You are on page 1of 390

Category Archives: ilmu

Balans Roda_Ban
Apr 21 BAB I

PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI

Modul Balans roda / ban ini membahas tentang beberapa hal penting yang perlu diketahui agar dapat mengatasi gangguan ban akibat roda yang tidak balans. Cakupan materi yang akan dipelajari dalam modul ini meliput: (a) mengidentifikasi gangguan pada roda/ ban, (b) memahami pengertian balans static dan balans dinamik, dan (c) membalans roda pada mesin balans. Modul ini terdiri atas tiga kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang identifikasi gangguan pada roda. Kegiatan belajar 2 membahas tentang pengertian balans static dan balans dinamik, dan kegiatan belajar 3 membahas tentang membalans roda pada mesin balans. Setelah mempelajari modul ini peserta diklat diharapkan dapat memahami cara membalans roda / ban.

B. PRASYARAT Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta kedudukan modul. Prasyarat mempelajari modul OPKR-40-016B antara lain adalah OPKR-10-017B dan OPKR-10-019B. C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1.

Petunjuk Bagi Peserta diklat

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkahlangkah yang perlu dilaksanakan antara lain :

a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan belajar. b. c. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini : 1). Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku. 2). Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik. 3). Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat. 4). Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar. 5). Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin guru atau instruktur terlebih dahulu. 6). Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan. 2. Petunjuk Bagi Guru

Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk : a. b. c. d. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar

Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar. e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan

f.

Merencanakan seorang ahli / pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan

D. TUJUAN AKHIR Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini peserta diklat diharapkan : 1. 2. Mampu mengidentifikasi gangguan roda dengan baik.

Memahami pengertian balans static dan balans dinamik dengan baik. 3. Mampu membalans roda pada mesin balans dengan baik.
E. KOMPETENSI

Uraian subkompetensi ini dijabarkan seperti di bawah ini. KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN LEVEL KOMPETENSI KUNCI KONDISI KERJA A 1 B 1 C 1. D 1 : Balans roda / ban : OPKR-40-016B : 20 Jam @ 45 menit E Batasan konteks F 1 G 1

Standar kompetensi ini digunakan untuk jasa pelayanan pemeliharaan/servis dan perbaikan di bidang perbengkelan 2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk : Spesialisasi pabrik kendaraan SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan y Kebutuhan pelanggan y Kode area tempat kerja y Spesifikasi produk/komponen pabrik
y

3.
y

Pelaksanan K3 harus memenuhi :

Undang-undang tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) y Penghargaan di bidang industri 4.


y

Sumber-sumber dapat termasuk :

Peralatan tangan/hand tools, balans roda/ban

5.

Kegiatan

Kegiatan harus dilaksanakan di bawah kondisi kerja normal dan harus termasuk:
y

Penilaian, visual, balans statik, dinamik dan kombinasi

Materi Pokok Pembelajaran Sub Kriteria Unjuk Lingkup Kompetensi Kerja Belajar Sikap Pengetahuan Ketrampilan 1. 1. Roda dibalans 1. Prosedur 1. 1. Informasi 1. Membalans tanpa pengoperasia Menerapka teknik yang Mengidentifikas roda/ban. menyebabkan n pembalans n prosedur sesuai i gangguan pada kerusakan roda. kerja sesuai roda terhadap dengan 2. Persyaratan komponen atau 2. Spesifikasi SOP. keamanan 2. Membalans sistem lainnya roda perlengkapan. roda pada mesin 2. balans. Menerapka 3. Persyaratan 2. Informasi yang n benar diakses dari keamanan 3. Penggunaan spesifikasi pabrik keselamatan kendaraan. perlengkapan dan dipahami kerja. balans. 4. Kebijakan 3. Balans perusahaan/pabri k yang sesuai. dilaksanakan sesuai panduan industri yang telah 5. Prinsip balans ditetapkan. secara dinamik 4. Seluruh kegiatan membalans roda/ban dilakukan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedure), Undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundangan dan prosedur/kebijaka n perusahaan. 5. Identifikasi 6. Prosedur balans secara statik. 7. Prosedur kombinasi balans secara statik dan dinamik.

balans statis dan dinamis F. CEK KEMAMPUAN

Sebelum mempelajari modul OPKR-40-016B, isilah dengan cek list () kemampuan yang telah dimiliki peserta diklat dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan : Sub Kompetensi 1. Membalans roda / ban. 2. 1. Pernyataan Saya mampu mengidentifikasi gangguan roda/ ban dengan baik. Saya dapat memahami pengertian balans static dan balans dinamik dengan baik. 3. Saya mampu membalans roda pada mesin pembalans dengan baik. Jawaban Ya Tidak

Bila jawa Soal Soal Soal

Apabila peserta diklat menjawab Tidak, pelajari modul ini. BAB II PEMBELAJARAN A. RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT

Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar. Jenis Kegiatan 1. Mengidentifikasi ganguan ban/ roda. 2. Memahami balans static dan balans dinamik 3. Membalans ban/ roda. Tanggal Waktu Tempat Belajar Alasan Perubahan Paraf Guru

B. KEGIATAN BELAJAR

KEGIATAN BELAJAR 1 : Mengidentifikasi gangguan pada roda / ban yang diakbatkan oleh roda / ban tidak balans

a.

Tujuan Kegiatan Belajar

Pada akhir kegiatan belajar, Peserta diklat memiliki kemampuan : 1. Menjelaskan tentang penyebab terjadinya ganguan pada roda / ban 2. 3. 4. Menjelaskan jenis keausan ban yang tidak wajar Menjelaskan terjadinya getaran pada ban / roda.

Menjelaskan analisa gangguan dan cara mengatasinya

b.

Uraian Materi

1. GANGGUAN PADA RODA / BAN Mesin rnemutarkan axle shaft atau drive shaft, dan selanjutnya memutar ban. Hal ini rnenunjukkan bahwa ban adalah bagian dari pemindah tenaga. Ban juga mengubah arah gerak kendaraan mengikuti putaran roda kemudi, dari sini dikatakan juga bahwa ban merupakan bagian dari system kemudi. Ditambah lagi karena ban juga menopang berat kendaraan dan meredam getaran dari jalan, ban juga merupakan bagian dari system suspensi. Oleh karena itu, pada saat melakukan troubleshooting pada masalah ban, ketiga system tersebut yaitu ban dan peiek, kemudi, dan suspensi harus juga diperhatikan. Sama pentingnya, kesalahan perawatan ban juga akan menyebabkan gangguan pada ban dan system lainnya yang terkait. Oleh karena itu, langkah pertama pada troubleshooting ban adalah memeriksa apakah ban dipakai dan dirawat dengan baik. Apabila ban/ roda tidak balans, maka akan terjadi keolengan atau getaran pada kendaraan. Getaran yang dipindahkan ke badan mobil, dalam kecepatan tertentu, akan dapat merusak komponen-komponen kendaraan, antara lain : pegas rusak/patah, peredam getaran rusak, bantalan-bantalan roda rusak, kerusakan pada ball joint, dan kerusakan pada lengan-lengan

kemudi. Jadi ban/ roda yang balans dapat : menjamin keselamatan di jalan, menambah rasa aman berkendaraan dan menambah umur kendaraan. 2. KEAUSAN YANG TIDAK WAJAR KEAUSAN SPOT [SPOT WEAR (CUPPING)] Gambar 1 Keausan Spot Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur, seperti diterangkan di bawah. Kalau bearing roda, ball joint, tie rod end, dan lain-lain mengalami keausan yang berlebihan, atau kalau spindle bengkok, ban akan bergoyang pada titik tertentu di saat berputar dengan kecepatan tinggi, sehingga mengakibatkan gesekan yang kuat dan menyebabkan terjadinya keausan spot. Teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya pengereman pada interval yang teratur, dan ini mengakibatkan terjadinya keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban.

Adapun analisa gangguan keausan spot dan cara mengatasinya dapa dilihat pada flow chart di bawah ini, Periksa bantalan roda Ganti atau setel Aus atau longgar baik Periksa ball joint & tie rod end Ganti Aus baik

Perbaiki atau ganti Periksa rem menyeret

baik Setel kelurusan roda Periksa wheel alignment tidak tepat

baik Ganti Periksa spindle bengkok

baik Lakukan balans static dan dinamik

Periksa balans roda

tidak tepat

baik Periksa run-out roda ebihan Perbaiki / ganti pelek dan / atau ban

berl

3. GETARAN Masalah getaran ban dibagi dalam : Body shake, steering flutter, dan steering shimmy. a). BODY SHAKE (Body Bergoncang)

Gambar 2 Body bergoncang Yang dimaksud dengan goncangan disini adalah getaran vertikal atau lateral yang terjadi pada body kendaraan dan roda kemudi, bersama-sama dengan getaran tempat duduk. Penyebab utama goncangan adalah roda yang tidak balans, run-out yang berlebihan, dan rigiditas ban yang tidak seragam. Jika masalah tersebut diperbaiki, maka goncangan biasanya akan hilang. Goncangan biasanya tidak dapat dirasakan pada kecepatan di bawah 80 km/jam. Di atas kecepatan ini, goncangan akan semakin terasa, tetapi kemudian menurun pada kecepatan tertentu. Jika goncangan terjadi pada kecepatan 40-60 km/jam, penyebabnya biasanya run-out roda yang berlebihan atau ban yang kurang seragam. Goncangan pada kecepatan rendah biasanya tidak banyak disebabkan oleh roda yang tidak balans.

b). STEERING SHIMMY DAN FLUTTER Shimmy adalah getaran roda kemudi pada arah memutar. Penyebab utama shimmy adalah roda yang tidak balance, run-out yang berlebihan dan/ atau rigiditas ban yang tidak seragam. Bila masalah ini diperbaiki maka shimmy akan hilang. Kemungkinan penyebab lainnya adalah steering linkage rusak, keausan suspensi yang berlebihan dan kesalahan wheel alignment. Shimmy dibagi menjadi dua tipe yaitu : getaran yang terjadi pada kecepatan yang relatif rendah (20-60 km/jam) dan getaran (yang disebut flutter) yang terjadi pada kecepatan tertentu di alas 80 km/jam. Gambar 3. Steering shimmy Untuk menganalisa gangguan getaran ban diatas dapat dilihat pada flow chart dibawah ini; ganti Periksa keausan ban Tidak rata baik Periksa tekanan ban Setel tekanan angin ban Terlalu tinggi atau terlalu rendah baik Periksa steering linkage Perbaiki atau ganti Aus atau bergerak berlebihan/bergesekan baik Periksa ball joint & bantalan roda

ganti aus baik Periksa peredam kejut ganti rusak baik Periksa hub-to-wheel centering Centerkan kembali off center berlebihan Periksa run-out ban baik baik Periksa run-out pelek run-out berlebihan Ganti hub run-out berlebihan perbaiki Periksa balance off-the car Tidak balans run-out berlebihan

perbaiki Periksa balance on-the-car Tidak balas Adapun rincian langkah analisa trouble-shooting dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Bicarakan gejalanya Sebelum mengatasi segala bentuk getaran, dianjurkan agar membicarakan dahulu sifat ganggungan dengan pengemudi kendaraan. Tentukan pada tingkat kecepatan berapa getaran terjadi dan dapatkan akibat dari gangguan tersebut, apakah terjadi pada roda kemudi, apakah tempat duduk bergoncang, apakah kaca spion bergetar, atau apakah masih terjadi meskipun mobil sudah diperbaiki dan roda sudah dibalans ? 2) Lakukan test jalan untuk diagnosa. Lakukan test jalan untuk memastikan keluhan customer kalau memungkinkan. Jalur yang dipakai test jalan harus mempunyai permukaan yang baik dimana kecepatan tertentu dapat dipertahankan. Jalankan kendaraan beberapa kilometer untuk memanaskan ban hingga tercapai temperatur kerja dan menghilangkan standing flats, dan kemudian catat gejala yang disampaikan oleh pengemudi (misalnya kecepatan kritis, jenis getaran, dan lain-lain). Pada saat getaran maksimum terjadi, biarkan kendaraan pada kecepatan ini untuk melihat apakah getarannya tetap. Kalau getarannya tidak nyata pada saat meluncur dengan kecepatan kritis, kemungkinan penyebabnya adalah getaran mesin. Bila getarannya berlangsung pada saat kendaraan sedang meluncur, kemudian jalankan dijalan yang halus pada kecepatan kritis sambil memegang roda kemudi dengan ringan dan arahkan ke kiri-kanan. Kalau tidak ada getaran yang terasa pada steering wheel, tetapi terasa pada body. Lantai atau tempat duduk, maka penyebabnya mungkin ban belakang atau pemindah tenaga. 3) Memeriksa Hub-to-wheel centering Thickness gauge 0,1 mm 1). Periksa hub-to-wheel centering clearance. Periksalah clearance disepanjang keliling hub. Nilainya tidak boleh melebihi batas maksimum. Nilai maksimium : 0,1 mm (0,04 in).

Gambar 4. Memeriksa clearance hub 4) Perbaiki hub-to-wheel centering clearance a). Rubahlah posisi peiek pada hub dan pasang kan kembali pada posisi yang lerkecil perbedaan sekelilingnya. b). Kalau tidak ada penurunan terhadap perbedaan sekeliling walaupun posisi pemasangannya telah dirubah, periksa hub run-out, dan pastikan apakah peiek baik atau tidak. c). Periksa Run-out ban d). Periksa Run-out pelek e). Periksa Run-out hub Nilai batas : Radial run-out 0,05 mm (0,002 in) atau kurang Lateral run-out 0,05 mm (0,002 in) atau kurang Gambar 5. Mengukur run-out hub f). Perbaiki Run-out ban g). Periksa balance off-the-car 1). Cobalah untuk melakukan penyetelan static balance dan dynamic balance ke 0 gram. 2). Gunakan balancing weight yang sesuai dengan pelek, dan tempelkan dengan kuat agar tidak jatuh pada saat berjalan. h). Perbaiki kembali Run-out Ban 1) Periksa run-out ban Pasangkan ban pada mobil sesuai dengan tanda pemasangannya Ukur radial run-out ban dengan menggunakan dial gauge 2) Perbaiki run-out ban Pasangkan mur hub untuk sementara (kencangkan dengan tangan) dan tempatkan bagian yang mempunyai radial run-out lebih besar di bagian bawah.

Turunkan kendaraan sampai ban sedikit menyentuh tanah, dan kencangkan kembali mur hub secara merata dengan menggunakan kunci mur hub. (Lakukan penyetelan yang teliti pada hub dan wheel centering clearance). Ukur vertical run-out pada ban sekali lagi, dan cocokan hasilnya. Largest run-out i). Periksa balance on-the-car 1) Lakukan pemeriksaan sesuai dengan petunjuk untuk balancer. 2) Pemeriksaan balance off-the-car dan perbaikannya harus sudah dilakukan sebelum pemeriksaan balance on-the-car. 3) Pemeriksaan dilakukan dengan wheel cap, valve cap, center ornament dan magnet lock-nut terpasang. Gambar 6 Memeriksa run-out ban 4) Untuk kendaraan dengan full-time four-wheel drive, ikuti repair manual yang sesuai. 5) Pada saat memeriksa balance pada drive wheel, putarkan roda dengan tenaga mesin, tambah kecepatan secara bertahap. Gambar 7. Mengukur balance on-the-car j) Periksa wheel alignment

c. Rangkuman:

GANGGUAN PADA RODA / BAN

1. KEAUSAN YANG TIDAK WAJAR : KEAUSAN SPOT [SPOT WEAR (CUPPING)] Gambar 8. Keausan spot Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur, seperti diterangkan di bawah. Kalau bearing roda, ball

joint, tie rod end, dan lain-lain mengalami keausan yang berlebihan, atau kalau spindle bengkok, ban akan bergoyang pada titik tertentu di saat berputar dengan kecepatan tinggi, sehingga mengakibatkan gesekan yang kuat dan menyebabkan terjadinya keausan spot. Teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya pengereman pada interval yang teratur, dan ini mengakibatkan terjadinya keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban.

Adapun analisa gangguan keausan spot dan cara mengatasinya dapa dilihat pada flow chart di bawah ini, Periksa bantalan roda Ganti atau setel Aus atau longgar baik Periksa ball joint & tie rod end Ganti Aus baik Periksa rem Perbaiki atau ganti men yere t

baik

Periksa wheel alignment

Setel kelurusan roda tidak tepat

baik

Ganti Periksa spindle bengkok

baik

Lakukan balans static dan dinamik

Peri ksa bala ns roda

tidak tepat

baik Periksa run-out roda ebihan Perbaiki / ganti pelek dan / atau ban

berl

2. GETARAN Masalah getaran ban dibagi dalam : Body shake, steering flutter, dan steering shimmy. BODY SHAKE (Body Bergoncang)

Gambar 9. Bodi bergoncang Yang dimaksud dengan goncangan disini adalah getaran vertikal atau lateral yang terjadi pada body kendaraan dan roda kemudi, bersama-sama dengan getaran tempat duduk. Penyebab utama goncangan adalah roda yang tidak balans, run-out yang berlebihan, dan rigiditas ban yang tidak seragam. Jika masalah tersebut diperbaiki, maka goncangan biasanya akan hilang. Goncangan biasanya tidak dapat dirasakan pada kecepatan di bawah 80 km/jam. Di atas kecepatan ini, goncangan akan semakin terasa, tetapi kemudian menurun pada kecepatan tertentu. Jika goncangan terjadi pada kecepatan 40-60 km/jam, penyebabnya biasanya run-out roda yang berlebihan atau ban yang kurang seragam. Goncangan pada kecepatan rendah biasanya tidak banyak disebabkan oleh roda yang tidak balans.

STEERING SHIMMY DAN FLUTTER Shimmy adalah getaran roda kemudi pada arah memutar. Penyebab utama shimmy adalah roda yang tidak balance, run-out yang berlebihan dan/ atau rigiditas ban yang tidak seragam. Bila masalah ini diperbaiki maka shimmy akan hilang. Kemungkinan penyebab lainnya adalah steering linkage rusak, keausan suspensi yang berlebihan dan kesalahan wheel alignment. Shimmy dibagi menjadi dua tipe yaitu : getaran yang terjadi pada kecepatan yang relatif rendah (20-60 km/jam) dan getaran (yang disebut flutter) yang terjadi pada kecepatan tertentu di atas 80 km/jam. Gambar 10. Steering shimmy Untuk menganalisa gangguan getaran ban diatas dapat dilihat pada flow chart dibawah ini; ganti Periksa keausan ban Tidak rata baik Periksa tekanan ban Setel tekanan angin ban Terlalu tinggi atau terlalu rendah baik Periksa steering linkage Perbaiki atau ganti Aus atau bergerak berlebihan/bergesekan baik Periksa ball joint & bantalan roda ganti

aus baik Periksa peredam kejut ganti rusak Centerkan kembali baik Periksa hub-to-wheel centering off center berlebihan Periksa run-out ban baik Periksa run-out pelek baik Periksa run-out hub run-out berlebihan run-out berlebihan Ganti hub perbaiki Periksa balance off-the car Tiak balans perbaiki run-out berlebihan

Periksa balance on-the-car Tidak balans d. Tug as : Analisalah kerusakan komponen kendaraan jika roda / ban tidak balans? e. Tes Formatif : 1). 2). 3). Jelaskan jenis-jenis kerusakan komponen kendaraan jika roda / ban tidak balans? Jelaskan keausan ban yang tidak wajar, yang diakibatkan oleh ban / roda tidak balans? Jelaskan macam-macam getaran ban yang diakibatkan oleh roda/ ban tidak balans? f. Kunci Jawaban Formatif : 1. Jenis-jenis kerusakan komponen kendaraan akibat ban / roda tidak balans. a). b). Pegas rusak / patah

Peredam getaran rusak ( seal bocor) c). d). e). Bantalan roda rusak Kerusakan pada ball joint Keausan ban tidak wajar.

2. Keausan yang tidak wajar yang terjadi pada ban: Keausan Spot/Spot Wear (Cupping). Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur, seperti : bearing roda, ball joint, tie rod end mengalami keausan yang berlebihan, teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban. Gambar 11. Keausan Spot 3. Getaran pada kendaraan akibat ban/roda tidak balans : a). BODY SHAKE (Body Bergoncang)

Yang dimaksud dengan goncangan dteini adalah getaran ertical atau lateral yang terjadi pada body kendaraan dan roda kemudi, bersama-sama dengan getaran tempat duduk. Penyebab utama goncangan adalah roda yang tidak balance, run-out yang berlebihan, dan rigiditas ban yang tidak seragam. Jika masalah tersebut diperbaiki, maka goncangan biasanya akan hilang. Goncangan biasanya tidak dapat dirasakan pada kecepatan di bawah 80 km/jam. Di atas kecepatan ini, goncangan akan semakin terasa, tetapi kemudian menurun pada kecepatan tertentu. Jika goncangan terjadi pada kecepatan 40-60 km/jam, penyebabnya biasanya run-out roda yang berlebihan atau ban yang kurang seragam. Goncangan pada kecepatan rendah biasanya tidak banyak disebabkan oleh roda yang tidak balance).

Gambar 12. Bodi bergoncang b). STEERING SHIMMY DAN FLUTTER Shimmy adalah getaran roda kemudi pada arah memutar. Penyebab utama shimmy adalah roda yang tidak balance, run-out yang berlebihan dan/ atau rigiditas ban yang tidak seragam. Bila masalah ini diperbaiki maka shimmy akan hilang. Kemungkinan penyebab lainnya adalah steering linkage rusak, keausan suspensi yang berlebihan dan kesalahan wheel alignment. Shimmy dibagi menjadi dua tipe yaitu : getaran yang terjadi pada kecepatan yang relatif rendah (20-60 km/jam) dan getaran (yang disebut flutter) yang terjadi pada kecepatan tertentu di alas 80 km/jam.

Gambar 13. Steering shimmy

g. Lembar Kerja :

1.

Alat dan Bahan

a). Satu unit mobil praktek b). Roda dengan rim 13 c). Ban yang sudah dibongkar d). Lap/majun

2. Keselamatan Kerja a). Gunakanlah peralatan yang sesuai dengan fungsinya. b). Ikutilah instruksi dari instruktur ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja. c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja. d). Gunakan tekanan kompresor sesuai tekanan yang diizinkan. 3. Langkah Kerja

a). Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan seefisien mungkin. b). Perhatikan penjelasan prosedur penggunaan alat, baca lembar kerja dengan teliti. c). Lakukan pemeriksaan komponen yang rusak akibat ban / roda tidak balans d). Mintalah penjelasan pada instruktur, hal yang belum jelas. e). Buatlah catatan penting kegiatan praktek secara ringkas. f). Setelah selesai, bersihkan dan kembalikan semua peralatan dan bahan yang telah digunakan kepada petugas. 4. Tugas

a). Buatlah laporan kegiatan praktik saudara secara ringkas dan jelas ! b). Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelah mempelajari kegiatan belajar 1? KEGIATAN BELAJAR 2 : Mengidentifikasi balans statik dan balans dinamik

a.

Tujuan Kegiatan Belajar

Setelah melaksanakan kegiatan belajar ini peserta diklat memiliki kemampuan: 1). Menjelaskan definisi keseragaman ban 2). Menjelaskan balans statik dan balans dinamik

3). Menjelaskan akibat yang ditimbulkan ban / roda tidak balans b. Uraian Materi :

1. KESERAGAMAN BAN Keseragaman ban juga berarti keseragaman berat, dimensi, maupun rigiditasnya. Akan tetapi, karena keseragaman berat biasanya disebut wheel balance, dan keseragaman dimensi disebut run-out, maka keseragaman berarti juga keseragaman rigiditas. wheel balance Keseragaman dalam distribusi beban run-out

keseragaman Keseragaman dimensi

Apabila roda tidak seimbang putarannya, maka dapat menimbulkan ketidak seimbangan pada roda. Ketidak seimbangan roda yang berlebihan dapat mengakibatkan getaran yang dapat mempengaruhi kontrol terhadap kemudi kendaraan. Oleh karena itu, roda dan ban biasanya diperiksa terhadap keseimbangannya sebelum meninggalkan pabrik. Akan tetapi keseimbangan roda dapat berubah karena kerusakan atau karena keausan, terutama pada mobil berkecepatan tinggi. Roda dan ban yang tidak seimbang disamping membuat kendaraan tidak nyaman, juga menimbulkan keausan-keausan tidak normal pada ban (flat sporwear) dan sistem suspensi. Dua efek penting dari keadaan tidak seimbang adalah wheel tramp (roda bergetar pada arah vertikal) dan wheel shimmy (getaran pada arah samping). 2. WHEEL BALANCE

Dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mesin, handling dan kemampuan pengereman, juga aerodinamik body, ini memungkinkan kendaraan dapat berjalan dengan kecepatan yang semakin tinggi. Pada kecepatan tinggi. wheel assembly (ban dan peiek) yang tidak balans dapat menimbulkan getaran yang diteruskan ke body melalui komponen suspensi, dan ini tidak nyaman bagi pengemudi maupun penumpang. Untuk itu, wheel balance perlu diperhatikan benar untuk mencegah timbulnya getaran seperti tersebut di atas. Pekerjaan yang berhubungan dengan ini disebut dengan wheel balancing. Wheel balancing dilakukan dengan menggunakan balancing weight bagi keseluruhan wheel assembly, yaitu pelek dengan ban yang terpasang. Wheel balance dibagi menjadi dua : static balance (jika roda diam ditempat) dan dynamic balance (pada saat roda berputar) .

3.

STATIC BALANCE

Untuk mengetahui static balance, gambarkan sebuah roda yang setimbang berputar bebas pada porosnya. Kalau berat roda didistribusikan merata pada poros roda, titik tertentu dari roda akan dapat berhenti pada segala posisi. Dalam kondisi semacam ini roda dikatakan static balance. Heavy spot Berat A = berat B Weight heavy

Gambar 14. Roda dalam keadaan balans statik

Spindle centerline

Gambar 15. Roda tidak Balans Statik

Add balance weights here

Corrective weights

Gamba 16. Membalans statik

Radial vibration

Ga mba r 17. Gay a sent rifu gal pada roda yang tidak balans statik

Akan tetapi, kalau ban selalu berhenti dengan titik (A) berada di bawah, berarti bagian tersebut jelas-jelas lebih berat dari sisi lawannya, yaitu titik (B). Jika berat ban tidak terbagi secara merata pada poros roda, berarti roda dapat dikatakan static yang tidak balance (statically unbalanced). Jika roda yang dalam keadaan static unbalance berputar, maka gaya centrifugal yang bekerja pada titik A akan lebih besar dari gaya pada titik-titik lainnya, sehingga A akan cenderung menarik keluar dari poros roda yang akan mengakibatkan bengkoknya poros dan getaran radial pada saat roda berputar. Pada kendaraan yang sebenarnya, getaran radial ini diubah menjadi getaran vertikal oleh suspensi, dan diteruskan melalui body ke steering wheel. Balance weight Balance weight Dengan menempelkan bobot (W,) yang sama dengan bobot ekstra A (W,) pada titik B yang posisinya 1800 berhadapan dengan A dan jaraknya sama dan poros, maka getaran ini akan dapat dihilangkan karena W akan bekerja sebagai bobot lawan dari W, Gaya centrifugal yang bekerja pada titik B akan mencegah aksi pada A, sehingga getaran poros dan roda dapat dicegah pada saat roda berputar. Dengan kata lain, static balance disebut sebagai centrifugal balance pada saat roda berputar. Karena penempelan bobot pada tread ban tidaklah memungkinkan, maka dipakai dua counter balance weight dengan ukuran yang sama pada pelek sebelah dalam dan luar dengan posisi berhadapan dengan titik A.

Gambar 18. Membalans gaya sentrifugal

DYNAMIC BALANCE

Dynamic balance balance

Static balance

Kalau static balance diartikan sebagai keseimbangan bobot dalam arah radial pada kondisi statis, dynamic balance diartikan sebagai keseimbangan bobot dalam arah aksial pada saat roda berputar. Dengan difinisi ini diterangkan bahwa dynamic unbalance tidak terlihat pada saat roda berhenti. Gambar 19. Roda yang balans statik dan dinamik Sebagai umpama, bobot ekstra A dan B yang sama ditempel pada roda seperti gambar di bawah. Bobot ini akan menyebabkan roda menjadi static balance. A=B

Gambar 20 Roda dengan bobot A dan B dalam keadaan balans statik Akan tetapi, garis yang menghubungkan pusat bobot dari gaya berat G1, dan G2, tidak berada pada sekeliling garis pusat roda. Akibatnya, pada saat roda berputar titik G1, dan G2 cenderung mendekati garis pusat roda karena momen FA dan FB yang bekerja di sekitar titik pusat gaya berat roda (Go). Momen ini terbentuk oleh gaya centrifugal (FA, dan FB;) yang bekerja pada G1, dan G2, Gambar 21. Roda dengan bobot G1 dan G2 tidak balans dinamik Gambar 22. Roda tidak balans dinamik menyebabkan ayunan melingkar Setiap roda berputar 180, seluruh momen gaya yang ditimbulkan oleh perubahan arah ini membuat getaran lateral mengikuti ayunan putaran roda. Getaran lateral ini mengakibatkan kondisi pada steering wheel yang disebut shimmy yaitu ayunan melingkar dari steering wheel.

Dynamic balance yang tidak tepat diperbaiki dengan jalan menempelkan dua buah bobot pada roda satu dengan bobot yang sama dengan A pada posisi C dan yang lain dengan bobot yang sama dengan B pada posisi D. Penempclan bobot ini akan mencegah momen di sekitar pusat GO, sehingga getaran hilang. Pada mobil yang sebenarnya, bobot balance dengan ukuran yang benar dipasang pada wheel rim, pada titik C dan D. Balance weight Balance weight

Gambar 23. Balance weight menjadikan balans dinamik


c. Rangkuman :

1. Keseragaman ban juga berarti keseragaman berat, dimensi, maupun rigiditasnya. Akan tetapi, karena keseragaman berat biasanya disebut wheel balance, dan keseragaman dimensi disebut run-out, maka keseragaman berarti juga keseragaman rigiditas. 2. Ban dan pelek yang tidak balans dapat menimbulkan getaran yang diteruskan ke body melalui komponen suspensi, dan ini tidak nyaman bagi pengemudi maupun penumpang. Untuk itu, wheel balance perlu diperhatikan benar untuk mencegah timbulnya getaran seperti tersebut di atas. Wheel balance dibagi menjadi dua : static balance (jika roda diam ditempat) dan dynamic balance (pada saat roda berputar) .

3. Balans statik, roda / ban dalam keadaan balans statik bila : a) Semua titik disekeliling lingkaran ban sama berat.

b) Gaya sentrifugal yang terjadi disekeliling lingkaran ban sama besar. c) Heavy spot Berat A = berat B Weight heavy Pada kendaraan tidak terjadi getaran naik turun.

Gambar 24. Roda dalam keadaan balans statik Jika roda yang dalam keadaan static unbalance berputar, maka gaya centrifugal yang bekerja pada titik A akan lebih besar dari gaya pada titik-titik lainnya, sehingga A akan cenderung menarik keluar dari poros roda yang akan mengakibatkan bengkoknya poros dan getaran radial pada saat roda berputar. 4. Balans dinamik diartikan sebagai keseimbangan bobot dalam arah aksial pada saat roda berputar. Dynamic balance balance Gambar 25. Roda yang balans statik dan dinamik Dynamic balance yang tidak tepat diperbaiki dengan jalan menem pelkan dua buah bobot pada roda satu dengan bobot yang sama dengan A pada posisi C dan yang lain dengan bobot yang sama dengan B pada posisi D. Penempclen bobot ini akan mencegah momen di sekitar pusat GO, sehingga getaran hilang. Pada mobil yang sebenarnya, bobot balance dengan ukuran yang benar dipasang pada wheel rim, pada titik C dan D. Static balance D Balance weight Balance weight

Gambar 26. Balance weight menjadikan balans dinamik d. Tugas

Amati akibat yang terjadi pada kendaraan bila roda / ban tidak balans statik dan dinamik? e. Tes Formatif

1. Jelaskan pengertian balans statik pada ban / roda? 2. Apa yang dimaksud dengan balans dinamik dan jelaskan bagaimana caranya mengatasi roda yang tidak balans dinamik ? f. Kunci Jawaban Formatif 2 1. Roda / ban dikatakan dalam keadaan balans statik bila :

a) b)

semua titik disekeliling lingkaran ban sama berat.

Gaya sentrifugal yang terjadi disekeliling lingkaran ban sama besar. c) Pada kendaraan tidak terjadi getaran naik turun.

Heavy spot Berat A = berat B Weight heavy

Gambar 27. Roda dalam keadaan balans statik

2. Balans dinamik diartikan sebagai keseimbangan bobot dalam arah aksial pada saat roda berputar. Dengan difinisi ini diterangkan bahwa dynamic unbalance tidak terlihat pada saat roda berhenti.

Dynamic balance

Static balance

Gambar 28 . Balans statik dan dinamik pada sebuah roda Dynamic balance yang tidak tepat diperbaiki dengan jalan menempelkan dua buah bobot pada roda satu dengan bobot yang sama dengan A pada posisi C dan yang lain dengan bobot yang sama dengan B pada posisi D. Penempclan bobot ini akan mencegah momen di sekitar pusat GO, sehingga getaran hilang. Pada mobil yang sebenarnya, bobot balance dengan ukuran yang benar dipasang pada wheel rim, pada titik C dan D. Balance weight Balance weight

Gambar 29. Balance weight untuk mengatasi balans dinamik

g. Lembar Kerja 1. Alat dan Bahan a). Dongkrak b). Jack Stand c). Kunci Roda d). Lap / majun e). Alat pengukur tekanan udara ban f). Satu unit mobil praktek 2. Keselamatan Kerja a). Gunakanlah peralatan tangan sesuai dengan fungsinya. b). Ikutilah instruksi dari guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja. c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja. d). Pastikan kendaraan dalam keadaan kuat ditahan jack stand. 3. Langkah Kerja: a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien mungkin. b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru. c). Lakukan pelepasan roda-roda dengan langkah yang efektif! d). Identifikasi roda / ban yang tidak balans statik dan dinamik e). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas. f). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semula. 4. Tugas :

a). Buatlah laporan praktik anda secara ringkas dan jelas!

b). Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelah mempelajari kegiatan belajar 2! KEGIATAN BELAJAR 3 : Membalans ban/ roda dengan alat pembalans

a. Tujuan Kegiatan Belajar


Peserta diklat memiliki kemampuan : 1. Menjelaskan penggunaan peralatan pembalans roda / ban. 2. Melaksanakan pekerjaan membalans statik roda sesuai spesifikasi. 3. Melaksanakan pekerjaan membalans dinamik roda sesuai spesifikasi. 4. Membalans roda secara off-the-car balancer

b.

Uraian Materi 3.

1. Penggunaan peralatan pembalans roda / ban Ada dua tipe wheel balancer yaitu off-the-car balancer yang dalam pengoperasiannya perlu melepaskan ban dan mobil, balancing dilakukan secara independent, dan on-the-car balancer yang dalam pengoperasiannya, balancing melibatkan semua bagian yang berputar (pelek, teromol rem dan axle hub, dan lain-lain) sementara roda masih terpasang di kendaraan. Kedua balancer tersebut mempunyai keistimewaan sebagai berikut:

Item

Tipe Static balance Dynamic balance Static balance Dynamic balance

Ketelitian Kemudahan balancing

Off-the-car balance Tinggi Tinggi Mudah Mudah

On-the-car balance Tinggi Tidak terlalu tinggi Cukup mudah Cukup sulit (beberapa balancer tidak dapat mengukur dynamic balance dengan tepat)

Gambar 30. Wheel balancer OFF-THE-CAR TYPE

Gambar 31. Wheel balancer ON-THE-CAR TYPE

Dahulu, off-the-car type balancer dan on-the-car type balancer dipakai sendiri-sendiri untuk memperbaiki balance roda. Tetapi sekarang, untuk memperbaiki getaran yang keras (goncangan body, getaran kemudi, dan lain-lain) yang terjadi pada kecepatan tinggi, yang tidak dapat diperbaiki dengan cara terdahulu ; pertama, lakukan static balance secara tersendiri dengan menggunakan off-the-car balancer, dan kemudian lakukan dynamic balance dengan ban terpasang pada kendaraan (on-the-car balancer). Pada akhirnya, ban diperiksa deviasinya dari tengah ban dan masalah lain yang mungkin muncul sebagai deviasi pada static balance, serta yang lain-lain diperbaiki dengan menggunakan on-the-car balancer. 2. Perhatian Pada Saat Membalans Roda

a. Perhatian sebelum membalans roda Bila membalans roda, pertama periksalah kondisi ban : 1). Periksalah kemungkinan ada potongan logam atau batu dan lain-latn yang terselip pada alur tread, dan periksalah juga kemungkinan bagian tread pecah atau rusak. 2). Periksalah kemungkinan ada lumpur atau pasir yang melekat pada bagian dalam pelek. 3). Periksalah apakah getaran ban jelas terlihat. 4). Periksalah kalau-kalau ada benda asing yang masuk di dalam ban (Dengarkan suara di dalam ban). b. Perhatian untuk off-the-car balancing 1). Membalans roda dilakukan setelah run-out ban diperbaiki. 2). Membalans roda sampai diperoleh harga O g.

3). Pakailah selalu wheel balancer yang terawat dengan baik dan mempunyai ketelitian yang tinggi. Wheel balancer yang tidak bekerja dengan baik harus diperbaiki terlebih dahulu. c. Perhatian untuk on-the-car balancing 1). Pada saat membalans roda penggerak (drive wheel), gerakkan roda dengan tenaga mesin dan kecepatan ditambah atau dikurangi secara bertahap. Perhatikan agar kendaraan jangan sampai berjalan. 2). Pada kendaraan dengan wheel cap, lakukan perbaikan dengan wheel cap terpasang. 3). Setelah membalans roda, buatlah tanda pemasangan pada hub dan roda sehingga pada waktu pembongkaran dan pemasangan ban dari pelek untuk selanjutnya tidak berubah posisi. d. Membalans statik 1). Melepaskan roda dari kendaraan 2). Melepaskan seluruh masa bobot yang ada pada peiek sebelum dilakukan penyeimbangan 3). Memperbaiki keseimbangan statis roda, yaitu dengan cara menjepitkan bobot timah pada pelek, berlawanan dengan posisi bagian yang berat. 4). Memeriksa kembali (menyeimbangkan roda) untuk memastikan hasil yang diinginkan 5). Memeriksa roda dengan keseimbangan dinamik, apabila keseimbangan statis tidak baik. e. Membalans dinamik 1). Mengangkat mobil pada bagian yang akan dilepas rodanya 2). Menyangga dengan jack stand untuk pengaman 3). Melepas roda dari hubungan porosnya dengan membuka mur-murnya secara menyilang 4). Membersihkan kotoran atau bobot penyeimbang dari roda dengan wheel plier (penjepit khusus) 5). Memeriksa tekanan ban supaya sesuai dengan spesifikasi 6). Memeriksa keadaan pelek dan ban (bagian yang aus) 7). Mencatat ukuran ban dan ukuran pelek 8). Melepas adaptor dari poros utama dinamik wheel balancer dengan memutarkan mur pengikat

9). Setellah jumlah pemegang universal pada adaptor sesuai dengan jumlah lubang baut dari roda (misalnya : 4,5 atau 3 lubang). Roda gigi 1 tepat pada 0, roda gigi yang lain tepat pada tanda panah (sesuai dengan jumlah lubang yang diperlukan) 10) Menempatkan adaptor pada penyanggah roda 11) Menyetel tangkai universal dengan jalan memutarkan salah satu gigi universal sesuai dengan lubang-lubang baut roda dan roda gigi yang akan ikut berputar 12) Memasang roda pada adaptor dilaksanakan di atas penyangga roda Catatan : Bila lubang baut pada roda mempunyai garis tengah lebih besar dari universal dapat dipergunakan selongsong yang tersedia. 13) Mengeraskan Flens pengikat dengan menggunakan palu kayu/plastik 14) Mengeset gram meter dalam keadaan mesin berjalan pada kedudukan O. 15) Mengeset phase meter dalam keadaan berjalan pada kedudukan 0 16) Memasang roda yang telah terpasang pada adaptor ke sumbu utama dari mesin penyeimbang 17) Mengeraskan mur pengikat pada sumbu utama dengan kekuatan tangan (tidak boleh dengan alat-alat lain) dengan memutar roda dengan tangan 18) Memberi tanda pada roda dengan kapur sesuai dengan pembagian skala yang terdapat pada poros utama 19) Mengatur rim diameter selector sesuai dengan garis tengah ban/roda 20) Mengatur rim width selector sesuai dengan ukuran lebar dari ban/roda 21) Mengatur plane selector untuk menentukan pembebanan. Catatan : Pada angka 1 untuk penyeimbang roda bagian luar

Pada angka 2 untuk penyeimbang roda bagian dalam. 22) Menekan tombol on alat penyeimbang setelah steker dipasangkan 23) Membaca jumlah gram bobot penyeimbang pada gram meter 24) Membaca tempat kedudukan penyeimbang pada phase meter 25) Menekan tombol off alat penyeimbang dan mengerem sampai roda berhenti

26). Mencocokkan angka dari phase meter dengan angka pada sumbu utama, roda diputar dengan tangan. (aa) Memasang bobot penyeimbang pada roda sesuai dengan berat dan tempat dari pembacaan gram meter/phase meter. Setellah adaptor dan roda dilepas dari poros utama. (ab) Mengecek pembebanan balancing dengan menghidupkan kembali pesawat penyeimbang, sampai jarum gram meter harus berada pada daerah hijau. Catatan : Apabila jarum gram meter tidak berada pada daerah hijau maka pengukuran harus dimulai kembali seperti semula. (ac) Melepaskan adaptor dari poros utama pesawat penyeimbang roda (ad) Melepaskan roda dari adaptor dengan meletakkan di atas penyangga roda/standart (ae) Memasang kembali roda pada mobil c. Rangkuman :

1. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum membalans roda/ban Bila membalans roda, pertama periksalah kondisi ban : a). Periksalah kemungkinan ada potongan logam atau batu dan lain-lain yang terselip pada alur tread, dan periksalah juga kemungkinan bagian tread pecah atau rusak. b). Periksalah kemungkinan ada lumpur atau pasir yang melekat pada bagian dalam pelek. c). Periksalah apakah getaran ban jelas terlihat. d). Periksalah kalau-kalau ada benda asing yang masuk di dalam ban (Dengarkan suara di dalam ban). 2. Perhatian untuk off-the-car balancing a). Membalans roda dilakukan setelah run-out ban diperbaiki. b). Membalans roda sampai diperoleh harga O g. c). Pakailah selalu wheel balancer yang terawat dengan baik dan mempunyai ketelitian yang tinggi. Wheel balancer yang tidak bekerja dengan baik harus diperbaiki terlebih dahulu. 3. Perhatian untuk on-the-car balancing

a) Pada saat membalans roda penggerak (drive wheel), gerakkan roda dengan tenaga mesin dan kecepatan ditambah atau dikurangi secara bertahap. Perhatikan agar kendaraan jangan sampai berjalan. b) Pada kendaraan dengan wheel cap, lakukan perbaikan dengan wheel cap terpasang. c) Setelah membalans roda, buatlah tanda pemasangan pada hub dan roda sehingga pada waktu pembongkaran dan pemasangan ban dari pelek untuk selanjutnya tidak berubah posisi. 4. Prosedur membalans static

Ada dua tipe wheel balancer yaitu off-the-car balancer yang dalam pengoperasiannya perlu melepaskan ban dan mobil, balancing dilakukan secara independent, dan on-the-car balancer yang dalam pengoperasiannya, balancing melibatkan semua bagian yang berputar (pelek, teromol rem dan axle hub, dan lain-lain) sementara roda masih terpasang di kendaraan. a). Melepaskan roda dari kendaraan b). Melepaskan seluruh masa bobot yang ada pada peiek sebelum dilakukan penyeimbangan c). Memperbaiki keseimbangan statis roda, yaitu dengan cara menjepitkan bobot timah pada pelek, berlawanan dengan posisi bagian yang berat. d). Memeriksa kembali (menyeimbangkan roda) untuk memastikan hasil yang diinginkan e). Memeriksa roda dengan keseimbangan dinamik, apabila keseimbangan statis tidak baik.

d. Tugas Lakukan balans roda / ban menggunakan off-the car balancer?

e. Tes Formatif
1. Jelaskan prosedur yang perlu dilakukan sebelum membalans roda/ban ? 2. Jelaskan langkah-langkah membalans statik pada ban/roda ? f. Kunci Jawaban Formatif 1. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum membalans roda/ban

Bila membalans roda, pertama periksalah kondisi ban : a) Periksalah kemungkinan ada potongan logam atau batu dan lain-latn yang terselip pada alur tread, dan periksalah juga kemungkinan bagian tread pecah atau rusak. b) Periksalah kemungkinan ada lumpur atau pasir yang melekat pada bagian dalam pelek. c) Periksalah apakah getaran ban jelas terlihat. d) Periksalah kalau-kalau ada benda asing yang masuk di dalam ban (Dengarkan suara di dalam ban). 2. Perhatian untuk off-the-car balancing a) Membalans roda dilakukan setelah run-out ban diperbaiki. b) Membalans roda sampai diperoleh harga o g. c) Pakailah selalu wheel balancer yang terawat dengan baik dan mempunyai ketelitian yang tinggi. Wheel balancer yang tidak bekerja dengan baik harus diperbaiki terlebih dahulu. 3. Perhatian untuk on-the-car balancing a) Pada saat membalans roda penggerak (drive wheel), gerakkan roda dengan tenaga mesin dan kecepatan ditambah atau dikurangi secara bertahap. Perhatikan agar kendaraan jangan sampai berjalan. b) Pada kendaraan dengan wheel cap, lakukan perbaikan dengan wheel cap terpasang. c) Setelah membalans roda, buatlah tanda pemasangan pada hub dan roda sehingga pada waktu pembongkaran dan pemasangan ban dari pelek untuk selanjutnya tidak berubah posisi. 4. Membalans statik a). Melepaskan roda dari kendaraan b). Melepaskan seluruh masa bobot yang ada pada pelek sebelum dilakukan penyeimbangan c). Memperbaiki keseimbangan statis roda, yaitu dengan cara menjepitkan bobot timah pada peiek, berlawanan dengan posisi bagian yang berat. d). Memeriksa kembali (menyeimbangkan roda) untuk memastikan hasil yang diinginkan e). Memeriksa roda dengan keseimbangan dinamik, apabila keseimbangan statis tidak baik. g. Lembar Kerja

1. Alat dan Bahan a). Mobil lengkap dengan roda ban dalam dan peleknya b). Alat pembalans ban/roda dan bobot pembalans c). Kunci ban d). Dongkrak e). Buku manual penggunaan alat pembalans roda 2. Keselamatan Kerja a). Gunakanlah peralatan yang sesuai dengan fungsinya. b). Ikutilah instruksi dari instruktur ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja. c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja. d). Gunakan tekanan kompresor sesuai tekanan yang diizinkan. e). Bila perlu mintalah buku manual dari ban yang menjadi training object. f). Gunakanlah jack stand untuk menyangga kendaraan. 3. Langkah Kerja

a). Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan efisien. b). Perhatikan penjelasan prosedur penggunaan alat, baca lembar kerja dengan teliti. c). Lakukan balans ban/ roda sesuai prosedur yang benar! d). Mintalah penjelasan pada instruktur mengenai hal yang belum jelas. e). Buatlah catatan penting kegiatan praktek secara ringkas. 4. Tugas

a). Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelah mempelajari kegiatan belajar 3! b). Buatlah laporan kegiatan praktik saudara secara ringkas dan jelas! BAB III

EVALUASI
A. PERTANYAAN 1. Jelaskan gangguan pada kendaraan yang diakibatkan oleh roda/ban yang tidak balans? 2. Jelaskan pengertian roda/ban yang tidak balans dinamik dan akibat yang ditimbulkannya? 3. Lakukan balans roda secara off-the-car balancer pada sebuah mobil! B. KUNCI JAWABAN Gangguan pada kendaraan yang diakibatkan oleh roda/ban yang tidak balans : 1. Jenis-jenis kerusakan komponen kendaraan akibat ban / roda tidak balans. a). Pegas rusak / patah b). Peredam getaran rusak ( seal bocor) c). Bantalan roda rusak d). Kerusakan pada ball joint e). Keausan ban tidak wajar. 2. Keausan yang tidak wajar yang terjadi pada ban: Keausan Spot/Spot Wear (Cupping). Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur, seperti : bearing roda, ball joint, tie rod end mengalami keausan yang berlebihan, teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban. Gambar 32. Keausan Spot Apabila ban/ roda tidak balans, maka akan terjadi keolengan atau getaran pada kendaraan. Getaran yang dipindahkan ke badan mobil, dalam kecepatan tertentu, akan dapat merusak komponen-komponen kendaraan, antara lain : pegas rusak/patah, peredam getaran rusak, bantalan-bantalan roda rusak, kerusakan pada ball joint, dan kerusakan pada lengan-lengan kemudi. Jadi ban/ roda yang balans dapat : menjamin keselamatan di jalan, menambah rasa aman berkendaraan dan menambah umur kendaraan. 3. Getaran

Masalah getaran ban dibagi dalam : Body shake, steering flutter, dan steering shimmy. a). BODY SHAKE (Body Bergoncang) Yang dimaksud dengan goncangan disini adalah getaran vertikal atau lateral yang terjadi pada body kendaraan dan roda kemudi, bersama-sama dengan getaran tempat duduk. Penyebab utama goncangan adalah roda yang tidak balance, run-out yang berlebihan, dan rigiditas ban yang tidak seragam. Jika masalah tersebut diperbaiki, maka goncangan biasanya akan hilang. Goncangan biasanya tidak dapat dirasakan pada kecepatan di bawah 80 km/jam. Di atas kecepatan ini, goncangan akan semakin terasa, tetapi kemudian menurun pada kecepatan tertentu. Jika goncangan terjadi pada kecepatan 40-60 km/jam, penyebabnya biasanya run-out roda yang berlebihan atau ban yang kurang seragam. Goncangan pada kecepatan rendah biasanya tidak banyak disebabkan oleh roda yang tidak balance).

Gambar 33. Bodi bergoncang akibat roda tida balans

b). STEERING SHIMMY DAN FLUTTER Shimmy adalah getaran roda kemudi pada arah memutar. Penyebab utama shimmy adalah roda yang tidak balance, run-out yang berlebihan dan/ atau rigiditas ban yang tidak seragam. Bila masalah ini diperbaiki maka shimmy akan hilang. Kemungkinan penyebab lainnya adalah steering linkage rusak, keausan suspensi yang berlebihan dan kesalahan wheel alignment. Shimmy dibagi menjadi dua tipe yaitu : getaran yang terjadi pada kecepatan yang relatif rendah (20-60 km/jam) dan getaran (yang disebut flutter) yang terjadi pada kecepatan tertentu di atas 80 km/jam. Gambar 34. Goncangan shimmy akibat roda tidak balans

c) Pengertian tidak balans dinamik 1) Roda tidak sama berat disekeliling penampang lingkaran ban/roda 2) Titik-titik yang lebih berat terletak tidak ditengah-tengah penampang ban/roda Akibat yang ditimbulkan pada kendaraan :

1)

Saat roda berputar, titik-titik yang lebih berat akan tertarik ke garis tengah roda. 2) Akibat pada roda, roda akan bergetar kearah samping 3) Pada roda kemudi akan terasa shimmy

C. KRITERIA KELULUSAN Skor Aspek (1-10) Kognitif (soal no 1 dan 2) Ketelitian pemeriksaan gangguan tidak balans Ketepatan prosedur membalans ban/ roda Ketepatan waktu Keselamatan kerja Nilai Akhir 3 2 3 1 1 Syarat lulus, nilai minimal 70 dengan skor setiap aspek minimal 7 Bobot Nilai Keterangan

Kriteria Kelulusan : 70 s.d. 79 80 s.d. 89 90 s.d. 100 : : : memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan di atas minimal tanpa bimbingan.

BAB IV PENUTUP Modul ini hanyalah salah satu pengantar agar peserta diklat memiliki kemampuan membalans roda. Agar peserta diklat menguasai ketrampilan ini dengan baik, disarankan membaca buku manual tentang alat pembalans roda dan juga buku-buku referensi tentang balans roda serta mengikuti latihan dengan disiplin dan tekun. Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke modul berikutnya. Sebaliknya, apabila peserta diklat dinyatakan tidak lulus, maka peserta diklat harus mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil modul selanjutnya.

Jika peserta diklat telah lulus menempuh modul ini, maka peserta diklat berhak memperoleh serfikat kompetensi membalans roda / ban.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (1995). Materi Pelajaran Chassis Group Step 2. Jakarta : PT. Toyota Astra Motor. Anonim. (1995). New Step 1 Training Manual. Jakarta : PT. Toyota Astra Motor. Anonim. (1995). Wheel alignment and tires Step 2. Jakarta : PT. Toyota Service Training Crouse, William Harry and Donald L. Anglin. (1993). Automotive mechanics. Singapore : McGraw-Hill William K. Tobold & Larry Johnson. (1977). Automotive Encyyclopedia. South Holland : The Good Heart Wilcox Company Inc. Publisher.

Posted in ilmu, otomotif Leave a Comment

Kontribusi Komunikasi di Tempat Kerja


Apr 21 Posted by 66tech BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul Kontribusi Komunikasi di Tempat Kerja dengan kode OPKR. 10-018 B membahas tentang pemahaman berkomunikasi di tempat kerja serta bagaimana cara berkomunikasi yang baik untuk mempertahankan prestasi tempat kerja. Materi kompetensi yang terdapat pada modul ini merupakan penunjang dalam menyelesaikan kompetensi-kompetensi yang lain bagi para siswa SMK. Karena modul ini diperuntukkan bagi siswa SMK Otomotif, maka materi akan terkait langsung dengan tempat kerja di bidang perotomotifan. Apabila siswa menguasai kompetensi ini, akan mudah mempelajari kompetensikompetensi berikutnya. Setelah melaksanakan modul ini diharapkan siswa dapat memahami berbagai macam komunikasi, peralatan komunikasi dan trampil berkomunikasi dengan benar dan baik. Kompetensi yang terdapat dalam modul ini akan membekali siswa pengetahuan dan ketrampilan serta sikap yang benar dalam berkomunikasi terkait dengan setiap pekerjaan di tempat kerja, sehingga siswa memiliki kemampuan berkomunikasi yang dapat diterapkan di dunia industri perotomotifan. Modul ini dibagi menjadi 2 kegiatan belajar yaitu: kegiatan belajar 1 Memelihara, memahami dan menyampaikan informasi tempat kerja/bengkel, dan kegiatan belajar 2 Mempertahankan prestasi tempat kerja. B. Prasyarat Sebelum memulai modul ini, anda harus sudah menyelesaikan modul OPKR.10-016 B tentang K3, OPKR. 10-017 B tentang penggunaan peralatan dan perlengkapan tempat kerja, sesuai dengan peta kedudukan modul. C. Petunjuk Penggunaan Modul

1.

Petunjuk Bagi Siswa

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal dalam mempelajari materi modul ini, langkahlangkah yang perlu dilaksanakan antara lain: a. b. Bacalah dan pahamilah dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada kegiatan belajar Bila ada materi yang kurang jelas, siswa dapat bertanya pada guru yang mengampu kegiatan belajar tersebut c. Kerjakanlah setiap tugas formatif (soal latihan)untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar d. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini: 1) 2) 3) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang diberikan Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik Sebelum melaksanakan praktik, siapkan alat dan bahan yang 4) 5) diperlukan secara cermat (lihat lembar kerja)

Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar, dan bertanya 6) kepada guru apabila ada yang kurang jelas

7) e.

Setelah selesai praktik, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.

Siswa dinyatakan menguasai materi, bila sudah dapat menjawab seluruh soal dengan benar tanpa melihat buku atau kunci jawaban, serta dapat menyelesaikan praktik sesuai standar minimal yang ditentukan. Bila belum berhasil siswa wajib mengulangi. f. Bila siswa sudah dinyatakan berhasil, siswa bersama guru dapat membuat rencana uji kompetensi dengan menghadirkan lembaga sertifikasi profesi setempat yang telah diakui keberadaannya, untuk mendapatkan pengakuan kompetensi dengan sertifikat.

g. Konsultasikan dengan guru pada saat merencanakan proses belajar, saat menemui kesulitan dalam menjawab soal-soal maupun pada waktu melaksanakan praktik, ataupun bila memerlukan sumber belajar yang lain. Dapat mengkomunikasikan dengan guru bila membutuhkan pendamping dari industri pada saat belajar, juga saat akan mengerjakan modul berikutnya. 2. Petunjuk Bagi Guru

Dalam setiap kegiatan belajar guru berperan untuk:

a. b. c. d.

Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar

Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar. Membantu siswa dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan siswa mengenai proses belajarnya. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar. e. f. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

Membantu siswa mencarikan pendamping dari industri bila diperlukan. g. h. Mencatat hasil kemajuan siswa Melaksanakan penilaian internal

i.

Menjelaskan pada siswa apabila ada yang perlu dibenahi dan merundingkan pada siswa rencana pemelajaran berikutnya. D. Tujuan Akhir Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini siswa diharapkan:

1.

Memahami, memelihara dan mengkomunikasikan informasi tempat kerja secara efektif dan baik 2. Dapat mempertahankan prestasi tempat kerja. E. KOMPETENSI

SUB KRITERIA KOMPETENSI KINERJA 1. Memelihara, *Informasi diakses dari memahami sumber yang terpercaya untuk dan memastikan menyampai ketramoilan komunikasi yang efektif kan informasi ketika mengirim

MATERI POKOK PEMELAJARAN LINGKUP BELAJAR SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN *Berbagai *Cermat dan *Macam-macam *Berkomunikasi macam teliti dalam jenis komunikasi yang efektif dalam komunikasi menerima dan dan alat menerima dan dan peralatan menindak lanjuti komunikasi. menindak lanjuti komunikasi. informasi, informasi. *Prosedur *Proses * Efektif dalam *Melaksanakan komunikasi. komunikasi berkomunikasi. pengoperasian dan yang efektif. Prosedur penyimpanan data. pengoperasian *Menerapkan *Proses dan penyimpanan

menerima K3 dan SOP. dan menindak 2. Memper*Cermat dan lanjuti tahan teliti dalam informasi. menerima,meng*Bantuan kan prestasi dibuat untuk elola dan menyamakan *SOP menyimpan data. tempat kerja. pengertian di tempat kerja. Penggunaan *Permintaan dan dari rekan pemeliharaan kerja data tempat dipenuhi kerja. dengan senang hati. *Tujuan tempat kerja diidentifikasi dan dipenuhi. *Data disimpan sesuai prosedur tempat kerja dan K3. F. Cek Kemampuan

tempat kerja.

maupun menerima informasi.

data.

Sebelum siswa mempelajari modul ini, siswa dapat mencoba mengerjakan soal-soal yang ada pada lembar soal formatif tanpa melihat uraian materi atau kunci jawaban. Bila siswa sudah merasa bisa, guru pembimbing supaya melakukan pengetesan. Dan apabila siswa benar sudah menguasai materi sesuai standar minimal yang ditentukan, guru pembimbing menyediakan modul pemelajaran berikutnya untuk dipelajari siswa. Tetapi bila belum bisa, supaya siswa melanjutkan mempelajari modul ini. BAB II PEMELAJARAN A. Rencana Belajar Siswa

Rencanakanlah setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar. Jenis Kegiatan 1. Memahami, memelihara dan menyampaikan informasi tempat kerja 2. Mempertahankan prestasi tempat kerja. B. Kegiatan Belajar Tanggal Waktu Tempat Belajar Alasan Perubahan Paraf Guru

Kegiatan Belajar 1. Memahami, Memelihara dan Menyampaikan Informasi Tempat Kerja. a. Tujuan Kegiatan Belajar

1.

Siswa dapat menjelaskan berbagai jenis komunikasi, macam-macam peralatan komunikasi tempat kerja, serta cara berkomunikasi yang tepat. 2. Siswa dapat melakukan pemeliharaan b. Uraian Materi

1.

Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, terlebih manusia yang melakukan aktifitas ataupun pekerjaan tertentu. Menurut kamus Bahasa Indonesia komunikasi adalah penyampaian dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih secara benar, sehingga tujuan berkomunikasi tercapai. Orang yang menyampaikan informasi disebut komunikator sedang penerima informasi disebut komunikan. Komunikator dapat menyampaikan informasi atau pesan secara lisan, tertulis maupun dengan isyarat.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan suatu komunikasi, antara lain: a. b. c. Komunikator dapat berperan baik Tujuan komunikasi harus jelas

Isi komunikasi dikemas secara jelas dan mudah dipahami d. Alat komunikasi yang tepat dan baik e. Komunikasi harus menarik

2.

Macam-macam Jenis Komunikasi

Komunikasi ada beberapa macam atau jenis. Masing-masing jenis komunikasi mempunyai kekurangan dan kelebihan.

Macam-macam komunikasi yang dimaksud antara lain: a. Komunikasi secara lisan

Komunikasi lisan adalah komunikasi yang bersifat langsung, yaitu dalam bentuk pembicaraan. Komunikasi dalam bentuk pembicaraan, diperlukan pembicara yang baik. b. Komunikasi tertulis

Komunikasi tertulis adalah penyampaian informasi dengan tujuan etrtentu dengan cara ditulis, baik ditujukan pada seseorang maupun kepada kelompok orang. Komunikasi tertulis biasanya berupa surat, kartu, tulisan dinding/poster dan sebagainya. c. Komunikasi dengan gambar

Komunikasi atau informasi kadangkala lebih tepat dengan menggunakan gambar. Misalkan tanda-tanda penyimpanan bahan berbahaya, larangan atau perintah terkait dengan keselamatan kerj, gambar teknik dan sebagainya. d. Komunikasi dengan isyarat

Komunikasi dengan isyarat kadangkala lebih efektif, manakala pada suatau tempat atau tempat kerja dengan mobilitas tinggi. Misalnya isyarat tangan untuk mengatur lalu lintas, lampu tanda lalu lintas dan sebagainya.

