You are on page 1of 22

HADRAH MADURA

Musik Islamik dari Madura


(Oleh Yosep Nurdjaman Alamsyah)

Madura

Gambar 1 Peta wilayah Madura Sember: www. Google. Com

Suku Madura merupakan etnis dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 6,8 juta jiwa. Mereka berasal dari Pulau Madura dan pulaupulau sekitarnya, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura tinggal di bagian timur Jawa Timur, dari Pasuruan sampai utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Situbondo dan Bondowoso, serta timur Probolinggo jumlahnya paling banyak dan jarang yang bisa berbahasa Jawa. Disamping suku Jawa dan Sunda, orang Madura juga banyak yang bertransmigrasi ke wilayah lain terutama ke Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Beberapa kota di Kalimantan seperti Sampit dan Sambas, pernah terjadi kerusuhan etnis yang melibatkan orang Madura. Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang Madura senang berdagang, terutama besi tua dan barangbarang bekas lainnya. Selain itu, banyak yang bekerja menjadi nelayan dan buruh.

Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta sifatnya yang temperamental dan mudah tersinggung, tetapi mereka juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja. Untuk naik haji, orang Madura sekalipun miskin pasti menyisihkan sedikit penghasilannya untuk simpanan naik haji. Selain itu, orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan larung sesaji). Harga diri, merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan orang Madura, karena mereka memiliki sebuah peribahasa lebbi bagus pote tollang, atembang pote mata. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Sifat yang seperti ini melahirkan tradisi carok pada masyarakat Madura.
I. Sejarah Hadrah Madura

Gambar 2 Jenis Kesenian Hadrah dari Madura, kesenian ini sangat kental dengan nafas keislaman Sumber: video dokumentasi Prof. Sri Hastanto

Bagi sebagian masyarakat Madura, hadrah sering dipergunakan sebagai pengiring dalam acara pernikahan. Seni budaya yang bernafaskan Islam ini, sebenarnya sudah lama ada dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Apa yang melatarbelakangi berdirinya?

Menurut catatan sejarah, Kesenian Hadrah di Kabupaten Sampang mulai diperkenalkan kepada masyarakat sekitar tahun 1939. Tokoh yang mempelopori kesenian ini adalah K. H. Makki, beliau adalah seorang ulama kharismatik saat itu. Awalnya, kesenian yang bernafaskan Islam ini bertujuan untuk membangunkan kaum muslim untuk bersantap sahur pada bulan Ramadhan, serta dimainkan dalam acara walimatul urs sebagai pertanda diberlangsungkannya pernikahan. Setelah kesenian ini berkembang pesat, sekitar tahun 1950-an dibentuklah persatuan Hadrah Natijatus Salaf (NS) yang beranggotakan semua jam'iyah hadrah yang ada di Sampang. Tujuan dibentuknya jam'iyah ini, menjaga kelestarian dan keabadian kesenian hadrah. Tokoh yang pernah tercatat memimpin jam'iyah ini adalah K. H. Makki, K. H. Hasyim Makki, K. H. Baidhowi, K. H. Zayyadi, K. H. Syakur Hasyim, dan K. H. Umar Mansur Zayyadi sampai sekarang. Setiap tahun sekali, bertepatan dengan malam tanggal 12 Rabiul Awal, kelompok jam'iyah Hadrah Natijatus Salaf ini mengadakan pagelaran seni bersama dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Agung Sampang. Masing-masing jam'iyah berusaha menampilkan kekompakan dan keserasian permainan timnya. Kesenian hadrah ini, biasanya dimainkan oleh 23 sampai 45 orang, bahkan ada keterangan yang mengatakan bahwa Kesenian hadrah ini mencapai 75 sampai 100 orang. Perkembangan saat ini, selain digelar dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW dan pernikahan, kesenian ini juga mulai ditampilkan di setiap acara-acara hari besar nasional dan hari besar Islam yang lain. Bahkan sering tampil dalam acara khitanan dan walimatul haji. Musik yang paling popular di kalangan masyarakat oreng alem (istilah untuk mengidentifikasi orang yang taat dalam beragama Islam) adalah Terbang Hadrah. Oreng alem yang dominan di Madura seakan-akan memberikan pemainnya

