aktif jika diberi kepercayaan ia akan mampu melakukannya dengan baik dan bertanggung jawab. Sebab, anak aktif senang mendapatkan prestasi dan memecahkan rekornya sendiri. Jika anak berhasil menjalankan suatu kegiatan dengan baik maka janganlah lupa orangtua memberikan pengakuan atas prestasi atau kesuksesannya tersebut. Namun, apabila ia berbuat salah maka maafkanlah ia. Sebab, anak aktif sangat membutuhkan maaf atas kesalahannya. Orangtua perlu memahami dan mempersiapkan mental bahwa anak aktif biasanya mempunyai kecenderungan lebih banyak melakukan kesalahan. Anak aktif pada umumnya belajar tentang dirinya dari kesalahan. Lebih baik memberi label anak aktif daripada anak nakal. Karena pemberian label anak nakal terdengar sangat negatif dan memojokan anak.

Diposkan oleh Shobahul Amri's Blog di 20:17

Cara menghadapi anak marah


10/22/2005 ----- Original Message ----From: DP To: peduli-autis Subject: [Puterakembara] menghadapi anak marah Banyak dari kita menghadapi anak yang marah, bahkan kadang sampai mengamuk.

Dulu, saya tidak tahu harus berbuat apa. Sehingga saya SERING sekali melakukan kesalahan yang hingga kini masih saya sesali. Sesudah membuka sekolah dengan anak-anak yang beragam keadaannya dan latar belakang pengasuhan yang beragam pula, kami semua sampai pada beberapa teknik/tip/triks yang ternyata bermanfaat.

1. Pada saat anak marah, jangan beri komentar apapun. Pasang tampang "adiguna sutowo" (he..he..), maksudnya = lempeng aja. Tidak menunjukkan emosi apapun. Kayak kalo lagi main poker, atau main kartu dan ga' boleh ada yang tahu kita pegang kartu apapun gitu..

2. Bila mungkin, sediakan ruangan yang 'aman' bagi anak untuk melampiaskan amarahnya. Di sekolah, kami ada ruangan di sebelah dapur (originally = gudang) yang terang, tidak ada perabotan apapun selain kursi beanbag (kursi dari kulit yang isinya busa). Di rumah sih, saya ga' punya ruangan khusus, tapi saya pakai ruang tidur anak saya aja.

3. Bila anak didiamkan sekitar 5-10 menit makin meraung-raung, memukuli kepala, atau malahan berusaha menyerang, biasanya kami arahkan untuk "pergi ke ruang tenang". Kalau di textbook namanya 'safe area' atau 'safe room'. Atau kalau di rumah, saya perintahkan anak saya begini "Ikhsan mau marah? Pergi ke kamar. Kalau sudah selesai marah, baru boleh keluar".

4. Nha, marah-marah lah mereka disitu sendirian. Bener-bener sendirian dan ga' ada bujukan / amarah / rayuan/ atau whatever lah. Pokoknya ga' dapat kepuasan sama sekali.

5. Kalau sudah reda, baru kita datangi dan kami tanya "sudah marahnya? Ayo keluar". Dan di luar ruangan baru kita tanya 'ada apa', 'marah sama siapa' dsb. Gaya kita bertanya benar-benar lemah lembut seolah "badai katrina" yang tadi itu tidak pernah terjadi. Susah sekali lho.soalnya kita 'kan manusia biasa yang bisa anytime terbawa emosi...

Alhamdulillah, cara seperti ini efektif sekali. Bahkan anak yang paling "menyeramkan" saat marah-pun, bisa dengan relatif mudah diingatkan untuk masuk ruang tenang dan tinggal disitu sampai ia merasa lebih tenang. Kadang-kadang belum disuruh udah pada masuk sendiri ke ruang tenang. Malahan sesekali tabrakan di dalam! Lha wong yang tadi ngamuk belum selesai udah ada lagi yang mau masuk! (he..he..).

Kadang juga tidak mudah sih. Seperti ada anak yang tinggi besar marah-marah sambil memukuli kepala sendiri atau berusaha menjedutkan kepala ke lantai dan sebagainya.Atau ada juga yang menyerang kita, menarik jilbab guru-guru, sampai harus dipegangi 4 orang dewasa untuk memisahkan dia. Tapi bagaimana lagi.