3.

Macam-Macam Peralatan/Media Komunikasi

Pemilihan dan penggunaan peralatan komunikasi adalah hal yang tidak dapat dihindarkan, bahkan menjadi sebuah kebutuhan pada jaman moderen ini. Seseorang akan mudah berkomunikasi dengan orang lain yang bertempat tinggal jauh dari komunikator dengan peralatan tertentu. Berdasarkan cara menggunakan, alat komunikasi ada beberapa macam, antara lain: a. Alat komunikasi penglihatan (Visual)

Visual berarti dapat dilihat. Jadi alat komunikasi visual adalah alat bantu komunikasi yang dapat dilihat, dibaca sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai. Alat komunikasi visual antara lain: surat, kartu, poster,gambar teknik, lampu isyarat dan sebagainya. b. Alat komunikasi pendengaran (Audio)

Audio artinya dapat didengar. Alat komunikasi audio adalah suatu alat bantu berkomunikasi yang dapat menyiarkan suara sehingga komunikator dapat berbicara dengan komunikan dari jarak jauh. Misalnya: Telphon, hand phone, Mikrophone, radio, tape dan sebagainya. c. Alat komunikasi pendengaran dan penglihatan (audio visual)

Audio visual artinya dapat didengar dan dilihat. Jadi alat komunikasi audio visual adalah alat bantu komunikasi dimana komunikator dapat berkomunikasi dengan komunikan dari jarak jauh dengan masing-masing dapat berbicara,mendengar dan melihat secara langsung. Contohnya: Televisi, Hand phone dan sebagainya. 4. Memilih dan Menggunakan Alat Komunikasi

Penggunaan alat atau media komunikasi di tempat kerja khususnya tempat kerja yang terkait dengan perotomotifan, juga tidak terlepas dari tujuan dari komunikasi itu sendiri. a. Media Penglihatan (visual)

Media visual adalah alat bantu komunikasi yang paling banyak digunakan baik untuk kepentingan manajemen, pekerja/mekanik, pelanggan/customer atau setiap orang yang melakukan aktifitas pada tempat kerja tersebut. Untuk memberikan informasi kondisi disekitar tempat kerja dan apa yang harus dilakukan oleh setiap orang yang terkait dengan kondisi serta aktifitas tempat kerja tersebut, maka media visual adalah pilihan yang paling tepat.

Surat

Surat adalah media komunikasi visual yang selalu digunakan pada suatu tempat kerja, dan biasa dikelola oleh bagian administrasi atau Tata usaha. Administrasi yang baik, bila mana setiap surat yang masuk maupun keluar dicatat serta disimpan secara benar, sehingga sewaktu-waktu diperlukan mudah dicari. Cara penyimpanan surat yang baik: Surat diberi nomor urut

Surat diberi kode tanggal, bulan dan tahun

Surat dikelompokkan sewsuai jenisnya dan diberi kode

Surat disimpan di tempat penyimpanan khusus/filing cabinet yang mempunyai beberapa laci Tidak memakan tempat

Penyimpana dalam laci sesuai dengan kode jenis surat, kode penomoran, kode tanggal, bulan dan tahun Mudah dicari bila diperlukan Mudah dipindah bila ada pengembangan.

Macam-macam surat yang dibuat atau digunakan pada tempat kerja, khususnya pada perusahaan atau perbengkelan otomotif antara lain: Surat perjanjian jual beli, surat penerimaan dan pengiriman barang, surat pembayaran, surat tagihan, surat pesanan/order, Surat pengenalan produk, faktur dan rekening, surat pengaduan, surat-surat perijinan dan sebagainya. Contoh salah satu jenis surat (Surat Perjanjian Kerja)

Buku Petunjuk Pemilik

Buku petunjuk pemilik biasanya diberikan kepada pembeli produk tertentu oleh manajemen perusahaan. Buku ini biasanya berisi petunjuk pengoperasian, ketentuan perawatan, garansi dan informasi tentang peralatan pada produk tersebut. Buku ini dimaksudkan agar pembeli produk cepat dapat menguasai/mengoperasikan produk yang dibelinya. Contoh Buku Petunjuk Pemilik

Kartu Perawatan/Servis

Kartu perawatan atau kartu servis digunakan untuk mengkomunikasikan ketentuan dan waktu servis untuk kendaraan tertentu supaya komunikan/customer mengetahui kapan kendaraan miliknya harus diservis, dan apa saja yang perlu diservis.

Contoh Kartu Servis

Kartu Peminjaman Alat

Kartu peminjaman alat berguna untuk ketertiban penggunaan alat, sekaligus menjaga keutuhan peralatan sehingga peralatan tidak mudah hilang.

NO.

NAMA ALAT

SPESIFIKASI

JUMLAH

KETERANGAN

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

15. Jogyakarta2005 Peminjam (.) Contoh Kartu Peminjaman Alat

Kartu Bon Bahan/Komponen/Spart Part

Kartu Bon bahan/komponen/part berfungsi untuk mengontrol penggunaan bahan/komponen/part, sehingga dapat digunakan untuk perhitungan beaya servis ataupun biaya pengadaannya kembali.

NO.

NAMA ALAT

SPESIFIKASI

JUMLAH

KETERANGAN

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Jogyakarta2005 Pengebon (.)

Contoh Kartu Bon Bahan/Komponen/Part


y

Poster/Spanduk

Poster atau sepanduk biasa digunakan pada tempat kerja untuk menjaga keselamatan,ketertiban, kelancaran, kebersihan dan kenyamanan tempat kerja dalam bentuk ajakan, larangan dan penjelasan bagian-bagian lokasi bengkel tempat kerja. Poster atau spanduk yang berisi tulisan atau gambar.

Adapun macam isi tulisan antara lain: Nama lokasi sesuai jenis aktifitasnya, larangan parkir, kecepatan kendaraan yang diijinkan, peringatan tentang kebersihan,tulisan atau gambar kode penyimpanan material berbahaya, larangan tidak merokok atau gambar jenis material yang berbahaya seperti tegangan listrik dan sebagainya. DEPT.CHASIS DEPT.ENGINE

DEPT.ELECTRICAL

DEPT.BODY

Contoh Spanduk Informasi Lokasi

10 km

Contoh Tempat Parkir Dan Informasi Kecepatan Kendaraan

KEBERSIHAN TERMASUK SEBAGIAN DARI IMAN

Contoh Himbauan Menjaga Kebersihan

AWAS ! ! TEMPAT MENYIMPAN BAHAN MUDAH TERBAKAR

Contoh Informasi Penyimpanan Bahan Mudah Terbakar

AWAS

TEGANGAN TINGGI

Contoh Peringatan bahaya tegangan tinggi

Lampu Isyarat

Lampu isyarat biasa digunakan pada tempat kerja/bengkel yang mobilitas kendaraan yang lewat cukup tinggi. Hal tersebut dimaksudkan agar aktifitas lancar dan mengurangi bahaya kecelakaan.

Contoh Lampu Isyarat

b.

Media Pendengaran (Audio)

Media pendengaran/audio kadangkala menjadi pilihan yang paling tepat pada suatu tempat kerja, misalkan untuk menghubungi seseorang yang lokasinya jauh dari tempat kerja,memanggil atau menginformasikan sesuatu kepada customer, mekanik atau pekerja yang lain, peringatan jam masuk,istirahat maupun akhir jam kerja dan sebagainya. Alat komunikasi audio yang paling banyak digunakan pada tempat kerja/bengkel otomotif antara lain:
y

Telphone atau Handphone

Telephone atau handphone adalah alat komunikasi jarak jauh di mana komunikator dapat berbicara langsung dengan komunikan, sehingga beaya dan waktu dapat dihemat dengan menggunakan peralatan ini.

Con toh Telp hone /Ha ndp hone


y

Speaker

Speaker dapat berupa Radio, Mikrophone atau Los Speaker. Alat ini biasa digunakan untuk menginformasikan, memanggil antrian kustomer bila sudah sampai pada urutannya, atau pemanggilan pekerja/mekanik dan orang-orang yang dibutuhkan saat itu disuatu tempat kerja/bengkel. Contoh Speaker

Bel Tanda/Alarm

Bel tanda banyak digunakan pada tempat kerja untuk menginformasikan waktu masuk kerja, istirahat atau berakhirnya jam kerja. Contoh Bel Tanda c. Media Audio Visual

Media audio visual juga banyak digunakan pada tempat kerja/bengkel. Media ini dapat berupa Televisi atau handphone.

Televisi

Pada tempat kerja atau bengkel, alat ini biasa digunakan untuk menginformasikan atau memanggil kustomer yang melakukan antrian menunggu dan sudah sampai pada gilirannya, informasi berupa tulisan pada monitor disertai suara panggilan dan sebagainya. Selain itu Televisi juga menjadi sarana hiburan bagi kustomer yang menunggu, agar tidak mengalami kejenuhan. Contoh Televisi

Handphone

Handphone selain untuk berkomunikasi ada juga yang dapat menampilkan komunikator kepada komunikan, dimana komunikator dan komunikan dapat berbicara secara langsung dan saling melihat. Contoh Handphone

c. Rangkuman

1.

Komunikasi adalah penyampaian dan penerimaan informasi secara perorangan atau kelompok dengan benar, sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai. 2. Hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan komunikasi: a. Komunikator dapat berperan dengan baik b. c. d. e. 3. a. Tujuan komunikasi jelas Isi komunikasi jelas Alat komunikasi tepat Komunikasi menarik Jenis-jenis komunikasi: Komunikasi secara lisan

b. c. d. 4.

Komunikasi dengan tulisan Komunikasi dengan gambar Komunikasi dengan isyarat

Macam-macam jenis alat/media komunikasi: a) b) Media penglihatan (visual) Media pendengaran (Audio) c) 5. Media Audio visual

Alat komunikasi visual antara lain: a. Macam-macam surat b. c. d. Buku pemilik

Kartu perawatan/servis Kartu peminjaman alat

e.

Kartu bon barang/komponen/part f. g. 6. a. Poster/spanduk Lampu isyarat

Alat komunikasi Audio: Telphone/hand phone b. c. Speaker

Bel tanda atau sirine d. Radio/Tape

7.

Alat komunikasi Audio visual: a. b. Televisi Handphone

8.

Cara penyimpanan surat yang baik: a. Surat diberi nomor urut

b. c. d.

Surat diberi kode tanggal, bulan dan tahun

Surat dikelompokkan sewsuai jenisnya dan diberi kode

Surat disimpan di tempat penyimpanan khusus/filing cabinet yang mempunyai beberapa laci e. f. Tidak memakan tempat

Penyimpana dalam laci sesuai dengan kode jenis surat, kode penomoran, kode tanggal, bulan dan tahun. g. h. Mudah dicari bila diperlukan

Mudah dipindah bila ada pengembangan. d. Tugas

1. 2.

Infentarisasikan alat/media komunikasi yang ada pada bengkel sekolah, catatlah jenis yang ada beserta kondisinya dalam buku laporan. Belajarlah membuat media komunikasi untuk menginformasikan tempat kerja/bengkel sekolah dalam rangka kelancaran pekerjaan di tempat kerja/bengkel. e. Tes Formatif

1. 2. 3.

Apa yang dimaksud dengan komunikasi?

Sebutkan 5 hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan berkomunikasi! Sebutkan 4 jenis komunikasi dan berikan contoh masing-masing sebuah! 4. Sebutkan 11 contoh alat komunikasi visual!

5.

Sebutkan 4 contoh alat komunikasi Audio, dan 2 contoh audio visual! 6. Sebutkan 8 cara penyimpanan arsip/surat yang baik! 7. Sebutkan 8 isi pokok buku petunjuk pemilik!

8. 9.

Sebutkan 8 isi pokok kartu servis kendaraan yang paling sederhana! Sebutkan 8 isi pokok nota/kwitansi pembayaran servis kendaraan! 10. Sebutkan 8 isi pokok kartu bon komponen/part!

f. Kunci Jawaban

1.

Komunikasi adalah penyampaian dan penerimaan informasi secara perorangan atau kelompok dengan benar, sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai. 2. 5 hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan berkomunikasi: a. Komunikator dapat berperan dengan baik.

b. c. d. e.

Tujuan komunikasi jelas. Isi komunikasi jelas. Alat komunikasi tepat. Komunikasi menarik 4 jenis komunikasi: Komunikasi lisan komunikasi tertulis

3. a. b. c. d. 4.

komunikasi dengan gambar komunikasi dengan isyarat

11 contoh alat komunikasi visual: a. b. c. kartu pemilik kartu servis

kartu peminjaman alat d. kartu bon part e. f. g. spanduk Poster

Rambu peringatan surat perjanjian kerja i. surat jual beli j. k. faktur

h.

lampu isyarat

5.

Telphone, handphone, radio, tape, speaker dan Televisi serta berlayar monitor. 6. Penyimpanan surat:

a. b. c. d.

Surat diberi kode nomor atau huruf.

Surat diberi kode Tanggal,bulan dan Tahun.

Surat dikelompokkan sesuai jenisnya dan diberi kode.

Surat disimpan di tempat penyimpanan khusus/filing cabinet yang mempunyai beberapa laci. e. Tidak memakan tempat.

f.

Penyimpan dalam laci sesuai dengan kode jenis surat, kode penomoran, kode tanggal, bulan dan Tahun. g. h. Mudah dicari bila diperlukan.

Mudah dipindah bila ada pengembangan.

7. Merek produk, pengenalan bagian-bagian produk, Petunjuk pengoperasian, petunjuk pemeriksaan sebelum jalan, perawatan berkala, spesifikasi, cara penyimpanan dan masa pemakaian awal. 8. Jenis/merek, Nomor, Tanggalservis, jaraktempuh, identitas pemilik, identitas kendaraan, tanggal pembelian,data servis/penggantian part, tanda tangan mekanik dan tanda tangan pemilik. 9. Identitas tempat kerja/bengkel, identitas pemilik, tanggal servis, identitas kendaraan, jenis servis dan biaya, penggantian part dan biaya, jumlah beaya total dan tanda tangan mekanik. 10. Identitas tempat kerja, nomor nota, Tanggal, no urut nota, nama komponen/part, spesifikasi, jumlah, harga dan tanda tangan bagian part. Kegiatan Belajar 2. Mempertahankan Prestasi Tempat Kerja

a. Tujuan Kegiatan Belajar

1. 2.

Siswa memahami cara mempertahankan prestasi tempat kerja.

Siswa dapat mengelola dan menerapkan berbagai informasi untuk mempertahankan prestasi tempat kerja.

b. Uraian Materi

1.

Prestasi Tempat Kerja

Prestasi tempat kerja adalah situasi dan kondisi dimana seluruh pekerja, pelanggan dan semua orang yang terlibat dalam aktifitas pada tempat kerja tersebut merasa nyaman sehingga tujuan masing-masing ataupun kelompok pada tempat kerja tersebut dapat tercapai. Prestasi tempat kerja dapat diwujudkan dan dipertahankan dengan pengelolaan, penerapan komunikasi yang benar. Untuk dapat menerapkan komunikasi yang benar, seluruh personil yang terlibat di dalam tempat kerja tersebut harus mampu menerapkan berbagai peralatan komunikasi yang ada dengan tepat. 2. Mempertahankan Prestasi Tempat Kerja

Untuk dapat mempertahankan atau menjaga prestasi tempat kerja, seluruh personil/pekerja harus dapat menggunakan berbagai jenis media informasi secara baik dan tepat sesuai dengan jenis atau lingkup kerja masing-masing. a. Dengan Pengelolaan Surat

Surat menyurat adalah bagian yang tak terpisahkan dari suatu tempat kerja. Personil/pekerja dibagian ini harus dipilih orang-orang yang terampil dibidang administrasi. Syarat Pegawai Bagian Persuratan Harus cerdas dan cekatan y Memahami struktur organesasi tempat kerja y Berpandangan luas, teliti dan tekun y Daya ingat kuat y Dapat menulis cepat, tepat dan rapi y Menguasai berbagai jenis media pengarsipan y Disiplin dan jujur
y

Karena surat merupakan alat komunikasi yang penting, maka perlu dihindari hal-hal yang dapat menimbulkan kesalah pahaman yang dapat berakibat putusnya sebuah hubungan kerja. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pembuatan Surat Gaya penulisan menarik y Tujuan jelas y Gaya bahasa mudah dipahami y Tidak bertele-tele, singkat dan jelas Terkait langsung dengan masalah si penerima
y

Bahasa tegas dan berwibawa

Melalui proses penanganan surat menyurat yang tepat dan baik akan dapat membantu mempertahankan atau menjaga prestasi tempat kerja. Oleh sebab itu manajemen suatu tempat kerja harus benar-benar memahami dan memperhatikan hal berikut:
y y

Surat dapat menjaga hubungan kerja dengan pihak lain Surat dapat mengendalikan kegiatan di tempat kerja baik secara intern maupun ekstern

Pengurusan surat tepat menunjukkan profesionalisme tempat kerja, yang dapat memuaskan semua pihak

Ketertiban penanganan surat akan menjaga efektifitas kerja y Surat adalah bukti autentik yang sewaktu-waktu akan diperlukan. b. Dengan Penggunaan Macam-Macam Kartu

Untuk pelayanan/servis, penggunaan komponen/part, peminjaman alat dan lainnya, kartu adalah media yang paling tepat untuk saling memberikan informasi, baik kepada kustomer atau dari bagian yang satu kepada bagian-bagian yang lain pada tempat kerja. Penggunaan kartu secara tepat sesuai prosedur dan jenis aktifitasnya akan mengefektifkan kinerja perusahaan, dan ketepatan jenis pekerjaan yang dilakukan yang pada akhirnya akan memberikan kepuasan kepada semua pihak yang terlibat pada suatu pekerjaan. Syarat Penggunaan Kartu Yang Baik
y

Seorang pekerja harus mengetahui benar kegunaan kartu sesuai dengan jenis aktifitasnya. sewaktu-waktu akan

Setiap identitas yang ada pada kartu harus ditulis secara lengkap dan jelas

Seuai aktifitas kartu harus diisi dengan macam pekerjaan yang Dilakukan secara jelas
y

Sesuai aktifitasnya kartu diisi dengan macam komponen/prt atau alat yang digunakan

Kartu harus ditandatangani secara jelas oleh pihak yang menggunakan atau yang berwenang

Tembusan kartu harus diberikan atau dibagikan kepada pihakpihak yang seharusnya menerima
y

Arsip harus disimpan secara baik sesuai prosedur, agar bila diperlukan akan segera dapat tersedia. c. Informasi Umum Tempat Kerja

Untuk menjaga ketertiban, kenyamanan, dan keselamatan tempat kerja informasi berupa tulisan, spanduk, poster, tanda peringatan dan lampu isyarat adalah media yang paling efektif yang perlu diterapkan ditempat kerja. Persyaratan Penempatan Tulisan, Spanduk, Poster, Tanda Peringatan dan Lampu Isyarat Pada tempat yang mudah dilihat atau dibaca Pada tempat yang sesuai dengan jenis aktifitasnya Media harus sesuai dengan jenis aktifitas atau kondisi yang
y y

perlu diinformasikan Informasi harus singkat, padatas dan jelas Ilustrasi gambar, karikatur kadangkala lebih efektif.
y

d.

Penggunaan Telephone, Handphone atau Aiphone

Pembicaraan langsung jarak jauh menggunakan peralatan Telephone, Handphone atau Aiphone. Cara penggunaan yang benar dan tepat akan mempengaruhi lawan bicara sehingga dapat membuat relasi lebih tertarik pada instansi atau tempat kerja yang bersangkutan, sehingga akan membantu keberhasilan pembicaraan yang pada akhirnya akan berpengaruh pula terhadap kinerja perusahaan atau tempat kerja secara keseluruhan. Cara Penggunaan Telephone, Handphone dan Aiphone Yang Benar
y

Angkatlah telephone saat berdiring, jangan lebih dari tiga kali y Telephone diangkat dengan tangan kiri dan yang kanan

menulis
y

Ucapkan salam dan beritahukan identitas secara singkat dan jelas Hindarkan sapaan atau jawaban Hallo y Catat setiap pesan secara teliti y Bila ada yang kurang jelas memohon untuk diulang Pesan-pesan penting supaya dikatakan ulang sehingga pihak
y

penelpon dapat ikut mengecek.


y

Menutup Telpon setelah lawan bicara lebih dahulu menutup.

KARTU PENERIMAAN TELPON Untuk : .. Dari : ..

Alamat : .. No.TLP : . PESAN: 1. 2. 3. 4. 5.

., 2005 JAM: .. Penerima

(.)

Contoh Kartu Pencatatan Telephone

e.

Penggunaan Speaker

Untuk memberikan informasi atau memanggil orang di wilayah tempat kerja, terlebih bila wilayah tempat kerja tersebut cukup luas, penggunaan speaker adalah langkah yang paling tepat. Alat ini akan membantu komunikator menyampaikan pesan atau panggilan lebih cepat dan tanpa harus mendatangi komunikan, sehingga akan menghemat tenaga maupun waktu. Penggunaan Speaker Yang Baik
y

Speaker dipasang menghadap pada daerah komunikan

y y

y Informasi seyogyanya singkat dan jelas Informasi atau panggilan diulang dua sampai tiga kali Bila informasi atau panggilan belum mendapat respon

seyogyanya memanggil pekerja yang lain untuk melakukan cek di lapangan.


y

Informasi atau panggilan sebaiknya ditulis terlebih dahulu sebelum disampaikan. f. Penggunaan Televisi

Penyampaian informasi atau panggilan dengan media Televisi lebih menarik respon komunikan, selain itu Televisi juga dapat menjadi sarana hiburan ketika sorang kustomer harus menunggu di wilayah tempat kerja. Pemasangan Televisi Di Tempat Kerja sebaiknya:
y Di ruang tunggu wilayah tempat kerja Di ruang yang tidak kena sinar matahari secara langsung

Di tempelkan pada dinding yang tidak terjangkau oleh orang dewasa yang berdiri y Ukuran disesuaikan dengan luas ruangan. c. Rangkuman

1.

Prestasi Tempat Kerja

Prestasi tempat kerja adalah situasi dan kondisi dimana seluruh pekerja, pelanggan dan semua orang yang terlibat dalam aktifitas pada tempat kerja tersebut merasa nyaman sehingga tujuan masing-masing ataupun kelompok pada tempat kerja tersebut dapat tercapai. 2. Syarat Pegawai Bagian Persuratan
y

Harus cerdas dan cekatan y Memahami struktur organesasi tempat kerja y Berpandangan luas, teliti dan tekun y Daya ingat kuat y Dapat menulis cepat, tepat dan rapi y Menguasai berbagai jenis media pengarsipan y Disiplin dan jujur. 3. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pembuatan Surat Gaya penulisan menarik y Tujuan jelas y Gaya bahasa mudah dipahami y Tidak bertel-tele,singkat dan jelas Terkait langsung dengan masalah si penerima y Bahasa tegas dan berwibawa.
y

4.

Manajemen Suatu Tempat Kerja Harus Benar-Benar Memahami Memperhatikan hal berikut:
y

Dan

Surat dapat menjaga hubungan kerja dengan pihak lain Surat dapat mengendalikan kegiatan di tempat kerja baik secara intern maupun ekstern y Pengurusan surat tepat menunjukkan profesionalisme tempat kerja, yang dapat memuaskan semua pihak y Ketertiban penanganan surat akan menjaga efektifitas kerja y Surat adalah bukti autentik yang sewaktu-waktu akan diperlukan. 5. Syarat Penggunaan Kartu Yang Baik

Seorang pekerja harus mengetahui benar kegunaan kartu sesuai dengan jenis aktifitasnya. sewaktu-waktu akan

Setiap identitas yang ada pada kartu harus ditulis secara lengkap dan jelas. y Seuai aktifitas kartu harus diisi dengan macam pekerjaan yang dilakukan secara jelas. y Sesuai aktifitasnya kartu diisi dengan macam komponen/prt atau alat yang digunakan. y Kartu harus ditandatangani secara jelas oleh pihak yang menggunakan atau yang berwenang. y Tembusan kartu harus diberikan atau dibagikan kepada pihak-pihak yang seharusnya menerima. y Arsip harus disimpan secara baik sesuai prosedur, agar bila diperlukan akan segera dapat tersedia.
y

6.

Persyaratan Penempatan Tulisan, Spanduk, Poster, Tanda Peringatan dan Lampu Isyarat Pada tempat yang mudah dilihat atau dibaca y Pada tempat yang sesuai dengan jenis aktifitasnya Media harus sesuai dengan jenis aktifitas atau kondisi yang perlu diinformasikan. y Informasi harus singkat, padat dan jelas y Ilustrasi gambar,karikatur kadangkala lebih efektif.
y

7.

Cara Penggunaan Telephone, Handphone dan Aiphone Yang Benar


y Angkatlah telephone saat berdiring, jangan lebih dari tiga kali y Telephone diangkat dengan tangan kiri dan yang kanan menulis y Ucapkan salam dan beritahukan identitas secara singkat dan jelas y Hindarkan sapaan atau jawaban Hallo y Catat setiap pesan secara teliti y Bila ada yang kurang jelas memohon untuk diulang

Pesan-pesan penting supaya dikatakan ulang sehingga pihak penelpon dapat ikut mengecek y Menutup Telpon setelah lawan bicara lebih dahulu menutup. 8.
y

Penggunaan Speaker Yang Baik

Speaker dipasang menghadap pada daerah komunikan y Informasi seyogyanya singkat dan jelas y Informasi atau panggilan diulang dua sampai tiga kali y Bila informasi atau panggilan belum mendapat respon seyogyanya memanggil pekerja yang lain untuk melakukan cek di lapangan y Informasi atau panggilan sebaiknya ditulis terlebih dahulu sebelum disampaikan. 9. Pemasangan Televisi Di Tempat Kerja Sebaiknya:

y Di ruang tunggu wilayah tempat kerja Di ruang yang tidak kena sinar matahari secara langsung Di tempelkan pada dinding yang tidak terjangkau oleh orang dewasa yang berdiri y Ukuran disesuaikan dengan luas ruangan. y

d. Tugas

1.

Buatlaah kartu infentarisasi peralatan dan part,lakukan infentarisasi peralatan dan part yang ada pada bengkel sekolah secara teliti.

2. Lengkapi bengkel sekolah dengan macam-macam tulisan atau poster peringatan dalam rangka kelancaran, ketertiban, kebersihan dan keselamatan, sehingga akan meningkatkan atau mempertahankan prestasi tempat kerja. 3. Lengkapilah bengkel sekolah dengan tanda-tanda isyarat yang diperlukan seperti bel tanda masuk, istirahat atau selesai praktek. Atau dengan speaker untuk memanggil/menginformasikan sesuatu. 4. Berkunjunglah ke bengkel-bengkel servis, suku cadang atau sales kendaraan untuk mendapatkan contoh macam-macam surat dan macam-macam kartu, masing-masing 5 buah. e. Tes Formatif

1. 2. 3. 4.

Apa yang dimaksud dengan prestasi tempat kerja? Sebutkan 6 syarat pekerja pada bagian persuratan!

Sebutkan 6 hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan surat! Sebutkan 5 hal yang perlu dipahami oleh manager tentang manfaat surat!

5.

Sebutka 6 hal yang harus dimengerti oleh seorang mekanik sewaktu mengisi kartu servis! 6. Sebutkan 5 hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan sepanduk, poster, tulisan peringatan atau tanda isyarat dalam rangka mempertahankan prestasi kerja di tempat kerja. 7. 8. Sebutkan 8 cara penggunaan telephone yang baik.

Sebutkan 5 hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan speaker di tempat kerja. 9. Sebutkan 4 cara pemasangan televisi yang tepat pada tempat kerja. f. Kunci Jawaban

1.

Situasi dan kondisi dimana seluruh pekerja, pelanggan dan semua orang yang terlibat dalam aktifitas pada tempat kerja tersebut merasa nyaman sehingga tujuan masing-masing ataupun kelompok pada tempat kerja tersebut dapat tercapai.

2. Harus cerdas dan cekatan, memahami struktur organisasi tempat kerja, berpandangan luas, teliti, dan tekun, daya ingat kuat, dapat menulis cepat, tepat dan rapi, menguasai berbagai jenis media pengarsipan, disiplin dan jujur.

3. Gaya penulisan menarik, tujuan jelas, gaya bahasa mudah dipahami, tidak bertele-tele, singkat dan jelas, terkait langsung dengan masalah si penerima, bahasa tegas dan berwibawa.

4.

5 hal yang perlu dipahami oleh manager tentang manfaat surat: a. Surat dapat menjaga hubungan kerja dengan pihak lain

b. c.

Surat dapat mengendalikan kegiatan di tempat kerja baik secara intern maupun ekstern Pengurusan surat tepat menunjukkan profesionalisme tempat kerja, yang dapat memuaskan semua pihak d. e. 5. Ketertiban penanganan surat akan menjaga efektifitas kerja

Surat adalah bukti autentik yang sewaktu-waktu akan diperlukan

6 hal yang harus dimengerti seorang mekanik pada saat mengisi kartu servis:

a.

Seorang pekerja harus mengetahui benar kegunaan kartu sesuai dengan jenis aktifitasnya b. Setiap identitas yang ada pada kartu harus ditulis secara lengkap dan jelas

c. d. e.

Sesuai aktifitas kartu harus diisi dengan macam pekerjaan yang dilakukan secara jelas Sesuai aktifitasnya kartu diisi dengan macam komponen/ prt atau alat yang digunakan

Kartu harus ditandatangani secara jelas oleh pihak yang menggunakan atau yang berwenang f. Tembusan kartu harus diberikan atau dibagikan kepada pihak-pihak yang seharusnya menerima g. Arsip harus disimpan secara baik sesuai prosedur, agar segera dapat tersedia

6.

5 hal yang harus diperhatikan dalam pemasnagn spanduk: a. b. Pada tempat yang mudah dilihat atau dibaca Pada tempat yang sesuai denga jenis aktifitasnya

c.

Media harus sesuai dengan jenis aktifitas atau kondisi yang perlu diinformasikan d. e. Informasi harus singkat, padat dan jelas

Ilustrasi gambar, karikatur kadangkala lebih efektif 7. 8 cara penggunaan telepon yang baik:

a. b. c.

Angkatlah telepon saat berdering, jangan lebih dari tiga kali Telepon diangkat dengan tangan kiri dan yang kanan menulis Ucapkan salam dan beritahukan identitas secara singkat dan jelas d. Hindarkan sapaan atau jawaban hallo e. f. Catat setiap pesan secara teliti

Bila ada yang kurang jelas memohon untuk diulang

g.

Pesan-pesan penting supaya dikatakan ulang sehingga pihak penelpon dapat ikut mengecek h. 8. a. Menutup telepon setelah lawan bicara lebih dahulu menutup 5 hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan speaker: Speaker dipasang menghadap pada daerah komunikan. b. c. Informasi seyogyanya singkat dan jelas.

Informasi atau panggilan diulang dua sampai tiga kali.

d.

Bila informasi panggilan belum mendapat respon seyogyanya memanggil pekerja yang lain untuk melakukan cek di lapangan. e. Informasi atau panggilan sebaiknya ditulis terlebih dahulu sebelum disampaikan. 9. 4 cara pemasangan televisi yang tepat di tempat kerja: a. Di ruang tunggu wilayah tempat kerja.

b. c.

Di ruang yang tidak kena sinar matahari secara langsung.

Di tempelkan pada dinding yang tidak terjangkau oleh orang dewasa yang berdiri. d. Ukuran disesuaikan dengan luas ruangan.

LEMBAR KERJA Kompetensi : Kontribusi dan Komunikasi di Tempat Kerja

Sub kompetensi: Menerapkan Komunikasi di Tempat Kerja Tujuan

1.

Siswa dapat mengidentifikasi macam-macam media informasi di tempat kerja

2.

Siswa dapat membuat media informasi visual untuk diterapkan di tempat kerja/bengkel sekolah. Keselamatan Kerja 1. Pergunakan peralatan sesuai fungsinya

2.

Sewaktu menggunakan peralatan tenaga, komunikasikan dengan guru apa bila ragu-ragu

3.

Gunakan peralatan keselamatan kerja sesuai SOP saat menggunakan peralatan bengkel. Alat 1. 2. Alat-alat tulis dan gambar

Gergaji besi, mistar baja, gergaji dan gunting plat 3. 4. 5. Tangga

Obeng, Tes pen

Peralatan pengecatan. Bahan

1.

Plat baja 0,3 mm atau bahan pengganti yang sesuai 2. Paku beton.

Langkah Kerja 1. 2. Siapkan peralatan dan bahan

Infentarisasikan peralatan komunikasi ataupun media informasi yang ada pada bengkel sekolah, dengan mencatat nama, fungsi dan kondisinya.

3.

Buatlah beberapa media visual yang bermanfaat bagi bengkel sekolah

(konsultasikan dengan guru). 4. Buatlah alat informasi tanda/isyarat yang sekiranya diperlukan di bengkel sekolah (konsultasikan pada guru) 5. Kembalikan peralatan dan bersihkan tempat kerja bila sudah selesai praktik. 6. Buatlah laporan kerja pada buku tugas.

LEMBAR KERJA

Kompetensi

: Kontribusi dan Komunikasi di Tempat Kerja

Sub kompetensi: Mempertahankan Prestasi di Tempat Kerja Tujuan 1. 2. Siswa dapat menempatkan alat komunikasi pada tempat kerja secara tepat Siswa dapat menggunakan alat komunikasi yang ada pada bengkel sekolah dengan benar 3. Siswa dapat merawat/memelihara media informasi sesuai SOP. Keselamatan Kerja 1. 2. Pergunakan peralatan sesuai fungsinya

Bertanyalah kepada guru apa bila ragu-ragu/kurang jelas sewaktu akan menggunakan peralatan

3.

Gunakan peralatan keselamatan kerja sesuai SOP saat menggunakan peralatan bengkel. Alat

1. Paku dan kawat baja 2. Tangga 3. Obeng, tes pen dan soldir 4. Peralatan pengecatan. Bahan 1. Macam-macam media visual untuk tempat kerja/bengkel 2. Paku beton 3. Perangkat bel/alrm atau speaker 4. Telephone, handphone, atau Aiphone 5. Macam-macam kartu dan surat yang sesuai dengan aktifitas perotomotifan. Langkah Kerja 1. Siapkan peralatan dan bahan 2. Dengan macam kartu yang ada infentarisasikan peralatan dan bahan yang ada pada bengkel sekolah secara teliti. 3. Pasanglah alat informasi fisual yang ada pada bengkel sekolah sesuai tempat dan jenisnya secara benar. 4. Operasikan Telphone,hand phone atau Aiphone yang ada pada bengkel sekolah secara benar. 5. Tanyakan pada petugas bengkel sekolah tentang penservisan kendaraan atau engine yang ada kemudian isilah data pada kartu servis yang ada dan gantungkan kartu pada kendaraan/engine yang dimaksud. 6. Buatlah laporan kerja pada buku tugas. BAB III

EVALUASI A. Kriteria dan Instrumen Penilaian

1. Kriteria Penilaian Pengetahuan (Tes Formatif) a. Siswa dapat skor 7 (tujuh) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 70 % s/d 80 %. b. Siswa dapat skor 8 (delapan) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 81 % s/d 90 %. c. Siswa dapat skor 9 (sembilan) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 91 % s/d 100 %. d. Setiap item soal harus mendapat nilai minimal 7 (tujuh). Bila belum mencapai nilai tujuh siswa wajib belajar kembali dan mengulang pada item tersebut.

2. Kriteria Penilaian Praktik

NO. 1 1.

ASPEK YANG DINILAI 2 Inventarisasi media informasi pada tempat kerja

INDIKATOR KEBERHASILAN

2.

3.

3 Dapat mendata alat informasi yang ada pada tempat kerja secara maksimal. Dapat membuat alat Dapat membuat alat informasi sederhana komunikasi yang ditentukan dengan benar. untuk tempat kerja * Dapat memasang Menerapkan penggunaan alat

7 4

PENILAIAN YA TIDAK 8 9 5 6 7

komunikasi. peralatan informasi di tempat kerja. * Menggunakan kartu servis,pencatatan alat dan barang,kartu peminjaman alat dan sebagainya. * Dapat mengisi surat perjanjian kerja, pengiriman dan penerimaan barang dll. * Dapat menggunakan Speaker dengan benar. * Dapat menggunakan Telephone, Hand phone, atau Aiphone dengan benar. Dapat menerapkan K3 dan K3 dan SOP SOP. JUMLAH:

4.

CATATAN:

1. Nilai 7,00 (Lulus Baik/YA), tepat waktu dan memenuhi standar minimal yang dipersyaratkan. 2. Nilai 8,00 (Lulus Amat Bai k/YA), waktu lebih cepat dan memenuhi standar minimal yang dipersyaratkan. 3. Nilai 9,00 (Lulus Istimewa/YA), waktu lebih cepat dan kualitas melebihi standar minimal yang dipersyaratkan. DAFTAR KEMAJUAN SISWA NAMA SISWA : .. NIS : .

NO

TES FOR 1 N1

TES FOR 2 N2

TES PRK 1 N3

TES PRK 2 N4

KETERANGAN N=

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

(2xN1)+(2xN2)+(3xN3)+(3xN4)

10

N = ..

CATATAN: Daftar kemajuan hanya diisi nilai materi yang sudah memenuhi standar minimal kelulusan.

BAB IV PENUTUP Bagi Anda yang belum memenuhi standar kelulusan yang ditentukan, wajib mengulangi belajar pada modul ini, terutama pada item-item soal yang belum memenuhi standar kelulusan. Bagi Anda yang sudah berhasil lulus mendapatkan nilai akhir minimal 7,00 (tujuh koma nol nol) dapat melanjutkan ke modul berikutnya. Artinya Anda boleh mengajukan Uji Kompetensi untuk mendapatkan sertifikat bahwa telah menyelesaikan modul ini!. DAFTAR PUSTAKA Daryanto. Drs. (Tahun 2001). Keselamatan Kerja Bengkel Otomotif. Jakarta : Bumi Aksara.

Noname. (Tahun 2004). Buku Garansi dan Servis. Jogyakarta : PT Sumber Baru Motor Noname. (Tahun 2004). Buku Petunjuk Pemilik. Jogyakarta : PT Sumber Baru Motor PPM ITB. (Tahun 2004). Kontribusi Komunikasi Tempat Kerja. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Posted in ilmu, otomotif Leave a Comment

Overhaul Komponen Sistem Pendingin


Apr 21 Posted by 66tech BAB. II PEMELAJARAN A. RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT

Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar. Jenis Kegiatan 1. Memahami konstruksi dan cara kerja komponen sistem pendingin 2. Melakukan overhaul komponen sistem pendingin Tanggal Waktu Tempat Belajar Alasan Perubahan Paraf Guru

B.

KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan Belajar 1. Konstruksi dan Cara Kerja Sistem Pendingin

a. Tujuan Kegiatan Belajar

1. 2.

Peserta diklat dapat menjelaskan fungsi sistem pendingin pada motor.

Peserta diklat dapat menjelaskan kebaikan dan kelemahan sistem pendingin air dibanding sistem pendingin udara. 3. Peserta diklat dapat menjelaskan cara kerja sistem pendingin air.

4.

Peserta diklat dapat menjelaskan cara kerja katup relief dan katup vacum pada tutup radiator. 5. 6. Peserta diklat dapat menjelaskan cara kerja thermostat

Peserta diklat dapat menjelaskan cara kerja motor penggerak kipas pendingin. b. Uraian Materi

1. Fungsi Sistem Pendingin Panas yang dihasilkan oleh proses pembakaran di dalam motor dirubah menjadi tenaga gerak. Namun kenyataannya hanya sebagian dari panas tersebut yang dimanfaatkan secara efektif. Panas yang diserap motor harus dengan segera dibuang ke udara luar, sebab jika tidak maka motor akan terlalu panas dan komponen motor cepat aus. Untuk itu pada motor dilengkapi dengan sistem pendingin yang berfungsi untuk mencegah panas yang berlebihan. Pada motor bensin kira-kira hanya 23 % energi panas dari hasil pembakaran bahan bakar dalam silinder yang dimanfaatkan secara efektif sebagai tenaga. Sisanya terbuang dalam beberapa bentuk seperti diperlihatkan gambar pada halaman berikut.

Gambar 1. Keseimbangan Panas Pada gambar 17 di atas nampak bahwa dari total energi yang dihasilkan oleh proses pembakaran, hanya 25 % yang dimanfaatkan menjadi kerja efektif. Panas yang hilang bersama gas buang kirakira 34 %, panas yang terbuang akibat proses pendinginan 32 %, akibat pemompaan 3 %, dan akibat gesekan 6 %. Secara garis besar fungsi sistem pendingin pada motor adalah sebagai berikut: a) Untuk mengurangi panas motor. Panas yang dihasilkan oleh pembakaran campuran udara dan bahan bakar dapat mencapai sekitar 2500 C. Panas yang cukup tinggi ini dapat melelehkan logam atau komponen lain yang digunakan pada motor, sehingga apabila motor tidak dilengkapi dengan sistem pendingin dapat merusakkan komponen motor tersebut. b) Untuk mempertahankan agar temperatur motor selalu pada temperatur kerja yang paling efisien pada berbagai kondisi. Umumnya temperatur kerja motor antara 82 sampai 99 C. Pada saat komponen motor mencapai temperatur tersebut, komponen motor akan memuai sehingga celah (clearance) pada masing-masing komponen menjadi tepat. Disamping itu kerja motor menjadi maksimum dan emisi gas buang yang ditimbulkan menjadi minimum. Untuk mempercepat motor mencapai temperatur kerjanya dengan tujuan untuk mencegah terjadinya keausan yang berlebihan, kerja motor yang kurang baik, emisi gas buang yang berlebihan. Hal tersebut dapat terjadi karena pada saat motor bekerja pada temperatur yang dingin maka campuran bahan bakar dengan udara yang masuk ke dalam silinder tidak sesuai dengan campuran yang dapat menghasilkan kerja motor yang maksimum. Temperatur dinding silinder yang dingin mengakibatkan pembakaran menjadi tidak sempurna sehingga gas buang banyak mengandung emisi yang merugikan manusia. Oleh karena itu pada saat motor hidup temperatur kerja harus segera dicapai. Hal tersebut akan terpenuhi apabila pada motor terdapat sistem pendingin yang dilengkapi dengan komponen yang memungkinkan hal tersebut terjadi. d) Untuk memanaskan ruangan di dalam ruang penumpang, khusunya di negara-negara yang mengalami musim dingin. 2. Macam Sistem Pendingin Sistem pendingin yang biasa digunakan pada motor ada dua macam, yaitu sistem pendingin udara dan sistem pendingin air. a) Sistem Pendingin Udara c)

Pada sistem ini panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar dan udara di dalam silinder sebagian dirambatkan keluar melalui sirip-sirip pendingin yang dipasang di luar silinder dan

ruang bakar tersebut. Panas tersebut selanjutnya diserap oleh udara luar yang temperaturnya jauh lebih rendah dibanding temperatur sirip pendingin. Untuk daerah mesin yang temperaturnya tinggi yaitu di sekitar ruang bakar diberi sirip pendingin yang lebih panjang dibanding di daerah sekitar silinder. Udara yang menyerap panas dari sirip-sirip pendingin harus berbentuk aliran atau udaranya harus mengalir agar temperatur di sekitar sirip tetap rendah sehingga penyerapan panas tetap berlangsung secara sempurna. Aliran uadara ini kecepatannya harus sebanding dengan kecepatan putar mesin agar temperatur ideal mesin dapat tercapai sehingga pendinginan dapat berlangsung dengan sempurna. Untuk menciptakan aliran udara, ada dua cara yang dapat ditempuh yaitu menggerakkan udara atau siripnya. Apabila sirip pendinginnya yang digerakkan berarti mesinnya harus bergerak seperti mesin yang dipakai pada sepeda motor. Untuk mesin-mesin stasioner dan mesin-mesin yang penempatannya sedemikian rupa sehingga sulit untuk mendapatkan aliran udara, maka diperlukan blower yang fungsinya untuk menghembuskan udara. Penempatan blower yang digerakkan oleh poros engkol memungkinkan aliran udara yang sebanding dengan putaran mesin sehingga proses pendinginan dapat berlangsung sempurna. b) Sistem Pendingin Air

Pada sistem ini, panas dari hasil proses pembakaran bahan bakar dan udara dalam ruang bakar dan silinder sebagian diserap oleh air pendingin setelah melalui dinding silinder dan ruang bakar. Oleh karena itu di bagian luar dinding silinder dan ruang bakar dibuat mantel-mantel air (water jacket). Panas yang diserap oleh air pendingin pada water jacket selanjutnya akan menyebabkan naiknya temperatur air pendingin tersebut. Apabila air pendingin tersebut tetap berada pada mantel air, maka air akan cenderung mendidih dan menguap. Hal tersebut dapat dihindari dengan jalan mengganti air tersebut dengan air yang masih dingin sedangkan air yang telah panas harus dialirkan keluar dari mantelnya dengan kata lain harus bersirkulasi. Sirkulasi air tersebut ada dua macam yaitu sirkulasi alam atau thermo syphon dan sirkulasi dengan tekanan. Kebanyakan mobil menggunakan sistem pendingin air dengan sirkulasi tekanan (forced circulation), sedangkan sepeda motor umumnya menggunakan sistem pendingin udara. Untuk selanjutnya pada modul ini akan dibahas sistem pendingin air dengan sirkulasi tekanan. Konstruksi sistem pendingin air lebih rumit dibanding sistem pendingin udara sehingga biaya produksinya lebih mahal. Secara rinci keunggulan sistem pendingin air antara lain: 1) Temperatur seluruh mesin lebih seragam sehingga kemungkinan distorsi kecil; 2) Ukuran kipas relatif lebih kecil sehingga tenaga yang diperlukan kecil; 3) Mantel air dan air dapat meredam getaran; 4) Kemungkinan overheating kecil, walaupun dalam kerja yang berat; 5) Jarak antar silinder dapat diperdekat sehingga mesin lebih ringkas. Di sisi lain sistem pendingin air mempunyai kerugian yaitu: 1) Bobot mesin lebih berat (karena adanya air, radiator, dsb.); 2) Waktu pemanasan lebih lama; 3) Pada temperatur rendah diperlukan antifreeze; 4) Kemungkinan

terjadinya kebocoran air sehingga mengakibatkan overheating; 5) Memerlukan kontrol yang lebih rutin. Adapun konstruksi sistem pendingin air dengan sirkulasi tekanan dapat dilihat pada gambar 18. Sistem pendingin air dilengkapi dengan water jacket, pompa air, radiator, thermostat, kipas, dan selang karet. Masing-masing komponen sistem pendingin tersebut akan dibahas pada uraian tersendiri. Gambar 2. Konstruksi Sistem Pendingin Air Pada saat mesin masih dingin, air hanya bersirkulasi di sekitar mesin karena thermostat masih menutup. Dalam hal ini thermostat berfungsi untuk membuka dan menutup saluran air dari mesin ke radiator. Air mendapat tekanan dari pompa air, tetapi tekanan tersebut tidak mampu menekan thermostat menjadi terbuka. Untuk mencegah timbulnya tekanan yang berlebihan akibat proses pemompaan, maka pada sistem pendingin dilengkapi dengan saluran by pass, sehingga air yang bertekanan akan kembali melalui saluran by pass tersebut. Gambar 3. Sistem Pendingin Air Saat Mesin Dingin Pada saat mesin panas, thermostat terbuka sehingga air yang telah panas di dalam water jacket (yang telah menyerap panas dari mesin), kemudian disalurkan ke radiator untuk didinginkan dengan kipas pendingin dan aliran udara dengan adanya gerakan maju dari kendaraan. Air pendingin yang sudah dingin kemudian ditekan kembali ke water jacket oleh pompa air. Gambar 4. Sistem Pendingin Air Saat Mesin Panas c) Komponen Sistem Pendingin Air Berbeda dengan sistem pendingin udara, pada sistem pendingin air jumlah komponennya lebih banyak. Pada umumnya komponen sistem pendingin air terdiri atas: radiator, pompa air, thermostat, kipas pendingin. Ada juga sistem pendingin air yang dilengkapi dengan kopling fluida. 1) Radiator

Radiator berfungsi untuk mendinginkan cairan pendingin yang telah panas setelah melalui saluran water jacket. Bagian-bagian radiator antara lain: tangki air bagian atas (upper water tank), tangki air bagian bawah (lower water tank) dan inti radiator (radiator core). Cairan pendingin masuk ke tangki air bagian atas melalui selang atas. Pada tangki air bagian atas dilengkapi dengan lubang pengisian air dan saluran kecil yang menuju ke tangki cadangan. Pada tangki air bagian bawah dilengkapi dengan lubang penguras untuk mengeluarkan air pendingin pada saat mengganti cairan pendingin. Inti radiator terdiri atas pipa-pipa (tube) yang dapat dilalui air dari tangki atas ke tangki bawah. Disamping itu juga dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin

(fin) yang fungsinya untuk menyerap panas dari air pendingin. Biasanya radiator terletak di depan kendaraan sehingga radiator dapat didinginkan oleh gerakan kendaraan tersebut. Gambar 5. Konstruksi Radiator Ada dua tipe inti radiator yang perbedaannya tergantung bentuk sirip-sirip pendinginnya, yaitu tipe plat (flat fin type) dan tipe lekukan (corrugated fin type) seperti terlihat pada gambar 6.

a. Tipe plat

b. Tipe lekukan

Gambar 6. Tipe Radiator

Beberapa kendaaraan modern menggunakan radiator versi terbaru yaitu tipe SR. Gambar 7. Tipe SR Inti radiator tipe SR (single row) mempunyai susunan pipa tunggal sehingga bentuk radiator menjadi tipis dan ringan dibanding dengan radiator tipe lain.

Pada bagian atas tangki radiator dilengkapi dengan lubang pengisian dan tutup radiator. Dalam hal ini tutup radiator tidak hanya berfungsi untuk mencegah agar air pendingin tidak tumpah, tetapi berfungsi untuk mengatur arus lalu lintas air pendingin dari radiator ke tangki cadangan dan sebaliknya. Dengan demikian jika tutup radiator rusak, maka tidak dapat diganti dengan sembarang tutup. Pada tutup radiator dilengkapi dengan dua buah katup yaitu katup relief dan katup vacum.

Apabila volume air pendingin bertambah saat temperaturnya naik, maka tekanannya juga bertambah. Bila tekanan air pendingin mencapai 0,31,0 kg/cm2 pada 110-120 C, maka relief valve terbuka dan membebaskan kelebihan tekanan melalui pipa overflow sehingga sebagian air pendingin masuk ke dalam tangki cadangan. Gambar 8. Relief Valve Gambar 9. Air Pendingin Saat Panas

Pada saat temperatur air pendingin berkurang setelah mesin berhenti, maka dalam radiator terjadi kevacuman. Akibatnya vacum valve akan terbuka secara otomatis untuk menghisap udara segar mengganti kevacuman dalam radiator. Kemudian diikuti dengancairan pendingin pada tekanan atmosfer apabila mesin sudah benarbenar dingin.

Gambar 10. Vacum Valve

Gambar 11. Air Pendingin Saat Dingin

2) Pompa air

Pompa air (water pump) berfungsi memompa air pendingin dari water jacket ke radiator yaitu dengan cara menekan cairan pendingin. Pada umumnya pompa air yang digunakan adalah jenis pompa sentrifugal (centrifugal pump). Pompa air ditempatkan di bagian depan blok silinder dan digerakkan oleh tali kipas atau fan belt.

Gambar 12. Komponen Pompa Air 3) Thermostat

Pada uraian terdahulu telah dijelaskan bahwa apabila air pendingin masih dalam keadaan dingin, maka air hanya bersirkulasi dalam water jacket. Apabila temperatur air pendingin telah panas maka air akan mengalir ke raditor untuk didinginkan. Komponen yang mengatur arus lalu lintas air dari water jacket ke radiator dan sebaliknya adalah thermostat. Dalam hal ini thermostat berfungsi sebagai katup yang tugasnya membuka dan menutup saluran yang menghubungkan antara water jacket dan radiator. Letak thermostat ada dua macam yaitu: thermostat yang letaknya di saluran air masuk (water inlet) dan thermostat yang letaknya di saluran air keluar (water outlet). (1) Thermostat yang letaknya di saluran air keluar Apabila temperatur air masih rendah, maka thermostat menutup aliran air pendingin ke radiator. Air pendingin dipompa oleh pompa air langsung ke blok mesin dan kepala silinder. Selanjutnya melalui sirkuit by pass kembali ke pompa air. Gambar 13. Sistem Pendingin Dengan Thermostat di Saluran Air Keluar

Pada saat temperatur air pendingin telah panas, maka thermostat membuka sehingga cairan pendingin mengalir melalui thermostat ke radiator untuk didinginkan dan selanjutnya air kembali ke pompa air. Disamping itu air juga mengalir melalui sirkuit by pass. (2) Thermostat yang letaknya di saluran air masuk Apabila temperatur air masih rendah, thermostat menutup saluran dan by pass valve membuka. Air pendingin dipompa ke blok silinder melalui kepala silinder, selanjutnya kembali ke pompa air melalui sirkuit by pass. Gambar 14. Sistem Pendingin dengan Letak Thermostat pada Saluran Air Masuk

Pada saat temperatur air pendingin menjadi tinggi, maka thermostat membuka saluran air dan by pass valve menutup. Air yang telah panas mengalir ke radiator untuk didinginkan, selanjutnya melalui thermostat dan kembali ke pompa air. Thermostat dirancang untuk mempertahankan agar temperatur cairan pendingin dalam batas yang diijinkan. Pada umumnya efisiensi operasi mesin yang tertinggi apabila temperaturnya kirakira pada 8090 C. Kerja thermostat tergantung oleh suhu, apabila suhunya naik maka thermostat membuka dan sebaliknya. Hal tersebut dapat terjadi karena didalam thermostat terdapat wax yang volumenya akan berubah apabila suhunya juga berubah. Perubahan volume akan menyebabkan silinder bergerak turun atau naik, mengakibatkan katup membuka atau menutup.

Gambar 15. Cara Kerja Thermostat Pada thermostat juga dilengkapi dengan jiggle valve yang digunakan untuk mengalirkan air pada saat menambahkan cairan pendingin ke dalam sistem. a. Dengan katup bypass b. Tanpa katup bypass

Gambar 16. Macam Thermostat 4) Kipas pendingin

Kipas pada sistem pendingin digunakan untuk membantu proses pendinginan yang sudah dilakukan radiator. Pada proses pendinginan, radiator didinginkan oleh udara luar, tetapi pendinginannya belum cukup bila kendaraan tidak bergerak. Kipas pendingin ditempatkan di bagian belakang radiator. Penggerak kipas pendingin adalah mesin itu sendiri melalui sabuk (belt) atau motor listrik. (1) Kipas pendingin yang digerakkan poros engkol Kipas pendingin jenis ini digerakkan terus menerus oleh poros engkol melalui tali kipas. Kecepatan kipas berubah sesuai dengan kecepatan mesin. Gambar 17. Kipas Pendingin yang Digerakkan Poros Engkol Putaran kipas belum cukup besar apabila mesin masih berputar lambat, tetapi apabila mesin berputar dengan kecepatan tinggi, kipaspun berputar dengan kecepatan tinggi pula. Hal tersebut akan menambah tahanan sehingga kehilangan tenaga dan menimbulkan bunyi pada kipas. Untuk mencegah hal tersebut maka biasanya antara pompa air dan kipas pendingin dipasang sebuah kopling fluida. (2) Kipas pendingin yang digerakkan motor listrik Berputarnya kipas pendingin yang digerakkan oleh motor listrik terjadi pada saat temperatur air pendingin panas. Temperatur air pendingin dikirimkan ke motor listrik melalui sinyal yang terdapat pada kepala silinder. Pada saat temperatur meningkat pada suatu tingkat yang ditetapkan, sinyal tersebut merangsang motor relay untuk menggerakkan motor listrik yang kemudian menggerakkan kipas pendingin. Dengan demikian kipas akan bekerja pada saat yang dibutuhkan, sehingga temperatur mesin dapat dicapai lebih cepat. Disamping itu juga membantu mengurangi suara bising yang ditimbulkan kipas pendingin. Gambar 18. Kipas Pendingin yang digerakkan Motor Listrik Berputarnya kipas pendingin apabila temperatur mesin melebihi 93 C. Hal tersebut diatur oleh coolant temperatur switch yang dipasang pada saluran air keluar dari mesin ke radiator dan relay dari motor listrik. Apabila kunci kontak pada posisi ON, mesin berputar dan temperatur air pendingin di bawah 93 C seperti terlihat pada gambar 35, coolant temperatur switch pada keadaan ini titik kontaknya dalam keadaan tertutup sehingga arus listrik mengalir melalui kunci kontak, relay, titik kontak coolant temperatur switch dan ke massa. Arus listrik yang mengalir pada relay akan menyebabkan titik kontak pada relay terbuka sehingga arus listrik yang ke motor listrik tidak mengalir sehingga kipas tidak berputar. Gambar 19. Cara Kerja Motor Penggerak Kipas saat Mesin Dingin Apabila temperatur air pendingin melebihi 93 C, titik kontak pada coolant temperatur switch akan terbuka yang selanjutnya akan menyebabkan relay tidak bekerja dan titik kontaknya saling

berhubungan. Pada keadaan ini arus listrik akan mengalir dari baterai ke motor listrik melalui kunci kontak dan titik kontak relay sehingga motor berputar bersama dengan kipas yang selanjutnya mengalirkan udara melalui inti radiator seperti terlihat pada gambar 36. Gambar 20. Cara Kerja Motor Penggerak Kipas saat Mesin Panas

c. Rangkuman

1.

Fungsi sistem pendingin pada motor adalah sebagai berikut:

a) Untuk mengurangi panas motor, karena panas yang dihasilkan oleh pembakaran campuran udara dan bahan bakar dapat mencapai sekitar 2500 C. b) Untuk mempertahankan agar temperatur motor selalu pada temperatur kerja yang paling efisien pada berbagai kondisi. c) Untuk mempercepat motor mencapai temperatur kerjanya, karena untuk mencegah terjadinya keausan yang berlebihan, kerja motor yang kurang baik, emisi gas buang yang berlebihan. d) Untuk memanaskan ruangan di dalam ruang penumpang, khususnya di negara-negara yang mengalami musim dingin. 2. Sistem pendingin yang digunakan pada motor pada umumnya ada dua macam yaitu: a) Sistem Pendingin Udara

Pada sistem ini panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar dan udara di dalam silinder sebagian dirambatkan keluar melalui sirip-sirip pendingin yang dipasang di luar silinder dan ruang bakar tersebut. Panas tersebut selanjutnya diserap oleh udara luar yang temperaturnya jauh lebih rendah dibanding temperatur sirip pendingin. Untuk daerah mesin yang temperaturnya tinggi yaitu di sekitar ruang bakar diberi sirip pendingin yang lebih panjang dibanding di daerah sekitar silinder. Udara yang menyerap panas dari sirip-sirip pendingin harus berbentuk aliran atau udaranya harus mengalir agar temperatur di sekitar sirip tetap rendah sehingga penyerapan panas tetap berlangsung secara sempurna. Untuk menciptakan aliran udara, ada dua cara yang dapat ditempuh yaitu menggerakkan udara atau siripnya. b) Sistem Pendingin Air Pada sistem ini, panas dari hasil proses pembakaran bahan bakar dan udara dalam ruang bakar dan silinder sebagian diserap oleh air pendingin setelah melalui dinding silinder dan ruang bakar. Panas yang diserap oleh air pendingin pada water jacket selanjutnya akan menyebabkan naiknya

temperatur air pendingin tersebut. Apabila air pendingin tersebut tetap berada pada mantel air, maka air akan cenderung mendidih dan menguap. Hal tersebut dapat dihindari dengan jalan mengganti air tersebut dengan air yang masih dingin sedangkan air yang telah panas harus dialirkan keluar dari mantelnya dengan kata lain harus bersirkulasi. Konstruksi sistem pendingin air lebih rumit dibanding sistem pendingin udara sehingga biaya produksinya lebih mahal. Disisi lain sistem pendingin air mempunyai beberapa keunggulan antara lain: 1) Temperatur motor di beberapa tempat lebih merata, 2) Proses pemanasan motor lebih cepat, 3) Media pendingin yang berupa air dapat meredam suara mesin, 4) Media pendingin yang panas dapat digunakan sebagai sumber panas untuk memanaskan ruang penumpang. 3. Pada sistem pendingin air dilengkapi dengan water jacket, pompa air, radiator, thermostat, kipas, dan selang karet. Apabila temperatur mesin masih dingin, air hanya bersirkulasi di sekitar mesin karena thermostat masih menutup. Dalam hal ini thermostat berfungsi untuk membuka dan menutup saluran air dari mesin ke radiator. 4. Pada saat mesin panas, thermostat terbuka sehingga air yang telah panas di dalam water jacket (yang telah menyerap panas dari mesin), kemudian disalurkan ke radiator untuk didinginkan dengan kipas pendingin dan aliran udara dengan adanya gerakan maju dari kendaraan. Air pendingin yang sudah dingin kemudian ditekan kembali ke water jacket oleh pompa air.

5. Pada umumnya komponen sistem pendingin air terdiri atas: radiator, pompa air, thermostat, kipas pendingin. Radiator berfungsi untuk mendinginkan air yang telah panas dari water jacket, sedang pompa air untuk menekan air dari water jacket ke radiator. Dalam hal ini yang mengatur arus lalu lintas air dari water jacket ke radiator adalah thermostat, sedang kipas pendingin berfungsi untuk mempercepat proses pendinginan dengan jalan mensirkulasikan udara yang ada di sekitar radiator agar proses pemindahan panas berlangsung dengan cepat. 6. Kipas pendingin yang digerakkan dengan motor listrik mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya temperatur kerja mesin yang ideal dapat dicapai dengan cepat, suara mesin lebih halus selama kipas belum berputar, dan tenaga motor lebih besar karena putaran kipas tidak menyerap tenaga dari poros engkol. d. Tugas

1. Seorang pengemudi mengeluh bahwa air pendingin yang ada di tangki cadangan tidak mau kembali ke radiator pada saat mesin dingin sehingga setiap saat harus mengisi air pendingin ke radiator. Bagaimana analisa anda terhadap gangguan tersebut dan bagaimana cara mengatasinya. Jelaskan dengan singkat dan jelas alasannya. 2. Gambarlah sirkuit kelistrikan pada kipas pendingin yang digerakkan dengan motor listrik dan jelaskan pula kemungkinan gangguan yang terjadi jika kipas tidak mau berputar pada saat temperatur mesin telah panas (temperatur mesin telah melebihi 93 C).

e. Tes Formatif

1. 2.