dukungan yang kuat terhadap eksistensi jenis musik ini. Awalnya, Terbang Hadrah menjadi simbol musik pesantren, kemudian berkembang menjadi musik milik komunitas yang jauh lebih luas. Maka dari itu bermunculan ratusan kelompok-kelompok hadrah yang selalu memenuhi events perayaan keagamaan, arisan desa maupun komunitas kecil, hingga event yang disponsori pemerintah (festival hadrah). Tingkat kompetisi yang sangat tinggi ini memang cenderung terjadi pengembangan yang luar biasa. Bahkan aspeknya sampai ke urusan panggung yang dirancang seperti bangunan mesjid, disertai pemasangan lampulampu beraneka warna dan pelepasan lampion. Keadaan pementasan dibuat sedemikian megah dan gemerlap. Hal yang biasa terjadi di banyak tempat, jenis musik ini sering ditarikan dalam atmosfir koreografi ruddhat1 ( baca: rodat). Instrumen yang dipergunakan dalam jenis musik ini adalah alat musik terbang, yang terbagi ke dalam tiga polar ritem, antara lain:
1. Korbhian, artinya: induk. Pola korbhian menjadi dasar pembentukan

kalimat ritme yang biasanya dimainkan oleh terbang ukuran besar (dimainkan dengan dua pemain terbang).
2. Buduan, artinya: anak. Pola ritemnya merupakan sisipan sederhana dari

pola utamanya. Dimainkan oleh dua pemain terbang dengan warna suara lebih ringan.
3. Pecaan, artinya pemisah. Pola ritem inilah yang mampu menghidupkan

kesatuan interlocking pada musik ini. Biasanya, tingkat kecermelangan variasi ritem dapat dilihat dari polar ritem ini. Musik terbang hadrah semakin bergairah ketika mereka mulai memasukkan instrumen jidor (bedug atau bass drum) yang sangat mendominasi kesan ritem secara keseluruhan. Apalagi dalam sebuah pertunjukan, jidor tidak hanya ditabuh biasa, melainkan ditabuh dengan cara digendong sambil melakukan atraksi yang memukau menyatu dengan kelompok penari ruddhat.

Ruddat adalah salah satu jenis tarian yang berasal dari Provinsi Banten.

Setiap pementasan, mereka tetap memegang model ritme standar, yaitu: mateno, jus, yahum, pinjang, jus pinjang (dua yang terakhir jarang dilakukan). Pola-pola ritem tersebut sama sekali tidak mempengaruhi nyanyian yang dibawakan para nasyid. Tidak seperti halnya musik gambus, kesenian hadrah ini tidak berhubungan lagi dengan masyarakat Arab di Sumenep, bahkan citra musiknya sekalipun. Salah satu kelompok hadrah yang masih ada dan berkembang di Madura adalah kelompok Ki Lemah Duwur. Kelompok ini berada di daerah Madura, tepatnya di Barat Tambak, Bangkalan, Madura. Hadrah Ki Lemah Duwur ini pemainnya semua laki-laki, dari yang umurnya masih remaja sampai orang tua yang berumur 60-an ikut dalam kelompok hadrah tersebut. Namun, kebanyakan pemainnya sudah berumur 30 ke atas. Tetapi walaupun mereka sudah berumur, pertunjukan yang mereka sajikan sangat bagus, atraktif, dan dinamis.
II. Instrumen Musik dalam Handrah

Unsur musikal yang terdapat di dalam kesenian hadrah ini sangat mendukung terhadap jalannya pembentukkan kesenian hadrah tersebut. Karena unsur musik dan teks lagu hadrahnya saling mendukung dan menghasilkan sebuah karya musik yang bagus dan sangat menarik untuk disimak. Adapun alat-alat musik yang biasa dipakai dalam pertunjukan kesenian hadrah ini adalah sebagai berikut: 1. Rebana