Kunci dari segala-galanya adalah "ignore the bad behavior" dan "give positive attitude toward the positive behavior". Jangan lupa untuk selalu memberi perhatian (mengajak bicara, mengomentari, bercanda) justru pada saat anak sedang 'tidak melakukan apapun'. Jadi, dia tahu dia dapat perhatian dari kita justru kalau lagi 'manis'..

Cara ini selain saya terapkan pada Ikhsan, juga saya terapkan pada anak-anak di sekolah. Saya jadi seperti kaleng rombeng dan kaset rusak. Anak lagi bengong, baru dateng, atau sedang enak-enak makan, pasti saya datangi dan tegur dengan ucapan-ucapan sederhana seperti 'selamat pagi..' (nada bicaranya seperti iklan ya. selamat pagi, donnaaaaa..), 'halo, bajunya bagus ya.', 'hey, sepatu baru nih?', 'halo, makan apa kok enak betul?'.. Saya setiap baru pulang kerja, biarpun tengah malam atau baru datang dari luar kota sekalipun, pasti mengharuskan diri sendiri untuk menyapa ikhsan dengan "riang gembira" (padahal badan dan pikiran udah nyaris rontoookkkkkk, bo!!).

Sekedar berbagi..semoga bermanfaat..

Salam, It

----- Original Message ----From: FR

To: peduli-autis Subject: [Puterakembara] Re: menghadapi anak marah Mbak It, Teknik ini khusus untuk anak autis aja? Bisa/boleh/efektif nggak kalau diterapkan juga ke sibling-nya yang nggak autis? Pertanyaan lain, teknik ini bisa efektif nggak ya kalau dipakai sama ortunya sendiri kalau udah sampai 'diubun-ubun'? ;-) Saya musti belajar nich... yang susah (buat saya) untuk 'lempengin muka' kalau anak lagi marah; seringnya sich ikutan marah tuh... -fr ----- Original Message ----From: DP To: peduli-autis Subject: [Puterakembara] Re: menghadapi anak marah Kalau ga' bisa pasang tampang 'adiguna sutowo', mending kita yang ngumpet di dalam kamar... Saya juga gitu, kok. Selagi saya yang 'darah tinggi' dan 'esmosi', saya biasanya kabur ke dalam kantor atau kamar tidur atau kamar mandi. Cuci muka, baca-baca (doa, maksudnya, bukan femina), dan keluar lagi pas darah tinggi udah rada turun. Semua cara yang saya jabarkan tadi bisa diterapkan pada siapa saja. Mau autis, mau tidak.... BTW, jangan lupa bahwa kita manusia biasa loh.... Pasti "kadang" (he..he.) emosi juga. Salam, It ----- Original Message ----From: HW

To: peduli-autis Subject: [Puterakembara] Re: menghadapi anak marah Ikutan sharing.... Kalo saya biasanya menyingkir dari hadapan anak (pindah ke ruangan lain). Kalau terpaksa satu ruangan, ambil kapas atau tissue, buat bulatan 2 buah, tutup kuping dgn bulatan kapas atau tissue tadi, trus pura -pura baca atau melakukan kegiatan lain. Masih kedengeran sih tangisan atau jeritannya, tapi nggak terlalu menyakitkan telinga. Apakah anak jadi lebih cepat tenang ? Nggak juga sih, tapi paling tidak kita jadi nggak ikutan naik darah krn mendengar tangisan / jeritan dia. Salam, HW ----- Original Message ----From: DP To: peduli-autis Subject: [Puterakembara] Re: menghadapi anak marah Ini juga cara jitu. Dipakai juga oleh guru di sekolahan saya, menghadapi anak yang suka tiba-tiba ngamuk dan suaranya melengking luar biasaaaaaa..... Pak Hdr top juga nih nasihatnya. Murah meriah. ) ----- Original Message ----From: Ch To: peduli-autis Subject: [Puterakembara] Re: menghadapi anak marah Sepertinya memang super sabar dalam menghadapi anak yang ngamuk, dan terimakasih untuk mbak DP. sebenarnya kami sekeluarga sudah mencoba hanya engga seperti mba yang punya "ruang tenang" begitu, pasti saya akan mencobanya dan makasih sekali lagi untuk masukannya.