Jelaskan apa fungsi sistem pendingin pada mesin dan bagaimana akibatnya apabila mesin tanpa pendingin? Jelaskan apa saja keuntungan dan kerugian sistem pendingin air dibanding dengan sistem pendingin udara? 3. Jelaskan bagaimana cara kerja sistem pendingin air?

4.

Jelaskan dengan gambar bagaimana cara kerja katup relief dan katup vacum pada tutup radiator? 5. Jelaskan dengan gambar bagaimana cara kerja thermostat ?

f.

Kunci Jawaban Tes Formatif

1. a)

Fungsi sistem pendingin pada mesin adalah sebagai berikut:

Untuk mengurangi panas motor, karena panas yang dihasilkan oleh pembakaran campuran udara dan bahan bakar dapat mencapai sekitar 2500 C.

b) Untuk mempertahankan agar temperatur motor selalu pada temperatur kerja yang paling efisien pada berbagai kondisi. c) Untuk mempercepat motor mencapai temperatur kerjanya, karena untuk mencegah terjadinya keausan yang berlebihan, kerja motor yang kurang baik, emisi gas buang yang berlebihan. d) Untuk memanaskan ruangan di dalam ruang penumpang, khususnya di negara-negara yang mengalami musim dingin. Apabila mesin tanpa pendingin maka panas yang dihasilkan motor dapat melelehkan logam atau komponen lain yang digunakan pada motor, sehingga komponen motor tersebut akan rusak bahkan dapat berubah bentuk. 2. a) Keuntungan sistem pendingin air dibanding sistem pendingin udara antara lain: Temperatur seluruh mesin lebih seragam sehingga kemungkinan distorsi kecil.

b) Ukuran kipas relatif lebih kecil sehingga tenaga yang diperlukan kecil c) Mantel air dan air dapat meredam getaran

d) Kemungkinan overheating kecil, walaupun dalam kerja yang berat e) Jarak antar silinder dapat diperdekat sehingga mesin lebih ringkas. Kerugiannya: a) Bobot mesin lebih berat (air, radiator, dsb.) b) Waktu pemanasan lebih lama c) Pada temperatur rendah diperlukan antifreeze d) Kemungkinan terjadinya kebocoran air > overheating e) Memerlukan kontrol yang lebih rutin 3. Cara kerja sistem pendingin air adalah sebagai berikut:

a) Pada saat mesin masih dingin, air hanya bersirkulasi di sekitar mesin karena thermostat masih menutup. Dalam hal ini thermostat berfungsi untuk membuka dan menutup saluran air dari mesin ke radiator. Air mendapat tekanan dari pompa air, tetapi tekanan tersebut tidak mampu menekan thermostat menjadi terbuka. Untuk mencegah timbulnya tekanan yang berlebihan akibat proses pemompaan, maka pada sistem pendingin dilengkapi dengan saluran by pass, sehingga air yang bertekanan akan kembali melalui saluran by pass tersebut. b) Pada saat mesin panas, thermostat terbuka sehingga air yang telah panas di dalam water jacket (yang telah menyerap panas dari mesin), kemudian disalurkan ke radiator untuk didinginkan dengan kipas pendingin dan aliran udara dengan adanya gerakan maju dari kendaraan. Air pendingin yang sudah dingin kemudian ditekan kembali ke water jacket oleh pompa air. 4. Cara kerja sistem pendingin air adalah sebagai berikut:

a) Apabila volume air pendingin bertambah saat temperaturnya naik, maka tekanannya juga bertambah. Bila tekanan air pendingin mencapai 0,31,0 kg/cm2 pada 110-120 C, maka relief valve terbuka dan membebaskan kelebihan tekanan melalui pipa overflow sehingga sebagian air pendingin masuk ke dalam tangki cadangan.

Gambar 21. Relief valve

Gambar 22. Air Pendingin Saat Panas

b) Pada saat temperatur air pendingin berkurang setelah mesin berhenti, maka dalam radiator terjadi kevacuman. Akibatnya vacum valve akan terbuka secara otomatis untuk menghisap udara segar mengganti kevacuman dalam radiator. Kemudian diikuti dengan cairan pendingin pada tekanan atmosfer apabila mesin sudah benar-benar dingin. Gambar 23. Vacum Valve 5. Gambar 24. Air Pendingin saat Dingin

Cara kerja thermostat adalah sebagai berikut:

Thermostat dirancang untuk mempertahankan agar temperatur cairan pendingin dalam batas yang diijinkan. Pada umumnya efisiensi operasi mesin yang tertinggi apabila temperaturnya kirakira pada 8090 C. Kerja thermostat tergantung oleh suhu, apabila suhunya naik maka thermostat membuka dan sebaliknya. Hal tersebut dapat terjadi karena didalam thermostat terdapat wax yang volumenya akan berubah apabila suhunya juga berubah. Perubahan volume akan menyebabkan silinder bergerak turun atau naik, mengakibatkan katup membuka atau menutup.

Gambar 25. Cara Kerja Thermostat g. Lembar Kerja

1. a) b)

Alat dan Bahan

1 Unit engine stand (live) Kunci sock, kunci momen c) Tool box

d) Radiator cap tester e) f) Thermometer Panci air

g) Kompor pemanas h) Lap/majun. 2. Keselamatan Kerja

a)

Gunakanlah perlatan servis sesuai dengan fungsinya.

b) Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja. c) Mintalah ijin kepada instruktur anda bila akan melakukan pekerjaan yang tidak tertulis pada lembar kerja. d) Bila perlu mintalah buku manual mesin yang dijadikan training object. 3. a) Langkah Kerja

Persiapkan alat dan bahan praktik secara cermat, efektif dan seefisien mungkin. b) Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan oleh guru/ instruktur. c) Lakukan pemeriksaan pada komponen sistem pendingin! d) Lakukan diskusi tentang cara kerja sistem pendingin! e) Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktik secara ringkas.

f)

Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semula. 4. a) Tugas

Buatlah laporan praktik secara ringkas dan jelas!

b) Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar!

Kegiatan Belajar 2. Overhoul Komponen Sistem Pendingin

a. Tujuan Kegiatan Belajar

1.

Peserta diklat dapat menjelaskan prosedur overhoul/pembongkaran komponen. 2. Peserta diklat dapat menjelaskan prosedur penganalisaan gangguan.

3.

Peserta diklat dapat menjelaskan prosedur pemasangan kembali komponen.

b. Uraian Materi

1.

Pemeriksaan dan Penggantian Media Pendingin

Pemeriksaan media pendingin meliputi pemeriksaan kapasitas dan kualitas media pendingin. Pemeriksaan kualitas pendingin meliputi pemeriksaan terhadap endapan karat atau kotoran di sekitar tutup radiator atau lubang pengisi radiator. Disamping itu media pendingin juga tidak boleh mengandung minyak pelumas. Adapun pemeriksaan kualitas dan kapasitas media pendingin dapat dilakukan sebagai berikut: a) Pemeriksaan kapasitas media pendingin

Kapasitas air pendingin dapat dilihat pada tangki cadangan (reservoir tank). Permukaan media pendingin harus berada diantara garis LOW dan FULL dalam keadaan mesin dingin. Apabila jumlah air pendingin kurang, periksa kebocoran dan tambahkan media pendingin sampai garis FULL.

b)

Pemeriksaan dan penggantian kualitas media pendingin

Endapan karat atau kotoran di sekitar tutup radiator atau lubang pengisi radiator harus sedikit. Apabila media pendingin terlalu kotor atau banyak mengandung karat (berwarna kuning) harus dilakukan penggantian dengan cara sebagai berikut: (1) Melepas tutup radiator. Pada saat membuka tutup radiator, mesin harus dalam keadaan dingin. Apabila tutup radiator dibuka dalam keadaan panas, cairan dan uap yang bertekanan akan menyembur keluar. (2) Mengeluarkan media pendingin melalui lubang penguras dengan cara mengendorkan atau melepas baut penguras. (3) Menutup lubang penguras, kemudian isilah dengan media pendingin berupa ethylene glycol base yang baik dan campurlah sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya. Pendingin yang dianjurkan ialah yang mengandung ethylene glycol base lebih dari 50 % tetapi tidak lebih dari 70 %). Media pendingin tipe alcohol tidak disarankan dan harus dicampur dengan air sulingan. (4) Memasang tutup radiator (5) Menghidupkan mesin dan periksa kebocoran (6) Memeriksa permukaan media pendingin dan tambahkan jika diperlukan. 2. Pelepasan, Pemeriksaan dan Penggantian Pompa Air

Pompa air perlu diperiksa apabila air dalam sistem pendingin tidak bersirkulasi, karena fungsi pompa air adalah untuk menekan air pendingin sehingga dapat bersirkulasi didalam sistem. Gejala yang ditimbulkan apabila pompa air tidak bekerja adalah temperatur mesin naik dengan cepat pada saat mesin hidup. Pompa air juga perlu diganti apabila seal perapat telah aus atau sudah tidak mampu menahan tekanan air. Dalam kenyataannya seringkali seal pompa tidak tersedia di pasaran, sehingga apabila terjadi kebocoran air akibat seal pompa, maka harus mengganti unit pompa secara keseluruhan. Untuk melepas pompa dari sistem pendingin sebaiknya mengikuti prosedur yang benar. Demikian pula pelepasan komonen-komponen pompa. Pelepasan dan pemasangan komponen yang tidak benar akan mengakibatkan kerja pompa tidak optimal. Selanjutnya dalam kegiatan belajar ini akan dibahas berturut-turut prosedur pelepasan, pemeriksaan dan pemasangan pompa air. a) Prosedur pelepasan pompa air dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) Mengeluarkan media pendingin mesin (2) Melepas tali kipas, kipas, kopling fluida (jika ada) dan puli pompa air dengan prosedur sebagai berikut: (a) Merentangkan tali kipas dan mengendurkan mur pengikat tali kipas (b) Mengendorkan pivot dan baut penyetel, alternator, kemudian lepas tali kipas. (c) Melepas mur pengikat kipas dengan kopling fluida dan puli (d) Melepas mur pengikat kipas dari kopling fluida Gambar 26. Urutan Pembongkaran Pompa Air

(3) Melepas pompa air b) Pemeriksaan komponen pompa air:

(1) Pemeriksaan pompa air dapat dilakukan dengan cara memutar dudukan puli dan mengamati bahwa bearing pompa air tidak kasar atau berisik. Apabila diperlukan, bearing pompa air harus diganti. Gambar 27. Bagan Pompa Air (2) Pemeriksaan kopling fluida dari kerusakan dan kebocoran minyak silicon. Gambar 28. Pemeriksaan Kopling Fluida, dan-

Gambar 29. Konstruksi Kopling Fluida c) Prosedur pelepasan komponen pompa air:

Komponen pompa air terdiri atas: bodi pompa, dudukan puli, bearing, satuan seal, rotor, gasket dan plat (lihat gambar 3). Nama komponen yang diberi tanda adalah komponen yang tidak dapat digunakan lagi setelah dilakukan pelepasan komponen. Gambar 30. Komponen Pompa Air Adapun prosedur pelepasan komponen pompa air adalah sebagai berikut: (1) Melepas plat pompa dengan cara melepas baut pengikatnya (lihat gambar 4) (2) Melepas dudukan puli dengan menggunakan SST dan pres, tekan poros bearing dan lepas dudukan puli Gambar 31. Cara Melepas Plat

Gambar 32.

Cara Melepas

Dudukan Puli

(3) Melepas bearing pompa dengan cara sebagai berikut: (a) Memanaskan bodi pompa secara bertahap sampai mencapai suhu 75 85 C (b) Menekan poros bearing dan melepas bearing dan rotor dengan menggunakan SST dan mesin press (4) Melepas rakitan seal dengan menggunakan SST dan mesin press d) Prosedur perakitan komponen pompa air:

(1) Memasang bearing pompa dengan cara sebagai berikut: (a) Memanaskan bodi pompa secara bertahap sampai mencapai suhu 75 85 C (b) Menggunakan SST dan mesin press, tekan poros bearing dan lepas bearing dan rotor. Permukaan bearing harus rata dengan bodi pompa. (2) Memasang seal pompa dengan cara sebagai berikut: (a) Oleskan seal pada seal baru dan bodi pompa (b) Menggunakan SST dan mesin press, pasang seal (3) Memasang dudukan puli menggunakan SST dan mesin

press pada poros bearing pompa. (4) Memasang rotor menggunakan mesin press pada poros bearing pompa. Permukaan rotor harus rata dengan permukaan poros bearing (5) Memasang plat pompa, periksa bahwa rotor tidak menyentuh plat pompa. (6) Memeriksa bahwa pompa air berputar lembut. 3. a) Pelepasan, Pemeriksaan dan Pemasangan Thermostat

Prosedur pelepasan thermostat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) Mengeluarkan media pendingin mesin (2) Melepas saluran air keluar (selang karet atas)

(3) Melepas tutup rumah thermostat, kemudian mengeluarkan thermostat dari rumahnya. Gambar 33. Melepas Tutup Thermostat

b) Pemeriksaan thermostat, dengan cara sebagai berikut: (1) Mencelupkan thermostat ke dalam air dan panaskan air secara bertahap, kemudian periksa temperatur pembukaan katup.

Gambar 34. Memeriksa Kerja Thermostat Temperatur pembukaan katup: 80 90 C. Jika temperatur pembukaan katup tidak sesuai dengan spesifikasi, thermostat perlu diganti. (2) Memeriksa tinggi kenaikan katup. Jika kenaikan katup tidak sesuai dengan spesifikasi, maka termostat perlu diganti. Spesifikasi kenaikan katup pada 95 C: 8 mm atau lebih. Gambar 35. Pemeriksaan Tinggi Kenaikan Katup c) Prosedur pemasangan thermostat dengan cara sebagai berikut: (1) Memasang gasket baru pada thermostat

Gambar 36. Memasang Gasket Baru (2) Meluruskan jiggle valve pada thermostat dengan tanda di sisi kanan dan masukkan ke dalam rumah saluran. Posisi jiggle valve dapat digeser, 10 ke kiri atau ke kanan dari tanda. (3) Memasang saluran air keluar.

Gambar 37. Pemasangan thermostat 4. Pemeriksaan dan Pengujian Sistem Pendingin

Pemeriksaan dan pengujian dalam sistem pendingin adalah pemeriksaan kebocoran pada sistem pendingin. Untuk memeriksa kebocoran sistem pendingin diperlukan alat yang disebut Radiator Cap Tester. Alat tersebut disamping dipakai untuk memeriksa kebocoran pada sistem pendingin juga dapat digunakan untuk menentukan kondisi tutup radiator. a) Pemeriksaan tutup radiator dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) Melepas tutup radiator, kemudian pasang tutup radiator pada radiator cap tester (alat uji tutup radiator). Untuk mencegah terjadinya bahaya panas, tidak diperkenankan membuka tutup radiator dalam keadaan mesin masih panas, karena cairan dan uap bertekanan akan menyembur keluar. (2) Memeriksa tutup radiator dengan alat uji tutup radiator. Lakukan pemompaan dan ukurlah tekanan pembukaan katup vakum. Gambar 38. Pemeriksaan Tutup Radiator Tekanan pembukaan standar:

0,75 1,05 kg/cm2 (10,7 14,9 psi) Tekanan pembukaan minimum : 0,6 kg/cm2 (8,5 psi) Untuk pemeriksaan tutup raditor sebaiknya menggunakan pembacaan maksimum sebagai tekanan pembukaan. Apabila tekanan pembukaan kurang dari minimum, maka tutup radiator perlu diganti. b) Pemeriksaan kebocoran sistem pendingin dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) Isilah radiator dengan media pendingin, kemudian pasanglah radiator cap tester pada lubang pengisian media pendingin pada radiator seperti pada gambar 39. Gambar 39. Pemeriksaan Kebocoran Pada Sistem Pendingin

(2) Pompalah radiator cap tester sampai tekanan 1,2 kg/cm2 (17,1 psi), dan periksa bahwa tekanan tidak turun. Apabila tekanan turun berarti ada kebocoran pada sistem pendingin atau pada komponen sistem pendingin. Oleh karena itu perlu diperiksa kebocoran pada saluran pendingin, radiator, dan pompa air. Apabila tidak ditemukan kebocoran pada komponen tersebut, maka perlu diperiksa blok dan kepala.

c.

Rangkuman

1.

Pemeriksaan dan Penggantian Media Pendingin

Pemeriksaan media pendingin dalam hal ini adalah air pendingin mutlak diperlukan, karena apabila kapasitas dan kualitas air pendingin tidak pernah diperhatikan akan mengganggu proses pendinginan. Kekurangan media pendingin akan menyebabkan mesin overheating, yaitu temperatur mesin berlebihan sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen mesin. Hal tersebut dapat terjadi karena sistem pelumasan akan terganggu akibat kenaikan suhu yang berlebihan. Demikian juga kualitas pendingin sangat berpengaruh terhadap kinerja sistem pendingin. Air pendingin yang tidak pernah diganti akan menimbulkan kerak-kerak pada komponen yang dilalui media pendingin sehingga proses pendinginan tidak optimal. 2. Pemeriksaan komponen pompa air meliputi pemeriksaan bearing pompa, seal pompa, dan rotor pompa. Bearing pompa yang sudah bersuara berisik mengindikasikan bahwa komponen telah rusak dan perlu segera diganti. Apabila kerusakan bearing tidak segera diperbaiki, dikhawatirkan pompa akan macet (tidak dapat berputar) sehingga proses pendinginan akan terhenti. Akibatnya mesin menjadi overheating yang pada gilirannya komponen mesin menjadi rusak.

Dalam melakukan pelepasan dan perakitan pompa air, harus memperhatikan prosedur atau langkah-langkah yang benar, karena kesalahan pemasangan akan mengakibatkan gangguan proses kerja pompa air. Setelah komponen pompa dilepas ada beberapa komponen yang tidak boleh dipasang lagi, artinya komponen tersebut harus diganti dengan yang baru. Komponen tersebut antara lain: bearing, rotor, satuan seal, dan gasket. 3. Pemeriksaan thermostat diperlukan manakala air pendingin tidak dapat bersirkulasi. Namun demikian penyebab air tidak dapat bersirkulasi bukan semata-mata disebabkan kerusakan thermostat. Penyebab lain dari gejala tersebut adalah kerusakan pada pompa air, dimana rotor pompa aus atau keropos sehingga pompa air tidak dapat menekan medi pendingin tersebut. Prosedur pemeriksaan thermostat harus dilakukan dengan cermat mengingat cara kerjanya didasarkan atas perubahan suhu. Dengan demikian pada waktu melakukan pengamatan ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu saat membukanya katup dan pada suhu berapa thermostat tersebut membuka. Pemeriksaan kebocoran sistem pendingin diperlukan alat khusus yang disebut Radiator cap tester (alat uji raditor) yaitu suatu alat yang dapat memberikan tekanan pada sistem pendingin. Alat tersebut diperlukan karena kadang-kadang pada saat mesin berhenti atau dalam keadaan dingin tidak nampak adanya kebocoran, tetapi pada saat mesin hidup sampai pada temperatur tertentu, baru nampak adanya kebocoran. Hal tersebut dapat terjadi karena pada temperatur tinggi tekanan media pendingin naik sehingga mampu menembus bagian tertentu dari sistem pendingin (selang air, radiator, pompa, dsb) yang sudah lama umur pemakaiannya. Dengan demikian pada saat mesin dingin tidak terjadi kebocoran, tetapi setelah mesin panas kebocoran baru nampak. Untuk itu diperlukan alat uji kebocoran dengan jalan memberi tekanan pada sistem pendingin. d. 1. Tugas 4.

Terjadinya overheating dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain karena gangguan pada sistem pendingin. Buatlah ringkasan beberapa penyebab mesin overheating dengan observasi di bengkel umum terhadap kasus-kasus mesin overheating yang masuk ke bengkel tersebut. Jelaskan juga bagaimana cara mengatasi problem tersebut sehingga mesin dapat kembali normal!

2. Seorang pemilik mobil mengeluh bahwa mobilnya cepat panas, padahal media pendingin dalam keadaan penuh. Bagaimana cara anda menentukan kerusakan yang terjadi pada sistem pendingin mobil tersebut ? Langkah-langkah apa yang harus anda lakukan mulai dari yang paling sederhana sampai pada kasus yang agak kompleks! e. Tes formatif

1.

Jelaskan bagaimana prosedur pemeriksaan dan penggantian media pendingin? 2. Jelaskan mengapa pompa air perlu diperiksa?

3. 4.

Jelaskan bagaimana prosedur pemeriksaan thermostat ?

Jelaskan mengapa pemeriksaan kebocoran sistem pendingin harus dengan alat khusus yaitu radiator cap tester? 5. Jelaskan bagaimana prosedur pemeriksaan kebocoran pada sistem pendingin? 6. Jelaskan bagaimana prosedur pemeriksaan tutup radiator?

f.

Kunci jawaban tes formatif

1.

Pemeriksaan media pendingin meliputi pemeriksaan kapasitas dan kualitas air pendingin dengan cara sebagai berikut: a) Pemeriksaan kapasitas media pendingin

Kapasitas air pendingin dengan melihat jumlah air pada tangki cadangan (reservoir tank). Permukaan media pendingin harus berada diantara garis LOW dan FULL dalam keadaan mesin dingin. Apabila jumlah air pendingin kurang, periksa kebocoran dan tambahkan media pendingin sampai garis FULL. b) Pemeriksaan dan penggantian kualitas media pendingin

Pemeriksaan kualitas air pendingin meliputi pemeriksaan terhadap endapan karat atau kotoran di sekitar tutup radiator atau lubang pengisi radiator. Adapun prosedur pemeriksaan kualitas air pendingin dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) Melepas tutup radiator. Pada saat membuka tutup radiator, mesin harus dalam keadaan dingin. Apabila tutup radiator dibuka dalam keadaan panas, cairan dan uap yang bertekanan akan menyembur keluar. (2) Mengeluarkan media pendingin melalui lubang penguras dengan cara mengendorkan atau melepas baut penguras.

(3) Menutup lubang penguras, kemudian isilah dengan media pendingin berupa ethylene glycol base yang baik dan campurlah sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya. Pendingin yang dianjurkan ialah yang mengandung ethylene glycol base lebih dari 50 % tetapi tidak lebih dari 70 %). Media pendingin tipe alcohol tidak disarankan dan harus dicampur dengan air sulingan. (4) (5) Memasang tutup radiator

Menghidupkan mesin dan periksa kebocoran

(6) 2.

Memeriksa permukaan media pendingin dan tambahkan jika diperlukan.

Pemeriksaan pompa air diperlukan apabila air dalam sistem pendingin tidak bersirkulasi, karena fungsi pompa air adalah untuk menekan air pendingin sehingga dapat bersirkulasi didalam sistem. Gejala yang ditimbulkan apabila pompa air tidak bekerja adalah temperatur mesin naik dengan cepat pada saat mesin hidup. Pompa air juga perlu diperiksa apabila terdengar suara berisik di sekitar popmpa. Hal tersebut dapat terjadi apabila bantalan pompa telah rusak. Adakalanya pompa air juga perlu diganti apabila seal perapat telah aus atau sudah tidak mampu menahan tekanan air. Dalam kenyataannya seringkali seal perapat pompa tidak tersedia di pasaran, sehingga apabila terjadi kebocoran air akibat seal pompa, maka harus mengganti unit pompa secara keseluruhan. 3. a) Prosedur pemeriksaan thermostat adalah sebagai berikut:

Mencelupkan thermostat ke dalam air dan panaskan air secara bertahap, kemudian periksa temperatur pembukaan katup. Gambar 40. Memeriksa Kerja Thermostat

Temperatur pembukaan katup: 80-90 C. Jika temperatur pembukaan katup tidak sesuai dengan spesifikasi, thermostat perlu diganti. b) Memeriksa tinggi kenaikan katup. Jika kenaikan katup tidak sesuai dengan spesifikasi, maka termostat perlu diganti. Spesifikasi kenaikan katup pada 95 C : 8 mm atau lebih. Gambar 41. Pemeriksaan Tinggi Kenaikan Katup Pemeriksaan kebocoran sistem pendingin diperlukan alat khusus yang disebut Radiator cap tester (alat uji raditor) yaitu suatu alat yang dapat memberikan tekanan pada sistem pendingin. Alat tersebut diperlukan karena kadang-kadang pada saat mesin berhenti atau dalam keadaan dingin tidak nampak adanya kebocoran, tetapi pada saat mesin hidup sampai pada temperatur tertentu, baru nampak adanya kebocoran. Hal tersebut dapat terjadi karena pada temperatur tinggi tekanan media pendingin naik sehingga mampu menembus bagian tertentu dari sistem pendingin (selang air, radiator, pompa, dsb) yang sudah lama umur pemakaiannya. Dengan demikian pada saat mesin dingin tidak terjadi kebocoran, tetapi setelah mesin panas kebocoran baru nampak. Untuk itu diperlukan alat uji kebocoran dengan jalan memberi tekanan pada sistem pendingin. 5. a) Prosedur pemeriksaan kebocoran pada sistem pendingin adalah: 4.

Isilah radiator dengan media pendingin, kemudian pasanglah radiator cap tester pada lubang pengisian media pendingin pada radiator seperti pada gambar berikut ini. Gambar 42. Pemeriksaan Kebocoran pada Sistem Pendingin

b) Pompalah radiator cap tester sampai tekanan 1,2 kg/cm2 (17,1 psi), dan periksa bahwa tekanan tidak turun. Apabila tekanan turun berarti ada kebocoran pada sistem pendingin atau pada komponen sistem pendingin. Oleh karena itu perlu diperiksa kebocoran pada saluran pendingin, radiator, dan pompa air. Apabila tidak ditemukan kebocoran pada komponen tersebut, maka perlu diperiksa blok dan kepala silinder. 6. Prosedur pemeriksaan tutup radiator adalah sebagai berikut:

Melakukan pemompaan pada radiator cap tester dan mengukur tekanan pembukaan katup vakum. Gambar 43. Pemeriksaan Tutup Radiator Tekanan pembukaan standar: 0,75 1,05 kg/cm2 (10,714,9 psi) Tekanan pembukaan minimum: 0,6 kg/cm2 (8,5 psi) Untuk pemeriksaan tutup raditor sebaiknya menggunakan pembacaan maksimum sebagai tekanan pembukaan. Apabila tekanan pembukaan kurang dari minimum, maka tutup radiator perlu diganti.

g.

Lembar Kerja

1. a)

Alat dan Bahan

1 Unit engine stand (live)

b) Peralatan tangan, kunci pas/ring atau tang c) Radiator cap tester d) Lap/majun. 2. a) Keselamatan Kerja

Gunakanlah perlatan tangan sesuai dengan fungsinya.

b) Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja. c) Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.

d) Bila perlu mintalah buku manual motor bensin yang menjadi training object. 3. a) Langkah Kerja

Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien mungkin. b) Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru/instruktur. c) Lakukan pelepasan, pemeriksaan dan penggantian sistem pendingi.

d) Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas. e) Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semula. 4. Tugas

a)

Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas!

b) Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar!

BAB. III

EVALUASI
A. PERTANYAAN 1. 2. 3. Jelaskan apa fungsi sistem pendingin pada kendaraan bermotor?

Jelaskan kebaikan dan kerugian sistem pendingin air dibanding sistem pendingin udara? Jelaskan dengan gambar cara kerja katup relief dan katup vacum pada tutup radiator? 4. Bagaimana prosedur pemeriksaan kebocoran pada sistem pendingin? 5. Bagaimana prosedur pemeriksaan thermostat?

6.

Apa penyebab kipas pendingin yang digerakkan dengan motor tidak mau berputar meskipun mesin telah panas. Bagaimana analisa anda terhadap gangguan tersebut?

B. KUNCI JAWABAN

1. a)

Fungsi sistem pendingin pada kendaraan bermotor adalah:

Untuk mengurangi panas motor, karena panas yang dihasilkan oleh pembakaran campuran udara dan bahan bakar dapat mencapai sekitar 2500 C. Panas yang cukup tinggi ini dapat melelehkan logam atau komponen lain yang digunakan pada motor, sehingga apabila motor tidak dilengkapi dengan sistem pendingin dapat merusakkan komponen motor tersebut. b) Untuk mempertahankan agar temperatur motor selalu pada temperatur kerja yang paling efisien pada berbagai kondisi. Umumnya temperatur kerja motor antara 82 sampai 99 C. Pada saat komponen motor mencapai temperatur tersebut, komponen motor akan memuai sehingga celah (clearance) pada masing-masing komponen menjadi tepat. Disamping itu kerja motor menjadi maksimum dan emisi gas buang yang ditimbulkan menjadi minimum. Untuk mempercepat motor mencapai temperatur kerjanya dengan tujuan untuk mencegah terjadinya keausan yang berlebihan, kerja motor yang kurang baik, emisi gas buang yang berlebihan. Hal tersebut dapat terjadi karena pada saat motor bekerja pada temperatur yang dingin maka campuran bahan bakar dengan udara yang masuk ke dalam silinder tidak sesuai dengan campuran yang dapat menghasilkan kerja motor yang maksimum. Temperatur dinding silinder yang dingin mengakibatkan pembakaran menjadi tidak sempurna sehingga gas buang banyak mengandung emisi yang merugikan manusia. d) Untuk memanaskan ruangan di dalam ruang penumpang, khususnya di negara-negara yang mengalami musim dingin. 2. Kebaikan sistem pendingin air antara lain: 1) Temperatur seluruh mesin lebih seragam sehingga kemungkinan distorsi kecil; 2) Ukuran kipas relatif lebih kecil sehingga tenaga yang diperlukan kecil; 3) Mantel air dan air dapat meredam getaran ; 4) Kemungkinan overheating kecil, walaupun dalam kerja yang berat; 5) Jarak antar silinder dapat diperdekat sehingga mesin lebih ringkas. Kerugian sistem pendingin air antara lain: 1) Bobot mesin lebih berat (karena adanya air, radiator, dsb.); 2) Waktu pemanasan lebih lama; 3) Pada temperatur rendah diperlukan antifreeze; 4) Kemungkinan terjadinya kebocoran air sehingga mengakibatkan overheating; 5) Memerlukan kontrol yang lebih rutin. 3. Apabila volume air pendingin bertambah saat temperaturnya naik, maka tekanannya juga bertambah. Bila tekanan air pendingin mencapai 0,31,0 kg/cm2 pada 110-120 C, maka relief valve terbuka dan membebaskan kelebihan tekanan melalui pipa overflow sehingga sebagian air pendingin masuk ke dalam tangki cadangan. c)

Pada saat temperatur air pendingin berkurang setelah mesin berhenti, maka dalam radiator terjadi kevacuman. Akibatnya vacum valve akan terbuka secara otomatis untuk menghisap udara segar

mengganti kevacuman dalam radiator. Kemudian diikuti dengan cairan pendingin pada tekanan atmosfer apabila mesin sudah benar-benar dingin.

4. a)

Prosedur pemeriksaan sistem pendingin adalah sebagai berikut:

Isilah radiator dengan air pendingin, kemudian pasanglah radiator cap tester pada lubang pengisian media pendingin pada radiator seperti pada gambar di bawah.

b) Pompalah radiator cap tester sampai tekanan 1,2 kg/cm2 (17,1 psi), dan periksa bahwa tekanan tidak turun. Apabila tekanan turun berarti ada kebocoran pada sistem pendingin atau pada komponen sistem pendingin. Oleh karena itu perlu diperiksa kebocoran pada saluran pendingin, radiator, dan pompa air. Apabila tidak ditemukan kebocoran pada komponen tersebut, maka perlu diperiksa blok dan kepala. 5. a) Prosedur pemeriksaan thermostat adalah sebagai berikut:

Mencelupkan thermostat ke dalam air dan panaskan air secara bertahap, kemudian periksa temperatur pembukaan katup. Temperatur pembukaan katup: 80 90 C. Jika temperatur pembukaan katup tidak sesuai dengan spesifikasi, thermostat perlu diganti.

b) Memeriksa tinggi kenaikan katup. Jika kenaikan katup tidak sesuai dengan spesifikasi, maka termostat perlu diganti. Spesifikasi kenaikan katup pada 95 C: 8 mm atau lebih. 6. Penyebab kipas pendingin yang digerakkan dengan motor tidak mau berputar meskipun mesin telah panas adalah: a) Coolant temperatur switch rusak/tidak bekerja b) Relay kipas rusak atau tidak bekerja c) Motor penggerak kipas rusak atau tidak bekerja

d) Jaringan kabel penghubung putus atau hubung singkat.

C. Skor Kriteria (1-10) Kognitif (soal no 1 s.d 4) Ketepatan prosedur

KRITERIA KELULUSAN Nilai: Bobot Skor x Bobot 5 1 Syarat lulus nilai minimal Keterangan

pemeriksaan Hasil pemeriksaan Ketepatan waktu Keselamatan kerja Nilai Akhir

70 2 1 1

Keterangan: Tidak Ya 70 s.d. 79 80 s.d. 89 : : = 0 (nol) = (tidak lulus)

70 s.d. 100 (lulus)

memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan : di atas minimal tanpa bimbingan. BAB. IV PENUTUP

90 s.d. 100

Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke modul berikutnya. Sebaliknya, apabila peserta diklat dinyatakan tidak lulus, maka peserta diklat tersebut harus mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil modul selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (t.th.). Materi Pelajaran Engine Group Step 1., Jakarta: PT Toyota Astra Motor. Anonim. (1995). Materi Pelajaran Engine Group Step 2., Jakarta: PT ToyotaAstra Motor. Anonim. (1995). New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT ToyotaAstra Motor. Anonim. (1993). Pedoman Reparasi Mesin 1E, 2E. Jakarta: PT Toyota Astra Motor. Anonim. (1995). Pedoman Reparasi Mesin 7 K. Jakarta: PT ToyotaAstra Motor. Crouse, William H, dan Anglin, Donald L (1986). Automotive Engines. New York: Mc Graw Hill. Toboldt, William K, dan Johnson, Larry. (1977). Automotive Encyclopedia. South Holland: The Goodheart Willcox. Wardan Suyanto. (1986). Teori Motor Bensin. Jakarta: Depdikbud: Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan LPTK.

Posted in ilmu, otomotif Leave a Comment

PemeliharaanServis Engine dan Komponen-komponennya


Apr 21 Posted by 66tech BAB I

PENDAHULUAN
A. Deskripsi Modul Pemeliharaan/servis Engine dan komponen-komponennya dengan kode OPKR. 20-001-1 B membahas tentang prinsip kerja motor,identifikasi jenis-jenis motor dan komponennya. Materi kompetensi yang terdapat pada modul ini merupakan sub kompetensi dari kompetensi pemeliharaan/servis engine secara keseluruhan. Apabila siswa menguasai sub kompetensi ini, akan mudah mempelajari sub kompetensi berikutnya yaitu OPKR. 20-001-2 B tentang perawatan/servis engine dan komponen-komponennya secara berkala, yang di industri perotomotifan dikenal dengan sebutan Tune-up engine. Setelah melaksanakan modul ini diharapkan siswa dapat memahami prinsip kerja motor, jenisjenis motor dan komponennya serta dapat mengidentifikasi jenis-jenis motor dan komponenkomponennya. Kompetensi yang terdapat dalam modul ini akan membekali siswa pengetahuan dan ketrampilan serta sikap yang benar yang terkait dengan setiap pekerjaan overhaul dan perawatan motor, sehingga siswa memiliki kemampuan yang dapat diterapkan di dunia industri perotomotifan. Modul ini dibagi menjadi 2 kegiatan belajar yaitu: kegiatan belajar 1 prinsip kerja engine dan jenis-jenis engine beserta komponen-komponennya, kegiatan belajar 2 melakukan identifikasi jenis-jenis engine dan komponennya. B. Prasyarat Sebelum memulai modul ini, anda harus sudah menyelesaikan modul OPKR.10-016 B tentang K3, OPKR. 10-017 B tentang penggunaan peralatan dan perlengkapan tempat kerja, OPKR. 10018 tentang kontribusi, komunikasi di tempat kerja serta modul lainnya yang harus dipelajari lebih awal sesuai dengan peta kedudukan modul. C. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Petunjuk Bagi Siswa

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal dalam mempelajari materi modul ini, langkahlangkah yang perlu dilaksanakan antara lain: a. b. Bacalah dan pahamilah dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, siswa dapat bertanya pada guru yang mengampu kegiatan belajar tersebut.

c. Kerjakanlah setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar. d. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik perhatikanlah hal-hal berikut ini: 1) 2) 3) 4) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang diberikan. Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.

Sebelum melaksanakan praktik, siapkan alat dan bahan yang diperlukan secara cermat (lihat lembar kerja). Gunakan alat sesuai prosedur yang pemakaian yang benar Untuk melakukan kegiatan belajar praktik yang belum jelas, harus meminta ijin guru lebih dahulu. 5) Setelah selesai praktik, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula

e.

Siswa dinyatakan menguasai materi, bila sudah dapat menjawab seluruh soal dengan benar tanpa melihat buku atau kunci jawaban, serta dapat menyelesaikan praktik sesuai standar minimal yang ditentukan. Bila belum berhasil siswa wajib mengulangi. f. Bila siswa sudah dinyatakan berhasil, siswa bersama guru dapat membuat rencana uji kompetensi dengan menghadirkan lembaga sertifikasi profesi setempat yang telah diakui keberadaannya, untuk mendapatkan pengakuan kompetensi dengan sertifikat.

g. Konsultasikan dengan guru pada saat merencanakan proses belajar, saat menemui kesulitan dalam menjawab soal-soal maupun pada waktu melaksanakan praktik,ataupun bila memerlukan sumber belajar yang lain dapat mengkomunikasikan dengan guru bila membutuhkan pendamping dari industri pada saat belajar, juga saat akan mengerjakan modul berikutnya. 2. Petunjuk Bagi Guru

Dalam setiap kegiatan belajar guru berperan untuk: a. b. c. d. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar.

Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar. Membantu siswa dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan siswa mengenai proses belajarnya. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.

e. f.

Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

Membantu siswa mencarikan pendamping dari industri bila diperlukan. g. h. Mencatat hasil kemajuan siswa. Melaksanakan penilaian internal

i.

Menjelaskan pada siswa apabila ada yang perlu dibenahi dan merundingkan pada siswa rencana pemelajaran berikutnya. D. Tujuan Akhir Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini siswa diharapkan: 1. Memahami prinsip kerja, jenis-jenis engine/motor dan komponennya.

2.

Dapat melakukan identifikasi, jenis-jenis engine/motor dan komponen-komponennya.

E. SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA

KOMPETENSI

1.Memelihara/ser *Pemeliharaan/ser vis engine dan vis engine komponenkomponennya dan komponenkomponennya dilakukan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya *Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami *Data yang tepat

MATERI POKOK PEMELAJARAN PENGETAHU KETRAMPIL SIKAP AN AN *Prinsip *Menerapkan *Prinsip kerja *Melaksa kerja engine engine SOP dalam nakan mengidentifik *Jenis-jenis identifikasi *Kompone asi komponen- engine dan jenis-jenis nkomponen komponenengine dan komponen engine komponennya komponennya engine *Menerapkan *Persyaratan K3 keamanan *Data spesifikasi peralatan/ pabrik *Melaksanaka komponen dan n kegiatan keselamatan diri yang kompleks dan tidak rutin,menjadi mandiri dan bertanggung LINGKUP BELAJAR

dilengkapi sesuai hasil pemeliharaan/serv is *Seluruh kegiatan dilaksanakan berdasarkan SOP dan K3

jawab untuk pekerjaan yang lainnya.

F.

Kemampuan

Sebelum siswa mempelajari modul ini,siswa dapat mencoba mengerjakan soal-soal yang ada pada lembar soal formatif tanpa melihat uraian materi atau kunci jawaban. Bila siswa sudah merasa bisa, guru pembimbing supaya melakukan pengetesan. Dan apabila siswa benar sudah menguasai materi sesuai standar minimal yang ditentukan, guru pembimbing menyediakan modul pemelajaran berikutnya untuk dipelajari siswa. Tetapi bila belum bisa, supaya siswa melanjutkan mempelajari modul ini. BAB II PEMELAJARAN A. Rencana Belajar Siswa Rencanakanlah setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi table di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar. Jenis Kegiatan 1. Prinsip kerja engine 2 Tanggal Waktu Tempat Belajar Alasan Perubahan Paraf Guru

langkah dan 4 langkah,

jenis-jenis engine dan komponennya. 2. Identifikasi jenis-jenis engine dan komponennya B. Kegiatan Belajar Kegiatan Belajar 1: Prinsip Kerja Engine, jenis-jenis engine dan komponennya. a. Tujuan Kegiatan Belajar

Siswa dapat menjelaskan prinsip kerja engine 2 langkah dan 4 langkah. Jenis-jenis engine dan komponennya. b. 1. Uraian Materi

Prinsip Kerja Engine

Motor/engine /mesin adalah suatu alat yang merubah tenaga panas, listrik, air dan sebagainya menjadi tenaga mekanik. Sedang motor yang merubah tenaga panas menjadi tenaga mekanik disebut motor bakar. Motor bakar dibagi menjadi motor pembakaran dalam (internal combustion chamber) dan motor pembakaran luar (eksternal combustion chamber). Sedang motor bensin dan disel termasuk motor pembakaran dalam karena tenaga panas dihasilkan di dalam motor itu sendiri. Bila ditinjau dari langkah (Stroke) pada proses pembakarannya, motor yang berkembang saat ini ada motor 2 langkah dan motor 4 langkah. Dan yang dimaksud langkah (Stroke) adalah seperti berikut ini : Gambar 1. Langkah/stroke motor TDC = Top Death Center atau Titik Mati Atas (TMA) BDC = Bottom Death Centre atau Titik Mati Bawah (TMB) Titik mati atas adalah batasan maksimal gerakan piston ke atas, sedang titik mati bawah adalah batasan maksimal gerakan piston ke bawah. a) Prinsip Kerja motor bensin 2 langkah Langkah kompresi,buang dan penghisapan: Pada langkah ini piston 6 bergerak dari TMB ke TMA, di atas piston terjadi tekanan sehingga ketika piston belum menutup saluran buang 2, gas sisa pembakaran akan mengalir ke saluran

buang dan ketika piston menutup saluran buang, di dalam ruang bakar 5 terjadi kompresi. di bawah piston terjadi penghisapan, campuran bahan bakar dan udara masuk ke ruang engkol 9, melalui saluran pemasukan 1 . Langkah usaha, pemasukan dan buang: Beberapa derajat sebelum piston mencapai TMA busi 4 meloncatkan api sehingga terjadi pembakaran, tenaga pembakaran akan mendorong piston ke bawah dan melalui connecting rod 7 tenaga tersebut dikirim menjadi tenaga mekanik pada crank shaft 8. Di bawah piston terjadi tekanan. Pada saat saluran buang terbuka dan saluran pemasukan tertutup, pemasukan campuran baru ke ruang bakar sekaligus mendorong gas bekas keluar melalui saluran buang. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut: Gambar 2. Prinsip kerja motor bensin 2 langkah b) Prinsip kerja motor bensin 4 langkah Langkah hisap: Piston bergerak dari TMA ke TMB, katup masuk membuka, campuran bahan bakar dan udara masuk ke ruang bakar, katup buang menutup. Langkah kompresi: Piston bergerak dari TMB ke TMA, katup masuk dan katup buang tertutup, campuran bahan bakar dan udara dikompresikan dengan tekanan antara 9 Kg/cm2-12 Kg/cm2.

Langkah usaha: Beberapa derajad sebelum TMA busi meloncatkan api akan terjadilah pembakaran. Tenaga pembakaran kan mendorong piston dari TMA ke TMB, tenaga tersebut akan dikirim oleh connecting rod menjadi tenaga putar pada crank shaft.dan pada saat ini kedua katup dalam keadaan tertutup. Langkah buang: Piston bergerak dari TMB ke TMA, katup masuk menutup dan katup buang membuka, gas sisa pembakaran akan terdorong keluar melalui saluran buang. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut: Gambar 3. Prinsip kerja motor bensin 4 langkah

c)

Prinsip kerja motor disel 2 langkah pemasukan:

Langkah usaha dan

Pada saat tejadi pembakaran di ruang bakar,tenaga panas akan mendorong piston dari TMA ke TMB, tenaga tersebut oleh connecting rod dikirim ke crank shaft menjadi tenaga putar. Pada saat ini saluran buang tertutup (A). Pada saat piston melewati lubang-lubang pemasukan pada didnding silinder, maka terjadilah pemasukan udara murni ke dalam silinder, saluran buang terbuka (B). Langkah buang dan kompresi: Piston bergerak dari TMB ke TMA. Karena saluran buang terbuka, maka udara murni akan mendorong gas bekas keluar dari silinder menuju saluran buang selama saluran buang membuka (B). Pada saat saluran buang mulai menutup terjadilah pengkompresian udara murni di atas piston dengan tekanan antara 16 Kg/cm2 22 Kg/cm2, dan beberapa derajad sebelum piston mencapai TMA, bahan bakar disemprotkan ke dalam silinder sehingga terjadilah pembakaran (C). Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut : Gambar 4. Prinsip kerja motor disel 2 langkah

d) Prinsip kerja motor disel 4 langkah Langkah hisap: Piston bergerak dari TMA ke TMB, katup masuk membuka dan katup buang menutup, udara murni masuk ke ruang bakar (A). Langkah kompresi: Piston bergerak dari TMB ke TMA, katup masuk dan buang menutup, udara murni di ruang bakar terkompresikan (B).

Langkah usaha: Beberapa derajad sebelum TMA, bahan bakar disemprotkan ke ruang bakar, sehingga terjadi pembakaran.Tenaga pembakaran akan mendorong piston dari TMA ke TMB, dan melalui connecting rod tenaga tersebut dirubah menjadi tenaga putar pada crank shaft (C). Langkah buang:

Piston bergerak dari TMB ke TMA, katup masuk tertutup dan katup buang membuka. Pada saat ini gas sisa pembakaran akan terdorong keluar dari silinder ke saluran pembuangan (D) Gambar 5. Prinsip kerja motor disel 4 langkah

e) Perbedaan antara motor bensin dan disel Dari prinsip kerja engine dapat dilihihat perbedaan antara engine bensin dengan disel. Secara garis besar komponen komponen engine bensin dan disel hampir sama, yang membedakan antara keduanya adalah seperti pada tabel berikut berikut: Item Siklus Pembakaran Tekanan kompresi Ruang bakar Percampuran bahan bakar Metode penyalaan Bahan bakar Getaran suara Efisiensi panas (%) Motor Diesel Siklus Sabathe 16-22 Kg/cm2 Rumit Diinjeksikan pada akhir langkah Terbakar sendiri Solar Besar 30-40 2. Jenis-jenis engine Motor Bensin Siklus Otto 9-12 Kg/cm2 Sederhana Dicampur dalam karburator Percikan busi Bensin Kecil 22-30

a) Engine ditinjau dari jumlah silindernya Bila ditinjau dari jumlah silindernya ada engine dengan silinder satu, dua, tiga, empat, enam, delapan dan seterusnya. Gambar 6. Engine silinder 1

Gambar 7. Engine bersilinder 2

Gambar 8. Engine bersilinder 4 Gambar 9. Engine bersilinder 6

b) Engine ditinjau dari susunan silindernya Bila ditinjau dari susunan silindernya engine terbagi menjadi beberapa Tipe yaitu: tipe in-line, tipe V dan tipe horizontal berlawanan. Gambar 10. Engine tipe In-line Gambar 10. Engine tipe V

Gambar 11. Engine tipe Horizontal berlawanan c) Engine ditinjau dari penempatan mekanisme katupnya

Bila ditinjau dari mekanisme katupnya engine dibagi menjadi: tipe Over Head Valve (OHV), tipe Over Head Cam shaft (OHC) dan tipe Double Over Head Cam shaft (DOHC). Gambar 12. Mekanisme katup tipe Over Head Valve (OHV) Gambar 13. Mekanisme katup tipe Over Head Cam shaft (OHC)

Gambar 14. Mekanisme katup tipe Double Over Head Cam shaft (DOHC) d) Engine bila ditinjau dari penggerak mekanik katupnya Bila ditinjau dari penggerak mekanik katupnya: dengan penggerak roda gigi, timing chain dan timing belt. Perhatikan gambar-gambar berikut:

Gambar 15. Mekanik katup dengan penggerak roda gigi (timing gear)

Gambar 16. Mekanik katup dengan penggerak timing chain

Gambar 17. Mekanik katup dengan penggerak timing belt e) Engine bila ditinjau dari penggunaan bahan bakarnya Bila ditinjau dari penggunaan bahan bakarnya engine dibagi: Engine gasoline (motor bensin), engine diesel, engine cerosine (motor minyak tanah) dan engine LPG. Untuk keperluan kendaraan motor bensin dan disel relatif lebih banyak digunakan. Gambar 18. Engine Gasoline (motor bensin)

Gambar 19. Engine Diesel (motor disel)

3. Komponen-komponen Engine Engine terdiri dari komponen-komponen engine dan bagian-bagian pendukung kerja engine. Yang dimaksud komponen-komponen engine meliputi: Blok silinder, kepala silinder, mekanik katup, kelengkapan piston, poros engkol, poros nok dan roda penerus. Sedang bagian-bagian penunjang kerja engine meliputi: Sistem pendinginan, sistem pelumasan, sistem bahan bakar dan sistem pengapian. a) Blok silinder (cylinder block) Pada bagian linernya sebagai tempat terjadinya proses pembakaran. Selain itu juga sebagai tempat kerjanya komponen-komponen yang lain seperti piston, poros engkol, poros nok. Pada bagian atas blok silinder dipasang kepala silinder dan pada bagian bawah dipasang panci oli. Gambar 20. Blok silinder (Cylinder Block) b) Kepala silinder (Cylinder Head) Membentuk ruang bakar atau tempat ruang bakar tambahan. Pada kepala silinder juga digunakan untuk menempatkan kelengkapan mekanik katup, saluran pemasukan dan juga saluran pembuangan. Gambar 21. Kepala silinder (cylinder head) Keterangan gambar kepala silinder: Spark plug (Busi): untuk meloncatkan api tegangan tinggi. Adjusting shim: penyetel celah katup Valve lifter: Sebagai pengangkat katup Exaust valve: untuk membuka dan menutup saluran buang Valve guide: Untuk penghantar gerakan katup Gasket: sebagai perapat Water jacket: untuk saluran air pendingin Cylinder block: untuk tempat pembakaran/tempat bekerjanya Piston. Piston : untuk merubah tenaga panas menjadi tenaga mekanik.

Combustion chamber : untuk tempat pembakaran Valve seat : sebagai tempat dudukan kepala katup Oil seal : Sebagai perapat oli agar tidak masuk ke ruang bakar Intake valve: untuk membuka dan menutup saluran pemasukan. Valve keepers: sebagai pengunci antara katup dengan pegas katup. To exhaust manifold : disambung dengan manifold buang To intake manifold : disambung dengan manifold masuk Pada kepala silinder juga diletakkan atau dibentuk ruang bakar (Combustion Chamber). Ada beberapa jenis ruang bakar untuk motor bensin yaitu jenis: setengah bulat, baji, bak mandi dan pent roof. Gambar 22. Ruang bakar setengah bulat Gambar 23. Ruang bakar Baji

Gambar 24. Ruang bakar Bak mandi

Gambar 25. Ruang bakar Pent Roof

Sedangkan jenis ruang bakar untuk motor disel Injeksi langsung (Direct Injection) ada: Multi Spherical, Hemispherical dan Spherical Gambar 26. Ruang bakar Injeksi langsung Ruang bakar untuk motor disel injeksi tidak langsung (indirect injection) ada: ruang bakar kamar depan (Pre combustion chamber, ruang bakar kamar pusar (Swirl chamber) dan model sel udara (Air cell) Gambar 27. Ruang bakar kamar depan Nozzle (injector): untuk menyemprotkan bahan bakar ke ruang Bakar. Pre combustion chamber : untuk tempat pembakaran awal Glow plug (Busi pijar) : untuk pemanas ruang bakar untuk tempat pembakaran utama Combustion chamber :

Gambar 28. Ruang bakar kamar pusar

Gambar 29. Ruang bakar sel udara c) Mekanik katup (valve mekanism)

Katup pada umumnya diletakkan pada kepala silinder. Metode penggerak mekanik katup menggunakan: timing gear, timing chain atau dengan timing belt. Adapun fungsi katup untuk membuka dan menutup ruang bakar sesuai proses yang terjadi di dalam silinder.

Gambar 30. Model Timing Gear Model timing gear digunakan pada motor jenis OHV (Over Head Valve) dan menggunakan lifter serta push rod. Timing gear : untuk penghubung putaran poros engkol dengan poros nok, sekaligus menepatkan posisi katup dengan piston. Gambar 31. Model Timing Chain

Model timing chain digunakan pada motor jenis OHC (Over Head Cam shaft) atau DOHC (Double Over Head Cam shaft). Poros Noknya terletak pada kepala silinder, digerakkan oleh rantai, serta Roda gigi sprocket sebagai pengganti timing gear. Tegangan rantai diatur oleh tensioner dan getarannya diredam oleh Vibration damper.

Gambar 32. Model Timing Belt Pada model timing belt, poros nok digerakkan oleh sabuk yang Bergigi sebagai pengganti rantai. Jenis ini tidak memerlukan tensioner dan pelumasan. Cam shaft dan crank shaft timing pulley: untuk menepatkan posisi katup dengan piston. d) Kelengkapan Piston (Piston Assy) Piston berfungsi menghisap dan mengkompresi campuran bahan bakar dan udara pada motor bensin atau udara murni pada motor disel, juga sebagai pembentuk ruang bakar. Selain itu piston juga meneruskan tenaga panas hasil pembakaran menjadi tenaga mekanik pada poros engkol melalui batang piston. Kelengkapan piston terdiri dari: Piston, ring piston, pena piston dan batang piston.

Gambar 33. Konstruksi piston (Torak) Compression ring grooves: untuk menempatkan ring kompresi Oil ring grooves: untuk menempatkan ring oli Piston pin boss: untuk bantalan dudukan pena piston Piston pin hole: untuk menempatkan pena piston Lands: sebagai pembatas ring piston Skirt: sebagai penyerap panas.

Gambar 34. Ring piston dan alurnya pada piston Ring piston terdiri dari ring kompresi (compression ring) dan ring Oli (oil ring). Ring kompresi sebagai perapat kompresi sekaligus Perapat agar pembakaran tidak merambat ke bawah piston. Sedang ring oli untuk menyapu oli pelumas pada dinding silinder agar kembali ke panci oli. Untuk motor dua langkah tidak menggunakan ring oli karena panci oli terpisah dengan ruang engkol.

Gambar 35. Pena piston (Piston Pin) Pena piston berfungsi menyambung piston dengan batang piston agar dapat bergerak sesuai fungsinya masing-masing. Oleh sebab itu penyambungan pena piston ada beberapa tipe, antara lain: tipe Fixed, full floating dan semi floating Gambar 36. Tipe penyam bungan pena piston

Gambar 37. Batang piston (Conecting Rod) Gambar 38. Conecting rod bearing Batang piston berfungsi untuk merubah gerak lurus pada piston menjadi gerak putar pada poros engkol. Small end : untuk menempatkan pena piston Big end : untuk pemegang pin journal pada poros engkol Conecting rod bearings : sebagai bantalan Oil hole : untuk menyalurkan oli pendingin menuju piston Conecting rod cap : sebagai penahan connecting rod dengan pin Journal. e) Poros engkol (Crank shaft) Poros engkol menerima beban dari piston dan batang piston, akibat tenaga hasil pembakaran. Poros ini berfungsi untuk meneruskan tenaga/putaran ke roda penerus. Gambar 39. Poros engkol (crank shaft) Oil hole: Untuk saluran pelumasan Crank pin: untuk tempat tumpuan big end batang piston Crank journal: sebagai titik tumpu pada blok motor weight: sebagai bobot penyeimbang putaran f) Poros nok (Cam shaft) Counter balance

Poros nok adalah sebuah poros yang dilengkapi dengan nok-nok sebagai penggerak mekanik katup. Poros nok sebagai penggerak mekanik katup ada yang hanya untuk katup buang atau katup masuk saja, ada pula yang sekaligus menggerakkan katup masuk dan buang. Gambar 40. Poros nok (Cam shaft) Journal: sebagai titik tumpu putaran poros Cam shaft drive gear: sebagai gigi pemutar Cam shaft driven gear: sebagai gigi yang diputarkan

Intake cam shaft: penggerak mekanik katup masuk Exhaust cam shaft: penggerak mekanik katup buang Cam shaft timing pulley: untuk menepatkan posisi katup dengan piston. Cut-out groove: untuk menggerakkan didtributor g) Roda penerus (Fly wheel) Roda penerus dipasang pada out put poros engkol dan berfungsi sebagai penerus putaran/tenaga dari mesin ke sistem pemindah tenaga kendaraan (Power train). Kecual i itu roda penerus juga untuk meneruskan putaran dari motor starter ke poros engkol agar mesin dapat distart.

Gambar 41. Roda penerus (Fly wheel)

h) Panci oli (Oil punch) Panci oli dipasang pada blok motor paling bawah dan berfungsi sebagai penampung oli motor. Gambar 42. Panci oli (Oil punch) i) Sistem pendinginan (Cooling System)

Secara umum sistem pendinginan engine bensin dan disel sama. Sedangkan fungsi utama sistem pendinginan adalah untuk mengontrol suhu kerja engine. Untuk dapat melaksanakan fungsinya, sistem pendinginan dilengkapi dengan komponen-komponen berikut: Radiator: menampung air pendingin untuk didinginkan.

Slang bawah radiator: Untuk mengalirkan air ke engine. Slang atas radiator: Untuk mengalirkan air panas dari engine. Thermostaat: Sebagai pengontrol suhu kerja engine. Pompa air/Water pump: untuk mensirkulasikan air. Tali kipas/Fan belt: Untuk menggerakkan kipas pendingin.

Gambar 43. Sistem Pendinginan air

j)

Sistem Pelumasan (Lubrycating System)

Sebagian besar mekanik engine yang bergerak memerlukan pelumasan, hal ini dimaksudkan agar komponen-komponen engine tidak cepat aus dan kinerja engine tetap terjaga. Adapun komponen sistem pelumasan meliputi: Saringan (strainer), pompa oli, saringan oli (Oil filter), saluran oli (hole).

Gambar 44. Sistem pelumasan (Lubrycating System) k) Sistem Bahan bakar (Fuel System) Pada prinsipnya sistem bahan bakar berfungsi menyuplai bahan bakar sesuai kebutuhan engine. Sistem bahan bakar engine bensin menggunakan karburator dan sistem bahan bakar engine disel menggunakan pompa injeksi dan nozel. Sistem bahan bakar engine bensin terdiri dari: Tangki (Fuel tank): sebagai penampung bahan bakar Pompa (Fuel pump): Menyuplai bahan bakar dari tangki ke Karburator. Karburator: Untuk mencampur udara dan bahan bakar. Saringan : Untuk menyaring bensin dari kotoran yang ada. Gambar 45. Sistem bahan bakar engine bensin Sedangkan sistem bahan bakar engine disel mempunyai komponen seperti berikut: Tangki (Fuel pump): untuk menampung bahan bakar. Pompa penyalur (Priming pump): Untuk menyalurkan bahan bakar ke dalam sistem saat membliding udara. Pompa pemindah (Feed pump): menyuplai bahan bakar dari tangki ke pompa injeksi. Pompa injeksi (Injection pump): untuk menyuplai bahan bakar ke nozel dengan tekanan tinggi. Pengendap air (Water cendimeter): Untuk mengendapkan air yang ada pada bahan bakar. Saringan (Fuel filter): menyaring bahan bakar.

Injektor (Nozzle): Menginjeksikan bahan bakar ke ruang bakar.

Gambar 46. Sistem bahan bakar engine disel dengan Pompa In-line

Gambar 47. Sistem bahan bakar engine disel dengan pompa rotary l) Sistem Pengapian konvensional

Sistem pengapian digunakan pada engine bensin, adapun fungsinya memberikan api bertegangan tinggi ke dalam ruang bakar untuk pembakaran. Komponen-komponen sistem pengapian antara lain: Baterai: sebagai penyimpan arus listrik. Kunci kontak (Switch): Untuk memutus dan menghubungkan arus listrik dengan sistem. Koil: Merubah arus primer menjadi arus skunder bertegangan Tinggi. Distributor: Mendistribusikan/membagi arus tegangan tinggi ke busi-busi. Kondensator: Menyimpan arus primer saat platina menutup, dan menyalurkan kembali saat platina membuka.

Busi: Meloncatkan api bertegangan tinggi ke dalam ruang bakar untuk pembakaran.

Gambar 48. Sistem pengapian engine bensin konvensional

c. 1. 2.

Rangkuman

Motor bakar adalah motor yang merubah tenaga panas menjadi tenaga mekanik dengan proses pembakaran. Ditinjau dari tempat pembakarannya, motor terdiri dari motor pembakaran dalam dan motor pembakaran luar. 3. Motor pembakaran dalam (internal combustion chamber) adalah motor yang proses pembakarannya terjadi di dalam motor itu sendiri. Ditinjau dari langkah (Stroke) motor terdiri dari motor 2 langkah dan motor 4 langkah. Yang dimaksud langkah piston (Stroke) adalah gerak piston dari TMA ke TMB atau sebaliknya. Motor 2 langkah adalah motor yang sekali usaha (menghasilkan tenaga) memerlukan 2 langkah piston sekali putaran crank shaft. Motor 4 langkah adalah motor yang sekali usaha (menghasilkan tenaga) memerlukan 4 langkah piston atau 2 putaran crank shaft. Ditinjau dari siklus pembakaran, metode pembakaran dan penggunaan bahan bakar motor terdiri dari motor bensin dan motor disel. Motor bensin menggunakan siklus otto sedang motor disel menggunakan siklus sabathe.