Gambar 3 Alat musik rebana

yang dipakai dalam pertunjukan hadrah Sumber: www. Google. Com

Rebana atau tebrang adalah salat satu alat musik yang berfungsi untuk mengiringi hadrah. Rebana ini merupakan alat yang sangat dominan dalam pertunjukan hadrah. Warna suara yang dihasilkan oleh rebana ini sangat singkron dengan teks lagu hadrah, karena dengan pola motif pukulan yang dihasilkan oleh rebana tersebut lebih ke nuansa Arab atau Timur Tengah, sehingga kesesuaian antara teks lagu hadrah yang menggunakan bahasa Arab dengan pola motif pukulan rebana yang terjalin dengan sangat dinamis dan enak untuk didengar. Rebana merupakan alat musik yang terbuat dari kayu, yang dibentuk bulat yang bagian atas dan bawahnya dibuat bolong yang dibentuk seperti elips. Jarak antara lubang atas dan bawahnya sekitar lima centimeter sampai sepuluh centimeter. Lubang bagian atas ditutup dengan kulit yang terbuat dari kulit sapi atau kulit kerbau. Untuk mengencangkan kulitnya, dibagian ujung kulit ditempelkan ke kayu, kemudian dikencangkan dengan menggunakan paku payung atau dapat juga dengan menggunakan paku. Cara memainkan rebana yaitu dengan menggunakan telapak tangan. Jadi telapak tangan kita langsung dipukulkan ke membran atau ke muka kulit rebana tersebut. Suara yang dihasilkan oleh rebana ini bisa keras dan juga bisa pelan atau lirih, tergantung kepada pemain memukul rebananya. Keras dan lirihnya suara rebana di dalam hadrah disesuaikan dengan teks lagu hadrah itu sendiri dan disesuaikan pula dengan gerakan tari yang dibawakan oleh pemain hadrahnya sendiri. Rebana di dalam pertujukkan hadrah ini mempunyai dua fungsi, yakni sebagai berikut:
a. Berfungsi untuk mengiringi teks lagu yang dibawakan oleh vokal

yang mandiri atau vokal solo; dan b. Berfungsi untuk mengiringi tarian yang dibawakan oleh para pemain hadrah itu sendiri.

2. Bedug atau Jidor

Gambar 4 Alat musik bedug atau jidor yang digunakan dalam hadrah Sumber:video dokumentasi Prof. Sri Hastanto

Bedug di dalam hadrah juga merupakan salah satu alat musik yang sangat dominan terhadap musikalitas yang terdapat dalam hadrah tersebut, karena warna suara bedug yang low2, sehingga ritmik yang dihasilkan oleh bedug tersebut merupakan titik dasar tempo ketika jalannya pertunjukan hadrah. Bedug terbuat dari kayu yang besar dengan panjang satu meter, kemudian diameternya lima puluh centimeter . Kayu tersebut bagian tengahnya dilubangi, sehingga pada bagian tengahnya bolong. Pada salah satu ujung lobangnya tersebut ditutup dengan kulit kerbau, kemudian untuk mengencangkan kulit tersebut dengan menggunakan bambu tali yang dilingkarkan ke ujung kayu yang akan ditutup oleh kulit, kemudian ujung kulit tersebut dililitkan ke bambu tali, sehingga kulitnya menjadi nempel dan kuat. Bedug mempunyai diameter yang cukup besar, sehingga suara yang dihasilkanya pun warna suaranya ngebass.
2

Low merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris yang artinya rendah. Maksudnya adalah bahwa suara bedug ini menghasilkan warna suara yang rendah.

Bedug ini cara memainkannya dengan menggunakan alat pemukul, yang terbuat dari kayu, bentuknya seperti tabung dengan panjang tiga puluh centimeter dan diameter lima centimeter, kemudian disalah satu ujungnya dibentuk bundar seperti bola. Posisi menggunakan alat pukulnya yaitu tangan memegang sebelah kayu yang datar, kemudian yang bagian bundarnya dipukulkan ke bedug. Bedug di dalam hadrah ini mempunyai fungsi untuk mengiringi teks lagu dan untuk mengiringi tarian hadrah. 3. Kendang

Gambar 5 Kendang yang dipakai dalam hadrah posisi tidur dengan tali yang bersilang Sumber: video dokumentasi Prof. Sri Hastanto