Buat Pak Fra dan Pak Ry (khususnya ) harus nyoba tehnik ini juga deh sepertinya sangat membantu.... Ch ----- Original Message ----From: HB To: peduli-autis Subject: [Puterakembara] RE: menghadapi anak marah Cara yang sama saya pakai dirumah sejak anak saya berusia +/- 3 tahun dan berhasil baik. Alhamdulillah seisi rumah udah kompak, kalau dia lagi "bad behaviour" kita cuekin rame - rame, walaupun kadang - kadang prt dirumah masih suka sekali - kali melanggar, dan pasti setelah anaknya tenang prt kita tegur untuk tetap diskenario yang udah kita sepakati (kaya sinetron aja....). HB ----- Original Message ----From: DP To: peduli-autis Subject: [Puterakembara] RE: menghadapi anak marah Di rumah, pembantu saya yang sangat melanggar. Maklum, sudah ikut saya sejak ikhsan umur 4 tahun, tahu gejolak rumah tangga saya sampai porak poranda, jadi dia sangat saaayyyyaaaannggggg sama anak saya (semua orang suka bilang, Bibi itu ibunya Ikhsan, dan saya 'ibu-tiri'-nya...ha..ha..). Apa akibatnya? Ikhsan berani mencubit Bibi. Hanya kepada Bibi. Ke orang lain tidak berani. Semarah apapun. Soalnya kalau dia mencubit bibi, bibi-nya tidak marah sih..... ;0 ----- Original Message ----From: DH To: peduli-autis

Subject: [Puterakembara] Re: menghadapi anak marah Thanks x 1,000 Bu It, ok tuh tips2nya.... Mau tanya nih, kalau Janice suka milih2 orang yang melayaninya, contoh maminya lagi suapin, tiba2 dia nggak mau ,maunya papinya yang suapin. Atau saya lagi gantiin bajunya, tiba2 dia nggak mau, maunya maminya yang gantiin baju. Gonta ganti sih... nggak selalu saya yang harus suapin, atau maminya yang gantiin baju. Atau ada juga seperti tadi pagi, baru bangun, maminya mau gantiin diapers nya, dia marah2 nggak mau, maunya papi yang gantiin. saya sampe kesel, saya lagi ngatuk, akhirnya nangis2 dan akhirnya kita berdua gantiin diapersnya. dan masih nangis2 karena nggak mau ada maminya. jadi nggak mau papi maminya berdua, harus salah satu yang dia pilih. Memang sih nggak masalah buat saya kalau saya lagi nggak ada kerjaan, tapi pernah saya lagi kebelet mau ke WC, tapi dia maunya saya yang temenin tidur, pernah saya tinggal akhirnya nangis2 nggak karuan. Pernah nggak mau ganti baju, maunya maminya, karena kesal, saya paksa, wah gak tega, udah kayak mau potong ayam aja. paksa masukin lepasin tuh baju walaupun dia lagi nangis sampai tidur2 an dikursi, saya angkat, saya paksa tarik bajunya dan pakaikan baju gantinya. setelah selesai biasanya dia nggak lama2 lagi nangisnya, udah selesai yah sudah, paling masih nangis bentar trus udah diam lagi. Jadi balik lagi ke pertanyaannya, kalau situasi gitu enaknya diapain yah? tetap biarinin jangan ikutin kemauannya? atau nggak apa2 diikutin kemauannya? kalau seperti mau minum obat yah susah banget , nggak bakalan bisa. kalau dia meronta-ronta atau nggak mau minum obat nggak bisa dipaksa.Bisa2 tuh obat tumpah kemana-mana. jadi kalau seperti minum obat atau makan makanan, selalu dituruti maunya sama siapa. (sebelnya kenapa nggak mau sama suster aja yah, udah bayar mahal2 nggak kepake.... he he he ) Wah udah deh si Janice habis deh di cap sama semua rekan milis sebagai anak ter MANJA !!!!