4. 5. 6. 7. 8. 9.

10. Bahan bakar motor bensin adalah bensin/premium/gasoline sedang motor disel menggunakan solar/light oil. 11. Metode pembakaran motor bensin dengan percikan api busi, sedang motor disel dengan kompresi tinggi (terbakar sendiri/self ignition). 12. Engine ditinjau dari jumlaah silindernya ada engine bersilinder Satu, dua,tiga,empat,enam,delapan dan seterusnyaa. 13. Engine bila ditinjau dari susunan silindernya: jenis in-line, jenis V dan jenis horizontal berlawanan. 14. Engine bila ditinjau dari mekanisme katupnya : tipe OHV, tipe OHC dan DOHC. 15. Engine bila ditinjau dari penggunaan bahan bakarnya: motor bensin, motor cerosine, motor LPG dan motor disel. 16. Komponen utama motor: Cylinder block, cylinder head, valve mekanism, piston assy, crank shaft, fly wheel, cam shaft dan oil punch.

17. Cylinder block sebagai tempat bekerjanya piston, tempat pembakaran dan menopang komponen engine yang lainnya. 18. Cylinder head untuk menempatkan mekanik katup dan ruang bakar. 19. Jenis ruang bakar motor bensin: setengah bulat,baji, bak mandi dan pent roof. 20. Jenis ruang bakar motor disel: injeksi langsung dan tak langsung. 21. Ruang bakar injeksi langsung: model multi pherical, hemispherical dan pherical. 22. Ruang bakar injeksi tak langsung: model kamar depan, kamar pusar dan sel udara. 23. Metode penggerak katup: dengan timing gear, timing chain dan timing belt. 24. Kelengkapan piston: piston, piston ring, connecting rod, piston pin, bearing cap dan insert bearing. 25. Piston berfungsi untuk mengkompresi campuran gas atau udara murni, juga merubah tenaga panas menjadi tenaga mekanik. 26. Batang piston untuk meneruskan gerak lurus piston menjadi gerak putar pada poros engkol. 27. Piston ring kompresi untuk perapat kompresi, sedang oil ring untuk menyapu oli pada dinding silinder. 28. Pena piston untuk menyambung piston dengan connecting rod. 29. Macam penyambungan pena piston: Fixed, full floating dan semi floating. 30. Crank shaft untuk meneruskan putaran motor ke fly wheel. 31. Poros nok untuk menggerakkan mekanik katup 32. Roda penerus untuk meneruskan putaran / tenaga motor ke power train dan putaran starter ke poros engkol. 33. Panci oli untuk menampung oli motor. 34. Sistem pendinginan terdari dari: radiator, slang radiator, tutup radiator, thermostaat, pompa air, mantel air, tali kipas dan kipas. 35. Sistem pelumasan terdiri dari: Pompa oli, strainer, saluran oli, saringan oli. 36. Sistem bahan bakar engine bensin terdiri dari: tangki, pompa, saringan dan karburator.

37. Sistem bahan bakar engine disel terdiri dari: tangki, pompa priming, pompa pemindah, saringan, cendimeter, pompa injeksi dan injektor. 38. Sistem pengapian konvensional terdiri dari: baterai, kunci kontak, koil, kondensator, distributor dan busi. d. Tugas

1. Siapkan model motor bensin dan disel 2 langkah dan 4 langkah, Pelajarilah prinsip kerjanya masing-masing secara cermat, catatlah perbedaan yang terlihat, dalam buku tugas. Diskusikan dengan teman atau minta penjelasan guru bila diperlukan. 2. Carilah buku pada perpustakan bengkel yang sesuai dengan materi pada modul ini, pelajarilah dan catatlah hal-hal baru yang ditemukan, dalam buku tugas. e. 1. 2. Tes formatif

Jelaskan secara singkat yang dimaksud dengan motor bakar.

Jelaskan secara singkat yang dimaksud motor pembakaran luar dan motor pembakaran dalam. 3. Jelaskan maksud motor 2 langkah dan motor 4 langkah 4. Sebutkan 7 perbedaan motor bensin dengan disel

5. 6. 7.

Jelaskan yang terjadi di bawah dan diatas piston pada motor bensin dua langkah pada saat piston bergerak dari TMA ke TMB Jelaskan dua kemungkinan yang terjadii di dalam silinder motor bensin 4 langkah saat piston bergerak dari TMB ke TMA. Dengan gambar kerja motor disel 2 langkah berikut jelaskan proses yang terjadi di dalam silinder 8. 9. Dengan gambar motor disel 4 langkah berikut jelaskan proses yang terjadi di dalam silinder

Sebutkan 5 jumlah silinder motor yang paling banyak digunakan pada kendaraan.

10. Sebutkan 3 jenis engine ditinjau dari susunan silindernya. 11. Sebutkan 3 jenis engine ditinjau dari mekanisme katupnya. 12. Sebutkan 4 macam engine bila ditinjau dari penggunaan bahan bakarnya.

13. Sebutkan 8 komponen engine beserta fungsinya masing-masing. 14. Sebutkan 4 jenis ruang bakar motor bensin. 15. Sebutkan 3 jenis ruang bakar motor disel injeksi langsung. 16. Sebutkan 3 jenis ruang bakar motor disel injeksi tak langsung. 17. Sebutkan 3 jenis penggerak mekanik katup. 18. Sebutkan 6 komponen kelengkapan piston beserta fungsinya masing-masing. 19. Sebutkan 3 jenis penyambungan pena piston. 20. Sebutkan fungsi crank shaft dan cam shaft. 21. Sebutkan fungsi roda penerus. 22. Sebutkan 2 fungsi panci oli. 23. Sebutkan fungsi oil drain pada panci oli. 24. Sebutkan 5 komponen sistem pelumasan engine. 25. Sebutkan 7 komponen sistem pendinginan air 26. Sebutkan fungsi karburator pada engine bensin. 27. Sebutkan fungsi pompa priming pada pompa injeksi. 28. Sebutkan fungsi cendimeter pada sistem bahan bakar engine disel 29. Sebutkan fungsi nozel pada sistem bahan bakar engine disel 30. Sebutkan 7 komponen pada sistem pengapian konvensional engine bensin. f. 1. 2. 3. Kunci jawaban

Motor yang merubah tenaga panas menjadi tenaga mekanik dengan proses pembakaran. Motor yang proses pembakarannya terjadi di luar motor tersebut dan Motor yang proses pembakarannya terjadi di dalam motor itu sendiri. Motor yang sekali usaha memerlukan 2 langkah piston atau sekali putaran crank shaft dan Motor yang sekali usaha memerlukan 4 langkah piston atau 2 kali putaran crank shaft.

4.

Item - Siklus

Motor bensin Otto

Motor disel Sabathe 16-22 Kg/cm2 rumit di ruang bakar Solar kasar s/d 40

- Tekanan kompresi 9-12 Kg/cm2 - Ruang bakar - Percampuran - Bahan bakar - Suara sederhana di karburator Bensin halus

- Efesiensi panas (%) s/d 30

5. Di bawah piston terjadi tekanan, campuran baru terkirim ke ruang bakar, karena diatas piston terjadi isapan, sebagian gas bekas akan terdorong keluar oleh gas baru saat lubang pembuangan mulai membuka. 6. 7. Kemungkinan pertama langkah buang apabila katup buang membuka, dan kemungkinan kedua langkah kompresi apabila kedua katup menutup. A: langkah usaha dan pemasukan. Piston terdorong ke TMB akibat tekanan pembakaran, saat piston melewati lubang pemasukaqn, udara baru masuk.

B: Langkah buang. Saat piston bergerak ke atas dan saluran pembuangan membuka, maka gas bekas akan keluar melalui saluran buang. C: Langkah kompresi. Piston bergerak semakin ke atas, saluran masuk buang tertutup, udara murni terkompresikan. Sebelum TMA bahan bakar disemprotkan, maka terjadi pembakaran 8. A: piston bergerak ke bawah, katup masuk membuka terjadilah pengisian udara murni

B: Piston bergerak ke atas, kedua katup menutup terjadilah pengkompresian udara murni C: Sebelum TMA bahan bakar disemprotkan maka terjadi pembakaran dan piston terdorong ke bawah, maka terjadi langkah usaha D: Piston bergerak ke atas, katup buang membuka, maka gas bekas terdorong keluar lewat saluran buang. 9. 1, 2, 3, 4 dan 6 silinder.

10. in-line, V dan horizontal berlawanan.

11. OHV, OHC dan DOHC. 12. Motor bensin, cerosine, LPG dan disel. 13. Blok motor: untuk tempat pembakaran, tempat kerja piston. Kepala silinder: membentuk/menempatkan ruang bakar dan mekanik katup. Kelengkapan piston: untuk mengkompresikan campuran gas atau udara murni, untuk merubah tenaga panas menjadi tenaga mekanik. Mekanik katup: Membuka dan menutup ruang bakar sesuai posisi piston. Poros engkol: Untuk meneruskan putaran motor ke fly wheel. Poros nok: untuk menggerakkan mekanik katup Fly whhel: untuk meneruskan putaran/tenaga ke power train, dan putaran starter ke poros engkol. Panci oli: untuk menampung oli motor. 14. Setengah bulat, baji, bak mandi dan pint roof. 15. Multi spherical, hemispherical dan spherical. 16. Kamar depan, kamar pusar dan sel udara. 17. Dengan timing gear, timing chain dan timing belt. 18. Piston: untuk merubah tenaga panas menjadi tenaga mekanik, untuk mengkompresikan campuran gas/udara murni. Ring piston: untuk perapat dan penyapu oli. Conecting rod: untuk merubah gerak lurus piston menjadi gerak putar poros engkol. Pena piston: untuk menyambung piston dan connecting rod. Bearing cap: untuk menempatkan insert bearing dan untuk mengikat connecting rod pada pin journal poros engkol. Insert bearing : sebagai bantalan. 19. Fixed, full floating dan semi floating. 20. Penerus putaran ke fly wheel dan penggerak mekanik katup.

21. Untuk meneruskan tenaga ke power train, dan putaran starter ke poros engkol. 22. Menampung oli motor, mengendapkan kotoran oli. 23. Untuk mengetap oli. 24. Panci oli,strainer,pompa oli,saringan oli, saluran oli pada engine. 25. Radiator, tutup radiator, slang radiator, thermostaat, pompa air, tali kipas dan kipas. 26. Untuk mencampur udara dan bahan bakar. 27. Untuk membliding udara. 28. Untuk mengendapkan air pada bahan bakar. 29. Untuk menginjeksikan bahan bakar ke ruang bakar. 30. Baterai, kunci kontak, koil, kondensator, distributor, kabel tegangan tinggi dan busi. Kegiatan Belajar 2: Identifikasi jenis-jenis engine dan komponennya. a. Tujuan kegiatan belajar

Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis engine dan komponennya. b. 1. Uraian materi

Identifikasi komponen engine bensin pada stand/unit kendaraan. 2. 3. Identifikasi komponen engine disel pompa rotary. Identifikasi komponen engine disel pompa in-line.

4. 5. 6.

Identifikasi komponen bongkaran engine bensin 2 langkah 1 silinder. Identifikasi komponen bongkaran engine bensin 4 langkah 4 silinder. Identifikasi komponen bongkaran engine disel 4 langkah 4/6 silinder. c. Rangkuman d. Tugas

1.

Siapkan engine stand/unit kendaraan engine bensin 4 langkah 4 silinder, tempelkan nomor urut pada komponen dan bagian utama engine secara acak. Sebutkan nama komponen dan fungsinya masing-masing sesuai nomor urutnya dan catatlah dalam buku tugas.

2. Siapkan engine stand / unit kendaraan engine disel dengan pompa rotary, tempelkan nomor urut secara acak pada komponen dan bagian utama engine yang nampak. Catatlah dalam buku tugas nama komponen dan bagian utama engine tersebut sesuai nomor urutnya, dan jelaskan fungsunya masing-masing. 3. Siapkan engine stand/unit kendaraan engine disel dengan pompa in-line, tempelkan nomor urut secara acak pada komponen sistem bahan bakarnya. Catatlah nama komponen beserta fungsinya masing-masing pada buku tugas.

4. Siapkan bongkaran komponen engine bensin 2 langkah 1 silinder, tempelkan nomor urut secara acak pada komponen komponen tersebut dan catatlah nama komponen beserta fungsinya masing-masing sesuai nomornya dalam buku tugas. 5. Siapkan bongkaran komponen engine bensin 4 langkah 4 silinder, tempelkan nomor secara acak pada komponen-komponen tersebut. Catatlah nama komponen beserta fungsinya masing-masing sesuai nomornya dalam buku tugas. Siapkan bongkaran komponen engine disel 4 langkah 4/6 silinder, tempelkan nomor secara acak pada komponen-komponen tersebut. Catatlah nama komponen beserta fungsinya masing-masing sesuai nomornya dalam buku tugas. e. 1. 2. 3. Tes formatif (Guru menempelkan nomor urut sesuai kunci)

6.

Sebutkan nama komponen engine bensin berikut dan fungsinya sesuai nomor urut masing masing. (pada engine stand/unit kendaraan). Sebutkan nama komponen engine disel dengan pompa rotary berikutdan fungsinya sesuai nomor urut masing masing. (pada engine stand/unit kendaraan). Sebutkan nama komponen engine disel dengan pompa In-line berikut dan fungsinya sesuai nomor urut masing masing. (pada engine stand/unit kendaraan).

4. Sebutkan nama komponen bongkaran engine bensin 2 langkah 1 silinder berikut beserta fungsinya masing masing, sesuai nomor urutnya. (Bongkaran komponen lengkap). 5. Sebutkan nama komponen bongkaran engine bensin 4 langkah 4 silinder berikut beserta fungsinya masing masing sesuai nomor urutnya.(Bongkaran komponen lengkap). 6. Sebutkan nama komponen bongkaran engine disel 4 langkah 4/6 silinder berikut beserta fungsinya masing masing, sesuai nomor urutnya. (Bongkaran komponen lengkap). f. Kunci jawaban

Soal praktik 1 1. 2. Kepala silinder untuk tempat ruang bakar dan meletakkan komponen seperti mekanik katup, busi, saluran pemasukan, pembuangan dan lainnya. Blok silinder: tempat terjadinya proses pembakaran, kerjanya mekanik engine seperti piston, poros engkol, nok dan yang lainnya. 3. 4. 5. Karter/panci oli: untuk menampung oli pelumasan. Radiator: menampung air pendingin untuk didinginkan. Tutup radiator: untuk mengontrol tekanan pada radiator. 6. 7. Tali kipas: untuk menggerakkan kipas pendingin

Stik Oli: untuk memeriksa kondisi dan kapasitas oli pelumas. 8. Oil filter: untuk menyaring oli.

9.

Saringan udara: untuk menyaring debu yang terdapat pada udara. 10. Karburator: untuk mencampur udara dan bahan bakar. 11. Baterai: untuk menyimpan arus listrik.

12. Kunci kontak: untuk memutus dan menghubungkan arus listri pada sistem pengapian. 13. Koil Untuk merubah arus primer menjadin arus skunder bertegangan tinggi. 14. Distributor: untuk membagi arus tegangan tinggi ke busi-busi. 15. Busi: untuk meloncatkan api ke ruang bakar. Soal praktik 2 1. Manifal pemasukan: Untuk memasukkan udara murni. 2. 3. 4. 5. Tutup katup: penutup katup.

Saringan udara: menyaring udara.

Saringan bahan bakar: menyaring bahan bakar.

Pompa injeksi: untuk memompa bahan bakar dengan tekanan tinggi.

6. 7.

Injektor/nozel: untuk menginjeksikan bahan bakar ke ruang bakar.

Pipa tekanan tinggi: untuk mengalirkan bahan bakar bertekanan tinggi dari pompa injeksi ke nozel. 8. Glow plug: untuk memanaskan ruang bakar. Soal praktik 3 1. 2. 3. Tangki: untuk menampung bahan bakar Pompa priming: untuk membliding udara

Pompa pemindah: Untuk memindahkan bahan bakar dari tangki ke pompa injeksi. 4. Sringan bahan bakar: untuk menyaring bahan bakar. 5. Cendimeter: untuk mengendapkan air

6.

Pompa injeksi: untuk memompa bahan bakar dengan tekanan tinggi ke injektor/nozel. 7. Nozel: untuk menginjeksikan bahan bakar ke ruang bakar.

8.

Reservoir: untuk menampung air pendingin kelebihan tekanan dari radiator, dan menyiapkan kembali saat radiator memerlukan. 9. Pompa air: untuk Mensirkulasikan air ke sistem.

10. Stik oli: untuk memeriksa tinggi dan kondisi oli.

Soal praktik 4 1. 2. 3. Sirip pendingin: untuk media pendinginan engine.

Saluran pembilas: untuk mengalirkan gas baru ke ruang bakar. Saluran pemasukan: untuk memasukkan gas baru ke ruang engkol. 4. Saluran pembuangan: untuk menyalurkan gas buang. 5. 6. Ruang bakar: untuk proses pembakaran. Lubang busi: untuk menempatkan busi.

7. 8.

Piston: untuk menghisap dan mengompresikan campuran udara dan bahan bakar, dan merubah tenaga pembakaran menjadi tenaga mekanik. Batang piston: untuk merubah gerak lurus pada piston menjadi gerak putar pada poros engkol. 9. Poros engkol: untuk memindahkan tenaga engine ke power train. 10. Blok motor: untuk tempat pembakaran dan kerja piston.

Soal praktik 5 1. 2. 3. Valve seat: untuk dudukan kepala katup. Oil hole: Untuk saluran oli pelumas.

Water jacket: untuk mengalirkan air pendingin. 4. Valve guide: penghantar katup.

5.

Poros nok: untuk menggerakkan mekanik katup. 6. 7. 8. Lifter: untuk menggerakkan psh rod.

Push rod: untuk menggerakkan rokcer arm. Rocker arm: untuk menggerakkan katup.

9.

Roda gigi timing: untuk menepatkan timing katup dengan posisi piston.

10. Puli poros engkol: untuk meneruskan putara ke puli pompa air dan alternator.

Soal praktik 6 1. 2. 3. 4. Ruang bakar muka: untuk pembakaran awal

Lubang injektor: untuk menempatkan injektor/nozel. Lubang busi pijar: untuk menempatkan busi pijar.

Timing belt : untuk penghubung putaran engkol ke poros nok.

5. 6.

Sprocket : untuk menepatkan timing katup dengan posisi piston. Dudukan katup buang : untuk mendudukkan kepala katup buang. 7. 8. 9. Saluran pemasukkan : untuk mengalirkan udara murni. Saluran pembuangan: untuk mengalirkan gas buang. Gasket: untuk perapat antara kepala dan blok silinder. 10. Pompa oli: untuk mensirkulasikan oli ke sistem.

LEMBAR KERJA Kompetensi : Pemeliharaan/servis engine dan komponennya Sub kompetensi : Identifikasi jenis engine dan komponennyal TUJUAN: 1. Siswa dapat mengidentifikasikan perbedaan komponen engine disel. 2. 3. bensin dengan engine

Siswa dapat mengidentifikasi komponen engine bensin 2 langkah 1 silinder Siswa dapat mengidentifikasi komponen engine bensin 4 langkah 4 silinder 4. Siswa dapat mengidentifikasi engine disel 4 langkah 4/6 silinder.

KESELAMATAN KERJA: 1. 2. 3. Jangan menghidupkan motor tanpa seijin guru pembimbing

Jangan merubah komponen pada engine tanpa seijin pembimbing.

Pastikan hand rem aktif bila menggunakan unit kendaraan dalam belajar ALAT: 1. 2. 3. Alat-alat tulis

Balok ganjal kendaraan Tempat komponen. BAHAN:

1.

Model belahan motor bensin dan disel 2 langkah dan 4 langkah. 2. 3. 4. Engine stand motor bensin atau unit kendaraan. Engine stand motor disel atau unit kendaraan.

Bongkaran komponen engine bensin 2 langkah 1 silinder. 5. 6. Bongkaran engine bensin 4 langkah 4 silinder. Bongkaran engine disel 4 langkah 4/6 silinder. LANGKAH KERJA: 1. Siapkan peralatan dan bahan

2. 3. 4.

Pelajari model belahan motor secara cermat mengenai prinsip kerja motor atau perbedaan komponennya. Mengidentifikasi perbedaan antara motor bensin dengan disel pada engine stand atau pada unit kendaraan. Kembalikan peralatan dan bahan 5. kerja seperti serta lingkungan kerjaseperti semula.

Buatlah laporan kerja pada buku tugas.

BAB III EVALUASI A. Kriteria dan Instrumen Penilaian 1. Kriteria Penilaian Pengetahuan (Tes formatif) : a) b) c) Siswa dapat skor 7 (tujuh) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 70 % s/d 80 %. Siswa dapat skor 8 (delapan) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 81 % s/d 90 %. Siswa dapat skor 9 (sembilan) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 91 % s/d 100 %. d) e) Setiap item soal harus mendapat nilai minimal 7 (tujuh).

Bila belum mencapai nilai tujuh siswa wajib belajar kembali dan mengulang pada item tersebut. 2. Kriteria Penilaian Praktek

NO 1 1

ASPEK YANG DINILAI 2 Engine bensin 4/6 silinder pada engine stand atau unit kendaraan.

INDIKATOR KEBERHASILAN

3 Dapat menyebutkan komponen utama engine yang nampak, komponen sistem pendinginan yang nampak, komponen sistem pelumasan yang nampak, komponen sistem bahan bakar dan komponen sistem pengapian.pengapian. sesuai nomor yang dipasangkan. Dapat menyebutkan Engine disel dengan komponen utama engine pompa rotary pada

7 4

PENILAIAN YA TIDAK 8 9 5 6 7

NO 1

ASPEK YANG DINILAI 2 stand atau unit kendaraan

INDIKATOR KEBERHASILAN

3 yang nampak, komponen sistem pendingin, komponen sistem pelumasan dan komponen sistem bahan bakar. Sesuai nomor yang dipasangkan. Dapat menyebutkan Engine disel dengan komponen sistem bahan pompa In-line pada bakar beserta fungsinya stand atau unit masing-masing. Sesuai kendaraan nomor yang dipasangkan. Bongkaran lengkap Dapat menyebutkan nama dan fungsi komponen komponen utama utama. Sesuai nomor yang engine bensin 2 dipasangkan. langkah 1 silinder Bongkaran lengkap Dapat menyebutkan nama dan fungsi bagian-bagian komponen engine pada : kepala silinder, blok bensin 4 langkah 4 silinder,kelengkapan katup, silinder (OHC) kelengkapan piston,poros engkol, poros nok,roda penerus dan panci oli. Sesuai nomor yang dipasangkan. Bongkaran lengkap Dapat menyebut nama dan komponen engine disel fungsi bagian-bagian pada : kepala silinder, blok 4/6 silinder 4 langkah silinder, kelengkapan katup, (OHV) kelengkapan piston, poros engkol, poros nok, roda penerus dan panci oli. Dapat menerapkan K3 dan K3 dan SOP SOP. JUMLAH :

7 4

PENILAIAN YA TIDAK 8 9 5 6 7

CATATAN: 1. Nilai 7,00 (lulus baik / YA), tepat waktu dan memenuhi standar minimal yang dipersyaratkan.

2. 3.

Nilai 8,00 (lulus amat baik / YA), waktu lebih cepat dan memenuhi standar minimal yang dipersyaratkan. Nilai 9,00 (lulus istimewa / YA), waktu lebih cepat dan kwalitas melebihi standar minimal yang dipersyaratkan.

B. DAFTAR KEMAJUAN SISWA NAMA SISWA : NIS NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 TES FOR1 N1 TES PRK1 N2 TES PRK2 N3 TES PRK3 N4 TES PRK4 N5 : TES PRK5 N6 TES PRK6 N7 KETERANGAN NI= (4xN1) +(N2+N3+N4+N5+N6+N7) dibagi 10

NI = Nilai akhir OPKR.20-001-1B

27 28 29 30

N I = .

CATATAN: Daftar kemajuan hanya diisi nilai materi yang sudah memenuhi standar minimal kelulusan. BAB IV PENUTUP Bagi siswa yang belum memenuhi standar kelulusan yang ditentukan, wajib mengulangi belajar pada modul ini, terutama pada item-item soal yang belum memenuhi standar kelulusan. Bagi siswa yang sudah berhasil lulus akan mendapatkan nilai akhir minimal 7,00 (tujuh koma nol nol) dan dapat melanjutkan ke modul berikutnya Yaitu OPKR. 20-001-2 B dan OPKR. 20-001-3 B dimana modul tersebut merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari modul OPKR. 20. 001-1 B. Artinya siswa boleh mengajukan uji kompetensi untuk mendapatkan sertifikat apabila telah menyelesaikan modul OPKR. 20.001-1 B ,OPKR.20.001-2 B.

Dan OPKR. 20-001-3 B.

DAFTAR PUSTAKA
Abigain Pakpahan. (1998). Motor Otomotif jilid 1. Bandung: Angkasa Anggiat Situmorang, Abigain P. (1999). Servis Kendaraan Ringan. Bandung: Angkasa

Noname. (1995). New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT Toyota Astra Motor. Noname. (1984). GE Engine Servis Training Information: Toyota Motors Corporation Noname. (1992). Training manual Motor bakar. Jakarta: PT United Tractor Otim Suprapto. (1999). Motor Otomotif. Bandung: Angkasa Yunan Ginting. (1999). Otomotif Dasar. Bandung: Angkasa Posted in ilmu, otomotif Leave a Comment

Pelaksanaan Operasi Penanganan Secara Manual


Apr 21 Posted by 66tech BAB I

PENDAHULUAN
A. Deskripsi Modul Pelaksanaan operasi penanganan secara manual membahas tentang prosedur pengangkatan dan pemindahan material/komponen/part secara manual maupun mekanis dan penataan area tempat kerja. Materi kompetensi yang terdapat pada modul ini merupakan pengetahuan dan keterampilan yang sangat menunjang pelaksanaan pekerjaan kompetensi yang lain di bengkel-bengkel industri, khususnya bengkel perotomotifan. Apabila siswa menguasai kompetensi ini, akan memberikan kemudahan bagi siswa dalam melaksanakan kompetensi yang lain yang membutuhkan teknik-

teknik yang benar dan aman dalam pemindahan material/komponen ataupun part serta penyimpanannya. Setelah melaksanakan modul ini diharapkan siswa dapat memahami prosedur pengangkatan material secara manual, prosedur pengangkatan secara mekanis, prosedur pemindahan dan penyimpanan material/komponen/part yang aman, penanganan area tempat kerja. Kompetensi yang terdapat dalam modul ini akan membekali siswa pengetahuan dan ketrampilan serta sikap yang benar yang terkait dengan setiap pekerjaan pengangkatan, pemindahan dan penyimpanan material yang terdapat di dunia industri perotomotifan. Modul ini dibagi menjadi 2 kegiatan belajar yaitu: kegiatan belajar 1 pemahaman tentang prosedur pengangkatan dan pemindahan serta penyimpanan material/komponen ataupun part. Sedangkan kegiatan belajar 2: Melakukan pekerjaan pengangkatan dan pemindahan serta penyimpanan material/komponen atau part, sesuai prinsip penanganan area tempat kerja. B. Prasyarat Sebelum memulai modul ini, siswa harus sudah menyelesaikan modul OPKR.10-016 B tentang Keselamatan dan kesehatan kerja, serta modul lainnya yang harus dipelajari lebih awal sesuai dengan peta kedudukan modul. C. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Petunjuk Bagi Siswa

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal dalam mempelajari materi modul ini, langkahlangkah yang perlu dilaksanakan antara lain: a. b. Bacalah dan pahamilah dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada kegiatan belajar.

Bila ada materi yang kurang jelas, siswa dapat bertanya pada guru yang mengampu kegiatan belajar tersebut. c. Kerjakanlah setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatanbelajar.

d.

Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini: 1) 2) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang diberikan. Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.

3) 4)

Sebelum melaksanakan praktik, siapkan alat dan bahan yang diperlukan secara cermat (lihat lembar kerja). Gunakan alat sesuai prosedur dan pemakaian yang benar. Untuk melakukan kegiatan belajar praktik yang belum jelas, harus meminta ijin guru lebih dahulu. 5) Setelah selesai praktik, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula

e.

Siswa dinyatakan menguasai materi, bila sudah dapat menjawab seluruh soal dengan benar tanpa melihat buku atau kunci jawaban, serta dapat menyelesaikan praktik sesuai standar minimal yang ditentukan. Bila belum berhasil siswa wajib mengulangi. f. Bila siswa sudah dinyatakan berhasil, siswa bersama guru dapat membuat rencana uji kompetensi dengan menghadirkan lembaga sertifikasi profesi setempat yang telah diakui keberadaannya, untuk mendapatkan pengakuan kompetensi dengan sertifikat.

g. Konsultasikan dengan guru pada saat merencanakan proses belajar, saat menemui kesulitan dalam menjawab soal-soal maupun pada waktu melaksanakan praktik, ataupun bila memerlukan sumber belajar yang lain. Dapat mengkomunikasikan dengan guru bila membutuhkan pendamping dari industri pada saat belajar, juga saat akan mengerjakan modul berikutnya. 2. Petunjuk Bagi Guru

Dalam setiap kegiatan belajar guru berperan untuk: a. b. c. d. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar.

Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar. Membantu siswa dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan siswa mengenai proses belajarnya. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar. e. f. g. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

Membantu siswa mencarikan pendamping dari industri bila diperlukan. Melaksanakan penilaian internal dan mencatat hasil kemajuan siswa.

h.

Menjelaskan pada siswa apabila ada yang perlu dibenahi dan merundingkan pada siswa rencana pemelajaran berikutnya. D. Tujuan Akhir

Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini siswa diharapkan: 1. Memahami prosedur pengangkatan secara manual, prosedur pengangkatan secara mekanis, prosedur memuat dan menurunkan material, prosedur penyimpanan material/komponen/part secara aman. 2. Dapat melakukan pekerjaan pemindahan, pemuatan dan penurunan Material/komponen atau part secara manual maupun mekanis dan Penyimpanan secara aman.

E. SUB KRITERIA KINERJA KOMPETENSI 1.Mengangkat *Pekerjaan dilaksanakan dan tanpa menyebabkan memindahkan kerusakan terhadap material / komponen atau sistem yang lain. Komponen *Berat material /part. ditentukan dengan benar dengan menggunakan teknik yang memadai.

KOMPETENSI

MATERI POKOK PEMELAJARAN LINGKUP BELAJAR SIKAP PENGETAHUAN KETRAMPILAN *Teknik *Cermat dan *Teknik-teknik *Melaksanakan penanganan hati-hati penanganan secara pengangkatan secara dalam manual yang benar/ dan pemindahan manual yang pelaksanaan material/part/ benar dan pengangkatan Prosedur aman. dan pengangkatan dan Komponen. pemindahan pemindahan yang *Teknik material/part/ aman. *Menerapkan pemindahan undang-undang dan *Persyaratan Komponen. keselamatan pengangkatan keamanan kerja. material *Perlengkapan yang *Mematuhi perlengkapan/material. tepat dipilih sesuai sesuai undangdengan kebutuhsn. undang *Persyaratan standar keselamatan keamanan diri. dan *Material/part/komponen tempat kerja. kesehatan yang akan diangkat kerja. diperiksa dari kemungkinan bahaya yang timbul. *Teknik pengangkatan dilakukan di bawah standar kerja Indonesia.

*Material/part/komponen ditempatkan dengan aman pada perlengkapan pemindahan dan penempatan kembali

SUB LINGKUP KRITERIA KINERJA KOMPETENSI BELAJAR dengan memastikan keselamatan petugas dan keamanan dari material/part/komponen.

MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP PENGETAHUAN KETRAMPILAN

F.

Cek Kemampuan

Sebelum siswa mempelajari modul ini, siswa dapat mencoba mengerjakan soal-soal yang ada pada lembar soal formatif tanpa melihat uraian materi atau kunci jawaban. Bila siswa sudah merasa bisa, guru pembimbing supaya melakukan pengetesan. Dan apabila siswa benar-benar sudah menguasai materi sesuai standar minimal yang ditentukan, guru pembimbing dapat menyediakan modul pemelajaran berikutnya untuk dipelajari siswa. Tetapi bila belum bisa, supaya siswa melanjutkan mempelajari modul ini. BAB II

PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Siswa Rencanakanlah setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel dibawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar. Jenis Kegiatan 1.Teknik pengangkatan dan pemindahan material/komponen/part serta cara penyimpanannya. 2. Melakukan pengangkatan dan pemindahan material/ part / komponen dan penyimpanannya. B. Kegiatan Belajar Kegiatan Belajar 1: Teknik pengangkatan dan pemindahan material / komponen / part dan penyimpanannya. a. Tujuan Kegiatan Belajar Tanggal Waktu Tempat Belajar Alasan Perubahan Paraf Guru

1. 2.

Siswa dapat memahami prosedur pengangkatan dan pemindahan material/komponen/part secara manual. Siswa dapat memahami prosedur pengangkatan dan pemindahan material/komponen/part secara mekanis. 3. Siswa dapat memahami prosedur penanganan area kerja, dan teknik penyimpanan material/komponen atau part secara aman. b. 1. Uraian Materi

Pengangkatan dan pemindahan material/komponen/part secara manual.

Pengangkatan dan pemindahan material/komponen/part secara manual akan selalu melibatkan tenaga manusia. Dalam memindah material dari tempat yang satu ke tempat lain, seseorang akan mengeluarkan tenaga untuk mengangkat, membawa, menurunkan, mendorong, menarik, menahan dan sebagainya. Untuk dapat melakukan pekerjaan tersebut secara aman, seseorang harus memahami kekuatan tangan, kaki, badan serta bagaimana cara mengambil posisi. Selain itu seseorang juga harus memahami pengetahuan tentang grafitasi bumi. a) Kekuatan badan/punggung saat mengangkat Gaya tarik bumi yang sering disebut dengan grafitasi, akan cenderung menarik semua benda ke bawah. Apabila seseorang akan mengangkat material yang berupa komponen, part atau benda yang lain, posisi badan harus pada kekuatan maksimal untuk mengatasi gaya grafitasi. Hal tersebut dilakukan melalui tangan, punggung serta posisi kaki sebagai tumpuhan. Tangan sebagai tuas pemegang beban, punggung sebagai pusat tenaga penahan beban dan kaki sebagai tumpuhan. Gaya Otot Gambar 1. Kekuatan badan/punggung saat mengangkat b) Kekuatan pada tangan pada saat mengangkat Sewaktu mengangkat beban, lengan tangan sebagai tuas mengandalkan kekuatan pada otot Bisep yang berkaitan dengan tulang hasta oleh ujung otot bisep yang disebut Tendon. Tenaga atau berat beban yang disangga akan disalurkan ke Tendon otot Bisep atas ke tulang belikat. Gambar 2. Pusat kekuatan tangan saat mengangkat c) Kekuatan otot punggung saat tangan mengangkat Pada saat tangan mengangkat beban, tenaga yang disangga oleh otot Bisep tangan akan disalurkan melalui tulang belikat ke otot punggung. Karena beban tersebut bekerja pada lengan

yan cukup pendek, maka beban justru akan banyak disangga oleh otot punggung. Apabila beban terlalu berat, otot punggung dapat terkilir atau bahkan dapat merusakkan tulang belakang. Gambar 3. Tulang belakang sebagai penyangga beban badan. d) Prinsip-prinsip pengangkatan secara manual: a) b) Upayakan beban sedekat mungkin dengan badan

Upayakan kedua tangan dapat memegang kuat pada benda yang akan diangkat c) d) Hindarkan gerakan putar yang mendadak

Upayakan konsentrasi beban berada pada kekuatan tumpuhan kaki e) Upayakan badan tetap lurus/tegap saat mengangkat f) g) Upayakan beban disekitar titik tengah badan

Beban yang diangkat maksimal setengah berat badan. Beban Gambar 4. Pengangkatan secara manual

2.

Pengangkatan dan pemindahan material/komponen/part secara mekanis

Material/komponen/part dengan permukaan tidak rata dan berat yang tidak memungkinkan diangkat secara manual dapat diangkat ataupun dipindahkan dengan alat bantu. a) Prosedur pengangkatan secara mekanis

Dalam pengangkatan material dengan alat bantu, tetap harus diperhatikan titik pusat keseimbangan material atau benda tersebut atau yang sering disebut dengan pusat grafitasi benda. Hal tersebut dimaksudkan agar didapat keseimbangan saat benda tersebut diangkat dengan alat bantu pengangkatan. Material atau benda yang memiliki permukaan beraturan mudah ditemukan titik pusat keseimbangannya seperti: lingkaran, bujur sangkar, kotak dan sebagainya. Untuk material yang memiliki permukaan tidak beraturan memerlukan kecermatan dalam menentukan titik keseimbangannya, seperti: Engine, transmisi, unit kendaraan dan sebagainya. Khusus pada engine biasanya sudah disediakan tempat memasang tali atau seling sewaktu diperlukan pengangkatan. Pusat grafitasi/keseimbangan Gambar 5. Titik pusat keseimbangan lingkaran dan bujur sangkar

Pusat grafitasi/keseimbangan Gambar 6. Titik pusat keseimbangan kotak

Gambar 7. Titik pusat keseimbangan engine b) Alat bantu pengangkatan.

Material yang memiliki permukaan tidak beraturan dan berat yang berlebihan dimana tidak mungkin dapat diangkat secara manual dapat diangkat dengan peralatan bantu pengangkatan. Alat bantu pengangkatan yang digunakan pada bengkel perotomotifan antara lain: Pengungkit, forklift, tali/tambang, seling, hook, alat khusus pengangkat engine, kerek/kran, dongkrak, car lift dan sebagainya. 1) Pengungkit.

Pengungkit adalah alat sederhana untuk memindahkan barang. Pengungkit dapat berupa kayu, bambu, besi atau bentuk lain yang dirancang secara khusus. Gambar 8. Pemindahan material dengan pengungkit 2) Forklift/garpu pembawa material

Forklift dapat berupa forklift dorong atau forklift kendaraan. Alat ini digunakan untuk membawa atau memindahkan material dari tempat satu ke tempat yang lain. Gambar 9. Penggunaan forklift dorong 3) Tali/tambang, seling dan hook.

Tali/tambang, seling dan hook digunakan untuk mengikat atau menahan material yang akan diangkat. Pemasangan tali/seling pada engine: a) Tali atau seling ditempatkan pada bagian bawah engine supaya tidak merusak engine saat diangkat. b) c) Upayakan tali/seling dapat menahan beban secara merata.

Pusat pengangkatan sedekat mungkin dengan titik keseimbangan engine. d) Gunakan alat khusus bila ada.

Gambar 10. Pemasangan tali atau seling pada engine. Pemasangan seling dan hook Pada blok engine biasa dipasang pengait/hook untuk memasang tali atau seling sewaktu akan mengangkat engine guna perbaikan. Prosedur pemasangan hook: a) b) c) Bautkan hook pada sudut-sudut blok paling ujung secara silang agar didapat keseimbangan.

Kaitkan pengait pada seling dengan hook secara tepat, sehingga kaitan antara seling dan hook benar-benar kuat. Pastikan bahwa kaitan benar benar mati / kuat, baru melakukan pengangkatan engine.

Seling

Hook

Gambar 11. Pemasangan seling dan hook

Gambar 12. Pemasangan alat khusus pengangkat engine 4) Kerek/kran dan Takel

Kerek/kran dan Takel adalah alat untuk mengangkat material/part atau komponen. Pada bengkel otomotif alat ini biasa digunakan untuk mengangkat engine, transmisi sewaktu akan diperbaiki dan memasangkan kembali sewaktu perbaikan sudah selesai. Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan Kran ataupun Takel: a) Memeriksa sumber tenaga yang digunakan untuk mengoperasikan peralatan pengangkat. b) c) Takel pengangkat harus benar-benar terpasang baik pada tempatnya. Jika pekerjaan tidak dapat dilakukan sendiri, perlu dilakukan secara tim.

d) e) f)

Upayakan jangan ada orang lalu-lalang dibawah alat pengangkat.

Upayakan material/komponen/part jangan sampai tergantung terlalu lama pada alat pengangkat.

Upayakan perlahan-lahan dan berhatihati sewaktu menurunkan material/komponen/part. Gambar 13. Kran lantai dan kerek/takel Gambar 14. Pengangkatan engine dengan kerek/takel

Gambar 15. Pengangkatan engine dengan Kran lantai 5) Dongkrak

Dongkrak adalah alat pengangkat yang banyak digunakan dalam perawatan atau perbaikan bagian-bagian kendaraan misalanya: sewaktu mengganti oli engine, perbaikan roda,sistem rem dan bagian-bagian yang lain yang memerlukan pengangkatan kendaraan. Macam-macam dongkrak yang digunakan antara lain: Dongkrak botol, dongkrak troli/buaya, dongkrak pantograf, dongkrak samping, dongkrak bumper dan sebagainya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan dongkrak: a) Pastikan dongkrak benar-benar baik. b) Aktifkan rem parkir.

c)

Pasang ganjal pada bagian roda depan sebelah kiri bila akan mengangkat kendaraan dibagian belakang sebelah kanan atau sebaliknya. d) Pasang ganjal pada kedua roda belakang bila akan mengangkat kendaraan bagian depan dengan kedua roda terangkat atau sebaliknya. e) f) g) OFF kan kunci kontak.

Jangan bekerja di bawah kendaraan saat kendaraan didongkrak. Turunkan kendaraan pelan-pelan bila pengangkatan sudah selesai. Dongkrak botol dan penggunaannya.

Dongkrak botol adalah dongkrak yan paling banyak digunakan pada kendaraan karena bentuk fisiknya yang relatif kecil dan mudah dibawa atau disimpan pada kendaraan. Gambar 16. Dongkrak botol Penggunaan dongkrak botol: a) Pasang sadel pada titik kendaraan yang akan diangkat secara tepat dan kuat, jangan sampai tergelincir. b) c) Tepatkan sadel dengan sekrup penyetel.

Pastikan klep pengontrol dalam keadaan tertutup rapat. Bila klep belum rapat putarlah klep searah jarum jam. d) e) Gerakkan handel dengan tuas dongkrak secara hati-hati.

Bila akan menurunkan, kendorkan klep berlawanan arah jarum jam secara pelan, agar kendaraan tidak turun dengan keras. Gambar 17. Pemasangan dongkrak botol pada kendaraan. Dongkrak troli dan penggunaannya:

Dongkrak troli/dongkrak buaya adalah dongkrak yang dapat digeser-geser. Dongkrak ini selain digunakan untuk mengangkat kendaraan juga dapat digunakan sebagai alat bantu memindah material/komponen/part. Dongkrak Troli/buaya terdiri dari: Handel: untuk menaikkan sadel/pengangkat pada pengangkatan beban berat. Pompa kaki: untuk menaikkan sadel pengangkat pada pengangkatan beban ringan.

Klep pengontrol: untuk membocorkan tekanan saat menurunkan beban. Sadel dudukan: untuk titik dukung beban yang akan diangkat. Caster: untuk membelokkan dongkrak sewaktu menggeser beban/material. Roda: untum memperingan dongkrak saat ditarik/digeser. Gambar 18. Dongkrak Troli/dongkrak buaya

Gambar 19. Penggunaan dongkrak troli saat untuk mengangkat

Gambar 20. Dongkrak troli saat untuk menggeser/membawa material/komponen/part Dongkrak Pantograf dan penggunaannya: Dongkrak pantograf digunakan untuk mengangkat beban ringan dan mudah dibawa di dalam kendaraan. Gambar 21. Penggunaan dongkrak Pantograf Dongkrak samping dan dongkrak bumper Dongkrak samping dan dongkrak bumper digunakan untuk mengangkat kendaraan saat dilakukan perbaikan pada sistem rem, roda kendaraan yang hanya membutuhkan pengangkatan sebelah/pada sisi kendaraan. Gambar 22. Penggunaan dongkrak samping

Gambar 23. Penggunaan dongkrak bumper 6) Car lift

Car lift adalah alat pengangkat khusus kendaraan. Mengangkat dengan car lift akan mempermudah mekanik dalam memperbaiki ataupun melakukan perawatan kendaraan terutama perbaikan di bawah kendaraan, karena mekanik dapat bergerak leluasa di bawah kendaraan. Jenis-jenis car lift: jenis penggerak mekanis, listrik dan hidrolis peneumatis. Hal-hal yang perlu diperhatikan sewaktu mengangkat kendaraan dengan car lift: a) b) Pelajari petunjuk operasi alat pengangkat yang ada di bengkel sesuai jenisnya. Pastikan dudukan pengangkat benar-benar kering atau bebas dari minyak. c) Pastikan kendaraan tidak mempunyai beban yang tidak setabil. d) Pastikan alat pengangkat dapat bekerja normal. Langkah pengangkatan: a) Tempatkan kendaraan tepat di tengah alat pengangkat. b) c) d) Aktifkan rem parkir.

Tutup pintu kendaraan secara kuat.

Operasikan alat pengangkat pelan-pelan sampai sadel dudukan bersentuhan dengan titik angkat kendaraan. e) f) Pastikan kendaraan tidak akan tergelincir.

Operasikan alat pengangkat sampai ketinggian yang diinginkan. Gambar 24. Penempatan kendaraan pada alat pengangkat

Tempatkan telapak di bawah titik pengaman Gambar 25. Penepatan sadeldudukan pada titik pengangkatan kendaraan

Gambar 26. Pengangkatan kendaraan dengan Carlift

Gambar 27. Pengangkatan dengan car lift 4 penopang

Gambar 28. Pengangkatan kendaraan dengan Car lift hidrolis pneumatis. 3. Penanganan Area kerja dan penyimpanan material / komponen / part secara aman.

Area kerja adalah wilayah atau tempat dimana suatu pekerjaan dilakukan. Tempat kerja yang digunakan untuk melakukan pekerjaan perotomotifan disebut bengkel otomotif. Bengkel otomotif sama seperti bengkel bengkel yang lain memiliki resiko kecelakaan yang cukup tinggi. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemeliharaan dan penataan agar resiko kecelakaan dapat ditekan menjadi sekecil mungkin. Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait dengan area kerja : a) b) c) Area kerja harus ditata rapi dan bersih.

Memiliki jalan yang memadai untuk lalu-lintas material atau kendaraan, juga untuk menghadapi resiko kebakaran. Bebas dari cairan licin oli, greas dan lainnya, juga bersih dari kotoran yang berserakan. Gambar 29. Membersihkan oli dan cairan pada lantai

Gambar 30. Membersihkan kotoran pada lantai d) e) Simpan part-part bekas yang sudah tidak terpakai pada tempatnya.

Bersihkan dan tempatkan kembali peralatan sehabis digunakan pada tempatnya. Gambar 31. Penyimpanan part-part bekas

Gambar 32. Penempatan peralatan sesudah digunakan

f)

Tempatkan material sesuai jenis pada tempat yang aman dengan selalu memperhatikan keselamatan barang dan pekerja. Gambar 33. Penyimpanan material/part/komponen.

g)

Pastikan peralatan ventilasi udara dan penerangan semua bekerja dengan baik terutama pada area penggunaan atau penyimpanan material yang mengandung zat kimia berbahaya seperti: Bahan bakar, thiner, cat, bahan-bahan pelarut. Gunakan saluran gas buang secara kolektif bila pada ruang/bengkel kerja digunakan untuk menghidupkan kendaraan. Dalam hal ini paling tidak jendela, pintu dapat dibuka dan mememnuhi syarat sebagai media ventilasi. Memberikan tanda-tanda tulisan yang jelass pada gudang penyimpanan serta tulisan pada wadah penyimpanan terutama untuk material yang berbahaya. c. 1. Rangkuman

h)

i)

Pengangkatan dan pemindahan material / komponen / part secara manual banyak mengandalkan tenaga manusia dalam penanganannya.

2. 3. 4.

Penanganan secara manual meliputi: mengangkat, menurunkan, membawa, menarik, mendorong, menahan dan sebagainya. Grafitasi bumi adalah gaya tarik bumi yang akan menarik setiap benda ke arah bawah. Beban yang diangkat oleh tangan ditopang oleh otot bisep, disalurkan ke tulang belikat oleh tandon dan diteruskan ke otot punggung atau tulang belakang. 5. a) b) Prinsip-prinsip pengangkatan secara manual: Upayakan beban sedekat mungkin dengan badan

Upayakan kedua tangan dapat memegang kuat pada benda yang akan diangkat c) d) Hindarkan gerakan putar yang mendadak

Upayakan konsentrasi beban berada pada kekuatan tumpuhan kaki e) Upayakan badan tetap lurus/tegap saat mengangkat f) g) Upayakan beban disekitar titik tengah badan

Beban yang diangkat maksimal setengah berat badan. secara mekanis menggunakan alat alat bantu

6.

Pengangkatan

pengangkatan antara lain: Pengungkit, forklift, tali, seling, hok, kran, takel,alat bantu khusus, dongkrak, car lift dan sebagainya. 7. Macam-macam dongkrak : dongkrak botol, pantograf, dongkrak troli, dongkrak samping,dongkrak bumper, dongkrak ulur dan sebagainya. 8. a) Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan Kran ataupun Takel: sumber tenaga yang digunakan pengangkat. untuk mengoperasikan peralatan

Memeriksa b) c) Jika d)

Takel pengangkat harus benar-benar terpasang baik pada tempatnya. pekerjaan tidak dapat dilakukan sendiri, perlu dilakukan secara tim. Upayakan jangan ada orang lalu lalang di bawah alat pengangkat. material / komponen / part jangan sampai tergantung terlalu lama pada alat pengangkat. perlahan lahan dan berhati hati sewaktu menurunkan material/komponen/part.

e)

Upayakan f)

Upayakan 9.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan dongkrak: a) Pastikan dongkrak benar-benar baik. b) Aktifkan rem parkir.

c)

Pasang ganjal pada bagian roda depan sebelah kiri bila akan mengangkat kendaraan dibagian belakang sebelah kanan atau sebaliknya. d) Pasang ganjal pada kedua roda belakang bila akan mengangkat kendaraan bagian depan dengan kedua roda terangkat atau sebaliknya. e) f) g) OFF kan kunci kontak.

Jangan bekerja di bawah kendaraan saat kendaraan didongkrak. Turunkan kendaraan pelan-pelan bila pengangkatan sudah selesai.

10. Alat bantu untuk memindahkan material / komponen/part yang banyak digunakan pada bengkel otomotif adalah: dongkrak troli, kran beroda, forklift. 11. Hal-hal yang perlu diperhatikan sewaktu mengangkat kendaraan dengan car lift:

a) b)

Pelajari petunjuk operasi alat pengangkat yang ada di bengkel sesuai jenisnya. Pastikan dudukan pengangkat benar benar kering atau bebas dari minyak. c) Pastikan kendaraan tidak mempunyai beban yang tidak setabil. d) Pastikan alat pengangkat dapat bekerja normal.

12. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan area kerja: a) b) Area kerja harus ditata rapi dan bersih

Memiliki jalan yang memadai untuk membawa material, kendaraan dan jalan bila terjadi kebakaran. c) d) e) Bebas dari cairan oli, greas dan kotoran lainnya.

Memiliki tempat penyimpanan part bekas yang memadai. tempat penyimpanan peralatan servis yang memadai.

Memiliki f) g)

Memiliki tempat penyimpanan material sesuai jenisnya. Memiliki ventilasi dan penerangan yang memadai. h) Memiliki saluran gas buang secara kolektif. tanda tanda penyimpanan material d. Tugas sesuai jenisnya.

i)

Memiliki

1.

Siapkan

peralatan pengangkat yang ada di bengkel sekolah dan pelajarilah cara mengoperasikannya.

2. Cermatilah material, peralatan dan ruangan yang ada di bengkel Sekolah. Cobalah membuat lay-out untuk menempatkan / menata material, peralatan sesuai ruangan yang ada sesuai dengan pengetahuan yang anda miliki. e. 1. 2. Tes formatif

Jelaskan secara singkat yang dimaksud dengan pusat keseimbangan benda.

Jelaskan secara singkat urutan anggota tubuh yang menahan beban pada waktu seseorang membawa beban pada kedua tangannya. 3. Jelaskan secara singkat yang dimaksud gravitasi bumi.

4.

Sebutkan 7 hal yang perlu diperhatikan sewaktu seseorang akan mengangkat material secara manual. 5. Sebutkan 10 macam alat bantu pengangkatan material secara mekanis. 6. Sebutkan 6 macam jenis dongkrak.

7.

Sebutkan 6 hal yang perlu diperhatikan sewaktu menggunakan kran atau takel pengangkat. 8. Sebutkan 6 hal yang perlu diperhatikan sewaktu akan menggunakan dongkrak.

9.

Sebutkan 3 jenis alat bantu untuk menggeser ataupun memindah material yang banyak digunakan di bengkel otomotif. 10. Sebutkan 4 hal yang perlu diperhatikan saat akan menggunakan carlift. 11. Sebutkan 8 hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan area kerja.

12. Sebutkan 5 kemungkinan penyebab kecelakan yang dapat terjadi terkait dengan penanganan tempat kerja yang kurang baik. f. 1. 2. Kunci jawaban

Titik pusat gravitasi benda sebagai titik pusat atau titik berat benda saat diangkat.

Beban di telapak tangan akan disalurkan melalui tendon bawah, otot bisep, tendon otot bisep, tulang belikat ke otot punggung dan bermuara di tulang belakang. 3. Gaya tarik bumi yang akan menarik setiap benda ke arah bawah. 4. a) b) 7 (tujuh) hal yang perlu diperhatikan:

Upayakan beban sedekat mungkin dengan badan

Upayakan kedua tangan dapat memegang kuat pada benda yang akan diangkat c) d) Hindarkan gerakan putar yang mendadak

Upayakan konsentrasi beban berada pada kekuatan tumpuhan kaki e) Upayakan badan tetap lurus/tegap saat mengangkat

f) g) 5.

Upayakan beban disekitar titik tengah badan

Beban yang diangkat maksimal setengah berat badan.

Pengungkit, forklift, tali, seling, hook, kran, takel ,dongkrak, carlift dan alat khusus. 6. Dongkrak botol, pantograf, ulir, troli, samping dan bumper 7. 6 (enam) hal yang perlu diperhatikan:

a)

Memeriksa sumber tenaga yang digunakan untuk mengoperasikan peralatan pengangkat. b) c) Takel pengangkat harus benar-benar terpasang baik pada tempatnya.

Jika pekerjaan tidak dapat dilakukan sendiri, perlu dilakukan secara tim. d) Upayakan jangan ada orang lalu-lalang di bawah alat pengangkat.

e) f)

Upayakan material/komponen/part jangan sampai tergantung terlalu lama pada alat pengangkat.

Upayakan perlahan-lahan dan berhati hati sewaktu menurunkan material/komponen/part. 8. a) 6 (enam) hal yang perlu diperhatikan: Pastikan dongkrak benar-benar baik. b) c) d) Aktifkan rem parkir.

Pasang ganjal pada bagian roda depan sebelah kiri bila akan mengangkat kendaraan dibagian belakang sebelah kanan atau sebaliknya. Pasang ganjal pada kedua roda belakang bila akan mengangkat kendaraan bagian depan dengan kedua roda terangkat atau sebaliknya. e) f) g) OFF kan kunci kontak.

Jangan bekerja di bawah kendaraan saat kendaraan didongkrak. Turunkan kendaraan pelan-pelan bila pengangkatan sudah selesai. 9. Dongkrak troli, kran dan forklift.

10. 4 (empat) hal yang perlu diperhatikan: a) Pelajari petunjuk operasi alat pengangkat yang ada di bengkel sesuai jenisnya.

b)

Pastikan dudukan pengangkat benar benar kering atau bebas dari minyak. c) Pastikan kendaraan tidak mempunyai beban yang tidak setabil. d) Pastikan alat pengangkat dapat bekerja normal. 11. 8 (delapan) hal yang perlu diperhatikan: a) Area kerja harus ditata rapi dan bersih

b)

Memiliki jalan yang memadai untuk membawa material, kendaraan dan jalan bila terjadi kebakaran. c) d) e) Bebas dari cairan oli,greas dan kotoran lainnya.

Memiliki tempat penyimpanan part bekas yang memadai.

Memiliki tempat penyimpanan peralatan servis yang memadai. f) g) Memiliki tempat penyimpanan material sesuai jenisnya. Memiliki ventilasi dan penerangan yang memadai. h) Memiliki saluran gas buang secara kolektif.

i)

Memiliki tanda-tanda penyimpanan material sesuai jenisnya. 12. 5 (lima) kemungkinan penyebab kecelakaan: a) Adanya oli atau bahan licin yan tercecer dilantai. b) Penerangan yang kurang memadai.

c)

Tidak adanya tanda atau label pada penyimpanan bahan berbahaya. d) Peralatan pengangkat yang tidak pernah dirawat. e) f) Bahan mudah terbakar berceceran dilantai

Penempatan peralatan pengangkat yang tidak standar.

Kegiatan Belajar 2: Melakukan pengangkatan/pemindahan material/komponen/part dan penataan area tempat kerja. a. Tujuan kegiatan belajar

1. 2.

Siswa dapat melakukan pekerjaan pengangkatan / pemindahan material/komponen/part secara manual.

Siswa dapat melakukan pekerjaan pengangkatan pemindahan material/komponen/part secara mekanis. 3. Siswa dapat melakukan penataan area tempat kerja sesuai standar operasi kerja. b. Uraian materi

1. 2.

Menata area tempat kerja dengan mengangkat dan memindahkan material/komponen/part secara manual. Menata area tempat kerja dengan mengangkat dan memindahkan material/komponen/part secara mekanis. 3. 4. Mengangkat kendaraan dengan alat-alat pengangkat.

Menata material atau bahan-bahan berbahaya sesuai jenisnya. c. Rangkuman

d. 1. 2. 3.

Tugas

Tatalah material yang ada di bengkel sekolah sesuai tempat dan jenisnya dengan mengangkat dan memindahkan secara manual.

Lakukan Pengangkatan material/komponen/part dengan peralatan pengangkat yang ada di bengkel sekolah. Lakukan pengangkatan kendaraan dengan macam-macam dongkrak yang ada di bengkel sekolah. 4. Lakukan pengangkatankendaraan dengan carlift yang ada dibengkel sekolah.

5. 6.

Tatalah material dan bahan bahan berbahaya yang ada di bengkel sekolah pada tempat yang sesuai dengan jenisnya. Infentarisaikan hal-hal yang kurang baik berkaitan denga penataan area tempat kerja di bengkel sekolah, lakukan perbaikan dan penataan bila diperlukan. e. f. Tes formatif Kunci jawaban

LEMBAR KERJA 1 Kompetensi : Pelaksanaan Operasi Penanganan secara manual. Sub kompetensi : Mengangkat dan memindahkan,menata material/komponen/part secara manual.

TUJUAN: 1. Siswa dapat mengangkat dan memindah material / komponen / part secara manual. 2. Siswa dapat menata material/komponen/part sesuai jenisnya. KESELAMATAN KERJA: 1. Jangan memaksakan diri sekiranya material tidak dapat diangkat sendiri, angkat lah secara tim. 2. Letakkan material/komponen/part yang paling berat di tempat yang paling bawah. 3. Gunakan peralatan keselematan kerja sesuai jenis pekerjaan yang dilakukan. ALAT: 1. 2. Kaos tangan.

Rak/ meja untuk menempatkan material. BAHAN:

1.

Macam-macam material/komponen/part otomotif. 2. Kain majun/lap.

LANGKAH KERJA: 1. 2. Menyiapkan rak atau meja untuk menempatkan material.

Membersihkan material/komponen/part yang akan diangkat atau dipindahkan. 3. Melakukan pengangkatan/pemindahan material secara manual.

4.

Membuat laporan kerja berupa pencatan macam-macam material yang diangkat, dipindahkan atau disimpan, termasuk lokasi penyimpanannya. LEMBAR KERJA 2 Kompetensi : Pelaksanaan Operasi Penanganan secara manual.

Sub kompetensi

: Mengangkat dan memindahkan,menata material/komponen/part secara mekanis.

TUJUAN: 1. Siswa dapat mengangkat dan memindah material / komponen / part secara mekanis. 2. 3. Siswa dapat menata material/komponen/part sesuai jenisnya.

Siswa dapat mengangkat kendaraan dengan macam-macam dongkrak. 4. Siswa dapat mengangkat kendaraan dengan carlift. KESELAMATAN KERJA: 1. 2. Pastikan alat pengangkat dapat bekerja normal.

Hati-hati kendaraan jangan sampai tergelincir sewaktu diangkat.

3.

Jangan meninggalkan material/komponen/part tergantung pada alat pengangkat. ALAT: 1. 2. Tali, seling, hook

Rak/ meja untuk menempatkan material. 3. Macam-macam jenis dongkrak. 4. 5. Alat pengungkit.

Alat-alat pengangkat khusus. 6. 7. Forklift. Carlift.

BAHAN: 1. Macam-macam material/komponen/part otomotif. 2. 3. Kain majun/lap. Unit kendaraan.

LANGKAH KERJA: 1. Menyiapkan rak atau meja untuk menempatkan material.

2. 3.

Membersihkan material/komponen/part yang akan diangkat atau dipindahkan.

Melakukan pengangkatan/pemindahan material secara mekanis dengan tali,seling,hook, kran dan takel. 4. 5. 6. Memindahkan barang dengan troli, forklift. Mengangkat unit kendaraan dengan carlift.

Membuat laporan kerja berupa pencatan macam-macam material yang diangkat, dipindahkan atau disimpan, termasuk lokasi penyimpanannya.