Menurut pengamatan saya, ketika melihat dan menyimak pertunjukan dari video yang dijadikan bahan untuk dianalisis, posisi kendang dalam hadrah ini fungsinya tidak terlalu dominan seperti rebana dan bedug. Kesimpulan saya ketika melihat video hadrah, kendang di sini berfungsi sebagai metronom, yang nantinya saling bersahutan dan saling mengisi dengan alat musik dogdog. Kesatuan yang dibangun antara kendang dan dogdog memberikan warna ornamentasi perkusi yang sangat bagus dan enak untuk didengar. Kendang dalam hadrah ini bentukanya sama dengan kendang yang berasal dari Makasar. Kendangnya berbentuk simetris datar, dan berbeda dengan kendang yang berasal dari Jawa barat yakni kendangnya berbentuk simetris cembung. Cara

memainkan kendang yaitu dengan menggunakan telapak tangan, sama seperti cara memainkan rebana. Cara membuat kendang pada dasarnya semuanya sama, namun dari segi bentuk yang membedakan, kemudian bentuk itu pula yang menjadikan identitas asal masing-masing kendang tersebut. Kendang hadrah terbuat dari kayu yang besar dengan panjang enam puluh centimeter, kemudian diameternya tiga puluh centimeter. Kayu tersebut bagian tengahnya dilubangi, sehingga pada bagian tengahnya bolong. Kedua ujung lobangnya tersebut ditutup dengan kulit Kerbau, kemudian untuk mengencangkan kulit tersebut dengan menggunakan bambu tali yang dilingkarkan ke ujung kayu yang akan ditutup oleh kulit, kemudian ujung kulit tersebut dililitkan ke bambu tali, sehingga kulitnya menjadi nempel dan kuat. Untuk mengencangkan antara ujung atas dan ujung bawah agar kulitnya bisa distem, yaitu dengan menggunakan tali yang terbuat dari kulit, kemudian tali ini disampulkan ke tiap ujung dari membran kendang sekelilingnya. 4. Tambourin

Gambar 6 Alat musik tambourin dalam pertunjukan hadrah Sumber: video dokumentasi Prof. Sri Hastanto

Menurut pendapat penulis tambourin merupakan salah satu alat musik yang dipergunakan dalam pertunjukan hadrah. Kedudukan tambourin di dalam hadrah ini sangat memberikan warna yang khas, artinya warna suara yang dihasilkan oleh

tambourin ini selain memberikan tempo, tambourin juga memberikan kesan hangat dan rame, kemudian memberika efek semangat kepada pada pemain hadrah tersebut. Apabila tambourin tidak ada dalam pertunjukan hadrah ini rasanya ada sesuatu yang kurang sempurna. Dokumentasi foto di atas merupakakan gambar tambourin yang tidak utuh, sebenarnya tambourin yang masih bagus itu bentuknya utuh tidak potong seperti itu, mungkin karena cara memainkan tambourinya yang salah. Seharusnya cara memainkan tambourin itu dipukulkan ke telapak tangan sebelah kanan atau sebaliknya, tidak dipukulkan ke tanah seperti yang terlihat di foto. Hal itu yang menyebabkan tambourinya menjadi rusak dan patah. Bentuk tambourin yang utuh dan bagus yaitu sepeti gambar di bawah ini.

Gambar 7 Alat musik tambourin Sumber: www. Google. Com

5. Maruas

Gambar 8 Alat musik maruas yang digunakan dalam hadrah

Sumber: www. Google. Com

Kedudukan alat musik Maruas dalam hadrah ini sama dengan alat musik rebana. Namun, pola menabuhnya saling bergantian dengan rebana. Maksudnya ketika rebana yang dimainkan oleh pemain yang berada di shap pertama berhenti kemudian langsung disambung dengan permainan rebana pada shap ke dua dan ke tiga bersamaan dengan Maruas. Pola ritmiknya bersautan atau imbal dengan pola motif permainan rebana. Paduan yang terjalin antara Maruas dengan Tambourin sangat dinamis, sesuai dengan fungsinya yakni sebagai pengiring teks lagu dan mengiringi tarian yang dibawakan oleh pemain yang berada di shap pertama. 6. Dogdog

Gambar 9 Alat musik dogdog dalam pertunjukan hadrah Sumber: video dokumentasi Prof. Sri Hastanto

Sebagaimana yang telah dijelasken sepintas masalah dogdong di penjelasan kendang, bahwa dogdog di dalam hadrah ini perannya sama seperti kendang. Dogdog dengan kendang dalam pertunjukannya menjalin satu-kesatuan yang dinamis. Pola motif tabuh yang dimainkan oleh dogdog dan kendang masingmasing saling mengisi. Fungsinya sama seperti kendang, yakni sebagai pengiring teks lagu dan tarian yang dibawakan oleh pemain hadrah tersebut.