Anyway tolong sarannya yah Bu It, atau mungkin rekan milis lain ada yang punya pengalaman yang sama tolong disharing yah. Thank You!!! Regards DH ----- Original Message ----From: DP

To: peduli-autis Subject: [Puterakembara] Re: menghadapi anak marah Manja, manja, manja.... Pengulangan saran: "ignore the negative behavior, give reward to positive behavior". Jadi, kalau menangis berteriak malah dapat perhatian...artinya apa??? DP ----- Original Message ----From: ep To: peduli-autis Subject: [Puterakembara] Re: menghadapi anak marah Pak DH kalau pepengalaman aku bukan Andro yang suka begitu, tapi adiknya Firna (4th, normal), tapi itu biasalah kalau buat aku ga jadi persoalan besar, dan memang kalau menurut istilah aku lagi masanya bertingkah seperti itu, kalau aku si turutin aja, nanti juga berhenti sendiri. Seperti sekarang adiknya Andro, Karine(1,7th), lagi masanya ga mau dipakaiin baju, aku scih becandaiin aja, ga terlalu memaksa, terusnya biasa-biasa lagi tuch baju bisa dipakaiin. Kalau aku lihat semua anak baik istimewa maupun normal ada masamasanya yang seperti itu, aku berani bicara begini, karena aku sudah pengalaman dengan 5 (lima) orang anak (pertama sudah kelas 3 SMA, dan yang kedua 1 SMA), Andro anak ke-3. Kalau aku semua aku anggap setiap permasalahaan yang ada pasti ada jalan keluarnya, jadi kita tetep bisa awet muda (kata orang scih aku awet muda he...e...he...eee) Ep (Bunda Andro) ----- Original Message ----From: Fr To: peduli-autis Subject: [Puterakembara] Re: menghadapi anak marah Bu Ch, Bp. Ry dan Bu It dan rekan2 milis lainnya,

Saya ucapkan terima kasih banyak atas sarannya, tanggapannya dan sharingnya. Semua ini pasti ada manfaatnya bagi saya dan semua rekan2 utk menambah wawasan dan mengurangi beban karena mendapatkan teman2 yang senasib sehingga tidak merasa sendiri. Apa yang disampaikan oleh ibu DP saya setuju bahwa pada saat anak marah, jangan beri komentar apapun., lempeng aja dan tidak menunjukkan emosi apapun. Maksudnya supaya anak tidak mengulangi perbuatan tsb. Saya akan mencoba melakukan hal seperti itu jika Adi meledak kemarahannya. Tapi kelihatannya banyak kendala yang terjadi. Bu DP mohon maaf lho bukannya saya selalu menentang atau tukang ngeyel ataupun negatif thinking terus, tapi kalau tidak diungkapkan uneg2 ini, saya tidak merasa lega gitu. Mengenai kamar khusus (safe area) menurut bu DP jika tidak tersedia dapat menggunakan kamar anak/ kamar Adi sendiri. Tetapi masalahnya, kalau pada saat Adi meledak kemarahannya dan mulai melempar barang2, belum tentu saat itu berada di dalam kamarnya. Mungkin dia sedang di ruang keluarga sedang main komputer/nonton TV misalnya. Kalau Adi disuruh masuk kamar pada saat seperti itu mana mau dia? Sebab Adi bukanlah anak TK atau SD yang gampang diperintah begitu saja. Dan tidak mungkin kalau saya harus segera menyeret Adi utk segera masuk ke kamarnya dan menguncinya dari luar, sebab kalau begitu berarti kita menunjukkan emosi kemarahan juga. Pada saat Adi mulai meledak kemarahannya, entah saat itu dia sedang berada di kamarnya atau di ruang keluarga, dia bisa tiba-tiba lari dan menghampiri adiknya atau mama-papanya dan langsung memukul adiknya atau melempar barang2, atau melempar benda ke arah orang yang diserang sebelum orang itu sadar akan bahaya tsb. Kita tidak siap karena terjadi dengan begitu cepat. Sehingga pukulan atau lemparan tsb tak terelakkan dan mengenai sasarannya. Memang bisa saja untuk meredam kemarahannya kami dapat berlaku cuek dan tanpa emosi, tapi sudah terlambat karena sudah terkena pukulan atau lemparan atau barang kesayangan telah hancur. Adik perempuannya yang punya sifat rapi, apik dan sayang barang, kalau sampai barang miliknya dirusak oleh Adi tidak mungkin diam saja tanpa emosi, pasti akan menangis atau balas memukul, dsb, sehingga terjadilah perang seru. Setelah itu terjadi, beberapa saat kemudian barulah Adi dapat agak tenang dan berhenti marah, tetapi sudah terjadi pelemparan dan pemukulan. Demikian pola tsb akan terjadi berulang-ulang. Saya mengerti bahwa utk memutuskan pola ini adalah seperti yang disarankan oleh ibu DP yaitu jangan memberi perhatian atau menunjukkan emosi kepada anak. Sebab anak melakukan perusakan atau pemukulan adalah utk membalas sakit hatinya.