LEMBAR KERJA 3 Kompetensi : Pelaksanaan Operasi Penanganan secara manual. Sub kompetensi : Mengangkat dan memindahkan,menata material/bahan berbahaya otomotif. TUJUAN: 1. 2. Siswa dapat mengangkat, memindah material / bahan berbahaya otomotif sesuai jenisnya secara aman. Siswa dapat menata material/bahan berbahaya otomotif pada tempat yang sesuai standar operasi kerja. KESELAMATAN KERJA: 1. Hati-hati terhadap cairan berbahaya jangan mengenai kulit. 2. 3. Gunakan kaos tangan.

Simpanlah material yang mudah terbakar menjadi satu dan berilah tulisan area bebas rokok. 4. Pastikan tempat penyimpanan sesuai standar operasi kerja. ALAT: 1. 2. Forklift dorong,kereta dorong. Rak/meja penyimpan material. BAHAN: 1. Macam-macam material/bahan berbahaya otomotif. 2. Kain majun/lap.

LANGKAH KERJA: 1. Menyiapkan rak atau meja untuk menempatkan material.

2. 3. 4. 5.

Melakukan pengangkatan/pemindahan dan penataan material

Membuatkan tulisan-tulisan pada jenis-jenis material berbahaya yang belum ada keterangannya. Membuatkan tulisan-tulisan peringatan di tempat atau gudang penyimpanan. Membuat laporan kerja berupa pencatan macam-macam material yang diangkat, dipindahkan atau disimpan, termasuk lokasi penyimpanannya.

BAB III EVALUASI A. Kriteria dan Instrumen Penilaian 1. a) b) c) Kriteria Penilaian Pengetahuan (Tes formatif):

Siswa dapat skor 7 (tujuh) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 70 % s/d 80 %. Siswa dapat skor 8 (delapan) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 81 % s/d 90 %. Siswa dapat skor 9 (sembilan) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 91 % s/d 100 %. d) e) Setiap item soal harus mendapat nilai minimal 7 (tujuh).

Bila belum mencapai nilai tujuh siswa wajib belajar kembali dan mengulang pada item tersebut. 2. ASPEK YANG DINILAI 2 Mengangkat, memindahkan material/ Kriteria Penilaian Praktek INDIKATOR KEBERHASILAN 3 * 70 80 % Sesuai standar operasi kerja. * 81-90 % sesuai standar operasi kerja. PENILAIAN YA TIDAK 8 9 5 6 7

NO 1 1

7 4

komponen/part secara * 91- 100 % sesuai standar manual. operasi kerja. * 70-80 % sesuai standar Mengangkat, operasi kerja. memindahakan * 81-90 % sesuai standar material/ operasi kerja. komponen/part * 91-100 % sesuai standar

NO 1

ASPEK YANG DINILAI 2 memakai tali/ seling, hook,kran dan takel. Mengangkat, memindahkan material/ komponen/part memakai pengungkit, dongkrak troli dan forklift. Mengangkat kendaraan dengan macam-macam jenis dongkrak.

INDIKATOR KEBERHASILAN 3 operasi kerja.

7 4

PENILAIAN YA TIDAK 8 9 5 6 7

* 70-80 % sesuai standar operasi kerja. * 81-90 % sesuai standar operasi kerja. * 91-100 % sesuai standar operasi kerja.

* 70-80 % sesuai standar operasi kerja. * 81-90 % sesuai standar operasi kerja. * 91-100 % sesuai standar operasi kerja. * 70-80 % sesuai dengan standar operasi kerja. * 81-90 % sesuai standar operasi kerja. * 91-100 % sesuai standar operasi kerja. * 70-80 % sesuai standar operasi kerja.

Mengangkat kendaraan dengan macam-macam jenis carlift.

Memindahkan dan menyimpan material/bahan * 81-90 % sesuai standar berbahaya otomotif operasi kerja. pada area tempat kerja dan menata area tempat kerja. * 91-100 % sesuai standar operasi kerja. Dapat menerapkan K3 dan K3 dan SOP

NO 1

ASPEK YANG DINILAI 2

INDIKATOR KEBERHASILAN 3 SOP. JUMLAH :

7 4

PENILAIAN YA TIDAK 8 9 5 6 7

CATATAN : 1. 2. 3. Nilai 7,00 (lulus baik / YA), tepat waktu dan 70-80 % memenuhi standar minimal yang dipersyaratkan. Nilai 8,00 (lulus amat bai k / YA), waktu lebih cepat dan 81-90 % memenuhi Standar minimal yang dipersyaratkan.

Nilai 9,00 (lulus istimewa / YA), waktu lebih cepat dan 91-100 % memenuhi standar minimal yang dipersyaratkan. 4. Nilai Praktik = Jumlah perolehan nilai dibagi tujuh =

B. Tes Praktik : Berpedoman pada cek list kriteria penilaian Praktik yang ada pada modul ini.

DAFTAR KEMAJUAN SISWA NAMA SISWA : NIS NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Rata-rata NILAI FORMATIF 1 N1 NILAI PRAKTIK N2 : KETERANGAN

N= (4xN1)+(6xN2)

10

N =

CATATAN: Daftar kemajuan hanya diisi nilai materi yang sudah memenuhi standar minimal kelulusan.

BAB IV
PENUTUP Bagi siswa yang belum memenuhi standar kelulusan yang ditentukan, wajib mengulangi belajar pada modul ini, terutama pada item-item soal yang belum memenuhi standar kelulusan. Bagi siswa yang sudah berhasil lulus akan mendapatkan nilai akhir minimal 7,00 (tujuh koma nol nol) dan dapat melanjutkan ke modul berikutnya, atau bersama guru pengampu merencanakan uji eksternal untuk mendapatkan pengakuan kompetensi atau sertifikat kompetensi.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (Th. ). Perbaikan Kendaraan Ringan. Bahan pelatihan Nasional. Anonim. (2004). Modul Pelaksanaan Operasi Penanganan Secara Manual Jogyakarta : SMK N 2 Depok, Daryanto. Drs. (2001). Keselamatan Kerja Bengkel Otomotif. Jakarta: Bumi Aksara. Fatimah Sumanto,Noeraniah Akmaloedin. (1987). Biologi 2. Jakarta: Pustaka Ilmu. Posted in ilmu, otomotif Leave a Comment

PemeliharaanServis Engine dan Komponen-komponennya

Apr 21 Posted by 66tech BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul Pemeliharaan/servis Engine dan komponen-komponennya dengan kode OPKR. 20-001-2 B membahas tentang prosedur perawatan/servis engine gasoline/motor bensin secara berkala. Materi kompetensi yang terdapat pada modul ini merupakan sub kompetensi dari kompetensi pemeliharaan/servis engine secara keseluruhan. Apabila siswa menguasai sub kompetensi ini, akan mudah mempelajari kompetensi yang lainnya, terutama yang terkait dengan perbaikan engine. Dalam dunia perotomotifan, perawatan/servis engine secara berkala dikenal dengan sebutan Tune-up engine. Setelah melaksanakan modul ini diharapkan siswa dapat memahami prosedur perawatan/servis engine gasoline dan komponen-komponennya, serta dapat melakukan perawatan/servis engine dan komponen-komponennya secara berkala. Kompetensi yang terdapat dalam modul ini akan membekali siswa pengetahuan dan ketrampilan serta sikap yang benar yang terkait dengan setiap pekerjaan perawatan/servis engine secara berkala, sehingga siswa memiliki kemampuan yang dapat diterapkan di dunia industri perotomotifan. Modul ini dibagi menjadi 2 kegiatan belajar yaitu: kegiatan belajar 1 prosedur perawatan/servis engine bensin dan komponen-komponennya secara berkala dan kegiatan belajar 2 prakteik perawatan/servis engine gasoline dan komponen-komponennya secara berkala.

B. Prasyarat Sebelum memulai modul ini, siswa harus sudah menyelesaikan modul OPKR.10-016 B tentang K3, OPKR. 10-017 B tentang penggunaan peralatan dan perlengkapan tempat kerja, modul OPKR. 10-010 B Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur modul OPKR. 20-001-1 B Prinsip kerja engine dan identifikasi komponen-komponen engine, serta modul lainnya yang harus dipelajari lebih awal sesuai dengan peta kedudukan modul. C. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Petunjuk Bagi Siswa

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal dalam mempelajari materi modul ini, langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:

a. Bacalah dan pahamilah dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, siswa dapat bertanya pada guru yang mengampu kegiatan belajar tersebut. Kerjakanlah setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar. b. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini: 1) 2) 3) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang diberikan. Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.

Sebelum melaksanakan praktik, siapkan alat dan bahan yang diperlukan secara cermat (lihat lembar kerja). 4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar

5)

Untuk melakukan kegiatan belajar praktik yang belum jelas, harus meminta ijin guru lebih dahulu. 6) Setelah selesai praktik, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.

c. Siswa dinyatakan lulus, bila sudah dapat menjawab seluruh soal dengan benar tanpa melihat buku atau kunci jawaban, serta dapat melakukan praktik sesuai standar minimal yang ditentukan. Bila belum berhasil siswa wajib mengulang. d. Bila siswa sudah dinyatakan berhasil, siswa bersama guru dapat membuat rencana uji kompetensi dengan menghadirkan lembaga sertifikasi profesi setempat yang telah diakui keberadaannya, untuk mendapatkan pengakuan kompetensi dengan sertifikat. e. Konsultasikan dengan guru pada saat merencanakan proses belajar, saat menemui kesulitan dalam menjawab soal-soal maupun saat melakukan praktik, ataupun bila memerlukan sumber belajar yang lain. Dapat mengkomunikasikan dengan guru bila membutuhkan pendamping dari industri pada saat belajar, juga saat akan mengerjakan modul berikutnya. 2. Petunjuk Bagi Guru

Dalam setiap kegiatan belajar guru berperan untuk: a. b. c. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar.

Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar. Membantu siswa dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan siswa mengenai proses belajarnya.

d.

Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar. e. f. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

Membantu siswa mencarikan pendamping dari industri bila diperlukan. g. Mencatat hasil kemajuan belajar siswa. h. Melaksanakan penilaian internal.

i.

Menjelaskan pada siswa apabila ada yang perlu dibenahi dan merundingkan pada siswa rencana pemelajaran berikutnya.

D. Tujuan Akhir Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini siswa diharapkan: 1. Memahami prosedur perawatan/servis engine bensin dan komponennya. 2. Dapat melakukan pekerjaan perawatan/servis engine bensin secara berkala. E. SUB KRITERIA KOMPETENSI KINERJA 1.Memelihara/servis *Pemeliharaan/servis engine dan engine komponenkomponennya dan komponenkomponennya dilakukan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya. *Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik. *Seluruh kegiatan KOMPETENSI

MATERI POKOK PEMELAJARAN LINGKUP BELAJAR SIKAP PENGETAHUAN KETRAMPILAN *Komponen*Menerapkan *Prosedur *Melakukan komponen pemeliharaan/ perawatan/ engine yang SOP dalam perlu pemeliharaan/servis servis engine dan servis. diperiksa/ engine dan komponennya. diservis. komponennya. *Persyaratan keamanan *Data *Menerapkan K3. peralatan/ spesifikasi komponen. pabrik. *Melaksanakan kegiatan yang *Persyaratan *Prosedur komplek dan tidak keamanan dan pemeliharaan/ rutin, menjadi keselamatan diri. servis. mandiri dan bertanggung jawab untuk pekerjaan yang lainnya.

servise,baik proses,hasil data harus sesuai SOP,K3

F.

Cek Kemampuan AWAL

Sebelum siswa mempelajari modul ini, siswa dapat mencoba mengerjakan soal-soal yang ada pada lembar soal formatif. Bila siswa merasa dapat mengerjakan soal-soal formatif, guru pembimbing dapat melakukan tes kepada siswa yang bersangkutan dan bila hasilnya benar pembimbing dapat menyediakan bagi siswa tersebut modul berikutnya. Tetapi bila siswa belum bias, maka harus melanjutkan mempelajari modul ini.

BAB II PEMELAJARAN A. Rencana Belajar Siswa Rencanakanlah setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar.

Jenis Kegiatan 1. Prosedur perawatan/servis engine bensin. 2. Melakukan perawatan/servis engine bensin.

Tanggal

Waktu

Tempat Belajar

Alasan Perubahan

Paraf Guru

B. Kegiatan Belajar Kegiatan Belajar 1: Prosedur Perawatan/servis Engine Bensin a. Tujuan Kegiatan Belajar

Siswa dapat menjelaskan komponen-komponen yang memerlukan perawatan, serta prosedur perawatan engine bensin. b. Uraian Materi

Prosedur Perawatan Engine Bensin Engine yang sudah dioperasikan akan mengalami perubahan fisik pada komponenkomponennya seperti pada: blok motor, kepala silinder, mekanik katup, poros engkol, kelengkapan piston, poros nok dan yang lainnya. Perubahan fisik tersebut dapat mengganggu kinerja engine. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan perawatan secara rutin/berkala, agar tingkat perubahan yang terjadi dapat ditekan seminimal mungkin. Perawatan rutin komponen-komponen engine dilakukan tidak secara langsung pada komponen-komponen tersebut di atas, tetapi pada sistem-sistem yang mendukung kinerja engine. Pada industri perotomotifan perawatan rutin terhadap komponen-komponen engine disebut dengan Tune-up engine. Adapun perawatan yang dimaksud meliputi:

1.

Perawatan Sistem Pendinginan

Gangguan pada sistem pendinginan secara umum akan berakibat meningkatnya suhu kerja engine yang akhirnya akan mengganggu kinerja engine. Gangguan langsung yang dirasakan antara lain: tenaga berkurang, bahan bakar boros, komponen-komponen engine mengalami kerusakan pekerjaan perawatan berkala pada sistem pendinginan meliputi: a) Pemeriksaan tinggi permukaan air pendingin

Periksa ketinggian air pendingin yang terdapat pada tangki Penampungan (Reservoir). Jika tinggi air kurang isilah hingga garis FULL.

Gambar 1. Pemeriksaan tinggi air

b)

Memeriksa kondisi air pendingin

Periksalah air pendingin kemungkinan kotor terdapat karat atau tercemar oli. Gambar 2. Pemeriksaan kondisi air pendingin

c)

Memeriksa sistem pendinginan Periksalah kemungkinan terjadi:

1)

Kerusakan fisik pada radiator atau slang radiator. 2) Kerusakan pada klem slang radiator. 3) Kisi-kisi radiator berkarat.

4)

Kebocoran pada pompa air, pipa radiator (core),penguras. Gambar 3. Pemeriksaan sistem pendinginan

d)

Memeriksa kerja tutup radiator

Dengan menggunakan alat tes tutup radiator (Radiator cap tester) periksalah kondisi pegas dan katup vakum dari tutup radiator. Tutup perlu diganti bila tekanan pembukaan dibawah angka spesifikasi pabrik, atau jika secara fisik rusak. Tekanan pembukaan katup : STD : 0,75 1,05 kg/cm2 Limit : 0,6 kg/cm2 (sesuaikan dengan ketentuan manual)

Gambar 4. Pemeriksaan kerja tutup radiator

e) 1)

Memeriksa tali kipas

Tali kipas diperiksa secara visual kemungkinan terjadi: Retak, perubahan bentuk, aus atau terlalu keras. terkena oli atau paslin/grease. 2) Persinggungan yang tidak sempurna antara tali dan puli.

Gambar 5. Pemeriksaan tali kipas secara visual f) Memeriksa dan menyetel tegangan tali kipas

Dengan tekanan 10 kg/cm2, tekan tali seperti pada gambar defleksi/kelenturan tali : Pompa air Alternator : 7 11 mm Engkol Kompressor : 11 14 mm Bila tidak memenuhi spesifikasi pabrik lakukan penyetelan tali kipas dengan SST penyetel tali kipas. Tegangan tali kipas : Baru : 100 150 Lbs Lama : 60 100 Lbs.

(sesuaikan dengan ketentuan manual)

Gambar 6. Pemeriksaan tegangan tali kipas

Gambar 7. Penyetelan tegangan tali kipas

2.

Membersihkan saringan udara/Air filter

Gangguan pada saringan udara akan berakibat tenaga engine berkurang dan bahan bakar boros. Adapun prosedur perawatannya seperti berikut:

a)

Melepas saringan udara dari engine. Jangan sampai ada benda yang masuk ke karburator. b) c) Hembuskan tekanan udara dari sisi dalam elemen. Bila elemen rusak atau terlalu kotor supaya diganti. Gambar 8. Membersihkan elemen saringan udara 3. Memeriksa Baterai

Kemampuan kerja baterai akan mengalami penurunan seiring dengan pemakaian. Kinerja baterai yang kurang baik akan menyebabkan: sulit untuk menstarter engine, gangguan pada sistem penerangan dan peralatan tambahan (assesoris). Perawatan baterai meliputi: a) Pemeriksaan secara visual:

Periksa baterai kemungkinan: 1) 2) Penyangga baterai berkarat.

Terminal longgar, berkarat atau rusak. 3) Kotak baterai rusak atau bocor. Gambar 9. Pemeriksaan baterai secara visual

b) 1)

Mengukur berat jenis elektrolit

Memeriksa berat jenis baterai dengan hydrometer Berat jenis : 1,25 1,27 pada suhu 200 C

2)

Periksa jumlah elektrolit pada setiap sel. Ketinggian elektrolit harus berada antara garis Uper level dan lower level.

Gambar 10. Pemeriksaan elektrolit baterai

4.

Memeriksa Sistem Pelumasan

Sistem pelumasan merupakan bagian vital pada engine. Gangguan pada sistem pelumasan akan berakibat: suhu engine meningkat berlebihan, komponen-komponen engine cepat aus dan tenaga mesin akan terasa berkurang. Perawatan pada sistem pelumasan meliputi: a) Memeriksa tinggi oli

Tinggi oli harus berada antara garis L dan F, bila kurang harus ditambah, periksalah kemungkinan ada kebocoran, dan perbaikilah. Gambar 11. Pemeriksaan tinggi oli

b)

Memeriksa kondisi oli

Periksa oli kemungkinan kotor, tercemar air atau sudah berubah warna karena terbakar. Gambar 12. Pemeriksaan kondisi oli

c) 1) 2)

Mengganti saringan oli (oil filter) Membuka saringan oli dengan SST.

Pasang saringan oli baru dengan tangan sampai kencang. 3) Hidupkan mesin dan periksa kebocoran.

4)

Matikan mesin dan periksa tinggi oli, bila kurang ditambah. Gambar 13. Melepas saringan oli

Gambar 14. Memasang saringan oli 5. Memeriksa, membersihkan dan menyetel busi

Busi adalah komponen yang memberikan loncatan api untuk proses pembakaran. Bila busi kotor, rusak akan berakibat: tenaga engine kurang, engine tidak dapat idel, pincang dan sulit distarter. Perawatan busi meliputi: a) 1) Pemeriksaan busi secara visual

Kemungkinan retak, kerusakan pada ulir atau isolator. 2) 3) 4) Keausan pada elektroda.

Gasket rusak atau berubah bentuk.

Elektroda terbakar atau kotor berlebihan.

Gambar 15. Pemeriksaan busi secara visual b) Membersihkan busi

1) 2)

Jangan menggunakan pembersih busi terlalu lama.

Hembuskan kompoun dan karbon pembersih dengan udara tekan 3) Bersihkan ulir dan permukaan luar isolator.

Gambar 16. Membersihkan busi

c)

Menyetel celah busi

Memeriksa semua celah busi dengan alat pengukur celah. Jika diperlukan setelah celah busi dengan membengkokkan elektroda busi.

Gambar 17. Penyetelan celah busi 6. Memeriksa kabel tegangan tinggi

Gangguan kabel tegangan tinggi pengapian akan berakibat: engine sulit distarter, tidak dapat idel, pincang dan tenaga kurang. Hal ini dapat terjadi karena tahanan kabel menjadi sangat besar. Periksalah semua kabel tegangan tinggi tahanan kabel: kurang dari 25 kW.

Gambar 18. Cara melepas kabel busi

Gambar 19. Cara memeriksa tahanan kabel busi

7.

Distributor

Gangguan pada distributor akan berakibat kinerja sistem pengapian tidak sempurna, yang akhirnya akan mengganggu kinerja engine: engine sulit distart, tenaga kurang, panas berlebihan dan komponen-komponen utama engine cepat rusak. Adapun perawatannya meliputi: a) Memeriksa tutup distributor

Periksa tutup distributor serta rotor dari kemungkinan: 1) 2) 3) Retak, berkarat, kotor atau terbakar. Terminal-terminal kotor atau terbakar.

Pegas karbon terminal tengah lemah atau macet. Gambar 20. Pemeriksaan tutup distributor

b)

Menyetel celah platina atau celah udara

1)

Jika platina aus, rusak atau terbakar ganti yang baru. 2) Stel celah platina : celah blok : 0,45 mm

3)

Stel celah udara antara rotor dan proyeksi koil (pengapian elektronik). Celah udara : 0,2 0,4 mm

Gambar 21. Cara penyetelan platina atau celah udara

c)

Memeriksa sudut Dwell

Periksa sudut dwell dengan Dwell tester. Sudut dwell : 50 0 54 0

Gambar 22. Pemeriksaan sudut dwell d) Memeriksa saat pengapian

Stel putaran mesin pada putaran idel, oktan selector pada posisi standar. Pada putaran maksimal 950 Rpm saat pengapian antara 50 15 0 sebelum TMA (sesuaikan dengan spesifikasi pabrik). Penyetelan pengapian dengan merubah posisi distributor serta menggunakan alat Timing light. Jangan menyetel dengan Oktan selector.

Gambar 23. Penyetelan saat pengapian

e) 1)

Memeriksa kerja governor advancer

Rotor harus kembali dengan cepat setelah diputar searah putaran rotor dan dilepas. 2) Rotor tidak boleh terlalu kendor.

Gambar 24. Pemeriksaan Governoor advancer

f)

Memeriksa governor advancer dengan engine hidup

Hidupkan engine dan lepaskan slang vakum pada distributor. Saat pengapian berubah-ubah sesuai putaran engine. Gambar 25. Pemeriksaan Governoor advancher dengan engine hidup

g)

Memeriksa kerja Vacum advancer

Hubungkan slang vakum pada distributor. Oktan selector akan berubah-ubah sesuai putaran engine. Gambar 26. Pemeriksaan Vacum advancer

8.

Menyetel Celah Katup

Perubahan pada setelan celah katup akan berakibat pemasukan gas baru dan pengeluaran gas bekas terganggu dan akan menyebabkan tenaga engine berkurang, putaran idel terganggu dan suara berisik. Adapun prosedur penyetelannya sebagai berikut: a) 1) 2) b) Menepatkan tanda timing

Panaskan engine kemudian matikan

Tepatkan silinder no 1 pada TOP kompresi

Mengencangkan baut-baut kepala silinder dan penumbuk katup. 1) 2) Baut kepala silinder: 5,4 6,6 kg.m Baut penumbuk katup: 1,8 6,6 kg.m

Gambar 27. Pengencangan baut kepala silinder dan penumbuk katup.

c)

Menyetel Celah Katup

Celah katup diukur di antara batang katup dengan lengan penumbuk (Rocker arm). Celah katup hisap: 0,20 mm, katup buang: 0,30 mm (sesuaikan dengan ketentuan manual)

Gambar 28. Penyetelan katup TOP kompresi silinder 1

Putar satu kali putaran (360 0), stel pada TOP kompresi silinder 4. Gambar 29. Penyetelan katup TOP kompresi silinder 4

9.

Memeriksa Karburator

Untuk penyetelan karburator gunakan manual sesuai jenis karburator dan merek kendaraannya. Gangguan pada sistem karburator akan berakibat: tenaga engine berkurang, putaran idel tidak baik dan bahan bakar boros. Perawatan pada sistem karburator meliputi: a) 1) 2) Memeriksa katup trotel

Katup trotel harus membuka penuh saat pedal gas ditekan penuh. Penyetelan dilakukan melalui kabel gas atau baut penyetop pedal gas. Gambar 30. Pemeriksaan katup trotel

Gambar 31. Penyetelan pembukaan katup trotel

b)

Memeriksa Pompa Akselerasi

Bensin harus menyemprot keluar dari Jet saat katup trotel terbuka. Gambar 32. Pemeriksaan pompa akselerasi.

c)

Memeriksa Katup Cuk Konvensional

Katup cuk harus membuka penuh bila tombol cuk ditarik penuh dan menutup penuh bila tombol dilkembalikan. Gambar 33. Pemeriksaan katup cuk saat tombol ditarik

Gambar 34. Pemeriksaan katup cuk saat tombol dilepas d) 1) Memeriksa Pembuka Cuk Otomatis

Memeriksa BVSV mesin dalam keadaan dingin, suhu air dibawah 30 0C, lepaskan slang vakum dari pembuka cuk. Gambar 35. Pelepasan slang vakum penarik cuk

2)

Menarik tombol cuk, menekan pedal gas sekali dan menghidupkan engine. Gambar 36. Penarikan tombol cuk engne hidup dan digas

3)

Pasang kembali slang vakum, penghubung cuk tidak bergerak.

Gambar 37. Pemeriksaan penghubung cuk 4) Memeriksa BVSV keadaan engine panas. Hidupkan mesin sampai suhu kerja, matikan lalu lepaskan slang vakum dari pembuka cuk. Gambar 38. Pelepasan slang vakum dari penghubung cuk 5) Tarik tombol penuh, tekan pedal gas sekali, dan kembalikan tombol posisi setengah. Gambar 39. Tombol cuk posisi setengah 6) Pastikan nok idel tinggi pada langkah kedua, dan hidupkan engine.

Gambar 40. Pengecekkan nok idel tinggi pada langkah kedua 7) Pasang kembali slang vakum, pastikan linkage cuk bergerak dan nok idel tinggi dibebaskan pada langkah ketiga. Pada saat tombolcuk ditekan habis, putaran engine kembal idel. Perhatikan gambar berikut:

Gambar 41. Nok idel tinggi pada langkah ketiga 10. Penyetelan Putaran dan Campuran Idel (Gunakan selalu buku manual sesuai merek kendaraan dan Tahun pembuatannya). Dalam penyetelan putaran dan campuran idel, perlu diperhatikan hal-hal berikut: a) b) Saringan udara dalam keadaan terpasang Suhu air pendingin normal (suhu kerja) c) d) Katup cuk terbuka penuh

Semua perlengkapan tambahan dimatikan e) f) Semua saluran vakum terpasang Transmisi pada posisi netral

g) h) i)

Saat pengapian benar-benar tepat (sudah distel) Tachometer dan pengukur vakum terpasang Pengukur CO pada posisi NOL siap pakai.

a) Lepaskan slang HIC dan sumbatlah ujung slangnya.

Gambar 42. Pelepasan slang HIC

b) Membuka kap pembatas idel Membuka kap pembatas idel pada skrup pengatur campuran idel jika terpasang seperti gambar berikut: Gambar 43. Cara membuka kap pembatas idel

c)

Menyetel idel pada putaran spesifikasi

Menyetel putaran idel pada putaran spesifikasi (600-800 Rpm), dengan jalan menyetel sekrup pengatur seperti berikut: Gambar 44. Penyetelan putaran idel

d) Menyetel vakum maksimum Stel hingga vakum maksimum dengan memutar sekrup pengatur campuran idel dengan SSTseperti berikut: Gambar 45. Penyetelan vakum maksimum e) Menyetel putaran dan campuran idel Ulangi penyetelan putaran dan campuran hingga vakum benar-benar maksimum seperti berikut:

Gambar 46. Penyetelan putaran dan campuran idel

f)

Cek putaran dan campuran idel

Pengecekan setelan putaran dan campuran idel dengan menarik link gas kemudian melepaskan kembali. Pastikan Rpm kembali ke posisi spesifikasi seperti berikut: Gambar 47. Pengecekan setelan putaran dan campuran idel 11. a) b) Mengukur Konsentrasi CO Pada Gas Buang

Menaikkan putaran sekitar 200 Rpm selama 30 60 detik.

Tunggu 1 menit, baru lakukan pengukuran. Pengukuran harus dilakukan selama 3 menit seperti berikut: Gamba r 48. Pengu kuran konsen trasi CO

c) Jika seluru h pekerjaan penyetelan sudah selesai, kembalikan slang katup HIC seperti semula dan pasang kap pembatas idel yang baru seperti berikut: Gambar 49. Pemasangan slang katup HIC dan Kap pembatas idel.

12. Memeriksa Tekanan Kompresi Engine

a)

Panaskan engine sampai suhu kerja b) Lepas semua busi

Gambar 50. Melepas busi c) Melepas kabel tegangan tinggi dari koil pengapian agar aliran skunder terputus.

Gambar 51. Pelepasan kabel tegangan tinggi koil d) Memasang kompresi tester pada lubang busi, buka trotel penuh dan start engine pada putaran: 250 Rpm selama maksimal 3 detik. Baca hasil pengukuran antara 9 12 kg/cm2 (sesuaikan dengan manual merek kendaraan) yang diukur. Gamba r 52. Pemeri ksaan tekana n kompr esi

c. 1. 2.

Rangkuman

Perawatan komponen-komponen engine dilaksanakan dengan pekerjaan Tune-up engine. Tune-up engine: mengembalikan kinerja engine secara maksimal dengan memelihara, menyetel dan mengganti komponen yang mendukung kinerja engine. 3. Pekerjaan Tune-up meliputi: a) b) Sistem pendingin Tali kipas

c) d) e) f) g)

Saringan udara Baterai Oli mesin Busi

Kabel tegangan tinggi h) Distributor

i)

Baut kepala silinder dan penumbuk katup j) k) l) Celah katup Karburator Putaran idel

m) Konsentrasi CO n) 4. 5. 6. 7. Tekanan kompresi.

Alat tes sistem pendinginan adalah Radiator tester.

Pengukuran tegangan tali kipas antara pompa air dan alternator, antara engkol dan kompressor. Pengukuran baterai meliputi: kondisi terminal, kondisi kotak baterai dan berat jenis elektrolit. Perawatan sistem pelumasan: kondisi dan kapasitas oli, penggantian saringan oli. 8. Perawatan busi: membersihkan , menyetel atau mengganti busi. 9. Tahanan kabel tegangan tinggi kurang dari 25 kW.

10. 11.

Pemeriksaan distributor meliputi: tutup dan terminal-terminal tutup distributor,rotor, governor advancer, vakum advancer, penyetelan celah platina dan sudut dwell.

Prosedur menyetel pengapian: hidupkan engine, pasang timing light, lihat tanda penyesuai, tepatkan dengan menggerakkan distributor.

12. Prosedur menyetel celah katup: Kencangkan baut kepalasilinder dan penunjang batang penumbuk, posisikan tanda timing pada TOP kompresi silinder 1, setel katup buang silinder 1

dan 3 dan katup masuk silinder 1 dan 2. Putar 360 0 Setel katup masuk dan buang yang belum disetel. 13. Pemeriksaan Karburator meliputi: kerja trotel,pompa akselerasi, cuk, pembuka cuk, putaran dan campuran idel.

14. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menyetel putaran dan campuran idel: air filter terpasang, suhu air normal, cuk membuka penuh, perlengkapan tambahan mati, semua slang vakum terpasang, transmisi netral, pengapian tepat, tacho dan pengukur vakum terpasang dan meteran CO posisi NOL siap pakai. 15. Prosedur tes tekanan kompresi: Panaskan engine, membuka semua busi, melepas kabel tegangan tinggi koil, memasang alat tes, menstarter engine dan membaca hasil pengukuran. d. 1. 2. Tugas

Carilah dan pelajarilah minimal dua buku manual suatu kendaraan bermesin bensin, pelajarilah pada bagian Tune-up engine.

Catatlah dalam buku tugas merek kendaraan yang dipelajari, dan bagian komponen yang memerlukan penyetelan serta spesifikasi penyetelannya. e. 1. Tes formatif

Jelaskan yang dimaksud dengan Tune-up engine. 2. Sebutkan 15 pekerjaan Tune-up engine.

3.

Sebutkan 8 alat tester yang digunakan untuk pekerjaan Tune-upmotor bensin. 4. Sebutkan 5 pekerjaan tune-up pada sistem pendingin. 5. 6. 7. 8. Sebutkan 4 pemeriksaan pada baterai. Apa akibatnya bila kapasitas oli kurang?

Apa akibatnya bila busi kotor, tahanan kabel melebihi ketentuan? Sebutkan 8 pemeriksaan/penyetelan terkait dengan distributor.

9.

Engine 4 silinder FO 1342, pada TOP kompresi silinder 4 katup mana saja yang bisa disetel? 10. Sebutkan 6 pemeriksaan pada karburator. 11. Sebutkan 9 ketentuan sebelum menyetel putaran dan campuran idel.

12. Sebutkan 2 prasyarat pengetesan tekanan kompresi. f. 1. Kunci Jawaban

Mengembalikan kinerja engine secara maksimal dengan, memeriksa, menyetel, membersihkan dan mengganti komponen.

2. Memeriksa kondisi air, kapasitas air, tali kipas, baterai, oli, saringan oli, busi, kabel tegangan tinggi, tutup distributor, rotor, governor, vakum advancer, celah platina, pengapian, celah katup, karburator, putaran idel campuran idel dan tekanan kompresi. 3. Radiator tester, Radiator cap tester, Hydro meter, Tacho meter, Dwell tester, Timing light, vakum meter, CO meter, Compression Tester. 4. Memeriksa kondisi air, kapasitas air, sistem pendingin, tutup radiator dan tali kipas. 5. Terminal baterai, Berat jenis elektrolit, tegangan dan kebocoran elektrolit. 6. Engine panas, komponen engine cepat rusak. 7. 8. Engine sulit hidup, tenaga kurang.

Kondisi tutup, terminal-terminal, rotor, vakum advancer, governoor, celah platina, pengapian dan pegas karbon. 9. Katup masuk silinder 3 dan 4 serta katup buang silinder 2 dan 4.

10. Trotel, pompa akselerasi, cuk, pembuka cuk, putaran idel dan campuran idel. 11. Saringan udara terpasang, suhu air normal, cuk membuka penuh, perlengkapan tambahan mati, slang vakum terpasang, transmisi netral, pengapian tepat,Tacho dan pengukur vakum terpasang serta CO meter posisi NOL siap pakai. 12. Engine pada suhu kerja, Trotel membuka penuh. Kegiatan belajar 2: Perawatan/servis Engine Bensin

a.

Tujuan Kegiatan Belajar

Siswa dapat melakukan perawatan/servis engine bensin sesuai ketentuan standar operasi kerja dan K3. b. Uraian Materi

1.

Melakukan praktik perawatan/servis engine bensin dengan engine yang ada di bengkel sekolah. 2. Menggunakan buku manual sesuai engine yang digunakan untuk latihan. 3. 4. Menerapkan prosedur K3 dalam praktik.

Gunakan lembar kerja yang ada pada modul ini untuk pedoman praktik. c. Tugas

1. Lakukan latihan praktik perawatan/servis engine bensin pada engine stand atau pada unit kendaraan yang ada pada bengkel sekolah berulang-ulang sampai benar-benar menguasai materi/trampil. 2. Catatlah dalam buku tugas setiap hasil pemeriksaan dan perbaikan/penyetelan yang dilakukan serta kesimpulan hasilnya. 3. Laporkan pada guru pembimbing bila sudah menguasai materi untuk dilakukan tes praktik. d. Tes formatif

Lakukan pekerjaan Perawatan engine bensin secara berkala sesuai prosedur standar dan prosedur Kesehatan dan keselamatan kerja. e. Kunci jawaban

Berpedoman pada kriteria penilaian praktik pada modul ini dan pada buku manual sesuai yang digunakan untuk praktikum, bila menggunakan buku manual.

LEMBAR KERJA Kompetensi : Pemeliharaan/servis Engine dan Komponennya. : Perawatan Berkala Motor Bensin.

Sub kompetensi

TUJUAN: 1. Siswa dapat melakukan pekerjaan perawatan berkala motor bensin. KESELAMATAN KERJA: 1. 2. 3. Pergunakan peralatan sesuai fungsinya.

Elektrolit baterai jangan sampai kena anggota badan dan pakaian.

Pastikan hand rem aktif bila menggunakan unit kendaraan dalam belajar. ALAT: 1. 2. Peralatan tangan standar.

Peralatan Tune-up motor bensin standar. 3. SST untuk Tune-up. 4. 5. 6. Fender cover.

Tempat komponen. Kompresor udara.

7.

Buku manual sesuai jenis/merek engine yang digunakan. BAHAN: 1. Engine stand motor bensin atau unit kendaraan.

2.

Oli pelumas engine, Saringan oli, busi, baut-baut platina. 3. Elektrolit baterai/air baterai. 4. 5. 6. Air pendingin. Kertas gosok. Kain lap (majun). 7. Tali kipas.

LANGKAH KERJA: 1. 2. 3. 4. 5. Siapkan peralatan dan bahan.

Pastikan hand rem aktif bila menggunakan unit kendaraan. Praktek Tune-up dengan langkah seperti pada manual.

Diskusikan dengan teman atau Tanya pembimbing bila ada yang ragu. Catatlah hasil pemeriksaan dan penyetelan komponen pada buku tugas. 6. Ulangi pekerjaan ini sampai benar-benar kompetensi. 7. 8. Kembalikan alat dan bahan seperti semula. Bersihkan lingkungan kerja seperti semula.

9.

Laporkan pada pembimbing bila sudah menguasai materi untuk bersama-sama merencanakan uji kompetensi internal.

BAB III EVALUASI A. Kriteria dan Instrumen Penilaian 1. a. b. c. Kriteria Penilaian Pengetahuan (Tes 1 dan Tes 2):

Siswa dapat skor 7 (tujuh) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 70 % s/d 80 %. Siswa dapat skor 8 (delapan) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 81 % s/d 90 %. Siswa dapat skor 9 (sembilan) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 91 % s/d 100 %.

d.

Setiap item soal harus mendapat nilai minimal 7 (tujuh). Bila belum mencapai nilai tujuh siswa wajib belajar kembali dan mengulang pada item tersebut.

2.

Kriteria Penilaian Praktik

NO 1 1

ASPEK YANG DINILAI 2 Sistem Pendinginan

INDIKATOR KEBERHASILAN 3 Dapat memeriksa kondisi dan kapasitas air, kondisi radiator dan slang radiator, tes tekanan sistem dan kerja tutup radiator mengetes, serta dapat menguras dan mengganti air pendingin

7 4

PENILAIAN YA TIDAK 8 9 5 6 7

6 7

Memeriksa dan menyetel tegangan tali kipas. Dapat memeriksa kondisi Saringan udara dan membersihkan serta mengganti elemen saringan Dapat memeriksa kondisi, Baterai penyangga, hubungan dan kondisi terminal, kebocoran, kapasitas dan berat jenis elektrolit Dapat memeriksa kapasitas Sistem Pelumasan dan kondisi oli, mengganti oli, memeriksa dan mengganti saringan oli Dapat memeriksa kondisi Busi. busi, membersihkan dan menyetel busi Kabel tegangan tinggi. Dapat mengukur tahanan kabel tegangan tinggi. Distributor Pengapian Dapat memeriksa kondisi tutup distributor,rotor, kerja governor dan vakum advancer, memeriksa dan menyetel celah platina,

NO 1

ASPEK YANG DINILAI 2

INDIKATOR KEBERHASILAN 3 memeriksa dan menyetel sudut dwell, memeriksa dan menyetel saat pengapian. Dapat menepatkan timing katup,mengukur dan menyetel katup. Mengencangkan baut kepala silinder dan rocker arm. Dapat mengukur tekanan kompresi serta menyimpulkan hasilnya Dapat memeriksa dan menyetel trotel,pompa akselerasi, cuk, pembuka cuk dan menyetel campuran serta putaran idel. Dapat menerapkan K3 dan SOP.

7 4

PENILAIAN YA TIDAK 8 9 5 6 7

Celah Ktup

Tekanan Kompresi

10

Karburator

11

K3 dan SOP

CATATAN: 1. 2. 3. Nilai 7,00 (lulus baik/YA), tepat waktu dan memenuhi standar minimal yang dipersyaratkan. Nilai 8,00 (lulus amat baik/YA), waktu lebih cepat dan memenuhi standar minimal yang dipersyaratkan. Nilai 9,00 (lulus istimewa/YA), waktu lebih cepat dan kwalitas melebihi standar minimal yang dipersyaratkan. DAFTAR KEMAJUAN SISWA NAMA SISWA : NIS :

NO SOAL NILAI TES 1

NILAI TES PRAKTIK

KETERANGAN

N1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 RATARATA

N2 Nilai = Rata-rata nilai Tes 1 (N1) dikalikan 4 ditambah nilai rata-rata tes praktik (N2) dikalikan 6 kemudian dibagi 10

(4xN1) + (6xN2) N II= 10 NII= Nilai akhir OPKR.20-001-2 B N II =

CATATAN: Daftar kemajuan hanya diisi nilai materi yang sudah memenuhi standar minimal kelulusan.

B. Kunci Jawaban Tes 1 1. Mengembalikan kinerja engine secara maksimal dengan, memeriksa, menyetel, membersihkan dan mengganti komponen.

2. Memeriksa kondisi air, kapasitas air, tali kipas, baterai, oli, saringan oli, busi, kabel tegangan tinggi, tutup distributor, rotor, governor, vakum advancer, celah platina, pengapian, celah katup, karburator, putaran idel campuran idel dan tekanan kompresi.

3.

Radiator tester, Radiator cap tester, Hydro meter, Tacho meter, Dwell tester, Timing light, vakum meter, CO meter, Compression Tester. 4. Memeriksa kondisi air, kapasitas air, sistem pendingin, tutup radiator dan tali kipas. 5. Terminal baterai, Berat jenis elektrolit, tegangan dan kebocoran elektrolit. 6. Engine panas, komponen engine cepat rusak. 7. Engine sulit hidup, tenaga kurang.

8.

Kondisi tutup, terminal-terminal, rotor, vakum advancer, governor, celah platina, pengapian dan pegas karbon. 9. 10. Katup masuk silinder 3 dan 4 serta katup buang silinder 2 dan 4.

Trotel, pompa akselerasi, cuk, pembuka cuk, putaran idel dan campuran idel.

11. Saringan udara terpasang, suhu air normal, cuk membuka penuh, perlengkapan tambahan mati, slang vakum terpasang, transmisi netral, pengapian tepat, Tacho dan pengukur vakum terpasang dan CO meter posisi NOL siap pakai. 12. Engine pada suhu kerja, Trotel membuka penuh. Tes 2 Berpedoman pada criteria penilaian praktik dan buku manual sesuai yang digunakan, bila menggunakan buku manual.

BAB IV PENUTUP

Siswa yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke modul berikutnya. Sebaliknya bila siswa dinyatakan tidak lulus, maka siswa tersebut harus mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil modul selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Anonim. (t.th.). Pedoman Reparasi Toyota 2K,3K,4K,5K. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor. Anonim. (1995). New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor.

Anonim. (1983). 1 W Engine Service Training Information. Jakarta: Toyota Motor Corporation Anonim. (2003). Job Sheet Tune-up Motor Bensin. Posted in ilmu, otomotif Leave a Comment Yogyakarta: SMKN 2 Depok

Perbaikan Sistem Rem


Apr 21 Posted by 66tech Bab. II Pembelajaran

A. Rencana Belajar Siswa


Sebelum anda melanjutkan mempelajari modul ini, sebaiknya anda membuat rencana belajar dan mendiskusikan dengan guru/ tutor yang berkaitan dengan modul pemelajaran ini. Untuk membuat perencanaan kegiatan belajar anda, maka isilah rencana kegiatan tersebut dalam format berikut ini. Jenis Kegiatan Keg. Bel. 1 Keg. Bel. 2 Keg. Bel. 2 Evaluasi Uji Komp. Tempat Belajar Alasan Perubahan Tanda Tangan Guru

Tanggal

Waktu

B. Kegiatan Belajar 1
1. Kegiatan Belajar a. Tujuan Kegiatan Belajar

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, diharapkan siswa dapat: 1) 2) 3) Menjelaskan konstruksi dan cara kerja tangan.

Mengidentifikasi macam-macam penyetel rem tangan. Memeriksa, memperbaiki dan menyetel rem tangan. b. Uraian Materi
1) Rem Parkir

Rem parkir (parking brake) terutama digunakan untuk parkir kendaraan. Mobil penumpang dan kendaraan niaga yang kecil mempunyai rem parkir tipe roda belakang (rem kaki), atau rem parkir ekslusif yang dihubungkan dengan roda-roda belakang. Kendaraan niaga yang besar menggunakan rem parkir tipe center brake yang dipasang antara propeller shaft dan transmisi. Sistem rem parkir terdiri dari tuas rem, stick atau pedal, kabel atau tipe mekanisme batang (rod) dan tromol rem dan sepatu yang membangkitkan daya pengereman.

2) Cara Kerja Mekanisme kerja (operating mechanism) pada rem parkir pada dasarnya sama untuk tipe rem parkir belakang dan tipe center brake. Tuas fortuna rem parkir ditempatkan berdekatan dengan tempat duduk pengemudi dengan menarik tuas rem parkir maka rem bekerja melalui kabel yang dihubungkan dengan tuas. Ada beberapa tipe tuas rem parkir seperti diperlihatkan di bawah ini, yang digunakan bergantung pada design tempat duduk pengemudi dan sistem kerja yang dikehendaki. Tuas rem parkir dilengkapi dengan ratchet utnuk mengatur tuas pada suatu posisi pengetesan. Pada beberapa tuas rem parkir mur penyetelannya dekat dengan tuas rem, dengan demikian penyetelan jarak tuas dapat dengan mudah distel. Kabel rem parkir memindahkan gerakan tuas ke tromol rem sub-assembly. Pada rem parkir roda belakang, dibagian tengah kabel diberi equalizer untuk menyamakan daya kerjanya tuas pada kedua roda-roda. Tuas intermediate (intermediate lever) dipasang untuk menambah daya pengoperasian. 3) Body Rem Parkir a) Rem Parkir Tipe Roda Belakang

Bodi rem parkir dikelompokkan menjadi dua tipe structural bergantung pada andilnya tromol rem atau piringan rem (rem kaki) atau komponen rem yang terpisah.
y

Pelayanan Rem Tipe Sharing (Rem Kaki)

Tipe rem parkir ini digabungkan dengan rem kaki. Hubungannya dilakukan secara mekanik dihubungkan pada sepatu rem pada kendaraan yang mempunyai tromol rem, atau pada piston pada mobil yang menggunakan disc brake.
y

Kendaraan dengan tromol rem

Pada tipe rem parkir ini, sepatu rem akan mengembang oleh tuas sepatu rem dan shoe strut (lihat gambar). Kabel rem parkir dipasang pada tuas sepatu rem dan daya kerja dari tuas rem parkir dipindahkan melalui kabel rem parkir ke tuas sepatu rem.
y

Kendaraan dengan rem piringan

Dalam tipe rem parkir ini, mekanisme rem parkir disatukan dalam caliperr rem piringan. Seperti pada gambar di bawah, gerakan tuas menyebabkan poros tuas (lever shaft) berputar menyebabkan spindle menggerakkan piston. Hasilnya, pad terdorong menekan rotor piringan (disc rotor). Pad menjadi aus dan langkah rem parkir akan bertambah dengan alasan ini, maka dilengkapi mekanisme penyetelan otomatis pada mekanisme rem parkir untuk menjaga langkah spindle agar tetap konstan setiap waktu.
y

Tipe rem parkir deveted

Pada tipe rem parkir ini, tromol rem parkir terpisah dari rem piringan belakang, seperti pada gambar. Cara kerjanya sama dengan tipe rem parkir seperti pada tromol rem. b) Tipe Center Brake Tipe center brake ini banyak digunakan pada kendaraan komersil. Tipe ini salah satu dari tipe rem tromol tetapi dipasang antara bagian belakang transmisi dan bagian depan propeller shaft. Pada rem parkir tipe center brake ini daya pengeremannya terjadi pada saat sepatu rem yang diam ditekan dari bagian dalam terhadap tromol yang berputar bersama out put shaft transmisi dan propeller shaft. Tipe rem ini bekerjanya sama dengan rem parkir tipe sharing pada kendaraan yang menggunakan rem tromol.
4) Memperbaiki Rem Tangan Masalah yang biasa terjadi pada rem tangan adalah ketika memarkir kendaraan. Pada tempat yang menurun, kendaraan masih juga bergerak. Hal umum sebagai penyebab masalah pengereman di antaranya adalah:

a)

Kawat penarik telah mulur/ kendor atau karat. b) Tempat sambungan kendor atau karat. c) Penyetelan kurang tepat.

d)

Jarak bidang pengereman antara kanvas rem/ pad dan tromol/ cakram terlalu besar.

Oleh karena itu, sebelum kegiatan perbaikan, pemeriksaan terhadap komponen dan cara kerjanya harus dilakukan, yaitu: a. Pastikan seluruh komponen berada pada kondisi normal dan dapat digunakan dengan baik.

b. Periksa gerakan tuas rem dengan cara menarik sampai kedudukan pengerem, dan terdengar suara klik sesuai spesifikasi. Posisi tuas rem yang benar biasanya setengah dari keseluruhan gerakan tuas. Apabila setelah dilakukan pemeriksaan, sedangkan kerja rem tidak memperoleh hasil yang memuaskan, lakukan perbaikan dan penyetelan. a. Bilamana tarikan kawat rem tidak lancar, berikanlah pelumasan jika masih memungkinkan. b. Bilamana tarikan kawat melebihi spesifikasi karena kawat mulur, gantilah kawat beserta kelengkapannya. c. Bila tarikan kawat melebihi spesifikasi karena setelan, lakukan penyetelan pada baut penyetel yang ada di tuas. Atau bilamana masih baik, dapat juga dilakukan penyetelan di bagian penyama (equalizer) di bagian bawah kendaraan.

Gambar tempat perbaikan rem tangan

d. Untuk penyetelan jarak bidang pengereman pada rem tromol tanpa penyetel otomatis, melalui pemutaran bintang (star) penyetel yang ada dalam tromol. Sedangkan, pada rem tromol dengan penyetel otomatis, jarak bidang pengereman telah dijamin oleh penyetel otomatis.

1. Tuas penyetel 2. Silinder roda 3 dan 9: pegas pengembali 4. Mur penyetel dengan penghubung berulir 5 dan 11: Penahan 6. Tuas rem parkir 7 dan 10: Sepatu rem

8. Jangkar (Anchor) 12. Mur penahan sepatu rem


e. Untuk penyetelan jarak bidang pengereman pada rem cakram, menggunakan sekrup penyetel (3) apabila dilakukan, pengereman, tuas rem (2) karena tarikan kabel rem akan menekan piston beserta padnya melawan cakram dengan baik. Celah Sepatu Rem Celah antara tromol dan kanvas yang besar akan menyebabkan kelambatan pada pengereman. Bila celah antara tromol dan kanvas terlalu kecil, rem akan terseret dan menyebabkan keausan pada tromol dan kanvas. Begitu juga, apabila celah sepatu pada keempat rodanya tidak sama pada semua roda-rodanya, maka kendaraan akan tertarik ke salah satu arah atau roda belakang kendaraan akan seperti ekor ikan (yang mengibas ke kanan dan ke kiri). Untuk mencegah kejadian ini, penting sekali untuk menyetel secara tepat celah antara tromol dan kanvas sesuai spesifikasi yang dianjurkan dan melakukan perawatan setiap saat. Pada beberapa tipe rem, penyetelannya bekerja secara otomatis, sedangkan untuk tipe lainnya celahnya harus dilakukan secara terbuka.

Penyetelan Rem Tangan Stel pada bagian penyetel sampai tercapai keadaan sesuai dengan gambar-gambar di bawah ini; Tarik penuh, gerak batang 10 20 gigi Kontrol: tarik 3 gigi, roda masih harus dapat berputar bebas Tarik penuh, gerak tuas harus 3 7 gigi Kontrol: tarik 1 gigi, roda masih harus dapat berputar bebas

Kontrol Kesamaan Kerja Rem Kanan dan Kiri Tarik tuas tangan, gigi per gigi, sampai rem tangan mulai berfungsi. Kalau kondisi rem baik, hambatan gesek sama pada kedua roda. Tarik tuas rem tangan lagi, gigi per gigi, sampai roda tak dapat diputar. Kalau rem tangan berfungsi dengan baik, hal itu terjadi dalam waktu bersamaan pada kedua roda. Ketidaksamaan kerja rem dapat berasal dari: Nilai gesekan yang berbeda (tromol, kanvas) Kelancaran jalan kabel rem tangan yang berbeda. c. Rangkuman

? Rem parkir (parking brake) terutama digunakan untuk parkir kendaraan. ? Sistem rem parkir terdiri dari tuas rem, stick atau pedal, kabel atau type mekanisme batang (rod), tromol rem dan sepatu rem. ? Body rem parkir dikelompokkan menjadi 2 type: Type sharing Type deveted ? Hal-hal yang menyebabkan masalah pada pengereman: Kawat penarik molor/ kendur Tempat sambungan kendur Penyetelan kurang tepat Jarak pengereman kanvas dan tromol/ cakram terlalu besar d. Tugas

Amati sistem rem parkir dan komponen pengoperasian yang dipergunakan pada salah satu mobil yang ada di bengkel otomotif. Jelaskan cara kerja sistem tersebut dengan disertai gambar! e. 1. 2. Test Formatif

Jelaskan fungsi rem parkir pada mobil!

Sebutkan hal-hal yang menyebabkan kendaraan masih bergerak pada waktu di parkir pada tempat yang menurun! 3. 4. 5. Jelaskan fungsi tuas intermediate (intermediate lever)!

Sebutkan komponen-komponen yang terdapat pada rem parkir!

Sebutkan 3 type tuas rem parkir yang banyak dipergunakan pada mobil! Perhatian

Sebelum melanjutkan pada kegiatan selanjutnya, cocokanlah jawaban anda dengan yang termuat pada halaman berikut.

f. 1.

Kunci Jawaban Formatif

Fungsi rem parkir untuk memarkir kendaraan agar tidak bergerak. a) b) Kawat penarik kendor

Tempat sambungan kendor/ karat c) Penyetelan kurang tepat

d) Jarak bidang pengereman antara kanvas dan tromol/ cakram terlalu besar. 2. 3. Untuk menambah daya pengoperasian.

Tuas rem, stick/pedal, kabel, tromol rem dan sepatu rem. a) b) c) Type Tuas Type Stick Type Pedal Perhatian

1.

Apakah Anda puas dengan jawaban Anda, jika belum catat bagian yang Anda tidak puas. Diskusikan dengan Tutor Anda. 2. Bila puas lanjutkan dengan kegiatan berikutnya. g. 1. 2. Lembar Kerja

Memeriksa fungsi rem tangan

Membedakan bermacam-macam sistem penyetel.

3.

Menyetel rem tangan 1. Alat dan Bahan Alat pengangkat b) c) d) e) f) g) h) i) Penyangga Kotak alat Kunci roda Palu baja Kunci momen Mobil VET

a)

Kan oli/ Oil can j) Lap

2.

Keselamatan Kerja

Dilarang bekerja di bawah mobil yang diangkat tanpa penyangga yang baik. Jangan menyetel rem yang panas, agar tidak terjadi kesalahan dalam penyetelan. 3. Langkah Kerja

Siapkan alat dan bahan praktek. Lakukan prosedur: o Memeriksa fungsi rem tangan o Membedakan bermacam-macam sistem penyetel o Menyetel rem tangan Mintalah penjelasan pada instruktur hal yang belum jelas Setelah selesai praktek bersihkan alat dan bahan serta kembalikan ke tempatnya semula.

4.

Tugas

Buat laporan praktek Anda secara ringkas dan jelas disertai gambar! 2. Kegiatan Belajar 2 a. Tujuan Kegiatan Belajar Setelah menyelesaikan kegiatan-kegiatan ini diharapkan siswa dapat: 1. 2. Menyebutkan komponen-komponen rem tromol Mengontrol fungsi penguat tenaga rem (booster) 3. 4. 5. Memeriksa saluran dan slang rem

Membongkar, memeriksa dan memperbaiki silinder master dan silinder roda Membongkar, memeriksa, memperbaiki dan menyetel sistem rem tromol. b. Uraian Materi 2 Rem Tromol

Pada tipe rem tromol kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem yang diam menekan permukaan tromol bagian dalam yang berputar bersama-sama dengan roda. Karena self energizing efect ditimbulkan oleh tenaga putar tromol dan tenaga mengembangkan sepatu, kekuatan tenaga pengereman yang besar diakibatkan oleh usaha pedal yang relatif kecil. Komponen-Komponen Rem Tromol 1. 2. 3. Backing plate

Silinder roda (Wheel cylinder)

Sepatu rem dan kanvas (Brake shoe and lining) 4. Tromol rem (Brake drum)

Backing Plate

Backing plate dibuat dari baja press yang dibaut pada axle housing atau axle carrier bagian belakang. Karena sepatu rem terkait pada backing plate maka aksi daya pengereman tertumpu pada backing plate.
y

Silinder Roda

Silinder roda (wheel cylinder) terdiri dari beberapa komponen seperti terlihat pada gambar di sebelah kanan. Setiap roda menggunakan satu atau dua buah silinder roda. Ada sistem yang menggunakan dua piston untuk menggerakkan kedua sepatu rem yaitu satu piston untuk setiap sisi silinder roda, sedangkan sistem yang lainnya hanya menggunakan satu piston untuk menggerakkan hanya satu sepatu rem. Bila timbul tekanan hidraulis pada master cylinder maka akan menggerakkan piston cup. Piston akan menekan kearah sepatu rem kemudian bersama-sama menekan tromol rem. Apabila rem tidak bekerja, maka piston akan kembali ke posisi semula dengan adanya kekuatan pegas pembalik sepatu rem . Bleeder plug disediakan pada silinder roda gunanya untuk membuang udara dari minyak rem.
y

Sepatu Rem dan Kanvas Rem

Sepatu rem (brake shoes) seperti juga tromol (drum) memiliki bentuk setengah lingkaran. Biasanya sepatu rem dibuat dari pelat baja. Kanvas rem dipasang dengan jalan dikeliling (pada kendaraan besar) atau dilem (pada kendaraan kecil) pada permukaan yang bergesekan dengan tromol. Kanvas ini harus dapat menahan panas dan aus serta harus mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Koefisien tersebut sedapat mungkin tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan turun naiknya temperatur dan kelembaban yang silih berganti. Umumnya kanvas (lining) terbuat dari campuran

fiber metalic dengan brass, lead, plastik dan sebagainya dan diproses dengan ketinggian panas tertentu.
y

Tromol Rem

Tromol rem (brake drum) umumnya terbuat dari besi tuang (gray cast iron) dan gambar penampangnya seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Tromol rem ini letaknya sangat dekat dengan sepatu rem tanpa bersentuhan dan berputar bersama roda. Ketika kanvas menekan permukaan bagian dalam tromol bila rem bekerja, maka gesekan panas tersebut dapat mencapai suhu setinggi 200 0 C sampai 3000C. Melepas dan Membongkar Silinder Kosongkan tabung reservoir (dengan penyedot) Lepaskan pipa-pipa tekanan Lepaskan master dari booster

Lepaskan tabung reservoir dari silinder master (dengan menarik perlahan-lahan) Lepaskan baut penyetop torak 2 sekunder piston (tekan torak dalam-dalam dan lepaskan baut penyetop) Lepaskan ring penjamin (snap ring) dengan menekan torak dan melepas snap ring. Keluarkan torak 1 dan 2 (ketok pada dua balok kayu beri alas kain, bila sudah menonjol dapat ditarik keluar) Pemeriksaan Bersihkan semua komponen dalam air Jika korosi ringan dapat dihoning Jika korosi berat harus diganti Periksa ulir-ulir baut Periksa sil Jika keadaan rusak, sobek dan keras harus diganti

(Catatan: Pada setiap pembongkaran sebaiknya sil-sil diganti dengan yang baru) Periksa torak dan pegas Jika pegas korosi, kaku dan lemah harus diganti. Jika torak korosi atau pecah harus diganti. Perbaikan Memperbaiki silinder master korosi Dihoning dengan alat honing (menggunakan bor tangan) Saat menghoning silinder dilumasi dengan air. Setelah halus, bersihkan dengan udara kompresor. Catatan: Toleransi diamter silinder master + 1 mm. Putaran honing = 1000 rpm

Awas.! Jangan memutar honing di luar silinder master!!!

Pemeriksaan Kebocoran pada Silinder Master Periksa kebocoran pada sambungan pipa rem dan reservoir.

Periksa kebocoran pada sil sekunder. Jika ujung silinder dan kelilingnya basah oleh cakram rem, silinder harus dioverhaul atau diganti.

Jika mobil dilengkapi dengan penguat tenaga rem (booster), ujung silinder tidak dapat diperiksa tanpa melepas silinder. Untuk itu, lepas slang vakum penguat tenaga rem dan cium slang tersebut. Jika berbau cairan rem, lepas silinder pada flensnya untuk pemeriksaan pada sil sekundernya. Periksa juga di sekeliling flens silinder master pada penguat vakum. Jika basah oleh cairan rem, sil sekunder bocor. Jika ada cairan rem di dalam penguat tenaga rem, alat tersebut harus dibersihkan/dioverhaul. Pemeriksaan Saluran dan Slang Rem

Periksa pipa-pipa rem. Apabila bocor atau berkarat keras, pipa rem harus diganti.

Periksa slang-slang rem. Jika permukaannya retak atau tergores, slang harus diganti. Perhatikan pada pemasangan slang rem, jangan bersinggungan dengan roda. Periksa hal tersebut. Juga sewaktu roda depan dalam posisi terbelok. Kontrol Fungsi Penguat Tenaga Rem (Booster) Kontrol ini harus dilaksanakan, kalau pedal rem harus ditekan keras sekali untuk mencapai perlambatan/ pengereman mobil yang cukup. Tekan pedal rem beberapa kali, pada saat motor mati.

Hidupkan motor sewaktu pedal rem ditekan. Kalau penguat tenaga berfungsi, pedal akan menurun sedikit, selama tahap tersebut. Matikan motor sewaktu pedal rem ditekan. Pada tahap ini pedal tidak boleh ada reaksi. Jika peda akan terdorong kembali, katup anti-balik pada penguat tenaga harus dibersihkan/diganti. Pemeriksaan Fungsi Rem Tromol

Periksa apakah silinder rem macet. Lepas tromol hanya pada rem yang sedang diperiksa. Tromol roda-roda lain harus terpasang, agar torak-toraknya tidak tertekan keluar. Minta tolong seseorang untuk menekan pedal rem, kedua kanvas ditahan dengan obeng. Torak-torak pada silinder rem yang diperiksa harus bergerak keluar tampa ada kebocoran di silinder roda. Jika terdapat kebocoran, semua silinder rem pada aksel yang diperiksa harus dioverhaul.