Dogdog terbuat dari kayu yang dengan panjang empat puluh lima centimeter, kemudian diameternya tiga puluh centimeter. Kayu tersebut bagian tengahnya dilubangi, sehingga pada bagian tengahnya bolong. pada salah satu ujung lobangnya tersebut ditutup dengan kulit kerbau, kemudian untuk mengencangkan kulit tersebut dengan menggunakan bambu tali yang dilingkarkan ke ujung kayu yang akan ditutup oleh kulit, kemudian kemudian ujung kulit tersebut dililitkan ke bambu tali, sehingga kulitnya menjadi nempel dan kuat. Warna suara yang dihasilkan oleh dog-dog ini sama dengan suara kendang pada hadrah ini. Cara memainkannya yaitu dengan menggunakan telapak tangan, sama percis seperti cara memainkan kendang.
III. Kostum yang Dipakai dalam Pertunjukan Hadrah

Pada dasarnya baju atau kostum yang dipergunakan dalam pertunjukan hadrah ini tidak mempunyai pakaian yang khusus seperti baju yang dipakai oleh jenis-jenis kesenian yang lain, misalnya kostum Tari Badaya, Cakil, dan lain-lain. Adapun kostum yang dipakai dalam pertunjukan hadrah ini adalah sebagai berikut: a. Pakaian Koko Pakaian atau kostum yang dipakai dalam pertunjukan hadrah yaitu dengan menggunakan baju dengan motif Koko, biasanya baju Koko ini sering digunakan oleh orang yang mau melaksanakan shalat, pengajian, atau pertemuan-pertemuan yang bertemakan Islami. Biasanya baju Koko yang digunakan warnanya bebas, tetapi apabila eventnya seperti festival, warna baju yang dipergunakan harus sama sesuai dengan kesepakatan bersama. Ada kebiasaan warna baju Koko yang digunakan oleh pemain hadrah yaitu dengan menggunakan baju Koko yang berwarna putih. Kepana warna putih? Karena dalam kepercayaan agama Islam warna putih merupakan warna yang suci. Jadi, sudah barang tentu semua orang sebagai penganut agama yang baik, kesucian harus dicapai, salah satunya yaitu dengan menggunakan baju yang berwarna putih.

b. Peci atau Kopiah Salah satu perlengkapan kostum yang dipakai dalam pertunjukan hadrah yaitu dengan menggunakan peci atau kopiah. Kopiah biasanya digunakan untuk menutupi kepala dan rambut. Kopiah di Indonesia sudah menjadi salah satu identitas warga Indonesia yang menganut agama Islam, namun apabila dibandingkan dengan negara-negara di Eropa misalkan Yunani, Rusia, mereka juga suka memakai kopiah. Kopiah yang dipakai oleh orang Eropa yang diluar agama islam adalah salah satunya dipergunakan untuk kostum dalam pertunjukan tari. Kembali ke pembahasan hadrah, kopiah yang dipergunakan dalam pertunjukan hadrah menggunakan warna yang bebas, kemudian coraknya juga bebas. Tetapi ketika pertunjukka hadrah tersebut memasuki ranah festival, maka para pemainnya menggunakan kopiah dengan warna, bentuk, dan corak yang sama sesuai dengan kesepakatan bersama. c. Sarung Sarung merupakan salah satu perlengkapan kostum yang dipergunakan dalam pertunjukan hadrah. Sarung dipakai untuk menutupi wilayah aurat laki-laki. Sarung juga biasanya dipergunakan oleh orang yang akan melaksanaka shalat, pengajian, dan lain-lain. Warna yang dipergunakan dalam pertunjukan hadrah ini tidak ada ketentuan yang khusus, kecuali pertunjukannya masuk ke events yang resmi, festival, tentunya akan menggunaka sarung dengan warna yang sama, sehingga nilai estetiknya akan muncul. Perlengkapan kostum yang diutarakan di atas merupakan kostum yang dipergunakan ketika pertunjukan hadrah dengan para pemain semuanya laki-laki. Tetapi apabila personilnya perempuan tentunya tidak mungkin memakai kostum yang biasa dikenakan oleh pemain laki-laki. Kostum yang dipergunakan oleh pemain hadrah wanita, biasanya memakai pakaian yang menutup aurat, diantaranya adalah: memakai baju dengan tangan

panjang, berjilbab, kemudian celana yang diapakai juga biasanya menggunakan motif rok yang panjangnya sampai mata kaki. Pakaian yang dipergunakan menggunakan warna yang sama sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati bersama.