Apabila kita ikut marah berarti usaha si anak berhasil dan dia puas lalu mengulangi lagi tingkah laku tersebut di lain waktu. Apabila Adi marah kepada saya atau mamanya karena tidak dituruti keinginannya atau karena ditegur, maka dia akan mulai mengamuk. Saya dan isteri bisa saja pura-pura tidak marah dan tidak menunjukkan emosi, padahal dalam hati iya. Dan kami harus merelakan barang2 yang rusak atau rela dan diam saja ketika dilempar benda. Kalau Adi memaksa pinjam barang milik adiknya dan tidak diberikan oleh adiknya, maka Adi akan mulai marah dan memukul adiknya atau merusak barang tsb. Bisakah adiknya berpura-pura tidak marah? Sampai kapan? Bu DP, bukannya saya keberatan atau tidak percaya dengan cara ini, saya tahu cara ini adalah satusatunya cara utk mengendalikan anak yang mengamuk, tapi tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan. Mungkin secara long term barulah kelihatan hasilnya dan ini menuntut kesabaran dan pengorbanan yang luar biasa tingginya. Dan kelihatannya perlu dilihat dulu konteksnya, untuk anak2 usia TK dan SD mungkin cara ini mudah diterapkan, tapi belum tentu untuk anak2 usia remaja. Anak2 usia TK dan SD kalau mengamuk mungkin tidak sehebat anak2 usia remaja, dan pemicu marahnya pun berbeda dengan anak remaja. Jadi tingkatan efektifitasnya juga tidak sama antara anak yang satu dengan anak yang lainnya, walaupun dalam kelompok usia yang sama, apalagi utk kelompok usia yang berbeda. Demikian pendapat saya (yang mungkin belum tentu benar) tapi cara tsb tetap akan saya coba dan terima kasih kepada ibu DP yang telah banyak memberikan saran2 kepada kami. Salam, Fra ----- Original Message ----From: DP To: peduli-autis Subject: [Puterakembara] Re: menghadapi anak marah Khusus untuk anak yang sudah besar, apa yang saya sarankan memang

SANGAT SULIT untuk dilaksanakan. Tapi bukan tidak mungkin.... Di sekolah kami juga ada anak yang seperti itu. Sudah besar, dan kalau marah bisa membuat pecah meja. Belum lagi dia juga menjedutkan kepala ke dinding, ke lantai, atau dia sendiri memukuli kepalanya. Apa boleh buat...pada saat awal "memaksanya" masuk ke ruangan tenang, memang terjadi sedikit pemaksaan dan mau tidak mau ada emosi juga disitu. Tapi itu hanya pada awal penanganan. Sesudah beberapa kali, anak tersebut mau diperintahkan untuk masuk ke ruangan tenang sendiri tanpa dipaksa atau diseret 4 orang dewasa... Dalam kasusnya Adi... saya sangat mengerti betapa sulitnya situasi yang bapak dan ibu hadapi. Memang akan luar biasa sulitnya menarik/mendorong Adi masuk ke kamar. TEORI-nya, harusnya pada saat itu kita tidak boleh emosi. Teori sih tinggal teori. Pelaksanaan? Sulit sekali. Namanya juga manusia. Nha, melihat pola yang terus menerus terjadi...bagaimanapun kelihatannya langkah drastis dan dramatis harus diambil. (Bukan mudah lho). Soalnya saya lihat, korban makin banyak. Adik, orangtua, barang...dan terutama ADI. Dia tidak tahu bahwa masa depannya bisa 'berantakan' kalau dia tidak berhenti berperilaku negatif seperti itu. Barangkali perlu ditambahkan satu langkah lagi: "MENJAUH" bila Adi mengamuk. Benar-benar menjauh dalam arti: pindah kamar. Memang dia akan mengejar. Tapi bila kita pindah kamar dan mengunci, diharapkan paling tidak dia akan 'terpisah' dari orang-orang yang 'rencananya' akan ia hancurkan tersebut pada saat ia sedang emosi tinggi. Saya berharap dengan beberapa menit ia 'terpisah' maka emosi dia bisa sedikit turun. Tapi bila tidak, setidaknya 'korban' bisa diperkecil jumlah dan intensitas. Ada baiknya bapak dan ibu juga mempertimbangkan penggunaan medikasi tertentu untuk selama pelaksanaan 'rencana modifikasi perilaku' yang sangat sulit ini. Maksud saya, secara fisik ia 'agak ditenangkan' sambil kita masuk dengan teknik-teknik perilaku / penanganan pendidikan ini. Konsultasi dengan psikiater senior sangat saya sarankan. Saya tidak pernah mengatakan ini merupakan langkah yang mudah. Tapi, kalau tidak diusahakan...apa pula yang akan terjadi nantinya di saat kita semua sudah amat sangat lelah? Belum lagi "luka batin" yang akan diderita adik-adik? Belum lagi 'penolakan' yang akan diterima anak autis ini?