Periksa permukaan gesek pada tromol rem. Bila berwarna abu-abu sampai hitam, atau berkarat, nilai gesekannya kurang. Maka permukaan harus dibersihkan denga kertas gosok, atau lebih baik dengan dibubut/ digerinda. Pemeriksaan/ Pembersihan Bagian-bagian Rem Tromol Bersihkan bagian-bagian rem dengan kuas atau sikat. Dilarang menggunakan angin, pakai air sabun jika kotor keras. Periksa kondisi dan pemasangan bagian pengikat sepatu rem: 1. Kedudukan ujung sepatu 2. 3. Kedudukan pegas

Pemasangan batang penghubung 4. 5. 6. Pengunci sepatu Kedudukan pegas

Kedudukan ujung sepatu

Periksa tebal kanvas. Jika kurang dari 1,5 mm atau keling kanvas sudah tercoret, kanvas harus diganti baru. Periksa permukaan kanvas. Kalau permukaannya keras dan berkilat, nilai geseknya kurang. Kanvas harus digosok atau diganti baru agar tercapai efektifitas rem yang normal. Permukaan kanvas yang kotor karena oli aksel atau cairan rem biasanya diganti baru. Permukaan yang buram atau berkilat lemah menunjukkan kondisi kanvas yang normal. Tidak perlu digosok.

Periksa kebocoran pada sil poros aksel (hanya pada aksel rigid dengan penggerak roda). Kebocoran dapat dilihat pada piringan rem dan pada poros aksel yang basah karena oli. Sil yang bocor harus diganti baru. Periksa kebocoran pada silinder rem. Jika ada, semua silinder rem pada aksel yang diperiksa harus dioverhaul atau diganti baru. Untuk memeriksa kebocoran, lihat juga bagian dalam karet pelindung debu silinder rem.

Penyetelan Sepatu Rem

Pada sistem pengingkatan tromol dengan flens, roda harus dipasang untuk mendapat hasil penyetelan yang baik, (Jika roda tidak terpasang, tromol tertekan teratur pada flensnya) Penyetelan rem biasanya dapat dilakukan melalui lobang paa piringan rem. Lubang-lubang tersebut biasanya tertutup dengan karet. Juga ada mobil dengan lubang penyetel pada tromol (misal: VW, Suzuki). Pada sistem ini, roda harus terpasang dengan posisi lubang pelg pada lubang tromol. Penyetelan dapat dilakukan dengan obeng, tetapi sering lebih sederhana dengan alat khusus atau obeng yang dibengkokkan sesuai dengan keperluan. c. Rangkuman

? Komponen-komponen rem tromol: Backing plate Silinder roda Sepatu rem dan kanvas Tromol rem ? Kanvas rem harus dapat menahan pana dan aus serta mempunyai koefisien gesek yang tinggi. ? Pada waktu pemasangan selang rem, jangan sampai bersinggungan dengan roda. d. Tugas

Apa analisis Anda dan apa yang perlu Anda lakukan untuk mengatasi permasalahan di bawah ini: Seorang pengemudi mengeluh saat kecepatan mobil tinggi kemudian direm, mobil selalu bergerak ke arah kiri. e. 1. 2. Test Formatif

Sebutkan komponen-komponen yang terdapat pada rem tromol!

Apa akibatnya apabila celah antara tromol dan kanvas terlalu besar dan terlalu kecil? 3. Syarat-syarat apakah yang harus dipenuhi oleh kanvas rem? 4. Apa fungsi bleeder plug pada silinder roda?

5.

Sebutkan bahan yang dipergunakan untuk membuat sepatu rem? F. Kunci Jawaban Formatif 1. a. Backing plate b. Silinder roda c. Sepatu rem dan kanvas rem d. Tromol rem

2. Celah yang besar menyebabkan kelambatan pada pengereman. Celah yang kecil menyebabkan rem akan terseret dan menyebabkan keausan pada tromol dan kanvas. 3. Tahan panas dan aus serta mempunyai koefisien gesek yang tinggi. 4. Untuk membuang udara dari minyak rem. 5. Pelat baja.

g. Lembar Kerja 1) Memeriksa kondisi dan fungsi rem tromol. 2) Membersihkan rem tromol 3) Menyetel rem tromol 1. Alat dan Bahan a) Alat pengangkat b) c) d) e) f) g) h) Penyangga Kotak alat Kunci roda Palu baja Alat cuci (air) Sikat baja Pistol udara

i)

Kunci momen j) Mobil

k) l)

Kertas gosok Kan oli

m) VET dan lap 2. Keselamatan Kerja a) b) Dilarang bekerja di bawah mobil yang diangkat tanpa penyangga yang baik. Dilarang membersihkan rem dengan angin, debu asbes dari kanvas beracun. 3. Langkah Kerja a) Siapkan Alat dan Bahan Praktek b) Lakukan prosedur:

1) Memeriksa kondisi dan fungsi rem tromol 2) Membersihkan rem tromol 3) Menyetel rem tromol c) d) Mintalah penjelasan pada instruktur hal-hal yang belum jelas

Setelah selesai praktek bersihkan alat dan bahan serta kembalikan ke tempatnya semula. 4. Tugas Buat laporan praktek Anda secara ringkas dan jelas disertai gambar! 2. Kegiatan Belajar 3 a) Tujuan Kegiatan Belajar Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini diharapkan siswa dapat: 6. Menyebutkan komponen-komponen rem cakram. 7. Menyebutkan jenis-jenis kaliper.

8.

Membongkar, memeriksa, memperbaiki dan menyetel rem cakram. a. Uraian Materi Rem Cakram

Rem cakram (disc brake) pada dasarnya terdiri dari cakram yang terbuat besi tuang (disc rotor) yang berputar dengan roda dan bahan gesek (dalam hal ini disc pad) yang mendorong dan menjepit cakram. Daya pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan antara pad dan cakram (disc).

Karakteristik dari cakram hanya mempunyai sedikit aksi energi sendiri (self energizing action), daya pengereman itu sedikit dipengaruhi oleh fluktuasi koefisien gesek yang menghasilkan ke stabilan tinggi. Selain itu karena permukaan bidang gesek selalu terkena udara, radiasi panasnya terjamin baik, ini dapat mengurangi dan menjamin dari terkena air. Rem cakram mempunyai batasan pembuatan pada bentuk dan ukurannya. Ukuran disc pad agak terbatas, dan ini berkaitan dengan aksi self energizing limited. Sehingga perlu tambahan tekanan hidraulis yang lebih besar untuk mendapatkan daya pengereman yang efisien. Juga pad akan lebih cepat aus dari pada sepatu rem tromol. Tetapi konstruksi yang sederhana mudah pada perawatannya serta penggantian pad.

Komponen-Komponen Rem Cakram


y

Piringan

Umumnya cakram atau piringan (disc rotor) dibuat dari besi tuang dalam bentuk biasa (solid) berlubang-lubang untuk ventilasi.

Tipe cakram lubang terdiri dari pasangan piringan yang berlubang untuk menjamin pendinginan yang baik, kedua-duanya untuk mencegah fading dan menjamin umur pad lebih panjang dan tahan lama.
y

Pad Rem

Pad (disc pad) biasanya dibuat campuran metalic fiber dan sedikit serbuk besi. Tipe ini disebut dengan Semi Metalic disc pad. Pada pad diberi garis celah untuk menunjukkan tebal pad (batas yang diizinkan) dengan demikian dapat mempermudah pengecekan keausan pad. Pada beberapa pad. Penggunaan metallic plate (disebut dengan anti-squel shim) dipasangkan pada sisi piston dari pad untuk mencegah bunyi saat berlaku pengereman. Jenis-Jenis Kaliper Caliper juga disebut dengan cylinder body, memegang piston-piston dan dilengkapi dengan saluran dimana minyak rem disalurkan ke silinder. Caliper dikelompokkan sebagai berikut menurut jenis pemasangannya: Tipe Fixed Caliper (Double Piston) Caliper dipasangkan tepat pada axle atau strut. Seperti digambarkan di bawah ini, pemasangan caliper dilengkapi dengan sepasang piston. Daya pengereman didapat bila pad ditekan piston secara hidraulis pada kedua ujung piringan atau cakram. Fixed caliper adalah dasar disain yang sangat baik dan dijamin dapat bekerja lebih akurat. Namun demikian radiasi panasnya terbatas karena silinder rem berada antara cakram dan velg, menyebabkan sulit tercapainya pendinginan. Untuk ini membutuhkan penambahan komponen yang banyak. Untuk mengatasi hal tersebut jenis caliper fixed ini, sudah jarang digunakan.

Tipe Floating Caliper (Single Piston) Seperti terlihat pada gambar piston hanya ditempatkan pada satu sisi kaliper saja. Tekanan hidraulis dari master silinder mendorong piston (A) dan selanjutnya menekan pada rotor disc (cakram). Pada saat yang sama tekanan hidraulis menekan sisi pad (reaksi B). ini menyebabkan kaliper bergerak ke kanan dan menjepit cakram dan terjadilah usaha tenaga pengereman. Caliper tipe floating dapat digolongkan sebagai berikut: 1) Tipe Semi-Floating Tipe PS

2)

Tipe Full-Floating (Tipe F, Tipe FS, Tipe AD dan Tipe PD)

Caliper tipe semifloating menerima tenaga pengereman yang dibangkitkan pad bagian luar. Pada caliper tipe fullfloating, kemampuannya pengeremannya dibangkitkan oleh kedua pad dengan troque plate. Caliper floating banyak digunakan pada kendaraan penumpang modern. Susunan Rem Cakram Jenis Kaliper Luncur 1. Kaliper Luncur 2. Rangka Tetap 3. Balok Rem (Pad) 4. Batang Pengantar 5. Busing Pengantar Pembongkaran Lepas baut pengunci kaliper 6. Tabung Pengantar 7. Baut Pengantar 8. Karet Pelindung Kotoran 9. Klip

Angkat kaliper dan keluarkan balok-balok rem

Pemeriksaan

Periksa kondisi balok rem. Jika kanvas mulai lepas dari plat dudukannya atau jika tebal kanvas kurang dari 2 mm, balok rem harus diganti baru.

Periksa kondisi cakram. Cakram yang berkarat atau hitam pada permukaan gesek, harus digerenda atau diganti baru. Permukaan gesek cakram yang beratur tidak mempengaruhi fungsi rem. Cakram dengan tebal yang kurang harus diganti baru

Tebal baru = 7 12 mm, tebal minimal biasanya tebal baru dikurangi 1 mm.

Periksa fungsi torak. Minta tolong seseorang untuk menekan pedal rem. Pada waktu pedal ditekan, torak harus bergerak keluar. Jika torak macet, kaliper rem harus dioverhaul. Untuk mengembalikan posisi torak, pakai alat penekan khusus atau tang pompa air.

Pada waktu itu cairan rem yang penuh pada reservoir harus dikurangi, untuk menghindari tumpahan cairan rem. Jika menggunakan tang pompa air, perhatikan karet pelindung debu. Karet pelindung yang robek harus diganti baru. Jangan menekan pedal beberapa kali, torak dapat keluar/ lepas. Kaliper kedua harus terpasang atau dipres dengan sebuah klem C. Periksa busing batang dan tabung penghantar. Pasang

kaliper pada kerangka, keraskan baut pengikatnya. Kaliper harus dapat bergerak ke kanan dan ke kiri dengan baik. Jika gerakannya berat atau macet, maka busing batang dan tabung pengantar harus diperbaiki. Pembongkaran Melepas rem luncur Lepaskan kaliper dengan melepas batu pemegangnya. Keluarkan pad dari dudukannya.

Lepaskan pemegang kaliper (Perhatikan pin pengunci pada baut pengantar) Mengeluarkan piston dari kaliper Keluarkan karet penutup. Awas ring pengunci penahan. Keluarkan piston dengan udara tekan (kompresor)

Hadapkan piston ke lantai/ meja kerja agar tidak membahayakan.

Keluarkan sil piston dengan obeng. (Awas jangan sampai menggores silinder kaliper)

Bersihkan semua komponen kaliper rem luncur dengan air (bila perlu dengan sabun) Awas jangan menggunakan oli, bensin atau solar.

Pemeriksaan Periksa semua komponen kaliper rem luncur. Periksa cakram kaliper rem luncur

A = Kerusakan kecil masih dapat diperbaiki (dibubut) B = Kerusakan keras (sebaiknya diganti) C = Kerusakan miring rusak (harus diganti) Perbaikan Silinder kaliper rem luincur Silinder yang tergores dan korosi berat harus diganti!

Jika korosi ringan dapat dihoning hingga korosi hilang dari permukaan silinder.

(Gunakan air pada saat menghoning, Awas! Jangan menghoning berlebihan. Alat honing tidak boleh diputar di luar silinder) Piston kaliper rem luncur Karet penutup yang rusak (keras mengembang atau sobek) harus diganti. Seal piston harus diganti.

Piston yang rusak/ korosi berat harus diganti.

Jika korosi ringan dapat dibersihkan dengan amplas halus.

(Awas! jangan mengamplas berlebihan. Batas limit 0,1 lihat manual) Pad kaliper rem luncur Pad yang mengeras harus diganti dengan yang baru. Ganti pad jika ketebalan di bawah batas limit (2 mm) Pad yang berdebu dibersihkan dengan udara tekan Pemegang kaliper Jika pemegang kaliper rusak atau korosi berat harus diganti dengan yang baru. Komponen lainnya yang rusak/ korosi berat juga harus diganti. Cakram kaliper rem luncur Cakram harus diganti jika tebal di bawah batas limit (kurang dari 1 mm) dari tebal stadart. Run out cakram maksimum 0,1 mm jika lebih dapat dibubut kembali hingga batas limit ketebalan cakram. Cakram tegak memanjang sebaiknya diganti.

Dudukkan dial indikator pada bagian yang tetap (suspensi/ chasis) b. Rangkuman ? Daya pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan antara disc pad dan cakram (disc). ? Untuk mencegah fading dan menjamin umur pad lebih panjang dan tahan lama maka pada piringan dibuat berlubang. ? Pada pad diberi garis celah untuk menunjukkan tebal pad (batas yang diijinkan) dengan demikian dapat mempermudah pengecekan keausan pad. c. Tugas

Amati sistem rem cakram dan komponen pengoperasiannya pada mobil yang ada di bengkel otomotif kemudian jelaskan cara kerjanya. d. 1. Test Formatif

Sebutkan komponen utama rem cakram!

2. 3. 4.

Apa yang dimaksud dengan water fading? Jelaskan tujuan cakram dibuat berlubang!

Sebutkan bahan yang dipergunakan untuk membuat pad rem! 5. Sebutkan 3 type piringan yang digunakan pada mobil! e. 1. Kunci Jawaban Formatif a. Piringan (Disc Rotor) b. Pad rem c. Calliper

2. 3.

Berkurangnya koefisien gesek antara sepatu rem dan pad karena terkena air/ basah.

Menjamin pendinginan yang baik, mencegah fading dan menjamin umur pad lebih panjang serta tahan lama. 4. 5. Campuran metalic fiber dan sedikit serbuk besi

Type solid, type ventilasi dan type solid dengan tromol. f. 1. 2. Lembar Kerja

Memeriksa fungsi rem cakram

Memelihara kondisi balok rem, cakram dan kaliper. 3. Membersihkan cakram 1. Alat dan Bahan a) Pengangkat mobil b) Penyangga c) Kunci roda

d) Kotak alat e) Sikat baja f) Mistar sorong

g) Lampu kerja h) Kunci momen i) Mobil dengan rem cakram j) Cairan rem

k) Kertas gosok l) VET temperatur tinggi 2. Keselamatan Kerja a) b) Pemasangan penyangga mobil harus baik.

Hindarkan cat mobil dari cairan rem, jika terjadi tumpah langsung dibersihkan dengan air. 3. Langkah Kerja a) Siapkan alat dan bahan praktek b) Lakukan prosedur

1) Memeriksa fungsi rem cakram 2) Memeriksa kondisi balok rem, cakram dan kaliper 3) Membersihkan cakram c) d) Mintalah penjelasan pada instruktur mengenai hal-hal yang belum jelas.

Setelah selesai praktek bersihkan alat dan bahan serta kembalikan ke tempatnya semula. 4. Tugas Buat laporan praktek Anda secara ringkas dan jelas disertai gambar! Posted in ilmu, otomotif Leave a Comment

Perbaikan Ringan Pada Rangkaian_Sistem Kelistrikan


Apr 21

Posted by 66tech BAB. I PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI

Modul Perbaikan ringan pada rangkaian/sistem kelistrikan dengan kode OPKR 50-002 B berisi materi dan informasi tentang dasar listrik, pemeriksaan kerusakan ringan pada rangkaian/sistem kelistrikan serta prosedur menghindari kerusakan ECU, penggantian sekering dan bohlam, perbaikan rangkaian kabel dan conector. Materi diuraikan dengan pendekatan praktis disertai ilustrasi yang cukup agar siswa mudah memahami bahasan yang disampaikan. Modul ini disusun dalam 5 kegiatan belajar yaitu: Kegiatan belajar 1. Dasar listrik, kegiatan belajar 2. Memeriksa kerusakan ringan pada rangkaian/sistem kelistrikan dan prosedur menghindari kerusakan pada ECU, kegiatan belajar 3. Mengganti sekering dan bohlam, Kegiatan belajar 4. Perbaikan rangkaian kabel, kegiatan belajar 5. Perbaikan conector. Setiap kegiatan belajar berisi tujuan, materi, dan diakhir materi disampaikan rangkuman yang memuat intisari materi, dilanjutkan test formatif. Setiap siswa harus mengerjakan test tersebut sebagai indikator penguasaan materi, jawaban test kemudian diklarifikasi dengan kunci jawaban. Guna melatih keterampilan dan sikap kerja yang benar setiap siswa dapat berlatih dengan pedoman lembar kerja yang ada. Diakhir modul terdapat evaluasi sebagai uji kompetensi siswa. Uji kompetensi dilakukan secara teroritis dan praktik. Uji teoritis siswa menjawab pertanyaan pada soal evaluasi, sedangkan uji praktik dengan meminta siswa mendemontrasikan kompetensi yang harus dimiliki dan guru/instruktur menilai berdasarkan lembar observasi yang ada. Melalui evaluasi tersebut dapat diketahui kompetensi siswa. B. PRASYARAT

Sebelum mempelajari modul ini diharapkan siswa telah berhasil mencapai kompetensi tentang Pengujian, Pemeliharaan/Servis dan Penggantian Baterai kode OPKR 50-001 B. C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Petunjuk Bagi Siswa a. Lakukan cek kemampuan untuk mengetahui kemampuan awal yang anda kuasai, sebelum membaca modul lebih lengkap. b. Bacalah modul secara seksama pada setiap kegiatan belajar, bila ada uraian yang kurang tanyakan pada guru/instruktur. c. Kerjakan setiap tes formatif pada setiap kegiatan belajar, untuk mengetahui seberapa besar pemahaman anda terhadap materi yang disampaikan, klarifikasi hasil jawaban pada lembar jawaban yang ada. d. Lakukan latihan setiap sub kompetensi sesuai dengan lembar kerja yang ada. e. Perhatikan petunjuk keselamatan kerja dan pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan kerja yang termuat pada lembar kerja. f. Lakukan latihan dengan cermat, teliti dan hati-hati. Jangan melakukan pekerjaan yang belum anda pahami dengan benar. g. Bila anda merasa siap mintalah guru/intruktur untuk menguji kompetensi anda. 2. Petunjuk Bagi Guru/Istruktur Guru/intruktur bertindak sebagai fasilitator, motivator, organisator dan evaluator. Jadi guru/intruktur berperan: a. Fasititator yaitu menyediakan fasilitas berupa informasi, bahan, alat, training obyek dan media yang cukup bagi siswa sehingga kompetensi siswa cepat tercapai. b. Motivator yaitu memotivasi siswa untuk belajar dengan giat, dan mencapai kompetensi dengan sempurna c. Organisator yaitu bersama siswa menyusun kegiatan belajar dalam mempelajari modul, berlatih keterampilan, memanfaatkan fasilitas dan sumber lain untuk mendukung terpenuhinya kompetensi siswa. d. Evaluator yaitu mengevaluasi kegiatan dan perkembangan kompetensi yang dicapai siswa, sehingga dapat menentukan kegiatan selanjutnya. D. TUJUAN AKHIR

Tujuan akhir dari modul ini adalah siswa mempunyai kompetensi:

1.

Merangkai hubungan seri, parallel dan gabungan . 2. Mengukur tegangan, tahanan dan arus

3. Memeriksa kerusakan ringan pada rangkaian/sistem kelistrikan dan prosedur menghindari kerusakan ECU. 4. Mengganti sekering dan bohlam 5. Melakukan perbaikan pengkabelan 6. Melakukan perbaikan konektor.

E. KOMPETENSI

KOMPETENSI: Melakukan Perbaikan Ringan pada Rangkaian/Sistem Kelistrikan KODE B KOMPETENS I : OPKR 50-002B

LINGKU MATERI POKOK PEMELAJARAN P PENGETAHUA KETERAMPILA BELAJA SIKAP N N R 1. Menguji dan Prinsip Cermat dan Undang Melepas, mengidenSistem/kompone kerja teliti dalam undang K 3 membongkar, tifikasi n diuji tanpa sistem ke- penggunaan memeriksa dan kesalahan menyebabkan listrikan alat ukur Prinsip-prinsip mengu-kur sistem/kompone kerusakan otomotif. elektronik komponen sistem kelistrikan n. terhadap kelistrikan serta komponen atau Prosedur Cermat dan merakit kembali Prosedur sistem lainnya. pengukura teliti dalam hingga sistem perbaikan. dapat berfungsi n dan proses Informasi yang pengujian penyambung Pengukuran normal tanpa benar di-akses kelistrikan an kabel kelistrikan dan adanya kerusakan dari spesifikasi . pada komponen prosedur pabrik dan pengujian. Melaksanakan dipahami. Jenis pengujian kerusakan Persyaratan sistem/komponen Tes/pengujian sistem kekeselamatan ke-listrikan dilakukan untuk listrikan kendaraan. menentukan dan kesalahmetoda Prosedur untuk Mengidentifikasi KRITERIA KINERJA

B KOMPETENS I

LINGKU P BELAJA R an/kerusakan perdengan meng- baikannya gunakan . peralatan dan teKnik yang Standar sesuai. prosedur keselamat -an kerja. Mengidentifikasi kesalahan dan menentukan langkah perbaikan yang diperlukan. KRITERIA KINERJA

MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP PENGETAHUA KETERAMPILA N N menghindari kesalahkerusakan pada an/kerusakan ECU (Electrical sistem/ komponen Control Unit) = untuk menenunit pengontrol tukan perbaikan listrik. yang di-perlukan

Seluruh kegiatan pengujian dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K3 (Keselamatan dan Kese-hatan Kerja), peraturan perundangundangan dan prosedur/kebijak an perusa-haan. 2. Perbaikan Perbaikan Prinsip Cermat dan Undang Memperbaiki ringan pada ringan pada kerja teliti dalam undang K 3 rangkaian kabel rangkaian kabel. rang-kaian kabel sistem penggunaan sistem kelistrikan dilaksanakan kelistrikalat ukur Prinsip-prinsip serta merakit dengan tanpa an elektronik kembali hingga kelistrikan menyebabkan otomotif. sistem dapat kerusakan berfungsi normal Cermat dan Prosedur terhadap kompo- Prosedur teliti dalam tanpa adanya perbaikan. nen atau sistem pengukura kerusakan pada proses komponen n dan penyambung Pengukuran

B KOMPETENS I

LINGKU P BELAJA R lainnya. pengujian kelistrikan . Informasi yang benar di-akses dari spesifikasi Jenis pabrik dan kerusakan dipahami. sistem kelistrikan dan Perbaikan yang metoda diperlukan, perpenggantian komponen dan baikannya . penyetelan dilaksanakan dengan Standart menggunakan prosedur per-alatan, tehnik keseladan material matan yang sesuai. kerja KRITERIA KINERJA Seluruh kegiatan perbaikan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K3 (Keselamatan dan Kese-hatan Kerja), peraturan perundangundangan dan prosedur/kebijak an perusa-haan.

MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP an kabel PENGETAHUA KETERAMPILA N N kelistrikan dan prosedur pengujian. Persyaratan keselamatan kendaraan. Prosedur untuk menghindari kerusakan pada ECU (Electrical Control Unit) = unit pengontrol listrik.

F.

Cek Kemampuan

SubKompetensi 1. Dasar Listrik Mengukur tegangan, tahanan dan arus 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 2. Dasar Listrik Merangkai hubungan seri, parallel dan gabungan

Pernyataan
Saya dapat menggambarkan struktur benda dan electron bebas dengan benar Saya dapat menjelaskan perbedaan listrik statis dengan listrik dinamis dengan benar Saya dapat menjelaskan teori aliran listrik dengan benar Saya dapat menjelaskan pengertian arus listrik dan cara mengukurnya dengan benar Saya dapat menjelaskan pengertian tegangan listrik dan cara mengukurnya dengan benar Saya dapat menjelaskan pengertian tahanan listrik dan cara mengukurnya dengan benar Saya dapat menjelaskan Hukum Ohm dengan benar Saya dapat menjelaskan daya listrik dengan benar 1) Saya dapat merangkai seri dua atau lebih kompenen dan menentukan tahanan, arus dan tegangannya 2) Saya dapat merangkai paralel dua atau lebih kompenen dan menentukan tahanan, arus dan tegangannya 3) Saya dapat merangkai kombinasi tiga atau lebih kompenen dan menentukan tahanan, arus dan tegangannya 4) Saya dapat menjelaskan karakteristik rangkaian seri 5) 6) Saya dapat menjelaskan karakteristik rangkaian paralel Saya dapat menjelaskan karakteristik rangkaian

Jawaban Bila jawaba kerjak Ya Tidak

Test Form

Test Form

SubKompetensi

Pernyataan

Jawaban Bila jawaba kerjak Ya Tidak

kombinasi 3. Memeriksa 1) saya dapat menyebutkan tiga type gangguan pada kerusakan ringan pada rangkaian/system kelistrikan rangkaian/system kelistrikan dan 2) Saya dapat menjelaskan penyebab nilai tahanan prosedur menghindari dalam rangkaian menjadi bertambah kerusakan ECU 3) Saya dapat menyebutkan peralatan yang dapat digunakan untuk memeriksa gangguan pada rangkaian 4) 5) Saya dapat menggunakan jumper wires Saya dapat menggunakan tes lamp

Test form

6) Saya dapat menyebutkan keuntungan menggunakan tes lamp disbanding jumper 7) 4. Penggantian sekering dan bohlam 1) 2) 3) Saya dapat menjelaskan prosedur menghindari kerusakan ECU. Saya dapat membedakan sekering type blade dan catridge Saya dapat menunjukkan kondisi sekering yang baik Saya dapat membaca kapasitas dari sekering 4) 5) 6) Saya dapat mengganti sekering putus

Test form

Saya dapat membedakan bohlam putus dan bohlam baik Saya dapat membaca daya dari bohlam 7) Saya dapat mengganti bohlam Saya dapat menyebutkan macam kabel yang digunakan pada kendaraan Saya dapat mengidentifikasi kode warna yang digunakan pada kabel Saya dapat menentukan ukuran kabel yang

5. Perbaikan rangkaian kabel

1) 2) 3)

Test form

SubKompetensi

Pernyataan
digunakan 4) 5) 1) 2) Saya dapat menjelaskan metode memperbaiki kabel Saya dapat menyambung kabel dengan benar Saya dapat menyebutkan macam konnkctor Saya dapat melepas dan memasang konnktor 3) 4) Saya dapat memelihara konnektor Saya dapat mengganti konnektor

Jawaban Bila jawaba kerjak Ya Tidak

6. Perbaikan connector

Test form

BAB. II PEMBELAJARAN

A. RENCANA BELAJAR

Rencanakan kegiatan belajar anda dengan baik, silakan konsultasi dengan guru/instruktur untuk menentukan jadwal sesuai tingkat kesulitan, berdasarkan hasil cek kemampuan awal yang telah anda lakukan. Mintalah paraf guru/instruktur sebagai tanda persetujuan terhadap rencana belajar anda. Jenis Kegiatan Dasar Listrik Memeriksa rangkaian kelistrikan serta prosedur menghindari kerusakan ECU Mengganti sekering dan bohlam Perbaikan rangkaian kabel Perbaikan konektor Uji Kompetensi Tgl Waktu Tempat Alasan Paraf Perubahan Guru

B. KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan Belajar 1. Dasar Listrik

a. Tujuan Kegiatan Belajar Setelah mempelajari modul ini siswa diharapkan dapat: 9) Menjelaskan struktur benda dan electron bebas dengan benar.

10) Menjelaskan perbedaan listrik statis dengan listrik dinamis dengan benar 11) Menjelaskan teori aliran listrik dengan benar 12) Menjelaskan arus listrik dan cara mengukurnya dengan benar 13) Menjelaskan tegangan listrik dan cara mengukurnya dengan benar 14) Menjelaskan tahanan listrik dan cara mengukurnya dengan benar 15) Menjelaskan Hukum Ohm dengan benar 16) Menjelaskan daya listrik dengan benar 17) Merangkai seri dua atau lebih kompenen kelistrikan 18) Merangkai parallel dua atau lebih kompenen kelistrikan 19) Merangkai kombinasi tiga atau lebih kompenen kelistrikan 20) Menjelaskan karakteristik rangkaian seri 21) Menjelaskan karakteristik rangkaian paralel 22) Menjelaskan karakteristik rangkaian kombinasi

b. Uraian Materi

Materi dan Atom Semua benda yang mengisi dan membentuk dunia ini yang dapat dilihat dengan pancaindra disebut materi atau zat. Secara umum materi dikelompokkan menjadi tiga yaitu padat, cair dan gas.

Gambar 1. Bentuk materi dan struktur Suatu benda bila kita pecah tanpa meningggalkan sifat aslinya akan kita dapatkan partikel yang disebut molekul. Molekul kalau kita pecah lagi akan kita dapatkan beberapa atom. Jadi atom adalah bagian terkecil dari suatu partikel/benda.

Gambar 2. Struktur Atom

Atom terdiri dari inti (nucleus) yang dikelilingi oleh elektron yang berputar mengelilingi inti pada orbitnya masing-masing seperti susunan tata surya. Inti atom sendiri terdiri dari proton dan netron. Proton dan netron ternyata memiliki muatan listrik, dimana proton memiliki muatan (+) dan elektron memiliki muatan ( ), sedangkan neutron tidak memiliki muatan atau netral. Atom yang memiliki jumlah proton dan elektron yang sama, dikatakan bermuatan netral. Sesuai dengan hukum alam, atom akan terjadi tarik menarik antara nucleus sehingga elektron akan tetap berada dalam orbitnya masing-masing.

Elektron Bebas Elektron-elektron yang orbitnya paling jauh dari inti, memiliki daya tarik menarik yang lemah terhadap inti. Elektron-elektron ini bila terkena gaya dari luar, misalnya panas, gesekan atau

reaksi kimia akan cenderung lepas dari ikatannya dan pindah ke atom lain. Elektron-elektron yang mudah berpindah ini disebut elektron bebas (free electron), gerakan dari elektron bebas inilah yang menghasilkan bermacam-macam fenomena kelistrikan (seperti loncatan bunga api, cahaya, pembangkitan panas, pembangkitan magnet dan reaksi kimia). Gambar 3. Elektron bebas

LISTRIK
Listrik merupakan salah satu energi yang banyak digunakan untuk menggerakkan berbagai peralatan atau mesin. Energi listrik tidak dapat dilihat secara langsung, namun dampak atau akibat dari energi listrik dapat dilihat seperti sinar atau cahaya bola lampu, dirasakan seperti saat orang tersengat listrik, dibauh seperti bauh dari kabel yang terbakar akibat hubung singkat, didengar seperti suara bel atau radio.

Gambar 4. Efek listrik Listrik merupakan sumber energi yang paling mudah dikonversi menjadi energi yang lain, sehingga sebagian besar komponen sistem kelistrikan otomotif merupakan konversi energi listrik menjadi energi yang dikehendaki. Contoh komponen kelistrikan: 1) Baterai merubah energi listrik menjadi energi kimia

2) Motor starter merubah energi listrik menjadi energi gerak 3) Lampu merubah energi listrik menjadi cahaya dan panas 4) Pematik rokok merubah energi listrik menjadi panas 5) Solenoid merubah energi listrik menjadi magnet, dan sebagainya.

Jenis Listrik Listrik dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu: Listrik Statis Listrik statis merupakan suatu keadaan dimana elektron bebas sudah terpisah dari atomnya masing-masing, tidak bergerak hanya berkumpul dipermukaan benda tersebut. Listrik statis dapat dibangkitkan dengan cara menggosokkan sebuah gelas kaca dengan kain sutra. Setelah digosok gelas kaca akan bermuatan positip dan kain sutra akan bermuatan negatip.

Gambar 5. Listrik statis Listrik Dinamis Listrik dinamis merupakan suatu keadaan terjadinya aliran elektron bebas dimana elektron ini berasal dari elektron yang sudah terpisah dari inti masing-masing. Elektron bebas tersebut bergerak bolak-balik melewati suatu penghantar. a). Tipe DC b). Tipe AC

Gambar 6.

Listrik dinamis

a) Tipe DC

b). Tipe AC

Listrik dinamis dikelompokkan menjadi dua yaitu listrik arus searah (Direct Current) dan arus bolak-balik (Alternating Current). Listrik arus searah elektron bebas bergerak dengan arah tetap, sedangkan listrik arus bolak-balik elektron bergerak bolak-balik bervariasi secara periodik terhadap waktu. Baterai merupakan sumber listrik arus searah, sedangkan alternator merupakan sumber arus bolak-balik.

Teori Aliran Listrik Terdapat dua teori yang menjelaskan bagaimana listrik mengalir:

Teori Electron (Electron theory) Teori ini menyatakan listrik mengalir dari negatip baterai ke positip baterai. Aliran listrik merupakan perpindahan elektron bebas dari atom satu ke atom yang lain. Teori konvensional (Conventional theory) Teori ini menyatakan listrik mengalir dari positip baterai ke negatip baterai. Teori ini banyak digunakan untuk kepentingan praktis, teori ini pula yang kita gunakan untuk pembahasan aliran listrik pada buku ini A B

Gambar 7. Teori aliran listrik

Arus Listrik Besar arus listrik yang mengalir melalui suatu konduktor adalah sama dengan jumlah muatan (elektron bebas) yang mengalir melalui suatu titik penampang konduktor dalam waktu satu detik. Arus listrik dinyatakan dengan simbol I (intensitas) dan besarnya diukur dengan satuan ampere (disingkat A). Bila dikaitkan dengan elektron bebas, 1 Ampere= Perpindahan elektron sebanyak 6,25 x 1018 suatu titik konduktor dalam waktu satu detik.

Gambar 8.

Aliran listrik

Tabel 1. Satuan arus listrik yang sangat kecil dan besar. Satuan Arus Kecil Arus Besar Dasar Simbol A A mA kA MA Dibaca Ampere Micro Ampere Mili Ampere Kilo Ampere Mega Ampere 1 x 10-6 1 x 10 -3 1 x 103 1 x 106 Perkalian 1 1/ 1.000.000 1/1.000 1 x 1.000 1 x 1.000.000

Contoh Konversi: 1). 1.000. 000 A = 1.000 mA = 1. A = 0,001 kA 2). 0,5 MA = 500 kA = 500. 000 A = 500.000.000 mA 3). 5 A = 5.000 mA = 5.000.000 A Gambar 9. Mengukur arus listrik

Mengukur besarnya arus yang mengalir pada suatu rangkaian menggunakan amper meter, pemasangan amper meter dilakukan secara seri dengan beban.

Tegangan Listrik Tabung A dan B berisi air, dimana permukaan air tabung A lebih tinggi dari permukaan air tabung B, dihubungkan melalui sebuah pipa maka air akan mengalir dari tabung A ke tabung B (gambar a). Besarnya aliran air ditentukan oleh perbedaan tinggi permukaan air kedua tabung, ini disebut dengan tekanan air. Hal yang sama juga akan terjadi bila kutub listrik A yang mempunyai muatan positip dihubungkan dengan kutub B yang bermuatan negatif oleh kabel C (gambar b), maka arus listrik akan mengalir dari kutub A ke kutub B melalui kabel C. Hal ini terjadi karena adanya kelebihan muatan positip pada kutub A dan kelebihan muatan negatif pada B yang menyebabkan terjadinya beda potensial (tegangan listrik). Perbedaan ini menyebabkan tekanan/tegangan menyebabkan arus listrik mengalir. Beda tegangan ini biasa disebut Voltage.

Gambar 10. Konsep Tegangan Satuan tegangan Gambar (b) listrik dinyatakan dengan Volt dengan simbol V. 1 Volt adalah tegangan listrik yang mampu mengalirkan arus listrik 1 A pada konduktor dengan hambatan 1 ohm. Tabel dibawah menunjukkan satuan tegangan listrik yang sangat besar dan kecil.

Tabel 2. Satuan Tegangan Listrik Satuan Tegangan Kecil Dasar Simbol V V mV Dibaca Volt Micro Volt Mili Volt 1 x 10-6 1 x 10 -3 Perkalian 1 1/ 1.000.000 1/1.000 Tegangan Besar kV Kilo Volt 1 x 103 1 x 1.000 MV Mega Volt 1 x 106 1 x 1.000.000

Contoh Konversi: 1.700.000 0,78 MV V = 1. 700 mV = 1,7 V

= 780 KV = 780. 000 V = 780.000.000 mV

Mengukur besar tegangan listrik menggunakan volt meter, pengukuran dilakukan secara parallel, cara pemasangan alat ukur seperti gambar dibawah ini.

Gambar 11. Mengukur tegangan baterai

Tahanan/Resistansi Listrik Air dengan tekanan yang sama akan mengalir lebih cepat bila dialirkan melalui pipa yang besar, pendek dan permukaan dalamnya halus dibandingkan dengan bila air dialirkan melalui pipa yang ukurannya kecil, panjang dan permukaan bagian dalamnya kasar. Hal ini karena kondisi dari pipa akan berpengaruh terhadap aliran air. Besarnya hambatan ini dikatakan sebagai tahanan pipa. Kejadian ini juga berlaku untuk listrik yang mengalir melalui suatu kabel, dimana listrik juga akan mengalami hambatan. Hambatan yang dialami listrik ini disebut tahanan/resistansi listrik.

Gambar 12. Konsep Tahanan

Satuan tahanan listrik dinyatakan dengan huruf R (Resistor) dan diukur dengan satuan OHM (W). Satu ohm adalah tahanan listrik yang mampu menahan arus listrik yang mengalir sebesar satu amper dengan tegangan 1 V.

Tabel 3. Satuan tahanan listrik yang sangat besar dan kecil. Satuan Tegangan Kecil Tegangan Besar Dasar Simbol W W mW kW MW Dibaca Ohm Micro Ohm Mili Ohm Kilo Ohm Mega Ohm 1 x 10-6 1 x 10 -3 1 x 103 1 x 106 Perkalian 1 1/ 1.000.000 1/1.000 1 x 1.000 1 x 1.000.000

Contoh Konversi: 1.985 mW = 1, 985 W 0,89 MW = 890 kW = 890.000 W Mengukur tahanan suatu benda maupun rangkaian menggunakan Ohm meter. Amper meter, Volt meter dan Ohm meter merupakan besaran listrik yang sering diukur, untuk itu dibuat alat yang dapat mengukur ketiga parameter tersebut yaitu AVO meter atau multi meter. Gambar 13. Mengukur tahanan relay

HUKUM OHM
Tahun 1827 seorang ahli fisika Jerman George Simon Ohm (1787-1854) meneliti tentang resistor. Hukum Ohm menjelaskan bagaimana hubungan antara besar tegangan listrik, besar tahanan dan besar arus yang mengalir. Hukum Ohm mengatakan bahwa besar arus mengalir berbanding lurus dengan besar tegangan dan berbanding terbalik dengan besar tahanan. Hukum ini dapat ditulis: . (1) V = I x R Gambar 14. Hukum Ohm Contoh:

Tentukan besar arus (I) yang melewati lampu R= 2 W, bila tegangan (V) berubah dari 24 Volt menjadi 12 Volt, seperti gambar di bawah ini: Gambar 15. Hukum Ohm pada tahanan konstan Gambar 16. Hukum Ohm pada tahanan konstan

Solusi: Gambar 15. Baterai dirangkai seri sehingga tegangan baterai 12 V + 12 V = 24 V , tahanan lampu tetap 2 Ohm, maka besar arus yang mengalir adalah I = V/R = 24/2 = 12 Amper. Gambar 16. Tegangan 12 V, tahanan lampu 2 Ohm, maka besar arus yang mengalir adalah I = V/R = 12/ 2 = 6 Amper

Kesimpulan: Bila tahanan tetap sedangkan tegangan turun maka arus yang mengalir juga turun. Sebaliknya bila tahanan tetap tegangan naik maka arus juga naik. Bila lampu untuk 24 V dipasang pada tegangan 12 V maka lampu redup karena arus yang melewati lampu menjadi kecil. Sebaliknya lampu 12 V dipasang pada sumber baterai 24 V, maka lampu akan putus kerena terbakar sebab arus yang mengalir terlalu besar.

DAYA LISTRIK
Hukum Joule menerangkan tentang daya listrik. Terdapat hubungan antara daya listrik dengan tegangan, arus maupun tahanan. Besar daya listrik diukur dalam watt. Satu watt merupakan besar arus mengalir sebesar 1 Amper dengan beda potensial 1 volt. Hukum Joule dapat ditulis (2) P V I = Daya listrik (watt) = Tegangan (Volt) = Arus listrik (Amper)

Bila di subtitusikan hukum Ohm dimana V = I R , maka daya listrik:

P = Vx I = IRx I = I 2R P = I 2R ... (3)

Bila disubtitusikan hukum Ohm dimana I = V/R, maka: P =RxI2 P = V 2R = R x (V/R)2 = V2 / R (4) Dari ketiga rumusan tersebut daya listrik dapat dirumuskan: P = VxI P = I 2R P = V2 / R

Dalam banyak kasus pada komponen sistem kelistrikan hanya ditentukan tegangan dan daya. Besar arus arus yang mengalir jarang ditentukan, misal bola lampu kepala tertulis 12 V 55/60 W. Arti dari tulisan tersebut adalah bola lampu kepala menggunakan tegangan 12 V, pada posisi jarak dekat daya yang diperlukan 55 watt, sedangkan saat jarak jauh daya yang diperlukan 60 watt. Contoh: Tentukan besar arus yang mengalir pada sebuah lampu kepala 12V 55/60 W, saat lampu jarak dekat maupun saat jarak jauh. Solusi: Dengan menggunakan rumus I = P/ V a. Jarak dekat didapatkan besar arus

I dekat = Pdekat / V = 55 / 12 = 4,58 A

b. Jarak jauh

I jauh = P jauh / V = 60 / 12 = 5 A

Rangkaian seri, paralel dan kombinasi Rangkaian komponen dalam sistem kelistrikan ada tiga macam yaitu rangkaian seri, rangkaian paralel dan rangkaian seri paralel atau kombinasi. Pemahaman jenis dan karakteristik rangkaian sangat penting sebagai dasar memeriksa dan menentukan sumber gangguan pada sistem kelistrikan. 1) Rangkaian Seri Aplikasi rangkaian seri sangat banyak digunakan pada kelistrikan otomotif. Sistem starter, pengatur kecepatan motor kipas evaporator AC merupakan beberapa contoh aplikasi rangkaian seri.

Gambar17. Rangkaian seri Karakteristik rangkaian seri: a) Tahanan total (Rt) merupakan penjumlahan semua tahanan (Rt ) = R1 + R2 .. (1)

b) Arus yang mengalir pada rangkaian sama besar I = I1 = I2 (2)

V I = Rt V t = V1 + V2

(3)

c) Tegangan total (Vt) merupakan penjumlahan tegangan : Besar V1dan V2 adalah: (4)

R1 V1 = Rt x V

R2 V2 = Rt x V

(5)

(6)

Tentukan besar Rt, I , I1 , I2, , V1 dan V2, pada rangkaian seri di atas bila diketahui R1=10 W dan R2= 30 W, sedangkan sumber tegangan 12V. Solusi: a) Tahanan total (Rt) merupakan penjumlahan semua tahanan (Rt ) = R1 + R2 = 10 + 30 = 40 W b) Arus yang mengalir pada rangkaian sama besar I = I1 = I2 I = V / Rt = 12/ 40 = 0,3 Amper c) Tegangan total merupakan penjumlahan dari tiap tegangan V1 = R1/ Rt x V = 10/40 x 12 = 3 V V2 = R2/ Rt x V = 30/40 x 12 = 9 V V = V1 + V2 = 3 +9 = 12 V

Karena besar I sudah dicari maka besar V1 dan V2 dapat pula ditentukan dengan rumus: V1 = R1 x I = 10 x 0,3 = 3 V V2 = R2 x I = 30 x 0,3 = 9 V V = V1 + V2 = 3 + 9 = 12 V 2) Rangkaian Paralel

Gambar 18. Rangkaian parallel Karakteristik rangkaian parallel: a) Tegangan pada rangkaian sama yaitu : V= V1 = V2 b) Besar arus mengalir adalah: I = I1 + I2 .. (8) (7)

Besar arus mengalir pada rangkaian parallel mengikuti Hukum Kirchoff I, yang menyatakan jumlah arus listrik yang masuk pada suatu titik cabang sama dengan jumlah arus yang keluar pada titik cabang tersebut. c) Besar tahanan total (Rt) adalah: V = Rt R1 V1 + R2 karena V = V1 = V 2 maka V2

1 = Rt

1 + R1

R2

Dengan menggunakan perhitungan aljabar akan diperoleh persamaan ekuvalen: R1 x R2 Rt = . R1 + R2 Contoh 1: Sistem kelistrikan mempunyai 2 klakson dengan daya berbeda. klakson LH 12V/ 60 W dan klakson RH 12V/ 36 W. Tentukan : a) Tahanan klakson LH dan RH b) Tahanan total c) Arus pada klakson LH dan RH d) Arus yang melewati saklar klakson dan yang melalui sekering. (9)

Gambar 19. Sistem Klakson Tanpa Relay Solusi: a). Tahanan klakson adalah: Klakson LH Klakson RH R1 = V2 / P = 122 / 60 = 2,4 W R2 = V2 / P = 122 / 36 = 4 W

b). Besar tahanan total (Rt) adalah: Rt = ( R1 x R2) : (R1 +R2) = (2,4 x 4) : (2,4 + 4) = 9,6 : 6,4 = 1,5 W c). Besar arus yang mengalir melalui klakson

Horn LH Horn RH

I1 = V/ R1 = 12 / 2,4 = 5 A I2 = V / R2 = 12 / 4 = 3A

d). Besar arus mengalir melalui saklar klakson maupun sekering merupakan total arus yang mengalir melalui kedua klakson, yaitu: I = I1 + I2 = 5+ 3 = 8A atau I = V / Rt = 12 / 1,5 = 8 A Arus yang mengalir pada saklar klakson sangat besar sehingga percikan api pada kontak saklar klakson besar, saklar klakson cepat kotor, tahanan kontak meningkat dan bunyi klakson lemah. Guna mengatasi permasalahan tersebut maka rangkaian klakson dipasang relay. Bila diketahui tahanan lilitan relay sebesar 60 W, tentukan: a) Tahanan total b) Arus pada klakson LH dan RH c) Arus yang melewati saklar klakson d) Arus yang melalui sekering. Gambar 20. Sistem Klakson Dengan Relay Solusi: a) Tahanan total (Rt) Tahanan pada rangkaian terdiri dari: R1 (tahanan klakson LH ) = 2, 4 W R2 (tahanan klakson RH) = 4 W R3 (tahanan relay) = 60 W

Dengan rumus (14) besar Rt adalah 1/ Rt = 1/R1 + 1/ R2 + 1/R3

1/Rt

= 1/2,4 + 1/ 4 + 1/ 60

= 25/ 60 + 15/ 60 + 1/ 60 = 41/60 Rt = 60/ 41 = 1,463 W

b) Besar arus yang mengalir melalui klakson Horn LH Horn RH I1 = V/ R1 = 12 /2, 4 = 5 A I2 = V / R2 = 12 / 4 = 3A

c) Arus yang melalui saklar klakson merupakan arus yang melewati lilitan relay I3 = V/ R3 = 12/ 60 = 0,2 A d) Arus melewati sekering merupakan total arus yang melewati rangkaian I = I1 + I2 + I 3 = 5 + 3 + 0,2 = 8,2 A Atau I = V/ Rt = 12 / 1,463 = 8,2 A Tabel 5. Perbandingan besar arus yang melewati komponen dalam sistem klakson Parameter Klakson LH Daya y Tahanan y Arus
y

No 1

Tanpa relay 60 W 2,4 W 5A 36 W 4W 3A 8A 8A 96 W

Dengan relay 60 W 2,4 W 5A 36 W 4W 3A 0,2 A 8,2 98,4 W

Selisih 0 0 0 0 0 0 7,8 A 0,2 A 2,4 W

Klakson RH Daya y Tahanan y Arus


y

3 4 5

Horn switch Fuse Beban rangkaian

Dari pemasangan relay pada rangkaian tersebut mampu mengurangi arus yang melalui saklar klakson sebesar 7,8 A yaitu dari 8 A menjadi 0,2 A sehingga saklar klakson lebih awet. Dengan menambah relay arus listrik dari baterai bertambah 0,2 A atau beban listrik bertambah 2,4 W. 3). Rangkaian SeriParalel Gambar 21. Rangkaian seri parallel Tahanan total (Rt) : Rt = R1 + Rp (10)

Rp merupakan tahanan pengganti untuk R2 dan R3. Rp = ( R2 x R3) : (R2 +R3) .. Rt = R1 + ( R2 x R3) : (R2 +R3) Tegangan pada rangkaian: V = V1 + VRp V1 = R1 / Rt x V VRp = Rp / Rt x V Karena R2 dan R3 paralel maka V2 = V3 = Rp / Rt x V Besar arus pada R1 = arus total I = V/ Rt Besar arus pada R2 adalah I2 = V2 / R2 Besar arus pada R3 adalah I3 = V3 / R3 . (12) Contoh: Tentukan besar tahanan total (Rt), tegangan pada R1, R2 dan R3 dan besar arus pada R1, R2 dan R3 pada rangkaian di bawah ini bila diketahui R1= 4,5 W , R2=10 W dan R3= 30 W (11)

Gambar 22. Menentukan arus dan tegangan pada rangkaian seri parallel Solusi: a) Mencari tahanan total (Rt) ditentukan dahulu besar tahanan pengganti (Rp) untuk R2 dan R3. Rp = ( R2 x R3) : (R2 +R3) = (10 x 30) : (10 + 30) = 300 : 40 = 7,5 W Rt = R1 + Rp = 4,5 + 7,5 = 12 W b) Mencari V1 dengan rumus: V1 = R1 / Rt x V = 4,5 / 12 x 12 = 4,5 V Karena R2 dan R3 paralel maka V2 = V3 = Rp/ Rt x V = 7,5 / 12 x 12 = 7,5 V c) Besar arus pada R1 = arus total I = V/ Rt = 12/ 12 = 1A

d) Besar arus pada R2 adalah I2 = V2 / R2 = 7,5 / 10 = 0,75 A e) Besar arus pada R3 adalah I3 = V3/ R3 = 7,5 / 30 = 0,25 A

Jembatan Wheatstone merupakan rangkaian seri paralel yang sering digunakan. Penerapan rangkaian ini antara lain pada termometer, intensitas pengukur cahaya, air flow meter dan sebagainya. Gambar 23. Jembatan Wheatstone Contoh: Tentukan tegangan pada Volt meter pada gambar diatas. Tegangan yang ditunjukkan volt meter merupakan selisih tegangan pada titik A dengan titik B. Tegangan pada titik A adalah Va = R2/ (R1+R2) x V = 2/ (1+2)x 12= 8 V Tegangan pada titik B adalah Vb = R4/ (R3+R4) x V = 4/ (4+4)x 12= 6 V Tegangan pada Volt meter adalah Va Vb = 8 6 = 2 V Dengan konsep diatas bila salah satu nilai tahanan berubah maka tegangan pada Volt meter juga berubah.

c. Rangkuman Semua benda yang mengisi dan membentuk dunia ini yang dapat dilihat dengan pancaindra disebut materi atau zat. Secara umum materi dikelompokkan menjadi tiga yaitu padat, cair dan gas.

Atom adalah bagian terkecil dari suatu benda/partikel. Atom terdiri dari inti (nucleus) yang dikelilingi oleh elektron yang berputar mengelilingi inti pada orbitnya masing-masing seperti susunan tata surya. Inti atom sendiri terdiri dari proton dan netron. Elektron-elektron yang mudah berpindah ini disebut elektron bebas (free electron). Listrik dapat dikelompokkan menjadi listrik statis dan listrik dinamis, listrik dinamis sendiri terdiri dari listrik searah (DC) dan listrik bolak-balik (AC). Teori aliran listrik ada dua yaitu teori konvensional dan teori electron. Arus listrik (I), tegangan (V) dan tahanan listrik (R) merupakan besaran utama pada listrik, Arus listrik diukur dengan amper meter, tegangan listrik dengan volt meter dan tahanan listrik dengan Ohm meter. Hubungan antara besar arus, tegangan dan tahanan listrik digambarkan dalam hukum Ohm , dimana I = V/R. Daya listrik merupakan tehgangan kali arus listrik P = V x I. Dalam rangkaian kelistrikan terdapar 5 komponen utama, yaitu: Sumber, proteksi, beban, kontrol dan konduktor. Rangkaian komponen dalam sistem kelistrikan ada tiga macam yaitu: rangkaian seri, rangkaian paralel dan rangkaian seri paralel atau kombinasi. Rangkaian seri mempunyai karakteristik: 1) Tahanan total (Rt) merupakan penjumlahan semua tahanan ( Rt = R1 + R2). 2) Arus yang mengalir pada rangkaian sama besar (It = I1 = I2). 3) Tegangan total (Vt) merupakan penjumlahan tegangan (Vt = V1 +V2). Karakteristik rangkaian parallel: 1) Tegangan pada rangkaian sama , V = V1 = V2

2) Besar arus yang mengalir tergantung bebannya. 3) Besar arus mengalir merupakan total arus yang mengalir setiap percabangannya I2 4) Besar tahanan total (Rt) atau tahanan pengganti adalah: R1 x R2 Rt = R1 + R2 Karakteristik rangkaian Seri Paralel atau kombinasi 1) Tahanan total (Rt) merupakan penjumlahan tahanan dengan tahanan pengganti. I = I1
+

Rt = R1 + Rp 2) Tegangan total pada rangkaian merupakan penjumlahan tegangan pada tahanan dan tahanan pengganti. (V = V1 + VRp) 3) Besar arus pada rangkaian adalah tegangan dibagi tahanan total (I = V/ Rt ) d. Tugas Cari buku pedoman perawatan dan perbaikan salah satu mesin otomotip, buka bagian wiring diagramnya, tentukan metode mengukur besar arus yang dibutuhkan untuk tiap sistem yang bekerja, tentukan titik-titik mengukur besar tegangan pada rangkaian. Sebutkan contoh aplikasi rangkaian seri, parallel dan kombinasi pada sistem kelistrikan mobil. Gambarkan rangkaian sistem tersebut.

e. Test Formatif 1) Apa yang dimaksud electron bebas berikan ilustrasi? 2) Jelaskan apa perbedaan teori aliran listrik konvensional dengan electron! 3) Jelaskan cara mengukur arus listrik, lengkap dengan nama alat ukurnya, satuan ukurannya, serta jelaskan juga apa yang dimaksud dengan 1 amper? 4) Jelaskan bagaimana mengukur tegangan listrik lengkap dengan nama alat ukurnya?, apa satuan ukurannya?, apa yang dimaksud dengan 1 volt? 5) Sebuah lampu 12V/36W dirangkai seperti gambar dibawah ini, a) Tentukan berapa besar arus listrik secara teoritis? b) Bagaimana cara memasang amper meter untuk mengukur besar arus yang mengalir? c) Berapa tahanan lampu secara teoritis? d) Bagaiman cara mengukur tahanan lampunya? e) Bagaiman cara mengukur tegangan baterainya?

6.