Gambar 10 Pertunjukan hadrah perempuan dalam event festival Sumber: Www. Google. Com

IV. Stuktur Penyajian Hadrah Ketika menyimak struktur secara keseluruhan dari pertunjukan hadrah tersebut, maka apabila disusun dari awal pertunjukan sampai akhir pertunjukannya sebagai berikut:
a. Vokal

Pertunjukan hadrah ini diawali dengan lantunan vokal

solo, dengan

manggunakan teks lagu yang berbahasa Arab atau tepatnya lantunan vokal solo ini berupa shalawat Nabi Muhammada SAW. Pembawaan vokal solo ini tanpa diiringi oleh musik, jadi kalau dimasukan ke dalam rumpun istilah vokal Sunda, jenis vokal tersebut dinamakan sekar irama merdika3. Laras yang digunakan untuk melantunkan teks lagu hadrah tersebut yakni lebih ke nada-nada Timur Tengah, namun setelah penulis simak ternyata laras yang digunakan untuk melantunkan teks lagunya yaitu dengan menggunakan laras pelog pada gamelan Jawa.

Sekar irama merdika adalah pembawaan vocal dengan tanpa irama. Artinya vokalis yang membawakan teks lagunya yakni tanpa ada tempo yang mengikatnya.

Adapun teks lagu yang dilantunkannya yakni sebagai berikut: Bismilaalhirrohmaanirrohiim Innalloha malaaikatuhu yusolluu alannabi Yaa ayyuhalladziina aamanuu solluualaihi wasallimu tasliimaa Allohummasolli wasallim wabaarikalaih Setelah vokal solo melantunkan teks lagu di atas, kemudian dilanjutkan dengan lantunan vokal bersama dengan teks lagu sebagai berikut: Waalaa alihii wasohbih Setelah itu, masuk vokal solo dan vokal bersama dengan teks lagu sebagai berikut: Vokal solo: Alloohu yaa maulaa maulla Alloohu yaa maulaa maulaa Yaa khoirolhadasi mubiin maulaa Yaa khoirolhadasi mubiin maulaa Vokal bersama: Alloohu yaa maulaa ya maulla Alloohu yaa maulaa ya maulaa Alloohu yaa maulaa Yaa khoirolhadasi mubiin ya maulaa Vokal solo: Ainal kitaaba kholii maulaa Affaturridhoo fasmudii maulaa Yaumul kitaajul madri Issaibil awaakul mubiin maulaa

Vokal bersama: Alloohu yaa maulaa ya maulla Alloohu yaa maulaa ya maulaa Alloohu yaa maulaa Yaa khoirolhadasi mubiin ya maulaa Vokal solo: Yaa mutaii mubinaa maulaa Yaiimu hattuu motirii maulaa Ya aanallihaabil hudaa Wakuuniladuu listanii maulaa Vokal bersama: Alloohu yaa maulaa ya maulla Alloohu yaa maulaa ya maulaa Alloohu yaa maulaa Yaa khoirolhadasi mubiin ya maulaa Vokal solo: ya mingkolbu biikufrikuu annahabikuu abadii anna yaanabii ya Muhammad amin waafidi minyasiid Vokal bersama: Alloohu Allooh Alloohu alloohu allooh Alloohu alloohu allooh Alloohu alloohu allooh Yaakhoiril annaa bil mubiin

Vokal solo: Suunnal hadii alaikal soddaa mungtasii Wasaki aduuma akoo Wahukkil hakkuu abadii Vokal bersama: Alloohu Allooh Alloohu alloohu allooh Alloohu alloohu allooh Alloohu alloohu allooh Yaakhoiril annaa bil mubiin Vokal solo: Ya tabla maziid aminnal ilmuu annabi sollu Sullu rii farid yahuu Afatur hakkuu aahuakiyyaa Idakoitaa koyamusadid yahuu Vokal bersama: Yaamagissamii ibdikolabii Yaamagissamii ibdikolabiyahuu alaisal mubii idna Muhammad alaisal mubii idna Muhammad yahuu Vokal solo: Ayyasannumaa umman haffatuu Abilan kitaab ifakodroobiyyahuu Allaunal ijib ijibrinnabii Aukonibtihii tihisumajidyahuu