Doa saya menyertai dari jauh. Hanya itu yang bisa saya lakukan. Salam, It ----- Original Message ----From: mc To: peduli-autis Subject: [Puterakembara] Re: menghadapi anak marah 18 thn yang lalu saya mendengar obrolan dari teman kakak perempuan saya, kalau ayahnya seorang pedagang dan gampang sekali meledak, oleh anak2 dan istrinya selalu tersedia pepaya dirumah untuk dilemparkan olehnya sebagai pelampiasan kalau lagi marah daripada barang2 lain yang dirumah atau istri or anak2 yang kena pukulan, aneh sih. Juga ada yang berpendapat mengurangi emosi yg gampang meledak dianjurkan sering mengigit es batu, entah iya, entah bener bu Ita, saya ngak pernah kuliah physycology,(nulis bener ngak ini?) mc ----- Original Message ----From: Els To: peduli-autis Subject: [Puterakembara] Re: menghadapi anak marah Saya setuju... dengan ibu DP. Dengan anak saya, saya juga pasang muka tanpa ekspressi, walaupun saya marah. Lain dengan suami saya, begitu anak saya menjerit, dia langsung loncat tanpa sadar dan siap menunggu perintah anak saya.. ;o)) Mungkin karena kalau anak saya sudah menangis, bisa berkepanjangan dan membentur-benturkan kepalanya, berguling dan lain sebagainya. Suami saya sebenarnya juga stress. Tetapi saya bilang;"jangan kalah gigi sama anak". "Jangan mengambil jalan singkat supaya dia tidak menangis saja". Akhirnya saya saja yang menghadapi anak saya, saya diamkan saja dengan tenang dan biasa2 saja...tetap saya jaga supaya jangan melakukan hal yang berbahaya, seperti menahan dia

membenturkan kepala. Kadang saya bilang "biarin saja". Dia akhirnya tahu, kalau sudah kata "biarin saja" keluar, artinya percuma berpanjang-panjang. Tantrumnya berhenti sendiri lebih cepat. Sampai akhirnya sekarang, sudah jarang sekali. Hanya saja jangan ganggu kalau dia sedang berkonsentrasi atau bermain. Ini memang haknya dia, saya terima. Salam, Els ----- Original Message ----From: LH To: peduli-autis Subject: [Puterakembara] Re: menghadapi anak marah Sharing, Lagi kemaruk belajar ABA juga.. ditulis dibuku Training for Employee-nya Mariposa School, jika kita memperhatikan or merespon dengan menuruti kehendak anak saat tantrum, berarti kita me-reinforce perilaku anak tsb. dan pasti dikemudian hari akan diulang oleh si anak karena anak belajar dari past behavior. Susahnya kalau lingkungan di rumah tidak mengerti atau kadang tidak tahan dengar suara tangisan/jeritan anak kemudian menyerah demi spy anak nggak ribut-2 lagi. LH ----- Original Message ----From: la To: peduli-autis Subject: [Puterakembara] Re: menghadapi anak marah Mau tanya nih gimana ngadepin ngamuknya anak pas di luar rumah, misalnya di mall, sekolah atau tempat umum lainnya. Trims sebelumnya.. la ----- Original Message ----From: "JJ Mom"