Jelaskan karakteristik rangkaian seri, parallel dan kombinasi

7. Dua resistor dirangkai secara seri. Harga R1= 60 dan R2 = 180 , tentukan besar arus listrik yang mengalir dan besar tegangan pada masing masing resistor bila tegangan sumber sebesar 12V 8. Tentukan besar arus listrik yang mengalir pada fuse bila diketahui tahanan lilitan relay 100 , daya masing-masing horn 12V/36W tegangan baterai 12V. Berapakah tegangan pada titik 5 pada saat horn switch atau tombol OFF dan saat ON? 9. Tentukan besar tahanan total (Rt), tegangan pada R1, R2 dan R3 dan besar arus pada R1, R2 dan R3 pada rangkaian di bawah ini bila diketahui R1= 4 W, R2=30 W dan R3= 60 W

f. Kunci Jawaban Formatif 1) Elektron bebas yaitu electron yang orbitnya paling jauh dari inti, memiliki daya tarik menarik yang lemah terhadap inti. Elektron-elektron ini bila terkena gaya dari luar, misalnya panas, gesekan atau reaksi kimia akan cenderung lepas dari ikatannya dan pindah ke atom lain. 2) Teori ini menyatakan listrik mengalir dari negatip baterai ke positip baterai. Aliran listrik merupakan perpindahan elektron bebas dari atom satu ke atom yang lain. Sedangkan teori ini menyatakan listrik mengalir dari positip baterai ke negatip baterai. Teori ini banyak digunakan

untuk kepentingan praktis, teori ini pula yang kita gunakan untuk pembahasan aliran listrik pada buku ini 3) Mengukur arus dengan merangkai secara seri, alat ukur arus listrik adalah Amper meter, satuan amper, dan pengertian 1 Ampere adalah Perpindahan elektron sebanyak 6,25 x 1018 suatu titik konduktor dalam waktu satu detik. 4) Mengukur tegangan dengan merangkai secara parallel, alat ukur dengan Volt meter, satuan volt, pengertian 1 Volt adalah tegangan listrik yang mampu mengalirkan arus listrik 1 A pada konduktor dengan hambatan 1 ohm. 5) Sebuah lampu 12V/36W dirangkai seperti gambar dibawah ini, a) Besar arus listrik adalah I = P/V = 36/12 = 3 Amper b) Cara memasang amper meter secara seri seperti gambar berikut ini: c) Tahanan lampu sebesar R = V/I = 12/3 = 4 ? d) Cara mengukur tahanan lampunya dengan melepas lampu, kemudian diukur menggunakan Ohm meter, posisi selector pada 1X , kalibrasi Ohm meter, kemudian diukur seperti gambar berikut ini, besar tahanan seperti ditunjukkan pada Ohm meter. e) Cara mengukur tegangan baterai adalah dengan menggunakan volt meter, bila menggunakan multi meter atur selector pada tegangan DC pada sekela pengukuran 50V, hubungkan colok ukur positip pada positip baterai dan colok negatip pada negatip baterai, baca hasil pengukuran.sebagai berikut: 6. Rangkaian seri mempunyai karakteristik:

a) Tahanan total (Rt) merupakan penjumlahan semua tahanan ( Rt = R1 + R2). b) Arus yang mengalir pada rangkaian sama besar (It = I1 = I2). c) Tegangan total (Vt) merupakan penjumlahan tegangan (Vt = V1 +V2). Karakteristik rangkaian parallel: a) Tegangan pada rangkaian sama , V = V1 = V2

b) Besar arus yang mengalir tergantung bebannya. c) Besar arus mengalir merupakan total arus yang mengalir setiap percabangannya I2 I = I1
+

d) Besar tahanan total (Rt) atau tahanan pengganti adalah: R1 x R2 Rt = R1 + R2 Karakteristik rangkaian Seri Paralel atau kombinasi a) Tahanan total (Rt) merupakan penjumlahan tahanan dengan tahanan pengganti. Rt = R1 + Rp b) Tegangan total pada rangkaian merupakan penjumlahan tegangan pada tahanan dan tahanan pengganti. (V = V1 + VRp) c) Besar arus pada rangkaian adalah tegangan dibagi tahanan total (I = V/Rt ) 7. Besar arus yang mengalir

I = V/Rt = 12 / (60+180) = 0,05 A = 50 mA. Tegangan pada R1 yaitu V1 = R1 x I = 60 x 50 = 3000 mV =3 V Tegangan pada R2 yaitu V2 = R2 x I = 180 x 50 = 9000 mV = 9 V. 8. Besar arus yang mengalir pada fuse merupakan total arus ke beban, dimana: Beban 1 lilitan relay dengan R= 100 berarti I = V/R = 12/ 100 = 0,12 A Beban 2 adalah horn dengan daya 36W, berarti I = P/V = 36/12 = 3 A Beban 3 sama dengan beban 2 yaitu horn 36 W jadi I= 3 A. Jadi besar arus yang mengalir adalah

It = 0,12 + 3 + 3 = 6,12 A Tegangan titik 5 saat tombol OFF adalah 0 Volt, sedangkan saat tombol ON adalah 12Volt. 9. Mencari tahanan total (Rt) ditentukan dahulu besar tahanan R3. pengganti (Rp) untuk R2 dan

Rp = ( R2 x R3) : (R2 +R3) = (30 x 60) : (30 + 60) = 20 Rt = R1 + Rp = 4 + 20 = 24 W Mencari V1 dengan rumus: V1 = R1 / Rt x V = 4 / 24 x 12 = 2 V Karena R2 dan R3 paralel maka V2 = V3 = Rp/ Rt x V = 20 / 12 x 12 = 10 V Besar arus pada R1 = arus total I = V/ Rt = 12/ 24 = 0,5 A

Besar arus pada R2 adalah I2 = V2 / R2 = 10/ 30 = 0,333 A Besar arus pada R3 adalah I3 = V3/ R3 = 10/ 60 = 0,167 A

g. Lembar Kerja Lembar Kerja 1a: Mengukur Tegangan, Arus dan Tahanan Tujuan: Siswa dapat mengukur besar tegangan listrik, mengukur besar arus listrik dan mengukur besar tahanan. Alat dan Bahan 1) Papan percobaan yang dilengkapi bola lampu 12V/ 3 W, bola lampu 12V/ 5W dan bola lampu 12V/ 8W. 2) Papan percobaan yang dilengkapi resistor 1 K, 2 K dan 3 K

3) Multimeter dan Amper meter 0-5 Amper 4) Baterai Keselamatan Kerja Hati-hati dalam penggunaan multi meter, perhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Mengukur arus pada posisi Amper dengan pengukuran maksimal 500 mA. Cara pemasangan secara seri. 2) Mengukur tegangan pada posisi voltmeter, pastikan skala pengukuran diatas tegangan yang akan diukur, pastikan jenis tegangan yang diukur apakah tegangan AC ataui DC. 3) Mengukur tahanan dengan Ohm meter, perhatikan skala tahanan yang akan diukur, kalibrasi alat sebelum digunakan Langkah Kerja 1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan 2) Lakukan pengukuran tahanan pada komponen berikut ini: Komponen Nilai Tahanan Komponen Bola lampu 12V/3W Tahanan 1K Bola lampu 12V/5W Tahanan 2K Bola lampu 12V/8W Tahanan 3K Nilai Tahanan

1) Periksa tegangan baterai yang digunakan. Tegangan: V. 2) Lakukan pengukuran arus listrik dengan memasang amper meter secara seri pada rangkaian lampu seperti gambar dibawah ini, baca hasil pengukuran, ganti bola lampu dengan ukuran yang berbeda. 3) Lakukan pengukuran arus listrik dengan memasang amper meter secara seri, dengan mengganti lampu dengan resistor. Beban Bola lampu 12V/3W Bola lampu 12V/5W Bola lampu 12V/8W Arus Beban Tahanan 1K Tahanan 2K Tahanan 3K Arus

4) Bersihkan tempat kerja dan Kembalikan alat dan bahan ke tempat semula Lembar Kerja 1b: Merangkai Seri

Tujuan: Setelah mencoba lembar kerja ini maka siswa harus dapat : 1) Merangkai 2 resistor lebih secara seri 2) Mengukur arus dan tegangan pada rangkaian seri Alat dan Bahan 1) Papan percobaan yang dilengkapi resistor 1 K, 2 K dan 3 K 2) Multimeter dan Amper meter 0-1 Amper 3) Power suplay Keselamatan Kerja Hati-hati dalam penggunaan multi meter maupun amper meter perhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Mengukur arus pada posisi Amper dengan pengukuran maksimal 500 mA. Cara pemasangan secara seri. 2) Mengukur tegangan pada posisi voltmeter, pastikan skala pengukuran diatas tegangan yang akan diukur, pastikan jenis tegangan yang diukur apakah tegangan AC ataui DC. 3) Mengukur tahanan dengan Ohm meter, perhatikan skala tahanan yang akan diukur, kalibrasi alat sebelum digunakan

Langkah Kerja

1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan 2) Lakukan pengukuran tahanan pada komponen berikut ini: Resistor R1 = 1K R2 = 2K R3 = 3K Hasil Pengukuran

a) Atur dan periksa tegangan power suplay yang digunakan pada tegangan 6 V. b) Hitung besar arus dan tegangan secara teoritis dari rangkaian percobaan Hasil perhitungan Tegangan Power Suplay 6V Arus V1 V2 V3

3) Buat rangkaian sebagai berikut, catat hasil pengukuran Hasil Pengukura n

Tegangan Power Suplay

Arus

V1

V2

V3

Bersihkan tempat kerja dan Kembalikan alat dan bahan ke tempat semula Lembar Kerja 1c: Merangkai Paralel Tujuan: Setelah mencobah lembar kerja ini maka siswa harus dapat : 1) Merangkai 2 resitor atau lebih secara paralel

2) Mengukur arus dan tegangan pada rangkaian parallel

Alat dan Bahan 1) Papan percobaan yang dilengkapi resistor 1 K, 2 K dan 3 K 2) Multimeter dan Amper meter 0-1 Amper 3) Power suplay Keselamatan Kerja Hati-hati dalam penggunaan multi meter maupun amper meter perhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Mengukur arus pada posisi Amper dengan pengukuran maksimal 500 mA. Cara pemasangan secara seri. 2) Mengukur tegangan pada posisi voltmeter, pastikan skala pengukuran diatas tegangan yang akan diukur, pastikan jenis tegangan yang diukur apakah tegangan AC ataui DC. 3) Mengukur tahanan dengan Ohm meter, perhatikan skala tahanan yang akan diukur, kalibrasi alat sebelum digunakan Langkah Kerja 1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan 2) Lakukan pengukuran tahanan pada komponen berikut ini: Resistor R1 = 1K R2 = 2K R3 = 3K Hasil Pengukuran

3) Atur dan periksa tegangan power suplay yang digunakan pada tegangan 6 V. 4) Hitung secara teoritis besar arus dan tegangan pada rangkian dibawah ini

Has il per hitu nga n

Tegangan Power Suplay 6V

A1

A2

A3

5) Buat rangkaian seperti gambar diatas dengan skala Ampermeter dan volt meter diatas hasil perhitungan teoritis. Catat hasil pengukuran Hasil pengukuran Tegangan Power Suplay V A A1 A2 A3

6) Bersihkan tempat kerja dan Kembalikan alat dan bahan ke tempat semula

Lembar Kerja 1d: Merangkai Kombinasi Tujuan: Setelah mencobah lembar kerja ini maka siswa harus dapat : 1) Merangkai 3 resitor lebih secara seri-paralel atau kombinasi 2) Mengukur arus dan tegangan pada rangkaian seri-paralel Alat dan Bahan 1) Papan percobaan yang dilengkapi resistor 1 K, 2 K dan 3 K 2) Multimeter dan Amper meter 0-1 Amper

3) Power suplay Keselamatan Kerja Hati-hati dalam penggunaan multi meter maupun amper meter perhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Mengukur arus pada posisi Amper dengan pengukuran maksimal 500 mA. Cara pemasangan secara seri. 2) Mengukur tegangan pada posisi voltmeter, pastikan skala pengukuran diatas tegangan yang akan diukur, pastikan jenis tegangan yang diukur apakah tegangan AC ataui DC. 3) Mengukur tahanan dengan Ohm meter, perhatikan skala tahanan yang akan diukur, kalibrasi alat sebelum digunakan Langkah Kerja 1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan 2) Lakukan pengukuran tahanan pada komponen berikut ini: Resistor R1 = 1K R2 = 2K R3 = 3K Hasil Pengukuran

3) Atur dan periksa tegangan power suplay yang digunakan pada tegangan 6 V. 4) Hitung secara teoritis besar arus dan tegangan pada rangkian dibawah ini Hasil perhitungan

Tegangan Power Suplay 6V

V1

V2

A1

A2

A3

4) Buat rangkaian seperti gambar diatas dengan skala Ampermeter dan voltmeter diatas hasil perhitungan teoritis. Hasil pengukuran Tegangan Power Suplay V1 V2 A1 A2 A3

6) Bersihkan tempat kerja dan Kembalikan alat dan bahan ke tempat semula

Kegiatan Belajar 2. Prosedur menghindari kerusakan ECU dan pada Rangkaian

Memeriksa gangguan

a. Tujuan kegiatan belajar Setelah mempelajari modul ini, siswa dapat: 1) Mengetahui prosedur menghindari kerusakan pada ECU. 2) Menyebutkan penyebab terjadinya nilai tahanan membesar 3) Menyebutkan penyebab terjadinya hubung singkat 4) Menyebutkan peralatan yang biasa digunakan memeriksa gangguan pada rangkaian kelistrikan 5) Menggunakan peralatan untuk memeriksa gangguan pada rangkaian kelistrikan b. Uraian materi kegiatan belajar

Prosedur menghindari kerusakan ECU

ECU adalah rangkaian komputer yang dilengkapkan pada mobil-mobil modern untuk mengontrol kerja dari mesin agar optimal, sistem pengapian dan injeksi bahan bakar adalah bagian utama yang dikendalikan oleh ECU. Sensor-sensor memberikan sinyal pada ECU tentang keadaan atau kondisi dari mesin. Jika ada komponen yang mengalami gangguan secara cepat

sensor akan memberikan sinyal pada ECU, sehingga ECU dapat memberikan peringatan dengan menyalakan lampu Indikator yang disediakan pada mobil sehingga pengemudi akan mengetahui bahwa ada gangguan pada mesin. Pada umumnya ECU mempunyai program darurat yang dapat mengatasi masalah untuk sementara hingga mesin dibetulkan. Prosedur diagnosa dan pemeriksaan sistem yang dikendalikan oleh ECU menggunakan alat khusus yaitu scan tool, alat ini akan mendeteksi adanya ketidaknormalan kerja mesin dan memberikan informasi tentang bagian-bagian dari komponen yang memerlukan perbaikan atau penggantian. Karena semua program dilakukan oleh ECU maka tidak diperkenankan mengutak-atik ECU tanpa petunjuk dari buku manual mesin yang bersangkutan. Langkah-langkah menghindari kerusakan ECU: a. b. Jangan pernah melepas terminal baterei saat kunci kontak ON atau mesin hidup

Jangan pernah memeriksa rangakaian ECU menggunakan alat yang tidak direkomendasikan oleh buku manual. c. Jangan pernah memberikan tegangan luar pada ECU. d. Jangan pernah menjumper pada pin-pin ECU e. f. g. Hindari ECU dari tegangan induksi Hindari ECU dari terkena air.

Jangan pernah melakukan pemeriksaan rangkaian ECU tanpa petunjuk buku manual. Memeriksa gangguan ringan pada rangkaian/sistem kelistrikan Gangguan pada rangkaian kelistrikan yang umum terjadi ada tiga macam yaitu: 1) Gangguan pada rangkaian karena nilai tahanan membesar 2) Gangguan karena hubung singkat 3) Ganguan dari komponen-komponen kelistrikan itu sendiri.

Gangguan gangguan ini jika tidak ditangani dengan benar, maka akan menyebabkan rangkaian kelistrikan tidak bekerja dengan normal atau bahkan akan berpotensi menimbulkan kerusakan yang lebih parah pada komponenkomponen rangkaian. Agar rangkaian kelistrikan tersebut dapat bekerja secara normal kembali, maka diperlukan pemeriksaan pada komponenkomponen rangkaian. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan

dimana gangguan itu terjadi dan penyebabnya. Jika letak dan penyebab gangguan sudah diketahui maka langkah berikutnya adalah melakukan perbaikan sesuai dengan hasil pemeriksaan. 1). Gangguan rangkaian kelistrikan karena nilai tahanan membesar Gangguan ini biasanya disebabkan Karena rangkaian terbuka atau terjadinya korosi pada bagian bagian tertentu dari rangkaian, dapat juga disebabkan karena kontak saklar yang tidak baik/kotor.

Gambar 24. Gangguan yang disebabkan nilai tahanan membesar Gambar 24.a menunjukkan bahwa, lampu tidak menyala akibat rangkaian terputus atau terbuka, dan arus tidak dapat mengalir. Sedangkan gambar b lampu tidak menyala/redup diakibatkan arus yang mengalir ke lampu terlalu kecil, karena nilai tahanan membesar. Nilai tahanan dapat membesar karena saklar kotor atau sambungan kabel berkarat/korosi.

Gangguan karena hubung singkat Hubung singkat dapat terjadi apabila ada kabel penghantar yang berhubungan langsung dengan penghantar lain atau pada ground.

Gambar 25. Gangguan karena hubung singkat Gambar 25.a menunjukkan adanya hubung singkat diantara dua kabel penghantar. Lampu atas seharusnya tidak menyala, sedangkan lampu bawah menyala. Akibat adanya hubung singkat antara kabel lampu atas dan kabel lampu bawah, maka lampu atas ikut menyala. Sedangkan gambar 25.b lampu pada rangkaian tidak menyala akibat adanya hubung singkat antara kabel dengan ground, sekering pada rangkaian dapat terputus karena arus yang mengalir terlalu besar. Gangguan karena kerusakan komponen Kerusakan pada komponen kelistrikan adalah penyebab utama rangkaian kelistrikan tidak dapat bekerja.

Gambar 26. Gangguan akibat kerusakan komponen Gambar 26.a menerangkan lampu tidak menyala karena filamen lampu terputus. Gambar 26.b menunjukan adanya kerusakan pada batere baik pada kotak batere ataupun korosi pada terminalterminalnya dan ini menjadikan batere tidak dapat mensuplai kebutuhan energi pada rangkaian dan pada akhirnya rangkaian kelistrikan tidak dapat bekerja. Peralatan untuk memeriksa gangguan pada rangkaian/ system kelistrikan. Macam-macam peralatan yang dapat digunakan untuk memeriksa gangguan pada rangkaian kelistrikan seperti pada gambar dibawah. Peralatan ini biasa digunakan untuk memeriksa kontinuitas dari suatu rangkaian dan mengukur nilai tahanan, arus atau tegangan dari suatu rangkaian kelistrikan.

Gambar 27. Macam-macam peralatan pemeriksa rangkaian

Peralatan-peralatan yang biasa digunakan antara lain: a) Jumper wire

b) Test lamp c) Self-Powered test light

d) AVO Digital e) f) AVO Analog

VOLT AMP Tester

g) Combination meter/Digital probe

Menggunakan Jumper wires untuk memeriksa kontinuitas rangkaian kelistrikan. Sering kali rangkaian kelistrikan tidak dapat bekerja karena tidak adanya kontinuitas pada rangkaian tersebut, untuk memeriksa kontinutas dapat digunakan jumper wires seperti yang terlihat pada gambar 27. Keselamatan kerja yang harus diperhatikan selama menggunakan jumper wires adalah: Jangan pernah melakukan by-pass pada lampu, motor, coil atau beban kelistrikan lainnya. Karena hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada komponen lainnya. Langkah pemeriksaan: 1). Pastikan saklar dalam posisi ON 2). Memby-pass rangkaian dari titik/bagian yang paling dekat dengan sumber 3).Jika dengan langkah ini rangkaian sudah bekerja, maka dapat dipastikan bahwa gangguan itu terjadi pada daerah yang kita periksa tadi (tidak ada kontinuitas pada posisi ini). 4). Jika pada langkah no.2 telah dikerjakan dan rangkaian tetap tidak bekerja maka, mulailah melakukan by-pass pada posisi selanjutnya. Begitu seterusnya sampai ditemukan dimana letak gangguannya. Gambar 28. By-pass dengan Jumper wires Menggunakan Tes lamp Selain dengan jumper wires pemeriksaan kontinuitas dapat dilakukan dengan tes lamp, penggunaan tes lamp lebih menguntungkan dibandingkan jumper karena penggunaan tes lamp tidak menyebabkan terjadinya kerusakan pada komponen kelistrikan yang sedang diperiksa. Gambar dibawah menunjukkan cara pemeriksaan kontinuitas pada rangkaian, jika tes lamp nyala berarti ada kontinuitas antara titik yang diperiksa dengan sumber arus/positip batere, sebaliknya jika tes lamp tidak nyala berarti tidak ada kontinuitas.

Gambar 29. Pemeriksaan kontinuitas dengan tes lamp Langkah pemeriksaan : 1). Pastikan bahwa batere dalam kondisi baik 2). Pastikan saklar pada posisi ON 2). Hubungkan penjepit dari tes lamp dengan negatip batere/ground 3). Hubungkan colok tes lamp pada terminal sekring, jika lampu tes menyala berarti ada kontinuitas antara positip batere dengan kaki depan sekring jika lampu tidak nyala berarti jaringan kabel antara positip batere dengan kaki sekring terputus. 4). Lakukan pemeriksaan tahap berikutnya pada saklar, konektor seperti gambar 29. sampai menemukan tidak adanya kontinuitas dengan ditandai tes lamp tidak nyala. c. Rangkuman kegiatan belajar

Tiga tipe gangguan yang sering terjadi pada rangkaian/system kelistrikan yaitu: Gangguan karena nilai tahanan naik, hubung singkat dan kerusakan komponen. Ada beberapa alat yang dapat digunakan untuk memeriksa gangguan rangkaian diantaranya jumper wires, tes lamp, AVO digital ataupun analog. Pada saat pemeriksaan ganguan harus diperhatikan cara penggunaan alat yang digunakan sebab jika salah menggunakan alat dapat menyebabkan kerusakan pada komponen yang diperiksa. d. Tugas kegiatan belajar Buatlah tes lamp dari komponen-komponen yang mudah didapat e. Test formatif kegiatan belajar 1) Sebutkan prosedur menghindari kerusakan pada ECU 2) Faktor apa saja yang menyebabkan nilai tahanan pada rangakaian kelistrikan bertambah. 3) Jelaskan apa yang tidak boleh dilakukan saat pemeriksaan kontinuitas rangkaian menggunakan jumper wire. 4) Bagamana cara menggunakan tes lamp untuk memeriksa kontinuitas rangkaian kelistrikan 5) Jelaskan keuntungan menggunakan tes lamp disbanding jumper wire. f. Kunci jawaban formatif kegiatan belajar 1) Prosedur menghindari kerusakan ECU a. b. Jangan pernah melepas terminal baterei saat kunci kontak ON

Jangan pernah memeriksa rangkaian ECU menggunakan alat yang tidak direkomendasikan oleh buku manual kendaraan c. d. Jangan pernah memberikan tegangan luar pada ECU Jangan pernah menjumper pada pin-pin ECU e. f. g. Hindari ECU dari tegangan induksi Hindari ECU dari terkena air

Jangan pernah melakukan pemeriksaan rangkaian ECU tanpa petunjuk buku manual.

2) Faktor apa saja yang menyebabkan nilai tahanan pada rangakaian kelistrikan bertambah

a.

Gangguan karena nilai tahanan membesar b. Gangguan karena hubung singkat

c.

Gangguan karena kerusakan komponen

3) Faktor penyebab nilai tahanan bertambah antara lain: a) Adanya rangkaian yang terbuka/terputus b) Timbulnya korosi/karatan pada sambungan 4) Hal yang tidak diperbolehkan dalam pemerikaan kontinuitas dangan jumper wire adalah: Membay-pass beban kelistrikan baik lampu,motor atau beban lain 5) Cara menggunakan tes lamp untuk pemeriksaan kontinuitas rangkaian, adalah: a) Menghubungkan jepit tes lamp dengan negatip batere atau ground b) Menghubungkan colok tes lamp dengan titik pada rangkaian yang akan diperiksa. 5) Keuntungan menggunakan tes lamp dibandingkan jumper wire adalah: tes lamp tidak menyebabkan terjadinya kerusakan pada komponen rangkaian yang diperiksa. g. Lembar kerja kegiatan belajar Tujuan : Setelah mencoba lembar kerja ini maka siswa harus dapat : 1) Menggunakan jumper wire 2) Menggunakan tes lamp 3) Menentukan letak gangguan dari hasil pemeriksaan. 4) Menyimpulkan hasil pemeriksaan Alat dan Bahan 4) Trainer kelistrikan body standart 5) Baterai 12V 6) Jumper wire

7) Tes lamp Keselamatan Kerja 1) Tidak diperkenankan Memby-pass batere karena dapat menyebakan kerusakan pada batere. 2) Tidak diperkenankan memby-pass beban kelistrikan. Langkah Kerja 4) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan 5) Lakukan pemeriksaan kontinuitas dengan jumper dan tes lamp. Memeriksa kontinuitas dengan jumper: 1) Rangkaikan kelistrikan body standart yang akan diperiksa 2) By-pass dengan jumper pada bagian titik kabel yang terdekat dengan sumber arus. 3) Perhatikan hasil pemeriksaan ada perubahan kerja atau tidak, 4) Lanjutkan pemeriksaan pada titiktitik berikutnya. Mengukur kontinuitas dengan tes lamp: 1) Rangkaikan kelistrikan body standart yang akan diperiksa 2) Hubungkan jepit tes lamp dengan negatip sumber arus. 3) Hubungkan colok tes lamp pada titik yang terdekat dengan sumber arus positip. 4) Perhatikan hasil pemeriksaan apakah lampu tes menyala atau tidak. 5) Tarik kesimpulan dari hasil pemeriksaan 6) Lanjutkan pemeriksaan pada titik berikutnya. 7) Ambil kesimpulan akhir, tentukan letak gangguan rangkaian 8)Bersikah alat dan tempat kerja, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula Tugas: Analisisa data hasil pemeriksaan, buatlah laporan

Kegiatan Belajar 3. Mengganti Sekering dan Bohlam

a. Tujuan kegiatan belajar Setelah mempelajari modul ini, siswa dapat: 6) Mengerjakan penggantian fuse/sekering 7) Memeriksa kondisi fuse/sekering 8) Memeriksa ukuran fuse/sekering 4) Mengerjakan penggantian bohlam lampu kepala dengan benar 9) Memeriksa kerja lampu kepala 10)Mengerjakan penggantian lampu belakang, lampu rem dan lampu mundur dengan benar. 11)Memeriksa kerja lampu belakang, lampu rem dan lampu mundur. b. Uraian materi kegiatan belajar

1) Mengganti Sekering yang putus

Sekering melindungi semua alat elektrik di dalam mobil: Pada saat aliran arus berlebih, sekering akan putus sedemikian sehingga arus listrik yang berlebih tidak mengalir pada peralatan. Karena arus yang berlebih itu dapat merusakkan peralatan atau menimbulkan percikan api. Dengan mengganti sekering yang putus akan mengembalikan kerja peralatan seperti semula (sebagai contoh sekering klakson putus akibatnya klakson tidak bunyi, setelah sekering diganti klakson kembali bunyi). Jika sekering putus berulangkali, itu menandakan adanya suatu masalah dalam rangkaian dan ini memerlukan penanganan lebih serius. Ada dua jenis sekering dilihat dari bentuknya yaitu type blade/pipih dan cartridge/tabung. Pada umumnya kendaraan sekarang banyak menggunakan type blade. Gambar 30. Macam sekering Langkah-langkah mengganti sekering

1. Matikan mesin 2. Mencari kotak sekering. Kotak sekering umumnya berbentuk segi empat yang diletakkan di bawah dashboard sebelah kanan. Gambar 31. Kotak sekering 3. Amati tutup kotak sekering Pada tutup kotak sekering dilengkapi dengan denah lokasi masingmasing sekering dan kapasitas dari sekering. Gambar 32. Denah letak sekering 4. Pada kotak sekering juga dilengkapi dengan catut pelepas dan sekering cadangan. Gambar 33. Catut sekering 5. Lepas sekering yang akan diganti dengan menariknya menggunakan catut sekering. Gambar 34. Melepas sekering 6. Jika tidak ditemukan catut gunakan tang lancip untuk melepas sekering. Gambar 35. Melepas sekering dengan tang 7. Periksa kondisi sekering Gambar 36. Sekering baik dan putus 8. Pastikan kapasitas sekering yang dipakai. Gambar 37. Kapasitas sekering 15 A 9. Pasang sekering baru dengan kapasitas yang sama dengan sekering yang diganti. Tekan pelan-pelan hingga sekering duduk dengan tepat pada slotnya. Gambar 38. Memasang sekering 10. Pasang tutup sekering. Keselamatan kerja: 1. Jangan pernah mengganti sekering dengan ukuran amper yang lebih besar. Ini dapat merusakan peralatan yang seharusnya diamankan oleh sekering itu.

2.

Pada jenis tabung sekering mudah pecah, hati-hati saat melepas atau memasangnya, karena pecahan kacanya dapat melukai tangan. 2) Mengganti bohlam lampu kepala

Lampu kepala berfungsi sebagai penerangan jalan saat kendaraan digunakan pada malam hari, jika lampu kepala mati maka kemungkinan penyebab utamanya dalah bohlam putus. Mengganti bohlam lampu kepala yang putus relatif gampang. Mobil-mobil sekarang pada umumnya menggunakan bohlam type halogen yang dapat dengan mudah dilepas dari bagian belakang lampu kepala. Tetapi masih ada juga yang menggunakan model sealed beam (khususnya pada mobil-mobil tua), pada lampu jenis ini penggantiannya harus satu set antara bola lampu dan kaca biasnya.

Gambar 39. Bohlam halogen Langkah-langkah mengganti bohlam lampu kepala: 1. Pastikan bola lampu yang akan diganti Gambar 40. Periksa lampu kepala 2. Matikan saklar lampu kepala Gambar 41. Saklar lampu kepala

3. Lepas soket lampu kepala, dan buka karet pelindung serta lepas klip pengunci Gambar 42. Melepas klip 4. Keluarkan bohlam dari dudukanya dan siapkan bohlam baru.

Gambar 43. Mengeluarkan bohlam 5. Pasang bohlam halogen Yang baru, pastikan tepat pada dudukannya. 6. 7. 8. Pasang kembali klip pengikat pada tempatnya Pasang karet pelindung pada dudukannya Gambar

Pasang soket lampu kepala (pastikan menancap dengan kuat). 44. Pasang bohlam baru 9. Nyalakanlah lampu kepala untuk mengujinya. Keselamatan kerja: 1. 2. Jangan pernah menyentuh kaca pada bohlam halogen. Daya pada bohlam baru harus sama dengan bohlam lama.

3. Saat pemasangan bohlam baru pastikan bohlam duduk dengan tepat pada tempatnya, persinggungan yang tidak tepat mengakibatkan getaran yang menimbulkan panas sehingga bohlam mudah putus.

3) Mengganti bohlam lampu belakang, lampu rem dan mundur Lampu yang dipasang pada mobil mempunyai fungsi yang penting bagi keselamatan berkendaraan di jalan raya. Jika ada salah satu lampu yang mati, maka segera harus diganti. Gambar 45. Bohlam mati karena terbakar a. 1. Langkah-Langkah:

Tentukan bagian bohlam yang akan diganti: Pada beberapa type lampu belakang, cover lampu dibuka dari luar dengan melepas sekerup pengikatnya.

2.

Lepaskan sekerup pengikat.

Gambar 46. Melepas baut pengikat 3. Lepas bohlam dengan cara menekan dan diputar. Gambar 47. Melepas bohlam 4. 5. Periksa bohlam berapa ukuran daya yang dipakai.

Bersihkanlah konektor dengan sikat kawat atau lap dari kotoran atau karatan. Gambar 48. Membersihkan konektor 6. 7. Ambil bohlam baru dengan ukuran sama dengan bohlam lama. Pasang bohlam baru dengan cara menekan masuk lalu diputar. Gambar 49. Pasang bohlam 8. Pasang cover lampu belakang.

9.

Uji kerja lampu dengan menginjak pedal rem dan memutar saklar lampu kota. Gambar 50. Menguji lampu belakang

Keselamatan kerja: 1. 2. Selalu gunakan ukuran bohlam yang sama dengan aslinya saat penggantian.

Hati saat melepas atau memasang bohlam, tekanan yang terlalu kuat dapat memecahkan lampu.

c. Rangkuman kegiatan belajar Sekering berfungsi untuk mengamankan jaringan dari kerusakan akibat, aliran arus yang berlebih. Sekering yang rusak/putus harus diganti agar peralatan kelistrikan yang ada pada rangkaian bekerja kembali. Sekering mempunyai ukuran kapasita arus yang berbeda, apabila ukuran arus pada sekering diganti lebih besar maka hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan kelistrikan yang ada.

Rangkaian sistem kelistrikan diantaranya adalah lampu kepala, lampu rem, lampu mundur, lampu kota. Apabila bohlam putus maka lampu tidak menyala, dengan mengganti bohlam baru maka rangkaian lampu akan menyala kembali. Pasanglah bohlam baru dengan ukuran yang sama dengan aslinya agar tidak mengakibatkan gangguan pada rangakaian kelistrikan yang ada. d. Tugas kegiatan belajar Mencari contoh bohlam type sealed-beam dan bohlam halogen yang digunakan pada lampu kepala. e. Test formatif kegiatan belajar 6) Sebutkan ciri-ciri sekering putus? 7) Faktor apa saja yang perlu diperhatikan saat mengganti sekering. 8) Sebutkan ciri-ciri bohlam mati?. 9) Jelaskan langkah perbaikan bohlam lampu rem. 10) Apa yang harus diperhatikan saat memegang bohlam halogen. f. Kunci jawaban formatif kegiatan belajar 6) Ciri sekering putus, filamen kelihatan putus dan apabila dilakukan pemeriksaan kontinuitas diantara ke dua ujung sekering tidak ada kontinuitas. 7) Faktor yang perlu diperhatikan saat mengganti sekering: c) Ukuran sekering harus sama dengan sekering yang asli d) Pemasangan harus benar pada tempatnya. 8) Ciri-ciri bohlam mati: a) Filament putus, b) Dari warna kelihatan hitam habis terbakar 9) Langkah perbaikan lampu rem: a) Pastikan terminal batere terlepas b) Pastikan posisi bohlam lampu rem yang akan diganti.

c)

Buka cover penutup bohlam. d) Lepas bohlam e) Periksa ukuran bohlam

f)

Bersihkan dudukan bohlam dari karat/kotoran g) Pasang bohlam baru h) Pasang kembali cover bohlam i) Pasang terminal batere

j)

Cek kerja lampu rem dengan menginjak pedal rem

5) Yang harus diperhatikan saat memegang bohlam halogen adalah tidak boleh memegang pada kacanya karena dapat menyebabkan cepat putus. g. Lembar kerja kegiatan belajar Tujuan : Setelah mencoba lembar kerja ini maka siswa harus dapat : 5) Menentukan kondisi sekering baik atau rusak 6) Menentukan ukuran sekering 7) Mengganti sekering 8) Menentukan ukuran bohlam 9) Mengganti bohlam

Alat dan Bahan 8) Mobil instruksi 9) Test lamp Keselamatan Kerja 3) Lepas terminal batere sebelum pekerjaan penggantian dilakukan.

4) Pastikan kunci kontak OFF saat melepas terminal batere. 5) Hati-hati waktu melepas sekering atau bohlam, karena mudah pecah. 6) Selalu gunakan ukuran yang sama saat penggantian sekering dan bohlam. 7) Selalu dilakukan pemeriksaan kerja, saat selesai penggantian. Langkah Kerja 6) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan 7) Lakukan Penggantian sekering 8) Lakukan penggantian bohlam Mengganti sekering: 5) Pastikan kunci kontak off dan lepas terminal batere 6) Lepas sekering dengan hati. 7) Periksa ukuran sekering 8) Pasang sekering baru dengan ukuran yang sama 9) Pasang kembali terminal batere, cek kerja sekering dengan test lamp Mengganti bohlam lampu rem: 8) Pastikan letak bohlam yang akan ganti 9) Lepas terminal batere 10) Pada kendaraan yang dilengkapi dengan ECU posisi kunci kontak harus OFF saat terminal batere dilepas 11) 12) 13) 14) 15) Lepas cover lampu rem Lepas bohlam lampu rem Periksa ukuran daya lampu rem

Bersihkan dudukan bohlam dari kotoran ataupun karat

Pasang bohlam baru dengan ukuran sama dengan yang diganti

16) 17) 18)

Pasang cover lampu rem Pasang terminal batere

Periksa kerja lampu rem dengan menginjak pedal rem Tugas:

Cari jenis-jenis sekering dan analisa kapasitas ampere yang dipakai untuk masing-masing komponen kelistrikan.

Kegiatan Belajar 4. Perbaikan Rangkaian Kabel

a. Tujuan Kegiatan Belajar Setelah mempelajari modul ini siswa dapat: 6) Menyebutkan macam kabel yang digunakan pada kendaraan 7) Mengidentifikasi kode warna yang digunakan pada kabel 8) Menentukan ukuran kabel yang digunakan 9) Memperbaiki rangkaian kabel

b. Uraian materi kegiatan belajar Kabel (Wires) Kabel merupakan konduktor digunakan sebagai media mengalirkan listrik. Terdapat beberapa tipe kabel, diataranya: 1) Kabel yang terbungkus isolator tipe pejal dan tipe serabut. Kabel tipe serabut yang paling banyak digunakan pada kelistrikan otomotif. 2) Kabel tanpa isolator, kabel jenis ini digunakan sebagai kabel bodi/ ground. Kabel ini menghubungkan antara blok mesin dengan bodi/ rangka kendaraan.

Gambar 51. Macam kabel Berdasarkan besar arus mengalir kabel dikelompokkan menjadi 2 yaitu : 1) Kabel diameter kecil yaitui kabel yang digunakan untuk beban lampu dan asesoris lainnya. 2) Kabel diameter besar yaitu kabel yang digunakan untuk kabel baterai. Kode Warna Kabel Guna mempermudah identifikasi maupun penelusuran bila terjadi kerusakan pada rangkaian kelistrikan maka isolator kabel dibuat warna. Pada wiring diagrams warna kabel ditunjukkan dalam kode abjad, karena terbatasnya warna maka warna isolator kabel ada yang model diberi garis strip. Pengkode kabel model ini warna kabel yang dominan diletakan depan sedangkan strip diletakkan dibelakang. Contoh: kabel satu warna dengan kode B berarti warna kabel adalah hitam (black), sedangkan kode B-W berarti warna kabel adalah hitam strip putih (white).

Tabel 1 Warna Black (hitam) Brown (coklat) Green (hijau) Gray (abu-abu) Blue (biru) Light Blue (hijau muda) Kode B BR G GR L LG

Kode Warna Kabel Kode O P R V W Y

Warna Orange (oranye) Pink(merah muda) Red (merah) Violet (ungu) White (putih) Yellow (kuning)

Hubungan Antara Diameter dan Panjang Kabel dengan Tahanan Listrik

Tahanan listrik berbanding lurus dengan panjang kabel tetapi berbanding terbalik dengan diameter kabel. Ini berarti semakin panjang kabel listrik, semakin besar pula tahanannya, tetapi semakin besar diameter kabel listrik semakin kecil tahanannya. Berdasarkan pengertian diatas tahanan suatu kabel listrik dapat dihitung dengan rumus berikut:

R = Tahanan listrik . W r = Tahanan jenis . Wm l = Panjang kabel . m

A = Luas penampang kabel .. m2 Tabel 2. Tahanan jenis pada temperature 20 C Bahan Almunium Besi Emas Perak Platina Tembaga r W/m 2,75 x 10-8 9,68 x 10-8 2,44 x 10-8 1,62 x 10-8 10,6 x 10-8 1,69 x 10-8 Bahan Tungsten Mangan Karbon Germanium Silikon Kaca r W/m 5,25 x 10-8 48,2 x 10-8 3 x 10-5 5 x 10-1 0,1 - 60 109 - 1012

Menentukan Ukuran Kabel Dari rumus di atas dapat dilihat bahwa semakin panjang kabel semakin besar tahanan listriknya, dan semakin kecil kabel tahanan semakin besar. Guna memudahkan pemakaian maka SAE ( Society of Automotive Engineer) mengeluarkan pedoman AWG (American Wire Gauge) seperti table berikut ini: Tabel 3. Ukuran Kabel Metric (mm2) 0,5 0,8 1,0 2,0 SAE AWG (gage) 20 18 16 14 Ohm per 1000 feet 10,0 6,9 4,7 2,8

3,0 5,0 8,0 13,0 19,0 32,0 40,0 50,0 62,0

12 10 8 6 4 2 1 0 00

1,8 1,1 0,7 0,4 0,3 0,2 0,14 0,11 0,09

Contoh: Tentukan besar tahanan untuk kabel 14 gage, dengan panjang 18 feet. Dari table diatas dapat diketahui tahanan kabel 14 gage adalah 2,8 Ohm tiap 1000 feet atau 0,0028 ohm per feet, sehingga besar tahanan = 0,0028 x 18 = 0,05 Ohm. Pemilihan kabel yang digunakan pada sistem kelistrikan tergantung dari besar arus yang akan mengalir atau beban. Semakin besar arus yang mengalir atau semakin besar beban semakin kesar ukuran kabel yang digunakan. Selain besar arus dan beban juga dipengaruhi jarak antara sumber dengan beban. Guna mempermudah pemilihan SAE mengeluarkan pedoman pemilihan kabel seperti table berikut ini:

Tabel 4. Pedoman Pemilihan Ukuran Kabel (Wire Gage) Arus Amp 1 1,5 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 15 18 20 22 Daya Watt 12 18 24 36 48 60 72 84 96 120 132 144 180 216 240 264 Panjang Kabel (feet) 7 10 15 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 18 20 20 18 18 20 18 18 18 20 18 18 16 20 18 16 16 20 18 16 16 20 18 16 14 18 16 14 14 18 16 14 12 16 14 12 12

3 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

5 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 18

25 20 20 20 20 20 18 18 18 16 16 16 14 14 12 12 10

30 20 20 20 20 18 18 18 16 16 16 14 14 12 12 10 10

Contoh: Tentukan ukuran kabel untuk lampu penerangan dengan daya 200 W, bila jarak lampu sampai sumber listrik sejauh 18 feet. Tentukan pula penurunan tegangan akibat panjang kabel. Besar arus yang mengalir adalah I = P/V = 200 /12 = 16,6 A Ukuran kabel untuk daya 200W dengan jarak 18 feet dari table diatas adalah 14 gage atau luas penampang 2,0 mm2 . Dari table diatas dapat diketahui tahanan kabel 14 gage adalah 2,8 Ohm tiap 1000 feet atau 0,0028 ohm per feet, sehingga besar tahanan = 0,0028 x 18 = 0,05 Ohm. Dengan demikian besar voltage drop sebesar V = I x R = 16,6 x 0,05 = 0, 83 Volt.

Hubungan Antara Temperatur dan Tahanan Listrik Tahanan listrik pada konduktor akan berubah dengan adanya perubahan temperatur konduktor/kabel. Biasanya tahanan listrik akan naik bila temperatur naik. Hal tersebut dapat dipahami dengan cara berikut. Bila sebuah lampu yang dihubungkan denga baterai dengan sebuah kawat tembaga, kemudian kawat tersebut dipanaskan dengan api maka lampu tersebut semakin lama akan semakin redup.

Gambar 52. Beberapa FaKtor Yang Mempengaruhi Nilai Tahanan Tahanan Sambungan Tahanan sambungan adalah tahanan yang diakibatkan oleh sambungan yang kendor atau kotor. Bila arus listrik melewati sambungan yang kendor akan menyebabkan sambungan menjadi panas. Panas ini akan memperbesar tahanan dan mempercepat timbulnya korosi. Tahanan sambungan dapat diperkecil dengan membersihkan sambungan dan mengeraskan sambungan. Terminal baterai merupakan terminal yang paling sering kendor dan kotor akibat korosi yang disebabkan asam sulfar dari uap elektrolit baterai. Akibat terminal kendor dan kotor menyebabkan tahanan meningkat sehingga menyebabkan gangguan suplai listrik terutama saat mesin distarter, oleh karena itu terminal ini harus sering diperiksa dan dibersihkan Gambar 53. Membersihkan terminal baterai Tahanan Isolator Seperti telah dijelaskan bahwa karet, vynil, plastik dan porselin dapat digunakan untuk menghalangi arus listrik antara konduktor. Sifat dari bahan-bahan ini disebut kemampuan tahanan isolator dan dinyatakan dengan nilai tahanan. Dalam kondisi tertentu isolator dapat berubah menjadi penghantar listrik/konduktor, misalnya karena retak, bocoran arus listrik yang akan menimbulkan percikan bunga api dan menimbulkan kotoran, menempelnya air atau kotoran lain pada isolator.

Gambar 54. Kerusakan isolator kabel listrik Wire Harness

Wire harness merupakan sekumpulan kabel yang digunakan pada rangkaian kelistrikan, dimana sekumpulan kabel tersebut dijadikan satu dengan isolator, agar kabel lebih rapih. Pada ujung wire harness dipasang konektor sehingga pemasangan sistem perkabelan lebih mudah.

Gambar 55. Wire Harnes

Memperbaiki Kabel 1) Potong kabel yang rusak, kemudian kupas Gambar 56. Mengupas kabel kabel dengan tang pengupas dengan panjang 10 mm 2) Ukur diameter kabel untuk menentukan Gambar 57. Mengukur diameter ukuran kabel penyambung yang akan digunakan. 3) Buat kabel penyambung yang akan Gambar 58. Memasukkan heat shrink digunakan, masukkan heat shrink tube ke kabel penyambung. 4) Sambung kedua kabel dengan Crimp mark, Gambar 59. Menyolder sambungan kemudian solder sambungan 5) Geser heat shrink tube ke kabel yang Gambar 60. Memanaskan heat shrink disambung, kemudian panasi heat shrink tube dengan heater.

c. Rangkuman kegiatan belajar Kabel merupakan konduktor digunakan sebagai media mengalirkan listrik. Terdapat beberapa tipe kabel diantaranya : 1) Kabel berisolator, contoh kabel yang umum digunakan 2) Kabel tanpa isolator, contoh kabel massa 3) Kabel kecil, contoh kabel yang digunakan secara umum 4) Kabel besar , contoh kabel baterai Pada wiring diagrams warna kabel ditunjukkan dalam kode abjad, karena terbatasnya warna maka warna isolator kabel ada yang model diberi garis strip. Pengkode kabel model ini warna kabel yang dominan diletakan depan sedangkan strip diletakkan dibelakang. Contoh: kabel satu

warna dengan kode B berarti warna kabel adalah hitam (black), sedangkan kode B-W berarti warna kabel adalah hitam strip putih (white). Guna memudahkan menentukan ukuran kabel yang akan digunakan SAE ( Society of Automotive Engineer) mengeluarkan pedoman AWG (American Wire Gauge) yang berisi nomor gage, ukuran kabel dan tahanan tiap 1000 feet. Selain itu juga ada pedoman yang memuat hubungan arus, panjang kabel dan nomor gage yang digunakan. Tiap ujung kabel dipasang konektor, bentuk konektor ada bebarapa macam diantara bentuk bulat maupun bentuk kotak. Jumlah kabel dalam satu konektor sangat bervariasi mulai dari satu kabel sampai puluhan kabel. d. Tugas kegiatan belajar Cari wiring diagram salah satu tipe kendaraan: 1) Identifikasi ukuran dan warna kabel yang digunakan 2) Identifikasi jenis konektor yang digunakan e. Test formatif kegiatan belajar 1) Sebutkan macam kabel yang digunakan pada kendaraaan 2) Tentukan ukuran kabel untuk horn, bila diketahui daya horn 12V/ 36 W dirangkai paralel, jarak antara horn dengan sumber 3 m. 3) Sebutkan bahan yang sering digunakan untuk isolator kabel 4) Dimana titik-titik yang menjadi sumber gangguan pada kabel 5) Apa yang dimaksud heat shrink tube? 6) Bagaimana cara menyambung kabel yang putus? f. Kunci jawaban formatif kegiatan belajar 1) Macam kabel yang digunakan pada kendaraan yaitu dilihat dari serabutnya ada dua yaitu kabel serabut dan kabel pejal, dari penggunaan isolator yaitu kabel tanpa isolator dan kabel dengan isolator, dilihat dari ukurannya maka ada kabel kecil dan kabel besar. 2) Ukuran kabel untuk horn, bila diketahui daya horn 12V/ 36 W dirangkai paralel, jarak antara horn dengan sumber 3 m. Panjang kabel : 1 meter= 3,28 feet untuk 3 m = 3 x 3,28 = 9,84 feet

beban : 12 V/36 W dirangkai paralel sehingga beban 12 V/36 W +12 V/36 W = 12V/72 W . Dari data tersebut diklarifikasi dengan tabel diperoleh ukuran kabel 20, yaitu kabel dengan luasan 0,5 mm2 3) Bahan yang sering digunakan untuk isolator kabel antara lain karet, vynil, atau plastik. 4) Titik-titik yang menjadi sumber gangguan pada kabel antara lain pada sambungan, ujung konektor, klem kabel pada bodi dan terminal kabel 5) Heat shrink tube merupakan salah satu model isolator sambungan kabel dengan metode pemanasan untuk menyusutkan isolator sehingga isolator dapat mengikat dengan kuat sambungan yang diisolasi. 6) Cara menyambung kabel yang putus adalah : a) Putus bagian kabel yang rusak dan kupas isolator pada ujung kabel kurang lebih 10 mm. b) Ukur diameter kabel untuk menentukan diameter kabel penyambung. c) Ukur panjang kabel yang dibutuhkan dengan diameter sama dengan kabel yang disambung. d) Masukkan dua heat shrink tube pada kabel penyambung. e) Sambung kabel yang putus, dan solder sambungan kabel. f) Geser heat shrink pada sambungan kabel yang telah disolder dan panasi heat shrink tube.

g. Lembar kerja kegiatan belajar Tujuan : Setelah mencoba lembar kerja ini maka siswa harus dapat : 3) Menyambungkabel yang putus 4) Memasang terminal kabel

Alat dan Bahan 10) 11) Solder

Tang pengupas kabel

12)

Kabel, tenol, terminal kabel, heat shring tube Keselamatan Kerja

Hati-hati terhadap ujung solder saat panas, tempatkan iujung solder pada tempatnya, hindari ujung solder mengenai kabel listrik. Jangan memegang ujung solder untuk memastikan solder berfungsi atau tidak. Langkah Kerja 9) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan 10) Latihan menyambung kabel

a) Potong dua buah kabel dengan panjang 100 mm, kupas isolator pada ujung kabel kurang lebih 10 mm. b) Masukkan heat shrink tube pada salah satu kabel. c) Sambung kabel, kemudian solder sambungan kabel. d) Geser heat shrink pada sambungan kabel yang telah disolder. e) Panasi heat shrink tube. Menyolder sambungan 11) Memanasi heat shrink Latihan memasang terminal

a) Potong kabel dengan panjang 100 mm, kupas isolator pada ujung kabel kurang lebih 10 mm. b) Masukkan heat shrink tube pada kabel. c) Pasang kabel pada terminal kabel, cepit dengan tang penjepit terminal, solder sambungan kabel. d) Geser heat shrink pada sambungan kabel yang telah disolder. e) Panasi heat shrink tube. 4) Bersikan alat dan tempat kerja, kembalikan ketempat semula.

Tugas

Apa dampak kualitas sambungan kabel yang buruk pada sistem kelistrikan. Kegiatan 5. Memperbaiki Konektor Kabel

a. Tujuan Kegiatan Belajar Setelah membaca modul ini siswa dapat: 1) Menyebutkan macam wire conector 2) Menjelaskan model penguncian wire conector 3) Melepas dan memasang wire conector 4) Memperbaiki wire conector yang rusak b. Uraian Materi Konektor kabel (Wire conector) Konektor berfungsi tempat penyambungan kabel pada sistem kelistrikan, melindungi sambungan dari karat dan kotoran, dan memungkinkan sambungan dipisah lagi dengan mudah. Konektor terdiri dari konektor laki-laki dan konektor perempuan, rumah konektor terbuat dari plastic, dalam rumah tersebut terdapat lubang untuk memasukkan terminal kabel. Jumlah terminal pada konektor sangat beragam mulai dari satu terminal sampai puluhan terminal. Agar penyambungan konektor lebih mudah dan tidak salah maka pada konektor terdapat nok sehingga bila posisi tidak tepat maka konektor tidak dapat masuk, sedangkan untuk menjamin agar sambungan lebih kuat maka dipasang pengunci. Bentuk Konektor Bentuk konektor ada bebarapa macam diantara bentuk bulat maupun bentuk kotak. Jumlah kabel dalam satu konektor sangat bervariasi mulai dari satu kabel sampai puluhan terminal.

Gambar 41. Konektor Saat melepas konektor harus memperhatikan teknik penguncian yang digunakan, dan saat menarik konektor tidak boleh menarik kabelnya. Bagian yang ditarik adalah bagian konektornya. Teknik melepas penguncian terminal ada beberapa macam diantaranya: 1) Mengangkat pengunci kemudian rumah konektor ditarik 2) Menekan pengunci kemudian rumah konektor ditarik 3) Langsung menarik rumah konektor Lokasi pengunci : 1) Di tengah 2) Disamping

Gambar 62. Bentuk dan Teknik Penguncian Pada Konektor Kabel.

Gambar 63. Macam Bentuk Konektor dan Jumlah Terminalnya

Melepas dan memasang konektor kabel Melepas konektor harus hati-hati, cara melepas yang salah dapat meyebabkan kabel putus. Perhatikan metode penguncian yang digunakan oleh konektor, jangan menarik kabel saat melepas. Langkah melepas konektor kabel adalah sebagai berikut

1) Tekan pengunci badan soket konektor dan pisahkan badan konektor laki dan perempuan (Male dan Famale) 2) Jika sulit terlepas, angkat anti-back comb dari badan konektor dengan menggunakan obeng, lihat gambar 64. 3) Menggunakan obeng, masukkan obeng ke dalam bagian depan badan konektor, angkat pengunci penahan dari terminal dan tarik kabelnya dari konektor.

Gambar 64. Melepas Terminal dari Konektor Langkah memasang 1) Perhatikan posisi pengunci maupun posisi nok 2) Masukkan terminal konektor sampai pengunci bunyi klik. 3) Pastikan konektor telah terkunci dengan baik dengan cara menarik konektor tanpa menekan pengunci, konektor tidak boleh terlepas. Memperbaiki Kerusakan Konektor Kabel Terminal konektor maupun kabel pada sambungan terminal sering mengalami gangguan. Gangguan pada terminal adalah karat dan terbakar, sedangkan pada sambungan sering kabelnya putus, untuk mengatasi hal tersebut maka perlu perbaikan konektor kabel.

Langkah perbaikan adalah sebagai berikut: 1) Keluarkan terminal konektor dari rumah konenektor dengan cara menekan pengunci menggunakan kawat atau obeng (-) ukuran kecil.

Gambar 65 . Melepas Terminal Konektor 2) Dorong terminal konektor keluar. 3) Potong kabel yang rusak, dan kupas isolatornya kurang lebih 10 mm. 4) Ukur diameter kabel untuk menentukan ukuran kabel penyambung yang akan digunakan. 5) Buat kabel penyambung dengan ukuran kabel yang sama, kupas ujung kabel, pasang terminal konektor.

Gambar 66. Menyambung Kabel Yang Putus 6) Potong kabel penyambung dengan panjang sesuai kabel yang dibutuhkan, kupas isolator pada ujung kabel, sambung kedua kabel dengan Crimp mark, kemudian solder sambungan 7) Geser heat shrink tube ke kabel yang disambung, kemudian panasi heat shrink tube dengan heater. 8) Ungkit pengunci pada terminal konektor, masukkan terminal konektor ke rumah konektor sampai bunyi klik, kemudian tarik kabel untuk menguci apakah terminal konektor sudah terpasang dengan baik.

Gambar 67. Memasang Terminal Konektor c. Rangkuman Sepasang konektor kabel terdiri dari dua buah, yaitu konektor laki-laki dan konektor perempuan. Bentuk konektor ada berberapa macam diantaranya bentuk bulat dan persegi. Jumlah terminal mulai dari satu buah sampai puluhan buah. Teknik penguncian dengan menekan maupun mengungkit.

Membuka konektor harus memperhatikan metode penguncianya, jangan menarik konektor pada kabelnya karena dapat menyebabkan kabel putus. d. Tugas Cari buku pedoman perawatan salah satu kendaraan, rangkum bentuk konektornya dan teknik penguncian yang diaplikasikan. e. Test Formatif 1) Sebutkan macam bentuk wire conector 2) Jelaskan metode melepas penguncian pada wire conector 3) Jelaskan yang harus diperhatikan saat melepas dan memasang wire conector. 4) Bagaimana cara mengatasi bila terdapat satu atau lebih terminal konektor yang rusak? f. Kunci Jawaban Formatif 1) Bentuk konektor kabel ada berberapa macam diantaranya bentuk bulat dan persegi. Jumlah terminal mulai dari satu buah sampai puluhan buah 2) Metode melepas penguncian terminal ada beberapa macam diantaranya: a) Mengangkat pengunci kemudian rumah konektor ditarik b) Menekan pengunci kemudian rumah konektor ditarik c) Langsung menarik rumah konektor Lokasi pengunci : Di tengah konektor dan disamping rumah konektor 3) Yang harus diperhatikan saat melepas adalah melepas penguncian, menarik rumah konektor kabel dan tidak boleh menarik kabel. Sedangkan saat memasang perhatikan bentuk, posisi nok dan posisi pengunci. 4) Mengatasi terminal konektor yang rusak adalah dengan mengganti terminal baru, dengan cara mengeluarkan terminal konektor lama, memotong kabel terminal yang rusak, membuat sambungan kabel dengan terminal konektor, menyambung kabel dan memasang terminal konektor pada rumahnya sampai bunyi klik. g. Lembar Kerja Tujuan :

Setelah mencobah lembar kerja ini maka siswa harus dapat : 5) Menyambung kabel yang putus 6) Memasang terminal konektor 7) Memperbaiki terminal kabel Alat dan Bahan 13) 14) 15) Solder

Tang pengupas kabel

Kabel, tenol, terminal kabel, heat shring tube 16) Konektor kabel

Keselamatan Kerja Hati-hati terhadap ujung solder saat panas, tempatkan iujung solder pada tempatnya, hindari ujung solder mengenai kabel listrik. Jangan memegang ujung solder untuk memastikan solder berfungsi atau tidak. Langkah Kerja Siapkan alat dan bahan yang diperlukan 1) Keluarkan terminal konektor dari rumah konenektor dengan cara menekan pengunci menggunakan kawat atau obeng (-) ukuran kecil dan dorong terminal konektor keluar. 2) Potong kabel yang rusak, dan kupas isolatornya 10 mm.

3) Buat kabel penyambung dengan ukuran kabel yang sama, kupas ujung kabel, pasang terminal konektor. 4) Potong kabel penyambung dengan panjang sesuai kabel yang dibutuhkan, kupas isolator pada ujung kabel, sambung kedua kabel dengan Crimp mark, kemudian solder sambungan. 5) Geser heat shrink tube ke kabel yang disambung, kemudian panasi heat shrink tube dengan heater. 6) Ungkit pengunci pada terminal konektor, masukkan terminal konektor ke rumah konektor sampai bunyi klik, kemudian tarik kabel untuk memastikan apakah terminal konektor sudah terpasang dengan baik.

7) Bersihkan tempat kerja, kembalikan alat yang digunakan ke tempat semula. Tugas: 1) Identifikasi jenis dan penyebab kerusakan pada konektor kabel. 2) Buatlah laporan kerja. BAB. III EVALUASI

A. SOAL

1. Soal Uji Kompetensi Pengetahuan (Waktu 120 menit) 11) 12) a. b. Sebutkan bunyi hukum Ohm dan tuliskan hukum Ohm tersebut! Sebuah bohlam 12 V/23 watt dirangkai seri dengan baterei 12 Volt.

Hitunglah berapa besar arus listrik secara teoritis yang mengalir pada bohlam.

Terangkan cara memasang ampere meter, untuk mengukur arus listrik yang mengalir ke bohlam. c. d. 13) Berapa tahanan bohlam secara teoritis?

Terangkan cara mengukur tegangan baterei dengan Volt meter. Jelaskan karakteristik rangkaian seri, parallel dan kombinasi

14) Dua resistor dirangkai secara seri. Harga R1= 60 dan R2 = 180 , tentukan besar arus listrik yang mengalir dan besar tegangan pada masing masing resistor bila tegangan sumber sebesar 12V 15) Sebutkan tiga hal yang sering menjadi gangguan pada rangkaian/system kelistrikan? 16) Sebutkan macam sekring yang biasa digunakan pada mobil 17) 18) Terangkan ciri-ciri bohlam putus

Jelaskan titik-titik yang sering menjadi sumber gangguan pada rangkaian kabel

19)

Tentukan ukuran kabel untuk klakson, bila diketahui daya klakson 12V/60 W dirangkai paralel, jarak antara klakson dengan sumber 3 m. 20) Sebutkan macam bentuk konektor kabel

2. Soal Uji Kompetensi Keterampilan

Demonstrasikan dihadapan guru/instruktur kompetensi saudara dalam waktu yang telah ditentukan No 1 2 3 4 5 6 7 Kompetensi Mengukur arus, tahanan dan tegangan pada rangkaian yang disediakan. Membuat rangkaian kombinasi 3 resistor Memeriksa kontinuitas pada rangkaian yang disediakan Mengganti sekering pada rangkaian klakson Mengganti bohlam Halogen pada rangkaian lampu kepala Membuat sambungan kabel Mengganti konektor kabel Total B. KUNCI JAWABAN 10) Hukum Ohm mengatakan: besar arus yang mengalir berbanding lurus dengan besar tegangan dan berbanding terbalik dengan besar tahanan. V = I x R 11) Sebuah bohlam 12 V/23 Watt dirangkai seri dengan baterei 12 Volt. a) Besar arus listrik adalah I=P/V = 23/12 =1,92 Ampere b) c) Ampere meter dipasang seri terhadap beban = 6,25 Ohm Waktu 10 menit 10 menit 10 menit 10 menit 10 menit 10 menit 10 menit 70 menit

Tahanan bohlam secara teoritis adalah R= V/I = 12 / 1,92 d)

Mengukur tegangan baterei dengan volt meter atau multi meter Atur selector pada DC Volt skala 50 Kalibrasi alat ukur Hubungkan colok positip/merah ke positi baterei Hubungkan colok negatip/hitam ke negatip baterei Baca hasil pengukuran dengan teliti 3) Rangkaian seri mempunyai karakteristik

a) Tahanan total (Rt) merupakan penjumlahan semua tahanan

( Rt = R1 + R2) b) Arus yang mengalir pada rangkaian sama besar (It = I1 = I2) c) Tegangan total (Vt) merupakan penjumlahan tegangan (Vt = V1 +V2) Karakteristik rangkaian parallel: a) Tegangan pada rangkaian sama , V = V1 = V2

b) Besar arus yang mengalir tergantung bebannya. c) Besar arus mengalir merupakan total arus yang mengalir setiap percabangannya I2 d) Besar tahanan total (Rt) atau tahanan pengganti adalah: R1 x R2 Rt = R1 + R2 Karakteristik rangkaian Seri Paralel atau kombinasi a) Tahanan total (Rt) merupakan penjumlahan tahanan dengan tahanan pengganti. Rt = R1 + Rp b) Tegangan total pada rangkaian merupakan penjumlahan tegangan pada tahanan dan tahanan pengganti. (V = V1 + VRp) c) Besar arus pada rangkaian adalah tegangan dibagi tahanan total (I = V/ Rt ) 4) Besar arus yang mengalir I = V/Rt = 12 / (60+180) = 0,05 A = 50 mA Tegangan pada R1 yaitu V1 = R1 x I = 60 x 50 = 3000 mV = 3 V .Tegangan pada R2 yaitu V2 = R2 x I = 180 x 50 = 9000 mV = 9 V. 5) Tiga hal yang sering menyebabkan gangguan pada rangkaian/system kelistrikan adalah: a). Nilai tahanan dalam rangkaian membesar I = I1
+

b). Terjadinya hubung singkat c). Kerusakan pada komponen kelistrikan. 6) Sekering yang biasa digunakan pada mobil: a) Sekering type blade b) Sekering type cartridge 7) Ciri-ciri bohlam putus.

a) Jika diperiksa secara visual, maka pada vilamennya kelihatan terputus b) Jika dilakukan tes kontinuitas antara kutup positip dan negatip tidak ada. 8) Titik-titik yang menjadi gangguan pada rangkaian kabel antara lain pada sambungan, ujung konektor, klem kabel pada bodi dan terminal kabel.

9) Ukuran kabel untuk klakson, bila diketahui daya klakson 12V/ 36 W dirangkai paralel, jarak antara klakson dengan sumber 3 m. Panjang kabel : 1 meter= 3,28 feet untuk 3 m = 3 x 3,28 = 9,84 feet. Beban klakson adalah 12 V/ 60 W dirangkai paralel sehingga beban 12 V/ 60 W +12 V/ 60 W = 12V/ 120 W . Dari data tersebut diklarifikasi dengan tabel diperoleh ukuran kabel SAE 18, yaitu kabel dengan luasan 0,8 mm2 10) Macam bentuk konektor kabel : a) Bentuk bulat b) Bentuk persegi

C. KISI-KISI SOAL PENGETAHUAN

NO 1

SUB KOMP.