Vokal bersama: Yaamagissamii ibdikolabii Yaamagissamii ibdikolabiyahuu alaisal mubii idna Muhammad alaisal mubii idna Muhammad yahuu

Vokal solo: Annayannabi nabiyahuda amitfafiidik fidiklialik Alloohu allooh alloohu allooh ya khoirul anna annabil mughdi Assolinalan alanmustofa kitil wama wamabilmughdi Alloohu allooh alloohu allooh ya khoirul anna annabil mughdi Alloohu allooh alloohu allooh ya khoirul anna annabil mughdi Alloohu allooh alloohu allooh ya khoirul anna annabil mughdi

b. Instrumen Musik

Pola tabuh instrumen dalam pertunjukan hadrah ini terbagi menjadi tiga bagian, yakni penulis menggunakan istilah musiknya sebagai berikut:
1) Bagian awal, vokal tanpa iringan musik; 2) Bagian kedua, vokal menggunakan iringan musik; dan

3) Bagian ketiga, vokal menggunakan iringan musik yang menggunakan motif imbal. Masing-masing instrumen memainkan alatnya dengan motif sebagai berikut: a) Bedug d d d d

b) Rebana Motif pertama dimankan secara bersama-sama: T t t t t

Motif kedua diaminkan secara imbal dengan motif yang dibagi-bagi, sehingga akan menghasilkan motif seperti berikut: tt t tt t tt t tt t cara memainkannya ditekan

tt t tt t tt c) Kendang

t tt

cara memainkannya dilepas

Sebagaimana yang telah dijelaskan di sub-bab instrumen, bahwa fungsi kendang dalam penyajian hadrah ini yakni sebagai metronom atau alat untuk memperkuat ketukan sebagai pegangan untuk tempo semuat instrumen. t t t d) Tambourin Tambourin menggunakan ritmik seperti berikut: t t t t t t t t t kendang congo atau membran bagian kanan kendang bagian memberan kiri

e) Dogdog Dimainkan secara berulang-ulang, dan hasilnya akan bersahutan dengan motif kendang. T t t t t

f) Maruas Pada dasarnya motif ritmik maruas ini sama dengan motif rebana, jadi fungsinya sebagai pengental dari ritmik yang sudah ada. Ketika rabana shap depan berhenti, maruas yang mengisi kekosongan rebana dengan motif yang sama seperti rebana. tt t tt t tt t tt t

Kesimpulan

Kesenian hadrah ini merupakan salah satu jenis kesenian yang sangat erat kaitannya dengan nuansa keagamaan, khususnya agama Islam. Walaupun pada aplikasinya kesenian kadrah ini sering pertunjukan di tempat nikahan, khitanan, atau acara-acara keagamaan, misalkan Muludan, Rajaban, dan lain-lain. Tetapi dengan menggunakan teks lagu yang berbahasa Arab, kemudian warna musikalnya pun lebih ke nuansa Timur Tengahan, maka jelaslah bahwa kesenian hadrah ini sangat kental dengan keagama Islamannya. Kegiatan-kegiatan festival yang diselenggarakan baik oleh pemerintahan Madura, atau oleh organisasi-organisasi tertentu yang respek terhadap perkembangan kesenian hadrah ini, merupakan salah satu langkah supaya hadrah tidak mencapai kepada titik kepunahan. Demikian analisis penulis tentang Hadrah Madura, mudah-mudahan tulisan ini bisa bermanfaat bagi pembaca. Musik Nusantara adalah milik seluruh warga Indonesia. Kita sebagai insan negara yang baik, sudah barang tentu berkewajiban untuk menjaga dan melestarikan Musik Nusantara yang kita miliki.

Daftar Pustaka

http://etnomusikologisolo.wordpress.com/2010/04/06/budaya-musik-daerah-etnismadura/. 24-11-10. 15.30. http://hanafimohan.blogspot.com/2009/05/cerbung-senja-merah-jingga-16seni.htm. 24-11-10. 15.55. http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Madura. 25-11-10. 14.30 Kuntowijoyo, Madura: Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris 1850-1940. Yogyakarta: Matabangsa, 2002. http://www.indonesiaindonesia.com/f/15122-sejarah-carok-madura/. 16.00. 26-11-10.

You might also like