To: peduli-autis Subject: [Puterakembara] Re: menghadapi anak marah Ibu La, cari "penyebab" kenapa si anak ngamuk. Dulu, Ja selalu mukul dan cubit saya kalau keluar dari sekolah. Penyebabnya, dia merasa sangat stress di dalam kelas. Jadi begitu keluar kelas, saya puji2 bilang pintar, bagus, bla bla bla... Kalau di Mall, Ibu cari penyebab apa terlalu sensory overloaded, atau si anak mau sesuatu, tetapi tak bisa bilang ke Ibu. "Find the cause". Salam, JJ Mom ----- Original Message ----From: Els To: peduli-autis Subject: [Puterakembara] Re: menghadapi anak marah Betul.. yang ibu JJ katakan.. Bu la sebaiknya mencari sebabnya dulu... Ingat tidak kalau ibu Lus juga pernah bercerita anaknya tidak tahan dengan suara2. Kalau di mall dan berisik. mungkin dia mengalami sensory overloaded, harus di therapy. Anak saya juga suka ngamuk kalau dibawa kepertokoan. Kalau disenyumi, langsung dia buang muka dan membentur-benturkan kepalanya ke shopping cart dan lebih bahaya lagi, ke etalase. Untuk saat itu, saya harus bawa ke isle yang sepi, dan tidak ada barang lain, dan saya peluk kuat2. Saya juga harus jelaskan kepada pegawai2 toko tersebut kalau hal ini bukanlah child abuse, anak saya autistic. Setelah banyak perawatan biomedis, dia akhirnya berhenti. Dan sekarang bisa pura2 tidak dengar saja dan dia sudah bisa mengontrol dirinya sendiri. Perlu di ingat2 oleh para orang tua, anak kita tidak selalu ngamuk karena dia salah didikan, kasar dan lain sebagainya. Dibalik semua itu ada permasalahan medical yang harus di sembuhkan dahulu dan juga harus di therapy. Salam Els ----- Original Message ----From: ep

To: peduli-autis Subject: [Puterakembara] Re: menghadapi anak marah Kalau Andro ngamuk diMall, aku pasang muka cuek bebek aja dari orang-orang, dan tetap membujuk Andro dengan halus, soalnya kalau kita kasar jadinya malah TAMBAH NGAMUK, dengan sentuhan dan pelukan lembut dan penuh CINTA, Andro pasti ngerti, kalau ga berhasil terpaksa langsung pulang or pergi dari mall. Kalau disekolah, biasanya aku serahiin sepenuhnya ke Guru disekolah, aku ga ikut campur tangan.Pasti Gurunya ngomong gini ke aku "Saya pikir ga bisa reda marahnya, UNTUNG bisa REDA Marahnya. Tinggal sampai rumah aku tanyaiin kenapa marah, dan ga boleh marah-marah lagi, nanti kalau marah ga punya teman. Ep (Bunda Andro 6th) ----- Original Message ----From: la To: peduli-autis Subject: [Puterakembara] Re: menghadapi anak marah JJ Mom, memang waktu itu kami menghadiri ultah temannya Rafel (PDD 5 th) dan Michael (ADHD 4 th) di salah satu mall. Mich mau mengikuti acara ultah tsb, sedangkan Raf tidak mau masuk karena takut kalau setiap acara ulang tahun pasti ada badut (walaupun sebenarnya tdk ada badut). sementara Raf di luar ruangan melihat2 mainan yg dipajang di Mc Donald dan Raf mau mainan Rockman yg warna biru. Tetapi di Mc D tsb stocknya habis, mulailah Raf ngamuk dan saya peluk dia dan bilang setelah acara selesai kita cari di Mc D lain karena disini tidak ada. Tapi Raf tidak reda juga ngamuknya. Jadi saya putuskan pulang sebelum acara selesai. Tks atas masukannya... salam la (mama Rafel & Michael) ----- Original Message ----From: "JJ Mom" To: peduli-autis Subject: [Puterakembara] Re: menghadapi anak marah