INDIKATOR Dapat menjelaskan hukum Ohm

SOAL

SKOR SKOR MAKS PEROLEHAN 0,5

Dasar listrik 2

Sebutkan bunyi hukum Ohm dan tuliskan hukum Ohm tersebut Dapat mengukur Sebuah bohlam 12 dan menghitung V/23 watt dirangkai secara teoritis besar seri dengan baterei

Arus, Tahanan dan Tegangan

12 Volt a.Hitunglah berapa besar arus listrik secara teoritis yang mengalir pada bohlam b. Terangkan cara memasang ampere meter, untuk mengukur arus listrik yang mengalir ke bohlam c. Berapa tahanan bohlam secara teoritis?

d. Terangkan cara mengukur tegangan baterei dengan Volt meter Dapat menjelaskan Jelaskan karakteristik karakteristik rangkaian seri, rangkaian seri, parallel dan parallel dan gubungan kombinasi Dapat menghitung Dua resistor besar Arus dan dirangkai secara tegangan pada seri. Harga R1= 60 rangkaian dan R2 = 180 , tentukan besar arus listrik yang mengalir dan besar tegangan pada masing masing resistor bila tegangan sumber sebesar 12V Prosedur Dapat menyebutkan Sebutkan tiga hal menghindari hal-hal yang sering yang sering menjadi kerusakan ECU menyebabkan gangguan pada dan memeriksa gangguan pada rangkaian/system gangguan pada ranagkaian kelistrikan rangkaian

1,5

0,5

Dapat menyebutkan Sebutkan macam macam sekering sekring yang biasa Mengganti digunakan pada sekering dan mobil bohlam 7 Dapat menerangkan Terangkan ciri-ciri ciri bohlam putus bohlam putus 8 Dapat menjelaskan Jelaskan titik-titik titik-titik yang yang sering menjadi sering terjadi sumber gangguan gangguan pada pada rangkaian rangkaian kabel kabel 9 Dapat menentukan Tentukan ukuran Rangkaian kabel ukuran kabel sesuai kabel untuk horn, penggunaan bila diketahui daya horn 12V/60 Watt dirangkai paralel, jarak antara klakson dengan sumber 3 m. 10 Konektor Dapat menyebutkan Sebutkan macam bentuk konektor bentuk konektor kabell

0,5

0,5

0,5

Kisi-Kisi Penilaian Sikap

No 1 2 3 4

Komponen yang dinilai Kelengkapan pakaian kerja Penataan alat dan kelengkapan yang memperhatikan pekerja dan alat Menggunakan alat sesuai fungsinya Membersihkan alat dan tempat kerja Nilai akhir

Skor Maks 1 2 6 1

Skor Perolehan

Kisi-Kisi Penilaian Keterampilan

No Sub Kompetensi Dasar Listrik

Komponen yang dinilai Mengukur arus, tahanan dan tegangan Menggunakan peralatan sesuai SOP Mengkalibrasi alat ukur Membaca hasil pengukuran Membuat rangkaian kombinasi Menggunakan peralatan sesuai SOP Rangkaian benar dan bekerja Memeriksa kontinuitas rangkaian

Skor Maks

Skor Perolehan

1,5

Dasar Listrik 2

Memeriksa kerusakan ringan pada rangkaian Menggunakan peralatan sesuai SOP 3 Pemeriksaan dilakukan sesuai SOP Menyimpulkan hasil pemeriksaan Mengganti sekering Menggunakan peralatan sesuai SOP Memeriksa kondisi sekering

1,5

Mengganti sekering dan bohlam 4

1,5

Menentukan kapasitas sekering Penggantian sekering sesuai SOP Mengganti Bohlam Menggunakan peralatan sesuai SOP 1,5

Mengganti sekering dan bohlam

Memeriksa kondisi Bohlam Menentukan ukuran Bohlam Penggantian Bohlam sesuai SOP Rangkaian kabel Membuat sambungan kabel Menggunakan peralatan sesuai SOP Memilih ukuran kabel Menyolder kabel Mengganti konektor Menggunakan peralatan sesuai SOP Memilih konektor Memasang pin kabel

1,5

Konektor

1,5

C. KRITERIA KELULUSAN

Aspek Sikap Pengetahuan Keterampilan

Skor Perolehan

Bobot 2 2 6

Nilai

Keterangan Syarat kelulusan nilai minimal 7, dengan skor setiap aspek minimal 7

Nilai Akhir BAB. IV PENUTUP

Kompetensi perbaikan ringan pada rangkaian/system kelistrikan dengan kode OPKR 50-002B terdiri dari 6 sub kompetensi dengan durasi 60 jam pelajaran @ 45 menit. Sub kompetensi tersebut, yaitu : 1) Merangkai hubungan seri, parallel dan gabungan . 2) Mengukur tegangan, tahanan dan arus 3) Pemeriksaan kerusakan ringan pada rangkaian/system kelistrikan dan prosedur menghindari kerusakan ECU 4) Mengganti sekering dan bohlam 5) Perbaikan rangkaian kabel 6) Perbaikan konektor Kompetensi ini merupakan kompetensi dasar guna mempelajari sistem kelistrikan sehingga harus dikuasai dengan baik. Setelah siswa merasa menguasai sub kompetensi yang ada, siswa dapat melaksanakan uji kompetensi, uji kompetensi dilakukan secara teroritis dan praktik. Uji teoritis dengan cara siswa menjawab pertanyaan soal evaluasi, sedangkan uji praktik dengan mendemontrasikan kompetensi yang dimiliki pada guru/instruktur. Guru/instruktur akan menilai berdasarkan lembar observasi yang ada, dari sini kompetensi siswa dapat diketahui. Bagi siswa yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke modul berikutnya, namun bila syarat minimal kelulusan belum tercapai maka harus mengulang modul ini, atau bagian yang tidak lulus dan karena tidak diperkenankan mengambil modul berikutnya. DAFTAR PUSTAKA

Sullivan`s Kalvin R. (2004), Diagnosis & Testing, WWW. Autoshop 101. com Sullivan`s Kalvin R. (2004), Electric Circuit, WWW. Autoshop 101. com Sullivan`s Kalvin R. (2004), Wire and Conectors, WWW. Autoshop 101. com Sullivan`s Kalvin R. (2004), Electric Fundamentals, WWW. Autoshop 101. com Sullivan`s Kalvin R. (2004), Wiring Diagrams, WWW. Autoshop 101. com an.Replacing fuse blown, WWW. ehow. com

an.How to replace a car headlight, WWW. ehow. com an.How to replace a tail, brake or reverse light, WWW. ehow. Com an.Halogen head light, WWW.autolamp.Com Toyota Astra Motor (t.th). Materi engine group step 2, Jakarta , Toyota Astra Motor TEAM (1995), New Step 1 Training Manual, Jakarta, Toyota Astra Motor TEAM (1996), Electrical Group Step 2, Jakarta, Toyota Astra Motor Posted in ilmu, otomotif Leave a Comment

Pemeriksaan Sistem Suspensi


Apr 21 Posted by 66tech BAB II PEMELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta Diklat


Rencana setiap kegiatan belajar anda, dengan mengikuti tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar. Jenis Kegiatan 1. Mempelajari konstruksi dan cara kerja system suspensi 2. Memeriksa sistem/komponen suspensi dan menentukan kondisinya. Tanggal Waktu Tempat Belajar Alasan Perubahan Paraf Guru

B. Kegiatan Belajar 1. Menjelaskan konstruksi dan cara kerja system suspensi Tujuan kegiatan belajar : Menjelaskan konstruksi system suspensi Menjelaskan cara kerja system suspensi 2. Memeriksa system/ komponen system suspensi Memeriksa sistem / komponen suspensi dan menentukan kondisinya. 1. Tujuan kegiatan belajar a. Peserta diklat mampu melaksanakan pemeriksaan system suspensi b. Peserta diklat mampu melaksanakan pemeriksaan system suspensi sesuai dengan SOP 2. Uraian materi Kenyamanan berkendaraan merupakan faktor utama yang harus diperhatikan oleh pengendara maupun penumpang. Namun demikian, kendaraan akan selalu mengalami getaran atau goncangan yang disebabkan oleh mesin itu sendiri atau karena kondisi jalan yang tidak rata. Untuk mengurangi getaran dan goncangan tersebut setiap kendaraan perlu dilengkapi dengan sistem suspensi. Apabila salah satu komponen system suspensi mengalami gangguan, maka akan terjadi hal yang tidak diharapkan. Sehingga kenyamanan pengendaraan tidak akan dapat dicapai. Gambar 1. Penggunaan sistem suspensi Pada umumnya system suspensi kendaraan dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu suspensi independent dan suspensi rigid Konstruksi dan kerja jenis ini roda sebelah kanan dan roda sebelah kiri dipasangkan secara terpisah, sehingga kedua roda dapat bekerja sendiri bila menerima kejutan dari permukaan jalan Ada dua macam konstruksi suspensi independent depan yaitu suspensi wishbone dan suspensi mac pherson : 1). Suspensi wishbone pegas coil Suspensi jenis ini menggunakan pegas koil yang dipasangkan diantara lengan bawah (lower arm) dan lengan atas (upper arm)

Bodi (frame)

Lengan atas

Penahan benturan

Sambungan peluru bawah Gambar 2 : Suspensi wishbone dengan pegas koil Suspensi ini mempunyai sifat : a) Dengan desain yang kompak dari pegas hasil , sangat cocok digunakan untuk system suspensi roda depan.

b) Kedua ujung luar lengan atas dan lengan bawah yang dipasangkan pada knuckle kemudi menggunakan sambungan peluru, sehingga memungkinkan arm dapat bergerak ke atas dank ke bawah mengikuti gerakan roda. c) Knuckle kemudi dan spindle yang terpasang dibagian ujung lengan atas dan bawah dipasang menggunakan sambungan peluru, sehingga memungkinkan knucklekemudi dapat diarahkan. Kerjanya bila roda-roda depan menerima kejutan dari permukaan jalan maka pegas koil menerima gaya dari lower arm sehingga mengakibatkan pegas mengalami pemendekan dan pemanjangan sesuai dengan kemampuan pemegasan (konstanta pemegasan) 2). Suspensi wishbone pegas torsi Suspensi wishbone menggunakan pegas batang torsi yang dipasangkan diantara lengan bawah (lower arm ) dan kerangka kendaraan.

Peredam getaran stabiliser Pegas torsi

Suspen si ini mempu nyai sifat :

a). Pegas batang torsi (torsion bar) digunak an pada kendaraan yang tidak menggunakan pegas koil ataupun pegas atau pegas daun pada suspensi depan b) Pegas batang torsi (torsion bar) pada ujung belakangnya dipasang pada kerangka kendaraan , sedangkan ujung depannya dipasangkan pada lengan bawah (lower arm) dan kedua tempat pemasangannya dibuat mati. c). Pegas batang torsi (torsion bar) bekerja secara puntiran karena batang torsi dibuat dari baja yang mempunyai elastisitas tinggi Kerjanya : bila roda-roda depan menerima kejutan dari permukaan jalan dan diteruskan ke lower arm maupun upper arm melalui knuckle kemudi. Gaya yang diterima lower arm ditahan dengan kemampuan puntiran pegas torsi yang dipasangkan antara lower arm dengan kerangka (frame). Untuk memperhalus proses pemegasan (puntiran) pegas torsi maka peredam getaran dipasangkan untuk memperhalus proses pemegasan yang dipasangkan antara lower arm dengan frame kendaraan 3). Suspensi Mac pherson

Suspensi ini pegas koil dipasangkan menjadi satu kesatuan dengan shock absorber menggunakan lengan bawah ( lower arm ) sebagai dudukan komponennya Ada dua macam konstruksi suspensi mac pherson yaitu dengan lengan melintang dan lengan L a). Suspensi mac pherson lengan melintang Suspensi jenis ini mempunyai lengan bawah (lower arm) berbentuk lurus , salah satu ujung lengan bawah dipasang knuckle kemudi dengan sambungan peluru sedangkan ujung yang lain dipasangkan pada kerangka kendaraan.

Lengan melintang dan kelengkapannya berfungsi meneruskan beban kendaraan keroda dan mengontrol gerakan samping, lengan ini bersama-sama batang penahan (strut bar ) berfungsi mencegah perubahan jejak roda-roda depan Penutup debu Bantalan atas Kerjanya : bila roda-

Bodi ( frame)

Batang piston

Gambar 4 : Suspensi mac pherson dengan lengan melintang roda depan menerima kejutan dari permukaan jalan akan diteruskan ke lower arm melintang sehingga mengakinatkan terjadinya pemendekan dan pemanjangan pegas koil yang dipasangkan antara peredam getaran dengan kerangka ( frame ). Untuk memperhalus proses pemegasan agar tidak terjadi oksilasi yang berlebihan maka peredam kejut dipasangkan bersama pegas koil antara lower arm dengan rangka ( frame) b) Suspensi mac pherson lengan L

Penopang atas Dudukan pegas Suspensi jenis ini mempunyai lengan bawah ( lower arm ) berbentuk L yang digunakan pada roda sebagai penggerak ( front wheel drive) dengan engine di depan ( front engine) Lengan bawah Gambar 5 : Suspensi mac pherson dengan lengan L

Peredam getaran

Lenga n bawa hL memp unyai dua tempat pemasangan pada kerangka yang masing-masing dipasangkan menggunakan bushing karet, dengan dua tempat pemasangan terpisah yang berfungsi untuk mencegah gerakan dari arah samping dan gerakan aksial roda. Oleh karena itu suspensi jenis ini tidak memerlukan lagi batang penahan (sturt bar) Kerjanya : bila roda-roda belakang menerima kejutan dari permukaan jalan maka akan diteruskan ke lower arm L mengakibatkan terjadinya pemendekan dan pemanjangan pada pegas koil yang dipasangkan antara peredam getaran dengan rangka (frame) kendaraan. Untuk memperhalus proses pemegasan agar tidak terjadi oksilasi yang berlebihan peredam getaran dipasangkan bersaman pegas koil antara lower arm L dengan rangka (frame) kendaraan . b. Konstruksi jenis suspensi independen belakang. Suspensi jenis ini roda sebelah kanan dan roda sebelah kiri dipasangkan secara terpisah, sehingga roda dapat bekerja sendiri bila menerima kejutan dari permukaan jalan. Ada dua macam konstruksi suspensi independent belakang yaitu : Suspensi mac pherson penggerak roda depan dan suspensi mac pherson penggerak roda belakang. 1) Suspensi mac pherson penggerak roda depan.

Suspensi jenis ini dilengkapi lengan bawah ( lower arm) dan lengan penopang (strut bar)

Lengan bawah Stabilisator Strut bar Tromol rem Gambar 6 : Suspensi mac pherson bagian belakang

Suspensi ini mempunyai sifat : a) Pemasangan ujung lengan bawah (lower arm) dengan rangka silang kendaraan menggunakan bhusing karet sedangkan ujung yang lainnya dipasangkan pada knuckle kemudi. b) Batang penopang (strut bar) dipasangkan antara kerangka dengan lengan control bawah yang berfungsi untuk mengurangi terjadinya gaya lateral yang berlebihan. Kerjanya : bila roda-roda belakang menerima kejutan dari permukaan jalan akan diteruskan ke lower arm yang mengakibatkan terjadinya pemendekan dan pemanjangan pegas koil yang dipasang antara peredam getaran dengan rangka (frame) kendaraan. Untuk memperhalus proses pemegasan agar tidak terjadi oksilasi yang berlebihan peredam getaran dipasangkan bersama pegas antara lower arm dengan rangka (frame ) kendaraan. 2) Suspensi kombinasi mac pherson dan batang torsi Suspensi jenis ini menggunakan poros kaku ( rigid) berbentuk U yang didalamnya dipasangkan batang tiorsi akan bekerja secara puntiran saat terjadi gerakan roda.

Penguat poros Batang lateral Gambar 7: Suspensi mac pherson dengan batang torsi Suspensi ini mempunyai sifat : a) Poros semi rigid bersama batang pegas torsi bekerja secara aktif sebagai suspensi b) Pegas koil berfungsi menyempurnakan momen suspensi agar dapat mengurangi roling body, hingga menghasilkan pengemudian yang stabil c) Gerakan puntiran dari ujung lengan-lengan suspensi diteruskan kedalam gerakan puntiran aksel belakang. Puntiran ini sangat menghasilkan gaya reaksi yang berlawanan dengan lenganlengan suspensi Kerjanya : bila roda-roda belakang menerima kejutan dari permukaan jalan akan diteruskan ke rumah poros, lengan suspensi sehingga mengakibatkan bagian ini bersama pegas koil berayun terhadap rangka (frame) kendaraan. Untuk memperhalus proses pemegasan dan ayunan (oksilasi) yang berlebihan pegas koil bersama dengan peredam getaran dipasang antara rumah poros roda belakang dengan rangka (frame) kendaraan 3) Suspensi mac pherson penggerak roda belakang. Suspensi jenis ini dilengkapi dengan lengan control bawah ( lower arm) dan lengan control atas (upper arm) hingga dapat berayun secara bebas bila roda menerima kejutan dari permukaan jalan. Suspensi ini juga disebut aksel berayam Penopang Pegas atas Deferensial Lengan atas Peredam getaran

Rangka silang Suspensi ini mempunyai sifat : a) Poros ( aksel )

Lengan Bawah

roda dibuat terpisah, hingga poros dapat barayun bebas , pertemuan kedua bagian poros bekerja sebagai tumpuan. Gambar 8 : Poros berayun pada bagian belakang b) c) Differensial ditempatkan pada bagian rangka silang body kendaraan. Berat body kendaraan dan komponen yang lain ditopang oleh pegas suspensi Ujung bawah mac pherson dipasang pada lengan kontrrol atas dan bawah juga lengan jejak. d) Ujung lengan jejak, lengan control atas dan control bawah yang lain dipasangkan pada kerangka body kendaraan

Kerjanya : bila roda-roda belakang menerima kejutan dari permukaan jalan akan diteruskan ke lower arm dan upper arm sehinga pegas koil mac pherson mengalami memendekan dan pemanjangan . Untuk memperhalus proses pemegasan pegas koil dan ayunan (oksilasi) yang berlebihan pegas koil bersama dengan kejut dipasang antara lower arm dengan rangka (frame) a. Konstruksi jenis suspensi rigid

1). Jenis suspensi rigit roda depan Suspensi jenis ini biasanya dipasangkan pada poros rigit ( kaku) yang terbuat dari baja tempa pejal berbentuk I Roda sebelah kanan dan kiri dipasangkan pada ujung poros tunggal. Pada bagian tengah poros berfungsi menahan beban kendaraan,sedangkan pada ujung poros berfungsi menahan momen punter karena gaya pengereman Bagian ujung poros ini juga dipasangkan knuckle kemudi dengan menggunakan poros kingpin . Ada empat jenis knuckle kemudi yang dipasangkan pada suspensi rigid roda depan yaitu : a) Jenis reverse eliot Jenis ini ujung poros sangat sederhana konstruksinya dan mudah untuk pemasangan komponen rem

b). Jenis eliot Jenis ini ujung porosnya dibuat sangat komplek , knuckle kemudi dipasangkan ditengah ujung poros dengan c). Jenis Lemoine : Jenis tidak memerlukan poros kingpin, Gambar 11: Jenis Eliot karena knuckle kemudi dipasangkan pada ujung poros bagian atas sehingga poros menjadi tambah tinggi e) Jenis marmon

Gambar 10 : Jenis Reverse Eliot menggunakan poros kingpin

Jenis ini juga tidak memerlukan poros kingpin kare knuckle kemudi dipasangkan pada bagian bawah ujung poros sehingga daya kekuatannya agak berkurang bila dibandingkan dengan jenis yang lain. Kerjanya : bila rodaroda depan menerima kejutan dari permukaan jalan akan diteruskan keporos depan rigit Gambar 13: Jenis Marmon yang berbentuk I hingga mengakibatkan pegas daun terjadi pemanjangan atau pegas berubah bentuk dari elip mendekati lurus ( pemegasan pegas daun) Untuk memperhalus proses pemegasan pegas daun / ayunan pegas daun yang berlebihan maka dipasangkan peredam getaran antara poros depan dengan rangka (frame).

2). Jenis suspensi rigit roda belakang Suspensi jenis ini biasanya roda-roda dipasangkan pada satu poros. Ada dua jenis pegas yang digunakan pada jenis ini yaitu a). Pegas daun

Pada umumnya pegas daun dipasangkan secara parallel antara rangka dengan poros belakang, sehingga tenaga yang dihasilkan oleh motor dipindahkan ke roda-roda melalui poros yang berputar dalam rumah. Sedangkan beban kendaraan yang didukung oleh rangka mobil diteruskan ke rumah poros melalui pegas daun Kerjanya : bila roda-roda belakang menerima kejutan dari permukaan jalan maka diteruskan kerumah poros belakang yang mengakibatkan pegas daun terjadi pemanjangan atau pegas berubah bentuk dari elip mendekati lurus ( pemegasan pegas daun) yang konstruksinya dilengkapi dengan ayunan pegas Untuk memperhalus proses pemegasan pegas daun yang berlebihan maka suspensi ini dilengkapi peredan getaran yang dipasangkan antara penopang pegas daun dengan (frame) Ayunan Pegas Gambar 15: Suspensi pegas daun b). Pegas koil

Poros kaku dengan pegas koil untuk mengadakan pemegasan dan menahan beban tegak lurus, tetapi tidak dapat menahan gaya samping atau tekanan samping. Apabila pegas koil digunakan pada suspensi belakang, harus dilengkapi komponen yang lain seperti : laterar rod dan stabilisator. Kerjanya : bila roda-roda belakang menerima kejutan dari permukaan jalan akan diteruskan kerumah poros roda belakang yang mengakibatkan pegas koil mengalami pemendekan dan pemanjangan ( konstanta pegas) untuk mengurangi ayunan pegas (oksilasi) yang berlebihan pada suspensi ini dilangkapi peredam getaran yang dipasangkan antara rumah poros dengan kerangka (frame) kendaraan. Rumah poros Pegas koil belakang

Lengan kontrol atas Batang kontrol

Gambar 16: Suspensi pegas koil Ini uraian materi kegiatan belajar 2: Fungsi dan prosedur pemeriksaan, pengujian dan menentuan komponen system suspensi : 1. Upper arm dan lower arm

Komponen ini berfungsi untuk menyangga pegas coil, pemasangan knuckle kemudi dan memelihara letak geometris body dan roda-roda. Pemeriksaan : Dalam keadaan terlepas lower arm dan upper arm, dengan cara disemprot menggunakan penetrant warna untuk menyakinkan bahwa komponen ini masih dalam keadaan baik atau retak. 2. knuckle kemudi

Komponen ini berfungsi untuk pemasangan roda-roda depan / sumbu roda, sehingga memungkinkan kendaraan membelok kekanan dan kekiri. Pemeriksaan : Dalam keadaan terlepas dan bersih knuckle kemudi disemprotkan menggunakan penetrant warna untuk meyakinkan bahwa komponen ini masih dalam keadaan baik atau retak. Upper arm

Gb. 17 Pemeriksaan Lower, Upper arm dan knuckle kemudi . Pengujian lower arm dan upper arm : dalam keadaan lower

Knuckle kemudi

arm dan upper arm terpasang dalam kerangka (frame) kendaraan komponen ini digerakkan kearah atas atau kearah bawah . Bila tidak timbul suara yang aneh maka bias dipastikan lower arm dan upper arm dalam keadan baik. Pengujian knuckle kemudi : dalam keadaan terpasang pada lower arm maupun upper arm komponen ini digerakkan kearah samping kiri, kanan, atas dan bawah . Bila tidak timbul suara aneh maka bias dipastikan knuckle kemudi dalam kondisi baik 3. Ball Joint

Komponen ini berfungsi sebagai sumbu roda-roda saat kendaraan membentuk, pemasangannya antara lower arm dengan steering knuck dan upper arm dengan steering knuekle. a)
y

Pemeriksaan kekendoran ball joint bawah terhadap lower arm.

Dongkrak bagian depan kendaraan dan di topang dengan penyangga. y Pastikan kendaraan sudah disangga dengan aman y Pastikan bahwa roda depan telah lurus posisinya dan tekan pedal rem. Gerakkan lengan suspensi bawah ke atas dan kebawah dan pastikan tidak ada gerak bebas ball joint (berlebihan) y Gerakkan roda samping kanan samping kiri dan pastikan tidak ada gerakan yang berlebihan.

Peng ujian ball joint : dalam keadaan roda terpasang gerakkan roda bagian atas kedalam dan bagian bawah keluar atau sebaliknya bila terjadi kekocakan yang berlebihan maka ball joint perlu diganti bila tidak terjadi kekocakan dapat dipastikan ball joint dalam keadaan baik. Gambar 18 : Pemerikasan ball joint terhadap lower arm dan upper arm 4. Pegas Koil (Coil Spring)

Komponen ini berfungsi untuk menyerap kejutan/gaya yang diakibatkan dari permukaan jalan tidak rata, penempatannya diantara lower arm dan upperr arm. Pemeriksaan pegas koil dalam keadaan terlepas dan bersih pastikan tidak ada bagian yang retak atau aus, ukur tinggi bebas pegas sesuai dengan buku manual sesuai dengan jenis mobil yang diperiksa .batas limit = 273 mm. Pengujian pegas koil dalam keadaan pegas koil terlepas ukur tinggi bebas pegas, kemudian tekan pegas dengan

Gambar 19: Pemeriksaan pegas koil beban tertentu.

Ukur kembali tinggi bebas pegas , bila ukuran kurang dari batas limit spesifikasi sesuai yang ditentukan maka pegas perlu diganti, dan sebaliknya Catatan : a. Bila pegas lemah dapat dirasakan ada kejutan tidak normal saat kendaraan melewati jalan yang rata. b. Bila pegas lemah, maka keausan ban menjadi tidak normal 5. Shock absorber (peredam getaran )

Komponen ini berfungsi untuk mengurangi oksilasai yang berlebihan pada pegas bila kendaraan berjalan dijalan tidak rata. Pemeriksaan peredam getaran dalam keadaan terlepas dan bersih, pastikan tidak ada kebocoran minyak dan gas.

Gb. 21a Pemeriksaan Shock absorber

Pengujian : Dalam keadaan terlepas dengan cara ditekan dan ditarik bila dengan tahanan yang tetap pastikan kondisi peredam gataran dalam keadaan baik . bila ada bushing peredam getaran yang rusak perlu dilakukan penggantian Dalam keadaan terpasang: a. goyangkan mobil kearah samping, dan goyangan kesamping harus cepat berhenti

Gb. 21b Pemeriksaan Shock absorber b.

Pada mobil sedan tekan pada bagian depan mobil kemudian lepas maka getaran tambah setengah dari tekanan semula dan kembali pada posisi sebelumnya. 6. Strut bar

Komponen ini berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak maju atau mundur pada saat menerima kejutan dari permukaan jalan maupun dorongan akibat terjadinya pengereman, atau saat pemindaan tenaga dari motor, strut bar berupa batangan baja yang dipasang pada lower arm dan frame kendaraan. Pemeriksaan strut bar dalam keadaan terlepas dan bersih pastikan tidak ada bagian yang retak. Pemeriksaan kebengkokan :
y Letakkan strut bar pada v blok. Ukur run out bagian tengah strut bar menggunakan dial indikator magnetik. Kebengkokan tidak boleh melebihi batas limit yang sudah ditentukan pada buku manual dari jenis kendaraan tersebut y

Pengujian : Dalam keadaan terpasang dan mobil di jack stand dengan aman :
y

Dengan rem kendaraan diinjak dorong bagian roda yang diuji kedepan atau kebelakang y Pastikan tidak ada bagian bushing strutbar yang aus atau rusak. y Bila ada bagian bushing yang aus/rusak lakukan penggantian. 7. Stabilizer bar

Komponen ini berfungsi untuk mengurangi terjadinya kemiringan kendaraan akibat gaya sentrifugal pada saat membelok atau saat lurus mengurangi tenaga guling. Stabilizer ini di pasangkan pada lower arm kiri dan kanan, bagian tengahnya diikatkan pada frame / body kendaraan, sehingga beban yang diterima komponen ini saat kendaraan membelok adalah beban puntiran. Pemeriksaan stabilizer bar : 1. dalam keadaan terlepas dan bersih pastikan komponen ini tidak ada bagian yang retak, aus atau patah. 2. Karet-karet pengikat dalam keadaan terpasang pastikan karet-karet pengikat pada frame tidak ada yang retak Pengujian : Dalam keadaan stabilizer terpasang tekan bagian depan mobil sebelah kanan atau tekan bagian mobil sebelah kiri secara bergantian .bila tekanan dilepaskan maka kondisi mobil cepat kembali seperti posisi semula pastikan stabilizer masih dalam kedaan normal Bila pengujian diatas timbul suara yang aneh maka bushing pengikat stabilizer dengan rangka perlu diganti.

b.

Prosedur pemeriksaan komponen sistem suspensi rigid Baut U Peredam getaran

Pegas daun

Fungsi dan prosedur pemeriksaan komponen 1. Pegas daun

Komponen ini berfungsi untuk menyerap kejutan yang ditimbulkan permukaan jalan, pegas jenis ini mampu menerima beban yang lebih besar bila dibanding dengan pegas koil maupun pegas torsi oleh karena itu pegas daun banyak digunakan pada sistem suspensi bagian belakang kendaraan. Pemeriksaan pegas daun : a). Dalam keadaan terlepas dan bersih lembaran pegas tidak retak atau pada ujung ujungnya tidak terjadi keausan yang berlebihan. b). Ujung- ujung pegas daun tidak terjadi keausan yang berlebihan

Gb. 25. Pemeriksaan pegas daun Pengujian : Dalam keadaan terlepas : Ukur NIP pada masing-masing lembaran pegas daun y Beri beban pada masing-masing lembara pegas daun sesuai dengan spesifikasi jenis mobilnya. y Ukur kembali NIP pada masing-masing lembaran pegas daun y Bandingkan pengukuran NIP setelah pembebanan dengan spesifikasi jenis mobilnya. y Bila ukuran NIP setelah pembebanan kurang dari batas limit maka perlu diganti lembaran pegas daunnya dan sebaliknya.
y

2.

Baut U

Komponen ini berfungsi untuk mengikat tumpukan/ susunan pegas daun dengan poros roda belakang dengan kuat agar tidak terjadi pergeseran bila roda menerima kejutaan dari permukaan jalan. Pemeriksaan baut U: a) Dalam keadaan terlepas dan bersih pastikan tidak ada bagian ulir yang aus, bengkok maupun kerusakan pada ulirnya. b) Tidak terjadi kebengkokan pada bagian yang lain c) Tidak terjadi keausan pada ulir mur pengikat Baut U

Ring Mur pengikat

Gb. 26. Pemeriks aan baut U

Pengujian : Dalam keadaan terpasang kencangkan mur pengikat baut U dengan momen yang sesuai spesifikasinya pada buku manual.

Cek/periksa kembali mur-mur pengikat baut U bila masih dalam keadaan kendor maka baut U perlu diganti dan sebaliknya. 3. Ayunan Pegas

Komponen ini berfungsi untuk memungkinkan pegas memanjang dan memendek bila roda menerima kejutan dari jalan. Pemasangannya diantara pegas dan frame (kerangka) kendaraan. Pemeriksaan ayunan pegas daun: Dalam keadaan terlepas dan bersih pastikan tidak ada bagian ulir baut dan mur pengikat yang aus. Pengujian : Dalam keadaan ayunan pegas daun terpasang pada rangka kendaraan keraskan murmur pengikat ayunan pegas sesuai dengan spesifikasi buku manual Cek / periksa kembali mur-mur pengikat ayunan pegas bila masih dalam keadaan kendor maka ayunan pegas perlu diganti 4. Bhusing karet

Komponen ini berfungsi untuk meredan suara hubungan antara ayunan pegas daun dengan frame bila roda menerima kejutan dari permukaan jalan. Pemeriksaan bushing karet : dalam keadaan terlepas pastikan bhusing karet tidak pecah atau berubah konstruksinya. Kerusakan dan keausan

Gb. 27 Pemeriksaan ayunan pegas dan Bhusing karet. . Pengujian : Bushing dalam terpasang gerakan ayunan pegas keatas dan kebawah bila pada bagian ini timbul suara yang aneh maka perlu diganti. Sebab sudah terjadi pengerasan 5. Bumper karet

Komponen ini berfungsi untuk membatasi ayunan pegas yang berlebihan dan tidak terjadi tumbukan antara poros roda dengan frame/kerangka kendaraan. Pemeriksaan bumper karet :dalam keadaan terpasang pastikan tidak ada bagian yang pecah atau berubah bentuk Bumper karet

Penguji an : Dalam keadaan terpasa ng beri beban pada bagian belakan g kendara an yang diuji bumper kemudian lepaskan bebannya lakukan beberapa kali . bila pada bagian ini timbul suara aneh maka perlu diganti bumper karet tersebut atau sebaliknya C. Rangkuman
1. a. b. c. Sistem suspensi berfungsi Bersama-sama dengan roda menyerap kejutan dan oksilasi dari permukaan jalan. Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke body melalui gesekan antara jalan dengan roda-roda. Menopang body / kerangka pada poros dan memelihara letak geometri antara body dengan roda. 2. Sistem suspensi dapat digolongkan menjadi dua jenis a. Suspensi Independen (suspensi bebas) b. Suspensi Rigid ( Suspensi kaku )

3. Suspensi independen menggunakan dua macam pegas Yaitu : Pegas koil dan pegas torsi

4. Suspensi rigid menggunakan dua macam pegas yaitu a. b. Pegas daun Pegas koil

5. Komponen utama suspensi independen a. b. Pegas koil / torsi

Shock absorber (peredam kejut) c. d. e. f. g. Stabilizer bar Strut bar Upper arm Lower arm Ball joint

6. Komponen utama suspensi rigid a. b. c. Pegas daun Pegas koil

Shock absorber ( peredam kejut ) d. e. Lateral rod Bumper karet

7. Prosedur pemeriksaan komponen.

D. Tugas
1. Sebutkan dua macam konstruksi suspensi poros independent pada kendaraan 2. Sebutkan dua macam konstruksi suspensi poros rigit

E. Test Formatif

1. 2.

Jelaskan kerja suspensi wishbone pegas koil Jelaskan kerja suspensi rigid pegas daun

F. Kunci Jawaban Test Formatif


1. Bila roda-roda depan menerima kejutan dari permukaan jalan maka pegas koil menerima gaya dari lower arm sehingga mengakibatkan pegas koil mengalami pemendekan sesuai dengan kemampuan pemegasan (konstanta pegas) 2. Bila roda-roda belakang menerima kejutan dari permukaan jalan dan diteruskan ke rumah poros belakang sehingga mengakibatkan pegas daun terjadi pemanjangan dari bentuk elip mendekati lurus

G. Lembar Kerja
1. Alat dan Bahan a. b. c. d. e. Dongkrak Jack stand Pengungkit

Suspensi roda depan Suspensi roda belakang f. V blok

g.

Dial indicator magnetic h. i. Majun / kain lap Penetran warna j. k. Kuas

Minyak pembersih l. Grease

2. Keselamatan Kerja

a. b. c.

Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.

Ikuti intruksi dari instruktur / guru maupun prosedur kerja

Jangan bekerja di bawah kendaraan yang tidak di jack stand dengan kuat. 3. Langkah Kerja

a.

Persiapan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan seefesien mungkin. b. Perhatikan instruksi praktek yang disampaikan oleh instruktur.

c.

Lakukan pemeriksaan sistem suspensi dan analisis kerusakan pada komponennya. d. Buatlah catatan penting kegiatan praktek secara ringkas.

e.

Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semula. 4. Tugas a. b. Buatlah laporan kegiatan praktek secara ringkas dan jelas.

Buatlah ringkasan pengetahuan yang diperoleh setelah belajar / praktek.

BAB III EVALUASI


A. TES TULIS

Jenis Pekerjaan Nama Peserta Nomor Induk

: : :

Program Keahlian : 1. 2. 3. Apa yang membedakan konstruksi suspensi wishbone dengan suspensi mac pherson ? Apa yang membedakan konstruksi suspensi independen dan suspensi rigid ?

Jelaskan kerja suspensi independen wishbone roda depan dengan menggunakan pegas koil ?

4.

Jelaskan kerja suspensi poros rigid menggunakan pegas daun ? B. TES PRAKTIK

Lakukan prosedur pemeriksaan, pengujian dan penentuan kondisi komponen suspensi wishbone

A. No Pertanyaan

Lembar penilaian Tes tulis Kunci Jawaban Skor Maks 5 5 Skor Perolehan Keterangan

Apa yang membedakan Independen : konstruksi suspensi wishbone dengan suspensi Poros roda-rodanya mac pherson bebas bergerak antara sebelah kiri dan sebelah kanan Wishbone : pegas koil terpisah dengan peredam kejutnya

Apa yang membedakan konstruksi suspensi independen dan rigid

Mac pherson : pegas koil disatukan dengan peredam kejutnya Independen : Poros roda-rodanya bebas bergerak antara roda sebelah kiri dan roda sebelah kanan Rigid :

5 5

4.

Poros roda sebelah kanan dan kiri satu rumah poros Jelaskan kerja suspensi Bila roda berjalan poros independen dijalan tidak rata lower arm bebas bergerak bersama pegas koil Jelaskan kerja suspensi Bila roda berjalan poros rigid dijalan tidak rata roda mendorong poros dan diteruskan ke pegas, maka pegas daun akan mengalami pemanjangan Total Skor

30

B. No Job praktik

Lembar penilaian Tes Praktiks Kunci Jawaban Skor Maks 10 10 10 20 20 Skor Perolehan Keterangan

Lakukan prosedur pemeriksaan , pengujian dan penentuan kondisi komponen sistem suspensi sesuai SOP

1 Persiapan : a. Bahan b. Alat c. Tempat kerja 2.Cara menggu

nakan alat-alat tangan/ special tools dengan tepat dan benar 3.Cara menggunakan alat-angkat tepat dan benar 4.Penggunaan buku servis manual Pemeriksaan dan pengujian 5.Pelaksanaan pemeriksaan, pengujian dan penentuan kondisi komponen sistem suspensi sesuai SOP Total skor maksimal

70

BAB IV PENUTUP

Setelah menyelesaikan modul ini, maka Anda berhak untuk mengikuti tes paktik untuk menguji kompetensi yang telah dipelajari. Dan apabila Anda dinyatakan memenuhi syarat kelulusan dari hasil evalusi dalam modul ini, maka Anda berhak untuk melanjutkan ke topik/modul berikutnya. Mintalah pada pengajar/instruktur untuk melakukan uji kompetensi dengan sistem penilaiannya dilakukan langsung dari pihak dunia industri atau asosiasi profesi yang berkompeten apabila Anda telah menyelesaikan suatu kompetensi tertentu. Atau apabila Anda telah menyelesaikan seluruh evaluasi dari setiap modul, maka hasil yang berupa nilai dari instruktur atau berupa porto folio dapat dijadikan sebagai bahan verifikasi bagi pihak industri atau asosiasi profesi. Kemudian selanjutnya hasil tersebut dapat dijadikan sebagai penentu standard pemenuhan kompetensi tertentu dan bila memenuhi syarat Anda berhak mendapatkan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh dunia industri atau asosiasi profesi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (1987), Dasar-dasar Automotive, Jakarta : PT.ToyotaAstra Motor. Anonim. (1995), New Step 1 Training Manual, Jakarta : PT. Toyota Astra- Motor.

Anonim. (1995), Materi Pelajaran chasis group step 2, Jakarta : PT. Toyota Astra-Motor. Anonim, (1982), Mitsubishi L 300 Workshop Manual, Mitsubishi corporation. Anonim, (1982), Mitsubishi Colt T120 Workshop Manual, Mitsubishi corporation. Anonim, (1993), Servis Mobil, Pusat Pengembangan Guru Teknologi Malang Posted in ilmu, otomotif Leave a Comment

Perbaikan Poros Penggerak Roda


Apr 21 Posted by 66tech BAB. I PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI

Modul ini mempelajari tentang Perbaikan poros penggerak roda yang meliputi perbaikan poros penggerak roda pada suspensi rigid maupun pada suspensi independent. Macam-macam konstruksi poros penggerak roda yang dipelajari modul sebelumnya adalah sebagai penunjang untuk bisa menguasai modul ini. Setelah mempelajari modul ini siswa diharapkan dapat mengidentifikasi kerusakan, serta dapat mengganti poros penggerak roda beserta komponen-komponennya. B. PRASYARAT

Untuk menempuh kegiatan pembelajaran pada modul ini peserta diklat diharuskan menguasai OPKR-10-010B (penggunaan alat ukur) atau alat yang lain, serta telah menyelesaikan kompetensi sebelumnya yaitu OPKR-30-013B. C. PENUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Petunjuk Bagi Siswa Untuk mendapatkan hasil yang maksimum, maka perhatikan petunjuk-petunjuk berikut ini: a. b. c. Perhatikan arahan yang diberikan instruktor.

Bacalah dengan teliti dan cermati modul ini secara keseluruhan.

Konsultasikan pada instruktor hal-hal yang kurang jelas teori maupun praktek. d. Pada waktu praktek persiapkan hal-hal sebagai berikut: 1. Siapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan.

2.

Cermati langkah kerja dan perhatikan fungsi dan cara kerja masing-masing komponen. 3. Setelah mendongkrak ganjal/topang mobil dengan jack stand atau kayu balok. 4. Setelah selesai kembalikan alat dalam keadaan bersih. 2. Petunjuk Bagi Guru a. b. c. Amati dan bantu setiap kegiatan siswa. Berikan tugas-tugas dalam pelatihan. Bimbing siswa dalam memahami konsep. d. e. Melaksanakan penilaian. Mencatat kemajuan siswa. D. TUJUAN AKHIR

Setelah mempelajari secara keseluruhan modul ini diharapkan: 1. Siswa dapat membongkar, mengidentifikasi kerusakan, memperbaiki kerusakan, memasang kembali komponen poros penggerak roda sesuai dengan SOP (Standard Operasional Prosedur) yang berlaku pada akhir kegiatan evaluasi. 2. Siswa terampil dalam memasang kembali komponen poros penggerak roda.

E. KOMPETENSI

Modul OPKR-30-014B membentuk kompetensi memasang, menguji dan memperbaiki sistem penerangan dan wiring. Uraian kompetensi dan subkompetensi ini dijabarkan seperti di bawah ini. KOMPETENSI KODE : Perbaikan Poros Penggerak Roda : OPKR-30-014 B

DURASI PEMELAJARAN: 40 Jam @ 45 menit

LINGKU MATERI POKOK PEMELAJARAN P KRITERIA PENGETAHUA KETERAMPILA BELAJA KINERJA SIKAP N N R 1. Perbaikan Prosedur Membongkar, Memperbaiki poros penggerak Konstruksi Menerapkan pembongkaran, memeriksa, poros roda/drive dan prinsip prosedur penggantian dan memperbaiki penggerak shafts, dan kerja poros kerja dalam perbaikan kerusakan pada roda/drive komponen- penggerak. proses poros penggerak shafts dan komponennya pembongkara Konstruksi dan roda/drive shaft komponendilaksanakan n dan dan komponen-nya kerja dari komponennya. tanpa menye- Identifikasi pemasangan komponen/ babkan poros kerusakan sistem yang Menggunakan kerusakan dan metoda penggerak berhubungan peralatan dan terhadap perbaikan. pada mobil pada final drive perlangkapan komponen atau (sesuai pada sesuai standar sistem lain-nya. penggunaan). Pengukura Penggunaan Menguji kerja Informasi alat dan n dan Prosedur dari yang benar di- spesifikasi perlengkapan pengujian. komponen/sistem akses dari toleransi. yang sesuai yang berhubungan spesifikasi pada final drive Penilaian pabrik dan Standar komponen . dipahami. prosedur keselamata Informasi Perbaikan n kerja. teknik yang dan/atau pengsesuai. gantian pada SUB KOMPETEN SI

SUB KOMPETEN SI

KRITERIA KINERJA poros penggerak roda/drive shafts dan komponenkomponennya dilaksanakan dengan menggunakan metode dan perlengkapan yang tepat, sesuai dengan spesifikasi dan toleransi terhadap pabrik/kendaraa n. Data yang tepat dilengkapi sesuai hasil pemeriksaan poros penggerak roda. Seluruh kegiatan pemeliharaan/servis poros penggerak roda/drive shafts dan komponenkomponennya dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K3 (Keselamatan dan Kese-hatan Kerja),

LINGKU P BELAJA R

MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP PENGETAHUA KETERAMPILA N N Persyaratan keamanan peralatan. Persyaratan keamanan kendaraan/alat industri. Kebijakan pabrik/ perusahaan. Persyaratan keselamatan diri.

SUB KOMPETEN SI

KRITERIA KINERJA peraturan perundangundangan dan prosedur/ kebijakan perusa-haan.

LINGKU P BELAJA R

MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP PENGETAHUA KETERAMPILA N N

F. CEK KEMAMPUAN

Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta diklat, maka jawablah pertanyaan pilihan ganda berikut ini dengan benar dan berikan tanda silang (X) pada jawaban yang betul: 1. Bagian yang berfungsi menghubungkan putaran dari differential ke roda adalah: a. Poros propelair. b. Poros penggerak roda. 2. c. Poros engkol. d. Poros primair.

Pada waktu bekerja dibawah mobil, seharusnya mobil ditumpu dengan: a. Dongkrak hydrolik. b. Dongkrak ulir. 3. c. Garage jack. d. Jack stand.

Untuk melepas poros roda mengunakan alat: c. Kunci roda. d. Kunci momen. Catatan Pembimbing:

a. Sliding hamer. b. Palu besar.

1. Untuk soal nomor 1, apabila siswa menjawab ( b ) lanjutkan soal nomor 2

2. Untuk soal nomor 2, apabila siswa menjawab ( d ) lanjutkan soal nomor 3 3. Untuk soal nomor 3, apabila siswa menjawab ( a ) siswa telah mampu mengerjakan test awal dengan benar. Kesimpulan: Karena siswa telah mampu mengerjakan test awal dengan benar, maka siswa dapat mengerjakan modul ini. BAB. II PEMELAJARAN A. RENCANA BELAJAR SISWA

Kompetensi

: Perbaikan poros penggerak roda.

SubKompetensi: Perbaikan poros penggerak roda pada suspensi rigid (kaku) dan independent (bebas). Mintalah bukti persetujuan guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar. No. 1. Jenis Kegiatan Hari Perbaikan poros penggerak roda pada suspensi rigid Perbaikan poros penggerak roda pada suspensi independent Tanggal Waktu Alasan Perubahan Paraf Guru

2.

KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan Belajar 1.

Perbaikan poros penggerak roda pada suspensi rigid

a. Tujuan Kegiatan Belajar

1.

Siswa dapat memeriksa unit poros penggerak roda pada suspensi rigid apakah masih baik atau harus diganti. 2. Siswa dapat melepas dan memasang kembali komponen-komponen yang rusak.

3.

Siswa dapat membongkar dan merakit kembali komponen-komponen poros penggerak roda pada suspensi rigid. b. Uraian Materi

Pada umumnya poros penggerak roda suspensi rigid yang dipaksa pada kendaraan ringan adalah jenis semi floating. 1. Pembongkaran Sebelum melakukan pembongkaran lakukan pemeriksaan awal dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Kendorkan mur roda 2. Dongkrak mobil dan tumpu dengan jack stand 3. Lepas roda dan tromol 4. Pemeriksaan kebebasan arah aksial, Kebebasan maksimal adalah 1 mm. Dengan menggunakan alat dial indikator. Gambar 1. Pemeriksaan Gerak Bebas Arsial Poros Roda Belakang. Jika kebebasan terlalu besar ganti bantalan dan biasanya kebebasan bantalan yang terlalu besar akan terdengar suara gemuruh pada saat mobil berjalan. Catatan: Apabila bantalan roda rusak harus segera diganti, bila tidak maka akan menyebabkan: 1. Bahaya terhadap pengereman 2. Bantalan roda bisa pecah atau terbakar 3. Boros pemakaian nahan bakar

Pembongkaran dan pemeriksaannya adalah sebagai berikut: a. b. Kendorkan mur roda.

Angkat mobil dengan dongkrak dan tumpu dengan jack stand. c. Lepas roda dan tromol rem.

d.

Lepas baut pengikat backing plat dan pipa rem menggunakan SST. Gambar 2. Melepas Baut Pengikat Backing Plat dan Pipa Rem.

e.

Dengan menggunakan SST lepas poros aksel belakang, hati-hati jangan sampai merusak perapat oli. Gambar 3. Melepas Poros Aksel Belakang. f. Lepas gasket poros belakang.

2. Pemeriksaan Dan Perbaikan Komponen Poros Roda Belakang Periksalah dengan cermat dan teliti kemungkinan terjadi kerusakan pada komponen-komponen sebagai berikut: a. Periksa bantalan atau bearing terhadap keausan atau kerusakan, bila bantalan aus atau rusak gantilah dengan yang baru. Lepas bantalan dengan menggerinda penahan dalam, dengan menggunakan pahat dan palu potong penahan dan kepastian dari poros. Gambar 4. Menggederenda Penahan Bantalan. Dengan menggunakan SST dan hydrolik pres lepas bantalan dari poros. Gambar 5. Melepas Bantalan Dengan Pres Hydrolis. b. Pemeriksaan Oli Seal

Kerusakan oli seal bisa menyebabkan kebocoran oli differensial/ gardan. Hal ini bisa dilihat sekitar backing plat terdapat tanda-tanda oli keluar. Keausan oli seal bisa dilihat pada bagian yang berhubungan dengan poros, bila masih runcing berarti baik, bila sudah rata berarti aus, ganti oli seal dengan yang baru bila sudah aus. Dengan menggunakan SST lepas oli seal.

Gambar 6. Melepas Perapat Oli Dari Rumah Poros. c. Pemeriksaan Poros Roda Belakang Periksa alur poros roda belakang dari kemungkinan aus, retak atau puntiran. Periksa poros roda belakang pada bagian dudukan penahan dalam dan bantalan dari kemungkinan keausan. Dengan menggunakan dial indikator periksa poros roda belakang dari kebengkokkan dan keolengan pada flensnya. Kebengkokkan/kelengkungan poros maksimum 1,5 mm Keolengan flens maksimum 0,1 mm. Gambar 6. Memeriksa Kebengkokan Poros & Flens. Pada poros roda belakang dan komponennya bila terdapat kerusakan tidak dapat diperbaiki oleh karena itu harus kita ganti kecuali pada kebengkokkan ini bisa diperbaiki. 3. Perakitan Dan Pemasangan Poros Roda Belakang Persiapkan komponen-komponen yang telah diperiksa dari kerusakan dan yang baru. Pemasangan kembali dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menggunakan SST dan pres hydrolik pasang penahan bantalan luar dan bantalan/bearing batu. Gambar 7. Memasang Bantalan. b. Panaskan penahan bantalan dalam hingga kurang lebih 1500C didalam oli pemanas. Gambar 8. Pemanas Penahan Bantalan. c. Menggunakan SST dan preshydrolik pasang penahan bantalan dalam saat masih panas. Gambar 9. Pemasang Penahan Bantalan Dengan Pres Hydrolik. d. Menggunakan SST pasang oli seal yang telah diolesi gemuk pada kedalaman 6mm. Gambar 10. Memasang Perapat Oli. e. Pasang poros penggerak roda pada housing axle beserta kelengkapannya yang telah diolesi perapat.

f.

Pasang dan kencangkan baud pengikat backing plat dengan momen pengencangan 670 Kg.cm. g. Pasang kembali pipa rem. h. i. j. Pasang tromol rem.

Lakukan pembuangan udara pada sistem rem.

Pasang roda kemudian turunkan mobil dan kencangkan baud-baud roda. Catatan:

Pada saat memasukan poros roda belakang lakukan dengan hati-hati jangan sampai marusak oli seal maupun deflektor oli yang terdapat didalam housing axle. c. Rangkuman

1.

Poros jenis semi floating di pakai pada suspensi rigid penggerak roda belakang. 2. Kegiatan ini meliputi bongkar, pemeriksaan dan pemasangan kembali.

3.

Komponen-komponen yang diperiksa dan diganti bila rusak adalah bearing, oli seal dan poros.

4. Pemeriksaan poros penggerak roda meliputi alur poros yang berkaitan dengan side gear, kebengkokan poros, keolengan pada naf, keausan pada dudukan bantalan maupun penahan bantalan dalam. d. Tugas

1. 2.

Pelajari uraian materi pada lembar kegiatan I tentang perbaikan poros penggerak roda. Lakukan pengamatan pada kendaraan/mobil yang supensi belakangnya sebagai penggerak roda jenis rigid. 3. Gambarkan secara sederhana dan jelaskan cara kerjanya. e. Tes Formatif

1. 2.

Gambarkan unit konstruksi poros roda belakang jenis semi floating dan sebutkan namanama komponennya. Pemeriksaan apa saja yang dilakukan pada unit poros penggerak roda belakang semi floating. 3. Persyaratan apa saja yang diperlukan pada waktu bekerja dibawah mobil. f. Kunci Jawaban Formatif

1.

1. Gasket. 2. Perabot oli. 3. Backing plat.

5. Bantalan. 6. Penahan bantalan luar. 7. Poros penggerak roda.

4. Penahan bantalan dalam. 2. Pemeriksaan yang dilakukan adalah: a. Bearing/bantalan. b. Oli seal. c. Poros roda. 3. Persyaratannya adalah sebagai berikut: a. Lantai datar. b. Mobil harus ditumpu dengan jack stand. c. Lantai harus bersih dari minyak. g. Lembar Kerja 1. Alat dan Bahan a. 1 unit mobil atau suspensi rigid jenis semi floaling.

b. Peralatan, dongkrak, kunci pas/ring (sesuai kebutuhan) SST (sesuai kebutuhan). c. Alat ukur (jangka serong, dial indikator). d. Alat pres (hydrolik pres). e. Mesin gerinda f. Gemuk, lem perapat, lap/ majun. g. Pasir/serbuk gergaji. 2. Keselamatan Kerja a. Gunakan peralatan sesuai fungsinya. b. Perhatikan dan ikuti petunjuk instruktur/guru. c. Gunakan alat keselamatan kerja bila diperlukan. d. Minta buku manual bila perlu. e. Perhatikan bagian-bagian yang rawan terhadap benturan keras, oli dll. 3. Langkah Kerja a. Persiapkan alat dan bahan. b. Perhatikan petunjuk instruktur/guru. c. Lakukan pembongkaran unit poros penggerak roda secara cermat. d. Lakukan pemeriksaan dengan teliti komponen-komponen poros penggerak roda. e. Buat catatan penting kegiatan praktek secara ringkas. f. Diskusikan mengenai seluruh kondisi komponen, kemungkinan penyebab kerusakan, kemungkinan perbaikannya, kemungkinan yang terjadi bila kerusakan tidak diperbaiki. g. Lakukan pemasangan kembali komponen-komponen yang telah dibongkar dengan baik dan benar. h. Diskusikan mengenai apa yang telah didapat tentang poros penggerak roda. i. Setelah selesai kegiatan bersihkan peralatan dan tempat kerja, kembalikan peralatan dan bahan ke posisi semula.

4. Tugas a. Buatlah laporan pratikum secara ringkas dan jelas, lengkapi dengan analisa dan kesimpulan. b. Buatlah rangkuman tentang pengetahuan yang baru setelah mempelajari materi pada kegiatan ini. Kegiatan Belajar 2.

Perbaikan Poros Penggerak Roda Pada Suspensi Independent. a. Tujuan Pemelajaran

1. 2.

Siswa dapat memeriksa unit poros penggerak roda pada suspensi independent apakah masih baik atau harus diganti. Siswa dapat memperbaiki atau mengganti unit poros penggerak roda beserta komponenkomponennya pada suspensi independent. b. Uraian Materi

Kendaraan yang bersuspensi independent poros penggerak rodanya menggunakan jenis CV joint. CV joint bisa dipakai pada kendaraan tipe poros penggerak roda depan maupun poros penggerak roda belakang. Dalam pemelajaran ini kita menggunakan tipe poros penggerak roda depan. Service yang dilakukan sanggat jarang karena konstruksinya sangat sederhana. 1. Pembongkaran Untuk membongkar ikuti langkah-langkah sebagai berikut: a. b. Kendorkan mur roda.

Angkat mobil dengan dongkrak dan tumpu dengan jack stand. c. d. Lepas roda.

Lepas kaliper dan piringan rem.

Gambar 11. Pemeriksaan Kebebasan Bantalan.

e.

Periksa kebebasan bantalan dalam arah aksial dengan dial indikator. Kebebasan maksimum 0,05 mm. Gambar 12. Melepas Mur Pengikat Bantalan. f. Lepas Conter pin dan mur pengikat bantalan. Gambar 13. Melepas Tie-rod End. g. Lepas hubungan tie-rod dengan steering knucle SST.

Gambar 14. Melepas Steering Knucle Dari Lower Arm. h. Lepas steering knucle dari lower arm.

Gambar 15. Melepas Poros Penggerak Roda Dari Hub. i. Lepas poros penggerak roda dari hubungan. 2. Pemeriksaan Setelah unit poros penggerak roda terlepas lakukan pemeriksaan sebagai berikut: a. Pemeriksaan poros penggerak roda dari kemungkinan melengkung. b. c. Pemeriksaan out board tidak boleh ada kekocakan.

Pemeriksaan inboard joint harus dapat meluncur dengan lembut arah aksial. d. Periksa kebebasan inboard joint kearah radial tidak terlalu besar. e. Periksa gigi alur dari kemungkinan kerusakan. Gambar 16. Memeriksa Poros Penggerak.

Komponen-komponen dari CV joint tidak bisa diperbaiki bila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kerusakan maka harus diganti 1 unit CV joint. 3. Pemasangan Kembali/Perakitan Pemasangan kembali/perakitan dapat dilakukan sebagai berikut: a. b. Masukkan poros penggerak roda secara pelan-pelan ujung yang satu ke transaxle ujung yang lain ke hub roda. Kencangkan mur pengikat bantalan dengan momen 800 kg cm. Pasang steering knucle pada lower arm dan kencangkan mur dengan momen 850 kg cm.

c. d.

Pasang tie-rod dengan momen 600 kg cm.

Pasang kaliper dan piringan rem dengan momen pengencangan 200 kg cm. e. f. Pasang roda dan mur roda.

Turunkan mobil dan kencangkan mur roda. c. Rangkuman

1.

Suspensi independent menggunakan poros penggerak roda jenis Constan Velocity joint (CV joint). 2. Unit CV joint sangat sederhana dan jarang dilakukan pemeriksaan atau perbaikkan. 3. Bila CV joint rusak tidak bisa diperbaiki harus diganti. d. Tugas

1.

Lakukan pengamatan pada kendaraan dengan suspensi independent, buat gambar sederhana konstruksi dari poros penggerak rodanya! 2. Jelaskan cara kerja secara singkat poros penggerak rodanya? e. Test Formatif

1.

Gambarkan konstruksi dari CV joint dan sebutkan komponen-komponen utamanya? 2. Pemeriksaan apa saja yang dilakukan pada CV joint? f. Kunci Jawaban

1. 2. Pemeriksaan pada CV joint adalah a. Kekocakan out board joint

b. kelengkungan poros. c. Gerakan inboard d. Kebebasan inboard kearah radial. e. Alur-alur pada ujung poros. g. Lembar kerja

1. Alat dan bahan: a. b. 1 unit mobil dengan suspensi independent.

Peralatan: dongkrak, kunci pas/ring(sesuai kebutuhan), SST (sesuai kebutuhan). c. d. Alat ukur (jangka sorong, dial indikator). Gemuk, lap/marjun, pasir serbuk gergaji. 2. Keselamatan kerja: a. b. c. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya. Perhatikan dan ikuti petunjuk instruktur/guru. Gunakan alat keselamatan kerja bila digunakan. d. e. Minta buku manual bila perlu.

Perhatikan bagian-bagian yang rawan terhadap benturan keras. f. Jaga lantai dari genangan oli. 3. Langkah kerja: a. b. Persiapkan alat dan bahan.

Perhatikan petunjuk instruktur/guru.

c. d.

Lakukan pembongkaran unit poros penggerak roda secara cermat.

Lakukan pemeriksaan dengan teliti komponen-komponen poros penggerak roda.

e.

Buat catatan penting kegiatan praktek secara ringkas.

f. Diskusikan mengenai seluruh kondisi komponen, kemungkinan penyebab kerusakan, kemungkinan perbaikkannya, kemungkinan yang terjadi bila kerusakan tidak diperbaiki. g. Lakukan pemasangan kembali komponen-komponen yang telah diperbaiki atau diganti dengan baik dan benar. h. i. Diskusikan mengenai apa yang telah didapat tentang CV joint.

Setelah selesai kegiatan dan tempat kerja, kembalikan peralatan dan bahan keposisi semula. 4. Tugas a. b. Buatlah laporan pratikum secara ringkas dan jelas? Lengkapi dengan analisa dan kesimpulan! Buatlah rangkuman tentang pengetahuan yang baru setelah mengetahui kegiatan ini? BAB. III EVALUASI

A. Pertanyaan

1. 2. 3.

Jelaskan pemakaian poros penggerak roda jenis semi floating dan jenis CV joint? Gambarkan dan sebutkan komponen-komponen dari poros penggerak roda jenis semi floating? Pada unit poros penggerak roda belakang pemeriksaan-pemeriksaan apa saja yang dilakukan? 4. Gambarkan konstruksi dari CV joint dan sebutkan bagian-bagian utamanya? B. Kunci Jawaban

1. Poros penggerak roda semi floating dipakai pada kendaraan bersuspensi rigid dan penggerak rodanya adalah roda belakang. Sedangkan CV joint biasanya dipakai pada kendaraan bersuspensi independent penggerak rodanya depan.

2. 3.

Gambar poros penggerak roda jenis semi floating:

Pemeriksaan yang dilakukan pada unit poros penggerak roda belakang semi floating adalah a. Bearing/bantalan roda. b. c. Oli seal.

Poros roda meliputi perlengkungan, puntiran, keausan. 4. Gambar konstruksi dari CV joint. C. Kriteria Kelulusan

Aspek Skor (1-10) Kognitif (soal no 1 s/d 4) Ketelitian pemeriksaan pendahuluan Ketepatan prosedur praktik Ketepatan analisis hasil praktik Ketepatan waktu Keselamatan kerja Nilai Akhir

Bobot 3 1 2 2 1 1

Nilai

Keterangan Syarat lulus, nilai minimal 70 dengan skor setiap aspek minimal 7

Kriteria Kelulusan:

70 s.d 79 : memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan 80 s.d 89 : memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan 90 s.d 100: di atas minimal tanpa bimbingan BAB. IV PENUTUP

Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan siswa mempunyai kemampuan dan ketrampilan mengenai perbaikan poros penggerak roda serta dapat melaksanakan tugas-tugas dalam modul ini.

Dengan menyelesaikan modul kompetensi dan melaksanakan tugas-tugas serta evaluasinya dengan kriteria yang telah ditentukan siswa dapat dinyatakan lulus atau tidak lulus. Apabila siswa dinyatakan lulus maka siswa dapat melanjutkan modul berikutnya sesuai dengan peta kompetensi. Sedangkan siswa yang dinyatakan tidak lulus maka siswa harus mengulangi modul ini.

DAFTAR PUSTAKA Anonim (1994). Training Manual Drive Train Group, Jakarta: Penerbit PT. Toyota-Astra Motor. Anonim (tt). Step 2 Materi Pelajaran Chassis Group, Jakarta: Penerbit PT. Toyota-Astra Motor. Anonim (2003). N-Step Step 2 Chasis Training Materials Text, Jakarta: Penerbit PT. NISSAN. Posted in ilmu, otomotif

You might also like