Wah, Ibu La, saya tak tahu deh, mau bilang apa, soalnya Ja kalau ngamuk di tempat umum, saya selalu bilang, "look, at other kids, they are looking at us, so shameful." yah bukan sekali dua kali dia bisa ngerti, sampe berkali kali la. Syukur sekarang Ja tak pernah ngamuk lagi di tempat umum. Aduh saya jadi ingat ya, ada rekan milis PK (siapa ya, saya lupa) yang pernah bilang "keledai saja kalau diulang2 terus bisa ngerti". Memang PK ini sangat wonderful, saat saya capek menerangkan sesuatu ke Ja, saya ingat "kata kata" ini. Aduh... semangat lagi. Salam, JJ Mom ----- Original Message ----From: mama frh To: peduli-autis Subject: [Puterakembara] RE: Re: menghadapi anak marah Wah enak ini ikutan sharing topik kalau anak lagi marah-marah. Anak saya farhan sekarang sudah TK B ada pendamping ke sekolah, sudah melalui proses terapi kurang lebih 3thn dan sekarang di TK A umum. problemnya farhan itu pengendalian emosinya yang betul-betul masih parah. jadi kalu kebetulan marah entah minta sesuatu yang tidak diberi, atau mau kemana dan tidak diizinkan minta ampun maksa kalau tidak diberi wah tunggu kata-kata kasar juga keluar sambil nangis. kata-kata yg biasa diucap, farhan mau jadi anak anak nakal, biarin tinggal di asrama, karena sering ditekankan kalau nakal nanti tinggal di asrama atau panti asuhan, atau biar farhan jadi bodoh. tidak usah ada mama,kalau kebetulan yang larang mamanya, ini yang problem kalau di sekolah ngamuknya sampai guru kadang susah susah ngendalikan. bagi rekan rekan yg punya pengelaman cara mengatasi ini. bagi bagi dong idenya wassalam mama farhan (sorowako) ----- Original Message ----From: "JJ Mom" To: peduli-autis

Subject: [Puterakembara] RE: Re: menghadapi anak marah Sambungan, itu kalau Ja marah di tempat umum, dia tahu "shameful", kalau di rumah, dia tak tahu itu "shameful", mungkin dipikirnya tak ada yang ngelihatin. Saya bisa dicakar2 dan ditempeleng (itu salahku , dulu sebelum tahu Ja autis, pernah saya templeng, sejak tahu dia autis, tak pernah saya pukul, sehalus apa pun). Nah, kalau Ja ngamuk di rumah, saya "walk away".. bisa kapok sendiri, "ignore" saja. Tuh diam sendiri, sambil meluk2 kaki saya akhirnya. Kadang saya peluk erat erat, sambil bisik "i love you", ini kalau dia tak mukul2, kalau dia mukul, saya benar2 'walk away'. Tetapi...... akhir2 ini ada masalah baru, dia mendadak takut ditinggalin sama saya setelah tanturmnya reda, maunya saya peluk terus bisa setengah jam-an. Kasihan kan adiknya Jo... Yah.. meluk dua, kadang2 gendong dua anak sekaligus. Jo sekarang kalau Ja nangis pasti ikut nangis. Wah.. rumahku macam soap opera. Tetangga??? Who cares! Salam, JJ Mom ----- Original Message ----From: ep To: peduli-autis Subject: [Puterakembara] RE: Re: menghadapi anak marah Sekedar sharing, Dulu kalau Andro marah-marah di TK, dilihat dulu kenapa marahnya, biasanya Andro senang dengan bola, kalau sudah pegang bola jadinya ga mau belajar, akhirnya saya bilang keguru Andro semua bola disimpan, bila sudah selesai kegiatan belajar mengajar, baru boleh main bola. Untungnya semua guru di TK Andro sangat membantu sekali. Dan suasana disekolah juga harus mendukung, selama Andro sekolah disitu, seluruh pagar sekolah dikunci, tidak boleh ada orangtua murid yang menunggu didalam sekolah, ruangan kelas juga dikunci juga jendela, karena pernah loncat dari jendela. Kalau guru dan teman-teman yang nunggu disekolah kewalahaan ngadepin Andro, baru mereka telpon saya, dan saya hanya ambil Andro duduk dan peluk dia, dan saya tanya Andro mau pulang atau masih mau disekolah, kalau mau disekolah harus berhenti marahnya, kalau mau pulang ya..pulang.

Itu cerita 1th yang lalu, sekarang ga lagi, paling cuma marah/berantem sama temen dan ngambek kecil aja, karena itu juga salah kita yang sudah janjiin tidak memenuhi janji. Biasanya anak belajar marah dari kita juga, ya.... itu ancaman-ancaman yang keluar semuanya dia tahu dari kita juga. Dia tau mukul karena kita pernah mukul, dia tau nyubit karena pernah kita cubit dll.Dan untungnya anak autis biasanya lebih disiplin dan teratur, begitu juga dengan Andro. Tinggal kita memberi contoh aja yang baik, pasti akan ditiru. Ep (Bunda Andro 6th)

You might also like